Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia secara alamiah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa

dimana ketika telah mencapai umur tertentu akan mengalami keadaan

penurunan secara fisiologis yang disebut lanjut usia. Lanjut usia atau yang

lazim disingkat dengan lansia adalah warga Indonesia yang berusia ≥ 60

tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO dalam Padila (2013)

lansia terbagi dalam beberapa batasan usia yaitu usia pertengahan (middle

age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60

dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat

tua (very old) di atas 90 tahun. Semua orang akan mengalami proses menjadi

tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Perubahan

yang terjadi pada proses menua yaitu perubahan fisik, mental, psikososial,

dan spiritual, tentunya akan menyebabkan berkurangnya kemampuan

beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup. Perubahan

tersebut akan mempengaruhi kemandirian lansia dalam melaksanakan

aktivitas sehari-hari.

Aktivitas sehari-hari atau yang biasa disebut dengan ADL (Activity of

Daily Living) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing

individu dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu macam dari ADL adalah

IADL (Instrumental Activity of Daily Living) yaitu aktivitas yang lebih

kompleks namun mendasar bagi situasi kehidupan dalam bersosialisasi yang

berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan

1
2

sehari-hari seperti belanja, memasak, pekerjaan rumah tangga, mencuci,

menggunakan telepon, menggunakan transportasi, mampu menggunakan obat

dengan benar, serta manajemen keuangan. Kemandirian aktivitas sehari-hari

khususnya IADL dipengaruhi oleh status mental sesorang. Salah satu aspek

status mental yang dapat mempengaruhi kemandirian IADL adalah self

efficacy.

Self efficacy merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya

untuk mencapai atau melakukan sesuatu dengan sukses dan dapat

mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, memotivasi diri sendiri, dan

berperilaku dengan baik. Bandura dalam Chiou & Wan (2007) menerangkan

bahwa self efficacy adalah faktor paling penting untuk proses motivasional

dan pembelajaran yang dialami selama melakukan aktivitas serta memiliki

pengaruh yang besar terhadap pilihan aktivitas dari individu, tingkat dari

tenaga dan usaha yang dikerahkan dalam aktivitas tersebut, dan kegigihan

(persistence) dalam berusaha. Individu yang memiliki self efficacy baik akan

menunjukkan kemampuan penyelesaian segala sesuatu dan pembuatan

keputusan dengan banyak cara dan keyakinan yang tinggi bahwa ia dapat

menyelesaikan suatu tugas yang sulit dengan sukses sehingga dapat

meningkatkan keberhasilan dan kesejahteraan individu.

Menurut WHO pada tahun 2012 dalam empat dekade mendatang,

proporsi jumlah penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih dalam populasi

dunia diperkirakan meningkat dari 800 juta penduduk menjadi 2 milyar

penduduk lansia atau mengalami lonjakan dari 10% hingga 22% (Fitriana,

2013). Berdasarkan data, jumlah penduduk lansia di Indonesa sebanyak


3

18.861.820 jiwa (Kemenkes RI, 2013). Sedangkan di Indonesia sendiri pada

tahun 2020 diperkiraan jumlah lansia sekitar 80.000.000 jiwa. Jember

merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki jumlah lansia

yang cukup banyak. Total penduduk di Jember adalah 2.332.726 jiwa dengan

jumlah lansia 250.930 jiwa. Kecamatan Kaliwates memiliki jumlah lansia

urutan ketujuh terbanyak di Jember yaitu 10.106 jiwa (Badan Pusat Statistik

Kabupaten Jember, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desnya Medeka Pertamita tahun

2017 yang berjudul hubungan efikasi diri dengan kemandirian aktivitas

sehari - hari pada lansia stroke DI RSUD Tugurejo Semarang dan RSUD

K.M.R.T Wongsonegoro menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara efikasi diri dengan kemandirian aktivitas sehari-hari pada

pasien lansia stroke, dengan nilai korelasi r = 0,779 atau p value (0,005).

Indah Permatasari et al (2015) menjelaskan dalam penelitiannya yang

berjudul hubungan keluarga dan efikasi diri dengan perawatan diri lansia di

wilayah kerja Puskesmas Ujung Berung Indah Kota Bandung, bahwa terdapat

hubungan antara dukungan keluarga dengan perawatan diri lansia (ρ < 0,02),

terdapat hubungan antara efikasi diri dan perawatan diri lansia (ρ < 0,00),

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan efikasi diri (ρ <0,00).

Efikasi diri merupakan faktor yang paling dominan berkontribusi terhadap

perawatan diri dengan nilai (beta 0,28). Dukungan keluarga dan efikasi diri

memiliki pengaruh sebesar 20% terhadap perawatan diri lansia.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Kelurahan

Kaliwates Kabupaten Jember didapatkan data sebagai berikut, terdapat 539


4

orang lanjut usia, sedangkan lanjut usia yang berusia 60-70 tahun berjumlah

238 orang. Hasil survei dan wawancara ditemukan bahwa terdapat 9 orang

lansia yang hidup sendiri melakukan pemenuhan IADL dengan mandiri

meskipun dalam keadaan apapun. Terdapat pula 8 orang lansia yang hidup

dengan keluarga dalam melakukan pemenuhan IADL dibantu oleh keluarga,

dan ada juga 10 orang lansia yang masih tinggal bersama keluarga melakukan

pemenuhan IADL dengan mandiri dikarenakan kesibukan keluarga yang

hanya dapat berkumpul ketika malam hari. Banyak lansia yang mengerjakan

pekerjaan rumah dengan mandiri seperti memasak, mencuci baju, belanja,

dan lain-lain. Dukungan keluarga, kondisi lingkungan, dan permasalahan

ekonomi tidak menutup kemungkinan lansia dalam melakukan pemenuhan

IADL. Beberapa permasalahan yang dialami oleh lansia tersebut akan

berpengaruh pada kesejahteraan dan kualitas hidup lansia. Pentingnya

seorang lansia memiliki self efficacy yang baik dalam dirinya untuk

kemandiriannya dalam pemenuhan IADL. Lansia yang mempunyai self

efficacy baik akan mampu menyelesaikan masalah dan membuat keputusan

yang baik, motivasi yang tinggi dalam hidup serta berani untuk melakukan

aktivitas sulit, dengan banyak cara dan keyakinan yang tinggi bahwa ia dapat

menyelesaikan suatu tugas yang sulit dengan sukses.

Oleh karena itu, berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Self Efficacy dengan

Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan IADL (Instrumental Activity of Daily

Living) di Kelurahan Kaliwates Kabupaten Jember”.


5

Peneliti ingin melakukan penelitian apakah self efficacy yang dimiliki lansia

memiliki hubungan dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan IADL.

B. Perumusan Masalah

1. Pernyataan Masalah

Setiap manusia secara alamiah ketika telah mencapai umur tertentu

akan mengalami proses menjadi tua dimana akan terjadi keadaan

penurunan secara fisiologis yang disebut lanjut usia. Proses menua dapat

menyebabkan perubahan fungsi fisik, mental, psikososial, dan spiritual.

Perubahan tersebut yang terjadi pada lansia tentunya akan mempengaruhi

kemandirian lansia dalam melaksanakan kegiatan harian yaitu IADL

(Instrumental Activities of Daily Living). Kemandirian aktivitas sehari-hari

khususnya IADL dipengaruhi oleh status mental sesorang. Salah satu

aspek status mental yang dapat mempengaruhi kemandirian IADL adalah

self efficacy. Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap

kemampuannya untuk mencapai atau melakukan sesuatu dengan sukses

dan merupakan faktor paling penting untuk proses motivasional dan

pembelajaran yang dialami selama melakukan aktivitas. Self efficacy yang

baik dapat meningkatkan keberhasilan dan kesejahteraan seseorang

melalui keyakinan yang tinggi bahwa ia dapat menyelesaikan suatu tugas

dengan sukses.

2. Pertanyaan Masalah

a. Bagaimana self efficacy pada lansia di Kelurahan Kaliwates

Kabupaten Jember?
6

b. Bagaimana kemandirian lansia dalam pemenuhan IADL (Instrumental

Activity of Daily Living) di Kelurahan Kaliwates Kabupaten Jember?

c. Adakah hubungan self efficacy dengan kemandirian lansia dalam

pemenuhan IADL (Instrumental Activity of Daily Living) di Kelurahan

Kaliwates Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan self efficacy dengan kemandirian lansia dalam

pemenuhan IADL (Instrumental Activity of Daily Living) di Kelurahan

Kaliwates Kabupaten Jember.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi self efficacy pada lansia di Kelurahan Kaliwates

Kabupaten Jember.

b. Mengidentifikasi kemandirian lansia dalam pemenuhan IADL

(Instrumental Activity of Daily Living) di Kelurahan Kaliwates

Kabupaten Jember.

c. Menganalisa hubungan self efficacy dengan kemandirian lansia

dalam pemenuhan IADL (Instrumental Activity of Daily Living) di

Kelurahan Kaliwates Kabupaten Jember.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penyusun

Sebagai penambah wawasan tentang ilmu pengetahuan khususnya

keperawatan gerontik, yang merupakan salah satu modal untuk

menyandang gelar sarjana keperawatan dalam menjalani profesi


7

keperawatan baik secara mandiri maupun institusional, serta dapat

memberikan pengalaman metodologi tentang hubungan self efficacy

dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan IADL (Instrumental

Activity of Daily Living).

2. Bagi lansia

Lansia di Kelurahan Kaliwates Kabupaten Jember mengetahui

pentingnya menjaga motivasi agar tetap mandiri untuk melakukan IADL

(Instrumental Activity of Daily Living).

3. Bagi tenaga kesehatan

Perawat komunitas dapat meningkatkan pendekatan lebih intensif

memberikan motivasi terhadap kemandirian lansia dalam pemenuhan

IADL (Instrumental Activity of Daily Living) di Kelurahan Kaliwates

Kabupaten Jember agar kesejahteraan lansia meningkat.

4. Bagi peneliti selajutnya

Manfaat yang bisa diperoleh bagi peneliti lainya itu sebagai referensi

dalam menentukan topik dan masalah penelitian khususnya di bidang

keperawatan gerontik, juga sebagai referensi tambahan dalam

penyusunan penelitian terkait dengan permasalahan pada lansia. Harapan

dalam penelitian ini yaitu dapat dijadikan acuan penelitian berikutnya,

serta memperbaiki kekurangsan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai