Kelompok 3 :
Budhy Prasetio (16057105)
Dwika Nur Rizki (1605710 )
Fikri Andriansyah (16057109)
M. Budi Setiawan (16057110)
Mohammed fery (16057111)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SISTEM INFORMASI
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
Definisi GIS
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah
sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan
untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya
data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan
orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Penggunaan SVG
SVG telah direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium (W3C) untuk menampilkan
grafik serta mendeskripsikan gambar 2 dimensi dalam pengembangan web yang berbasis XML. SVG
memperbolehkan tiga tipe dari objek grafis, yaitu bentuk vektor grafis (misalkan jalur yang terdiri
dari garis lurus dan kurva), gambar dan teks. Hasil dari SVG dapat juga interaktif dan
dinamis. Animasi dapat didefinisikan dan ditimbulkan secara menempelkan elemen animasi SVG
pada isi SVG) atau dengan menggunakan skripting. SVG dapat digunakan untuk menghasilkan
berbagai macam variasi dari objek grafis, dan juga menyediakan bentuk dasar umum seperti bujur
sangkar dan elips. SVG memberikan pengendalian kualitas melalui sistem koordinat dari objek grafis
yang telah didefinisikan dan transformasi yang akan digunakan selama proses render.
Penggunaan GIS
* Manfaat pertama, adalah Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS, dapat
diidentifikasi tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi ini akan
memudahkan dalam pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.
* Manfaat kedua, Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan
pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami menerjang Aceh dan Nias,
Badan Rehabilitasi – Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias) menggunakan GIS untuk
memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan di lokasi yang paling parah
kerusakannya.
* Manfaat berikutnya adalah untuk Penataan Ruang &Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat
teknologi GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis dampak
lingkungan, daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi. Penataan ruang
menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan, infrastruktur dan transportasi,
hingga pembangunan perumahan dan perkantoran.
* Keempat, Investasi Bisnis dan Ekonomi juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari aplikasi
GIS. Dengan adanya peta informasi daerah, dapat ditentukan arah pembangunan. Dan para investor
pun bisa menentukan strategi investasinya berdasarkan kondisi geografis yang ada, kondisi penduduk
dan persebarannya, hingga peta infrastruktur dan aksesibilitas.
Selain itu, manfaat GIS juga bisa digunakan untuk sektor Pertahanan & Komunikasi. Peta data spasial
dapat berguna bagi pemerintah untuk mengidentifikasi batas-batas perairan dan daratan. Dari segi
komunikasi, GIS bisa berguna untuk mengidentifikasi dan menentukan persebaran coverage menara
transmitter atau BTS. Terakhir, GIS bisa digunakan untuk Games, Entertainment dan Edutainment. Di
negara-negara maju, aplikasi ini dimanfaatkan untuk membuat permainan interaktif seperti SIMCity.
Juga untuk fungsi hiburan layaknya yang dilakukan di film-film Hollywood. Pemerintah sendiri bisa
ambil bagian dalam mengembangkan aplikasi GIS untuk fungsi pendidikan, seperti Globe, Atlas, dan
peta interaktif lainnya
1 <!doctype html>
2 <html lang="en">
3 <head>
4 <title> Tutorial SVG </title>
5 <style>
6 rect{
7 fill:yellow;
8 stroke-width:4;
9 stroke:#000;
10 }
11 </style>
12 </head>
13 <body>
14 <svg>
15 <rect height="200" width="100"/>
16 </svg>
17 </body>
18 </html>
penjelasan :
fill warna latar (background)
stroke warna garis tepi
stroke-width ketebalan garis tepi
Circle (Lingkaran)
<!doctype html>
<html lang="en">
<head>
<title> Tutorial SVG </title>
<style>
circle{
stroke:black;
stroke-width:10;
fill:green;
}
</style>
</head>
<body>
<svg height="200" width="200">
<circle cx="60" cy="60" r="50"/>
</svg>
</body>
</html>
Penjelasan:
cx kordinat sumbu x
cy kordinat sumbu y
r diameter dari lingkaran
Polygon (Segitiga)
digunakan untuk membuat segitiga
<!doctype html>
<html lang="en">
<head>
<title> Tutorial SVG </title>
<style>
polygon{
stroke-width:4;
stroke:#000;
fill:pink;
}
</style>
</head>
<body>
<svg height="400" width="300">
<polygon points="200,10 250,190 160,210" />
</svg>
</body>
</html>
Line (Garis)
digunakan untuk membuat garis
<!doctype html>
<html lang="en">
<head>
<title> Tutorial SVG </title>
<style>
line{
stroke-width:4;
stroke:#000;
}
</style>
</head>
<body>
<svg>
<line x1="10" y1="20" x2="30" y2="100" />
</svg>
</body>
</html>
Text (Tulisan)
digunakan untuk membuat tulisan.
<!doctype html>
<html lang="en">
<head>
<title> Tutorial SVG </title>
<style>
text{
stroke:green;
}
</style>
</head>
<body>
<svg>
<text x="0" y="50"> Text via SVG </text>
</svg>
</body>
</html>
*Contoh GIS
Beberapa contoh manfaat penerapan SIG dapat kamu cermati dalam contoh-contoh berikut. Seperti
telah kita ketahui, banyak sekali peranan SIG dalam pengambilan keputusan terutama dalam
perencanaan pembangunan. Bahkan bisa dikatakan SIG tidak hanya penting bagi pakar geografi,
namun juga pakar perencana pembangunan dan penata ruang.
Penataan keruangan dengan SIG tidak hanya melihat segi fisik lahan, namun akan melibatkan segi
sosial, ekonomi, dan kependudukan. Misalnya studi perkembangan kota. Menggunakan SIG bisa
dipadukan antara kondisi fisik lahan dengan kondisi sosial dan kependudukan yang dimiliki wilayah
tersebut. Sehingga bisa diperoleh kesimpulan hubungan faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan kota.
a. Evaluasi dan Penentuan Jalur Transmisi Listrik Alternatif
Integrasi penginderaan jauh dan SIG dapat dimanfaatkan untuk evaluasi maupun pertimbangan
perencanaan. Nah, salah satu contohnya dapat kamu pahami melalui diagram alir penelitian jalur
transmisi listrik. Beberapa aspek kehidupan tentu saja akan memengaruhi keberadaan suatu jaringan
transmisi listrik, antara lain aspek fisik lahan serta aspek ekonomi. Perencanaan pembangunan jalur
transmisi listrik dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan secara fisik serta faktor
ekonomi.
Faktor ekonomi yang dipertimbangkan dalam penentuan jalur transmisi listrik, yaitu aksesibilitas dan
jarak terpendek antara dua gardu induk (stasiun pembangkit listrik). Faktor kondisi fisik lahan yang
dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan jaringan transmisi listrik, yaitu kerentanan
terhadap gerak massa batuan, erosi, daya dukung tanah, lereng, dan relief. Informasi karakteristik fisik
lahan seperti yang telah disebutkan menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi jalur transmisi
listrik karena faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap pembangunan dan perawatan atau
pemilihan jalur transmisi listrik yang telah ada.
Informasi fisik lahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan memanfaatkan foto
udara pankromatik hitam putih. Informasi yang dapat disadap secara langsung dari foto udara berupa
informasi bentuk lahan yang dibantu dengan peta geologi. Dari satuan pemetaan berupa peta bentuk
lahan, ditunjang dengan informasi pada peta tanah, digunakan untuk memperoleh informasi tentang
kerentanan terhadap gerak massa batuan atau longsor, tingkat erosi, serta daya dukung tanah.
Secara garis besar nilai dari faktor kerentanan gerak massa batuan, erosi, lereng dan relief, serta daya
dukung tanah dapat memberikan gambaran tentang karakteristik medan yang memengaruhi kestabilan
lereng dan kekuatannya untuk fondasi, sehingga faktorfaktor tersebut perlu diperhitungkan dalam
pemilihan jalur transmisi. Informasi lereng dan relief diperoleh dari pengolahan peta topografi.
Faktor lereng dan relief juga memberikan gambaran tingkat kesulitan dalam pencapaian daerah lokasi
di mana jalur akan didirikan, sehingga memberikan pengaruh terhadap kesulitan dalam
pembangunannya serta perawatannya. Informasi lereng dan relief diperoleh dari pengolahan data
kontur pada peta topografi. Selain faktor fisik lahan, dalam penentuan jalur transmisi listrik
dipertimbangkan juga faktor ekonomi, yaitu factor aksesibilitas dan juga jarak terdekat dari gardu
induk.
Informasi aksesibilitas diperoleh dari foto udara dengan interpretasi kenampakan jalan yang dapat
dilalui kendaraan pengangkut seperti truk yang kemudian dilakukan pengolahan terhadap peta jaringan
jalan yang telah dihasilkan. Faktor aksesibilitas dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kemudahan
dalam pengangkutan material dan peralatan saat pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan serta
pengawasan pada saat telah beroperasi.
Data penggunaan lahan diperoleh dari interpretasi foto udara. Faktor penggunaan lahan
dipertimbangkan terutama ditinjau dari segi keamanan di mana jalur yang ada akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Demi faktor keamanan, lokasi jalur transmisi listrik cenderung
menghindari permukiman dan menghindari situs-situs kuno demi menjaga kelestariannya.
Penentuan jalur transmisi listrik dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kedua aspek yang
dipertimbangkan, yaitu aspek fisik lahan dan aspek ekonomi. Aspek fisik lahan yang terdiri atas peta
lereng dan relief, peta bentuk lahan dengan atributnya berupa kerentanan lahan, disusun menjadi peta
satuan lahan. Dari satuan lahan yang terbentuk dilakukan analisis dengan menggunakan teknologi SIG,
sehingga dapat mempermudah dalam proses pengolahan serta dalam analisis hasil keluaran data secara
spasial.
Dari pengolahan peta satuan lahan dihasilkan peta kesesuaian lahan untuk jalur transmisi listrik yang
juga merupakan evaluasi terhadap jalur transmisi yang sudah ada. Pada peta kesesuaian lahan telah
berbentuk area yang sesuai untuk jalur transmisi listrik yang selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut
untuk mengolah informasi berupa poligon kesesuaian menjadi informasi garis yang tidak lain untuk
menghasilkan jalur alternatif jaringan transmisi listrik.
Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat aksesibilitas, kelurusan pola kelas
kesesuaian lahan yang tinggi. Dari hasil pola kelurusan tersebut ditarik garis, pada garis tersebut akan
diletakkan menara transmisi dengan mempertimbangkan kelas kesesuaian lahan yang cukup tinggi,
karena menara akan ditanam pada lahan.
Pertimbangan lain yaitu jarak terdekat dari gardu induk, jarak maksimum antarmenara, sudut
maksimum perubahan arah saluran, dan ruang bebas SUTT dengan penekanan bebas dari
permukiman/bangunan lain tanpa mempertimbangkan vegetasi, karena vegetasi diatasi dengan
penebangan hingga ketinggian tertentu pada pemeliharaan harian.
Hasil analisis ini berupa kenampakan garis yang menggambarkan jalur menara transmisi. Dari
kenampakan garis yang telah dipilih dilakukan digitasi, sehingga kenampakan tersebut menjadi
kenampakan garis yang menggambarkan jalur. Dari pengolahan ini akan dihasilkan beberapa jalur
alternatif. Jalur transmisi listrik akan ditampilkan juga dalam profil (penampang melintang).
https://id.wikipedia.org/wiki/Scalable_Vector_Graphics
http://jagocoding.com/tutorial/1128/Tutorial_Dasar_SVG_Scaleable_Vector_Graphics
http://egganabiladewi.blogspot.com/2014/03/definisi-gis-fungsi-gis-input-data-gis_12.html