Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.

2. Anatomi fisiologi
1. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka
belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.Dindingnya
terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm
dan tebal dinding 1,25 cm.

Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi.Uterus terdiri


dari fundus uteri, korpus dan serviks uteri.Fundus uteri adalah bagian proksimal
dari uterus, disini kedua tuba falopii masuk ke uterus.Korpus uteri adalah bagian
uterus yang terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum
uteri. Serviks uteri terdiri atas pars vaginalis servisis uteri dan pars supravaginalis
servisis uteri. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis.

Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan :

1) Endometrium atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam


2) Miometrium, lapisan tebal otot polos
3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar.

Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan
banyak pembuluh darah yang berkelok.

Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam
siklus haid pada seorang wanita dalam masa reproduksi.Dalam masa haid
endometrium sebagian besar dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam masa
proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik.Lapisan otot polos di sebelah
dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar berbentuk longitudinal.Diantara
lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling
penting pada persalinan karena sesudah plasenta lahir, kontraksi kuat dan
menjepit pembuluh darah.Uterus ini sebenarnya mengapung dalam rongga pelvis
dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi
dengan baik.

2. Tuba Falopii
Tuba falopii terdiri atas :

1) Pars intersisialis, bagian yang terdapat pada dinding uterus.


2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit.
3) Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi
terjadi.
4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbrae.

3. Fimbrae

Fimbrae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur kemudian


disalurkan ke dalam tuba.Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viseral yang
merupakan bagian dari ligamentum latum.Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar
ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler.Lebih ke dalam lagi didapatkan
selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas,
berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri
dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran silia tersebut.

4. Ovarium
Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang sekitar
4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar yang
dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf.

(Hanifa W dkk, 1992).


3. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor
hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf
dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan
progesteron

4. Fatofisiologi
5. Tanda dan gejala

1. Tanda persalinan sudah dekat


a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
a. Kontraksi Braxton hicks
b. Ketegangan dinding perut
c. Ketegangan ligamentum rotandum
d. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :


a. Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
b. Dibagian bawah terasa sesak
c. Terjadi kesulitan saat berjalan
d. Sering miksi ( beser kencing )

c. Terjadinya His permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan
sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena
perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu)
a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b. Datangnya tidak teratur
c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d. Durasinya pendek
e. Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
a. Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
b. Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
d. Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah

Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a. Pendataran dan pembukaan
b. Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
c. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

6. Penatalaksanaan

Menurut Wiknjosastro(2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan


asenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:

1. Kaji kondisi fisik klien


2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti
8. berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
7. Kemungkinan data focus
a. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa.
Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat
dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien
memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan
keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut
selama tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.


Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan
kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya
digunaan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik
adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk
bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara
aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan
suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu
hal yang sulit dipelajari.

Tahapan wawancara / komunikasi :

1. Persiapan.

Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan


dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka
buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling
percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa
atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi
duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun
sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.

2. Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan


memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan
dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan
informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana,
bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

3. Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan


pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Fokus wawancara adalah klien

2. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.

3. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien

4. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien

5. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya

6. Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaannya

7. Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

4. Terminasi

Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus


mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,
sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah
:

1. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya

2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-


keluhannya / pendapatnya secara bebas

3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman
bagi klien

4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian

5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

6. Tidak bersifat menggurui

7. Memperhatikan pesan yang disampaikan

8. Mengurangi hambatan-hambatan

9. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)

10. Menghindari adanya interupsi

11. Mendengarkan penuh dengan perasaan

12. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

Macam wawancara :

1. Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung

2. Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.

Hambatan wawancara :

1. Internal :

1. Pandangan atau pendapat yang berbeda

2. Penampilan klien berbeda

3. Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun


4. Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal

5. Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya

6. Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien

7. Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya

8. Perawat merasa terburu-buru

9. Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya

2. External ;

1. Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar

2. Kurangnya privacy

3. Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara

4. Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk


menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah

1. Inspeksi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll

2. Palpasi

Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-


bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema,
krepitasi (patah/retak tulang), dll.

3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

4. Perkusi

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh


menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui
reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang
berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung,
batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.

Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :

1. Head-to-toe (dari kepala s.d kaki)

2. ROS (Review of System)

3. Pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)

Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokkan data, yang dapat dilakukan


dengan cara :

1. Berdasarkan sistem tubuh

2. Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)

3. Berdasarkan teori keperawatan

4. Berdasarkan pola kesehatan fungsional.

C. Pemeriksaan disnostic

 USG
 Pemeriksaan hb

D. Terapi
a. Ultrasonografi : pengkajian gestasi (dengan berat badan janin 500 sampai
2499 g)
b. Tes Lakmus (tes Nitrazin) : jika kertas lakmus merah berubah menjadi
biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5,
darah dan infeksi vagina dapat mengahsilakan tes yang positif palsu
c. Jumlah sel darah putih : peningkatan menandakan adanya infeksi
d. Urinalisis dan kultur : mengesampingkan ISK
e. Kultur Vaginal, reagen plasma cepat (RPC) : mengidentifikasikan infeksi
f. Amniosenteusis : rasio lesitin terhadap sfingomeilin (L/S) mendeteksi
fosfatidigliserol (PG) untuk maturitasparu janin atau amniotic
g. Pemantauan elektronik : menvalidasi aktivitas uterus atau status janin

8. Analisa data
No Symton Etiologi Promblem
DO
1 DS : Fisiologis: Nyeri
pasien mengatakan nyeri pada saat kencang-kencang,
his dan
rasa tak nyaman pada pinggang, menjalar keperut dan
terus meningkat. penurunan
kepala ke
DO :
pasien tampak meringis dan merintih saat kontraksi. panggul.

2 DS : - Fisiologis : Nyeri
Proses
DO : persalinan.
Pasien tampak merintih dan menangis saat mengejan
3. DS : Trauma jalan Risiko
lahir (luka infeksi
DO : episiotomi).
terdapat luka episiotomi
4 DS : Proses Fatigue
pasien mengatakan badan terasa lemes
persalinan

DO :
Pasien tampak lemes
9. Daftar diagnosa keperawatan
1. Nyeri b.d. Fisiologis: his dan penurunan kepala ke panggul.
2. Nyeri b.d. Fisiologis: Proses persalinan.
3. Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi
4. Fatigue b.d. Proses persalinan.

10. Rencana asuhan keperawatan

No. Dx. Kep Tujuan Itervensi keperawatan


1. Nyeri b.d. Fisiologis: his dan Setelah 6 jam tindakan M - kaji nyeri klien: PQRST.
keperawatan ibu mampu
penurunan kepala ke panggul.
beradaptasi dengan
Ø - Mengatur lingkungan yang
nyerinya nyaman: Menyarankan
Dengan Kriteria hasil : penunggu satu orang
Ibu mampu melakukan bergantian,
pursed lip breathing.
Tidak mengejan sebelum - jarkan ibu untuk
waktunya.
melakukan nafas dalam
ketika his timbul.
2. Nyeri b.d. Fisiologis: Proses  - bantu ibu mensupport
Setelah 15 menit tindakan
keperawatan ibu mampu tungkai.
persalinan
beradaptasi dengan
Ø - bantu memimpin meneran.
nyerinya
Dengan Kriteria hasi :
- berikan dukungan pada ibu
Ibu mampu mengatur pola
nafas ketika meneran. dengan memberikan
Ibu mampu meneran
semangat
dengan tepat dan benar.
Tidak terjadi ruptur di
perineum.

3.Risiko infeksi b.d. Trauma Kontrol infeksi selama - lakukan observasi luka
perawatan 3 hari. Kriteria: episiotomi.
jalan lahir (luka episiotomi).
Tidak terdapat tanda-tanda -jahit luka dengan teknik
infeksi. aseptik.
 - jaga kesterilan alat.
 - pakai sarung tangan streril.
 - ukur tanda vital.

4. Fatigue b.d. Proses persalinan. Ibu mampu melakukanMengukur tanda vital.


konservasi energi stelah - monitor tingkat kelemahan.
tindakan 6 jam. Kriteria: --bersihkan ibu dan
Ibu menyatakan lelah mengembalikan ke ruang
berkurang. istirahat.
Ibu mampu mengatur pola- - anjurkan ibu untuk
istirahat-aktivitas. mencona istirahat.
- - anjurkan ibu untuk makan
dan minum.
Daftar pustaka
asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda,nic,noc

Saifuddin. (2007). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.

Saifudin. (2007). Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Anda mungkin juga menyukai