Anda di halaman 1dari 56

PELAYANAN FARMASI KLINIS DI

APOTEK
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada
Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic
untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien
sesuai peraturan yang berlaku

Peraturan Menteri Kesehatan no. 35 tahun


2014
STANDAR PENULISAN RESEP

inscription, meliputi identitas dokter diantaranya nama dokter, SIP dokter,


alamat dokter, nomor telepon, tempat dan tanggal penulisan resep.

invocation, yaitu tiap resep dimulai dengan R/.

prescreption, terdiri dari nama obat, kekuatan obat yang diberikan


dan jumlah obat.

Signatura, nama pasien, jenis kelamin pasien, umur pasien, berat


badan pasien, alamat pasien, dan aturan pakai obat,

Subcription paraf atau tanda tangan dokter


PELAYANAN DAN PENGKAJIAN RESEP

Tujuan

mencegah terjadinya kelalaian pencantuman


informasi, penulisan resep yang buruk dan
penulisan resep yang tidak tepat (Katzung, 2004).
DEFINISI PELAYANAN RESEP

Suatu proses pelayanan terhadap permintaan


tertulis dokter, dokter gigi, kepada apoteker
untuk menyediakan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
TUJUAN PELAYANAN RESEP

Pelayanan tepat pasien


farmasi yang
menyeluruh
tepat obat
sehingga
dapat
tepat dosis

tepat kombinas

tepat cara pemakaian

tepat indikasi

tepat waktu dan tepat harga.


PENGKAJIAN & PELAYANAN RESEP

Apoteker harus melakukan pengkajian


Resep sesuai persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik, dan persyaratan
klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan.

PMK RI No. 58 Tahun 2014


PELAYANAN RESEP
 Dimulai dari

Penerimaan, Pemeriksaan
Pengkajian Resep,
ketersediaan,

Penyiapan Sediaan Farmasi, termasuk peracikan Obat,


Alat Kesehatan, dan Bahan pemeriksaan, penyerahan
Medis Habis Pakai disertai pemberian informasi.
PROSEDUR TETAP PELAYANAN RESEP

meliputi:

Skrining Resep

Penyiapan sediaan farmasi dan


pembekalan

Penyerahan sediaan farmasi dan


pembekalan kesehatan
Pelayanan Resep

Pengkajian Resep

Persyaratan Persyaratan
Persyaratan Klinik
Administratif Farmasetik

Untuk pasien
rawat inap atau
rawat jalan

Upaya Pencegahan Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat (Medication


Error)

Menganalisa Adanya Masalah Terkait Obat

Konsultasikan Kepada Dokter Penulis


Jika Ada
Resep
PMK RI No 58 Tahun 2014
A. PENGKAJIAN RESEP
(SKRINNING RESEP)

Persyaratan persyaratan persyaratan klinis


administrasi farmasetik

• nama, umur, • nama Obat, • ketepatan


jenis kelamin, bentuk dan indikasi, dosis
berat badan kekuatan dan waktu
dan tinggi sediaan; penggunaan
badan pasien; • dosis dan Obat;
• nama, nomor Jumlah Obat; • duplikasi
ijin, alamat • stabilitas; pengobatan;
dan paraf • aturan dan • alergi dan
dokter; cara Reaksi Obat
• tanggal penggunaan. yang Tidak
Resep; Dikehendaki
• ruangan/unit (ROTD);
asal Resep • kontraindikasi;
• interaksi Obat.

1/7/2019
RESEP YANG MEMERLUK AN PENANGANAN
SEGERA

Tanda berada di bagian kanan


atas resep dr. Erika
SP : 700 / DU / 1989
Jl. Mawar No. 007 Purwosari Purwokerto
P.I.M / Periculum In Mora : Telp. 0281 – 635421 Cito
Berbahaya Bila Ditunda
Pur wokerto, 18 Maret 2009

Urgent : Penting R/ Chloramfecort Cr tube. I


Hidrocortison Cr tube I
m.f . Cream da in pot I
S u e
Statim : Penting R/ Betadin Gargle No. I fl
S gargle

Cito : Segera Pro : Lisna, 17 Thn


Jl. Mawar 32

1/7/2019
RESEP YG DAPAT DIULANG
dr. Erika
Bila dokter ingin resepnya SP : 700 / DU / 1989
diulang Jl. Mawar No. 007 Purwosari Purwokerto
Telp. 0281 – 635421 Iter 2x

ditulis Pur wokerto, 18 Maret 2009


Iteratie (Iter) R/ Chloramfecort Cr tube. I
Hidrocortison Cr tube I
m.f . Cream da in pot I
S u e

R/ Betadin Gargle No. I fl


Contoh : Iter 3 x S gargle

resep dapat dilayani : 1


+ 3x ulangan = 4x Pro : Lisna, 17 Thn
Jl. Mawar 32

1/7/2019
RESEP YG TIDAK DAPAT DIULANG
dr. Erika
Bila dokter melarang resep SP : 700 / DU / 1989
diulang pembuatannya Jl. Mawar No. 007 Purwosari Purwokerto
Telp. 0281 – 635421 N.I

Pur wokerto, 18 Maret 2009

R/ Chloramfecort Cr tube. I
Hidrocortison Cr tube I
ditulis m.f . Cream da in pot I
S u e
Ne Iteretur (N.I) : tidak diulang
R/ Betadin Gargle No. I fl
S gargle

Pro : Lisna, 17 Thn


Jl. Mawar 32

1/7/2019
RESEP YG MENGANDUNG
NARKOTIK

Tidak boleh ada tulisan :


Iter/iterasi m.i (mihi ipsi): u,c (usus cognitus) :
utk dipakai sendiri pemakaian diketahui

Resep yg mengandung narkotika disimpan


terpisah dari resep lain

1/7/2019
TANDA DOSIS SENGAJA
MELAMPAUI M.D.

Jika dokter sengaja Maka dibelakang nama


memberi dosis yang obatnya diberi tanda :
melebihi Dosis Maksimal
• Seru ( ! )
• atau paraf dokter

1/7/2019
ATURAN DALAM PELAYANAN
RESEP

Resep selalu dimulai dgn tanda R/ (recipe : ambilah)

Resep Asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil


oleh pasien, hanya dapat diberikan copy resep atau salinan resepnya

Apabila Apoteker menganggap dlm resep terdapat kekeliruan/


penulisan resep yg tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan
kepada dokter penulis resep

Bila dokter penulis resep tetap pada pendirian-nya , tanggung jawab


sepenuhnya dipikul oleh dokter yang bersangkutan
1/7/2019
ATURAN DALAM
PELAYANAN RESEP

Bila dokter tidak dapat dihubungi dlm hal resep


terdapat kekeliruan yang berbahaya, maka
penyerahan obat dapat ditunda.

Resep yang tidak dapat dibaca secara jelas atau


tidak lengkap, maka Apoteker berkewajiban
menanyakan kepada dokter penulis resep.
• (Per.Menkes No. 26/Menkes/Per/11/1981)

1/7/2019
ATURAN DALAM
PELAYANAN RESEP

Resep asli hrs disimpan di Apotek & tdk


boleh diperlihatkan kpd orang lain kecuali
diminta oleh :
• Dokter yg menulis resep
• Pasien yg bersangkutan
• Pejabat berwenang (kepolisian, kehakiman)
• Yayasan & lembaga lain yg menanggung biaya
pasien

1/7/2019
Penyiapan obat sesuai dengan
permintaan resep B.
Setelah DISPEN
• menghitung kebutuhan jumlah Obat
pengkajian resep, sesuai dengan Resep SING
dilakukan : • mengambil Obat yang dibutuhkan
1. Penyiapan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama Obat, tanggal
2. Penyerahan kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat
dan • Melakukan peracikan Obat bila
Pemberian diperlukan
informasi • Beri etiket yg jelas pd masing2 obat
Obat • Obat dimasukkan ke dalam wadah
yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda untuk menjaga mutu
Obat dan menghindari penggunaan
yang salah
1/7/2019
PENYERAHAN OBAT KE PASIEN

 pemeriksaan kembali kesesuaian antara penulisan etiket


dengan Resep
 Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
 Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
 Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
 Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal
yang terkait dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan
dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek
samping, cara penyimpanan Obat
 Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau
keluarganya;
 Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf
oleh Apoteker (apabila diperlukan);
 Menyimpan Resep pada tempatnya;
 Apoteker membuat catatan pengobatan pasien

1/7/2019
PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA
PASIEN

 kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,


rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker
kepada pasien

 Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan


dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada
pasien. Informasi meliputi: cara penggunaan obat,
dosis dan frekuensi pemakaian, lamanya obat
digunakan, indikasi, kontraindikasi, kemungkinan efek
samping dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan
pasien.
1/7/2019
KONSELING

 Konseling Obat adalah suatu aktivitas


pemberian nasihat atau saran terkait terapi
Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien
dan/atau keluarganya
 tujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak
dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan
costeffectiveness yang pada akhirnya
meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi
pasien ( patient safety).

1/7/2019
PELAKSANAAN KONSELING

• Kriteria pasien yang wajib menerima konseling


• Sarana dan prasarana
faktor

• Meningkatkan kepercayaan pasien thd apoteker


• Meningkatkan kepatuhan pasien
• Meminimalkan dan memecahkan DRP
• membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan
tujuan Obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan
meningkatkan mutu pengobatan pasien dll

1/7/2019
• membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;
• mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang
penggunaan Obat melalui Three Prime Questions;
• menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan
kegiatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan
Obat;
• memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan
masalah pengunaan Obat;
• melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek
pemahaman pasien; dan
• dokumentasi.

1/7/2019
SKRINING RESEP
R/ Furosemide 40 mg tab no VII
s1-0-0
R/ Ramipril 5 mg no IV
s0-0-1/2
R/ Digoxin 0,25 mg tab no IV
s hari I 1 tab, hari
berikutnya ½ tab
SKRINING RESEP
1. ADMINISTRATIF (KELENGKAPAN RESEP)
NO. URAIAN PADA RESEP

ADA/TIDAK ADA

INSCRIPTIO

Identitas dokter : TIDAK ADA


1 Nama dokter

2 SIP dokter TIDAK ADA

3 Alamat dokter TIDAK ADA

4 Nomor telepon TIDAK ADA

5 Tempat dan tanggal penulisan ADA


resep
INVOCATIO

6 Tanda resep di awal penulisan ADA


resep (R/)
PRESCRIPTIO/ORDONATIO

7 Nama Obat ADA

8 Kekuatan obat ADA

9 Jumlah obat ADA


SIGNATURA

10 Nama pasien ADA

11 Jenis kelamin TIDAK ADA

12 Umur pasien TIDAK ADA

13 Barat badan TIDAK ADA


14 Alamat pasien TIDAK ADA

15 Aturan pakai obat ADA

16 Iter/tanda lain TIDAK ADA

SUBSCRIPTIO

17 Tanda tangan/paraf dokter TIDAK ADA


KESIMPULAN:

Resep tersebut tidak lengkap, karena :


• Identitas dokter seperti nama dokter, SIP,
alamat dokter, nomor telepon dan
identitas pasien seperti jenis kelamin, berat
badan, umur serta alamat pasien tidak ada
dalam resep.

Solusi: Dapat ditanyakan lagi kepada dokter


dan pasien.
2. KESESUAIAN FARMASETIS

NO. KRITERIA PERMASALAHAN SOLUSI

1 Bentuk sediaan - -

2 Stabilitas obat - -

3 Inkompatibilitas - -

4 Cara pemberian - -

5 Jumlah dan aturan pakai - -


KARAKTERISTIK OBAT

1. Furosemide

• Komposisi : Furosemide 40 mg (ISO 48,


hal 268)

• Indikasi: Pengobatan udem berkaitan


dengan CHF, sirosis hati dan gagal ginjal,
hipertensi (A to Z Drug Facts).
• Dosis:
Edema
Dewasa: PO 20-80 mg/hari dosis tunggal.
Hipertensi
Dewasa: PO 40 mg 2 kali/hari.
CHF dan gagal ginjal kronis
Dewasa: PO hingga 2-2.5 g/hari.
(A to Z Drug Facts)

• Pemberian Obat: Per Oral (A to Z Drug Facts)

• Kontra Indikasi: Hipersensitivitas terhadap


furosemide atau zat lain dalam formulasi, anuria
(AHFS Drug Information)
• Peringatan :
• Hepatic Effects
Perubahan keseimbangan elektrolit pada pasien
dengan sirosis hati dapat memicu koma hepatik,
hati-hati penggunaan pada pasien dengan sirosis hati
atau ascites.
• Renal Effects
Jika peningkatan azotemia dan oliguria terjadi
selama pengobatan penyakit ginjal progresif yang
berat, hentikan penggunaan obat.
(AHFS Drug Information)

• Efek Samping: hipotensi ortostatik, pusing,


ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia,
hipokalemia, hipokloremia), photosensitivity
(AHFS Drug Information)
• Interaksi Obat:
Aminoglikosida : meningkatkan ototoksisitas
Glikosida jantung (ex : digoksin) : gangguan
mungkin elektrolit (misalnya, hipokalemia,
hipomagnesemia), peningkatan risiko toksisitas
digitalis, dan/ atau aritmia jantung
Lithium : meningkatkan kadar lithium plasma
dan toksisitas
NSAID : menurunkan efek furosemide
fenitoin : mengurangi efek diuretik furosemide
Salicylates : mengganggu respon diuretik pada
pasien sirosis dan ascites
Diuretik Thiazide : efek sinergis pada diuresis
dan gangguan keseimbangan elektrolit yang
serius (A to Z Drug Facts)
• Kategori kehamilan: C (A to Z Drug Facts)

• Cara Penyimpanan: Wadah tertutup rapat


dan terlindung dari cahaya matahari, suhu
15-30°C (AHFS Drug Information)

• Mekanisme Kerja: Menghambat reabsorpsi


natrium dan klorida pada tubulus proksimal
dan distal dan lengkung henle (A to Z Drug
Facts)
2. RAMIPRIL

• Komposisi : Ramipril 5 mg (ISO 48, hal 333)

• Indikasi: Hipertensi, CHF, CHF akibat Infark


miokard akut, nefropati diabetik, pencegahan
gangguan jantung (AHFS Drug Information)
• Dosis:
Hipertensi
Dws PO Initial dose: 2.5 mg/hari. MD 2,5-
20 mg/hari dosis tunggal atau dibagi dalam
2 dosis.

• Pemberian Obat: per oral (A to Z Drug


Facts)

• Kontra Indikasi: Hipersensitivitas terhadap


ramipril atau ACEi lain (AHFS Drug
Information)
• Peringatan :
Efek hepatik: jika terjadi jaundice atau
peningkatan enzim hati, hentikan pemakaian
dan monitori pasien
Hipotensi: jika hipotensi terjadi, tempatkan
pasien pada posisi berbaring terlentang, jika
perlu berikan infus larutan salin fisiologis
Efek hematologik: monitoring leukosit pasien
dengan penyakit vaskular kolagen terutama jika
ginjalnya terganggu
Morbiditas dan mortilitas neonatus: hentikan
pemakaian pada ibu hamil (AHFS Drug
Information)
• Efek Samping: hipotensi, sakit kepala, pusing, lelah,
muntah (A to Z Drug Facts)
• Interaksi Obat:
Allopurinol: meningkatkan resiko
hipersensitivitas
Antacids: BA Ramipril menurun. Jarakkan
pemakaian 1-2 jam.
Capsaicin: eksaserbasi batuk
Digoxin: meningkatkan kadar digoxin
Indomethacin: menurunkan efek hipotensif
Lithium: meningkatkan kadar lithium plasma
dan toksisitas
Loop diuretics: penurunan efek diuresis
Phenothiazines: meningkatkan efek hipotensi
Suplemen Kalium/diuretik hemat K:
meningkatkan kadar kalium dalam darah (A to Z
Drug Facts)
• Kategori kehamilan: D (AHFS Drug
Information)

• Cara Penyimpanan: suhu 15-30°C (AHFS


Drug Information)

• Mekanisme Kerja: menghambat secara


kompetitif enzim konversi angiotensin I,
sehingga mencegah perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II
(A to Z Drug Facts)
3. DIGOXIN

• Komposisi: Digoksin 0,25 mg (ISO 48, hal


347)

• Indikasi: pengobatan gagal jantung koroner,


fibrilasi atrium, takikardia atrium
paroksismal, syok kardiogenik (A to Z Drug
Facts)
• Dosis:
Dewasa LD: IV 0.4-0.6 mg atau PO tablet
0.5-0.75 mg atau kapsul 0.4-0.6 mg.
Dosis tambahan pada interval 6-8 jam
(IV 0.1-0.3 mg atau PO tablet 0.125-
0.375 mg atau kapsul 0.1-0.3 mg) sampai
menunjukkan respons klinis. Kemudian
lanjutkan 0.125-0.5 mg/hari dosis tunggal
Bayi dan anak: dosis diindividualisasi (BB
dan Umur) (A to Z Drug Facts)
• Pemberian Obat: per oral (A to Z Drug
Facts)

• Kontra Indikasi: Fibrilasi ventrikular,


takikardia ventrikular, toksistas digitalis,
gangguan jantung beri-beri,
hipersensitivitas thdp digoxin, sindrom
karotid sinus (A to Z Drug Facts)
• Peringatan
insufisiensi koroner, gangguan elektrolit
terutama pada hipokalemia, gangguan
fungsi hati dan ginjal, usia lanjut.
(A to Z Drug Facts)

• Efek Samping : Aritmia, takikardia, sakit


kepala, mengantuk.
(A to Z Drug Facts)
• Interaksi Obat:
Meningkatkan kadar digoksin dalam darah:
Amiodarone, anticholinergics, bepridol,
benzodiazepines, ACE inhibitors,
clarithromycin, cyclosporine, diltiazem,
erythromycin, indomethacin, itraconazole,
propafenone, quinidine, quinine,
tetracycline, verapamil

Menurunkan absorpsi dan efek digoksin:


Antacids, antineoplastics, cholestyramine,
colestipol, kaolin/pectin, metoclopramide
(A to Z Drug Facts)
• Kategori kehamilan: C (A to Z Drug Facts)

• Cara Penyimpanan: jauhkan dari sinar


matahari, suhu 15-25°C (AHFS Drug
Information)

• Mekanisme Kerja: Meningkatkan kekuatan


dan kecepatan kontraksi miokard sistolik
(inotropik positif), memperlambat denyut
jantung dan menurunkan konduksi melalui
simpul atrioventrikular (A to Z Drug Facts)
3. PERTIMBANGAN KLINIS
NO. KRITERIA PERMASALAHAN SOLUSI

1 Indikasi - -

2 Kontraindikasi - -

3 Interaksi 1. Furosemide berinteraksi 1. Jarakkan pemakaian


dengan digoksin digoksin dengan
menyebabkan aritmita kedua obat lainnya
2. Ramipril berinteraksi 2. Edukasi pasien
dengan digoksin tentang kemungkinan
menyebabkan terjadinya terjadinya aritmia
peningkatan kadar
digoksin

4 Duplikasi/Poli - -
farmasi
5 Alergi - -

6 Efek 1. ESO furosemide 1. Jika hipotensi


samping dan ramipril ialah berat, berikan infus
hipotensi salin fisiologis
2. ESO ramipril 2. Jika batuk
batuk memburuk,
3. ESO ramipril dan hentikan
digoksin pemakaian dan
takikardia ganti obat gol. Lain

7 Reaksi yang - -
merugikan
INFORMASI YANG DISAMPAIKAN :
Furosemid diminum satu kali sehari satu tablet pada
pagi hari
Ramipril diminum satu kali sehari ½ tablet pada
malam hari
Digoxin diminum satu kali sehari satu tablet pada
hari pertama dan ½ tablet pada hari berikutnya
Anjurkan pasien untuk mengontrol tekanan darah
dengan menurunkan BB, berolahraga dan
mengurangi konsumsi garam
Anjurkan pasien untuk konsumsi makanan tinggi
kalium
Informasikan kpd pasien ttg ESO Ramipril
yaitu batuk kering, jika batuk tambah parah,
hubungi dokter
Instruksikan kpd pasien untuk konsumsi
digoksin pada waktu yg sama tiap hari
Beritahu pasien untuk menghindari
perubahan posisi mendadak agar tidak
terjadi hipotensi ortostastik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai