Muchrizal / 05171037
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di
daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Demam berdarah
disebarkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti.
Penyakit ini tercatat pertama kali menjadi endemi pada tahun 1779-1780 di Asia,
Afrika dan Amerika Utara dan terjadi secara hampir bersamaan dengan tingkat morbiditas
dan mortalitas yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa penyebaran penyakit ini sudah
sangat luas sejak lebih dari 200 tahun lalu dan merupakan penyakit yang cukup
membahayakan. Saat inipun penyakit ini masih merupakan masalah serius di bidang
kesehatan umumnya di daerah tropis dan subtropis dengan tingkat ekonomi dan kesehatan
yang rendah.
Di Indonesia sejak dilaporkannya kasus DBD pada tahun 1968 terjadi kecenderungan
peningkatan insidens.
DEFENISI
Demam dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau
orang dewasa dengan tanda-tanda klinis : demam, nyeri otot / sendi yang disertai dengan
leukopeni dengan atau tanpa ruam dan limfadenopati, demam, rasa sakit yang hebat, nyeri
pada pergerakan bola mata, rasa mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan
pitekie spontan.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
dengan gejala utama : demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama, uji Tourniquet akan (+) dengan/tanpa ruam disertai beberapa atau semua
gejala perdarahan seperti ptekie spontan yang timbul serentak, purpura, ekimosis,
epistaksis, hematemesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan dan masa protrombin
memanjang. Hematokrit meningkat dan gangguan maturasi megakariosit.
Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
mengalami syok dengan manifestasi klinis berupa kegagalan sirkulasi yang ditandai
dengan nadi yang lemah dan cepat, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg), hipotensi, kulit
dingin dan lembab serta pasien tampak gelisah.
INFEKSI VIRUS
DENGUE
Asimtomatik Simtomatik
Demam Berdarah
Demam yang tidak Demam
diketahui penyebabnya
Dengue (DBD)
Dengue (DD) (Plasma Leakage)
(penyebab lain)
Manifestasi infeksi virus dengue dan perbedaan antara DD, DBD dan SSD
ETIOLOGI
Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue termasuk Grup B Atropode Bone Virus
atau Arbovirus dan sekarang dikenal sebagai Genus Flavi Virus, family Flavi viriddae,
yang mempunyai 4 jenis serotipe yaitu den – 1, den – 2, den – 3, den – 4. Infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang lain.
Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh
dietileter dan natrium dioksioksalat, stabil pada suhu 70 0C. Ke-empat serotipe telah
ditemukan pada pasien-pasien di Indonesia, dengue 3 merupakan serotipe yang paling
banyak beredar.
PATOGENESIS
DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali,
mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya.
Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain,
terutama ke sistem retikuloendotelial (RES) dan kulit secara bronkogen maupun
hematogen.
Tubuh akan membentuk kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah sehingga
akan mengaktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannnya anafilatoksin C 3 a
dan C5 a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat.
Akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan
vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit
faktor 3 yang merangsang koagulasi intra vaskuler. Terjadinya aktivasi faktor Hagemen
(faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intra vaskuler yang meluas dan meningkatkan
permeabilitas dinding pembuluh darah.
Pada beberapa kasus kerusakan kapiler-kapiler memungkinkan cairan, elektrolit,
protein dan eritrosit merembes ke dalam ruang ekstra vaskuler.
Retribusi internal dari cairan bersama dengan defisit akibat berpuasa, haus dan
muntah, menyebabkan hemokonsentrasi, hipovolemia, peningkatan kerja jantung , hipoksia
jaringan, asidosis metabolic dan hiponatremia.
GAMBARAN KLINIS
Ada dua fase :
1. Fase pertama yang relatif ringan dengan awitan demam mendadak, kelemahan,
muntah, nyeri kepala, anoreksia dan batuk, setelah 2 –5 hari di susul oleh
memburuknya keadaan klinis secara cepat dan menjadi kolaps.(1)
2. Fase kedua,
Penderita mengalami ekstremitas yang dingin dan basah, tubuh yang hangat, muka
kemerahan, diaforesis, tidak tenang, iritabilitas dan nyeri epigastrik. Seringkali ada
ptechiae yang tersebar pada dahi dan ekstremitas dan dapat terjadi echimosis spontan
serta umumnya mudah mengalami memar dan perdarahan pada tempat punksi vena.
Dapat ditemukannya ruam makulopapular, sianosis sirkum oral dan perifer,
pernapasan cepat dan kadang sukar, nadi lemah, cepat dan halus serta suara jantung
melemah. Tekanan nadi 20 mmHg atau kurang, tekanan darah rendah dan sukar
diperoleh.
Hati yang membesar hingga 4 – 6 cm di bawah tepi iga, padat dan agak lunak.
Kurang dari 10 % penderita mengalami perdarahan saluran cerna, biasanya terjadi
setelah suatu periode shock yang tidak dapat di koreksi.
KLASIFIKASI
Derajat penyakit DBD menurut WHO (1997) :
Derajat I : Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan
manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji
tourniquet positif.
Derajat II : Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit
spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih berat.
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis
disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, gelisah.
Derajat IV : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur.
LANGKAH DIAGNOSTIK
Anamnesis
Demam merupakan tanda utama. Terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari. Disertai lesu,
tidak mau makan, dan muntah. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot,
dan nyeri perut. Dan diare kadang-kadang dapat ditemukan. Perdarahan paling sering
dijumpai adalah perdarahan kulit dan mimisan.
Pemeriksaan fisik
Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, muntah, nyeri kepala, nyeri otot
dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis,nyeri dibawah lengkung iga
kanan. Gejala penyerta tersebut lebih mencolok pada DD daripada DBD.
Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD terjadi peningkatan permeabilitas
kapiler sehingga menyebabkan perembesan plasma, hipovolemia dan syok.
Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura dan
rongga peritonial selama 24-48 jam.
Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu
turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada
DBD berat merupakan tanda syok awal.
Perdarahan dapat berupa peteki, epitaksis, melena atau hematuria.
Tanda-tanda syok
- Anak gelisah, sampai terjadi penurunan kesadaran, sianosis.
- Nafas cepat, nadi teraba lembut kadang-kadang tidak teraba.
- Tekanan darah turun, tekanan nadi ≤ 10 mmHg.
- Diuresis menurun sampai anuria.
Apabila syok tidak dapat segera diatasi, akan terjadi komplikasi berupa asidosis
metabolik dan perdarahan hebat.
Gambar : peteki
DIAGNOSIS
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium (WHO tahun
1997)
Kriteria klinis :
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus
selama 2 – 7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan, ditandai dengan :
- Uji Torniquet positif
- Ptechiae, echimosis,
- Epistaksis, perdarahan gusi
- Hematemesis dan melena
3. Pembesaran hati (Hepatomegali)
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah.
Kriteria laboratorium :
1. Trombositopenia ( < 100.000 / mm3 )
2. Hemokonsentrasi (nilai Ht > 20 % dari normal)
DIAGNOSA BANDING
1. Chiqungunya Haemorhagic Fever (CHF)
Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas 40 °C
disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.
2. Demam Tifoid
Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya
leukopenia, limfositosis relatif.
3. Purpura Trombositopenia Idiopati (ITP
Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang, tidak
terjadi hemokonsentrasi.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita DBD adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau bed rest.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (1,5 -2 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri
penderita air tawar ditambah dengan garam saja. Pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DBD.
d. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan
yang paling sering digunakan.
e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, dan pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
f. Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap hari.
g. Pemberian obat antipiretik.
KOMPLIKASI
1. Perdarahan Gastrointestinal
2. Ensefalopati dengue
3. Kelainan ginjal
4. Edema paru
PROGNOSIS
Kematian terjadi pada 40 – 50 % penderita dengan shock, tetapi dengan pengobatan yang
adekuat dapat diturunkan hingga kurang dari 2 %.
Tersangka DBD
Ada kedaruratan
Pulang
(lihat kriteria memulangkan pasien
Bagan 2 : tatalaksana kasus DBD derajat I dan derajat II tanpa peningkatan hematokrit
Cairan Awal
RL/NaCI 0,9% atau RLD5/NaCI 0,9%+D5
6 – 7 ml/kgBB/jam
Monitor tanda vital / nilai Ht & tromboist tiap 6 jam
Perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
Arif mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi III, Penerbit Media aesculapius
FKUI, Jakarta, 1999
Pusponegoro D. Hardiono, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Medis Kesehatan Anak
Edisi I, Badan Penerbit IDAI, Jakarta, 2004.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, jilid 2, FK
UI, Jakarta, 1985
Sjaifoellah Noer, H.M, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1, edisi 3, FK UI, Jakarta,
1996.
Waldo E, Nelson M.D at.al, Nelson Ilmu Kesehatan Anak, Vol. 2 edisi 12, EGC, Jakarta.
http://www.kedokteran.info/penatalaksanaan-demam-berdarah-dengue-di-indonesia.html
http://harnawatiaj.wordpress.com/2010/01/18/askep-dhf/
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=53
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA PRIBADI OS
Nama : Riski Julis
Unur : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Jl. Ismail, Gg. Mesjid, Binjai
Agama : Kristen Khatolik
Tanggal Masuk : 20 Desember 2009
BB Masuk : 29 Kg
AYAH IBU
Nama : Bernad Marbun Romi Syahputri Silalahi
Umur : 39 Tahun 36 Tahun
Pekerjaan : Guru IRT
Pendidikan : S1 SMA
Agama : Kristen Khatolik Kristen Khatolik
Perkawinan : Menikah Menikah
Alamat : Kristen Khatolik Kristen Khatolik
RPT : - -
V. RIWAYAT IMUNISASI
BCG : 1x
DPT : 3x
Polio : 3x
Campak : 1x
Hepatitis B : 3x
B. Kepala
- Rambut : Berwarna hitam, tidak mudah di cabut
- UUB : Tertutup
- Mata : Oedema palpebra (-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat
isokor ka = ki, seclera ikterik (-), conj. Palpebra inferior
anemis (-), secret mata (+), kornea jernih
- Hidung : Mucosa merah (-), secret (-), pernapasan cuping
hidung (-), epitaksis (-)
- Telinga : Membran tympani (N), serumen (-)
- Mulut
Bibir : Mukosa bibir pucat (-), bibir kering + pecah-pecah (+)
C. Leher
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)
- Pembesaran kelenjar tyroid (-)
- Peningkatan TVJ (-)
- Kaku kuduk (-)
D. Thorax
- Paru
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus ka = ki
Perkusi : Sonor di kedua lap. paru
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler (+)
Suara tambahan (-)
: RR 32x/i
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Thrill tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan & kiri dalam batas normal
Auskultasi : BJ I, BJ II murni regular
: HR 72 x/i
E. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan epigastrium (+)
G. Ekstremitas
- Superior : Oedem (-). Cyanosis (-), Rumple leede(-)
- Inferior : Oedem (-), Cyanosis (-)
X. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
20 Des ‘09 21 Des ‘09 22 Des ‘09 23 Des ‘09 25 Des ‘09 26 Des ‘09
Leokosit ( /μL ) 5200 2440 1570 2380 4490 4180
Eritrosit ( /μL ) 4.95 x 106 4,27 x 106 4,98 x 106 4,82 x 106 4,74 x 106 5,46 x 106
Hemoglobin ( gr/dL ) 13,6 12,6 13,3 13,8 13,3 14,4
Hematokrit ( % ) 40,4 35,1 40,9 39,9 38,5 44,0
Trombosit ( /μL ) 167.000 132.000 96.000 49.000 64.000 114.000
XI. RESUME
Tentang Pasien
Keluhan Utama : Demam
Telaah : Pasien bernama Riski Julis, laki-laki 13 Tahun datang
dengan keluhan : demam ± 4 hari, mual (+), muntah (+)
1x sebelum masuk RS, BAB (-) 2 hari
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status present
Sensorium : Compos mentis
2. Status Generalisata
Kulit : Normal
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku kuduk (-)
Thorak : Dalam batas normal
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan epigastrium (+),
tidak ada pembesaran organ
Perkusi : Tympani (+)
Auskultasi : Peristaltik meningkat
Ekstremitas : Dalam batas normal
Genitalia : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
20 Des ‘09 21 Des ‘09 22 Des ‘09 23 Des ‘09 25 Des ‘09 26 Des ‘09
Trombosit ( /μL ) 167.000 132.000 96.000 49.000 64.000 114.000
XIII. PENATALAKSANAAN
- Bed Rest
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam IV
- Antasida syr 3 x cth
- Paracetamol 3 x 1/2 tab
- Inj. Sotatic ½ amp/12 jam IV — 1x
- Diet M II
XIV. Prognosis
Baik
XV. Anjuran
Cek darah rutin ulang/hari