Anda di halaman 1dari 69

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PENGENALAN SIMBOL DAN BAHAYA BAHAN KIMIA

DISUSUN OLEH :

KELAS:

DOSEN PEMBIMBING:

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT


karena rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Dalam makalah ini, kami mengangkat topik “ Penggunaan Alat Pelindung
Diri ”.
Penulis menyadari bahwa tidak mungkin tugas ini dapat selesai bila
dilakukan tanpa bantuan, bimbingan, dorongan dan nasihat dari berbagai pihak
yang telah membantu kami. Karena itu kami ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang bersangkutan dalam
pembuatan tugas ini .
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan sehingga tugas ini tidak
sempurna karena masih banyak kekurangannya. Terlepas dari itu , saya berharap
agar tugas ini dapat bermanfaat dikemudian hari untuk segala pihak yang
membutuhkan.
Sekian yang dapat kami sampaikan semoga tugas ini dapat bermanfaat.
Akhir kata, ‘Wasalamualaikum Wr.Wb.’

Pekanbaru, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
2.1 Nitroprossida ............................................................................................ 3
2.2 Asam Nitrat 65% ...................................................................................... 8
2.3 Amonia Solutio....................................................................................... 12
2.4 Natrium Hexanitro Cobalt ...................................................................... 20
2.5 Sodium Nitrat ......................................................................................... 21
2.6 Cobalt (II) Nitrat ..................................................................................... 26
2.7 Metanol ................................................................................................... 32
2.8 Natrium Nitrat ........................................................................................ 34
2.9 Asam Oksalat Dihidrat ........................................................................... 39
2.10 Argenti Nitrat ......................................................................................... 41
2.11 Kalium Permanganat .............................................................................. 45
2.12 Potassium Dikromat ............................................................................... 47
2.13 Natrium Arsenit ...................................................................................... 52
2.14 Asam Asetat Anhidrat ............................................................................ 57
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 65
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan keselamatan kerja sanagat penting bagi kita untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja tetapi juga dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang
meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang
mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari
kesehatan seseorang.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah
capek dan tidak akan menyebabkan kecelakaan.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu
banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara mengenal kesehatan dan keselamatan kerja ?
b. Simbol apa saja yang terdapat pada laboratorium dan bahan kimia ?
c. Bagaimana cara menangani bahaya bahan kimia ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mampu mengenal kesehatan dan keselamatan kerja

1
b. Mampu memahami simbol yang terdapat pada laboratorium dan bahan
kimia
c. Dan Memahami cara penanganan bahaya bahan kimia

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memahami simbol dan bahaya bahan kimia sehingga dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan standar prosedur dan mampu melakukan
penangan terhadap bahan kimia berbahaya.

2
BAB II ISI

2.1 Nitroprossida
A. Identifikasi Produk
No. katalog : 565738
Nama produk : Sodium Nitroprosside, Dihidrate
Kegunaan : Reagen untuk pengembangan dan penelitian
B. Klasifikasi Bahaya
Toksisitas akut, Kategori 3, Oral, H301
Piktogram bahaya

Kata sinyal : Bahaya


Pernyataan Bahaya
H301 Toksik bila tertelan.
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
Mengandung: Disodium pentacyanonitrosylferrate dihydrate
No-CAS 13755-38-9
C. Komposisi Bahan
No katalog 567538
Nama Produk Sodium Nitroprusside, Dihydrate

Na₂[Fe(CN)₅N
Rumus O]*2H₂O Na₂[Fe(CN)₅NO]*2H₂O (Hill)
No-EC 238-373-9
Massa molar 297,95 g/mol

D. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)


1. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama

3
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan
lensa kontak.
Jika tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari anjuran
pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak sadarkan
diri), telan karbon aktif and konsultasikan kepada dokter secepatnya.
2. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Sistem peredaran terganggu
Hal berikut ini berlaku untuk senyawa sianogen/nitril secara umum:
Perhatian sepenuhnya !
Pelepasan hydorcyanic acid mungkin terjadi - akan menghambat saluran
pernapasan.
Gangguan kardiovaskular, dyspnoea, tidak sadarkan diri
Hal berikut ini berlaku untuk senyawa besi (iron) telarut secara umum:
mual dan muntah setelah tertelan. Penyerapan dalam jumlah besar diikuti
oleh gangguan kardiovaskular. Efek toksik pada liver dan ginjal.
3. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
E. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
1. Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal
dan lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberikan.

4
2. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.
Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya.
Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi: gas nitrous, Hidrogen sianida
(asam hidrosianat)
3. Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.
Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan
pakaian pelindung yang sesuai.
Informasi lebih lanjut
Tekan (pukul kebawah) gas/uap/kabut dengan semprotan air jet. Cegah air
pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan atau sistim air
tanah.

F. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran


1. Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur
tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Hindari penghisapan debu. Hindari
kontak dengan bahan.
Pastikan ventilasi memadai. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur
darurat, hubungi ahli.
Saran bagi responden darurat:
Perlengkapan pelindung
2. Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.

3. Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan


pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati
kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil dengan
hati-hati. Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena. Hindari
pembentukan debu.

5
G. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
1. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label
tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi. Penggunaan krim pelindung kulit
dianjurkan. Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan tersebut.
2. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Lindungi dari cahaya. Tertutup sangat rapat. Kering. Simpan di tempat
yang berventilasi baik. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang
hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau
berwenangan
H. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
1. Parameter pengendalian
Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur
pekerjaan.
2. Pengendalian paparan
Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan
prioritas dalam
penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya
tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing
suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan
Kontak Penuh :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril

6
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 mil
Kontak percikan :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 min
Peralatan pelindung lainnya
sarungtangan pelindung
Perlindungan pernapasan, diperlukan ketika debu dihasilkan.
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 3 (menurut DIN 3181) untuk
partikel padat dan cair bahan toksik dan sangat toksik
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan
pengujian perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan
dengan benar.
Kontrol eksposur lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
I. Informasi Sifat Fisika dan Kimia
 Bentuk : Kristal
 Warna : merah
 Bau : tidak berbau
 Ambang bau : tidak berlaku
 pH : kira-kira 5 pada 50 g/L 20OC
 titik lebur : 308OC
 titik didih : tidak tersedia infromasi
 titik nyala : tidak berlaku
 laju penguapan : tidak tersedia infromasi
 flamabilitas : produk ini tidak mudah menyala
 batas ledakan terendah : tidak berlaku
 batas ledakan tinggi : tidak berlaku
 tekanan uap : tidak tersedia infromasi
 kerapatan relatif: tidak tersedia infromasi

7
 densitas : 1,71 g/cm3 pada 20OC
 kerapatan uap relatif : tidak tersedia informasi
 kelarutan dalam air : 400 g/L pada 20OC
 koefisien partisi : tidak tersedia informasi
 suhu penguraian : > 160 OC

2.2 Asam Nitrat 65%


A. Identifikasi Produk
Nama Produk : Asam Nitrat 65 %
Kode Katalog : SLN2161
CAS# : Campuran
TSCA : TSCA 8 (b) persediaan: Air, Asam nitrat, marah
CI # : Tidak dipakai.
Sinonim : Nitric Acid 65%
1. Komposisi Bahan
Nama CAS# % massa
Air 7732-18-5 35
Asam Nitrat, furning 7697-37-2 65

2. Identifikasi Bahaya
Piktogram bahaya

1. Potensi Efek Kesehatan Akut


Sangat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit
(korosive, iritatif), kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan
pencernaan dan gangguan pernafasan. Dalam bentuk cairan atau spray bisa
menyebabkan iritasi mata.
2. Potensi Efek Kesehatan Kronis
Efek karsinogenik, mutagenik, teratogenik: tidak ada
Senyawa ini dapat meracuni paru-paru, membran mukosa, sistem
pernafasan bagian atas, kulit, mata, dan gigi. Jika terlalu lama atau

8
berulang-ulang terkena, maka dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
Jika terlalu lama mengalami kontak dengan uap, maka dapat menimbulkan
iritasi mata kronis dan menyebabkan beberapa iritasi kulit. Jika terlalu
lama atau berulang-ulang terkena uap, dapat menyebabkan infeksi
pernafasan.
3. Pertolongan Pertama
1. Kontak Mata
Jika kontak dengan mata , basuh mata dengan air paling tidak selama 15
menit. Gunakan air dingin. Dan segera cari pertolongan medis.
2. Kontak Kulit
Jika kontak, bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air paling tidak
15 menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum dipakai lagi.
3. Kontak serius dengan kulit
Cuci dengan sabun desinfektan dan oles kulit yang terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Carilah segera pertolongan medis.
4. Penghirupan
Jika terhirup, lepaskan ke udara segar. Jika terjadi gangguan pernapasan, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera cari
pertolongan medis.
5. Penghirupan Serius
Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin. Jika terfjadi
kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan oksigen. Jika
korban tidak bernafas, berikan nafas buatan. AWAS: “hal ini mungkin
berbahaya bagi orang yang memberikan nafas buatan sebab bahan-bahan
beracun dan korosif dapat terhirup. Segera cari pertolongan medis.
6. Pencernaan
Jika tertelan jangan dimuntahkan kecuali diarahkan oleh ahli medis. Jagan
memberikan sesuatu pada mulut korban yang tidadk sadar. Loggarkan
pakaian korban. Segera cari pertolongan medis.
7. Pencernaan Serius : Tidak tersedia
4. Menghindari Kecelakaan

9
1. Tumpahan kecil : Encerkan dengan air dan diserap dengan kain, atau
serap dengan bahan kering yang inert dan tempatkan dalam wadah
pembuangan limbah yang sesuai. Jika perlu, netralkan residu dengan
larutan Natrium Karbonat encer.
2. Tumpahan banyak : Cairan korosif. Bahan pengoksidasi. Cairan
beracun. Tutup kebocoran jika tidak berbahaya. Serap dengan tanah
kering, pasir atau bahan yang tidak mudah terbakarb lainnya. Jangan
menaruh air di samping wadah. Hindari kontak dengan bahan yang
mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, kain, dan lain-lain). Jaga
kelembaban dengan menggunakan semprotan air. Jangan tumpahkan
material. Netralkan residu dengan larutan Natrium karbonat encer.

5. Penanganan dan Penyimpanan


1. Yang perlu diwaspadai :
Wadah tetap terkunci, dan kering. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari
sumber api dan material yang mudah terbakar. Jangan dimakan. Jangan
menghirup gas/asap/ uap. Jangan menambahkan air ke bahan ini. Jika
ventilasi tidak baik gunakan peralatan pernafasan yang baik. Jika tertelan,
segera cari pertolongan medis dan tunjukkan label bahan. Hindari kontak
dengan kulit dan mata, jauhkan dari bahan pereduksi, bahan mudah
terbakar, bahan organik, logam, asam, alkali, dan panas matahari. Dapat
merusak permukaan logam. Simpan dalam drum logam atau drum papan
fiber yang terlapisi menggunakan bagian dalam yang terlapisi
polyethylen yang kuat.
2. Penyimpanan :
Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat. Tempatkan wadah di ruang
berventilasi dan dingin. Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi, dan
bahan mudah terbakar.

6. Proteksi Diri
1. Teknis perawatan

10
Sediakan ventilasi yang kering untuk menjaga kelembaban air dibawah nilai
batas. Pastikan keran pencuci mata dan shower keselamatan dapat
digunakan dengan baik.
2. Perlindungan Personal
Pelindung wajah. Pelindung tubuh lengkap. Respirator uap. Pastikan
memakai respirator yang bersertifikat. Sarung tangan dan sepatu boot dalam
keadaan baik.
3. Perlindungan personal saat tumpahan yang banyak
Pakaian praktikum lengkap, respirator uap, boot, sarung tangan.
Menggunakan perangkat penutup hidung untuk menghindari terserapnya
zat.

7. Sifat-Sifat Larutan dan Kimia


 Bentuk fisik dan penampilan : cairan
 Bau : menyengat
 Rasa : tak berasa
 Berat molekul : tidak ada
 Warna : tak berwarna sampai kuning cerah
 pH(1% larutan dalam air) : asam
 Titik didih : 121 C / 249,8 F
0 0

 Titik leleh : - 41,6 C / -42,9 F


0

 Titik Kritis : Tak teridentifikasi


 Berat jenis : 1,408 (air=1)
 Tekanan uap : 6 kPa (20 C)
0

 Massa jenis uap : 2,5 (air=1)


 Volatilitas : Tak teridentifikasi
 Batas Aman uap : 0.29 ppm
 Koefisien distribusi air/ minyak : Tak teridenfikasi
 Ionisasi dalam air : Tak teridenfikasi
 Sifat Dispersi : Larut dalam air, dietil eter,
 Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air hangat, dietil eter.

11
8. Stabilitas dan Reaktivitas
 Stabilitas : Produk stabil
 Temperatur yang tidak stabil : Tidak ada
 Kondisi tidak stabil : Bahan yang tidak cocok
 Tidak cocok dengan beberapa bahan : Sangat reaktif dengan alkali, bahan
pereduksi, bahan yang mudah terbakar, bahan organik, asam, dan logam.
 Korosivitas : sangat korosif terhadap Aluminium, tembaga. Non-
korosif dengan kaca, stainless steel (304/316), kuningan.
 Keterangan khusus dalam reaktivitas : Pengoksidasi uap. Bereaksi keras
dengan alkohol, material organic, turpentin(getah pinus),batubara.
Bereaksi keras dengan Aseton dan Asam sulfat. HNO3 bereaksi dengan
air atau uap air untuk memproduksi panas dan racun, korosif, dan uap
yang mudah terbakar.
 Keterangan khusus dalam korosivitas : dengan hadirnya bahan
pengoksidasi, akan bereaksi dengan semua logam basa kecuali
aluminium dan baja kromium. Ini juga bereaksi dengan plastik, karet, dan
cat. Tidak merusak perunggu baja, dan seng.
 Polimerisasi : Tidak terjadi.

2.3 Amonia Solutio


Amonia adalah larutan gas amoniak (NH3) yang terlarut dalam air, berbau
khas menusuk hidung. Kelarutan gas amoniak dalam air sangat besar yaitu
1.145 l/l air pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atmosfer, gas ini juga larut dalam
alkohol dan eter. Bila uap amonia bercampur dengan uap asam klorida maka
akan terbentuk kabut putih yang mengendap. Endapan putih tersebut adalah
NH4Cl padat yang disebut salmiak.
Kegunaan
2. Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik
kualitatif maupun kuantitatif.
3. Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih
sendok garpu perak dan barang logam lainnya.

12
4. Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk
obat sengatan serangga untuk menetralkan asam racunnya.
5. Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam
nitrat, Na-karbonat, pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon),
pengawet lateks, dan lain-lain.

A. Identifikasi Produk
Sinonim: Larutan ammonium hidroksida, ammonia aqueous, larutan
ammonia
CAS No: 1336-21-6
Molekul Berat: 35,05
Formula Kimia: NH4OH di H2O

B. Identifikasi Bahaya
Ikhtisar Darurat
Racun! Bahaya! Korosif. Mungkin Fatal Jika Tertelan Atau Terhirup. Uap,
Kabut Dan Menyebabkan Luka Bakar Untuk Setiap Daerah Kontak.
Kesehatan Rating: 3 - parah (Poison)
Penilaian mudah terbakar: 1 - Sedikit
Reaktivitas Rating: 2 - Sedang
Kontak Rating: 3 - parah (Korosif)
Lab pelindung Equip: GOGGLES & SHIELD; LAB COAT & apron;
HOOD Vent; GLOVES PROPER
Penyimpanan Kode Warna: Putih Stripe
C. Bahaya terhadap kesehatan
Organ Sasaran
Mata, kulit dan membran mukosa.
Rute Paparan
Paparan Jangka Pendek
 Terhirup
Sensasi terbakar, sesak napas, sakit tenggorokan, iritasi saluran
pernapasan (batuk, tenggorokan, dan iritasi hidung), tracheitis dengan

13
peningkatan sekresi trakea, penyempitan bronkus termasuk
bronkospasme, dengan mengi dan dyspnea. Setelah terpapar konsentrasi
yang tinggi, edema laring, obstruksi pernapasan lainnya, dan edema
paru dapat menyebabkan hipoksemia yang signifikan. Paparan dengan
konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
 Kontak dengan Kulit
Paparan dari konsentrasi yang pekat dapat menyebabkan eritema,
edema, nyeri, liquefaction necrosis, atau penetrasi luka bakar yang
mendalam. Kontak dengan kulit dapat juga menyebabkan korosif,
iritasi, permeator. Peradangan kulit dapat ditandai dengan gatal,
bersisik, kemerahan dan melepuh.
 Kontak dengan Mata
Sensasi terbakar pada mata yang dapat berkembang menjadi lakrimasi,
fotofobia, konjungtivitis, edema kelopak mata dan blepharospasm
(kedutan abnormal yang tidak disengaja pada kelopak mata),
kemerahan pada mata, penglihatan kabur, dan sakit mata yang parah.
Setelah terpapar konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan ulserasi
kornea, kekeruhan (dengan neovaskularisasi), iritis, kerusakan lensa
(termasuk katarak), glaukoma dan atrofi retina juga dapat terjadi.
 Tertelan
Menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan,
luka bakar pada saluran pencernaan, penyempitan tenggorokan, muntah,
kejang, syok, kram perut, nyeri perut. Luka bakar oral, eritema
orofaringeal atau ulserasi, dan berlubangnya esophagus dan atau perut
dapat terjadi. Komplikasi akut dapat mencakup infeksi sekunder dan
risiko aspirasi pneumonitis.
Paparan Jangka panjang
 Terhirup
Paparan dengan konsentrasi yang tinggi, edema laring, obstruksi
pernapasan lainnya dan edema paru dapat menyebabkan hipoksemia
yang signifikan. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan gagal napas
dan kematian. Paparan berulang dan berkepanjangan dengan dari kabut

14
bahan ini dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, infeksi
bronkial dan kerusakan paru-paru.
 Kontak dengan Kulit
Paparan berulang dan berkepanjangan dengan kabut dari bahan ini
dapat menyebabkan iritasi mata kronik.
 Kontak dengan Mata
Paparan berulang dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan
kornea dan berkembangnya katarak serta glaukoma. Paparan berulang
dengan kabut dari bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit yang parah.
 Tertelan
Konsumsi kronik dapat menyebabkan efek yang serupa dengan
konsumsi akut. Paparan berulang dapat menyebabkan kerusakan
kornea, katarak dan glaukoma. Menelan cairan dengan jumlah yang
relatif besar (~90 – 120 ml) menyebabkan kerusakan saluran
pencernaan yang sangat serius. Keracunan yang parah juga dapat
menyebabkan perforasi perut. Efek jangka panjang dapat juga
menyebabkan kelumpuhan pita suara, stenosis pilorus, dan peningkatan
kasus kanker kerongkongan.

D. Pertolongan Pertama pada korban keracunan


 Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan
jika tidak bernapas atau berikan oksigen jika sulit bernapas. Jika sulit
bernapas berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat.
 Kontak dengan Kulit
Segera tanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit
menggunakan sabun dan air yang banyak sekurangnya selama 15 menit.
Oleskan pada kulit yang iritasi dengan emolien. Jika iritasi kulit berlanjut
segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas terdekat. Cuci pakaian dan
sepatu yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
 Kontak dengan Mata

15
Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15 - 30
menit dengan sesekali membuka kelopak mata. Dapat menggunakan air
dingin. Jika iritasi mata berlanjut segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
 Tertelan
Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut
pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban sadar sepenuhnya,
berikan segelas air untuk diminum. Cuci mulut dengan air. Longgarkan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

E. Penatalaksanaan pada korban keracunan


1. Resusitasi dan Stabilisasi
 Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk
menjamin pertukaran udara.
 Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
 Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.

F. Dekontaminasi
1. Dekontaminasi Mata
a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terpapar.
b. Secara perlahan bukalah kelopak mata dan bilas dengan sejumlah air
bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama15-20 menit.
c. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
d. Jika masih belum yakin bersih, bilas kembali selama 10 menit.
e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke
dokter mata.

16
2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)
a. Bawa segera pasien ke air mengalir atau pancuran terdekat.
b. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi zat racun
atau muntahannya dan simpan dalam wadah/plastic tertutup.
d. Cuci (scrubbing) segera bagian kulit yang terkena dengan air
mengalir dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit.
e. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut
3. Dekontaminasi Gastrointestinal
a. Dekontaminasi tidak dianjurkan.
Segera bilas agar bahan keluar dari mulut dengan air. Cairan melalui
mulut (oral) harus dihindari karena risiko muntah, dengan risiko
membantu aspirasi dan terpapar ulang dari kerongkongan ke zat
korosif ini.
b. Pemberian arang aktif tidak diindikasi karena tidak cukup menyerap
zat ini dan akan mengganggu visibilitas jika endoskopi diperlukan.
c. Aspirasi nasogastrik, kumbah lambung dan irigasi seluruh usus
merupakan kontraindikasi. Tidak ada manfaat yang telah terbukti dari
prosedur ini, dan ada risiko yang signifikan dari perforasi selama
intubasi lambung.
d. Rangsang muntah merupakan kontraindikasi karena risiko terjadi
paparan ulang dari kerongkongan dan atau aspirasi, serta
meningkatkan tekanan intraluminal yang diproduksi oleh emesis.

G. Sifat Fisika dan Kimia


Nama Bahan
Amoniak Hidroksida (Ammonium Hydroxide)

17
Deskripsi
Cair; tidak berwarna; bau yang kuat seperti amonia; rasa pedas; sangat larut
dalam air, mudah larut dalam air dingin, larut dalam semua proporsi; pH
13,6 pada 32 oF, pH 11,7 pada 20 oC, pH 13,8 pada larutan 29%; berat
molekul 35,01; titik didih 38 oC pada larutan 25 – 29%; titik lebur -58 oC
pada larutan 23%.
Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan
Peringkat NFPA (National Fire Protection Association) Skala 0-4
Kesehatan 2 : Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 0 : Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0 : Tidak reaktif
Klasifikasi EC (European Commision) Frasa Risiko dan Frasa
Kemanan
R25 : Beracun jika tertelan
R34 : Menyebabkan luka bakar
R50 : Sangat beracun bagi organisme perairan
S26 : Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak air dan hubungi
dokter
S45: Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, jika
memungkinkan segera menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan)
S61: Hindari pembuangan ke lingkungan. Rujuk pada lembar data
keamanan/instruksi khusus
S1/2 : Jaga agar tetap terkunci dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
S24/25 : Hindari kontak dengan kulit dan mata
S36/37/39 : Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan pelindung
mata/wajah yang cocok
Klasifikasi GHS (Globally Harmonized System) (Hazard and
Precautionary Statement)
Pernyataan Bahaya
H314 : Menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan kerusakan mata
H335 : Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
H400 : Sangat beracun bagi mahluk dalam air

18
Pernyataan Kehati-hatian
P261 : Hindari menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/ semprotan
P273 : Hindari pembuangan ke lingkungan
P280 : Gunakan sarung tangan pelindung/ pelindung mata/ pelindung wajah
P310 : Segera telepon SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter
P305 + P351 + P338 : JIKA TERKENA MATA: bilas secara hati-hati
dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika ada dan mudah
dilakukan. Lanjutkan membilas

H. Stabilisasi dan reaktivitas


1. Reaktivitas
Stabil dibawah suhu dan tekanan normal
2. Kondisi yang Harus Di Hindari
Suhu tinggi, sinar matahari, sumber api, bahan yang tidak kompatibel.
3. Bahan Tak Tercampurkan
Asam organik, amida, anhidrida organik, isosianat, vinil asetat,
epichlorhydrin, aldehida, akrolein, asam akrilik, asam klorosulfonat,
dimetil sulfat, flourin, emas + aqua regia, asam klorida, asam flourida,
yodium, asam nitrat, oleum, propiolactone, propilen oksida, perak nitrat,
perak oksida, perak oksida + etil alkohol, nitromethane, perak
permanganat, asam sulfat, halogen. Bentuk senyawa eksplosif dengan
banyak logam berat (perak, timbal, seng) dan garam halida. Oksidator
kuat, merkuri, hipoklorit, beta-propiolactone.
4. Dekomposisi
Nitrogen oksida (NOX) dan Amonia (NH3)
5. Polimerisasi
Tidak terpolimerisasi

I. Batas Paparan Dan Alat Pelindung Diri


1. Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi
yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup.

19
2. Perlindungan Mata
Kenakan kacamata pengaman/pelindung mata yang direkomendasikan
NIOSH atau EN 166(EU) untuk mencegah kontak mata. Sediakan kran
pencuci mata darurat serta semprotan air deras dekat dengan tempat
kerja.
3. Pakaian
Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan
tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya
paparan, misalnya sepatu boot, jas lab atau pakaian yang tahan bahan
kimia.
4. Sarung Tangan
Kenakan sarung tangan yang tahan bahan kimia. Sarung tangan
pelindung yang dipilih harus memenuhi spesifikasi standar EU Directive
89/686/EEC dan 374 EN.
5. Respirator
Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan
respirator partikel / uap organik yang direkomendasikan NIOSH atau
yang setara.

2.4 Natrium Hexanitro Cobalt


1. Spesifikasi Bahan
CAS 13600-98-1
Formula molekul CoN 6 Na 3 O 1 2
Nomor MDL MFCD00003512
Sinonim Sodium cobaltinitrite
Formula linier Na 3 Co (NO 2 ) 6
Rumus berat 403,94
Bentuk fisik Bubuk
Materi tidak larut 0,02% maks. (dalam dil. CH3COOH)
Pengemasan Botol kaca
Kelarutan dalam air: 720g / L (20 ° C). Kelarutan
Kelarutan
lainnya: sedikit larut dalam alkohol
Kesesuaian (untuk penentuan kalium) lewat
Warna Didesain ulang
Titik lebur 220,0 ° C

20
Kuantitas 25g
Nama atau Material
Sodium hexanitrocobaltate (III)
Kimia

2. Klasifikasi Bahaya
Pernyataan GHS P
Dapat mengintensifkan api; oksidator.
Diduga menyebabkan kanker.
Menyebabkan iritasi kulit.
Menyebabkan iritasi mata yang serius.
Dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Dapat menyebabkan gejala alergi atau asma atau kesulitan bernapas jika
terhirup.
Pernyataan GHS P
Jauhkan dari panas / percikan api / nyala api terbuka / permukaan yang
panas. - Dilarang Merokok.
Kenakan sarung tangan pelindung / pakaian pelindung / pelindung mata /
pelindung wajah.
JIKA TERKENA MATA: Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa
menit. Lepaskan lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan. Lanjutkan
membilas.
Jika terpapar atau dikhawatirkan: Dapatkan nasehat / perhatian medis.
JIKA TERHIRUP: Hubungi PUSAT RACUN atau dokter / dokter jika
Anda merasa tidak sehat.
JIKA TERKENA KULIT: Rendam dalam air dingin / bungkus dengan
perban basah.

2.5 Sodium Nitrat


1. dentifikasi Produk
No. Katalog : 106535
Nama Produk : Sodium Nitrate (Natrium Nitrat) kristal, ekstra murni
Kegunaan : bahan bakar digunakan dalam aplikasi teknis

21
2. Klasifikasi Bahaya
Zat oksidasi, Kategori 3, H272
Iritasi mata, Kategori 2, H319
Piktogram bahaya

Kata sinyal : Awas


Pernyataan Bahaya
H272 Dapat mengintensifkan api; pengoksidasi
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius
Pernyataan Kehati-hatian
Respons
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya
dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
3. Tindakan Pertolongan Pertama
1. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup: hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
2. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Diare, Mual, Muntah
Hal berikut ini berlaku untuk nitrit/nitrat secara umum :
methaemoglobinaemia setelah penyerapan oleh tubuh dalam jumlah besar.
efek iritan
3. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan

22
Tidak tersedia informasi.
4. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
1. Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal
dan lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberikan.
2. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.
Memiliki efek penyulut api akibat pelepasan oksigen.
Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya.
Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi: nitrogen oxides, gas nitrous
3. Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jika terjadi kebakaran, pakai alat bantu pernapasan SCBA.
5. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1. Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur
tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Hindari penghisapan debu. Hindari
kontak dengan bahan.
Pastikan ventilasi memadai. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur
darurat, hubungi ahli.
Saran bagi responden darurat:
Perlengkapan pelindung
2. Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
3. Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan
pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati
kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil dalam

23
keadaan kering. Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena.
Hindari pembentukan debu.
6. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label
tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi . Cuci tangan setelah bekerja dengan
bahan tersebut.
Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan : Kering.
Tertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan yang mudah
terbakar.
7. Pengendalian Pajanan dan Pelindung Diri
1. Parameter pengendalian
Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur
pekerjaan.
2. Pengendalian pendedahan
Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan
prioritas dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya
tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing
suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan
Kontak Penuh :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm

24
- Waktu terobosan : >480 mil
Kontak percikan :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 min
Peralatan pelindung lainnya
sarungtangan pelindung
Perlindungan pernapasan, diperlukan ketika debu dihasilkan.
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 3 (menurut DIN 3181) untuk
partikel padat dan cair bahan toksik dan sangat toksik
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan
pengujian perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan
dengan benar.
Kontrol eksposur lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
3. Informasi Sifat Fisika dan Kimia
 Bentuk : Padat
 Warna : tidak berwarna
 Bau : tidak berbau
 Ambang bau : tidak berlaku
 pH : 5,5 – 8,0 pada 50g/L 20 OC
 titik lebur : 308OC
 titik didih : tidak tersedia infromasi
 titik nyala : tidak berlaku
 laju penguapan : tidak tersedia infromasi
 flamabilitas : produk ini tidak mudah menyala
 batas ledakan terendah : tidak berlaku
 batas ledakan tinggi : tidak berlaku
 tekanan uap : tidak tersedia infromasi
 kerapatan relatif: tidak tersedia infromasi
 densitas : 2,26 g/cm3 pada 20 OC

25
 kerapatan uap relatif : tidak tersedia informasi
 kelarutan dalam air : 874 g/L pada 20 OC
 koefisien partisi : tidak tersedia informasi
 suhu penguraian : > 380 OC

2.6 Cobalt (II) Nitrat


A. Identifikasi Produk
No. katalog : 102536
Nama produk : Kobalt (II) nitrat heksahidrat
Kegunaan : reagensia untuk analisa
B. Klasifikasi Bahaya
Karsinogenisitas, Kategori 1B, Penghirupan, H350i
Mutagenisitas pada sel nutfah, Kategori 2, H341
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 1B, H360F
Sensitisasi saluran pernafasan, Kategori 1, H334
Sensitisasi pada kulit, Kategori 1, H317
Toksisitas akuatik akut, Kategori 1, H400
Toksisitas akuatik kronis, Kategori 1, H410
Piktogram Bahaya

Kata sinyal : Bahaya


Pernyataan Bahaya
H350i Dapat menyebabkan kanker jika terhirup.
H360F Dapat merusak kesuburan.
H317 Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
H334 Dapat menyebabkan alergi atau gejala asma atau kesulitan bernafas
jka terhrup.
H341 Diduga menyebabkan kerusakan genetik.
H410 Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.
Pernyataan Kehati-hatian

26
Pencegahan
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Gunakan sarungtangan pelindung.
Respons
P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan air.
P304 + P340 JIKA TERHIRUP : Pindahkan korban ke tempat berudara.
segar dan jaga tetap relaks pada posisi yang nyaman untuk bernafas.
P342 + P311 Jika mengalami gejala pernafasan: Telponlah ke PUSAT
RACUN atau dokter.

C. Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan


1. Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke
dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
2. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
agitasi, Konvulsi/kejang-kejang
Hal berikut ini berlaku untuk nitrit/nitrat secara umum :
methaemoglobinaemia setelah penyerapan oleh tubuh dalam jumlah
besar.
Gejala dari intoksikasi akut cobalt : diare, kehilangan napsu makan,
penurunan suhu tubuh, penurunan tekanan darah. Efek toksik pada ginjal
(proteinurea, anurea), jantung dan pankreas. Reaksi alergi

27
3. Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.

D. Tindakan Penanggulangan Kebakaran


1. Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal
dan lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberikan.
2. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.
Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya.
Kebakaran dapat menyebabkan berevolusi:
nitrogen oxides.
3. Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.
Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan
pakaian pelindung yang sesuai.
E. Tindakan Terhadap Tumpahan dan Kebocoran
1. Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur
tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Hindari terjadinya pembentukan dan
inhalasi debu dalam semua keadaan. Hindari kontak dengan bahan.
Pastikan ventilasi memadai. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur
darurat, hubungi ahli.
Saran bagi responden darurat:
Perlengkapan pelindung,
2. Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan

28
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
3. Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan
pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati
kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil dengan
hati-hati. Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena. Hindari
pembentukan debu.
F. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
1. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label
tindakan pencegahan.
Kenakan pakaian pelindung. Jangan menghirup zat/campuran.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
2. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering. Simpan di tempat yang berventilasi baik.
Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki
oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
G. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
1. Parameter pengendalian
Cobalt(II) nitrate hexahydrate (10026-22-9)
ID OEL Nilai Ambang Batas 0,002 mg/m³
Diekspresikan sebagai: sebagai Co (NAB)
2. Pengendalian pendedahan
Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan
prioritas dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual

29
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani.
Daya tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-
masing suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan
Kontak Penuh :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 mil
Kontak percikan :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 min
Peralatan pelindung lainnya
sarungtangan pelindung
Perlindungan pernapasan, diperlukan ketika debu dihasilkan.
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 3 (menurut DIN 3181)
untuk partikel padat dan cair bahan toksik dan sangat toksik
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan
pengujian perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan
dengan benar.
Kontrol eksposur lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.

H. Informasi Sifat Fisika dan Kimia


No katalog 102536
Kobalt(II) nitrat heksahidrat untuk analisis
Nama Produk EMSURE®

30
Bentuk padat

Warna coklat merah

Bau lemah

Ambang Bau Tidak tersedia informasi.

pH kira-kira 4,0
pada 100 g/l
20 °C

Titik lebur 57 °C

Titik didih Tidak tersedia informasi.

Titik nyala Tidak berlaku

Laju penguapan Tidak tersedia informasi.


Flamabilitas
(padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala.
Terendah batas
ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas
ledakan Tidak tersedia informasi.

Tekanan uap Tidak tersedia informasi.


Kerapatan
(densitas) uap
relatif Tidak tersedia informasi.

Densitas 1,87 g/cm3


pada 20 °C
Kerapatan (den-
sitas) relatif Tidak tersedia informasi.

No katalog 102536
Kobalt(II) nitrat heksahidrat untuk analisis
Nama Produk EMSURE®

31
Kelarutan dalam
air 2.170 g/l

pada 100 °C

1.330 g/l

pada 0 °C
Koefisien partisi
(n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat
membakar
sendiri Tidak tersedia informasi.
(auto-ignition
temperature)
Suhu
penguraian > 74 °C

Peniadaan air kristalisasi


Viskositas,
dinamis Tidak tersedia informasi.
Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
Sifat peledak meledak.

Sifat oksidator tidak ada

9.2 Data lain

Densitas curah kira-kira800 kg/m3

2.7 Metanol
Informasi produk
Rumus kimia CH4O
Formulasi kimia CH3OH
Massa molar 32.04 g/mol
Data kimia dan fisika
Temperatur penyalaan 455 °C
Kelarutan di dalam air (20 °C)
Titik leleh -98 °C

32
Massa molar 32.04 g/mol
Densitas 0.792 g/cm3 (20 °C)
Angka pH (H2O)
Titik didih 64.5 °C (1013 hPa)
Tekanan uap 128 hPa (20 °C)
Batasan ledakan 5.5 – 36.5 %(V)
Titik nyala 15.6 °C
Indeks Refraktif 1.33
Penyerapan air 1000 g/kg
Informasi keselamatan berdasarkan GHS
H225: Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar
H331:Beracun bila terhirup.
Hazard Statement(s) H311: Beracun jika kena kulit.
H301: Beracun jika tertelan.
H370: Menyebabkan kerusakan organ-organ.
P210: Jauhkan dari panas/ percikan api/ lidah api/
permukaan-permukaan yang panas – Dilarang merokok.
P233: Jaga agar wadah tertutup rapat.
Precautionary
P280: Gunakan pakaian/sarungtangan pelindung /pelindung
Statement(s)
mata/muka.
P302 + P352: JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak
sabun dan air.
Signal Word Bahaya
Hazard
Pictogram(s)

RTECS PC1400000
Kelas penyimpanan 3 Zat-zat cair yang dapat terbakar
WGK WGK 1 agak berbahaya untuk air
1
Disposal
Pelarut organik bebas halogen: wadah A
Informasi keselamatan kerja

33
R11-23/24/25-39/23/24/25
Amat mudah-menyala.Beracun jika terhirup, jika kena kulit,
Frase R
dan jika tertelan.Beracun : bahaya efek tak-terpulihkan yang
sangat serius jika terhirup, jika kena kulit, dan jika tertelan.
S7-16-36/37-45
Jaga agar wadah tertutup rapat.Jauhkan dari sumber
api Dilarang merokok.Pakai pakaian pelindung dan
Frase S
sarung tangan yang sesuai.Jika terjadi kecelakaan atau jika
merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis
(tunjukkan label jika mungkin).
Jenis-jenis bahaya mudah terbakar, Toksik
Hazard Symbol FlammableToxic

Spesifikasi-spesifikasi
Purity (GC) ≥ 99.5 %
Identity (IR) Conforms
Density (d 20 °C/ 4 °C) 0.791 – 0.792
Evaporation residue ≤ 0.001 %
Water ≤ 0.1 %

2.8 Natrium Nitrat


A. Identifikasi Bahan
Nama produk adalah Natrium Nitrat dengan nomor katalog SLS1102,
SLS3946, SLS1726. Nomor CAS untuk Natrium Nitrat adalah 7631-99-4.
Nomor CAS merupakan nomor identitas untuk bahan kimia untuk
memudahkan pencarian karena bahan kimia sering memiliki banyak nama.
Nomor RTECS (Regristy of Toxic Subtance Control Act)/ nomor
pendaftaran efek toksik untuk bahan kimia natrium nitrat adalah
WC5600000. Undang-undang pengawasan zat beracun (TSCA) pada bahan
kimia natrium nitrat adalah TSCA 8 (b). Nama lain dari Natrium nitrat
diantaranya adalah chili sendawa, sendawa soda, sendawa sodium, asam

34
nitrat, atau garam nitrat. Rumus kimia dari natrium nitrat adalah NaNO3
sedangkan nama kimianya sendiri adalah natrium nitrat.
B. Komposisi dan Informasi Bahan
Natrium nitrat yang merupakan nama kimia dari NaNO3 dengan omor
CAS 7631-99-4 memiliki kadar kandungan senyawa sebanyak 100 %. Data
toksikologis natrium nitrat diujikan pada hewan yaitu tikus dan kelinci.
Natrium nitrat dapat menimbulkan bahaya akut pada tikus dengan kadar
natrium yang diberikan sebesar 1267 mg / kg. Natrium nitrat dapat
menimbulkan bahaya akut pada kelinci dengan kadar natrium yang
diberikan sebesar 2680 mg / kg. Hal ini menunjukkan bahwa natrium nitrat
dapat merugikan makhluk hidup.
C. Identifikasi Bahaya
Natrium nitrat berbahaya apabila tertelan, sedikit berbahaya apabila
terjadi kontak dengan kulit, mata (yang dapat menyebabkan iritasi), dan
inhalasi. Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar pada kulit
dan ulserasi(luka terbuka yang sulit senbuh). Apabila mengerhirup natrium
nitrat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
Efek kronis Natrium nitrat terhadap kesehatan mungkin dapat meracuni
darah, kontak yang terlalu lama dapat menghasilkan kerusakan pada organ.
Piktogram bahaya

Kata sinyal
Awas
Pernyataan Bahaya
H272 Dapat mengintensifkan api; pengoksidasi.
H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius.
Pernyataan Kehati-hatian
Respons

35
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya
dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.

D. Tindakan Pertolongan Pertama


Tindakan pertama yang dilakukan apabila menjumpai bahaya seperti
penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
Kontak pada mata: Periksa dan lepaskan lensa kontak, kemudian segera
basuh mata dengan air dingin dalam jumlah yang banyak selama minimal 15
menit. Jika terjadi iritasi dapat menghubungi bagian medis.
Kontak pada kulit: Kulit yang terkena NaNO3 dibersihkan dengan sabun
dan air dingin. Apabila terjadi iritasi segera menutupinya agar terhindar dari
kontak yang lain dan dapatkan pertolongan medis jika iritasi berkembang.
Terhirup: Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat yang memiliki udara
segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen dan dapatkan pertolongan medis medis. Evakuasi korban ke
daerah yang aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui
mulut kepada korban yang sadar. Jika natrium nitrat yang tertelan dalam
jumlah besar segera hubungi dokter. Longgarkan pakaian yang ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
E. Api dan Data Ledakan
Natrium nitrat tidak mudah terbakar. Zat yang dapat menyebabkan
kebakaran apabila dicampur dengan natrium nitrat adalah zat yang berasal
dari bahan organik dan bahan yang mudah terbakar. Natrium nitrat akan
bereaksi eksplosif dengan hidrokarbon. Interaksi nitrat jika dipanaskan
dengan amidosulfates (sulfamates) dapat menjadi eksplosif karena terjadi
pembebasan dinitrogen oksida dan uap. Campuran natrium nitrat dengan
bubuk aluminium atau oksida juga dapat bersifat eksplosif. Campuran
natrium nitrat dan tiosianat barium, natrium nitrat dan bubuk, dan tiosulfat

36
natrium nitrat dan natrium atau phosphinate natrium dapat mnyebabkan
terjadinya ledakan.
F. Tindakan terhadap tumpahan
Tindakan yang dilakukan untuk menghindari bahan natrium nitrat setelah
terjadi kecelakaan berupa pembersihan tumpahan natrium nitrat, peralatan
keselamatan kerja yang harus dikenakan, dll, diantaranya adalah:
Tumpahan dalam jumlah kecil: Gunakan alat yang tepat untuk
menempatkan tumpah padat dalam wadah pembuangan limbah yang
nyaman.
Tumpahan dalam jumlah besar : Pengoksidasi materi. Hentikan kebocoran
jika tanpa risiko. Hindari kontak dengan bahan yang mudah terbakar (kayu,
kertas, minyak, pakaian). Menjaga substansi basah menggunakan semprotan
air. Jangan menyentuh bahan yang tumpah. Mencegah pemasukan ke
selokan, ruang bawah tanah atau wilayah terbatas; tanggul jika diperlukan.
Meminta bantuan mengenai pembuangan.
G. Penanganan dan Penyimpanan
Natrium nitrat harus dijauhkan dari panas, sumber api, dan dari bahan
yang mudah terbakar (organik atau asam), serta tidak terkena debu. Pakaian
pelindung yang digunakan apabila bersentuhan dengan natrium nitrat harus
sesuai dengan peraturan yang ada. Jika tertelan, segera dapatkan saran
medis dan tunjukkan wadah atau label.
Natrium nitrat disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, di tempat
yang sejuk berventilasi, dan dipisahkan dari bahan asam, alkali, serta zat
pereduksi yang mudah terbakar. Petunjuk penyimpanan lebih lanjut dapat
dilihat di NFPA 43A, Kode untuk Penyimpanan Oksidator Cair dan Padat.
H. Perlindungan Pribadi
Teknik Kontrol yang dilakukan untuk ambang batas natrium nitrat di
lingkungan adalah sebagai berikut: menggunakan petunjuk proses operasi,
ventilasi pembuangan lokal, atau perangkat kendali teknik lain untuk
menjaga kadar udara di bawah yang direkomendasikan oleh batas eksposur.
Jika operasi yang dilakukan menghasilkan debu, asap atau kabut, gunakan
ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah batas

37
pemaparan. Pakaian pelindung yang digunakan diantaranya adalah sarung
tangan, kacamata pengaman, jas lab dll. Untuk menangani debu respirator,
pastikan menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara.
Peralatan pelindung untuk kasus tumpahan besar diantaranya adalah
kacamata, sarung tangan, jas lab, dan alat bantu pernapasan mandiri untuk
menghindari inhalasi. Segera periksakan ke dokter sebelum bahaya produk
mulai menyebar ke seluruh tubuh.
I. Sifat Fisik dan Kimia
Sifat fisik dan kimia yang dimiliki natrium nitrat diantaranya adalah sebagai
berikut:
Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Granular padat, padat bubuk.)
Bau : Tidak tersedia.
Rasa : pahit
Berat molekul : 84.99 g / mol
Warna : Putih.
pH ` : Tidak tersedia.
Titik didih : Suhu penguraian: 380 ° C (716 ° F)
Titik lebur : 308 ° C (586,4 ° F)
Suhu Kritis : Tidak tersedia
Kepadatan : 2.26 (Air = 1)
Tekanan Uap : Tidak berlaku.
Densitas Uap : Tidak tersedia.
Volatilitas : Tidak tersedia.
Ioninasi (dalam Air) : Tidak tersedia.
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air, metanol.
Kelarutan : Mudah larut dalam air panas. Larut dalam air dingin. Sebagian
larut dalam metanol. Sangat sedikit larut dalam aseton. Sangat sedikit larut
dalam gliserol. Sangat larut dalam Amonia cair. Kelarutan dalam air:
92.1g/100 ml @ 25 0C, 180 g/100 ml @ 100 0C. Kelarutan dalam Methanol:
1 g dilarutkan dalam 300 gram 1 ml Metanol, larut dalam 125 ml Alkohol,
52 ml Alkohol mendidih, 3470 ml Alkohol mutlak.
J. Stabilitas dan Data Reaktivitas

38
Natrium nitrat merupakan produk yang stabil. Natrium nitrat sangat reaktif
dengan bahan yang mudah terbakar yaitu bahan organik dengan cara
mengurangi asamnya dan tidak menyebabkan korosi terhadap kaca. Bahan
organik berserat dioksidasi apabila terjadi kontak dengan natrium nitrat
dapat bereaksi di atas suhu 160 0C dan akan terbakar di bawah 220 C. Kayu
dan bahan selulosa serupa yang terkena natrium nitrat sangat mudah
terbakar. Apabila bereaksi dengan asam dapat memancarkan asap nitrogen
dioksida yang beracun. Juga kompatibel dengan phosphide boron, rhodanide
barium, sianida, natrium tiosulfat, hypophosphites seperti natrium, belerang
hipofosfit ditambah arang, antimon, klorida, aluminium dan klorida
stannous, ester, logam bubuk seperti seng atau aluminium atau aluminium
oksida, isothiocyanates, tiosianat, fosfor, organik bahan, bahan mudah
terbakar, asam, pyrosulfites, sulfida, amida, bisulfites, hidrazin, amonium
sulfat, amida, amina, phospham. Natrium nitrat harus menghindari kondisi-
kondisi diatas serta tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan tersebut agar
natrium nitrat tetap stabil.

2.9 Asam Oksalat Dihidrat


A. Identifikasi Bahan
Nama Bahan : Asam Oksalat Dihidrat
Rumus Kimia : C2H2O2.2H2O
Massa Molar : 126.07 g/mol
Tingkat Kemurnian : p.a (pro analysa)
B. Sifat – sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : Kristal
Warna : Putih
Bau :-
Titik Didih : 149-160oC (1013 hPa) (Penguraian)
Massa Jenis : 1,65 g/cm3 (20oC)
Titik Nyala : 157oC (Penguraian)
Titik Lebur : 101 oC
Nilai pH (0,1 M) : 1,3

39
Tekanan Uap : 21 hPa (50 oC)
Kelarutan : 102 g/l
C. Safety Informatio according to GHS
Hazard Pictogram (s) :

Hazard Statement (s) :


1. Berbahaya jika tertelan atau terkena kulit
2. Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
Precautionary Statement :
1. Pakai pelindung mata.
2. JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan air.
3. JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama dengan air untuk
beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah
melakukannya. Lanjutkan membilas.
4. Dapatkan nasehat/perhatian medis.
Storage class : 10 - 13 Cairan dan padatan lain
WGK : WGK 1 agak berbahaya untuk air
Disposal :
Reagen organik yang relatif tidak aktif harus dikumpulkan dalam
kategori A. Jika terhalogenasi, harus ditempatkan dalam Kategori B.
Untuk residu padat gunakan Kategori C.

D. Safety Information
Hazard Symbols : Harrmful
Categories of danger : berbahaya
R Phrase : R 21/22 Berbahaya jika kena kulit dan jika tertelan.
S Phrase : S 24/25 Jangan sampai kena kulit dan mata.

E. Storage and Shipping Information


Storage : Simpan pada +5°C hingga +30°C.
Specifications
Assay (manganometric) : 99,5-102,5%

40
Chloride (Cl) : max 0,0005%
Sulphate (SO₄) : max 0,005%
Gesamtstickstoff (N) : max 0,001%
Heavy metals (as Pb) : max 0,0005%
Ca (Calcium) : max 0,001%
Fe (Iron) : max 0,0002%
Readily carbonisable substance : passes test
Residue on ignition (as sulphate) : 0,01%

2.10 Argenti Nitrat


A. Identifikasi Produk
Sinonim : lunar kaustik, perak (I) nitrat, perak (1 +) nitrat, garam asam
nitrat perak
Rumus molekul : AgNO 3
Berat molekul : 169,87
CAS No : 7761-88-8
EC No : 231-853-9
Indeks EC No : 047-001-00-2
Kode Produk : JT Baker: 3426, 3429 , Mallinckrodt: 2160, 2169,
7992
B. Komposisi Bahan
Nama CAS # % berdasarkan berat
Perak Nitrat 7761-88-8 100

Toksikologi Data Bahan: Perak nitrat: LISAN (LD50): akut: 1173 mg / kg


[Tikus]. 50 mg / kg [Mouse]. 473 mg / kg [Babi Guinea].
C. Identifikasi Bahaya
Beracun, berbahaya, korosif. menyebabkan luka bakar pada setiap
jaringan tubuh. bisa fatal jika tertelan. berbahaya jika dihirup. oksidator
kuat. dapat menyebabkan kebakaran apabila kontak dengan bahan lain.
Data rangking bahaya, meliputi :
 Kesehatan : 3 (keracunan hebat)

41
 Mudah terbakar: 0 - Tidak ada
 Reaktivitas : 3 - parah (oksidator)
 Kontak : 3 - parah (Korosif)
 alat pelindung : GOGGLES & SHIELD; jas lab & Apron, Vent HOOD;
GLOVES PROPER
 Kode Warna penyimpanan : Kuning (reaktif)

D. Beberapa efek kesehatan:


Inhalasi:
Sangat merusak jaringan dari selaput lendir dan saluran pernapasan bagian
atas. Uap yang terhirup dapat menyebabkan batuk, mengi, radang
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala mual dan muntah. Debu yang
mengendap di paru-paru dapat menyebabkan pneumokoniosis.
Tertelan: Korosif.
Menelan dapat menyebabkan luka bakar parah pada tenggorokan, mulut,
dan perut. Dapat menyebabkan sakit tenggorokan, muntah, diare. Dan
beracun. Gejalanya meliputi nyeri dan terbakar di mulut, menghitamkan
kulit dan selaput lendir, tenggorokan, dan perut, air liur, muntah bahan
hitam, diare, kolaps, syok, koma dan kematian.
Kontak Kulit: Korosif.
Gejala kemerahan, nyeri, dan dapat membakar kulit.
Kontak Mata: Korosif.
Dapat menyebabkan penglihatan kabur, kemerahan, nyeri, luka bakar
jaringan dan kerusakan mata.
Chronic Exposure: jika tertelan secara terus-menerus dapat menyebabkan
perubahan warna kebiruan permanen pada konjungtiva, kulit, dan selaput
lendir. inhalasi berulang dapat menyebabkan penyakit paru-paru. Orang
yang memiliki kelainan kulit, masalah mata atau gangguan fungsi
pernafasan mungkin lebih rentan terhadap efek dari zat.

E. Pertolongan Pertama

42
Inhalasi:
Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Mendapatkan perhatian medis
segera.
Ingesti:
Jangan menyedot langsung dengan mulut. Berikan minum yang banyak.
Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar. Segera beri pertolongan medis.
Kontak Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit sambil
menghilangkan kontaminan pada pakaian dan sepatu. Segera beri
pertolongan medis. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan
sepatu sebelum digunakan kembali.
Kontak Mata:
Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sambil
dikedip-kedipkan. Segera beri pertolongan medis.
F. Tindakan Menghindari Kebakaran
Api:
Bahan pengoksidasi ini mudah terbakar bila didekatkan dengan bahan yang
mudah terbakar.
Ledakan:
Beberapa reaksi dapat menyebabkan ledakan, misalnya bereaksi dengan
ammonia membentuk senyawa yang mudah meledak.
Media pemadaman api:
Gunakan air untuk menyiram. Jangan gunakan bahan kimia kering, karbon
dioksida atau Halon. Jangan biarkan limpasan air masuk pembuangan atau
saluran air.
Informasi Khusus:
jika terjadi kebakaran, pakailah full protective clothing dan NIOSH-
approved self, terdiri dari alat pernapasan dengan penutup wajah penuh dan
dioperasikan pada tekanan yang diinginkan atau mode tekanan positif
lainnya.

43
G. Penanganan dan Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, dingin, kering,, dan berventilasi.
Hindari kerusakan fisik, tempat-tempat yang lembab, sinar matahari
langsung, sumber panas, api, penyimpanan di lantai kayu, bahan-bahan lain
yang sifatnya bertentangan dengan perak nitrat, bahan yang mudah menyala,
organik atau bahan mudah teroksidasi lainnya. Wadah bahan ini mungkin
berbahaya ketika kosong karena wadah dapat mempertahankan residu
produk (debu, padat); amati semua peringatan dan tindakan pencegahan
yang terdaftar untuk produk.

H. Proteksi Diri
Perlindungan kulit:
Pakailah pakaian pelindung, yaitu sepatu bot, sarung tangan, jas lab, apron
atau baju, yang sesuai, untuk mencegah kontak kulit.
Perlindungan mata:
Gunakan chemical safety goggles dan / atau full face shield yang mampu
melindungi mata dari debu atau percikan larutan. Sediakan eye washer
untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan pada mata.

I. Sifat-sifat Fisika dan kimia


kenampakan: Transparan, kristal tak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: air 219g/100g @ 200C (68F).
berat jenis: 4.352
pH: ca. 6 (netral untuk lakmus)
% Volatil dengan volume @ 210C (70F): 0
Titik didih: 444C (831F) terurai.
Titik leleh: 212C (414F)
Densitas uap (udara = 1): 4.4
Tekanan Uap (mm Hg): Sangat rendah.
kecepatan evaporasi (BuAc = 1): informasi tidak ditemukan

44
J. Stabilitas dan Reaktifitas
Stabilitas: Stabil pada suhu kamar dalam wadah tertutup. Saat terkena
cahaya warna berubah menjadi hitam.
Bahaya Dekomposisi Produk: Oksida nitrogen.
Bahaya Polimerisasi: Tidak akan terjadi.
Bahan yang bertentangan: Amoniak, alkali, garam antimon, garam arsenik,
bromida, karbonat, klorida, iodida, tiosianat, garam besi, fosfat, asam tannic
dan tartrates.
Kondisi yang harus dihindari: Panas, api, sumber api, cahaya dan bahan
yang bertentangan.

2.11 Kalium Permanganat


A. Identifikasi Bahan
Nama produk : Potassium Permanganate
Sinonim : Potassium Permanganate, Bioteknologi Grade
Nama kimia : Potassium Permanganate
Formula kimia : KmnO4
B. Label Bahaya

C. Informasi Bahan Singkat


Berbentuk padat. Sangat reaktif dengan bahan-bahan organik, logam, asam.
Reaktif dengan mengurangi agen, bahan mudah terbakar. Dapat bereaksi
hebat dengan kebanyakan logam, ammonia, ammonium garam,
phosphorous, banyak dibagi halus organik compounds (bahan), cairan,
asam, belerang.
D. Sifat-Sifat Bahaya
1. Bahaya Kesehatan
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (yg mengganggu), dari kontak mata
(yg mengganggu), dari proses menelan, dari inhalasi. Agak berbahaya

45
dalam kasus kontak kulit (permeator). Korosif mungkin untuk mata dan
kulit. Jumlah tergantung kerusakan jaringan panjang pada kontak.
Kontak mata dapat menyebabkan kerusakan atau corneal kebutaan.
Kontak kulit dapat menghasilkan radang dan blistering. Inhalasi zat akan
menghasilkan iritasi ke perut usus atau saluran pernafasan, dicirikan
oleh bersin dan batuk. Bila terhrup secara berlebihan dapat merusak
paru-paru, shock, ketidaksadaran atau kematian.
2. Bahaya Kebakaran
Tidak mudah terbakar akan tetapi akan terbakar spontan apabila kontak
dengan ethylene glycol.
E. Bahaya Reaktivitas
Mutagenic Efek : Mutagenic untuk bakteri dan / atau ragi.
Zat mungkin beracun ke ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusat (CNS).
Apabila zat terkena mata dapat menghasilkan iritasi mata. Bila terkena kulit
dapat menghasilkan kulit kehancuran, atau infeksi kulit. Bila terhirup dapat
menghasilkan berbeda-beda pernafasan iritasi paru-paru atau kerusakan.
F. Sifat-Sifat Fisika
Fisik : solid/ zat padat
Bau : tidak berbau
Rasa : agak manis
Berat molekul : 158,03 g/mol
Warna : ungu
Berat jenis : 2,7 @ 15 C
G. Keselamatan Dan Pengamanan
Mata:
Apabila terkena mata segera dibilas dengan air paling tidak 15 menit, air
dingin dapat digunakan. Kemudian segera meminta pertolongan
medis.Segera mendapatkan perhatian medis.
Kulit:
Apabila terkena kulit, segera dibilas dengan air sekurang-kurangnya 15
menit. Bila terkena pakaian dan sepatu segera cuci dengan air dingin dan

46
sabun.
Inhalasi:
Apabila terhirup di saluran pernapasan, segera pergi ke tempat yang
berudara segar. Jika tidak dapat bernapas, dapat diberikan pernafasan
buatan.Apabila sulit bernapas segera diberi Oksigen. Segera beri tindakan
medis.
Peringatan: Ini mungkin berbahaya kepada orang yang memberikan
bantuan untuk memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut karena
bahan bersifat racun dan korosif.
H. Informasi Lingkungan
Tidak berbahaya untuk lingkungan. Bersifat korosif.

2.12 Potassium Dikromat


A. Identifikasi Bahan
Sinonim : Potassium Bichromate; Dipotassium Dichromate;
Dichromic Acid; Dipotassium Salt
Massa molar : 294.19 g/mol
No. CAS : 7778-50-9
Grade : ACS,ISO
Rumus kimia : Cr2K2O7
Formulasi kimia : K2Cr2O7
Kode HS : 2841 50 00
Nomor EC : 231-906-6
Nomor indeks EC : 024-002-00-6
Nomor CAS : 7778-50-9
B. Identifikasi Bahaya

Toksisitas akut oral Kategori 3


Toksisitas akut kulit Kategori 4
Toksisitas akut terhirup Kategori 2
Korosi kulit/Iritasi Kategori 1B
Sensitisasi alat pernapasan Kategori 1

47
Sensitisasi kulit Kategori 1
Mutagenesis sel germinal Kategori 1B
Karsinogenisitas Kategori 1B
Keracunan reproduktif Kategori 1B
Toksisitas sistemik organ target khusus (paparan
Kategori 1
berulang)
Toksisitas sistemik organ target khusus (paparan
Kategori 3
tunggal)
Keracunan akut pada makhluk air Kategori 1
Keracunan kronis pada makhluk air Kategori 1
Zat pengoksidasi Kategor

C. Piktogram Bahaya

Pernyataan Bahaya
H340 Dapat meyebabkan kerusakan genetik.
H350 Dapat meyebabkan kanker.
H360FD Dapat merusak kesuburan. Dapat merusak janin.
H302 Berbahaya jika tertelan.
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
H317 Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
H330 Fatal jika terhirup.
H334 Dapat menyebabkan alergi atau gejala asma atau kesulitan bernafas
jka terhrup.
H335 Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
H372 Menyebabkan kerusakan organ-organ melalui eksposur yang lama
atau berulang-ulang.
H411 Toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan

48
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya.
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P302 + P352 JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan banyak sabun dan air.
P304 + P340 JIKA TERHIRUP : Pindahkan korban ke tempat berudara
segar dan jaga tetap relaks pada posisi yang nyaman untuk bernafas.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya
dan mudah melakukannya.Lanjutkan membilas. P308 + P310 Jika terpapar
atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA INFORMASI KERACUNAN
atau dokter/tenaga medis.

D. Komposisi Bahan
RumusK2Cr2O7 / Cr2K2O7
No CAS 7778-50-9
No EC 231-906-6
Massa Molar 294,19 g/mol

E. Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)


Secara umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah menghirup
Hirup udara segar. Jika napas terhenti, langsung berikan napas buatan secara
mekanik. Jika diperlukan berikan masker oksigen. Segera menghubungi
dokter
Setelah kontak pada kulit
Mencuci dengan air yang banyak. Melepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Segera menghubungi dokter.

49
Setelah kontak pada mata
Membilas dengan air yang banyak. Segera menghubungi dokter mata
Jika tertelan
Memberi air minum (maksimal 2 gelas). Segera mencari anjuran
pengobatan. Hanya dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, merangsang untuk muntah (jika korban tak sadarkan diri).
Menelan karbon aktif. Konsultasi dengan dokter.
Perawatan (catatan untuk dokter)
Bersihkan luka dengan hati-hati dan tutup dengan bahan pembalut yang
steril.
F. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Media pemadam yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal
dan lingkungan keliling.
Bahaya spesifikasi selama memadamkan kebakaran
Tidak mudah terbakar. Memiliki efek penyulut api akibat pelepasan
oksigen.
Alat perlindungan khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.
Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan
pakaian pelindung yang sesuai.
Informasi lebih lanjut
Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan dan air
tanah.
G. Tindakan Terhadap Tumpahan dan Kebocoran
Tindakan pencegahan pribadi
Hindari penghirupan debu dalam semua keadaan. Hindari mkontak dengan
bahan. Pastikan ventilasi memadai.
Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungai
Jangan membuang ke dalam saluran pembuangan
Metode untuk pembersihan

50
Ambil dengan hati-hati. Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang
terkena. Hindari pembentukan debu.
H. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Penanganan
Bekerja di ruang asam. Jangan menghirup bahan. Taati label tindakan
pencegahan.
Penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Kering. Jauhakan dari bahan yang mudah menyala
dan sumber nyala serta panas. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat
yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi
atau wewenang.
I. Pengendalian Pemaparan dan Perlindungan Diri
Alat pelindumg diri
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya
tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
Perlindungan pernapasan
Diperlukan ketika debu dihasilkan. Jenis filter yang direkomendasikan:
Filter P 3 untuk partikel padat dan cair, bahan toksik dan sangat toksik.
Pelindung tangan
Kontak Penuh :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 mil
Kontak percikan :
- Bahan sarung tangan : Karet nitril
- Tebal sarung tangan : 0,11 mm
- Waktu terobosan : >480 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada
EC.
Pelindung mata
Kacamata atau goggles pelindung yang pas dan ketat.

51
Langkah-langkah perlindungan
Pakaian pelindung
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Kundanag krimpelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut. Bekerja di
ruang asam. Jangan menghirup bahan.
J. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
Wujud padat
Warna jingga
Bau tidak berbau
pH 3,6 (pada 100g/L)
Titik lebur 398 oC
Titik didih > 500oC (pada 1.013 hPa)
Sifat oksidator pengoksidasi
Densitas 2,69 g/cm3 (pada 20 0C)
Densitas curah 1,25 g/cm
Kelarutan dalam air 130 g/L (pada 20 0C)
K. Reaktifitas dan Stabilitas
Kondisi yang harus dihindari
Pemanasan kuat.
Bahan yang harus dihindari
2. Beresiko meledak dengan: besi, magnesium, hydrazine dan turunannya,
hydroxylamine, senyawa organik yang mudah menyala.
3. Reaksi eksotermik dengan: boron, anhydrides, reduktor, phosphides
4. Resiko ledakan dan/atau terbentuk gas toksik terdapat pada bahan
berikut: senyawa organik yang mudah menyala, gliserol, sulfida, aseton.

2.13 Natrium Arsenit


A. Identifikasi Produk
No. Katalog : 106277
Nama Produk : Sodium Arsenit Solution (Larutan natrium arsenit)
c(NaAsO2) = 0,5 mol/L (0,1 N)

52
B. Piktogram Bahaya
Kata sinya : Bahaya

Pernyataan Bahaya
H350 Dapat menyebabkan kanker
H412 Berbahaya pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P201 Dapatkan instruksi spesial sebelum menggunakannya
P273 hindarkan pelepasan ke lingkungan
Respon
P308 + P313 jika terpapar atau dikuatirkan : dapatkan pengobatan
Terbatas hanya untuk pengguna profesi
C. Sifat Fisika- Kimia
 Bentuk : Cair
 Warna : tidak berwarna
 Bau : tidak berbau
 Ambang bau : tidak berlaku
 pH : kira- kira 9,3 pada 20 OC
 titik lebur : tidak tersedia infromasi
 titik didih : tidak tersedia infromasi
 titik nyala : tidak berlaku
 laju penguapan : tidak tersedia infromasi
 flamabilitas : tidak tersedia infromasi
 batas ledakan terendah : tidak berlaku
 batas ledakan tinggi : tidak berlaku
 tekanan uap : tidak tersedia infromasi
 kerapatan relatif: tidak tersedia infromasi
 densitas : 1,005 g/mc3 pada 20 OC
 kerapatan uap relatif : tidak tersedia informasi
 kelarutan dalam air : pada 20 OC larut

53
 koefisien partisi : tidak tersedia informasi

D. Tindakan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan


1. Penjelasan Mengenai Tindakan Pertolongan Pertama
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke
dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
2. Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Hal berikut ini berlaku secara umum untuk arsen dan senyawa turunannya:
zat tersebut menimbulkan efek sebagai toksin kapiler dan enzim. Gejala
keracunan arsen: akut: setelah terhirup: iritasi mukosa dengan batuk,
dyspnoea, nyeri dalam thorax. Perforasi dalam saluran pernapasan
mungkin terjadi. Setelah penyerapan oral, gangguan
gastrointestinal/pencernaan dengan muntah, diare, dan sesak, gangguan
CNS dengan sakit kepala, bingung, gemetar tiba-tiba dan gangguan
kesadaran, gangguan kardiovaskular yang menyebabkan sirkulasi darah
mengalami kolaps. Kronis : exanthema, lesi kulit dalam bentuk
hyperkeratosis dan hypermelanosis, rambut rontok, konjungtivitas dan
polyneurophaty, kerusakan fungsi hati, dan kerusakan ginjal. Setelah
terkumulasi dalam liver, ginjal dan kulit, arsen tereliminsi lambat dari
organisme. Pengalaman menunjukkan senyawa arsen menyebabkan
karsinogen pada manusia.
E. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
1. Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal
dan lingkungan sekeliling.

54
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberikan.
2. Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar
Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya.
3. Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan.
Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan gunakan
pakaian pelindung yang sesuai.
Informasi lebih lanjut
Cegah air pemadam kebakaran mengkontaminasi air permukaan atau
sistim air tanah.

F. Tindakan terhadap Tumpahan dan Kebocoran


1. Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur
tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Jangan menghirup uap-uap, aerosol.
Hindari kontak dengan bahan. Pastikan ventilasi memadai. Evakuasi
dari daerah bahaya, amati prosedur darurat, hubungi ahli.
2. Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
3. Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan
pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati
kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil hati-hati
dengan bahan penyerap cairan (misal Chemizorb®). Teruskan ke
pembuangan. Bersihkan area yang terkena.
G. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan
1. Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label
tindakan pencegahan.

55
Kenakan pakaian pelindung. Jangan menghirup zat/campuran. Hindari
terbentuknya uap/aerosol.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci
tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
2. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Simpan di tempat yang berventilasi baik. Simpan dalam
tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang
yang mempunyai kualifikasi atau berwenang.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
3. Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan
spesifik lain yang diantisipasi.

H. Pengendalian Pajanan dan Perlindungan Diri


1. Parameter pengendalian
Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur
pekerjaan.
2. Pengendalian paparan
Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan pri
oritas dalam
penggunaan alat pelindung diri.
Lihat bagian 7.1.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya
tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing
suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan

56
kontak penuh :
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: > 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: > 480 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada
EC directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh
KCL 741 Dermatril® L (kontak penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak
percikan).
Peralatan pelindung lainnya
sarungtangan pelindung
Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter P 3 (menurut DIN 3181) untuk
partikel padat dan cair bahan toksik dan sangat toksik
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan
pengujian perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan
dengan benar.
Kontrol eksposur lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.

2.14 Asam Asetat Anhidrat


A. Piktogram Bahaya

B. Sifat Fisika- Kimia

57
 Bentuk: Cairan
 Warna: Tidak berwarna
 Bau: Tajam
 Nilai pH (50g/l H2O): (20oC) 2,5
 Kekentalan Dinamik: (20oC) 1,22 mm2/s
 Kekentalan Kinematik: (20oC) 1,77
 Titik lebur: (17oC)
 Titik didih: 116-118
 Suhu penyalaan: 485oC
 Titik nyala: 39oC
 Batas ledakan: Lebih rendah 4 Vol%, leboh tinggi 19,9 Vol%
 Tekanan uap: (20oC) 1,54 hPa
 Densitas uap relatif: 2,07
 Densitas; (20oC) 1,05 g/cm3
 Kelarutan dalam air: (20oC) Dapat larut
 Log Pow: -0,17
 Faktor Biokonsentrasi: 1
 Indeks Refraksi: (20oC) 1,37

C. Penyimpanan Asam Asetat Glasial


 Jauhkan bahan dari nyala api.
 Tutup wadah dengan rapat dan hati-hati bila membuka tutup wadah.
 Simpan dalam wadah yang kuat dan tahan bocor dalam ruangan yang
berventilasi pada suhu diatas 16oC (titik beku).
 Jauhkan dari bahan inkompatibel: Oksidator (Kromat, Permanganat,
Perklorat, basa kuat seperti NaOH dan logam).
 Simpan dalam area terpisah dan disetujui.
 Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.
 Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api)

D. Stabilitas Reaktifitas
 Kondisi yang harus dihindarkan yaitu pemanasan.

58
 Suhu < 0oC
 Bahan yang harus dihindari: Beresiko meledak dengan zat pengoksid.
 Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan logam (Besi, Zinc, Magnesium)
 Dinyatakan meledak dengan udara dalam uap atu gas jika di panaskan.

E. Identitas Bahaya
 Dapat terbakar.
 Mengakibatkan luka bakar yang parah.
 Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan.
 Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan
akumulasi cairan pada paru-paru.
 Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan mata permanen.
 Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan saluran usus.

F. Batas Pemaparan Yang Diperbolehkan


Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai
pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-
hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
Di Indonesia, menurut SNI 19-0232-2005 NAB Nilai Ambang Batas (NAB)
zat kimia di udara tempat kerja ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional
(BSN), Nilai ambang batas untuk zat kimia Asam asetat (64-19-7)
mempunyai Bilai Ambang Batas sebesar 25 mg/m3 dan 10 bds (bagian
dalam sejuta).

G. Informasi Toksikologi (Potensi Efek Kesehatan)


1. Rute masuk: Terserap melalui kulit. Dermal kontak. Kontak mata. Inhalasi.
Konsumsi.
2. Efek jangka pendek (akut)
 Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggookan. Kadar
yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan
akumulasi cairan pada paru-paru. Jika terkena gas tersebut dapat

59
mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut
dan saluran pernapasan. Tersentuh dengan kulit dapat menghasilkan luka
bakar. Terhirup gas tersebut akan menghasilkan iritasi pada saluran
pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang
pada mata ditandai dengan mata kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang
kulit yang ditandai dengan gatal, merah pada kulit.
 Efek Kesehatan Akut Potensi: Kulit: Sangat menjengkelkan dan korosif.
Menyebabkan gangguan pada kulit (memerah dan gatal, peradangan). Dapat
menyebabkan terik, kerusakan jaringan dan luka bakar. Mata: Sangat
menjengkelkan dan korosif. Menyebabkan iritasi mata, lakrimasi,
kemerahan, dan nyeri. Dapat menyebabkan luka bakar, penglihatan kabur,
konjungtivitis, kerusakan kornea dan konjungtiva dan permanen cedera.
Penghirupan: Menyebabkan iritasi saluran pernapasan parah.
Mempengaruhi organ arti (hidung, telinga, mata, rasa), dan darah. Dapat
menyebabkan pneumonitis kimia, bronkitis, dan edema paru. Eksposur
parah dapat menyebabkan jaringan paru-paru kerusakan dan korosi (ulkus)
pada selaput lendir. Inhalasi juga dapat menyebabkan rhinitis, bersin, batuk,
menindas perasaan dalam nyeri dada atau dada, dyspnea, mengi, takipnea,
sianosis, air liur, mual, pusing, otot kelemahan. Tertelan: Cukup beracun.
Korosif. Menyebabkan gangguan saluran pencernaan (pembakaran dan rasa
sakit dari mulut, tenggorokan, dan perut, batuk, ulserasi, perdarahan, mual,
kejang abdomial, muntah, hematemesis, diare. Juga dapat mempengaruhi
hati (gangguan fungsi hati), perilaku (kejang-kejang, giddines, kelemahan
otot), dan saluran kemih sistem - ginjal (hematuria, Albuminuria, nephrosis,
gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut). Juga dapat menyebabkan dispnea
atau asfiksia. Juga dapat menyebabkan syok, koma dan kematian.
3. Efek Jangka panjang (kronis)
 Iritasi pada hidung, tenggorokan, mata dan kulit, serta dapat menimbulkan
erosi pada gigi. Berbahaya jika terjadi terkena kulit, tertelan, terhirup. Efek
mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia, mutagenik untuk bakteri
dan ragi. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa, selaput, kulit,
gigi. Jika terkena zat ini secara berkelanjutan dapat merusak organ saraf.

60
Terkena dalam waktu yang lama dengan zat tersebut dapat menghasilkan
iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah, menyebabkan iritasi saluran
pernapasan, menyebabkan serangan infeksi bronkus.
 Efek Kesehatan kronis Potensi: Paparan kronis melalui konsumsi dapat
menyebabkan menghitam atau erosi pada gigi dan rahang nekrosis,
faringitis, dan gastritis. Ini mungkin juga perilaku (mirip dengan akut
konsumsi), dan metabolisme (berat badan). Paparan kronis melalui inhalasi
dapat menyebabkan asma dan / atau bronkitis dengan batuk, dahak, dan /
atau sesak napas. Hal ini juga dapat mempengaruhi darah (leukosit menurun
count), dan sistem kemih (ginjal). Kontak kulit berulang atau
berkepanjangan dapat menyebabkan penebalan, menghitam, dan cracking
kulit. Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik
untuk bakteri dan / atau ragi. Dapat menyebabkan kerusakan berikut organ:
ginjal, selaput lendir, kulit, gigi. Dapat mempengaruhi materi genetik dan
dapat menyebabkan efek reproduksi berdasarkan data hewan. Tidak ada data
manusia ditemukan.

H. Tindakan Pertolongan Pertama


1. Mata
Jika terkena mata segera siram dengan air bersih yang banyak dan mengalir
sekurang-kurangnya selama 10 menit. kemudian hubungi petugas medis
segera.
2. Kulit
Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air yang banyak dan mengalir
sedikitnya selama 15 menit. Olesi dengan Polyethylene Glycol atau dapat
menghubungi perawatan medis dengan segera. Jika terkena pakaian, segera
lepaskan pakaian yang terkontaminasi
3. Terhirup
Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih dan segar.
Jika pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.
4. Tertelan

61
Diusahakan untuk tidak memuntahkannya kecuali bila diarahkan oleh
petugas medis. Berikan air minum yang banyak. Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan
bantuan medis jika gejala muncul.

I. Kebakaran Dan Cara Pencegahannya


 Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan
penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan
mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau
lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung
tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani
senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam
asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia
menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat
membentuk campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan:
5.4%-16%)Resiko yang khusus, mudah menyala, uap lebih berat dari pada
udara.
 Uap asam asetat memungkinkan membentuk ledakan campuran dengan
udara.
 Reaksi antara asam asetat dan bahan-bahan seperti 5-azidotetrazole,
pentafluoride brom, kromium trioksida, hydrogen peroksida, kalium
permanganate, atrium peroksida dan triklorida phorphorus.
 Tindakan pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan cara media yang
cocok untuk pemadaman air, CO2, busa, Powder dan apabila memadamkan
dengan air, cegahlah air pemadam kebakaran memasuki permukaan air
tanah karena mengandung uap yang keluar dari air.

J. Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran


1. Tumpahan kecil

62
Encerkan dengan air dan mengepel atau menyerap dengan bahan inert dan
tempat kering dalam wadah pembuangan limbah baik. Jika diperlukan
menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
2. Tumpahan besar
 Mudah terbakar cair, korosif cair. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber
api. Hentikan kebocoran jika tanpa resiko.
 Jika produk dalam bentuk padat, gunakan sekop untuk menaruh materi ke
dalam wadah pembuangan limbah nyaman.
 Jika produk dalam bentuk cair:
- Menyerap dengan bumi kering, pasir atau non materi yang mudah terbakar.
- Jangan sampai air dalam container.
- Menyerap dengan bahan inert dan menempatkan bahan yang tumpah dalam
pembuangan limbah yang baik.
- Jangan menyentuh bahan tumpah.
- Gunakan air semprot tirai untuk menglihkan melayang uap.
- Mencegah masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah
terbatas. Tanggul jika diperlukan.
- Memnta bantuan bila dibuang.
- Menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
- Perlindungan pribadi dalm kasus tumpahan besar dapat menggunakan
splash kacamata, uap respirator, boots, sarung tangan dan sebuah alat
bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindri inhalasi
produk.

K. Tindakan Pencegahan Dan Perlindungan Diri


 Jauhkan dari api dan sumber api.
 Jangan ditelan. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukan
wadah atau label.
 Pribadi perlindungan: Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) berupa
splash kacamata, sintetis celemek, uap respirator, masker, boots, sarung
tangan dan sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk

63
menghindri inhalasi produk. Pastikan untuk menggunakan respirator yang
disetuju/bersertifikat/setara. Sarung tangan (Tahan).
 Tahan nafas jika berhadapan dalam bentuk gas/asap/uap/semprotan.
 Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi
cukup, pakai pernapasan yang sesuai eralatan.
 Hindari kontak dengan kulit dan mata.
 Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen logam,
asam, alkali.
 Rekayasa kontrol: sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain.
L. Pembuangan Limbah
Metode pembuangan limbah:
1. Buanglah sesuai dengana semua yang berlaku federal, Negara dan
peraturan local.
2. Selalu kontak pemelihara limbah diizinkan (TSP) untuk memastikan
kepatuhan.

M. Manfaat Dan Kegunaan


Asam asetat memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia,tidak hanya itu
asam asetat juga berperan dalam perindustrian dan kesehatan, yaitu:
1. Dalam industri makanan asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman,
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan, serta untuk menambah rasa
sedap pada masakan.
2. Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai
senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan
sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate
monomer, VAM).
3. Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan
juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam
cuka relatif kecil. Sekitar larutan 12,5% untuk makanan.
4. Reagen untuk analisa.
5. Untuk membuat putih timbal, dll.

64
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan di dapatkan hasil pengamatan maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dalam melakukan praktikum yang mengharuskan kita
menggunakan bahan kimia harus berhati-hati terhadap bahan-bahan kimia yang
digunakan. Mahasiswa harus bisa membaca dan memahami tanda pada label yang
tertera pada bahan kimia karena bahan kimia memiliki tingkat berbahaya yang
berbeda-beda yang dapat diketahui dari symbol-simbol yang tertera pada label
kimia. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja praktikan wajib
menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP) yaitu sarung tangan, masker, jas
laboratorium, sepatu yang tertutup dan APD yang lainnya (sesuai dengan sifat
bahan yang akan digunakan).
Potensi bahaya di tempat kerja atau laboratorium yang berhubungan
langsung dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dikelompokkan antara lain potensi Potensi bahaya fisik, Potensi
bahaya kimia, Potensi bahaya biologis, Potensi bahaya fisiologis, Potensi bahaya
Psiko-sosial dan Potensi bahaya dari proses produksi.

65
DAFTAR PUSTAKA

Adi Syakdani, S.T., M.T,dkk.2012.Modul Kuliah Keselamatan Kesehatan Kerja


dan Hukum Ketenagakerjaan. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya

Cahyono, AB. 2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta:


Gajah Mada University Press

Khasani. 1990. Prosedur Alat-alat Kimia. Yogyakarta: Liberty.

Mulyono. 2008. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


NomorPer.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 330. 2010. Jakarta: Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

66

Anda mungkin juga menyukai