MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL
KELOMPOK KOMPETENSI C
Penulis:
Drs. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS
Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS
Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS
Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS
Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS
Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang
Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang
Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang
Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang
YudariniProbowati, S.Pd. SMP Nasional, Malang
WarihSutjiRahayu, S.Pd., M.Pd SMP N 21 Malang
MurthofiatisZahrok, S.Pd., M.Pd. SMP N 21 Malang
Penelaah:
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd
Penyelia:
Murthofiatis Zahrok
Copyright © 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.
iii
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata pelajaran dan
kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.
iv
PPKn SMP KK C
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
vi
PPKn SMP KK C
Daftar Isi
Hal.
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Uraian Materi........................................................................................... 18
E. Latihan/Kasus/Tugas .............................................................................. 33
F. Rangkuman............................................................................................. 35
C. Uraian Materi........................................................................................... 38
E. Latihan/kasus/Tugas ............................................................................... 49
F. Rangkuman............................................................................................. 50
vii
Kegiatan Pembelajaran 3 Hak dan Kewajiban Asasi Manusia ....................... 53
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 53
E. Latihan/Tugas/Kasus............................................................................... 74
F. Rangkuman ............................................................................................. 77
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 100
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 162
viii
PPKn SMP KK C
F. Rangkuman........................................................................................... 175
........................................................................................................................ 177
Kegiatan Pembelajaran 7 Langkah – Langkah Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn ......... 151
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 151
F. Rangkuman........................................................................................... 164
F. Rangkuman........................................................................................... 179
F. Rangkuman........................................................................................... 189
ix
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.......................................................... 191
E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 199
x
PPKn SMP KK C
Daftar Gambar
Hal.
Gambar 1. Ruang Lingkup ................................................................................... 4
Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka ................................................ 5
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 6
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In.................................. 8
Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh ............................ 29
Gambar 6. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri .......................................... 152
Gambar 7. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta................................ 156
Gambar 8. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ..... 168
xi
Daftar Tabel
Hal.
Tabel 1. Peta Kompetensi .................................................................................... 3
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................. 10
Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn ........................................... 13
Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila .................................. 19
Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila ....................................... 20
Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 2 (Tatap Muka Penuh)........................................ 45
Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 ........................................ 61
Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 ................................................... 65
Tabel 13. Perilaku penerapan norma ................................................................. 98
Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II............................................................. 155
Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK ........................ 158
Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik ............. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 7 (Tatap Muka Penuh) ................................. 160
Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap...................................................................... 183
Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan ......................................................... 184
Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan
Abstrak Berupa Kemampuan Belajar ............................................................... 185
Tabel 22. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik ................................. 185
xii
PPKn SMP KK C
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri
maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga
pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan
diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan
diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang
untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan
menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
tingkat kompleksitasnya.
1
Pendahuluan
Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini
merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan
kegiatan PKB.
B. Tujuan
Modul diklat Kelompok Kompetensi C ini merupakan salah satu sumber belajar
bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah
Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi professional
dan Pedagogi materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.
Modul ini memberi fasilitasi kepada Saudara untuk mengkaji materi yang terdiri
atas materi profesional dan materi pedagogi. Materi profesional terkait dengan
penguasaan materi PPKn, yang meliputi: (1) Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-
Nilai Pancasila; (2) Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945; (3) Hak dan Kewajiban Asasi Manusia; (4) Norma dan Kebiasaan dalam
Masyarakat Indonesia; (5) Lembaga-lembaga Peradilan; dan (6) Semangat
Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi
Kemerdekaan NKRI. Sedangkan materi pedagogi berhubungan dengan materi
yang mendukung proses pembelajaran yang meliputi: (1) Langkah-langkah
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran
PPKn; (2) Langkah-langkah Model Pembelajaran PPKn; (3) Penilaian Hasil Belajar
PPKn; dan (4) Prosedur Penyusunan RPP.
Secara keseluruhan materi yang ada modul ini telah diintegrasi dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)dan pengembangan soal USBN.
2
PPKn SMP KK C
C. Peta Kompetensi
Pembelajaran
Kompetensi yang Dicapai
ke -
1. Menguraikan berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
3
Pendahuluan
D. Ruang Lingkup
Lembaga-lembaga Peradilan
4
PPKn SMP KK C
Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu
dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti
petunjuk berikut.
1. Awali penguasaan materi modul dengan menguasai dulu materi modul
kelompok profesional (Kegiatan 1 sampai 6), untuk mengenal secara akademik
tentang karakteristik matapelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
2. Selanjutnya masuklah pada penguasaan materi modul Kelompok Pedagogi
(kegiatan 7 sampai dengan 10).
3. Ketika Saudara mengkaji masing-masing materi modul baik untuk Kelompok
Profesional maupun Kelompok Pedagogi, bacalah dengan teliti setiap tujuan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing
kegiatan pembelajaran agar Saudara mengetahui pokok-pokok isi modul yang
akan Saudara pelajari.
4. Selama mempelajari modul ini, Saudara dipersilahkan memperkaya diri dengan
membaca seperangkat referensi yang dianjurkan.
5. Dalam aktivitas pembelajaran harap dicermati dengan baik karena modul tatap
muka ini juga mengakomodir untuk kegiatan In-On-In maka dalam aktivitas
pembelajaran dibagi 2 di setiap kegiatan pembelajaran. Poin 1 untuk peserta
tatap muka penuh dan poin 2 bagi peserta In-On-In.
Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.
5
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan instruktur memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
6
PPKn SMP KK C
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, instruktur
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
instruktur.
7
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 instruktur memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
latar belakang yang memuat gambaran materi
tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
langkah-langkah penggunaan modul
8
PPKn SMP KK C
9
Pendahuluan
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok kompetensi C terdiri dari beberapa kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai
pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.
10
PPKn SMP KK C
11
Pendahuluan
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On the Job Learning
12
PPKn SMP KK C
LINGKUP MATERI
PANCASILA KOMITMEN
LEVEL
SEBAGAI NORMA DAN TERHADAP
KOGNITIF
IDEOLOGI KONSTITUSI KEUTUHAN
NEGARA NKRI
Pengetahuan dan Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik
Pemahaman memiliki memiliki dapat memiliki
Mengidentifikasi pengetahuan dan pengetahuan dan pengetahuan
Menunjukkan pemahaman pemahaman dan
Menjelaskan tentang: tentang: pemahaman
Mendeskripsika Proses Proses perumusan tentang:
n perumusan UUD NRI Semangat
Pancasila Tahun1945 Sumpah
Nilai-nilai dan Sistem perundang- Pemuda 1928
moral dalam undangan nasional Kebangkitan
Pancasila Sistem hukum nasional 1908
Pancasila nasional Aspek-aspek
sebagai dasar Bentuk dan pengokohan
negara dan kedaulatan negara NKRI
pandangan berdasarkan UUD Persatuan dalam
hidup bangsa NRI Tahun1945 keberagaman
Norma-norma Semangat cinta
dalam masyarakat tanah air dan
bela negara
Aplikasi Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Memberi contoh dapat dapat dapat
Menentukan menerapkan menerapkan menerapkan
Menerapkan pengetahuan pengetahuan pengetahuan
Menginterpretasi dan dan dan
Mengurutkan pemahaman pemahaman pemahaman
tentang: tentang: tentang:
Proses Proses perumusan Semangat
perumusan UUDNRI Tahun Sumpah
Pancasila 1945 Pemuda1928
Nilai-nilai dan Sistem
moral dalam perundang- Kebangkitan
Pancasila undangan nasional1908
Pancasila nasional Aspek-aspek
sebagai dasar Sistem hukum pengokohan
13
Pendahuluan
LINGKUP MATERI
PANCASILA KOMITMEN
LEVEL
SEBAGAI NORMA DAN TERHADAP
KOGNITIF
IDEOLOGI KONSTITUSI KEUTUHAN
NEGARA NKRI
negara dan nasiona NKRI
pandangan Bentuk dan Persatuan
hidup bangsa kedaulatannegara dalam
berdasarkan UUD keberagaman
NRI Tahun1945 Semangat
Norma-norma cinta tanah air
dalam dan bela
masyarakat negara
Penalaran Peserta didik Peserta didik dapat Peserta didik
Menganalisis dapat menggunakannalar dapat
Mengevaluasi menggunakan dalam mengkaji: menggunakan
Mengaitkan nalar dalam Proses perumusan nalar dalam
Menyimpulkan mengkaji: UUD NRI Tahun mengkaji:
Proses 1945 Semangat
perumusan Sistem perundang- Sumpah
Pancasila undangan nasional Pemuda1928
Nilai-nilai dan Sistem hukum Kebangkitan
moral dalam nasional nasional1908
Pancasila Bentuk dan Aspek-aspek
Pancasila kedaulatannegara pengokohan
sebagai dasar berdasarkan UUD NKRI
negara dan NRI Tahun 19 Persatuan
pandangan Norma-norma dalam
hidup bangsa dalam masyarakat keberagaman
Semangat cinta
tanah air dan
bela negara
14
Bagian I
Kompetensi Profesional
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 1
Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila
A. Tujuan Pembelajaran
17
Kegiatan Pembelajaran 1
C. Uraian Materi
18
PPKn SMP KK C
dan kebiasaan yang bersifat lokalitas, artinya ada tutur kata kasar menurut
penilaian orang dan kelompok masyarakat, ternyata tutur kata yang biasa atau
yang baik baik saja menurut lainnya.
Tutur kata baik yang dimaksudkan disini adalah tutur kata sesuai nilai-nilai
Pancasila yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tutur kata
baik adalah tutur kata yang secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia,
atau tutur kata yang mengandung nilai-nilai etika dan kesopanan yang jika
diucapkan dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh Indonesia.
Berikut daftar tutur kata yang dianggap sebagai tutur kata yang baik:
19
Kegiatan Pembelajaran 1
Tutur kata buruk adalah tutur kata yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,
yakni yang bertentangan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia
(nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya tutur kata menghujat,
menghina, memfitnah. Tutur kata yang tidak menempatkan kedudukan
manusia pada harkat dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
Makmur, misalnya menyebut manusia dengan sebutan hewan. Tutur kata
buruk adalah tutur kata yang dapat menimbulkan perpecahan, pertengkaran,
konflik antar suku , agama, ras, antar golongan (SARA) , hal ini berarti tutur
kata yang menciderai sila Persatuan Indonesia, misalnya menghina suku,
agama. Tutur kata buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup
jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan tutur
kata buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,
sehingga menghinakan, merendahkan sehingga merasa tidak mendapat
keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Adapun tutur kata yang buruk sebagai berikut:
20
PPKn SMP KK C
sesuatu yang harus terus dibiasakan , sedangkan sikap yang tidak baik harus
sedapat mungkin dikurang bahkan kalau bias dihilangkan. Bersikap yang baik dan
buruk menurut nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut
Sikap baik diatas jika dibasiskan pada nilai-nilai luhur Pancasila , akan
melahirkan perilaku yang mencerminkan keluhuran budi dan karakter baik
pula.
21
Kegiatan Pembelajaran 1
22
PPKn SMP KK C
a. Berperilaku Baik
Perilaku berasal dari kata peri artinya cara berbuat, kelakuan, perbuatan dan
laku artinya perbuatan, cara menjalankan tindakan. Perilaku menurut Skinner
sebagaimana di sitir Al Atok (2012) ada 2 macam yakni (1) perilaku alami
(innate behaviour) tidak lain perilaku yang dibawa sejak manusia dilahirkan
dalam bentuk reflek dan insting. (2) perilaku operan (operant behaviour) adalah
perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
Perilaku baik adalah perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku baik menurut
Pancasila adalah segala perbuatan, tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku baik menurut nilai Pancasila menggambarkan karakter
bangsa antara lain sebagai berikut:
23
Kegiatan Pembelajaran 1
24
PPKn SMP KK C
b. Berperilaku Buruk
Perilaku buruk merupakan kebalikan dari perilaku baik. Perilaku burukadalah
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku buruk menurut Pancasila
adalah segala perbuatan, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku buruk menurut nilai Pancasila merusak karakter bangsa
antara lain sebagai berikut:
25
Kegiatan Pembelajaran 1
http://mypreciousbowl.blogspot.com/2016/03/akibat-bertutur-kata-tidak-
baik.html
26
PPKn SMP KK C
sangat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Manfaat bagi diri
sendiri antara lain akan dihargai dan dihormati orang lain, kepribadian akan
semakin baik, menimbulkan ketenangan batin, dan kebahagiaan hidup akan
tercapai. Manfaat bagi orang lain antara lain tidak menyinggung perasaan orang
lain, tidak merugikan, tidak mengganggu ketenteraman, tidak tersakiti hatinya atau
tidak membuat orang lain kecewa atau kesal yang dapat menimbulkan kemarahan.
Adapun, manfaat bagi masyarakat antara lain tercipta suasana kehidupan yang
harmonis damai dan tenteram, apalagi kalau anggota masyarakat melakukannya
sesuai ketentuan yang berlaku. Keharmonisan dalam masyarakat sulit tercapai jika
anggota-anggota masyarakat tersebut tidak melakukannya sesuai aturan dan tidak
memiliki etika serta sopan santun dalam bertutur kata.
Sebaliknya, apabila tutur kata, sikap, dan perilaku yang kita tampilkan tidak baik,
akan memiliki akibat yang merugikan semua pihak. Kasus-kasus perkelahian
antarindividu, antarkelompok, atau bahkan antarkampung sering terjadi karena
ketidaksantunan dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Saling ejek, saling
melontarkan kata-kata kasar, menghina, dan merendahkan lawan bicara dapat
memancing emosi yang berujung pada perkelahian.
27
Kegiatan Pembelajaran 1
maupun telepon seluler menjadi hal yang biasa dalam pergaulan. Beberapa
peristiwa yang terjadi seseorang terjerat hukum karena menggunakan media
sosial tidak sesuai dengan norma sosial dan hukum yang berlaku. Kebebasan
mengeluarkan pendapat tidak berarti bebas bicara apa saja tanpa
memperhatikan etika sopan santun yang berlaku.
c. Lingkungan masyarakat
Dalam lingkunngan masyarakat yang multikultur, sudah menjadi keharusan
untuk bertutur kata bersikap dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Perilaku menghargai penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab di lingkungan masyarakat dapat dilakukan antara lain musyawarah,
menghormati perbedaan pendapat, tidak memaksakan kehendak.
d. Lingkungan bangsa dan negara
Dalam hidup berbangsa dan bernegara bertutu kata yang sesuai denga nilai-
nilai pancasila sangat diperlukan, mengingat bangsa Indonesia yan beraneka
ragam suku, agama, adat istiadat dan golongan. Para penyelengga negara,
atau Dewan Perwakilan Rakyat dalam melakukan musyawarah untuk
mengambil keputusan sering terjadi perbedaan pendapat. Dalam hal ini
diperlukan tutur kata yang baik agar tidak menyakiti hati orang lain dan tidak
menimbulkan permusuhan.
D. Aktivitas Pembelajaran
28
PPKn SMP KK C
29
Kegiatan Pembelajaran 1
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 1.2 dan aktivitas pengembangan butir soal
yang ada.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
30
PPKn SMP KK C
Prosedur Kerja
Sikap
Perilaku
LK 1.2 Identifikasi akibat dari bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk
yang yang pernah terjadi di Indonesia
Prosedur Kerja:
1) Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 1, carilah dari
berbagai sumber dan media tentang kasus akibat dari bertutur kata, bersikap
dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia!
2) Berdasarkan kasus tersebut, bertutur kata, bersikap dan berperilaku yang
bagaimana yang seharusnya dilakukan!
3) Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara!
31
Kegiatan Pembelajaran 1
LK. 1.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Perbedaan Baik dan Buruk dalam
Bertutur Kata, Berperilaku, dan Bersikap
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills)
Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
Bahan
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Kelas
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
PG Level
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Pengetahuan
1 bersikap. bertutur kata,
dan
berperilaku, dan
Pemahaman
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
PG Level
2 bersikap. bertutur kata,
Aplikasi
berperilaku, dan
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
PG Level
3 bersikap. bertutur kata,
Penalaran
berperilaku, dan
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
Uraian Level
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Pengetahuan
4 bersikap. bertutur kata,
dan
berperilaku, dan
Pemahaman
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Uraian Level
5 bersikap. bertutur kata,
Aplikasi
berperilaku, dan
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Uraian Level
6 bersikap. bertutur kata,
Penalaran
berperilaku, dan
bersikap.
LK. 1.4 Mengembangkan Butir Soal tentang Perbedaan Baik dan Buruk
dalam Bertutur Kata, Berperilaku, dan Bersikap
Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
32
PPKn SMP KK C
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas IX
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku,
dan bersikap.
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian
Kunci Jawaban :
E. Latihan/Kasus/Tugas
Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan
jujur!
1. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh bertutur kata yang menciderai sila
Persatuan Indonesia adalah ….
A. memuji daerah lain dan tidak membeda-bedakan
B. tidak menghardik suku lain
C. menghina suku, agama dan antar golongan lain
D. mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya
dari pada kepentingan bangsa dan negara
2. Yang bukan termasuk contoh bertutur kata buruk menurut nilai Pancasila
adalah ….
A. berbohong C. memfitnah
B. memuji tetapi ironi D. memuji
33
Kegiatan Pembelajaran 1
4. Yang bukan perilaku baik yang sesuai dengan Pancasila sila ke-1 adalah….
A. membina saling menghormati antara pemeluk agama
B. membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama
C. menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja
D. menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama
A. 1, 2, dan 3 C. 1, 4 dan 5
B. 1, 3,dan 4 D. 2, 4 dan 5
34
PPKn SMP KK C
F. Rangkuman
Masyarakat Indonesia yang beragam menuntut kita sebagai warga negara agar
dapat bertutur kata, berperilaku, dan bersikap baik antar sesama. Dalam
bertutur kata, berperilaku, dan bersikap baik harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Tutur kata baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah tutur kata yang secara
umum diterima oleh masyarakat Indonesia, dan mengandung nilai-nilai etika
dan kesopanan yang jika diucapkan dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh
Indonesia. Sedangkan Tutur kata buruk adalah tutur kata yang menyimpang
dari ajaran nilai norma moral secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia.
Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila senantiasa menjadi ajaran
kebaikan bagi warga negara Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk
membangun bangsa menjadi lebih baik: ikhlas rendah hati, tidak
menyombongkan diri, amanah, taubat, prasangka baik terhadap orang lain,
pemaaf, pemurah, syukur, zuhud (tidak terpaut pada dunia), tenggang rasa,
sabar, ridha dengan ketentuan Allah, berani, lapang dada, lemah lembut, kasih
sayang, selalu ingat mati, tawakal, takut Allah, suka dengan ilmu pengetahuan,
rasa malu, terutama jika berbuat salah, kasih sayang.
Sikap buruk menurut nilai-nilai Pancasila adalah kebalikan sikap baik yang
senantiasa bertentangan dengan ajaran kebaikan bagi warga negara Indonesia
dan sangat menghambat membangun bangsa karena menjadi “penyakit” bagi
gerak langkah bangsa dalam membangun bangsa dan karakter bangsa rendah
diri, suka menyombongkan diri, kalau diberi amanah khianat, maksiat,
prasangka buruk terhadap orang lain, pendendam, iri dan dengki.
35
Kegiatan Pembelajaran 1
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari Berkepribadian sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila.
Setelah kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Berkepribadian sesuai
dengan Nilai-Nilai Pancasila?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
Berkepribadian sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila?
3. Apa manfaat mempelajari materi Berkepribadian sesuai dengan Nilai-Nilai
Pancasila terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
2. Tindak Lanjut
36
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 2
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
A. Tujuan Pembelajaran
37
Kegiatan Pembelajaran 2
C. Uraian Materi
Perubahan UUD dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali
perubahan yang merupakan satu rangkaian dan satu sistem kesatuan. Perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 pertama kali pada
Sidang Umum MPR tahun 1999 menghasilkan Perubahan Pertama. Setelah itu,
dilanjutkan dengan Perubahan Kedua pada Sidang Tahunan MPR tahun 2000,
Perubahan Ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001, Perubahan Keempat
pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002.
38
PPKn SMP KK C
39
Kegiatan Pembelajaran 2
40
PPKn SMP KK C
Dari semua alasan melakukan perubahan tersebut, salah satu tujuan pokok adalah
melakukan penataan terhadap semua lembaga negara agar tercipta mekanisme
saling mengawasi dan saling imbang dianara lembaga negara. Akibatnya, pada
salah satu sisi ada lembaga negara yang mendapat tambahan kewenangan
secara signifikan, sementara di sisi lain sejumlah lembaga negara yang berkurang
kewenangannya. Tidak hanya sekedar terjadi penambahan dan pengurangan
kewenangan, perubahan UUD 1945 juga memunculkan lembaga negara yang
sama sekali baru. Bahkan karena dinilai tidak relevan lagi dengan kebutuhan, ada
lembaga negara yang dihapus dalam struktur ketatanegaraan Indonesia.
41
Kegiatan Pembelajaran 2
Tujuan dari perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.. Dalam proses amandemen UUD
1945 sejak tahun 1999 hingga tahun 2002 lalu komitmen MPR RI untuk tidak
mengubah bagian Pembukaan UUD 1945 tertuang dalam lima kesepakatan dasar
MPR tentang pengubahan UUD 1945. Kelima kesepakatan dasar itu adalah:
a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena "Pembukaan UUD 1945
memuat dasar filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan UUD 1945 mengandung staatsidee
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tujuan (haluan)
negara, serta dasar negara yang harus tetap dipertahankan".
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesepakatan
untuk tetap mempertahankan bentuk negara Indonesia, yakni Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) didasari pertimbangan bahwa negara kesatuan
adalah bentuk negara yar telah ditetapkan sejak awal berdirinya negara dan
yang dipandang, paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa
yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk
mempertegas sistem pemerintahan presidensial dimaksudkan untuk
memperkokoh sistem pemerintahan yang stabil dan demokratis yang dianut
oleh negara Republik Indonesia dan telah dipilih oleh pendiri negara pada tahun
1945.
42
PPKn SMP KK C
43
Kegiatan Pembelajaran 2
Setelah disahkannya Perubahan Keempat UUD NRI Tahun 1945 pada Sidang
Tahunan MPR tahun 2002 yang lalu, maka agenda reformasi konstitusi Indonesia
untuk kurun waktu sekarang dipandang telah tuntas.
D. Aktivitas Pembelajaran
44
PPKn SMP KK C
45
Kegiatan Pembelajaran 2
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara mandiri
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK 2.2 dan aktivitas pengembangan
butir soal yang ada pada LK 2.3 dan LK 2.4.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
46
PPKn SMP KK C
LK. 2.1 Analisis Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945
Prosedur Kerja
1. Kelas dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok mengambil amplop yang yang
sudah disediakan dan di dalamnya berisi satu pertanyaan.
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang sudah diterima,
apabila sudah selesai dipresentasikan. Waktu untuk diskusi 10 menit.
3. Ketentuan penulisan: dalam menjabarkan tersebut mohon ditulis dengan
menggunakan jenis huruf: Arial, Besar/ukuran huruf atau font adalah 11,
Spasi:1,5 spasi.
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan dasar pemikiran perubahan UUD 1945!
2. Deskripsikan tujuan perubahan UUD 1945!
3. Jelaskan alasan yuridis perubahan UUD 1945!
4. Jelaskan kesepakatan dasar dalam perubahan UUD NRI 1945!
5. Jelaskan hasil perubahan UUD 1945!
LK. 2.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Makna Pembukaan dan Perubahan
UUD NRI 1945
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
47
Kegiatan Pembelajaran 2
3 PG Level Penalaran
Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VIII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Makna dan Perubahan UUD 1945
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian
Kunci Jawaban :
48
PPKn SMP KK C
E. Latihan/kasus/Tugas
49
Kegiatan Pembelajaran 2
4. Perubahan Pertama UUD NRI 1945 hasil Sidang Umum MPR pada tahun …
A. 1999
B. 2000
C. 2001
D. 2002
F. Rangkuman
Dasar Pemikiran Perubahan UUD 1945 adalah UUD 1945 mengandung pasal-
pasal yang terlalu “luwes”. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai
tatanan dasar dalam mencapai tujuan nasional , menyempurnakan aturan dasar
mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas
partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi.
50
PPKn SMP KK C
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari uraian materi Perubahan UUD NRI 1945. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Perubahan UUD NRI
1945?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Perubahan UUD NRI 1945?
3. Apa manfaat mempelajari materi Perubahan UUD NRI 1945 terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
51
Kegiatan Pembelajaran 2
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
2.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
52
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 3
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
Pada pasal 1 Ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun
2000 : “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.”
53
Kegiatan Pembelajaran 3
54
PPKn SMP KK C
dinyatakan bahwa hak asasi manusia merupakan pengakuan akan martabat yang
utuh dalam diri setiap orang. HAM menyangkut hak-hak yang sama dan tak
teralihkan dari semua anggota keluarga manusia, ialah dasar dari kebebasan,
keadilan, dan perdamaian dunia. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hakikat HAM adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
Anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
Sejarah tentang HAM sesungguhnya dapat dikatakan hampir sama tuanya dengan
keberadaan manusia di muka bumi. Karena HAM memiliki sifat yang selalu
melekat (inherent) pada diri setiap manusia, sehingga eksistensinya tidak dapat
dipisahkan dari sejarah kehidupan umat manusia.Perkembangan Hak Asasi
Manusia dapat kita kaji sebagai berikut.
Dalam bahasa Latin, Magna Charta memiliki arti “Perjanjian Besar”. Magna
Charta adalah dokumen yang disetujui oleh Raja John di Runnymede pada
tahun 1215. Magna Charta yang dicetuskan pada 15 Juni 1215 tersebut
prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia
lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara
merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan
atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan
pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan
telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh
pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan
terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-
undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Adapun isi Magna Charta ada 6, yaitu: (1) raja beserta keturunannya berjanji
akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris, (2) raja
berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak,
(3) para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk, (4) polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti
dan saksi yang sah, (5) seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan,
ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan
55
Kegiatan Pembelajaran 3
Sebagaimana judul aslinya yang berbunyi, “An act Declaring the Rights and
the Liberties and the Subject and Setting the Succession of the Crown” (Akta
Deklarasi Hak dan Kebebasan Kawula dan Tata Cara Suksesi Raja),
merupakan hasil perjuangan parlemen melawan pemerintahan raja-raja
wangsa Stuart yang sewenang-wenang pada abad ke-17. Disahkan setelah
Raja James II dipaksa turun takhta dan William II dan Mary II naik ke
singgasana menyusul “Revolusi Gemilang” (Glorius Revolution) pada tahun
1688.
56
PPKn SMP KK C
ilegal. Dengan adanya Bill of Rights ini timbul kebebasan untuk berbicara dan
berdebat, sekalipun hanya utnutk anggota parlemen dan untuk digunakan
didalam gedung parlemen. Adapun isi dari Bill of Rights adalah mengatur
tentang (1) kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen, (2) kebebasan
berbicara dan mengeluarkan pendapat, (3) pajak, undang-undang dan
pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen, (4) hak warga negara untuk
memeluk agama menurut kepercayaan masing masing, dan (5) parlemen
berhak untuk mengubah keputusan raja.
57
Kegiatan Pembelajaran 3
Pada tahun 1791 barulah Amerika Serikat mengadopsi Bill of Rights yang
memuat daftar hak-hak individu yang dijaminnya. Hal ini terjadi melalui
sejumlah amandemen terhadap konstitusi. Diantara amandemen-amandemen
yang terkenal adalah Amandemen Pertama yang melindungi kebebasan
beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat dan hak
berserikat; Amandemen Kelima yang menetapkan larangan memberatkan diri
sendiri dan hak atas proses hukum yang benar.
58
PPKn SMP KK C
59
Kegiatan Pembelajaran 3
Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu sebagai tolok ukur umum hasil
usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota dan semua
bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan
kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun
bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral
berkewajiban menerapkannya.
Pemikiran para pendiri negara dituangkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak
asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945
diuraikan berikut.
60
PPKn SMP KK C
Berikut merupakan rincian dari hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal
pasal UUD NRI 1945, yaitu sebagai berikut :
61
Kegiatan Pembelajaran 3
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
kecualinya". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan hak persamaan semua
warga negara dalam hukum dan pemerintahan.
Pasal 28
Dalam pasal ini terkandung hak-hak warga negara sebagai berikut: hak untuk
berorganisasi yang mencakup hak mendirikan, menj adi pengurus, atau menj adi
anggota organisasi; berkumpul yang meliputi berkumpul dalam ruangan, misal
diskusi, rapat, atau konferensi dan berkumpul di luar ruangan, misalnya
kampanye, pawai, atau demonstrasi; dan mengeluarkan pendapat secara lisan
maupun tulisan.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
62
PPKn SMP KK C
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara.
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
63
Kegiatan Pembelajaran 3
martabat dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
layanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memeperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan perkembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.
(2) Setiap orang berhak atas bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional di hormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
64
PPKn SMP KK C
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat yang demokratis.
Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 juga diatur tentang Hak
Asasi Manusia, yang terdiri dari Pembukaan, 10 bab, 44 pasal yang mengatur hak
asasi manusia harus dilindungi dan ditegakkan, yang meliputi (1) hak untuk hidup,
(2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, (3) hak keadilan, (4) hak
kemerdekaan, (5) hak atas kebebasan informasi, (6) hak keamanan, (7) hak
kesejahteraan, (8) kewajiban, dan (9) erlindungan dan pemajuan.
Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR
menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang
tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU
No. 39 Tahun 1999, meliputi hak-hak dalam tabel berikut:
65
Kegiatan Pembelajaran 3
Di Indonesia, jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia diatur dalam UUD
NRI Tahun 1945. Menurut Steenbeek, sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri,
UUD berisi tiga pokok materi muatan, yakni pertama adanya jaminan terhadap
hak-hak asasi dan warga negara; kedua ditetapkannya susunan ketatanegaraan
suatu negara yang bersifat fundamental; dan ketiga adanya pembagian dan
pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Menyikapi jaminan UUD 1945 atas hak asasi manusia, menurut Dahlan Thaib baik
dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasan akan ditemukan 15 (lima
belas) prinsip hak asasi manusia, yaitu : (1) hak untuk menentukan nasib sendiri,
(2) hak akan warga negara, (3) hak akan kesamaan dan persamaan di hadapan
hukum, (4) hak untuk bekerja, (5) hak akan hidup layak, (6) hak untuk berserikat,
(7) hak untuk menyatakan pendapat, (8) hak untuk beragama (religius), (9) hak
untuk membela negara (nasionalis), (10) hak untuk mendapatkan pengajaran, (11)
hak akan kesejahteraan sosial, (12) hak akan jaminan sosial, (13) hak akan
kebebasan dan kemandirian peradilan (mandiri), (14) hak mempertahankan tradisi
budaya (nasionalis), dan (15) hak mempertahankan bahasa daerah.
Dalam sejarah UUD 1945, perubahan UUD merupakan sejarah baru bagi masa
depan konstitusi Indonesia. Khusus mengenai pengaturan hak asasi manusia
dapat dilihat pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000. Perubahan dan
kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas
dalam sebuah bab tersendiri, yakni Bab XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai pasal
28A sampai dengan 28J. Penegasan HAM kelihatan menjadi semakin eksplisit,
sebagaimana ditegaskan pada Pasal 28A yang berbunyi, “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
66
PPKn SMP KK C
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar, melekat dengan jati
diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki hak tersebut.
Artinya disamping keabsahannya terjaga dalam eksistensi kemanusiaan manusia,
juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk dimengerti, dipahami dan
bertanggung jawab untuk memeliharanya. Adanya hak pada seseorang berarti
bahwa ia mempunyai suatu “keistimewaan” yang membuka kemungkinan baginya
untuk diperlakukan sesuai dengan “keistimewaan” yang dimilikinya. Juga adanya
suatu kewajiban pada seseorang berarti bahwa diminta daripadanya suatu sikap
yang sesuai dengan “keistimewaan” yang ada pada orang lain.
Adapun mengenai relasi antara hak dan kewajiban, bahwa diantara keduanya
terdapat beberapa relasi hukum yang masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Sudikno Mertokusumo mengatakan bahwa setiap hubungan hukum yang
diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi yang isinya di satu pihak
sebagai hak, sedang di pihak lain kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban,
sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Hal inilah yang membuat hukum
berbeda dengan hak dan kewajiban, walaupun keduanya tidak dapat dipisahkan.
Hak dan kewajiban menjadi lebih tegas berlaku pada saat hukum dilibatkan dalam
kasus konkret. Dengan demikian implikasinya adalah lahirnya hak dan kewajiban.
Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain (1) pasal 23A tentang membayar pajak;
(2) pasal 27 ayat (1) tentang kewajiban mentaati hukum dan pemerintah; (3) pasal
27 ayat (3) tentang kewajiban pembelaan negara; (4) pasal 28J ayat (1) tentang
kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain; (5) pasal 28J ayat (2)
tentang kewajiban tunduk pada pembatasan undang-undang dalam menjalankan
hak asasi manusia; (6) pasal 30 ayat (1) kewajiban ikut dalam upaya pertahanan
keamanan negara; (7) pasal 31 ayat (2) tentang kewajiban untuk mengikuti
pendidikan dasar.
67
Kegiatan Pembelajaran 3
Selain UUD NRI Tahun 1945, jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia juga
diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak
asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab
(Integritas) untuk menghormati hak asasi orang lain (Religius) secara timbal balik
serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan
memajukkannya”.
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan dua hal prinsipal,
yakni Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kewajiban Dasar Manusia (KDM). Korelasi
keduanya menunjukkan terdapatnya keseimbangan tatanan dalam kehidupan
masyarakat. Sebagaimana layaknya hak menuntut adanya pula kewajiban bagi
pihak yang lain. Adapun KDM adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Dalam hal kedudukannya, UU ini merupakan payung hukumdari seluruh peraturan
perundang-undangan yang menyangkut hak asasi manusia.
Adapun kewajiban dasar manusia yang termuat dalam UU No. 39 Tahun 1999,
antara lain :
1. Pasal 67 yang berbunyi, “Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik
Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis
dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh
negara Republik Indonesia”.
2. Pasal 68 yang berbunyi, “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
3. Pasal 69 ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
4. Pasal 69 ayat (2) yang berbunyi, “Setiap hak asasi manusia seorang
menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak
asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk
menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya”.
5. Pasal 70 yang berbunyi, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
68
PPKn SMP KK C
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Oleh karena itu seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib
menghormati hak asasi orang lain, dengan cara menjalankan kewajiban asasi
manusia, menjunjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
D. Aktivitas Pembelajaran
69
Kegiatan Pembelajaran 3
70
PPKn SMP KK C
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/Lembar Kerja) secara
mandiris ebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 3.2 dan aktivitas pengembangan butir soal
yang ada pada LK 3.3 dan 3.4.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan pada
kegiatan On.
2) Peserta diklat menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar
pekerjaan peserta yang lain.
3) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
4) Setelah kegiatan presentasi berakhir, secara bersama-sama membuat
kesimpulan hasil pembelajaran
5) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
6) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
7) Serta merencanakan kegiatan tindak lanjut.
71
Kegiatan Pembelajaran 3
3. Laporkan hasil diskusi kelompok Saudara dengan diketik secara rapi dan
menarik!
72
PPKn SMP KK C
LK 3.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Prosedur Kerja:
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills).
LK. 3.3 Mengembangkan Butir Soal tentang Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia
Prosedur Kerja:
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan saran
dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!
73
Kegiatan Pembelajaran 3
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Jaminan HAM
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
Kunci Jawaban :
E. Latihan/Tugas/Kasus
74
PPKn SMP KK C
75
Kegiatan Pembelajaran 3
6. Pembukaan UUD NRI 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak
asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan
UUD NRI 1945 diuraikan dalam tiap alinea. Salah satunya mengenai
adanya jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak
segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa
Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsa-bangsa terjajah
di seluruh dunia.. Prinsip tersebut dinyatakan dalam pembukaan UUD NRI
1945 alinea ....
A. ke-1
B. ke-2
C. ke-3
D. ke-4
7. Selain memuat hak asasi manusia dalam pasal-pasal UUD NRI 1945 juga
memuat kewajiban asasi. Salah satunya terdapat dalam Pasal 27 ayat 1 UUD
NRI 1945. Pasal tersebut mengatur tentang ….
A. kewajiban warga negara untuk membela negara
B. hak atas kesamaan mendapatkan pengajaran
C. hak warga negara untuk memeluk agama
D. hak atas kesamaan dalam hukum
8. Pasal-pasal UUD NRI 1945, memuat tentang hak asasi manusia yakni pasal
28 B ayat 2 UUD NRI 1945 yang mengatur tentang ….
A. setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
B. setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
C. setiap warga berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah
D. setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara
76
PPKn SMP KK C
9. Dalam UUD NRI 1945 yang menjamin tentang hak secara khusus adalah pasal
….
A. 28 A-H C. 28 A-I
B. 28 A-J D. 28A-E
F. Rangkuman
Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia sesuai dengan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah muncul dalam Sidang BPUPKI dan kemudian
dituangkan dalam pasal UUD NRI Tahun 1945. Perkembangan berikut tampak
tegas diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
77
Kegiatan Pembelajaran 3
78
PPKn SMP KK C
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia?
3. Apa manfaat mempelajari materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
79
Kegiatan Pembelajaran 3
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 3.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
80
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 4
Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
1. Pengertian norma
Norma adalah petunjuk hidup bagi tingkah laku manusia dan apabila dilanggar
akan mendapat sanksi (ancaman hukuman). Norma juga dapat diartikan sebagai
kaidah atau aturan-aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan sesuatu
yang penting, berguna, dan benar. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi,
yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan
81
Kegiatan Pembelajaran 4
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Norma juga dipakai sebagai patokan perilaku, dan tata aturan yang berisi ukuran
tingkah laku manusia yang baik dan benar. Norma bertujuan untuk menetapkan
bagaimana tindakan dan tingkah laku manusia seharusnya. Norma yang berlaku
di dalam masyarakar bertujuan untuk:
Dalam praktiknya norma sosial berbentuk kode-kode. Kode atau sistem norma-
norma sosial merupakan peraturan-peraturan yang mengandung sanksi atau
hukuman. Dengan demikian, kode lebih bersifat memaksa. Namun, pada
umumnya kode sosial timbul tanpa adanya paksaan. Anggota masyarakat dapat
menerima secara sukarela, sehingga penyimpangan dan pelanggaran jarang
sekali terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi norma
masyarakat adalah
a. sebagai petunjuk arah dalam bersikap dan bertindak;
b. pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan;
c. alat pemersatu masyarakat;
d. benteng perlindungan keberadaan masyarakat;
e. pendorong sikap dan tindakan manusia;
f. pengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan dan/atau kepentingan
semuanya harus secara proporsional sesuai kebutuhan untuk hidup; dan
g. mengupayakan terpenuhinya keanekaragaman kepentingan yang ada agar
berlangsung secara, tertib, aman, tenteram, damai, dan terkendali.
Setiap norma mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan. Perintah
82
PPKn SMP KK C
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-
akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Setiap nilai dan norma selalu mengandung dua nilai gunanya, yaitu bila
dilaksanakan bernilai baik dan menyenangkan subyek pelaku; sebaliknya bila
dilanggar berakibat penyesalan, rasa berdosa, kecewa dan nestapa subyek
pelaku. Keadaan demikian sebenarnya konsekuensi atau resiko setiap tindakan,
karena tindakan itu bersumber atas suatu nilai dan berdasarkan suatu motivasi
(niat dan dorongan), maka terlaksananya suatu tindakan adalah pelaksanaan
suatu nilai (pilihan) dan suatu norma (kaidah). Sedangkan hasil pelaksanaan itu
merupakan konsekuensi atau resiko suatu tindakan dapat berwujud kepuasan
ataupun kekecewaan.
Oleh sebab itu setiap norma memiliki sanksi. Sanksi merupakan pengukuhan,
persetujuan, penguatan suatu tindakan yang tanpa itu tidak akan sah menurut
hukum. Sanksi merupakan alat pemaksa, selain oleh hukuman, juga untuk
menaati ketetapan yang telah ditentukan. Sanksi juga dapat diartikan sebagai
reaksi sosial terhadap macam tingkah laku yang dibolehkan atau tidak dibolehkan
(dilarang). Sanksi sebagai kata benda meliputi pengertian hak atau izin yang
diberikan oleh penguasan untuk melakukan sesuatu; persetujuan dorongan
(tingkah laku) oleh kebiasaan atau tradisi yang sudah umun; hukuman yang
ditujukan untuk memenuhi atau memelihara kehormatan hukum atau penguasa;
alasan untuk mematuhi peraturan (Dardji Darmodihardjo:1986).
Setiap norma mempunyai sikap moral yang berkaitan dengan kata hati rasa
percaya diri, rasa cinta, pengendalian diri dan rasa hormat.Setiap orang harus
selalu bersikap positif dalam melaksanakan norma. Sikap positif dimaknai sebagai
individu, anggota masyarakat dan warga negara mengerti dan mau mentaati
norma karena keyakinan dalam hatinya bahwa dengan mentaati norma akan
menciptakan kebaikan bagi dirinya dan semua orang. Sikap positif seseorang yang
senantiasa berusaha untuk melaksanakan norma yang berlaku, bukan semata-
mata karena adanya sanksi.
Ketaatannya pada norma bukan karena takut mendapat sanksi, namun karena
dorongan untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat dan negara.
83
Kegiatan Pembelajaran 4
Sebagai hasil pertimbangan yang baik. rasa percaya diri ini diwujudkan juga dalam
perilaku yang mantap dalam melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Rasa cinta terhadap norma merupakan sikap yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi terlaksananya norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selalu tanggap dan
waspada terhadap setiap kemungkinan pelanggaran terhadap norma dan selalu
melaksanakan norma-norma yang berlaku demi kebaikan diri sendiri dan orang
lainjuga merupakan rasa cinta terhadap norma.
Agar ketertiban masyarakat tetap terjamin, di dalam masyarakat itu perlu ada
peraturan peraturan sebagai petunjuk. Misalnya hukum dibuat untuk memberi
jaminan bagi setiap orang agar kepentingannya tidak terganggu. Demikian juga
hukum bagi kepentingan masyarakat, bahwa setiap orang harus menyadari
pentingnya mematuhi hukum. Setiap orang harus berupaya untuk mengendalikan
diri agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat hukuman dan sanksi dari
Tuhan Yang Maha Esa. Sanksi norma agama tidak bersifat langsung,
melainkan akan diberikan kelak di akhirat. Norma agama menjadi pedoman
perilaku para penganutnya. Norma agama mengajarkan bagaimana
seharusnya sesama manusia saling berhubungan, saling berbicara, bersikap
dan bertindak di tengah-tengah kehidupan bersama, bagainana seharusnya
84
PPKn SMP KK C
orang muda bersikap terhadap orang yang lebih tua. Setiap manusia sama-
sama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia memiliki derajat yang
sama. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk memperoleh keadilan,
karena sesama manusia adalah saudara. Antarsesama manusia ada kewajiba
untuk saling membantu dan saling menolong. Contoh norma agama ini antara
lain (1) “Kamu dilarang membunuh”; (2) “Kamu dilarang mencuri”; (3) “Kamu
harus patuh kepada orang tua”; (4) “Kamu harus beribadah”; dan (5) “Kamu
jangan menipu”.
b. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia. Norma kesusilaan bersifat umum, universal, dan dapat diterima oleh
seluruh umat manusia. Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani. Sanksi
norma kesusilaan adalah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan.
Contoh norma ini diantaranya adalah (1) “Kamu harus berlaku jujur”; (2) “Kamu
harus berbuat baik terhadap sesama manusia”(saling menghormati) dan (3)
“Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan peraturan hidup yang timbul dan diadakan oleh masyarakat
itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota
masyarakat saling hormat menghormati. Peraturan-peraturan itu ditaati
sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia
yang ada di sekitarnya. Peraturan itu mengatur mana yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan.
85
Kegiatan Pembelajaran 4
d. Norma Hukum
Norma hukum ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga
kekuasaan negara. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh
negara atau perlengkapannya. Isinya mengikat setiap orang dan berlakunya
dapat dipaksankan oleh alat-alat kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan
hakim (taat hukum). Adapun ciri-ciri norma hukum adalah: (1) aturan yang
dibuat oleh badan resmi negara; (2) aturan bersifat memaksa; (3) adanya
sanksi yang tegas; (4) adanya perintah dan larangan dari negara; dan (5)
perintah atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang. Jika aturan tersebut
tidak ditaati, akan mendapatkan sanksi hukuman.( taat hukum )
86
PPKn SMP KK C
87
Kegiatan Pembelajaran 4
ada di sekitarnya. Peraturan itu mengatur mana yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan. Hakekat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma hukum ialah peraturan-
peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Norma hukum
merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh negara atau perlengkapannya. Isinya
mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksankan oleh alat-alat
kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan hakim.
Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum apabila
ditinjau dari sumbernya terdapat perbedaan.Norma agama bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Sumber norma agama adalah kitab suci masing-masing agama.
Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.Sumber norma kesopanan
adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri dapat berupa hal-hal
yang bersifat dari kepantasan, kepatutan, kebiasaan. Walaupun norma kesusilaan
dan kesopanan mempunyai sumber yang sama yaitu dari akal budi nurani dan
masyarakat namun dari segi tinjauan berbeda. Norma kesusilaan sebenarnya
ditinjau dari sisi dalam kepribadian manusia, sedangkan norma kesopanan ditinjau
dari sisi luar kepribadian manusia yaitu sopan santun dan tata krama atau etika
pergaulan. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber atau dibuat
oleh lembaga negara yang berwenang.
Ditinjau dari tujuannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan
norma hukum mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan norma agama adalah
menjadikan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dalam arti mampu melaksanakan semua perintahNya dan
meninggalkan segala laranganNya. Tujuan norma kesusilaan adalah agar setiap
manusia mempunyai rasa kesusilaan yang tinggi dalam hidup dan kehidupannya
di masyarakat. Tujuan norma kesopanan adalah agar tercipta ketertiban dalam
hidup bermasyarakat dengan cara setiap anggota masyarakat menaati segala apa
yang diharuskan oleh adatnya. Tujuan norma hukum adalah untuk mewujudkan
ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat melalui upaya penciptaan kapastian
hukum.
Ditinjau dari kegunaannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan
norma hukum mempunyai kegunaan yang berbeda. Kegunaan norma agama
88
PPKn SMP KK C
adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam hidup dan
kehidupannya di dunia dan di akherat. Kegunaan norma kesusilaan adalah untuk
mengendalikan tutur kata, sikap dan perilaku setian individu melalui teguran hati
nuraninya sendiri. Kegunaan norma kesopanan adalah untuk mengatur kehidupan
atau hubungan antar manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga
tidak terjadi perselisihan di antara sesama anggota masyarakat yang
bersangkutan. Kegunaan norma hukum adalah untuk melindungi kepentingan
orang lain misalnya yang berkaitan dengan jiwa, badan, kehormatan dan
kekayaan/benda.
Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum mempunyai
sanksi yang berbeda-beda. Sanksi norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa bagi yang melakukan pelanggaran akan berdosa dan mendapatkan hukuman
dari Tuhan Yang Maha Esa.Sanksi norma kesusilaan adalah pelanggaran
perasaan yang berakibat penyesalan.Sanksi norma kesopanan adalah mendapat
cemooh atau celaan dari anggota masyarakat .Sanksi norma hukum adalah
ancaman hukuman.Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang
memaksa.Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum
bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu
kekuasaan negara.
Ditinjau dari lingkungan pengaruhnya maka norma agama sangat luas yaitu
seluruh umat agama masing-masing. Norma kesusilaan sifatnya universal dan
norma hukum mencakup selutuh warga negara, hanya norma kesopanan
sebenarnya tidak memiliki lingkungan pengaruh yang luas. Norma kesopanan itu
bersifat khusus hanya berlaku bagi golongan masyarakat tertentu. Apa yang
dianggap sopan oleh suatu masyarakat, belum tentu bagi masyarakat lain tetap
dianggap sopan.
89
Kegiatan Pembelajaran 4
masing yang menjadi ciri khas masyarakat tersebut. Pada umumnya, adat istiadat
daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun
kepada generasi berikutnya.
Sebagai contoh adalah adat istiadat di Tana Toraja yang tidak menguburkan
mayat, melainkan diletakan di “Tongkonan“ untuk beberapa waktu. Jangka waktu
peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang
untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayat. Setelah upacara,
mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam goa atau dinding gunung.
Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen,
sekitar akhir Juni atau Juli, paling lambat September. Peti mati yang digunakan
dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja
antara lain, menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah
rumah (Pa’tane). Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang
dilengkapi dengan 100 buah “batu” yang dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang
Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah
ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil. Ukuran batu ini mempunyai nilai
adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan
kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu. Simbuang Batu hanya diadakan
bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam
tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang- kurangnya 24
ekor).
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang
yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya.
Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di
90
PPKn SMP KK C
Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah
meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju
tempatnya. Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang
biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben
dilaksanakan, keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan
Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna warni dan bahan
lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah, tempat meletakkan mayat. Kemudian
“Bade” diusung beramai-ramai ke tempat upacara Ngaben, diiringi dengan
“gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. Di depan “Bade” terdapat
kain putih panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju
tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan diputar
sebanyak 3 kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa
mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu yang
kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.
Satu contoh lagi adalah adat istiadat Suku Dayak di Kalimantan yang mempunyai
tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang
bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan
tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting
pemberat untuk memperbesar kuping/daun telinga. Menurut kepercayaan
mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan
semakin tinggi status sosialnya di masyarakat. Kegiatan-kegiatan adat budaya ini
selalu dikaitkan dengan kejadian penting dalam kehidupan seseorang atau
masyarakat. Berbagai kegiatan adat budaya ini juga mengambil bentuk kegiatan-
kegiatan seni yang berkaitan dengan proses inisiasi perorangan seperti kelahiran,
perkawinan dan kematian ataupun acara-acara ritus serupa. Dalam acara ini
selalu ada unsur musik, tari, sastra, dan seni rupa. Kegiatan-kegiatan adat budaya
ini disebut Pesta Budaya. Manifestasi dari aktivitas kehidupan budaya masyarakat
merupakan miniatur yang mencerminkan kehidupan sosial yang luhur, gambaran
wajah apresiasi keseniannya, dan gambaran identitas budaya setempat. Kegiatan
adat budaya ini dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dan
masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga seni menjadi perekam dan
penyambung sejarah.
91
Kegiatan Pembelajaran 4
masyarakat itu sendiri agar tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan
tentram. Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam
dimasyarakat dapat dilakukan dengan berbaai cara. Kebiasaan boleh berbeda,
namun kita tetap saling menghormati perbedaan tersebut. Pepatah; dimana bumi
dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya menggambarkan sikap perilaku kita
dalam pergaulan disekolah.
Rasa tenang dalam hati akan tercipta apabila kita sebagai pribadi mampu
melaksanakan norma dengan baik. Seperti apabila kita selalu jujur dalam
kehidupan sehari-hari, maka hati kita akan terasa tenang. Pada dasarnya hati
manusia akan selalu menyuruh untuk berbuat baik dan menyalahkan perbuatan
salah. Pemahaman ini oleh para ahli disebut juga dengan ruang ketuhanan
(godspot) atau DNA Spiritualitas. Godspot ada pada diri manusia, yaitu menjelma
menjadi suara hati yang akan menyuruh pada kebenaran dan merasa bersalah
apabila melanggar suatu aturan.
Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi diri
sendiri diantaranya adalah dapat memperluas wawasan tentang keanekaragaman
norma dan kebiasaan, dapat meningkatkan sikap toleransi, saling menghormati
92
PPKn SMP KK C
Dalam kehidupan bermasyarakat, norma memiliki arti yang sangat penting. Norma
mengatur kehidupan masyarakat agar menjadi tertib dan damai. Keinginan setiap
orang dalam masyarakat pasti berbeda. Adanya berbagai keinginan dan lebih
jauhnya kepentingan dalam masyarakat ini menyebabkan dalam masyarakat
mudah terjadinya pertentangan.
Agar pemenuhan kebutuhan setiap manusia itu berjalan secara teratur, tidak
terjadi benturan-benturan antara kepentingan manusia yang satu dengan
kepentingan sesama, diperlukan pengaturan petunjuk hidup, aturan atau patokan
yang biasa disebut norma. Sebagai kaidah atau aturan yang berisi perintah dan
larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama norma dapat
mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan
kedamaian. Dengan mentaati norma, maka tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara menjadi tertib, aman, rukun, dan damai. Suasana
masyarakat yang taat terhadap norma yang berlaku dapat membentuk suatu
kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
93
Kegiatan Pembelajaran 4
94
PPKn SMP KK C
D. Aktivitas Pembelajaran
95
Kegiatan Pembelajaran 4
96
PPKn SMP KK C
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandiri sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 4.2 dan aktivitas pengembagan butir soal
yang ada pada LK 4.3 dan LK 4.4.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 4 dengan cermat!
2. Secara berkelompok kerjakanlah soal-soal di bawah ini!
3. Kumpulkan hasil pekerjaan kelompok Saudara!
97
Kegiatan Pembelajaran 4
Daftar Pertanyaan
1. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan
sekolah!
2. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan
masyarakat!
3. Jelaskan perilaku tenggang rasa dan sopan santun dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar!
4. Silahkan saudara cari informasi dari berbagai sumber, kemudian Saudara
tulis mengenai perbedaan norma sopan santun dan kesusilaan dari
beberapa daerah yang ada di Indonesia!
Prosedur Kerja:
98
PPKn SMP KK C
LK. 4.3 Membuat kisi-kisi soal tentang persamaan dan perbedaan norma
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta norma antar daerah
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills).
Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan saran
dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
99
Kegiatan Pembelajaran 4
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : NORMA
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
Kunci Jawaban :
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Aturan yang sudah menjadi tata kelakuan dalam masyarakat yang sifat kekal
serta memiliki keterpaduan (integritas) yang tinggi dengan pola perilaku
masyarakat. Hal tersebut pengertian dari ….
A. kebiasaan
B. norma kesopanan
C. aturan
D. norma
100
PPKn SMP KK C
3. Sanksi berupa cemooh atau celaan dari anggota masyarakat akan diperoleh
bagi pelanggar norma… .
A. agama
B. hukum
C. kesusilaan
D. kesopanan
4. Peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari menusia dan
bersifat umum disebut norma ….
A. kesopanan C. agama
B. adat istiadat D. kesusilaan
6. Norma sopan santun antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain terdapat perbedaan dikarenakan dasar dari norma kesopanan adalah….
A. kepantasan dan kebaikan C. kepantasan dan kebiasaan
B. kepantasan dan kepatutan D. kebiasaan dan kebaikan
7. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia terbentuk dari proses yang tumbuh dari ….
A. ajaran para leluhur bangsa dan dipengaruhi ajaran agama
B. unsur sosial budaya masyarakat indonesia sendiri
C. kepribadian bangsa indonesia yang dipengaruhi ajaran agama
A. perbaduan budaya sendiri dengan budaya asing
101
Kegiatan Pembelajaran 4
F. Rangkuman
102
PPKn SMP KK C
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk
agama, budaya, gender, dan kebiasaan, adat/tradisi tentu mempunyai norma
susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat yang beragam.
Keberagaman norma susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat
antardaerah di Indonesia di satu sisi merupakan suatu bentuk kekayaan
budaya tersendiri, namun di sisi lain bisa menimbulkan konflik dan pertikaian.
Sikap dan perilaku saling menghargai perbedaan norma susila, sopan santun,
dan kebiasaan atau adat istiadat antardaerah yang ada dalam masyarakat
Indonesia perlu dipelihara dan dilestarikan guna memperkokoh persatuan dan
kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia.
103
Kegiatan Pembelajaran 4
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari persamaan dan perbedaan usulan dasar negara.
Setelah kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Norma dan Kebiasaan
dalam Masyarakat Indonesia?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat Indonesia?
3. Apa manfaat mempelajari materi Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat
Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya
dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap
materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran
berikutnya.
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 4.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 5, jika masih di bawah 80% Saudara
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 4, terutama yang belum
dikuasai.
104
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 5
Lembaga-Lembaga Peradilan
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan
pembelajaran peserta mampu:
1. menguraikan keberadaan pengadilan negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. menguraikan keberadaan pengadilan agama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. menguraikan pengadilan militer sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
4. menguraikan pengadilan tata usaha negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Uraian Materi
Dasar hukum pelaksanaan peradilan di Indonesia adalah Pasal 24 UUD NRI 1945
yang secara tegas disebutkan bahwa : kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung beserta lingkungan peradilan di
bawahnya. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman diatur dengan
undang-undang. Selanjutnya sebagai peraturan pelaksanaan dari pasal 24 UUD
NRI 1945 tersebut maka diundangkan Undang-undang no.4 tahun 2004 tentang
pokok-pokok kekuasaan kehakiman, dimana dalam pasal 10 ayat 1 dinyatakan
151
Kegiatan Pembelajaran 5
1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah hukumnya
meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Susunan Pengadilan Negeri terdiri
dari pimpinan (ketua dan wakil ketua), hakim anggota, panitera, sekretaris dan juru
sita. Susunan organisasi di Pengadilan Negeri secara jelas dapat dilihat pada
gambar 7
2. Pengadilan Agama
Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah memeriksa,
mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam
152
PPKn SMP KK C
mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat
tertentu. Susunan Organisasi Pengadilan Agama terdiri dari :
a. Pimpinan,
b. Hakim Anggota,
c. Panitera,
d. Sekretaris, dan
e. Juru Sita.
Tempat kedudukan Pengadilan Agama berada di pusat kota atau pusat kabupaten
yang daerah hukumnya meliputi kota atau kabupaten. Penjelasan Pasal 4 ayat (1)
menyatakan pada dasarnya tempat kedudukan Pengadilan Agama ada di
kotamadya atau ibu kota kabupaten, yang daerah hukumnya meliputi wilayah
kotamadya atau kabupaten, tapi tidak tertutup kemungkinan adanya pengecualian.
Tiap pengadilan agama mempunyai wilayah tertentu atau”yuridiksi relatif” tertentu.
Yuridiksi relatif ini penting berkaitan dengan pengadilan tempat dimana seseorang
dapat mengajukan perkaranya dan berkaitan dengan hak eksepsi tergugat.
Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili, dan
memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan, warisan,
wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.
Perihal perkawinan berkaitan dengan beberapa hal, yaitu: ijin beristri lebih dari satu
orang, ijin perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun dalam hal orang
tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat, dispensasi
kawin, pencegahan perkawinan, penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat
Nikah, pembatalan perkawinan, gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri,
perceraian karena talak, gugatan perceraian, penyelesaian harta bersama,
mengenai penguasaan anak-anak, beserta hal yang berkaitan dengan waris.
Waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta
peninggalan, penentuan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan
pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuian siapa yang menjadi
ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris. Wasiat adalah perbuatan
seseorang memberikan suatu benda atau manfaat kepada oranglainatau
lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi tersebut meninggl
dunia.
153
Kegiatan Pembelajaran 5
Hibah adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari
seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.
Wakaf adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk
memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan
kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut
syari’ah
Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan
ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Infak
adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna
menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan rezeki
(karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas,
dan karena Allah SWT. Shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan
sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan
sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
3. Pengadilan Militer
Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk mengadili
perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang disamakan dengan
prajurit, mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata, serta
menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan sekaligus
memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.
Sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata adalah sengketa yang timbul dalam
bidang Tata Usaha Angkatan Bersenjata antara orang atau badan hukum perdata
154
PPKn SMP KK C
dengan badan atau Pejabat Tata Usaha Angkatan Bersenjata sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
Asas-asas yang digunakan dalam peradilan militer adalah:
a. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan
b. Praduga tak bersalah
c. Asas oportunitas
d. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum
e. Semua orang diperlakukan sama didepan hukum
f. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap
g. Tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
h. Asas inkusator dan kusator
Dalam asas inkusator, tersangka dipandang sebagai objek pemeriksaan, posisi
tersangka tidak sejajar melainkan berada dibawah pemeriksaan sehingga
dalam pemeriksaan pendahuluan yang dianut dalam asas ini lebih
mengutamakan pengakuan dari tersangka. Namun dalam Pasal 184 KUHAP
dan Pasal 172 hukum acara peradilan militer mengganti pengakuan tersangka
dengan keterangan tersangka, sehingga asas inkusator ditinggalkan dan
diganti asas akusator yang menempatkan tersangka sejajar dengan
pemeriksaan.
i. Pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan
Asas-asas tersebut hampir sama dengan asas-asas hukum acara pidana pada
umumnya. Terdapat beberapa asas-asashukum acara peradilan militer yang
berbeda dengan asas hukum acara pada umumnya, diantaranya ada 3 (tiga)
berikut ini.
1) Asas Kesatuan Komando.
2) Asas Komandan Bertanggung Jawab Terhadap Anak Buahnya. Kehidupan
dan ciri-ciri organisasi mliter komandan berfungsi sebagai pimpinan,
guru, bapak, dan pelatih, sehingga komandan bertanggung jawab
penuh terhadap anak buahnya.
3) Asas Kepentingan Militer.
Hukum peradilan militer menganut adanya keseimbangan antara
kepentingan militer dengan kepentingan hukum.
Struktur organisasi pengadilan militer secara jelas dapat dilihat pada gambar 8.
155
Kegiatan Pembelajaran 5
Beberapa istilah yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut adalah: (a)
kepala pengadilan, (b) POKKIMMIL, (c) wakil kepala, (d) KATAUD, (e) KATERA,
(f) KAURTU, (g) KAURDAL, (h) KAURMINRADANG, (i) KAURMINU, (j)
KAURDOKPUSTAK, (k) KAURMINKU.
156
PPKn SMP KK C
D. Aktivitas Pembelajaran
157
Kegiatan Pembelajaran 5
158
PPKn SMP KK C
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandiri sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan aktivitas pengembangan butir soal yang ada
dalam LK 5.2 dan 5.3.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut
159
Kegiatan Pembelajaran 5
160
PPKn SMP KK C
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Lembaga-lembaga Peradilan
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
Kunci Jawaban :
161
Kegiatan Pembelajaran 5
E. Latihan/Kasus/Tugas
162
PPKn SMP KK C
F. Rangkuman
163
Kegiatan Pembelajaran 5
164
PPKn SMP KK C
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari lembaga-lembaga peradilan. Setelah kegiatan
pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari lembaga-lembaga
peradilan.?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi lembaga-lembaga peradilan.?
3. Apa manfaat mempelajari materi lembaga-lembaga peradilan terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya
dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman saudara terhadap materi
modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya.
165
Kegiatan Pembelajaran 5
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 5
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 6, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 5, terutama yang belum dikuasai.
166
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 6
Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam
Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI
A. Tujuan Pembelajaran
151
Kegiatan Pembelajaran 6
C. Uraian Materi
a. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinta / bangga terhadap tanah air
dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah
derajatnya.
b. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air
dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih
rendah derajatnya.
Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air.
Patriotisme diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela
berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya
cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap
tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga
diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan. Ciri-ciri patriotisme terdiri atas cinta
tanah air, rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa, menempatkan
152
PPKn SMP KK C
153
Kegiatan Pembelajaran 6
154
PPKn SMP KK C
Pertama,
KAMI POETRA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH INDONESIA.
Kedua,
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE
BANGSA INDONESIA.
Ketiga,
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
Setelah mendengar poetoesan ini kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wajib
dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;
Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan
dasar persatoennya:
Kemaoean
Sedjarah
Bahasa
Hoekoem adat
Pendidikan dan Kepanoean
Dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat
kabar dan dibatjakan di moeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.
Sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan Pengaruhnya bagi
Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008.
155
Kegiatan Pembelajaran 6
Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai upaya
serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat nasionalisme
melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan yang melanda
156
PPKn SMP KK C
bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam negeri maupun sebagai akibat
dari interaksi global. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda juga harus
dimaknai sebagai upaya yang serius untuk dapat menjaga integritas dan jati diri
bangsa. Eksistensi bangsa Indonesia di masa depan akan sangat ditentukan oleh
seberapa jauh bangsa ini mampu berdiri sama tegak dengan negara-negara lain
dalam dinamika internasional. Dalam kaitan ini upaya untuk membangun kembali
jati diri bangsa harus didasarkan pada kemampuan nasional untuk membangun
kompetensi bangsa sehingga mampu bersaing di era global. Pemuda harus
menjadi pelopor dan pioner dalam membangun jati diri bangsa Indonesia.
157
Kegiatan Pembelajaran 6
oleh karena hidupnya sebenamya sudah cukup terjamin". Sifat dan kondisi
kelesuan pemuda tersebut, diungkapkan menjadi sepuluh macam, yaitu: (1) lesu
kerja; (2) senang bermalas; (3) Mengutamakan hiburan; (4) bersemangat
bangsawan; (5) lesu disiplin; (6) loyo otak; (7) mengabaikan mutu; (8) takut mawas
diri; (9) hidup dangkal; (10). segan mengabdi pada sesama. (Rahmad, 2003)
Sepuluh kelesuan dan sifat negatif pemuda yang digambarkan tersebut patut pula
dicermati penyebabnya yaitu bahwa sistem pendidikan dan corak pendidikan yang
selama ini dianut ada kekeliruan atau kekurangannya. Terutama pada segi
pendidikan akhlak untuk pembinaan moral dan mental pemuda yang berakibat
menjadi lesu tersebut antara lain kurangnya pendidikan afektif dan psikomotorik
dan sangat menekankan pada ranah kognitif. Untuk itu, perlu ditata ulang dan
disiapkan kegiatan pendidikan yang mengacu pada pembentukan afeksi yang
berlandaskan moral agama bagi peserta didik dan psikomotorik berupa
keterampilan kerja dan jasa di samping perlunya pendidikan kognisi. Selain itu
sudah waktunya bangsa Indonesia menguatkan kembali komitmen pemuda
sebagaimana disemangatka pada Sumpah Pemuda tahun 1928. Panggilan
kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat yang kelaparan,
dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan pemuda Indonesia hari
ini semestinya tampil memimpin perubahan.
158
PPKn SMP KK C
Bangsa Indonesia harus digiring oleh para pemuda supaya berada di jalan UUD
NRI Tahun 1945. Pemuda harus mendobrak praktik politik uang, korupsi, konflik
horizontal, konflik elite, dan pemimpin yang tidak berkualitas. Oleh karena itu,
pemuda siap menjadi pelopor kebangkitan Indonesia. Ketua Umum Gerakan
Pemuda Antikorupsi dan inisiator Sumpah Pemuda baru.
Pada masa kebangkitan nasional, perjuangan bangsa Indonesia tidak lagi bersifat
kedaerahan, tapi bersifat nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara mendirikan
organisasi, dimana sejak berdirinya Budi Utomo (1908) merupakan titik awal
kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkatan perintis, sebab disamping
merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya organisasi.
Masa Sumpah Pemuda (tahun 1928) merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan
Bangsa Indonesia yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi
Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu
nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan. Masa ini disebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang
menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang
mencapai kemerdekaan.
159
Kegiatan Pembelajaran 6
160
PPKn SMP KK C
3) Perang Gerilya
Salah satu contoh perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Beliau
bergerilya dari luar kota Yogyakarta selama delapan bulan menempuh
perjalanan kurang lebih sepanjang 1000 km di daerah Jawa TengahdanJawa
Timur. TidakjarangPanglima Sudirmanharusditanduatau digendong karena
dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa
rombongan Sudirman kembalike Yogyakartapada tanggal 10 Juli 1949.Kolonel
161
Kegiatan Pembelajaran 6
1) Perjanjian Linggarjati
Perjanjian atau Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara
Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15
November 1946. Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili
oleh tim yang disebut Komisi Jenderal dan dipimpin oleh Wim
Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook. Perundingan ini
ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan
ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.
Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi hal-hal
berikut.
Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1
Januari 1949.
Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara Republik
162
PPKn SMP KK C
2) Perjanjian Renville
PerjanjianRenville dilaksanakan di atas kapal yang bernama Renville milik
Amerika Serikat, antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan
Komisi TigaNegara (Amerika Serikat, Belgia dan Australia) sebagai
perantaranya. Delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir
Syarifuddin dan pihak Belanda menempatkan seorang Indonesia yang
bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketua delegasinya.
Penempatan Abdulkadir Wijoyoatmojo ini merupakan siasat pihak Belanda
dengan menyatakan bahwa pertikaian yang terjadi antara Indonesia
dengan Belanda merupakan masalah dalam negeri Indonesia dan bukan
menjadi masalah intemasional yang perlu adanya campur tangan negara
lain.
163
Kegiatan Pembelajaran 6
komisiAmerikaserikat.
Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh J.H. van Royen, yang berisi
antara lain sebagai berikut.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah Republik
Indonesiaharus bebas dan leluasamelakukan kewajiban dalam satu
daerah yang meliputi KaresidenanYogyakarta
Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para
pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak
tanggal 19 Desember 1948.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indonesia akan
menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den
Haag sesudah pemerintah Republik Indonesia kembali ke
Yogyakarta.Setelah tercapainya Perundingan Roem-Royen, pada
164
PPKn SMP KK C
Di samping itu, terdapat empat hal penting lainnya yang menjadi isi
kesepakatan dalam KMB. Pertama, pembentukan Uni Belanda-Republik
Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Ratu Belanda secara simbolis;
Kedua,Soekarno dan Moh. Hatta akan menjabat sebagai presiden dan
wakil presiden Republik Indonesia Serikat untuk periode 1949-1950,
dengan Moh. Hatta merangkap sebagai perdana menteri; Ketiga, Irian
Barat masih dikuasasi Belanda dan tidak dimasukkan ke dalam Republik
Indonesia Serikat sampai dilakukan perundingan lebih lanjut; Keempat,
Pemerintah Indonesia harus menanggung hutang negeri Hindia Belanda
sebesar 4,3 miliar gulden.
165
Kegiatan Pembelajaran 6
D. Aktivitas Pembelajaran
166
PPKn SMP KK C
c. Peserta diklat mandiri memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas
serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi
modul dan melakukan curah pendapat mengenai semangat kebangsaan siswa
pada era sekarang ini.
e. Peserta diklat membagi ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Tiap kelompok berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas LK. 6.1, LK 6.2
dan mengerjakan aktivitas pengembangan butir soal yang tertera dalam LK
6.3 dan Lk 6.4 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi
dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan
pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas
keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Peserta melakukan presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
diskusi dan kerja kelompok
i. Menyimpulkan hasil pembelajaran
j. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
k. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
l. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
167
Kegiatan Pembelajaran 6
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 6.2 dan aktivitas pengembangan butir soal
pada LK 6.3 dan LK 6.4 yang ada.
c. Kegiatan In 2
168
PPKn SMP KK C
Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 6 dengan cermat!
2. Bagilah kelas menjadi lima kelompok!
3. Lakukan diskusi secara berkelompok dengan ketentuan:
Kelompok 1 menguraikan lunturnya semangat kebangsaan pemuda Indonesia
terhadap masa depan Bangsa Indonesia.
Kelompok 2 membahas makna semangat kebangsaan.
Kelompok 3 membahas semangat kebangsaan dalam mewujudkan
kemerdekaan.
Kelompok 4 membahas semangat kebangsaan dalam mempertahankan
kemerdekaan dengan perjuangan fisik.
Kelompok 5 membahas semangat kebangsaan para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi
4. Kumpulkan hasil diskusi kelompok Saudara!
Prosedur kerja :
1. Bacalah uraian materi pada kegiatan pembelajaran 6!
2. Uraikan strategi penguatan semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan
NKRI secara realistis dan jelas menggunakan media yang menarik dan
komunikatif!
3. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara!
169
Kegiatan Pembelajaran 6
2 PG Level Aplikasi
PG Level
3
Penalaran
Uraian Level
4 Pengetahuan dan
Pemahaman
Uraian Level
5
Aplikasi
Uraian Level
6
Penalaran
170
PPKn SMP KK C
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Lembaga-lembaga Peradilan
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian
Kunci Jawaban :
E. Latihan/Kasus/Tugas
171
Kegiatan Pembelajaran 6
4. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk
menggerakkan pemuda untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas
jati diri bangsa Indonesia sebagai ….
A. bangsa yang pemberani C. bangsa yang maju
B. bangsa yang bertanggung jawab D. sebuah negara
172
PPKn SMP KK C
6. Perhatikan!
(1) Pertempuran Surabaya 10 November 1945
(2) Perjanjian Renville
(3) Perang Gerilya
(4) Perlawanan agresi militer Belanda
(5) Perjanjian Linggarjati
Pada 1946, secara sepihak Belanda kembali masuk ke Indonesia dengan
mengatas namakan sebagai penguasa yang sah karena berhasil mengalahkan
Jepang. Menghadapi situasi semacam ini, menggeloralah semangat revolusi
kemerdekaan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tersebut harus
melewati beberapa episode penting, salah satunya perjuangan fisik. Dibawah ini
yang menunjukkan perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan
NKRI ditunjukkan pada nomor ....
A. 1,2, dan 3 C. 1,3 dan 4
B. 1,2 dan 4 D. 1,3 dan 5
8. Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapalperang milik Amerika Serikat
yang dipakai sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia dengan
pihak Belanda,dan Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai perantaranya. Dalam
perundingan itu, delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri ....
A. Amir Syarifuddin C. Sjafruddin Prawiranegara
B. Hatta D. Natsir
173
Kegiatan Pembelajaran 6
10. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh perilaku patriotisme dalam
kehidupan sehari-hari dilingkungan sekolah yang menunjukkan sikap
patriotisme adalah ....
A. melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat
B. menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan
C. mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar
nasional dengan baik dan benar
D. mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan
174
PPKn SMP KK C
F. Rangkuman
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam
Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI. Setelah kegiatan
pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan berikut ini :
175
Kegiatan Pembelajaran 6
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
6.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
176
PPKn SMP KK C
Bagian II
Kompetensi Pedagogi
177
Kegiatan Pembelajaran 6
178
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 7
Langkah – Langkah Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi
Pembelajaran PPKn
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
151
Kegiatan Pembelajaran 7
KI-1-KD-1*) IPK *)
KI-2-KD-2*) IPK*) Kegi Pen
KI-3-KD-3 IPK S
S KI-4-KD-4 IPK
atan
ilaia
Mate pem
n
ri belaj K
K pem aran
belaj
L
L aran
Di atas disebutkan, bahwa KD dijabarkan ke dalam beberapa IPK. Jumlah IPK dari
KD yang satu dan lainnya berbeda-beda tergantung pada keluasan dan
kedalaman KD. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini.
a) Indikator pencapaian kompetensi meliputi indikator pencapaian domain sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
b) Rumusan IPK sekurang-kurangnya memuat kata kerja operasional (dapat
diamati dan diukur) dan materi pembelajaran. Tabel berikut memuat contoh-
contoh kata kerja operasional untuk kemampuan berfikir tingkat rendah hingga
tinggi.
152
PPKn SMP KK C
Hubungan SKL, KI, KD dan indikator juga dapat digambarkan sebagai berikut :
Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)
Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator Pencapaian
Kompetensi
153
Kegiatan Pembelajaran 7
Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. Pengembangan IPK mata
pelajaran dan PPKn diawali dengan melakukan analisis muatan KD dari KI 1 dan
KD dari KI 2 dan baru ke KD dari KI 3 dan KD dari KI 4 pada mata pelajaran lainnya.
Kegiatan analisis muatan KD dimaksudkan untuk menjamin arah keterlaksaaan
pembelajaran mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran, seperti
ditunjukkan pada Gambar berikut.
154
PPKn SMP KK C
KI 1, KI 2, KI 3, KI 4
Pasangan KD dari KI 1 (Spiritual), Pasangan KD dari KI 3, dan KD
KD dari KI 2 (Sosial), KD dari KI 3 dari KI 4
(Pengetahuan), dan KD dari KI 4
(Keterampilan)
IPK terpilih
Mengembangkan RPP
155
Kegiatan Pembelajaran 7
157
Kegiatan Pembelajaran 7
158
PPKn SMP KK C
Indikator Pencapaian
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Komptensi
159
Kegiatan Pembelajaran 7
D. Aktivitas Pembelajaran
160
PPKn SMP KK C
161
Kegiatan Pembelajaran 7
1.
2.
3.
4.
Dst
162
PPKn SMP KK C
Prosedur Kerja:
1. Setelah mengerjakan LK 7.1, cermati prosedur kerja LK 7.2 secara mandiri!
2. Berdasarkan IPK yang telah Saudara susun secara berkelompok, rumuskan
materi pembelajaran yang sesuai!
3. Tukarkan hasil pemilihan materi yang telah Saudara susun dengan anggota
kelompok Saudara yang lain!
4. Berdiskusilah dengan anggora kelompok Saudara yang lain untuk saling
memerikan kritik dan saran yang membangun terhadap hasil pekerjaan teman
Saudara!
5. Kumpulkan dan presentasikan hasil diskusi kelompok Saudara!
KD IPK Materi
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
Dst
E. Latihan/Kasus/Tugas
1. Pernyataan :
1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
2) Gaya belajar peserta didik
3) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
4) Sarana prasana sekolah
163
Kegiatan Pembelajaran 7
F. Rangkuman
164
PPKn SMP KK C
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi “Langkah-langkah Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn”. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Langkah-langkah
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi
Pembelajaran PPKn?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Langkah-langkah Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn?
165
Kegiatan Pembelajaran 7
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi
Kegiatan Pembelajaran 7.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 8, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 9, terutama yang belum dikuasai.
166
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 8
Langkah-Langkah Model Pembelajaran PPKn
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
167
Kegiatan Pembelajaran 8
1 2 3
PENENTUAN PERTANYAAN MENYUSUN PERECANAAN MENYUSUN JADWAL
MENDASAR PROYEK
6 5 4
EVALUASI MENGUJI HASIL
PENGALAMAN MONITORING
168
PPKn SMP KK C
yang penting.
Langkah 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
Langkah 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga
pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
169
Kegiatan Pembelajaran 8
170
PPKn SMP KK C
171
Kegiatan Pembelajaran 8
172
PPKn SMP KK C
Tujuan model pembelajaran ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar akademik,
(2) meningkatkan kesadaran untuk menerima terhadap keragaman, (3) mampu
meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan sosial. Pembelajaran dengan
cooperative learning akan memberikan manfaat bagi siswa dalam: (1)
meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dan bersosialisasi, (2) melatih
kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap – laku selama bekerjasama,
(3) upaya mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, (3)
meningkatkan iklim belajar yang lebih aktif dan membangun masyarakat belajar
173
Kegiatan Pembelajaran 8
Langkah-Langkah Pembelajaran:
a. Guru menyampaikan pokok materi (bukan ceramah, tetapi topik pembahasan)
dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Siswa diminta membentuk pasangan (pair)
c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang
disampaikan guru terkait dengan pokok materi (think paire = berpikir
berpasang-pasangan).
d. Bila sudah selesai dalam memecahkan persoalan berpasangan, kemudian tiap
pasangan memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok berempat dan
tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk mengemukakan
hasil pemikiran (sharing).
e. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk
mengemukakan hasil diskusinya.
f. Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok
permasalahan dan guru dapat menambah materi yang belum diungkap para
siswa.
g. Guru memberi kesimpulan.
h. Penutup
D. Aktivitas Pembelajaran
174
PPKn SMP KK C
175
Kegiatan Pembelajaran 8
176
PPKn SMP KK C
Prosedur Kerja:
E. Latihan/Tugas/Kasus
177
Kegiatan Pembelajaran 8
178
PPKn SMP KK C
F. Rangkuman
179
Kegiatan Pembelajaran 8
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi “Langkah-Langkah Model Pembelajaran
PPKn”. Setelah kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan
balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Langkah-Langkah
Model Pembelajaran PPKn?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Langkah-Langkah Model Pembelajaran PPKn?
3. Apa manfaat mempelajari materi Langkah-Langkah Model Pembelajaran
PPKn terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan kegiatan pembelajaran 9, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 8, terutama yang belum dikuasai.
180
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 9
Penilaian Hasil Belajar PPKn
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
181
Kegiatan Pembelajaran 9
182
PPKn SMP KK C
183
Kegiatan Pembelajaran 9
184
PPKn SMP KK C
Tabel 16. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa
Kemampuan Belajar
Menjadi tindakan orisinal (origination) Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru
oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya
185
Kegiatan Pembelajaran 9
D. Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Penilaian Hasil Belajar PPKn”
pada kegiatan pembelajaran 9 untuk peserta yang mengikuti moda tatap muka
penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1. Sedangkan bagi peserta
yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 2.
186
PPKn SMP KK C
187
Kegiatan Pembelajaran 9
E. Latihan/Kasus/Tugas
188
PPKn SMP KK C
5. Dibawah ini yang bukan termasuk sasaran penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada dimensi pengetahuan adalah….
A. faktual C. prosedural
B. metakonseptual D. konseptual
F. Rangkuman
189
Kegiatan Pembelajaran 9
190
PPKn SMP KK C
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari Penilaian Hasil Belajar PPKn. Setelah kegiatan
pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Penilaian Hasil
Belajar PPKn?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Penilaian Hasil Belajar PPKn?
3. Apa manfaat mempelajari materi Penilaian Hasil Belajar PPKn terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
191
Kegiatan Pembelajaran 9
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 9.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
192
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 10
Prosedur Penyusunan RPP
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
1. Pengertian RPP
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Rujukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud No.103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
193
Kegiatan Pembelajaran 10
194
PPKn SMP KK C
ketercapaian kompetensi;
6. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
7. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
8. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
9. Langkah-langkah pembalajaran, ini ada pada silabus dalam bentuk yang lebih
operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta
didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat,bahan, dan
sumber belajar; Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan
alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup;
10. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran.
D. Aktivitas Pembelajaran
195
Kegiatan Pembelajaran 10
196
PPKn SMP KK C
b. Kegiatan On
197
Kegiatan Pembelajaran 10
198
PPKn SMP KK C
E. Latihan/Kasus/Tugas
199
Kegiatan Pembelajaran 10
F. Rangkuman
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Rujukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud
No.103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi Prosedur Penyusunan RPP. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
200
PPKn SMP KK C
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
10.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka saudara dapat
melanjutkan kegiatan berikutnya, jika masih di bawah 80% saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 10, terutama yang belum dikuasai.
201
Kegiatan Pembelajaran 10
A. Kegiatan Pembelajaran 1
202
PPKn SMP KK C
B. Kegiatan Pembelajaran 2
203
Kegiatan Pembelajaran 10
204
PPKn SMP KK C
205
Kegiatan Pembelajaran 10
d. Tingkat IV
Pembambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar
laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu
dengan kata akhir dari fraksi-fraksi
6. Hasil Perubahan UUD NRI 1945
a. Perubahan Pertama UUD NRI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999
tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.
b. Perubahan Kedua UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2000 tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000
c. Perubahan Ketiga UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2001 tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001
d. Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR
tahun 2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002
7. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang
terperinci, mengandung arti bahwa memuat dasar filosofis dan normatif yang
mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945, Pembukaan UUD RI
Tahun 1945 mengandung staatsidee ( cita-cita negara ), berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara dan dasar negara yang harus
dipertahankan.
8. Alinea I mengandung makna bahwa kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan bangsa Indonesia bertekad untuk menghapus segala bentuk
penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemnusiaandan
perikeadilan
Alinea II, alenia ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian
bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada
tingkat yang menentukan, bahwa momentum yang telah dicapai tersebut
harus dimanfaatkan untukmenyatakan kemerdekaan, bahwa kemerdekaan
tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alenia ketiga, alenia ini memuat motivasi spiritual yang luhur, dan mengilhami
Proklamasi kemerdekaan serta menunjukka pula ketaqwaan bangsa
Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Alenia keempat, alenia ini menegaskan bahwa negara Indonesia mempunyai
fungsi sekaligus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
206
PPKn SMP KK C
C. Kegiatan Pembelajaran 3
207
Kegiatan Pembelajaran 10
D. Kegiatan Pembelajaran 4
E. Kegiatan Pembelajaran 5
F. Kegiatan Pembelajaran 6
G. Kegiatan Pembelajaran 7
H. Kegiatan Pembelajaran 8
208
PPKn SMP KK C
I. Kegiatan Pembelajaran 9
J. Kegiatan Pembelajaran 10
209
Evaluasi
Evaluasi Akhir
Petunjuk Umum:
1. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab
pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir
tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas.
2. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi
Profesional dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogi
3. Jawablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak
diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal.
4. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah
huruf yang telah diberi tanda silang.
5. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar
soal diserahkan kepada pengawas.
6. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan jujur.
Petunjuk Pengerjaan:
1. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk
jawaban salah).
2. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A,
B, C, atau D di lembar jawaban.
Yang termasuk perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, ditunjukkan pada nomor ….
A. 1, 2, dan 3 C. 1, 4 dan 5
B. 1, 3, dan 4 D. 2, 4 dan 5
210
PPKn SMP KK C
4 Dalam bertutur kata, Pak Ari selalu menggunakan bahasa yang sopan, pahit
madu, enak didengar, dan tidak jarang mengucapkan rasa syukurnya
kepada siapapun tanpa membeda-bedakan status sosial, ras, agama
maupun golongan. Hal tersebut sesuai dengan Sila … .
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
211
Evaluasi
8 Secara tegas, Pembukaan UUD NRI 1945 telah memuat pengakuan hak
asasi manusia yang kemudian mengilhami Bangsa Indonesia untuk aktif
dalam memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa terjajah di
seluruh dunia melalui konferensi-konferensi internasional. Prinsip tersebut
dinyatakan dalam pembukaan UUD NRI 1945 alinea ....
A. Alinea ke-1
B. Alinea ke-2
C. Alinea ke-3
D. Alinea ke-4
212
PPKn SMP KK C
213
Evaluasi
14 Aturan dalam suatu masyarakat yang tumbuh dengan didasarkan oleh jiwa
masyarakat itu sendiri dan dilakukan secara berulang-ulang merupakan
makna dari … .
A. kebiasaan
B. norma kesopanan
C. aturan
D. norma
214
PPKn SMP KK C
215
Evaluasi
216
PPKn SMP KK C
217
Evaluasi
218
PPKn SMP KK C
Kegiatan Pembelajaran 1
1 C. Menghina suku, agama dan antar golongan lain
Pembahasan : Sudah jelas
2 D. Memuji
Pembahasan :
Seudah jelas, sebab yang bukan contoh bertutur kata buruk yakni memuji
3 B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Pembahasan :
Memperlakukan secara semena-mena, sehingga menghinakan, merendahkan dan
merasa tidak mendapat keadilan merupakan perilaku yang bertentangan dengan
sila ke 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)
4 C. Menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja
Pembahasan :
Sudah jelas karena saling menghormati antara pemeluk agama, kerjasama
/toleransi antar pemeluk agama dan menginginkan adanya kerukunan pemeluk
agama merupakan perilaku baik yang sesuai dengan Pancasila sila ke-1
5 C. 1, 4 dan 5
Pembahasan :
Perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku adalah :
Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
Egois
Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya dari
pada kepentingan bangsa dan negara
Tidak menghargai pendapat orang lain
Memaksakan kehendak pada orang lain
Kegiatan Pembelajaran 2
1 D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Pembahasan
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3
dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang
menegaskan bahwa “untuk mengubah Undang-Undang Dasar, sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah MPR harus hadir”.
2 B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk
struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR
yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
Pembahasan :
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:
219
Evaluasi
220
PPKn SMP KK C
221
Evaluasi
222
PPKn SMP KK C
223
Evaluasi
untuk dimiliki.
Kegiatan Pembelajaran 6
1 D. Menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas
Pembahasan :
Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaandijelaskan
pelayanan kepemudaan diarahkan untuk:
menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas; dan
meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
2 B. Tanah air, bangsa dan bahasa
Pembahasan : Sumpah Pemuda telah memberikan semangat dan motivasi baru
bagi bangsa Indonesia untuk memperjuangkan nasib dan eksistensinya sebagai
bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Sumpah Pemuda telah memberikan
inspirasi terhadap seluruh anak bangsa untuk tetap menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan bersumpah untuk mengakui satu tumpah darah, satu
bangsa dan satu bahasa.
3 B. Menghormati suku bangsa lain
Pembahasan : sudah jelas
4 D.Sebuah negara
Pembahasan : sudah jelas
5 C. Saling tolong menolong
Pembahasan : sudah jelas
6 C. 1,3 dan 4
Pembahasan :
Perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI adalah :
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
2. Perang Gerilya
3. Perlawanan agresi militer Belanda
Sedangkan perjuangan non fisik :
1. Perjanjian Renville
2. Perjanjian Linggarjati
3. Perjanjian Roem royen
4. Perjanjian KBM
7 A. Belanda mengakui secara defacto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa,
Sumatera dan Madura
Pembahasan :
Hasil perundingan Perjanjian Linggarjati terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi
hal-hal berikut.
Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia,
yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
224
PPKn SMP KK C
225
Evaluasi
226
PPKn SMP KK C
merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang
memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri, dan reflektif
3 B. Project based learning
Pembahasan :
Model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai kegiatan proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk
desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan nilai-nilai.
Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja sama secara mandiri
maupun berkelompok dalam mengkontsruksikan produk nyata.
4 D.Problem based learning
Pembahasan :
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan
5 B. Project based learning
Pembahasan :
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan
Kegiatan Pembelajaran 9
1 D.Ulangan harian
Pembahasan :
Penilaian Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir
suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan
pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan
nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang
peserta didik.
2 D.Ulangan harian
Pembahasan:
Penilan Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama
proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013
agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan
peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan
RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan
berikutnya; dan
3 D. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan
Pembahasan :
227
Evaluasi
228
PPKn SMP KK C
1. B 11. A 21. D
2. C 12. A 22. D
3. D 13. A 23. A
4. B 14. D 24. D
5. A 15. C 25. B
6. D 16. D 26. C
7. A 17. D 27. D
8. A 18. B 28. A
9. B 19. D 29. B
10. D 20. A 30. B
229
Penutup
Penutup
Demikian modul guru pembelajar kelompok kompetensi C bagi guru Mata
Pelajaran PPKn SMP. Semoga Saudara dapat memahami secara menyeluruh apa
yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal
dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu
(memiliki kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas
pembelajaran) serta bermakna bagi para peserta didik.
Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Saudara tidak saja pada
pelatihan melainkan juga pada saat Saudara melaksanakan tugas di daerah
masing-masing. Kemampuan-kemampuan yang Saudara kuasai setelah
mempelajari modul ini akan berguna bagi Saudara dalam membimbing teman
sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan
kritik yang membangun. Dengan kritik dan saran yang diberikan, semoga dapat
digunakan sebagai bahan untuk menyempurnakan modul.
230
PPKn SMP KK C
Daftar Pustaka
Abdulgani, Roeslan. (1964). Dihadapan Tunas Bangsa. Djakarta: Penerbit B.P.
Prapantja.
Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi
Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang
231
Daftar Pustaka
1945 Sampai Dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002 Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana
Http://www.academia.edu/4757053/Proses_Perumusan_Pancasila
Http://Herrypkn.Blogspot.Com/2012/08/Semangat-Kebangsaannasionalisme-
Dan.Html
Http://Komunitasgurupkn.Blogspot.Co.Id/2014/08/Norma-Dan-Kebiasaan
Antardaerah-Di.Html
Https://Sahabatkurikulum2013.Wordpress.Com/2015/01/09/Norma-Dan-
Kebiasaan-Antar-Daerah-Di-Indonesia-2/
Http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penelitian-tindakan-
kelas.html
Http://Perpus-Maya.Blogspot.Com/2015/07/Makna-Semangat-Kebangsaan.Html
Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
KementerianPendidikandanKebudayaan. 2015.
PendidikanPancasiladanKewarganegaraan Kelas 9
232
PPKn SMP KK C
Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Nur Alfani, 2015 Juni 9 , ( 2015 ), Sistematika Perubahan UUD Negara RI 1945
Penerbit Erlangga
233
Daftar Pustaka
Rahardjo, Satjipto. 1996. Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Rahardjo, Satjipto. 2002. Sosiologi Hukum, Perkembangan, Metode dan Pilihan
Masalah. Surakarta: UII
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah).
Jakarta : Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan
Hukum; Jakarta: CV Rajawali
Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
234
PPKn SMP KK C
Supandi, 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP,
Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu
Pendidikan.
Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan
Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta
Tutik, Titik Triwulan. 2010. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Prestasi
Pustakaraya. Jakarta.
235
Glosarium
Glosarium
236
PPKn SMP KK C
237