DISUSUN OLEH :
Limrah Hidayanur / 1600033
KELAS:
VC
DOSEN PEMBIMBING:
Armon Fernando, M. Si., Apt
ASISTEN DOSEN:
Indah Permata Sari
Lisa Kartika, Amd., Farm
Rofika Rustam, Amd., Farm
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan
pertolongan dengan memberi pernapasan buatan. Ada dua cara pernapasan buatan,
yaitu pernafasan buatan dengan metode holger nielson dan silbester. Kesehatan
dan keselamatan.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
b. Napas
Setelah mendapatkan kepastian pada bagian pernapasannya maka alihkan
perhatian pada diri korban. Perhatikan dan carilah kepastian, apakah korban
masih bisa bernapas, meski tidak lancar. Cara untuk dapat memastikan napas
korban adalah dengan menempatkan sebuah cermin atau mata pisau yang terbuat
dan bahan stainless di depan mulut atau hidungnya. Apabila cermin atau pisau
itu berkabut, hal itu menandakan bahwa korban masih bisa bernapas. Dan
indikasi korban itu tidak dapat bernapas tentu jika cermin atau pisau itu tidak
berkabut. Jika situasinÿa mengarahkan pada keadaan yang terakhir, segera
lakukan tindakan untuk membuat pernapasan buatan.
c. Peredaran darah
Hal selanjutnya yang harus diketahui dan dipastikan adalah pada peredaran
darah korban. Upaya untuk mengetahui dan memastikannya adalah dengan
memeriksa nadi korban, apakah masih berdenyut, berdenyut dengan tidak
normal, atau terhenti. Caranya adalah dengan menggenggam pergelangan tangan
korban dari luar, di mana jari tengah Anda menekan pada urat nadi pergetangan
tangan korban.Cara lainnya adalah dengan metakkanlah ujung jari telunjuk Anda
ke urat nadi pada sudut rahang bawah korban. Kemudian rasakan, apakah nadi
dari korban masih berdenyut atau tidak. Jika masih berdenyut maka Anda bisa
melakukan langkah-langkah pertolongan selanjutnya.
Namun jika nadi rahang korban tidak berdenyut, segeralah untuk melakukan
langkah pembangkitan fungsi jantung melalui cara Kardio Pulmonar (jantung
paru-paru) yang disingkat CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation). Jika akan
melakukan upaya CPR pada korban, sebelumnya Anda harus memeriksa ada
pendarahan atau tidak pada korban.
4
dan pertama dalam situasi-situasi ini, karena setiap detik waktu yang ada sangat
berharga.
5
2.2.6 Langkah Keenam
Periksa dengan hati-hati keadaan korban. Jika situasinya mengharuskan
untuk memotong pakaian korban karena dinilai menghambat usaha pertolongan
pertama, maka lakukanlah pemotongan. Tindakan ini ditujukan sebagai langkah
untuk mencegah atau mengurangi rasa sakit yang diderita korban sebagai akibat
dari gerakan-gerakan spontan yang dilakukannya. Pengecualian dilakukan
terhadap korban yang mengalami luka bakar, di mana Anda dilarang menyobek
atau memotong pakian korban, karena hal ini malah akan memperparah luka
korban.
6
Korban ditelungkupkan dengan kedua telapak tangannya
Penolong berlutut dengan salah satu lutut (15 cm) sebelah telinga korban.
Kaki yang lain diletakkan 5 cm dari siku korban
Tekan punggung korban pada tulang belikat dengan kedua tangan sambil
menghitung, satu, dua, dan tiga.
Pada hitungan keempat tekanan dilepaskan dan lengan penolong digeser
ke arah lengan korban.
Tarik lengan korban ke arah perut penolong sehingga rongga dada
mengembang sambil menghitung: lima, enam, dan tujuh.
Hitungan kedelapannya, tangan penolong kembali digeser ke arah tulang
belikat korban dan seterusnya. Dilakukan terus menerus sampai ada tanda
hidup kecepatan 10 – 15 kali per menit.
Jika setelah 30 menit belum ada tanda kehidupan, hentikan pernapasan
buatan.
Jika tulang lengan patah, cukup dikerjakan dengan menggerakan bahu
korban naik turus 12 kali per menit.
7
bernapas untuk dilihat apakah ada sesuatu yang lain dalam mulut atau
tenggorokannya yang dapat menghambat pernapasannya.
8
jantung paru. Bila masih ada denyut, namun tidak bernapas, maka berikan napas
buatan saja tanpa pijat jantung.
6. Bantu orang yang kena serangan cemas atau serangan panik untuk
menarik napas dalam
Caranya, bawa orang yang kena serangan cemas atau serangan panik ke
tempat yang sepi dan punya sirkulasi udara yang baik. Kemudian, pandu orang
tersebut untuk bernapas perlahan-lahan, misalnya dengan menghitung satu
sampai sepuluh pelan-pelan.
Usahakan untuk tidak memberikan instruksi yang terlalu berbelit atau
panjang lebar. Bicaralah dengan kalimat yang sederhana dan dengan nada suara
yang tenang.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam hal menghadapi atau menangani orang yang mengalami cedera, ada
tiga hal yang harus dipastikan atau diperhatikan terhadap korban sebelum
melakukan langkah-langkah pertolongan. Ketiga hal tersebut adalah:
Pernapasan, Nafas, dan Peredaran darah
Metode pertolongan pernafasan ada dua, yaitu :
a. Pernafasan dengan metode Holger Nielson
b. Pernafsan dengan metode silbester
Dalam melakukan pertolongan pada kecelakaan kerja perlu dilakukan
berdasarkan langkah-langkah atau prosedur yang telah ditetapkan
10
DAFTAR PUSTAKA
11