Anda di halaman 1dari 3

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis spondilitis tuberkulosa antara lain : cici 11


 Badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, berat badan menurun.
 Suhu subfebril terutama pada malam hari serta sakit pada punggung, Pada anak-
anak sering disertai dengan menangis pada malam hari.
 Pada awal dapat dijumpai nyeri intercostal yaitu nyeri yang menjalar dari tulang
belakang ke garis tengah keatas dada melalui ruang intercosta, hal ini karena
tertekannya radiks dorsalis ditingkat thoracal
 Nyeri spinal yang menetap, terbatasnya pergerakan spinal.
Kelainan neurologis terjadi pada sekitar 50% kasus karena proses destruksi lanjut berupa :
 Paraplegia, paraparesis, ataupun nyeri radix saraf, akibat penekanan medulla
spinalis yang menyebabkan kekakuan pada gerakan berjalan dan nyeri,
 Gambaran paraplegia inferior kedua tungkai bersifat UMN dan adanya batas
deficit sensorik setinggi tempat gibus/lokalisasi nyeri interkostal
Diagnosa
Gambaran klinis spondilitis tuberkulosa bervariasi dan tergantung pada banyak faktor.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik :
1. Gambaran adanya penyakit sistemik : kehilangan berat badan, keringat malam, demam
yang berlangsung secara intermitten terutama sore dan malam hari serta cachexia. Pada
pasien anak-anak, dapat juga terlihat berkurangnya keinginan bermain di luar rumah.
Sering tidak tampak jelas pada pasien yang cukup gizi sementara pada pasien dengan
kondisi kurang gizi, maka demam (terkadang demam tinggi), hilangnya berat badan dan
berkurangnya nafsu makan akan terlihat dengan jelas. Cici, 11
2. Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa nyeri yang menjalar.
Infeksi yang mengenai tulang servikal akan tampak sebagai nyeri di daerah telinga atau
nyeri yang menjalar ke tangan. Lesi di thorakal atas akan menampakkan nyeri yang
terasa di dada dan intercostal. Pada lesi di bagian thorakal bawah maka nyeri dapat
berupa nyeri menjalar ke bagian perut. Rasa nyeri ini hanya menghilang dengan
beristirahat. Untuk mengurangi nyeri, pasien akan menahan punggungnya menjadi kaku.
Cici 11
3. Kesegarisan (alignment) tulang belakang harus diperiksa secara seksama. Infeksi TB
spinal dapat menyebar membentuk abses paravertebra yang dapat teraba, bahkan terlihat
dari luar punggung berupa pembengkakan. Permukaan kulit juga harus diperiksa secara
teliti untuk mencari muara sinus/fistel hingga regio gluteal dan di bawah inguinal
(trigonum femorale). Tidak tertutup kemungkinan abses terbentuk di anterior rongga
dada atau abdomen. Cici 12
4. Terjadinya gangguan neurologis menandakan bahwa penyakit telah lanjut, meski masih
dapat ditangani. Pemeriksaan fisik neurologis yang teliti sangat penting untuk
menunjang diagnosis dini spondilitis TB. Pada pemeriksaan neurologis bisa didapatkan
gangguan fungsi motorik, sensorik, dan autonom. Kelumpuhan berupa kelumpuhan
upper motor neuron (UMN), namun pada presentasi awal akan didapatkan paralisis
flaksid, baru setelahnya akan muncul spastisitas dan refleks patologis yang positif.
Kelumpuhan lower motor neuron (LMN) mononeuropati mungkin saja terjadi jika radiks
spinalis anterior ikut terkompresi. Jika kelumpuhan sudah lama, otot akan atrofi, yang
biasanya bilateral. Sensibilitas dapat diperiksa pada tiap dermatom untuk protopatis
(raba, nyeri, suhu), dibandingkan ekstremitas atas dan bawah untuk proprioseptif (gerak,
arah, rasa getar, diskriminasi 2 titik). Evaluasi sekresi keringat rutin dikerjakan untuk
menilai fungsi saraf autonom. Cici 12
5. Tampak adanya deformitas, dapat berupa : kifosis (gibbus/angulasi tulang belakang),
skoliosis, bayonet deformity, subluksasi, spondilolistesis, dan dislokasi. cici 11
6. Bila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi dan kulit di atasnya terasa
sedikit hangat (disebut cold abcess, yang membedakan dengan abses piogenik yang
teraba panas). Dapat dipalpasi di daerah lipat paha, fossa iliaka, retropharynx, atau di sisi
leher (di belakang otot sternokleidomastoideus), tergantung dari level lesi. Dapat juga
teraba di sekitar dinding dada. Perlu diingat bahwa tidak ada hubungan antara ukuran lesi
destruktif dan kuantitas pus dalam cold abscess. cici 11
Diagnosis Banding cici 13

1. Infeksi piogenik (contoh : karena staphylococcal/suppurative spondylitis). Adanya


sklerosis atau pembentukan tulang baru pada foto rontgen menunjukkan adanya
infeksi piogenik. Selain itu keterlibatan dua atau lebih corpus vertebra yang
berdekatan lebih menunjukkan adanya infeksi tuberkulosis daripada infeksi bakterial
lain.

2. Tumor / penyakit keganasan (leukemia, Hodgkin‟s disease, eosinophilic granuloma,


aneurysma bone cyst dan Ewing‟s sarcoma). Metastase dapat menyebabkan destruksi

13
dan kolapsnya corpus vertebra tetapi berbeda dengan spondilitis
tuberkulosis karena ruang diskusnya tetap dipertahankan. Secara
radiologis kelainan karena infeksi mempunyai bentuk yang lebih difus
sementara untuk tumor tampak suatu lesi yang berbatas jelas.

4. Scheuermann’s disease mudah dibedakan dari spondilitis tuberkulosis


oleh karena tidak adanya penipisan korpus vertebrae kecuali di bagian
sudut superior dan inferior bagian anterior dan tidak terbentuk abses
paraspinal.

11 Clifford, R. Wheeleess. 2013. Tuberculous Spondylitis.


http://www.wheelessonline.com/ortho/tuberculous_spondylitis, diakses tanggal 24
November 2018)

12Ramachandran R and Paramasivan CN. 2003. What is new in the diagnosis of


tuberculosis. Indian Journal of tuberculosis. 6: 182-188.

13 Infectious and noninfectious infl ammatory disease affecting the spine. Dalam:
Byrne TN, Benzel EC, Waxman SG. Disease of the Spine and Spinal Cord.
Oxford University Press Inc. 2000. c. 9 h.325 – 335.

Anda mungkin juga menyukai