Oleh :
Praktek: Rumah:
Jl. Bukit Jimbaran No. 123 Jl. Bukit Jimbaran No. 88
Badung Badung
Tlp. (0361) 87654321 Tlp. 08123456789
Nama Kota √
Tanggal resep √
Inscriptio Nama obat √
Kekuatan/potensi obat √
Jumlah obat √
Informasi lain √
Penutup Paraf √
Tanda tangan √
Identitas pasien Nama √
Alamat √
Umur √
Jenis kelamin √
Berat badan √
Pada tabel persyaratan diatas dapat diketahui bahwa data pada identitas dokter
sudah tercantumkan. Berdasarkan persyaratan administratif resep yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 35 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, diketahui bahwa identitas
dokter penulis resep sudah lengkap. Menurut Permenkes RI No
512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran, penulisan SIP dokter diperlukan untuk menunjukkan bahwa dokter
penulis resep secara tertulis terbukti telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan
praktik kedokteran. Hari dan jam kerja diperlukan guna mempermudah dalam
menghubungi dokter penulis resep apabila terdapat permasalahan terkait resep serta
meminta persetujuan dari dokter penulis resep terkait pertimbangan apoteker dalam
mengatasi permasalahan tersebut (Rahmawati dan Oetari, 2002).
Waktu minum obat dari masing-masing obat tidak terdapat pada resep. Waktu
minum obat berkaitan pemberian obat pada pagi, siang atau malam hari dan diberikan
sebelum makan, bersamaan dengan makanan atau setelah makan. Waktu minum obat
terikai dengan interaksi obat tersebut guna mengoptimalkan efektivitas obat yang
digunakan.
Hasil skrining administratif menunjukkan bahwa Identitas pasien pada resep
juga tidak lengkap, yaitu kurangnya data mengnai berat badan dan tinggi badan
pasien juga tidak terdapat. Identitas pasien penting diketahui untuk menjamin obat
diberikan kepada pasien yang tepat, yang dilihat dari data nama dan alamat, dan obat
diserahkan dalam bentuk sediaan obat serta dosis yang tepat sesuai umur dan berat
badan pasien. Karena pada resep tidak terdapat data berat badan pasien, maka perlu
dilakukan penggalian informasi pasien dari pembawa resep ataupun dari pasien.
a. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan obat dalam resep tidak tercantum, sedangkan untuk yang
tersedia di pasaran zycin, erdobat adalah dalam bentuk kapsul sedangkan aldisa
SR dalam bentuk kapsul lepas lambat dan sanexon dalam bentuk tablet.
b. Potensi
Potensi zycin telah tercantum pada resep yaitu 500 mg. Potensi untuk sanexon
telah tercantum pada resep yaitu 8 mg, aldisa SR dan erdobat yang tersedia
dipasaran hanya satu pilihan sehingga digunakan sediaan yang ada.
c. Stabilitas
Sediaan pada resep cukup stabil karena merupakan sediaan jadi tunggal dan
tidak mengalami perubahan bentuk atau kemasan karena peracikan. Masing-
masing sediaan tersebut cukup stabil pada suhu ruangan, yaitu pada suhu 15-
30oC, dan kering. Penyimpanan ketiga sediaan tersebut sebaiknya dijauhkan
dari sinar matahari langsung.
d. Inkompaktibilitas
Dalam resep tidak terdapat kegiatan pencampuran dari masing-masing sediaan
dan diserahkan dalam bentuk sediaan sehingga masing-masing sediaan pada
resep tidak terdapat masalah inkompaktibilitas.
2. Tepat Obat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelahdiagnosis ditegakkan
dengan benar.Dengan demikian, obatyang dipilih harus yang memiliki efek terapi
sesuai denganjenis penyakit (KemenKes RI, 2011).
Dari data subyektif dan obyektif yang diperoleh dapat diketahui pasien
mengalami ISPA atau Common cold. ISPA atau Common cold biasanya
disebabkan oleh salah satu dari beberapa virus pernapasan , yang paling sering
rhinovirus . Virus ini berkonsentrasi di sekret hidung mudah menular melalui bersin ,
batuk. Tanda dan gejala common cold biasa seperti demam , batuk , pilek , hidung
tersumbat, sakit tenggorokan , sakit kepala , dan mialgia. Common cold biasanya
ditangani dengan terapi simptomatis(Fashner et al, 2012).
Antibiotik (Zycin) dan mukolitik (Erdobat) tidak dugunakan dilihat dari algoritme
terapi.
3. Tepat Dosis
Tepat dosis adalah jumlah obat atau dosis yang diresepkan kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan individual dari pasien dan dosis yang diberikan berada dalam
rentang terapi. Berikut adalah perbandingan kesesuaian dosis resep dengan dosis
pustaka.
Nama obat Dosis Pustaka Dosis Resep Keterangan
Aldisa SR Loratadine 5 mg, Loratadine 5 mg, Dosis : sesuai
pseudoephedrine pseudoephedrine sulfate
sulfate 120 mg 120 mg
Jumlah : 10 kapsul lepas
lambat
Frekuensi : 2 kali sehari
Durasi : 5 hari
Sanexon Methylprednisolone 8 Methylprednisolone 8 mg Dosis : sesuai
mg pertablet Jumlah : 10 tablet
Frekuensi : 3 kali sehari
Durasi : ±3 hari
4. Tepat pasien
Pasien wanita dewasa berumur 35 tahun, sehingga pemberian sediaan bentuk
kapsul dan tablet sudah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien. Selain itu
tidak ada kontraindikasi antara obat dengan kondisi pasien sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan obat - obat pada resep ini sudah tepat pasien.
5. Waspada Efek Samping
Tidak ada efek samping yang sangat serius dan perlu diwaspadai.(Lacy et al,
2011).
Obat Komposisi Efek samping
Aldisa SR Loratadine 5 mg, Insomnia, mulut kering
pseudoephedrine sulfate 120
mg
Sanexon Methylprednisolone 8 mg Gangguan cairan dan
pertablet elektrolit, lemah otot,
menghambat pertumbuhan
pada anak
Care Plan
Pasien menderita common cold, pasien direkomendasikan untuk melaksanakan
terapi non-farmakologi dan farmakologi.
a. Terapi non-farmakologi
- Pasien diminta untuk minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Selain
b. Terapi farmakologi
- Pasien diberikan 3 jenis sediaan yaitu Fludane syrup, Zenirex syrup dan Lacto B
sachet.
- Pemberian informasi kepada pasien mengenai obat yang digunakan, cara penggunaan
obat, aturan pakai obat, waktu penggunaan obat, dan efek samping obat yang
mungkin terjadi
Ny Wulan (35th)
Aldisa SR
2 x sehari
sesudah makan
BUD 6 bulan
TTD Apoteker
Apotek Nayaka Farma
Jl. BukitJimbaran No.23
Badung-Bali
Telp: (0361) 7223321
Ny Wulan (35th)
Sanexon
3 x sehari
sesudah makan
BUD 6 bulan
TTD Apoteker
Daniel Y.T.G., Lynette P.C.S., Lee B.W. 1999. Acute Respiratory Tract Infections in
Children : Outpatient Management. National University Hospital: Buletin 10.
Fashner J et al. 2012. Treatment of the Common Cold in Children and Adults.
American Family Physician. 2012 Jul 15;86(2): 153-159.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027 tahun 2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36. Pharmaceutical
Press : London Chicago.