Anda di halaman 1dari 248

`

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI C
Penulis:
Drs. Supandi, M.Pd. PPPPTK PKn dan IPS
Drs. H. Haryono Adipurnomo PPPPTK PKn dan IPS
Rahma Tri Wulandari, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS
Magfirotun Nur Insani, S.Pd. PPPPTK PKn dan IPS
Gatot Malady, S.IP., M.Si. PPPPTK PKn dan IPS
Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Universitas Negeri Malang
Dr. Sri Untari, M.Pd., M.Si. Universitas Negeri Malang
Dr. Rasyid Al Atok, M.H., M.Pd. Universitas Negeri Malang
Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum Universitas Negeri Malang
YudariniProbowati, S.Pd. SMP Nasional, Malang
WarihSutjiRahayu, S.Pd., M.Pd SMP N 21 Malang
MurthofiatisZahrok, S.Pd., M.Pd. SMP N 21 Malang

Penelaah:
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd

Penyelia:
Murthofiatis Zahrok

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
PPKn SMP KK C

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG sejak
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui Moda Tatap Muka.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK) dan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LP3TK KPTK) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut

iii
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata pelajaran dan
kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui


Pendidikan dan Pelatihan Guru ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
PPKn SMP KK C

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan


Pelatihan Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG)
2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan program


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar pada tahun 2018 melaksanakan review, revisi, dan
mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dan terintegrasi pembelajaran berorientasi Higher
Order Thinking Skils (HOTS), serta berisi materi pedagogik dan profesional yang
akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan


Pelatihan Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi
bahan bacaan wajib bagi para peserta program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan melalui Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan
Pengembangan Soal untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat


meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Drs. Anas M. Adam, M.Pd.


NIP. 195808181984081001

vi
PPKn SMP KK C

Daftar Isi
Hal.

Kata Sambutan.................................................................................................. iii


Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Isi ........................................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xii
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................................................... 2

C. Peta Kompetensi ....................................................................................... 3

D. Ruang Lingkup .......................................................................................... 4

E. Saran Penggunaan Modul ......................................................................... 5

Bagian I Kompetensi Profesional.................................................................... 15


Kegiatan Pembelajaran 1 Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila
.......................................................................................................................... 17
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 17

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 17

C. Uraian Materi........................................................................................... 18

D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 28

E. Latihan/Kasus/Tugas .............................................................................. 33

F. Rangkuman............................................................................................. 35

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 36

Kegiatan Pembelajaran 2 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 ...................................................................... 37
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 37

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 37

C. Uraian Materi........................................................................................... 38

D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 44

E. Latihan/kasus/Tugas ............................................................................... 49

F. Rangkuman............................................................................................. 50

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 51

vii
Kegiatan Pembelajaran 3 Hak dan Kewajiban Asasi Manusia ....................... 53
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 53

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 53

C. Uraian Materi ........................................................................................... 53

D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 69

E. Latihan/Tugas/Kasus............................................................................... 74

F. Rangkuman ............................................................................................. 77

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 79

Kegiatan Pembelajaran 4 Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat


Indonesia .......................................................................................................... 81
A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 81

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................... 81

C. Uraian Materi ........................................................................................... 81

D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................ 95

E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 100

F. Rangkuman ........................................................................................... 102

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.......................................................... 104

Kegiatan Pembelajaran 5 Lembaga-Lembaga Peradilan ............................. 151


A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 151

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 151

C. Uraian Materi ........................................................................................ 151

D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 157

E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 162

F. Rangkuman ........................................................................................... 163

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.......................................................... 165

Kegiatan Pembelajaran 6 Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam


Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI ..................................... 151
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 151

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 151

C. Uraian Materi ......................................................................................... 152

viii
PPKn SMP KK C

D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 166

E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................ 171

F. Rangkuman........................................................................................... 175

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 175

........................................................................................................................ 177
Kegiatan Pembelajaran 7 Langkah – Langkah Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn ......... 151
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 151

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 151

C. Uraian Materi ........................................................................................ 151

D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 160

E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................ 163

F. Rangkuman........................................................................................... 164

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 165

Kegiatan Pembelajaran 8 Langkah-Langkah Model Pembelajaran PPKn... 167


A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 167

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 167

C. Uraian Materi ........................................................................................ 167

D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 174

E. Latihan/Tugas/Kasus ............................................................................ 177

F. Rangkuman........................................................................................... 179

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 180

Kegiatan Pembelajaran 9 Penilaian Hasil Belajar PPKn .............................. 181


A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 181

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 181

C. Uraian Materi ........................................................................................ 181

D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 186

E. Latihan/Kasus/Tugas ............................................................................ 188

F. Rangkuman........................................................................................... 189

ix
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.......................................................... 191

Kegiatan Pembelajaran 10 Prosedur Penyusunan RPP................................ 193


A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 193

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 193

C. Uraian Materi......................................................................................... 193

D. Aktivitas Pembelajaran .......................................................................... 195

E. Latihan/Kasus/Tugas............................................................................. 199

F. Rangkuman ........................................................................................... 200

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 200

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas .......................................................... 202


A. Kegiatan Pembelajaran 1 ...................................................................... 202

B. Kegiatan Pembelajaran 2 ...................................................................... 203

C. Kegiatan Pembelajaran 3 ...................................................................... 207

D. Kegiatan Pembelajaran 4 ...................................................................... 208

E. Kegiatan Pembelajaran 5 ...................................................................... 208

F. Kegiatan Pembelajaran 6 ...................................................................... 208

G. Kegiatan Pembelajaran 7 ................................................................... 208

H. Kegiatan Pembelajaran 8 ...................................................................... 208

I. Kegiatan Pembelajaran 9 ...................................................................... 209

J. Kegiatan Pembelajaran 10 .................................................................... 209

Evaluasi Akhir .................................................................................................... 210


Penutup .......................................................................................................... 230
Daftar Pustaka................................................................................................ 231
Glosarium ....................................................................................................... 236

x
PPKn SMP KK C

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1. Ruang Lingkup ................................................................................... 4
Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka ................................................ 5
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ............................................... 6
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In.................................. 8
Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh ............................ 29
Gambar 6. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri .......................................... 152
Gambar 7. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta................................ 156
Gambar 8. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ..... 168

xi
Daftar Tabel

Hal.
Tabel 1. Peta Kompetensi .................................................................................... 3
Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul .................................................................. 10
Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn ........................................... 13
Tabel 6. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila .................................. 19
Tabel 7. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila ....................................... 20
Tabel 8. Aktivitas Pembelaran 2 (Tatap Muka Penuh)........................................ 45
Tabel 11. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 ........................................ 61
Tabel 12. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999 ................................................... 65
Tabel 13. Perilaku penerapan norma ................................................................. 98
Tabel 14. Putusan Kongres Pemuda II............................................................. 155
Tabel 16. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK ........................ 158
Tabel 17. Perancangan Penerapan Prosedur Pendekatan Saintifik ............. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 18. Aktivitas Pembelajaran 7 (Tatap Muka Penuh) ................................. 160
Tabel 19. Penilaian Aspek Sikap...................................................................... 183
Tabel 20. Penilaian Aspek Pengetahuan ......................................................... 184
Tabel 21. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan
Abstrak Berupa Kemampuan Belajar ............................................................... 185
Tabel 22. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik ................................. 185

xii
PPKn SMP KK C

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,


konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, instruktur, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar
dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga
Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan


guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga
kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri
maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga
pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan
diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan
diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang
untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan
menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
tingkat kompleksitasnya.

1
Pendahuluan

Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini
merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan
kegiatan PKB.

B. Tujuan

Modul diklat Kelompok Kompetensi C ini merupakan salah satu sumber belajar
bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah
Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi professional
dan Pedagogi materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.

Modul ini memberi fasilitasi kepada Saudara untuk mengkaji materi yang terdiri
atas materi profesional dan materi pedagogi. Materi profesional terkait dengan
penguasaan materi PPKn, yang meliputi: (1) Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-
Nilai Pancasila; (2) Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945; (3) Hak dan Kewajiban Asasi Manusia; (4) Norma dan Kebiasaan dalam
Masyarakat Indonesia; (5) Lembaga-lembaga Peradilan; dan (6) Semangat
Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi
Kemerdekaan NKRI. Sedangkan materi pedagogi berhubungan dengan materi
yang mendukung proses pembelajaran yang meliputi: (1) Langkah-langkah
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran
PPKn; (2) Langkah-langkah Model Pembelajaran PPKn; (3) Penilaian Hasil Belajar
PPKn; dan (4) Prosedur Penyusunan RPP.

Secara keseluruhan materi yang ada modul ini telah diintegrasi dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK)dan pengembangan soal USBN.

2
PPKn SMP KK C

C. Peta Kompetensi

Setelah peserta diklat mempelajari modul ini diharapkan memiliki kompetensi


sebagai berikut.

Tabel 1. Peta Kompetensi

Pembelajaran
Kompetensi yang Dicapai
ke -
1. Menguraikan berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila

2. Menjabarkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945

3. Menguraikan hak dan kewajiban asasi manusia


4. Menguraikan norma dan kebiasaan dalam masyarakat
Indonesia
5. Menguraikan lembaga-lembaga peradilan
6. Menguraikan semangat kebangsaan Sumpah Pemuda
dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI

7. Menguraikan langkah-langkah perumusan indikator


pencapaian kompetensi dan pemilihan materi pembelajaran
PPKn
8. Menguraikan langkah-langkah model pembelajaran PPKn
9. Menguraikan hasil belajar PPKn
10. Menguraikan prosedur penyusunan RPP

3
Pendahuluan

D. Ruang Lingkup

Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila

Perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia


Profesional
Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat Indonesia
Materi PPKn SMP

Lembaga-lembaga Peradilan

Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi


Kemerdekaan NKRI

Langkah-langkah Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi


Pembelajaran PPKn

Langkah-langkah Model Pembelajaran PPKn


Pedagogi
Penilaian Hasil Belajar PPKn

Prosedur Penyusunan RPP

Gambar 1. Ruang Lingkup

4
PPKn SMP KK C

E. Saran Penggunaan Modul

Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu
dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti
petunjuk berikut.
1. Awali penguasaan materi modul dengan menguasai dulu materi modul
kelompok profesional (Kegiatan 1 sampai 6), untuk mengenal secara akademik
tentang karakteristik matapelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
2. Selanjutnya masuklah pada penguasaan materi modul Kelompok Pedagogi
(kegiatan 7 sampai dengan 10).
3. Ketika Saudara mengkaji masing-masing materi modul baik untuk Kelompok
Profesional maupun Kelompok Pedagogi, bacalah dengan teliti setiap tujuan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing
kegiatan pembelajaran agar Saudara mengetahui pokok-pokok isi modul yang
akan Saudara pelajari.
4. Selama mempelajari modul ini, Saudara dipersilahkan memperkaya diri dengan
membaca seperangkat referensi yang dianjurkan.
5. Dalam aktivitas pembelajaran harap dicermati dengan baik karena modul tatap
muka ini juga mengakomodir untuk kegiatan In-On-In maka dalam aktivitas
pembelajaran dibagi 2 di setiap kegiatan pembelajaran. Poin 1 untuk peserta
tatap muka penuh dan poin 2 bagi peserta In-On-In.
Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model PembelajaranTatap Muka

5
Pendahuluan

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat
lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu
waktu yang di pandu oleh instruktur.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan instruktur memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

6
PPKn SMP KK C

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, instruktur
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
instruktur.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
instruktur. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama instruktur dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahamanmateri-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
instruktur melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini instruktur didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

7
Pendahuluan

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), On The Job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai
berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1 instruktur memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

8
PPKn SMP KK C

b. In Service Learning 1 (IN-1)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, instruktur
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari
materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian
hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara
individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan
kepada instruktur.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh instruktur. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan
metodeberfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi
kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali


informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi C, guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas
yang ditagihkan kepada peserta.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada
modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,

9
Pendahuluan

implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di


sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja
yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif


menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data denganmelakukan
pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
yang akan di konfirmasi oleh instruktur dan dibahas bersama. pada bagian ini
juga peserta dan penyaji mereviu materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini instruktur didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok kompetensi C terdiri dari beberapa kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai
pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode LK Nama LK Keterangan


1. LK.1.1 Identifikasi perbedaan baik dan buruk TM, IN1
dalam bertutur kata, berperilaku, dan
bersikap
2. LK.1.2 Identifikasi akibat dari bertutur kata, TM, ON
bersikap dan berperilaku buruk yang yang
pernah terjadi di Indonesia
3. LK 1.3 Membuat kisi-kisi soal tentang perbedaan TM, IN1
baik dan buruk dalam bertutur kata,
berperilaku, dan bersikap
4. LK 1.4 Mengembangkan butir soal tentang TM, IN1
perbedaan baik dan buruk dalam bertutur
kata, berperilaku, dan bersikap
5. LK. 2.1. Analisis dasar pemikiran Perubahan UUD TM, IN1
NRI Tahun 1945

10
PPKn SMP KK C

No Kode LK Nama LK Keterangan


6. LK 2.2 Identifikasi Perubahan Undang-Undang TM, ON
Dasar NRI Tahun 1945
7. LK 2.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Makna TM, IN1
Pembukaan dan Perubahan UUD NRI 1945
8. LK 2.4 Mengembangkan Butir Soal tentang TM, IN1
Persamaan dan Perbedaan Usulan Dasar
Negara
9. LK.3.1 Menguraikan Hak dan Kewajiban Asasi TM, IN1
Manusia
10. LK 3.2 Analisis Hak dan Kewajiban di Lingkungan TM, ON
Sekitar
11. LK 3.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Hak dan TM, ON
Kewajiban Asasi Manusia
12. LK 3.4 Mengembangkan Butir Soal tentang Hak da TM, IN1
Kewajiban Asasi Manusia
13. LK. 4.1 Mendeskripsikan Perbuatan-perbuatan TM, IN1
yang sesuai dengan norma di lingkungan
sekolah, masyarakat dan negara serta
norma antar daerah
14. LK 4.2 Analisis Persamaan dan perbedaan norma TM, ON
dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara
15. LK 4.3 Membuat kisi-kisi soal tentang persamaan TM, IN1
dan perbedaan norma dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara serta norma
antar daerah
16. LK 4.4 Mengembangkan Butir Soal tentang TM, IN1
persamaan dan perbedaan norma dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara
serta norma antar daerah
17. LK. 5.1 Menjabarkan Lembaga-lembaga peradilan TM, IN1
18. LK. 5.2 Membuat Kisi-kisi Soal tentang lembaga- TM, ON
lembaga peradilan
19. LK 5.3 Mengembangkan Butir Soal tentang TM, IN1
lembaga-lembaga peradilan
19. LK.6.1 Menguraikan Semangat Kebangsaan TM, IN1
Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan
dan Mengisi Kemerdekaan NKRI
20. LK.6.2 Membuat Penjabaran Tentang Semangat TM, ON
Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam
Mengisi Kemerdekaan NKRI
21. LK 6.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Semangat TM, IN1
Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam
Mempertahankan dan Mengisi
Kemerdekaan NKRI
22. LK 6.4 Mengembangkan Butir Soal tentang TM, IN1
Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda
dalam Mempertahankan dan Mengisi

11
Pendahuluan

No Kode LK Nama LK Keterangan


Kemerdekaan NKRI
23. LK. 7.1 Merumuskan IPK TM, IN1
24. LK 7.2 Menetapkan materi pembelajaran TM, ON
25. LK 8.1 Mengidentifikasi Langkah-langkah Model TM, IN1
Pembelajaran PPKn
26. LK. 9.1 Menjabarkan Penilaian PPKn di SMP TM, IN1
27. LK 9.2 Analisis Komponen-komponen dalam TM, ON
penilaian
28. LK. 10.1 Identifikasi komponen RPP TM, IN1
29. LK. 10.2 Menjabarkan prosedur penyusunan RPP TM, ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On the Job Learning

12
PPKn SMP KK C

4. Kisi-kisi Ujian sekolah SMP/MTs – PPKn

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN

Tabel 3. Kisi-Kisi Ujian Sekolah SMP/MTs – PPKn

LINGKUP MATERI
PANCASILA KOMITMEN
LEVEL
SEBAGAI NORMA DAN TERHADAP
KOGNITIF
IDEOLOGI KONSTITUSI KEUTUHAN
NEGARA NKRI
Pengetahuan dan Peserta didik dapat Peserta didik dapat Peserta didik
Pemahaman memiliki memiliki dapat memiliki
Mengidentifikasi pengetahuan dan pengetahuan dan pengetahuan
Menunjukkan pemahaman pemahaman dan
Menjelaskan tentang: tentang: pemahaman
Mendeskripsika  Proses  Proses perumusan tentang:
n perumusan UUD NRI  Semangat
Pancasila Tahun1945 Sumpah
 Nilai-nilai dan  Sistem perundang- Pemuda 1928
moral dalam undangan nasional  Kebangkitan
 Pancasila  Sistem hukum nasional 1908
 Pancasila nasional  Aspek-aspek
sebagai dasar  Bentuk dan pengokohan
negara dan kedaulatan negara NKRI
pandangan berdasarkan UUD  Persatuan dalam
hidup bangsa NRI Tahun1945 keberagaman
 Norma-norma  Semangat cinta
dalam masyarakat tanah air dan
bela negara
Aplikasi Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Memberi contoh dapat dapat dapat
Menentukan menerapkan menerapkan menerapkan
Menerapkan pengetahuan pengetahuan pengetahuan
Menginterpretasi dan dan dan
Mengurutkan pemahaman pemahaman pemahaman
tentang: tentang: tentang:
 Proses  Proses perumusan  Semangat
perumusan UUDNRI Tahun Sumpah
Pancasila 1945 Pemuda1928
 Nilai-nilai dan  Sistem
moral dalam perundang-  Kebangkitan
 Pancasila undangan nasional1908
 Pancasila nasional  Aspek-aspek
sebagai dasar  Sistem hukum pengokohan

13
Pendahuluan

LINGKUP MATERI
PANCASILA KOMITMEN
LEVEL
SEBAGAI NORMA DAN TERHADAP
KOGNITIF
IDEOLOGI KONSTITUSI KEUTUHAN
NEGARA NKRI
negara dan nasiona NKRI
pandangan  Bentuk dan  Persatuan
hidup bangsa kedaulatannegara dalam
berdasarkan UUD keberagaman
NRI Tahun1945  Semangat
 Norma-norma cinta tanah air
dalam dan bela
masyarakat negara
Penalaran Peserta didik Peserta didik dapat Peserta didik
 Menganalisis dapat menggunakannalar dapat
 Mengevaluasi menggunakan dalam mengkaji: menggunakan
 Mengaitkan nalar dalam  Proses perumusan nalar dalam
 Menyimpulkan mengkaji: UUD NRI Tahun mengkaji:
 Proses 1945  Semangat
perumusan  Sistem perundang- Sumpah
Pancasila undangan nasional Pemuda1928
 Nilai-nilai dan  Sistem hukum  Kebangkitan
moral dalam nasional nasional1908
Pancasila  Bentuk dan  Aspek-aspek
 Pancasila kedaulatannegara pengokohan
sebagai dasar berdasarkan UUD NKRI
negara dan NRI Tahun 19  Persatuan
pandangan  Norma-norma dalam
hidup bangsa dalam masyarakat keberagaman
 Semangat cinta
tanah air dan
bela negara

14
Bagian I
Kompetensi Profesional
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 1
Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:

1. menjabarkan contoh bertutur kata baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;


2. menjabarkan contoh bertutur kata buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila;
3. menjabarkan contoh bersikap baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;
4. menjabarkan contoh bersikap buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila;
5. menjabarkan contoh berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;
6. menjabarkan contoh berperilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila;
7. menjabarkan arti penting berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;
8. memberikan contoh berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di
berbagai lingkungan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjabarkan contoh bertutur kata baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


2. Menjabarkan contoh bertutur kata buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
3. Menjabarkan contoh bersikap baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
4. Menjabarkan contoh bersikap buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
5. Menjabarkan contoh berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
6. Menjabarkan contoh berperilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
7. Menjabarkan arti penting berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

17
Kegiatan Pembelajaran 1

8. Memberikan contoh berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di


berbagai lingkungan.

C. Uraian Materi

1. Bertutur Kata Baik dan Buruk Menurut Nilai-Nilai Pancasila


Pancasila disepakati secara nasional oleh bangsa Indonesia sebagai dasar negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pandangan hidup bangsa,namun
dalam upaya implementasinya mengalami berbagai hambatan,sejak jaman
Presiden Soekarno sampai jaman Presiden Joko Widodo.

Gerakan reformasi mengajukan tuntutan untuk melaksanakan demokratisasi di


segala bidang, menegakkan hukum dan keadilan, menegakkan hak asasi manusia
(HAM), memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), melaksanakan
otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah,
serta menata kembali peran dan kedudukan TNI dan POLRI. Hal ini hanya akan
menjadi cita-cita tanpa realita jika tidak dibarengi dengan perubahan mendasar
dalam tutur kata , sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pemerintah Presiden Joko Widodo terus menggelorakan semangat perubahan,


antara lain yang dikenal dengan revolusi mental. Jadi yang diubah mentalitasnya
yakni mentalitas sebagai warga bangsa yang cerdas dan baik (good and smart
citizen). Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan karakter bangsa. Dengan
pendidikan karakter melalui PPKn diharapkan peserta didik mengetahui baik dan
buruk menurut standar nilai yang berlalu yakni sesuai dengan nilai nilai Pancasila

a. Bertutur kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila


Kondisi masyarakat Indonesia nampak mengalami perubahan dalam tutur
kata. Tanda atau indikasi penggunaan tutur kata dapat diperhatikan dalam
pecakapan sehari-hari. Apakah yang dimaksud baik ? Baik berarti pantas,
santun, bagus dan masih banyak padanan lainnya. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia (1995:78) baik artinya elok, apik, tidak ada cela. Sedangkan
buruk artinya jahat, tidak menyenangkan. Tutur kata baik adalah cermin akhlaq
yang mulia. Perangai beradab penuh kelembutan masih perlu ditingkatkan
dalam kehidupan. Memang bahasa dan tutur kata sering tergantung pada adat

18
PPKn SMP KK C

dan kebiasaan yang bersifat lokalitas, artinya ada tutur kata kasar menurut
penilaian orang dan kelompok masyarakat, ternyata tutur kata yang biasa atau
yang baik baik saja menurut lainnya.

Tutur kata adalah perkataan yang diucapkan atau berbincang-bincang. Ajaran


moral menuntun manusia dalam bertutur kata untuk senantiasa menghiasi
lisan dengan tutur kata yang manis. Ucapan yang mengandung tutur kata yang
manis pasti mengandung sesuatu yang bermanfaat. Tutur kata yang manis,
membuat sejuk, nyaman dan sopan, sehingga diucapkan dihadapan orang lain
tidak akan marah, tersinggung, sakit hati ataupun kecewa. Sebaliknya tutur
kata yang tidak baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah tutur kata yang
berakibat seseorang yang kita ajak berbicara kecewa, marah, tersinggung dan
sakit hati

Tutur kata baik yang dimaksudkan disini adalah tutur kata sesuai nilai-nilai
Pancasila yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Tutur kata
baik adalah tutur kata yang secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia,
atau tutur kata yang mengandung nilai-nilai etika dan kesopanan yang jika
diucapkan dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh Indonesia.
Berikut daftar tutur kata yang dianggap sebagai tutur kata yang baik:

Tabel 4. Bertutur Kata Baik Menurut Nilai-Nilai Pancasila


Tutur Kata Baik
Jujur Tulus Mengalah
rendah hati berprasangka baik Memuji
menghormati sesama melaksanakan tugas menunjukkan empati
menyenangkan, patuh pada yang punya kata-kata standar
menghargai otoritas
berbicara sesuai konteks memuji dengan tulus ada penanda lingual (maaf,
tolong, terima kasih)
Lembut Mendukung Sederhana
hormat pada orang tua humor lucu sesuai konvensi
Sapaan menentramkan, berbicara sesuatu yang
meredam nyata
Pantas Sabar Halus
tidak kaku, toleran mudah dipahami pujian tulus

b. Bertutur Kata Buruk

19
Kegiatan Pembelajaran 1

Tutur kata buruk adalah tutur kata yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila,
yakni yang bertentangan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia
(nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya tutur kata menghujat,
menghina, memfitnah. Tutur kata yang tidak menempatkan kedudukan
manusia pada harkat dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
Makmur, misalnya menyebut manusia dengan sebutan hewan. Tutur kata
buruk adalah tutur kata yang dapat menimbulkan perpecahan, pertengkaran,
konflik antar suku , agama, ras, antar golongan (SARA) , hal ini berarti tutur
kata yang menciderai sila Persatuan Indonesia, misalnya menghina suku,
agama. Tutur kata buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup
jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan tutur
kata buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,
sehingga menghinakan, merendahkan sehingga merasa tidak mendapat
keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Adapun tutur kata yang buruk sebagai berikut:

Tabel 5. Bertutur Kata Buruk Menurut Nilai Pancasila


Jenis Bertutur Kata uruk
bohong, fitnah tidak menggunakan menjatuhkan mental
sapaan (njangkar)
sombong, diksi vulgar, kasar humor olok-olok
melecehkan kaku menyulut emosi, memanas-memanasi
melukai tidak tulus (ada ngotot
maksud, basa-basi)
berbicara menuduh mempermalukan
seenaknya
kasar mengabaikan tugas tidak peduli
kasar pada kurang ajar kata-kata campuran (bahasa daerah)
orang tua
merendahkan, memuji tapi ironi tidak menggunakan penanda kesopanan
menyakiti melanggar aturan berbelit-belit (tidak pernah minta maaf, tidak
mengenal kata terima kasih , dan tidak
pernah menggunakan kata tolong)
arogan berbicara hal yang memanas-memanasi
dibuat-dibuat
superior status sosial lebih provokatif
bawah
marah-marah pujian berlebihan menyindir
tidak peduli menyalahkan menyalahkan
konteks
nada tinggi berani pada otoritas tidak toleran

2. Bersikap Baik dan Buruk Menurut Nilai-Nilai Pancasila


Sikap yang baik yakni yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila merupakan

20
PPKn SMP KK C

sesuatu yang harus terus dibiasakan , sedangkan sikap yang tidak baik harus
sedapat mungkin dikurang bahkan kalau bias dihilangkan. Bersikap yang baik dan
buruk menurut nilai-nilai Pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Bersikap yang Baik Menurut Nilai Pancasila


Sikap (attitude) yaituekspresi kejiwaan, suatu pernyataan evaluatif, baik yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau
peristiwa. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.Sikap menempatkan posisi seseorang
untuk berpikir mengenai suka (like) atau tidak suka( dislike) sesuatu. Dengan
demikian bersikap baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah yang sesuai
dengan keluhuran budi bangsa Indonesia. Untuk itu perlu terus dibangun
dengan pembinaan dan kebiasaan. Ada sikap positif sebagai adopsi dari
pikiran dari negara lain namun relevan dengan kepribadian Indonesia adalah:
(1). Sikap proaktif, 2).sikap memulai dengan tujuan akhir.3).sikap
mendahulukan yang utama , 4). Sikap membangun saling menang(win-win),
5). Sikap memahami, baru dipaham, 6)sikap sinergi dan 7).sikap senantiasa
mengasah kemampuan

Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebenarnya cukup


banyak , yang senantiasa menjadi ajaran kebaikan bagi warga negara
Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa menjadi lebih
baik: ikhlasrendah hati, tidak menyombongkan diri,amanah,taubat,prasangka
baik terhadap orang lain, pemaaf, pemurah, syukur,zuhud (tidak terpaut pada
dunia),tenggang rasa ,sabar ,ridha dengan ketentuan Allah ,berani ,lapang
dada,lemah lembut ,kasih sayang ,selalu ingat mati ,tawakal ,takut Allah ,suka
dengan ilmu pengetahuan ,rasa malu, terutama jika berbuat salah ,kasih
saying.

Sikap baik diatas jika dibasiskan pada nilai-nilai luhur Pancasila , akan
melahirkan perilaku yang mencerminkan keluhuran budi dan karakter baik
pula.

21
Kegiatan Pembelajaran 1

b. Bersikap yang Buruk


Bersikap buruk buruk tentu saja kebalikan dengan sikap yang baik, jika
dipandang dari nilai-nilai Pancasila , tentu saja sikap buruk adalah sikap yang
menyimpang dari ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia ( nilai-
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa), misalnya sikap tidak jujur, tidak ikhlas, tidak
amanah. Sikap yang tidak menempatkan kedudukan manusia pada harkat
dan martabatnya (nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab) misalnya
sombong,tidak pemaaf dan sebagainya. Sikap buruk adalah sikap yang dapat
menimbulkan perpecahan, pertengkaran, konflik antar suku , agama, ras,
antar golongan (SARA) , hal ini berarti sikap yang menciderai sila Persatuan
Indonesia, misalnya diskriminasi, etnosentris, fanatik berlebihan pada
agamanya. Sikap buruk adalah yang mau menang sendiri, sehingga menutup
jalan musyawarah, ini bertentangan dengan sila Kerakyatan Yang dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Dan sikap
buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-mena,
sehingga terhinakan, terendahkan sehingga merasa tidak merasa mendapat
keadilan. Ini bertentangan dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Perbedaan Berperilaku Baik dan Buruk
Pengertian perilaku kondisi jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain
sebagainya sebagai refleksi dari berbagai macam dimensi , baik fisik maupun
non fisik.Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam
pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan
perilaku adalah tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan atau
lingkungan.Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk
berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi
dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.

22
PPKn SMP KK C

a. Berperilaku Baik
Perilaku berasal dari kata peri artinya cara berbuat, kelakuan, perbuatan dan
laku artinya perbuatan, cara menjalankan tindakan. Perilaku menurut Skinner
sebagaimana di sitir Al Atok (2012) ada 2 macam yakni (1) perilaku alami
(innate behaviour) tidak lain perilaku yang dibawa sejak manusia dilahirkan
dalam bentuk reflek dan insting. (2) perilaku operan (operant behaviour) adalah
perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

Perilaku baik adalah perilaku yang sesuai dengan nilai, norma dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku baik menurut
Pancasila adalah segala perbuatan, tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku baik menurut nilai Pancasila menggambarkan karakter
bangsa antara lain sebagai berikut:

Tabel 4 Perilaku Baik Menurut Sila-Sila Pancasila


Sila Pancasila Contoh Perilaku
Ketuhanan yang 1) Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut
2) Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan
pada Tuhan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusaiaan yang adil dan beradap
3) Membina saling menghormati antara
pemeluk agama
4) Membina kerjasama dan toleransi antar
pemeluk agama
5) Menginginkan adanya kerukunan pemeluk
agama
6) Mengaku bahwa hubungan antara manusia
dengan Tuhan merupakan hak manusia
yang paling hakiki
7) Menjunjung tinggi pengakuan bahwa tiap
warga negara bebas menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya
8) Tidak memaksakan suatu agama pada
orang lain
Kemanusiaan yang 1) Berlapang dada
Adil dan Beradab 2) Mengutamakan kepentingan orang banyak
dengan tidak melupakan unsur individu
yang juga memerlukan perlindungan
3) Iklhas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan setiap keputusan
4) Menghargai pendapat orang lain
5) Tidak memaksakan kehendak pada orang
lain

23
Kegiatan Pembelajaran 1

Persatuan 1) Cinta tanah air


Indonesia 2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara
3) Menempatkan persatuan, kesatuan serta
keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
4) Berjiwa inovatif, kreatif dan kompotitif
5) Tidak mudah menyerah
Kerakyatan yang 1) Mengutamakan kepentingan bersama
dipimpin oleh 2) Tidak memaksakan kehendak pada orang
hikmat lain
kebijaksanaan 3) Mengutamakan musyawarah dalam
dalam permusya- mengambilan keputusan
4) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat
waratan/perwakilan
dengan diliputi oleh semangat kekeluargaan
5) Menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
6) Melaksanakan musyawarah dengan akal
sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur
7) Mengambil keputusan dengan pertanggung
jawaban secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa dengan menjunjung tinggi harkat
dan martabat serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan
Keadilan sosial 1) Mengembangkan perbuatan yang luhur
bagi seluruh rakyat yang mencerminkan suasana kekeluargaan
Indonesia dan gotong royong
2) Berbuat adil
3) Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain
5) Suka memberi pertolangan pada orang lain
6) Tidak boros
7) Tidak bergaya hidup mewah
8) Suka bekerja keras

24
PPKn SMP KK C

b. Berperilaku Buruk
Perilaku buruk merupakan kebalikan dari perilaku baik. Perilaku burukadalah
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dengan demikian perilaku buruk menurut Pancasila
adalah segala perbuatan, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Perilaku buruk menurut nilai Pancasila merusak karakter bangsa
antara lain sebagai berikut:

Tabel 5 Perilaku Buruk yang Bertentangan dengan Nilai-nilai Pancasila


Sila Pancasila Contoh Perilaku Buruk
Ketuhanan yang Maha 1) Ingkar atas perintah terhadap Tuhan Yang
Esa Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut
2) Melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan
pada Tuhan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusaiaan yang adil dan beradap
3) Senantiasa melakukan konflik antara pemeluk
agama
4) Tidak mentoleransi antar pemeluk agama
5) Tidak menginginkan adanya kerukunan
pemeluk agama
6) memaksakan suatu agama pada orang lain
secara terselubung atau terang-terangkan
Kemanusiaan yang 1) Egois
Adil dan Beradab 2) Mengutamakan kepentingan pribadi dan
kelompo ataupun keluarganya dari pada
kepentingan bangsa dan negara
3) Tidak bertanggung jawab dalam
melaksanakan setiap keputusan
4) Tidak menghargai pendapat orang lain
5) memaksakan kehendak pada orang lain
Persatuan Indonesia 1) Merusak lingkungan
2) Tidak menghargai suku, ras lain
3) Mengutamakan daerah asalnya
4) Tidak mau berpartisipasi Mudah menyerah
Kerakyatan yang 1) Mengutamakan kepentingan pribadi
dipimpin oleh hikmat 2) memaksakan pendapat dan kehendak pada
kebijaksanaan dalam orang lain
permusya- 3) memilih perselisihan dibandingkan
waratan/perwakilan menggunakan musyawarah dalam
mengambilan keputusan
4) menciderai hasil keputusan musyawarah
5) Memilih debat dari pada musyawarah dengan
akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur
Keadilan sosial bagi 1) Tidak menghargai karya orang lain
seluruh rakyat 2) Berbuat tidak adil

25
Kegiatan Pembelajaran 1

Indonesia 3) Mengutamakan hak dan mengabaikan


kewajiban
4) Tidak menghormati hak orang lain
5) Tidak peduli kesulitan orang lain
6) Perilaku boros
7) Bergaya hidup mewah
8) Malas bekerja

4. Arti Penting Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila

Berawal dari Ejekan, Perkelahian Siswa Kelas 2 SD Itu Berujung


Kematian
Sabtu, 19 September 2015 | 17:42 WIB

KOMPAS.com/Kurnia Sari Aziza (Dari kanan) Kapolres Jakarta Selatan


Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan
AKBP Audi Latuheru, Kepsek SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Utara Heni
Suci, saat konfrensi pers tewasnya bocah kelas 2B NA (8), di Mapolres
Jaksel, Sabtu (19/9/2015).
JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu
Hadiningrat mengungkapkan perkelahian yang berujung pada tewasnya
siswa kelas 2 SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, NA (8), berawal dari
sebuah ejekan.
"Menurut keterangan, peristiwa terjadi diawali saling ejek," kata Wahyu, di
Mapolres Jakarta Selatan, Sabtu (19/9/2015).
Menurut Wahyu, guru ada di lokasi tersebut. Sebab, peristiwa terjadi di
dalam sekolah. Awalnya, ada perlombaan menggambar yang
diselenggarakan oleh perusahaan makanan ringan di sekolah tersebut pada
Jumat (18/9/2015) pukul 09.00.
Kemudian terjadi perkelahian antara NA dan R. Pada pukul 10.00, NA
terjatuh dan dibawa ke Puskesmas Kebayoran Lama. Namun, akhirnya NA
dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati. Pada pukul 18.45, NA dinyatakan
meninggal dunia.
"Dari perkara tersebut, penyidik PPA (perlindungan perempuan dan anak)
sedang melakukan pendalaman. Sampai saat ini masih proses
pemeriksaan," kata Wahyu.
Pelaku diduga memukul di bagian dada dan menendang bagian kepala
korban. Hingga korban terjatuh dan mengalami luka kepala bagian belakang
dan dada. NA telah dimakamkan Sabtu siang ini di TPU Bungur, Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan.

http://mypreciousbowl.blogspot.com/2016/03/akibat-bertutur-kata-tidak-
baik.html

Contoh peristiwa di atas merupakan gambaran tentang pentingnya bertututur kata,


bersikap dan berperilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini

26
PPKn SMP KK C

sangat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Manfaat bagi diri
sendiri antara lain akan dihargai dan dihormati orang lain, kepribadian akan
semakin baik, menimbulkan ketenangan batin, dan kebahagiaan hidup akan
tercapai. Manfaat bagi orang lain antara lain tidak menyinggung perasaan orang
lain, tidak merugikan, tidak mengganggu ketenteraman, tidak tersakiti hatinya atau
tidak membuat orang lain kecewa atau kesal yang dapat menimbulkan kemarahan.

Adapun, manfaat bagi masyarakat antara lain tercipta suasana kehidupan yang
harmonis damai dan tenteram, apalagi kalau anggota masyarakat melakukannya
sesuai ketentuan yang berlaku. Keharmonisan dalam masyarakat sulit tercapai jika
anggota-anggota masyarakat tersebut tidak melakukannya sesuai aturan dan tidak
memiliki etika serta sopan santun dalam bertutur kata.

Sebaliknya, apabila tutur kata, sikap, dan perilaku yang kita tampilkan tidak baik,
akan memiliki akibat yang merugikan semua pihak. Kasus-kasus perkelahian
antarindividu, antarkelompok, atau bahkan antarkampung sering terjadi karena
ketidaksantunan dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Saling ejek, saling
melontarkan kata-kata kasar, menghina, dan merendahkan lawan bicara dapat
memancing emosi yang berujung pada perkelahian.

5. Contoh Berkepribadian Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila di Berbagai


Lingkungan
Berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk diamalkan
di setiap lingkungan kehidupan. Berikut in deskripsi contoh kepribadian yang baik
di berbagai lingkungan kehidupan.
a. Lingkungan sekolah
Di lingkungan sekolah yang pencerminan nilai nilai Pancasila antara lain tidak
menghina teman, berbicara sopan, suka menolong, tidak iri atau dengki, dan
sebagainya
b. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan, sebagai warga negara yang baik harus
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan antara lain tidak menyinggung
perasaan orang lain, tidak menyakiti hati orang lain, bergaul tanpa membeda-
bedakan, dan sebagainya. Saat ini penggunaan media sosial melalui internet

27
Kegiatan Pembelajaran 1

maupun telepon seluler menjadi hal yang biasa dalam pergaulan. Beberapa
peristiwa yang terjadi seseorang terjerat hukum karena menggunakan media
sosial tidak sesuai dengan norma sosial dan hukum yang berlaku. Kebebasan
mengeluarkan pendapat tidak berarti bebas bicara apa saja tanpa
memperhatikan etika sopan santun yang berlaku.
c. Lingkungan masyarakat
Dalam lingkunngan masyarakat yang multikultur, sudah menjadi keharusan
untuk bertutur kata bersikap dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Perilaku menghargai penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab di lingkungan masyarakat dapat dilakukan antara lain musyawarah,
menghormati perbedaan pendapat, tidak memaksakan kehendak.
d. Lingkungan bangsa dan negara
Dalam hidup berbangsa dan bernegara bertutu kata yang sesuai denga nilai-
nilai pancasila sangat diperlukan, mengingat bangsa Indonesia yan beraneka
ragam suku, agama, adat istiadat dan golongan. Para penyelengga negara,
atau Dewan Perwakilan Rakyat dalam melakukan musyawarah untuk
mengambil keputusan sering terjadi perbedaan pendapat. Dalam hal ini
diperlukan tutur kata yang baik agar tidak menyakiti hati orang lain dan tidak
menimbulkan permusuhan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti


moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Kegiatan moda tatap muka penuh


Aktivitas pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajar ini adalah
ceramah bervariasi dan diskusi kelompok. Adapun alur aktivitas pembelajaran
adalah sebagai berikut:

28
PPKn SMP KK C

Penyampaian informasi oleh Curah Pendapat diiringi


sharing pengalaman praktis Kerja kelompok, diskusi
nara sumber dan membaca
kelompok 50 menit
modul 15 menit 25 menit
(Mencari Informasi)
(Mengamati) (Menanya)

Tanggapan, masukan dan Presentasi hasil unjuk kerja


kelompok Membuat Laporan hail keja
refleksi serta refisi hasil kerja
kelompok 20 menit
kelompok 50 menit
(Mengasosiasi)
(20 Menit) (mengomunikasi)

Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Moda Tatap Muka Penuh


2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In
a. Aktivitas In -1
Kegiatan 1 : Pendahulauan (In 1)

1) Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa


menurut keyakinan dan cara masing-masing agar aktivitas
pembelajaran berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh ketua
kelas.

2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan


kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran
lebih terarah dan terukur.

Kegiatan 2: Inti (In 1)

1) Peserta bersama instruktur melakukan curah pendapat tentang


materi bertutur kata, bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila dengan menghargai pendapat teman dalam kelas.

2) Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan


dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan
kreatif dan percaya diri.

29
Kegiatan Pembelajaran 1

3) Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 1.1 dan


aktivitas pengembangan butir soal pada LK 1.3 dan 1.4.. Sesama
peserta saat berdiskusi menghargai semangat kerjasama dalam
menyelesaikan persoalan bersama, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, dan solidaritas.
Para peserta mampu menghormati keragaman pendapat dalam
berdiskusi dan tidak memaksakan kehendak.

4) Instruktur memberikan penguatan terhadap materi yang telah


didiskusikan.

Kegiatan 3: Penutup (In 1)

1) Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari


dengan jujur dan bahasa yang santun.

2) Instruktur memberi penguatan terutama tentang Ragam Bahasa


Indonesia, serta tugas-tugas dalam kegiatan modul ini.

3) Instruktur memberi penjelasan tentang penyelesaian tugas-tugas


yang menjadi tagihan pembelajaran saat On mengerjakan LK 1.2
dengan tekun dan antusias.

4) Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa


menurut keyakinannya Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas
dalam pelatihan ini.

b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 1.2 dan aktivitas pengembangan butir soal
yang ada.

c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.

30
PPKn SMP KK C

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil


pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Peserta diklat menyimpulkan dan melakukan refleksi hasil
pembelajaran

LK.1.1 Identifikasi perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata,


berperilaku, dan bersikap

Prosedur Kerja

1. Perhatikan orang-orang di sekitarmu yang senantiasa berkomunikasi dengan


bahasa Indonesia maupun bahasa daerahnya!
2. Coba Saudara identifikasi bagaimana tutur kata, sikap dan perilaku mereka,
identifikasikan dalam tabel berikut!
Tabel 7.Latihan/Kasus/Tugas Kegiatan Pembelajaran 1
Aspek Yang Diamati Baik Buruk
Tutur kata

Sikap

Perilaku

LK 1.2 Identifikasi akibat dari bertutur kata, bersikap dan berperilaku buruk
yang yang pernah terjadi di Indonesia
Prosedur Kerja:
1) Setelah membaca bahan bacaan pada kegiatan pembelajaran 1, carilah dari
berbagai sumber dan media tentang kasus akibat dari bertutur kata, bersikap
dan berperilaku buruk yang yang pernah terjadi di Indonesia!
2) Berdasarkan kasus tersebut, bertutur kata, bersikap dan berperilaku yang
bagaimana yang seharusnya dilakukan!
3) Jangan lupa untuk melengkapi isian identitas Saudara!

31
Kegiatan Pembelajaran 1

LK. 1.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Perbedaan Baik dan Buruk dalam
Bertutur Kata, Berperilaku, dan Bersikap
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills)

Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
Bahan
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Kelas
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
PG Level
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Pengetahuan
1 bersikap. bertutur kata,
dan
berperilaku, dan
Pemahaman
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
PG Level
2 bersikap. bertutur kata,
Aplikasi
berperilaku, dan
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
PG Level
3 bersikap. bertutur kata,
Penalaran
berperilaku, dan
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
Uraian Level
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Pengetahuan
4 bersikap. bertutur kata,
dan
berperilaku, dan
Pemahaman
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Uraian Level
5 bersikap. bertutur kata,
Aplikasi
berperilaku, dan
bersikap.
Perbedaan Baik dan buruk dalam Perbedaan Baik
bertutur kata, berperilaku, dan dan buruk dalam
Uraian Level
6 bersikap. bertutur kata,
Penalaran
berperilaku, dan
bersikap.

LK. 1.4 Mengembangkan Butir Soal tentang Perbedaan Baik dan Buruk
dalam Bertutur Kata, Berperilaku, dan Bersikap

Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!

32
PPKn SMP KK C

3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas IX
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Perbedaan Baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku,
dan bersikap.
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

E. Latihan/Kasus/Tugas
Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan
jujur!

1. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh bertutur kata yang menciderai sila
Persatuan Indonesia adalah ….
A. memuji daerah lain dan tidak membeda-bedakan
B. tidak menghardik suku lain
C. menghina suku, agama dan antar golongan lain
D. mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya
dari pada kepentingan bangsa dan negara

2. Yang bukan termasuk contoh bertutur kata buruk menurut nilai Pancasila
adalah ….
A. berbohong C. memfitnah
B. memuji tetapi ironi D. memuji

33
Kegiatan Pembelajaran 1

3. Tutur kata buruk adalah yang senantiasa memperlakukan secara semena-


mena, sehingga menghinakan, merendahkan dan merasa tidak mendapat
keadilan. Hal tersebut bertentangan dengan Pancasila Sila ke… .
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

4. Yang bukan perilaku baik yang sesuai dengan Pancasila sila ke-1 adalah….
A. membina saling menghormati antara pemeluk agama
B. membina kerjasama dan toleransi antar pemeluk agama
C. menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja
D. menginginkan adanya kerukunan pemeluk agama

5. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini:


1) Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
2) Tidak egois
3) Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun
keluarganya dari pada kepentingan bangsa dan negara
4) Tidak menghargai pendapat orang lain
5) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
Yang termasuk perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, ditunjukkan pada nomor ….

A. 1, 2, dan 3 C. 1, 4 dan 5
B. 1, 3,dan 4 D. 2, 4 dan 5

34
PPKn SMP KK C

F. Rangkuman

Masyarakat Indonesia yang beragam menuntut kita sebagai warga negara agar
dapat bertutur kata, berperilaku, dan bersikap baik antar sesama. Dalam
bertutur kata, berperilaku, dan bersikap baik harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

Tutur kata baik menurut nilai-nilai Pancasila adalah tutur kata yang secara
umum diterima oleh masyarakat Indonesia, dan mengandung nilai-nilai etika
dan kesopanan yang jika diucapkan dipandang sopan oleh siapa saja di seluruh
Indonesia. Sedangkan Tutur kata buruk adalah tutur kata yang menyimpang
dari ajaran nilai norma moral secara umum diterima oleh masyarakat Indonesia.
Sikap mulia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila senantiasa menjadi ajaran
kebaikan bagi warga negara Indonesia dan sangat dibutuhkan untuk
membangun bangsa menjadi lebih baik: ikhlas rendah hati, tidak
menyombongkan diri, amanah, taubat, prasangka baik terhadap orang lain,
pemaaf, pemurah, syukur, zuhud (tidak terpaut pada dunia), tenggang rasa,
sabar, ridha dengan ketentuan Allah, berani, lapang dada, lemah lembut, kasih
sayang, selalu ingat mati, tawakal, takut Allah, suka dengan ilmu pengetahuan,
rasa malu, terutama jika berbuat salah, kasih sayang.

Sikap buruk menurut nilai-nilai Pancasila adalah kebalikan sikap baik yang
senantiasa bertentangan dengan ajaran kebaikan bagi warga negara Indonesia
dan sangat menghambat membangun bangsa karena menjadi “penyakit” bagi
gerak langkah bangsa dalam membangun bangsa dan karakter bangsa rendah
diri, suka menyombongkan diri, kalau diberi amanah khianat, maksiat,
prasangka buruk terhadap orang lain, pendendam, iri dan dengki.

Dengan bertutur kata, berperilaku dan bersikap baik memiliki kebermanfaatan


baik diri sendiri maupun bagi masyarakat. Kebermanfaatan tersebut antara lain
tercipta suasana kehidupan yang harmonis damai dan tenteram, apalagi kalau
anggota masyarakat melakukannya sesuai ketentuan yang berlaku.
Keharmonisan dalam masyarakat sulit tercapai jika anggota-anggota
masyarakat tersebut tidak melakukannya sesuai aturan dan tidak memiliki
etika serta sopan santun dalam bertutur kata.

35
Kegiatan Pembelajaran 1

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari Berkepribadian sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila.
Setelah kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Berkepribadian sesuai
dengan Nilai-Nilai Pancasila?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
Berkepribadian sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila?
3. Apa manfaat mempelajari materi Berkepribadian sesuai dengan Nilai-Nilai
Pancasila terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya


dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap materi
modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

2. Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
1.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Aaudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai.

36
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 2
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. mendeskripsikan dasar pemikiran dilakukannya perubahan UUD NRI 1945
sesuai dengan fakta sejarah;
2. mendeskripsikan tujuan perubahan UUD NRI 1945 sesuai dengan fakta
sejarah;
3. menguraikan pengertian yuridis perubahan UUD NRI 1945 sesuai dengan
ketentuan yuridis;
4. menguraikan kesepakatan dasar dalam perubahan UUD NRI 1945 sesuai
dengan fakta sejarah;
5. menguraikan proses perubahan UUD NRI 1945 sesuai dengan fakta;
6. menguraikan hasil perubahan UUD NRI 1945 sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan dasar pemikiran dilakukannya perubahan UUD NRI 1945.


2. Mendeskripsikan tujuan perubahan UUD NRI 1945.
3. Menguraikan pengertian yuridis perubahan UUD NRI 1945.
4. Menguraikan kesepakatan dasar dalam perubahan UUD NRI 1945.
5. Menguraikan proses perubahan UUD NRI 1945.
6. Menguraikan hasil perubahan UUD NRI 1945.

37
Kegiatan Pembelajaran 2

C. Uraian Materi

1. Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI 1945

Tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 pada era reformasi tersebut merupakan suatu langkah terobosan yang
mendasar karena pada era sebelumnya tidak dikehendaki adanya perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3
dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang
menegaskan bahwa “untuk mengubah Undang-Undang Dasar, sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah MPR harus hadir”.

Perubahan UUD dilakukan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali
perubahan yang merupakan satu rangkaian dan satu sistem kesatuan. Perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 pertama kali pada
Sidang Umum MPR tahun 1999 menghasilkan Perubahan Pertama. Setelah itu,
dilanjutkan dengan Perubahan Kedua pada Sidang Tahunan MPR tahun 2000,
Perubahan Ketiga pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001, Perubahan Keempat
pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002.

Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk


struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR
yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat. Hal ini berakibat pada tidak
terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances)
pada institusi-institusi ketatanegaraan
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan
kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif
(presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua cabang
kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh lembaga
negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan (presidan) yang

38
PPKn SMP KK C

menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi dan saling


mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya
kekuasaan yang otoriter.
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung
pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu
tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah) berbunyi “Presiden
memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali” Rumusan pasal itu dapat ditafsirkan lebih dari satu, yakni tafsir pertama
bahwa presiden dan wakil presiden dapat dipilih berkali-kali dan tafsir kedua
adalah bahwa presiden dan wakil presiden hanya boleh memangku jabatan
maksimal dua kali dan sesudah itu tidak boleh dipilih kembali.
d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu banyak
memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal
yang penting dengan Undang-Undang.
e. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), dan otonomi daerah.

2. Tujuan Perubahan UUD NRI 1945


Tujuan Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain
adalah:
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara

39
Kegiatan Pembelajaran 2

hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
d. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis
dan modern.
e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan
kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan
bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara sejahtera.
f. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara
bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti
pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum.
g. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus
mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.

3. Alasan Yuridis Perubahan UUD Negara RI 1945


Dalam Panduan Pemasyarakatan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang diterbitkan oleh Sekretaris MPR RI dinyatakan bahwa terdapat tujuh tujuan
pokok perubahan UUD 1945 berikut ini:
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka Pancasila.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan
paham demokrasi
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara
hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945.
d. Menyempurnakan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, system
saling mengawasi dan saling imbang yang lebih ketat dan transparan dan

40
PPKn SMP KK C

pembentukan lembaga-lembaga baru untuk mengakomodasi perkembangan


kebutuhan bangsa dan tantangan zaman.
e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan
kewajiban Negara mewujudkan kesejahteraan social, mencerdaskan
kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan
f. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara
bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti
pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum
g. Menyempurnakan aturan dasar mengennai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus
mengakomodasi kecendrungan untuk kurun waktu yang akan datang.

Dari semua alasan melakukan perubahan tersebut, salah satu tujuan pokok adalah
melakukan penataan terhadap semua lembaga negara agar tercipta mekanisme
saling mengawasi dan saling imbang dianara lembaga negara. Akibatnya, pada
salah satu sisi ada lembaga negara yang mendapat tambahan kewenangan
secara signifikan, sementara di sisi lain sejumlah lembaga negara yang berkurang
kewenangannya. Tidak hanya sekedar terjadi penambahan dan pengurangan
kewenangan, perubahan UUD 1945 juga memunculkan lembaga negara yang
sama sekali baru. Bahkan karena dinilai tidak relevan lagi dengan kebutuhan, ada
lembaga negara yang dihapus dalam struktur ketatanegaraan Indonesia.

4. Kesepakatan Dasar Dalam Perubahan UUD 1945


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan
pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan
multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Berkaitan dengan hal
tersebut, pada awal reformasi muncul berbagai tuntutan reformasi dari berbagai
komponen bangsa, termasuk mahasiswa dan pemuda. Tuntutan tersebut antara

41
Kegiatan Pembelajaran 2

lain sebagai berikut:


a. Perubahan UUD 1945
b. Penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI
c. Penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), dan
pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
d. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (Otonomi
Daerah)
e. Mewujudkan kebebasan Pers
f. Mewujudkan kehidupan demokrasi (Gotong royong)

Tujuan dari perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.. Dalam proses amandemen UUD
1945 sejak tahun 1999 hingga tahun 2002 lalu komitmen MPR RI untuk tidak
mengubah bagian Pembukaan UUD 1945 tertuang dalam lima kesepakatan dasar
MPR tentang pengubahan UUD 1945. Kelima kesepakatan dasar itu adalah:
a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena "Pembukaan UUD 1945
memuat dasar filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan UUD 1945 mengandung staatsidee
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tujuan (haluan)
negara, serta dasar negara yang harus tetap dipertahankan".
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesepakatan
untuk tetap mempertahankan bentuk negara Indonesia, yakni Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) didasari pertimbangan bahwa negara kesatuan
adalah bentuk negara yar telah ditetapkan sejak awal berdirinya negara dan
yang dipandang, paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa
yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk
mempertegas sistem pemerintahan presidensial dimaksudkan untuk
memperkokoh sistem pemerintahan yang stabil dan demokratis yang dianut
oleh negara Republik Indonesia dan telah dipilih oleh pendiri negara pada tahun
1945.

42
PPKn SMP KK C

d. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif


dalam Penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal. Peniadaan Penjelasan
UUD 1945 dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan status
Penjelasan dari sisi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundangan.
Selain itu, Penjelasan UUD 1945 bukanlah produk BPUPKI atau PPKI karena
kedua lembaga ini hanya menyusun rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh
(pasal-pasal) UUD 1945 tanpa penjelasan.
e. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum. Artinya perubahan
dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD 1945 sebagaimana
terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959 hasil Dekrit Presiden
5 Juli 1959, dan naskah perubahan-perubahan UUD 1945 diletakkan melekat
pada naskah asli.

5. Proses Perubahan UUD NRI 1945


Proses perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengikuti ketentuan Pasal 92 Peraturan Tata Tertib MPR mengenai tingkat-
tingkat pembicaraan dalam membahas dan mengambil putusan terhadap materi
sidang MPR. Tingkat-tingkat pembicaraan sebagaimana tercantum dalam Pasal
92 Peraturan Tata Tertib adalah sebagai berikut :
a. Tingkat I
Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang masuk
dan hasil dari pembahasan tersebut merupakan rancangan Majelis sebagai
bahan pokok Pembicaraan Tingkat II.
b. Tingkat II
Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan
Pimpinan dan dilanjutkan dengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.
c. Tingkat III
Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil
pembicaraan Tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan
rancangan putusan Majelis.
d. Tingkat IV
Pengambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar
laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu
dengan kata akhir dari fraksi-fraksi

43
Kegiatan Pembelajaran 2

6. Hasil Perubahan UUD NRI Tahun 1945


Sesuai dengan ketentuan pasal 92 Peraturan Tata Tertib MPR , dalam beberapa
sidang MPR telah mengambil putusanvempat kali perubahan UUD RI Tahun 1945
dengan perincian sebagai berikut :
a. Perubahan Pertama UUD NRI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999
tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.
b. Perubahan Kedua UUD NRI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2000 tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000
c. Perubahan Ketiga UUD NRI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2001 tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001
d. Perubahan Keempat UUD NRI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002

Setelah disahkannya Perubahan Keempat UUD NRI Tahun 1945 pada Sidang
Tahunan MPR tahun 2002 yang lalu, maka agenda reformasi konstitusi Indonesia
untuk kurun waktu sekarang dipandang telah tuntas.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti


moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Akitivitas pembelajaran pada diklat tatap muka penuh pada mata diklat Makna
Pembukaan dan Perubahan UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut :

44
PPKn SMP KK C

Tabel 6. Aktivitas Pembelaran 2 (Tatap Muka Penuh)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


1) Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta
berdoa menurut keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat
Pendahuluan berjalan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini.
2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran,
dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar
pembelajaran lebih terarah dan terukur.
1) Peserta melakukan curah pendapat terkait Proses Perubahan
UUD NRI 1945
2) Kelas dibagi menjadi 5 kelompok
3) Peserta diklat secara kelompok mengerjakan dan mencari sumber
informasi/data terkait LK 2.1, LK 2.2 dan aktivitas pengembangan
butir soal pada LK 2.3 dan LK 2.4 untuk menemukan jawaban
Kegiatan Inti
terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta
diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar,
termasuk dari internet.
4) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi.
5) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
6) Kelompok yang tidak presentasi diminta melakukan pertanyaan,
sanggahan atau klarifikasi dari kelompok yang sedang presentasi
1) Setelah presentasi selesai dilakukan kesimpulan, refleksi dan
Kegiatan
umpan balik
Penutup 2) Serta merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
1) Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinannya dan cara masing agar aktivitas pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas
dalam pelatihan ini.
2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran
lebih terarah dan terukur.
3) Peserta secara individual membaca cerdas dan kerja keras mandiri
memahami terhadap materi modul
4) Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari
dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan
percaya diri, selain peta konsep peserta diminta mengerjakan LK 2.1.

45
Kegiatan Pembelajaran 2

5) Hasil diskusi setiap kelompok dipajang. Perwaklian kelompok menunggu


pajangan (hasil diskusi) dan sebagian wakil kelompok mengunjungi
pajangan (hasil diskusi) kelompok lain. Saat perwakilan kelompok
mengunjungi hasil diskusi kelompok lain, perwakilan kelompok yang
berkunjung dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari hasil
diskusi kelompok lain. Perwakilan kelompok yang menunggu pajangan
(hasil diskusi) memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan
dari kelompok lain yang berkunjung. Hal ini menunjukkan sikap
komitmen atas keputusan bersama.
6) Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil kunjungannya di
depan kelas dengan semangat dan percaya diri. Hal ini memperlihatkan
rasa senang berbicara secara teratur
7) Saat wakil kelompok melaporkan hasil kunjungannya, peserta lain
memperhatikan dengan seksama. Hal ini mencerminkan menghargai
orang lain dan solidaritas
8) Setelah kegiatan presentasi, dilakukan kegiatan menyimpulkan kegiatan,
refleksi dan umpan balik.
9) Peserta memahami tentang perencanaan kegiatan tindak lanjut untuk
kegiatan On

b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara mandiri
sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan
peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras(Mandiri) dalam mengerjakan LK 2.2 dan aktivitas pengembangan
butir soal yang ada pada LK 2.3 dan LK 2.4.

c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan peserta
lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

46
PPKn SMP KK C

6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK. 2.1 Analisis Dasar Pemikiran Perubahan UUD NRI Tahun 1945
Prosedur Kerja
1. Kelas dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok mengambil amplop yang yang
sudah disediakan dan di dalamnya berisi satu pertanyaan.
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang sudah diterima,
apabila sudah selesai dipresentasikan. Waktu untuk diskusi 10 menit.
3. Ketentuan penulisan: dalam menjabarkan tersebut mohon ditulis dengan
menggunakan jenis huruf: Arial, Besar/ukuran huruf atau font adalah 11,
Spasi:1,5 spasi.
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan dasar pemikiran perubahan UUD 1945!
2. Deskripsikan tujuan perubahan UUD 1945!
3. Jelaskan alasan yuridis perubahan UUD 1945!
4. Jelaskan kesepakatan dasar dalam perubahan UUD NRI 1945!
5. Jelaskan hasil perubahan UUD 1945!

LK 2.2 Identifikasi Perubahan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945


Prosedur Kerja:
1. Berkumpulah dengan kelompok Saudara!
2. Carilah berbagai referensi yang memuat tentang proses perubahan UUD NRI
1945!
3. Buatlah bagan terkait dengan proses perubahan UUD NRI 1945 secara menarik
dan komunikatif!
4. Kumpulkan bagan yang telah dibuat!

LK. 2.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Makna Pembukaan dan Perubahan
UUD NRI 1945
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!

47
Kegiatan Pembelajaran 2

3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher


Order Thinking Skills)

KISI-KISI PENULISAN SOAL


a. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Kompetensi Bahan
Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar Kelas
PG Level Pengetahuan dan
1
Pemahaman
2 PG Level Aplikasi

3 PG Level Penalaran

Uraian Level Pengetahuan dan


4
Pemahaman

5 Uraian Level Aplikasi


6 Uraian Level Penalaran

LK. 2.4 Mengembangkan Butir Soal tentang Persamaan dan Perbedaan


Usulan Dasar Negara

Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!
KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VIII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Makna dan Perubahan UUD 1945
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

48
PPKn SMP KK C

E. Latihan/kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam
Pasal….
A. Pasal 2 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
B. Pasal 2 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
C. Pasal 3 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945
D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945

2. Dibawah ini yang bukan termasuk dasar pemikiran yang melatarbelakangi


dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah ….
A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu
banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk
mengatur hal-hal yang penting dengan Undang-Undang
B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan
tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
C. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat
menimbulkan lebih dari satu tafsiran (multitafsir)
D. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi
manusia (HAM), dan otonomi daerah

3. Perhatikan pernyataan di bawah ini:


1) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam merubah
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.

49
Kegiatan Pembelajaran 2

3) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak


asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak
asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan
syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4) Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara
demokratis dan modern
Dari pernyataan diatas yang termasuk tujuan perubahan UUD Negara RI
Tahun 1945 ditunjukkan pada nomor ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 1 dan 4 saja

4. Perubahan Pertama UUD NRI 1945 hasil Sidang Umum MPR pada tahun …
A. 1999
B. 2000
C. 2001
D. 2002

5. Disahkannya Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 pada Sidang Tahunan


MPR pada tahun….
A. 1999
B. 2000
C. 2001
D. 2002

F. Rangkuman

Dasar Pemikiran Perubahan UUD 1945 adalah UUD 1945 mengandung pasal-
pasal yang terlalu “luwes”. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai
tatanan dasar dalam mencapai tujuan nasional , menyempurnakan aturan dasar
mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas
partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi.

Alasan Yuridis Perubahan UUD 1945 adalah melakukan penataan terhadap


semua lembaga negara agar tercipta mekanisme saling mengawasi dan saling
imbang diantara lembaga negara. Perubahan UUD 1945 dilaksanakan melalui
kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap

50
PPKn SMP KK C

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mempertegas


sistem presidensiil.

Proses dan hasil Perubahan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan agar
diperoleh kesamaan dan keseragaman pendapat dalam memahami Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, termasuk menjadi acuan
bagi para narasumber dalam melakukan kegiatan sosialisasi Undang-Undang
Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945. Penulisan UUD NRI Tahun 1945
dalam satu naskah, tidak mengubah sistematika UUD NRI Tahun 1945 yakni
secara penomoran tetap terdiri atas 16 bab dan 37 pasal. Perubahan bab dan
pasal ditandai dengan penambahan huruf (A, B, C dan seterusnya) dibelakang
angka bab atau pasal (Contoh Bab VII A tentang DPD dan Pasal 22 E). Penomoran
UUD NRI Tahun 1945 yang tetap tersebut sebagai konsekuensi logis dari pilihan
melakukan perubahan UUD NRI Tahun 1945 dengan cara adendum.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari uraian materi Perubahan UUD NRI 1945. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Perubahan UUD NRI
1945?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Perubahan UUD NRI 1945?
3. Apa manfaat mempelajari materi Perubahan UUD NRI 1945 terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya


dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap materi
modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

51
Kegiatan Pembelajaran 2

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
2.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.

52
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 3
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. menguraikan pengertian HAM sesuai dengan konsep;
2. menguraikan perkembangan konsep hak asasi manusia sesuai konsep;
3. menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sesuai dengan konsep yang berlaku.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan pengertian HAM.


2. Menguraikan perkembangan konsep hak asasi manusia.
3. Menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Menguraikan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Pada pasal 1 Ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun
2000 : “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.”

53
Kegiatan Pembelajaran 3

Pengertian HAM menurut beberapa para ahli diantaranya:


1. John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang
secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat
(bersifat mutlak).
2. Koentjoro Poerbapranoto (1976), Hak Asasi adalah hak-hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya
sehingga sifatnya suci.
3. Jack Donnely, hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia
semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena
diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif,
melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.
4. Miriam Budiardjo, berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak yang
dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan
kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat.
5. T. Mulya Lubis (1987) memberi pengertian HAM dari segi perkembangan hak
asasi manusia. Pengertian hak asasi manusia mencakup generasi I, generasi
II, generasi III, dan pendekatan struktural. Generasi I konsep HAM, sarat
dengan hak-hak yuridis, seperti hak untuk tidak disiksa dan ditahan, hak akan
persamaan di hadapan hukum (equality before the law), hak akan peradilan
yang jujur (fair trial), praduga tak bersalah, dan sebagainya. Generasi I ini
merupakan reaksi terhadap kehidupan kenegaraan yang totaliter dan fasistis
yang mewarnai tahun-tahun sebelum Perang Dunia II.Generasi II konsep HAM,
merupakan perluasan secara horizontal generasi I, sehingga konsep HAM
mencakup juga bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Generasi II
merupakan reaksi bagi negara dunia ketiga yang telah memperoleh
kemerdekaan dalam rangka mengisi kemerdekaannya setelah Perang Dunia II.
Sedangkan generasi III konsep HAM, merupakan ramuan dari hak hukum,
sosial, ekonomi, politik, dan budaya menjadi apa yang disebut hak akan
pembangunan (the right to development).

Badan dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) juga memperkenalkan


pengertian hak-hak asasi manusia dalam Deklarasi Universal Hak-hak Asasi
Manusia (Universal Declaration of Human Rights/UDHR). Dalam UDHR,
pengertian HAM itu dapat ditemukan dalam Mukadimah yang pada prinsipnya

54
PPKn SMP KK C

dinyatakan bahwa hak asasi manusia merupakan pengakuan akan martabat yang
utuh dalam diri setiap orang. HAM menyangkut hak-hak yang sama dan tak
teralihkan dari semua anggota keluarga manusia, ialah dasar dari kebebasan,
keadilan, dan perdamaian dunia. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hakikat HAM adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
Anugrah Tuhan Yang Maha Esa.

2. Perkembangan Konsep Hak Asasi Manusia

Sejarah tentang HAM sesungguhnya dapat dikatakan hampir sama tuanya dengan
keberadaan manusia di muka bumi. Karena HAM memiliki sifat yang selalu
melekat (inherent) pada diri setiap manusia, sehingga eksistensinya tidak dapat
dipisahkan dari sejarah kehidupan umat manusia.Perkembangan Hak Asasi
Manusia dapat kita kaji sebagai berikut.

a. Magna Charta di Inggris (Tahun 1215)

Dalam bahasa Latin, Magna Charta memiliki arti “Perjanjian Besar”. Magna
Charta adalah dokumen yang disetujui oleh Raja John di Runnymede pada
tahun 1215. Magna Charta yang dicetuskan pada 15 Juni 1215 tersebut
prinsip dasarnya memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia
lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara
merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan
atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan
pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan
telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh
pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan
terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-
undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.

Adapun isi Magna Charta ada 6, yaitu: (1) raja beserta keturunannya berjanji
akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan Gereja Inggris, (2) raja
berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak,
(3) para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk, (4) polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti
dan saksi yang sah, (5) seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan,
ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan

55
Kegiatan Pembelajaran 3

hukum sebagai dasar tindakannya, dan (6) apabila seseorang tanpa


perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan mengoreksi
kesalahannya.

b. Petition of Rights di Inggris (Tahun 1682)

Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-


hak rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan
kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar
menuntut hak-hak terdiri atas (1) pajak dan pungutan istimewa harus disertai
persetujuan, (2) warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di
rumahnya, dan (3) tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam
keadaan damai.

c. Hobeas Corpus Act di Inggris (Tahun 1679)

Hobeas Corpus Act adalah undang-undang yang mengatur tentang


penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Suatu dokumen keberadaban
hukum bersejarah yang menetapkan bahwa: (1) orang yang ditahan harus
dihadapkan dalam waktu tiga hari kepada seorang hakim dan diberitahu atas
tuduhan apa ia ditahan dan (2) alasan penahanan seseorang harus disertai
bukti yang sah menurut hukum.

d. Bill Of Rights di Inggris (Tahun 1689)

Sebagaimana judul aslinya yang berbunyi, “An act Declaring the Rights and
the Liberties and the Subject and Setting the Succession of the Crown” (Akta
Deklarasi Hak dan Kebebasan Kawula dan Tata Cara Suksesi Raja),
merupakan hasil perjuangan parlemen melawan pemerintahan raja-raja
wangsa Stuart yang sewenang-wenang pada abad ke-17. Disahkan setelah
Raja James II dipaksa turun takhta dan William II dan Mary II naik ke
singgasana menyusul “Revolusi Gemilang” (Glorius Revolution) pada tahun
1688.

Bill of Rights, yang menyatakan dirinya sebagai deklarasi undang-undang yang


ada dan bukan merupakan undang-undang yang baru, menundukkan monarki
di bawah kekuasaan parlemen, dengan menyatakan bahwa kekuasaan Raja
untuk membekukan dan memberlakukan seperti yang diklaim Raja adalah

56
PPKn SMP KK C

ilegal. Dengan adanya Bill of Rights ini timbul kebebasan untuk berbicara dan
berdebat, sekalipun hanya utnutk anggota parlemen dan untuk digunakan
didalam gedung parlemen. Adapun isi dari Bill of Rights adalah mengatur
tentang (1) kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen, (2) kebebasan
berbicara dan mengeluarkan pendapat, (3) pajak, undang-undang dan
pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen, (4) hak warga negara untuk
memeluk agama menurut kepercayaan masing masing, dan (5) parlemen
berhak untuk mengubah keputusan raja.

e. Declaration of Independence di Amerika Serikat (Tahun 1776)

Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak


alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property)
mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu
memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John
Locke mengenai hak-hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat yang dikenal dengan Declaration Independen Of The United
States.

Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli


1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13
negara bagian, merupakan pula piagam hak-hak asasi manusia karena
mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan
sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh
Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati
kebahagiaan.”

John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah


memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama,
hidup lebih maju seperti yang disebut dengan status civilis, Locke berpendapat
bahwa manusia yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya
dilindungi oleh negara.

Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika


sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi
manusia dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah
lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden

57
Kegiatan Pembelajaran 3

Thomas Jefferson Presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai


“pendekar” hak asasi manusia.

Pada tahun 1791 barulah Amerika Serikat mengadopsi Bill of Rights yang
memuat daftar hak-hak individu yang dijaminnya. Hal ini terjadi melalui
sejumlah amandemen terhadap konstitusi. Diantara amandemen-amandemen
yang terkenal adalah Amandemen Pertama yang melindungi kebebasan
beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat dan hak
berserikat; Amandemen Kelima yang menetapkan larangan memberatkan diri
sendiri dan hak atas proses hukum yang benar.

f. Declaration des droit de l’hommes du citoyen di Perancis (Tahun 1789)

Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah


pada awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan
kesewenang-wenangan rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan
Declaration des Droits de l’homme et du Citoyenyaitu pernyataan mengenai
hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun
1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan
atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).

Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat


Prancis yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan
mengakibatkan tersusunnya Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen.
Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan
seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas
lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795.
Revolusi ini diprakarsai pemikir-pemikir besar seperti: J.J. Rousseau, Voltaire,
serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain:
(1) manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka, (2) manusia mempunyai
hak yang sama, (3) manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak
lain, (4) warga negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan
serta pekerjaan umum, (5) manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain
menurut undang-undang, (6) manusia mempunai kemerdekaan agama dan
kepercayaan, (7) manusia merdeka mengeluarkan pikiran, (8) adanya
kemerdekaan surat kabar, (9) adanya kemerdekaan bersatu dan berapat, (10)

58
PPKn SMP KK C

adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul, (11) adanya kemerdekaan


bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan, (12) adanya kemerdekaan
rumah tangga, (13) adanya kemerdekaan hak milik, (14) adanya kemerdekaan
lalu lintas, dan (15) adanya hak hidup dan mencari nafkah.

g. Four Freedom of Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat (Tahun 1941)

Amanat Presiden Franklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang


diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni
(1) kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and
expression); (2) kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya (freedom of religion); (3) kebebasan dari rasa takut (freedom
from fear); dan (4) kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from
want).

Kebebasan-kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari


kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler
(Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan-kebebasan tersebut juga merupakan
hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan
kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya
merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan
mendasar.

h. Universal Declaration of Human Rights (UDHR/Piagam PBB) 10 Desember


1948

Tonggak sejarah pengaturan HAM yang bersifat Internasional baru dihasilkan


tepatnya setelah Majelis Umum PBB mengesahkan Deklarasi Universal HAM
(Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948.
Deklarasi ini merupakan dokumen internasional pertama yang didalamnya
berisikan “katalog” HAM yang dibuat berdasarkan suatu kesepakatan
internasional.

Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, bahwa


setiap orang mempunyai hak hidup, kemerdekaan dan keamanan badan,
diakui kepribadiannya, memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain
menurut hukum untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti
diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah,

59
Kegiatan Pembelajaran 3

masuk dan keluar wilayah suatu Negara, mendapatkan asylum, mendapatkan


suatu kebangsaan, mendapatkan hak milik atas benda, bebas mengutarakan
pikiran dan perasaan, bebas memeluk agama, mengeluarkan pendapat,
berapat dan berkumpul, mendapat jaminan sosial, mendapatkan pekerjaan,
berdagang, mendapatkan pendidikan, turut serta dalam gerakan kebudayaan
dalam masyarakat, dan menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan

Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu sebagai tolok ukur umum hasil
usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota dan semua
bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan
kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun
bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral
berkewajiban menerapkannya.

3. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia Sesuai UUD Negara Republik


Indonesia Tahun 1945

Pemikiran akan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia di Indonesia


telah di mulai sejak persidangan BPUPKI.Dalam sidang seperti termuat dalam
risalah sidang BPUPKI, Ir. Soekarno menyatakan pemikirannya “Buat apa
groundwet (UUD). jikalau misalnya tidak ada sociale rechvaardigheid (keadilan
sosial), apa guna groundwet kalau ia tidak bisa mengisi perut orang yang hendak
mati kelaparan…. kita rancangkan UUD dengan kedaulatan rakyat dan bukan
kedaulatan individu, inilah jaminan bangsa Indonesia seluruhnya akan selamat
dikemudian hari”.

Pemikiran para pendiri negara dituangkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh
UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak
asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945
diuraikan berikut.

60
PPKn SMP KK C

Tabel 7. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945


Pembukaan UUD 1945 Penjelasan
Alinea pertama, Alinea pertama Pembukaan UUD
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 memberikan jaminan universal
1945 dimuat pernyataan “kemerdekaan itu bahwa kemerdekaan dan kebebasan
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu adalah hak segala bangsa.
maka penjajahan di atas dunia harus Pernyataan inilah yang kemudian
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri mengilhami bangsa Indonesia untuk
kemanusiaan dan peri keadilan:’ aktif dalam memperjuangkan bagi
bangsa-bangsa terjajah di seluruh
dunia.
Aline kedua, Alinea kedua Pembukaan UUD 1945
Dalam alinea kedua merupakan penjabaran mengandung pengertian bahwa
pernyataan Proklamasi kemerdekaan setelah bangsa Indonesia merdeka
bangsa Indonesia. Alinea kedua memuat maka rakyat Indonesia dijamin dan
pernyataan “menghantarkan rakyat diwujudkan hak politik dan hak
Indonesia ke depan pintu gerbang ekonomi atau hak kesejahteraannya.
kemerdekaan Indonesia yang merdeka, Hak politik termuat dalam pernyataan
bersatu, berdaulat, adil dan makmur:’ bersatu dan berdaulat dan hak
ekonomi yaitu terwujudnya
masyarakat adil dan makmur.
Aline ketiga, Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945
Dalam aline ketiga termuat kalimat “Atas mengandung pengertian bahwa hak-
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan hak yang telah bangsa Indonesia
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, dapatkan yaitu kemerdekaan dan
supaya berkehidupan kebangsaan yang berbagai hak yang melekat
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan didalamnya, adalah tidak hanya hasil
dengan ini kemerdekaannya”. perjuangan manusia semata
melainkan anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. Pernyataan tersebut akan
menimbulkan kesadaran ketuhanan,
sebagai penyeimbang dari nilai-nilai
keduniaan semata.
Aline keempat, Tujuan negara yang terkandung
Dalam alinea keempat dimuat tentang tujuan dalam alinea keempat Pembukaan
negara dan dasar negara. Tujuan negara ada UUD 1945, didalamnya mengandung
empat, yaitu “melindungi segenap bangsa berbagai hak seperti hak
Indonesia dan seluruh tumpah darah perlindungan keamanan dan
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, perlindungan hukum, hak ekonomi,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut dan hak sosial budaya. Serta hak
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan keamanan bagi
kemerdekaan, perdamaian abadi dan seluruh dunia. Yang dimaksud dasar
keadilan sosial. negara dalam alinea keempat
tersebut adalah dasar negara
Pancasila.

Berikut merupakan rincian dari hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam pasal
pasal UUD NRI 1945, yaitu sebagai berikut :

Pasal 27 ayat (1)


Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

61
Kegiatan Pembelajaran 3

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
kecualinya". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan hak persamaan semua
warga negara dalam hukum dan pemerintahan.

Pasal 27 Ayat (2)


"Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan". Pasal ini merupakan pengakuan dan jaminan martabat manusia.
Oleh karena itu, ia berhak memperoleh pekerjaan dan mencapai penghidupan
yang layak sebagai manusia.

Pasal 27 ayat (3)


"Setiap warga negara berhak ikut serta dalam upaya pembelaan Negara". Pasal
ini merupakan hasil amandemen terhadap UUD 1945. Artinya, setiap warga
negara mempunyai hak untuk ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.
Misalnya, mempunyai kesempatan yang sama untuk memasuki dinas kemiliteran
atau ambil bagian dalam sistem HANKAMRATA.

Pasal 28
Dalam pasal ini terkandung hak-hak warga negara sebagai berikut: hak untuk
berorganisasi yang mencakup hak mendirikan, menj adi pengurus, atau menj adi
anggota organisasi; berkumpul yang meliputi berkumpul dalam ruangan, misal
diskusi, rapat, atau konferensi dan berkumpul di luar ruangan, misalnya
kampanye, pawai, atau demonstrasi; dan mengeluarkan pendapat secara lisan
maupun tulisan.

Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

62
PPKn SMP KK C

Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara.

Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.

Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

63
Kegiatan Pembelajaran 3

martabat dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.

Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
layanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memeperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan perkembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.
(2) Setiap orang berhak atas bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional di hormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,

64
PPKn SMP KK C

diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat yang demokratis.

Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 juga diatur tentang Hak
Asasi Manusia, yang terdiri dari Pembukaan, 10 bab, 44 pasal yang mengatur hak
asasi manusia harus dilindungi dan ditegakkan, yang meliputi (1) hak untuk hidup,
(2) hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, (3) hak keadilan, (4) hak
kemerdekaan, (5) hak atas kebebasan informasi, (6) hak keamanan, (7) hak
kesejahteraan, (8) kewajiban, dan (9) erlindungan dan pemajuan.

Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR
menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang
tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU
No. 39 Tahun 1999, meliputi hak-hak dalam tabel berikut:

Tabel 8. HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999


NO. PASAL PROFIL HAM
1 9 Hak untuk hidup
2 10 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3 11 – 16 Hak mengembangkan diri
4 17 – 19 Hak memperoleh keadilan
5 20 – 27 Hak atas kebebasan pribadi
6 28 – 35 Hak atas rasa aman
7 36 – 42 Hak atas kesejahteraan
8 43 – 44 Hak turut serta dalam pemerintahan
9 45 – 51 Hak wanita
10 52 – 66 Hak anak

65
Kegiatan Pembelajaran 3

Di Indonesia, jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia diatur dalam UUD
NRI Tahun 1945. Menurut Steenbeek, sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri,
UUD berisi tiga pokok materi muatan, yakni pertama adanya jaminan terhadap
hak-hak asasi dan warga negara; kedua ditetapkannya susunan ketatanegaraan
suatu negara yang bersifat fundamental; dan ketiga adanya pembagian dan
pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.

Menyikapi jaminan UUD 1945 atas hak asasi manusia, menurut Dahlan Thaib baik
dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasan akan ditemukan 15 (lima
belas) prinsip hak asasi manusia, yaitu : (1) hak untuk menentukan nasib sendiri,
(2) hak akan warga negara, (3) hak akan kesamaan dan persamaan di hadapan
hukum, (4) hak untuk bekerja, (5) hak akan hidup layak, (6) hak untuk berserikat,
(7) hak untuk menyatakan pendapat, (8) hak untuk beragama (religius), (9) hak
untuk membela negara (nasionalis), (10) hak untuk mendapatkan pengajaran, (11)
hak akan kesejahteraan sosial, (12) hak akan jaminan sosial, (13) hak akan
kebebasan dan kemandirian peradilan (mandiri), (14) hak mempertahankan tradisi
budaya (nasionalis), dan (15) hak mempertahankan bahasa daerah.

Menurut Dahlan Thaib, ketentuan-ketentuan diatas membuktikan bahwa UUD 1945


sangat menjamin hak asasi manusia. Tinggal bagaimana hal tersebut dapat
dioperasionalisasikan dengan baik dalam hukum positif Indonesia.

Dalam sejarah UUD 1945, perubahan UUD merupakan sejarah baru bagi masa
depan konstitusi Indonesia. Khusus mengenai pengaturan hak asasi manusia
dapat dilihat pada Perubahan Kedua UUD 1945 Tahun 2000. Perubahan dan
kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas
dalam sebuah bab tersendiri, yakni Bab XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai pasal
28A sampai dengan 28J. Penegasan HAM kelihatan menjadi semakin eksplisit,
sebagaimana ditegaskan pada Pasal 28A yang berbunyi, “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.

Pentingnya pengaturan HAM dalam konstitusi menggambarkan komitmen atas


upaya penegakan hukum dan HAM. Selain itu, beragamnya muatan HAM dalam
konstitusi secara maksimal telah diupayakan untuk mengakomodasi hajat dan
kebutuhan perlindungan HAM baik dalam konteks pribadi, keluarga, masyarakat
dan sebagai warga negara Indonesia.

66
PPKn SMP KK C

4. Jaminan Perlindungan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai UUD Negara


Republik Indonesia Tahun 1945

Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar, melekat dengan jati
diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki hak tersebut.
Artinya disamping keabsahannya terjaga dalam eksistensi kemanusiaan manusia,
juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk dimengerti, dipahami dan
bertanggung jawab untuk memeliharanya. Adanya hak pada seseorang berarti
bahwa ia mempunyai suatu “keistimewaan” yang membuka kemungkinan baginya
untuk diperlakukan sesuai dengan “keistimewaan” yang dimilikinya. Juga adanya
suatu kewajiban pada seseorang berarti bahwa diminta daripadanya suatu sikap
yang sesuai dengan “keistimewaan” yang ada pada orang lain.

Adapun mengenai relasi antara hak dan kewajiban, bahwa diantara keduanya
terdapat beberapa relasi hukum yang masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Sudikno Mertokusumo mengatakan bahwa setiap hubungan hukum yang
diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi yang isinya di satu pihak
sebagai hak, sedang di pihak lain kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban,
sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Hal inilah yang membuat hukum
berbeda dengan hak dan kewajiban, walaupun keduanya tidak dapat dipisahkan.
Hak dan kewajiban menjadi lebih tegas berlaku pada saat hukum dilibatkan dalam
kasus konkret. Dengan demikian implikasinya adalah lahirnya hak dan kewajiban.

Hak dan kewajiban bukanlah kumpulan peraturan atau kaidah melainkan


perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang tercermin
pada kewajiban bagi pihak lain. Oleh karena itu jaminan perlindungan kewajiban
asasi manusia diatur dalam UUD NRI Tahun 1945.

Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain (1) pasal 23A tentang membayar pajak;
(2) pasal 27 ayat (1) tentang kewajiban mentaati hukum dan pemerintah; (3) pasal
27 ayat (3) tentang kewajiban pembelaan negara; (4) pasal 28J ayat (1) tentang
kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain; (5) pasal 28J ayat (2)
tentang kewajiban tunduk pada pembatasan undang-undang dalam menjalankan
hak asasi manusia; (6) pasal 30 ayat (1) kewajiban ikut dalam upaya pertahanan
keamanan negara; (7) pasal 31 ayat (2) tentang kewajiban untuk mengikuti
pendidikan dasar.

67
Kegiatan Pembelajaran 3

Selain UUD NRI Tahun 1945, jaminan perlindungan kewajiban asasi manusia juga
diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999 menyatakan “Setiap hak
asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab
(Integritas) untuk menghormati hak asasi orang lain (Religius) secara timbal balik
serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan dan
memajukkannya”.

UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menegaskan dua hal prinsipal,
yakni Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kewajiban Dasar Manusia (KDM). Korelasi
keduanya menunjukkan terdapatnya keseimbangan tatanan dalam kehidupan
masyarakat. Sebagaimana layaknya hak menuntut adanya pula kewajiban bagi
pihak yang lain. Adapun KDM adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak
dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Dalam hal kedudukannya, UU ini merupakan payung hukumdari seluruh peraturan
perundang-undangan yang menyangkut hak asasi manusia.

Adapun kewajiban dasar manusia yang termuat dalam UU No. 39 Tahun 1999,
antara lain :
1. Pasal 67 yang berbunyi, “Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik
Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis
dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima oleh
negara Republik Indonesia”.
2. Pasal 68 yang berbunyi, “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
3. Pasal 69 ayat (1) yang berbunyi, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
4. Pasal 69 ayat (2) yang berbunyi, “Setiap hak asasi manusia seorang
menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak
asasi orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk
menghormati, melindungi, menegakkan dan memajukannya”.
5. Pasal 70 yang berbunyi, “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

68
PPKn SMP KK C

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Oleh karena itu seluruh warga negara tidak terkecuali pemerintah wajib
menghormati hak asasi orang lain, dengan cara menjalankan kewajiban asasi
manusia, menjunjung hukum, moral, etika dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 3 ini, peserta yang mengikuti


moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hak dan Kewajiban
Asasi Manusia” maka Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
a. Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa menurut
keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan lancar. Berdoa dapat
dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini.

b. Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan


pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran lebih terarah dan
terukur.
c. Peserta memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan
hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
d. Peserta melakukan tanya jawab/curah pendapat mengenai Jaminan
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
e. Peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras (mandiri)
memahami terhadap materi modul.
f. Peserta diklat dibagi atas beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan).

69
Kegiatan Pembelajaran 3

g. Peserta berdiskusi sesuai dengan kelompoknya masing-masing tentang materi


latihan/kasus/tugas LK 3.1 dan LK 3.2 serta aktivitas pengembangan butir soal
pada LK 3.3 dan LK 3.4 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
h. Peserta melakukan presentasi kelompok secara bergantian, kelompok lain
memberi pertanyaan, saran dan komentar.
i. Peserta berani (mandiri) memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok.
j. Setelah presentasi berakhir kegiatan berikutnya yakni membuat kesimpulan,
melakukan refleksi dan umpan balik.
k. Peserta diklat memahami rencana kegiatan tindak lanjut.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Hak dan
Kewajiban Asasi Manusia”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
1) Peserta berdoa menurut keyakinannya dan cara masing agar aktivitas
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh
ketua kelas dalam pelatihan ini.
2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran
lebih terarah dan terukur.
3) Peserta memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Peserta diklat melakukan curah pendapat dan secara individual
membaca cerdas dan kerja keras memahami materi modul
5) Peserta secara berkelompok mendiskusikan tugas yang ada di Latihan
LK 3.1.
6) Peserta setelah berdiskusi memaparkan hasil diskusi secara bergantian
dan kelompok lain menanggapi, memberi pertanyaan, saran, komentar.

70
PPKn SMP KK C

7) Setelah kegiatan presentasi selesai secara bersama-sama


menyimpulkan kegiatan pembelajaran, menyampaiakn refleksi dan
umpan balik.
8) Sebagai rencana tindak lanjut dari kegiatan In-1 Peserta memahami
penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tagihan pembelajaran saat On
mengerjakan

b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/Lembar Kerja) secara
mandiris ebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 3.2 dan aktivitas pengembangan butir soal
yang ada pada LK 3.3 dan 3.4.

c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan pada
kegiatan On.
2) Peserta diklat menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar
pekerjaan peserta yang lain.
3) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
4) Setelah kegiatan presentasi berakhir, secara bersama-sama membuat
kesimpulan hasil pembelajaran
5) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
6) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
7) Serta merencanakan kegiatan tindak lanjut.

71
Kegiatan Pembelajaran 3

LK. 3.1 Menguraikan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia


Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 3 dengan cermat!
2. Berdiskusilah dengan kelompok Saudara untuk menjawab soal-soal berikut
ini!
Daftar Pertanyaan
1. Kemukakan bukti bahwa dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
termaktub jaminan universal HAM!
2. Lakukan analisis kewajiban menghormati hak asasi orang lain yang
telah diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945!
3. Sebutkan Kewajiban Dasar Manusia (KDM) yang diatur dalam Pasal 69
ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999!
4. Jelaskan hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak
ekonomi, dan hak sosial budaya yang termaktub dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945!

3. Laporkan hasil diskusi kelompok Saudara dengan diketik secara rapi dan
menarik!

LK 3.2 Analisis Hak dan Kewajiban Asasi Manusia


Prosedur Kerja:
1. Secara berkelompok, lakukanlah pengamatan di lingkungan sekitar Saudara
terkait kegiatan/perilaku yang mencerminkan hak dan kewajiban warga
negara!
2. Identifikasi kegiatan yang kelompok Saudara amati ke dalam tabel berikut ini!
3. Kumpulkan hasil pengamatan kelompok Saudara!
Kategori
Kegiatan/Perilaku Deskripsi
Hak Kewajiban
1.
2.
3.
dst

72
PPKn SMP KK C

LK 3.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Prosedur Kerja:
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills).

KISI-KISI PENULISAN SOAL


a. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Bahan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas

LK. 3.3 Mengembangkan Butir Soal tentang Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia

Prosedur Kerja:
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan saran
dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!

73
Kegiatan Pembelajaran 3

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Jaminan HAM
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

E. Latihan/Tugas/Kasus

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Badan dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkenalkan


pengertian HAM dalam ....
A. Bill of Rights
B. Magna Charta
C. Declarations of Independence
D. Universal Declaration of Human Rights

2. Berikut ini adalah macam-macam hak asasi manusia:


(1) Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
(2) Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan
saksi yg sah
(3) Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan
(4) Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja
Hak asasi manusia yang diatur dalam Bill of Rights adalah nomor….
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4

74
PPKn SMP KK C

3. Empat kebebasan yang diucapkan Presiden Flanklin D. Roosevelt di


depan Kongres Amerika Serikat yaitu ....
A. kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran, memilih agama,
kebebasan dari rasa takut dan kebebasan mendapat pendidikan
B. kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran, memilih agama,
kebebasan dari rasa takut dan kebebasan dari kekurangan dan
kelaparan
C. kebebasan untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan, memilih
agama, kebebasan dari rasa takut dan kebebasan mendapatkan
pendidikan
D. kebebasan untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan, memilih
agama, kebebasan mendapatkan pekerjaan dan kebebasan
mendapatkan pendidikan

4. Pemikir-pemikir besar yang memprakarsai lahirnya Declarations des droit


de l’hommes du citoyen, Tahun 1789 di Perancis adalah ....
A. J.J. Rousseau, Voltaire, dan John Locke
B. J.J. Rousseau, Voltaire, dan Montesquieu
C. Thomas Jefferson, Voltaire, dan John Locke
D. John Locke, J.J. Rousseau, dan F.D. Roosevelt

5. Berikut ini adalah hak-hak asasi manusia, yaitu :


(1) Hak untuk memperjuangkan atau melawan penahanan di depan
pengadilan untuk menjamin penahanan tidak dilakukan dengan
melanggar hukum
(2) Hak atas kompensasi kepada mereka yang ditahan secara tidak sah
(3) Hak untuk diadili oleh peradilan yang adil
(4) Hak atas pemeriksaan pengadilan dengan batas waktu yang layak,
terutama bagi mereka yang ditahan
Hak-hak asasi manusia tersebut diatur dalam ....
A. Bill of Rights
B. Magna Charta
C. Konvensi Hak Sipil dan Hak Politik
D. Universal Declaration of Human Rights

75
Kegiatan Pembelajaran 3

6. Pembukaan UUD NRI 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak
asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan
UUD NRI 1945 diuraikan dalam tiap alinea. Salah satunya mengenai
adanya jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak
segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa
Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsa-bangsa terjajah
di seluruh dunia.. Prinsip tersebut dinyatakan dalam pembukaan UUD NRI
1945 alinea ....
A. ke-1
B. ke-2
C. ke-3
D. ke-4

7. Selain memuat hak asasi manusia dalam pasal-pasal UUD NRI 1945 juga
memuat kewajiban asasi. Salah satunya terdapat dalam Pasal 27 ayat 1 UUD
NRI 1945. Pasal tersebut mengatur tentang ….
A. kewajiban warga negara untuk membela negara
B. hak atas kesamaan mendapatkan pengajaran
C. hak warga negara untuk memeluk agama
D. hak atas kesamaan dalam hukum

8. Pasal-pasal UUD NRI 1945, memuat tentang hak asasi manusia yakni pasal
28 B ayat 2 UUD NRI 1945 yang mengatur tentang ….
A. setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
B. setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
C. setiap warga berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah
D. setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara

76
PPKn SMP KK C

9. Dalam UUD NRI 1945 yang menjamin tentang hak secara khusus adalah pasal
….
A. 28 A-H C. 28 A-I
B. 28 A-J D. 28A-E

10. Pasal 34 UUD NRI 1945 mengatur tentang …


A. kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan bagi setiap
warga negara
B. hak atas jaminan sosial terutama bagi anak-anak terlantar
C. hak ikut serta dalam pembelaan negara
D. hak mengembangkan kebudayaan nasionaldan daerah

F. Rangkuman

Secara umum, perkembangan konsep HAM di dunia dimulai sejak dikeluarkannya


Magna Charta di Inggris pada tahun 1215 yang memuat pembatasan kekuasaan
raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Dilanjutkan
dengan adanya Petition of Rights pada tahun 1682, Bill Of Rights pada 1689,
Declarations of Independence di Amerika Serikat pada tahun 1776,
Declarationsdes droit de l’hommes du citoyen di Perancis ada tahun 1789, Four
Freedom of Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat pada tahun 1941, dan
Universal Declaration of Human Rights (UDHR/Piagam PBB) ada tanggal 10
Desember 1948.

Adapun tonggak sejarah pengaturan HAM yang bersifat Internasional baru


dihasilkan tepatnya setelah Majelis Umum PBB mengesahkan Deklarasi Universal
HAM (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948.
Deklarasi ini merupakan dokumen internasional pertama yang didalamnya
berisikan “katalog” HAM yang dibuat berdasarkan suatu kesepakatan
internasional.

Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia sesuai dengan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah muncul dalam Sidang BPUPKI dan kemudian
dituangkan dalam pasal UUD NRI Tahun 1945. Perkembangan berikut tampak
tegas diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

77
Kegiatan Pembelajaran 3

Jaminan Perlindungan Kewajiban Asasi Manusia termaktub dalam UUD Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 dan juga diatur dalam Pasal 69 ayat (2) UU No.
39 Tahun 1999 yang menyatakan “Setiap hak asasi manusia seseorang
menimbulkan kewajiban asasi dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi
orang lain secara timbal balik serta menjadi tugas pemerintah untuk menghormati,
melindungi, menegakkan dan memajukkannya”.

78
PPKn SMP KK C

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia?
3. Apa manfaat mempelajari materi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya


dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap
materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran
berikutnya.

79
Kegiatan Pembelajaran 3

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 3.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 4, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 3, terutama yang belum dikuasai.

80
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 4
Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. menjelaskan pengertian norma sesuai dengan konsep;
2. menjelaskan macam-macam norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan konsep;
3. menjelaskan kebiasaan yang ada dalam masyarakat Indonesia sesuai dengan
fakta;
4. menjelaskan arti penting sikap saling menghargai keberagaman kebiasaan
antardaerah yang ada di Indonesia sesuai dengan fakta.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan pengertian norma.


2. Menjelaskan macam-macam norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
3. Menjelaskan kebiasaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
4. Menjelaskan arti penting sikap saling menghargai keberagaman kebiasaan
antardaerah yang ada di Indonesia.

C. Uraian Materi

1. Pengertian norma
Norma adalah petunjuk hidup bagi tingkah laku manusia dan apabila dilanggar
akan mendapat sanksi (ancaman hukuman). Norma juga dapat diartikan sebagai
kaidah atau aturan-aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan sesuatu
yang penting, berguna, dan benar. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi,
yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan

81
Kegiatan Pembelajaran 4

merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Norma juga dipakai sebagai patokan perilaku, dan tata aturan yang berisi ukuran
tingkah laku manusia yang baik dan benar. Norma bertujuan untuk menetapkan
bagaimana tindakan dan tingkah laku manusia seharusnya. Norma yang berlaku
di dalam masyarakar bertujuan untuk:

a. menjamin keharmonisan hidup manusia secara pribadi dan dalam dirimanusia


tenteram karena merasa tidak ada pelanggaran dan pertentangan batin (konflik
kejiwaan).
b. menjamin keselarasan dan keseimbangan hak dan kewajiban; juga
keseimbangan pribadi; antar pribadi dengan masyarakat dan negara.
c. untuk mengatur kedudukan antar manusia secara mendasar. Artinya mereka
yang melanggar norma ialah pribadi yang “rendah” martabatnya, sedangkan
yang menjunjung norma ialah pribadi yang “tinggi” martabatnya.

Dalam praktiknya norma sosial berbentuk kode-kode. Kode atau sistem norma-
norma sosial merupakan peraturan-peraturan yang mengandung sanksi atau
hukuman. Dengan demikian, kode lebih bersifat memaksa. Namun, pada
umumnya kode sosial timbul tanpa adanya paksaan. Anggota masyarakat dapat
menerima secara sukarela, sehingga penyimpangan dan pelanggaran jarang
sekali terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi norma
masyarakat adalah
a. sebagai petunjuk arah dalam bersikap dan bertindak;
b. pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan;
c. alat pemersatu masyarakat;
d. benteng perlindungan keberadaan masyarakat;
e. pendorong sikap dan tindakan manusia;
f. pengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan dan/atau kepentingan
semuanya harus secara proporsional sesuai kebutuhan untuk hidup; dan
g. mengupayakan terpenuhinya keanekaragaman kepentingan yang ada agar
berlangsung secara, tertib, aman, tenteram, damai, dan terkendali.

Setiap norma mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan. Perintah

82
PPKn SMP KK C

merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-
akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Setiap nilai dan norma selalu mengandung dua nilai gunanya, yaitu bila
dilaksanakan bernilai baik dan menyenangkan subyek pelaku; sebaliknya bila
dilanggar berakibat penyesalan, rasa berdosa, kecewa dan nestapa subyek
pelaku. Keadaan demikian sebenarnya konsekuensi atau resiko setiap tindakan,
karena tindakan itu bersumber atas suatu nilai dan berdasarkan suatu motivasi
(niat dan dorongan), maka terlaksananya suatu tindakan adalah pelaksanaan
suatu nilai (pilihan) dan suatu norma (kaidah). Sedangkan hasil pelaksanaan itu
merupakan konsekuensi atau resiko suatu tindakan dapat berwujud kepuasan
ataupun kekecewaan.

Oleh sebab itu setiap norma memiliki sanksi. Sanksi merupakan pengukuhan,
persetujuan, penguatan suatu tindakan yang tanpa itu tidak akan sah menurut
hukum. Sanksi merupakan alat pemaksa, selain oleh hukuman, juga untuk
menaati ketetapan yang telah ditentukan. Sanksi juga dapat diartikan sebagai
reaksi sosial terhadap macam tingkah laku yang dibolehkan atau tidak dibolehkan
(dilarang). Sanksi sebagai kata benda meliputi pengertian hak atau izin yang
diberikan oleh penguasan untuk melakukan sesuatu; persetujuan dorongan
(tingkah laku) oleh kebiasaan atau tradisi yang sudah umun; hukuman yang
ditujukan untuk memenuhi atau memelihara kehormatan hukum atau penguasa;
alasan untuk mematuhi peraturan (Dardji Darmodihardjo:1986).

Setiap norma mempunyai sikap moral yang berkaitan dengan kata hati rasa
percaya diri, rasa cinta, pengendalian diri dan rasa hormat.Setiap orang harus
selalu bersikap positif dalam melaksanakan norma. Sikap positif dimaknai sebagai
individu, anggota masyarakat dan warga negara mengerti dan mau mentaati
norma karena keyakinan dalam hatinya bahwa dengan mentaati norma akan
menciptakan kebaikan bagi dirinya dan semua orang. Sikap positif seseorang yang
senantiasa berusaha untuk melaksanakan norma yang berlaku, bukan semata-
mata karena adanya sanksi.

Ketaatannya pada norma bukan karena takut mendapat sanksi, namun karena
dorongan untuk menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat dan negara.

83
Kegiatan Pembelajaran 4

Sebagai hasil pertimbangan yang baik. rasa percaya diri ini diwujudkan juga dalam
perilaku yang mantap dalam melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Rasa cinta terhadap norma merupakan sikap yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi terlaksananya norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selalu tanggap dan
waspada terhadap setiap kemungkinan pelanggaran terhadap norma dan selalu
melaksanakan norma-norma yang berlaku demi kebaikan diri sendiri dan orang
lainjuga merupakan rasa cinta terhadap norma.

Agar ketertiban masyarakat tetap terjamin, di dalam masyarakat itu perlu ada
peraturan peraturan sebagai petunjuk. Misalnya hukum dibuat untuk memberi
jaminan bagi setiap orang agar kepentingannya tidak terganggu. Demikian juga
hukum bagi kepentingan masyarakat, bahwa setiap orang harus menyadari
pentingnya mematuhi hukum. Setiap orang harus berupaya untuk mengendalikan
diri agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.

2. Macam-macam Norma dalam Masyarakat


a. Norma Agama
Norma agama merupakan peraturan hidup yang harus diterima manusia
sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang berasal
dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma agama bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa. Sumber norma agama adalah kitab suci dari masing-masing agama
tersebut. Sumber norma agama Islam adalah Al Qur'an, agama Kristen dan
Katolik adalah Injil (Alkitab), agama Hindu adalah Tripitaka, agama Budha
adalah Weda, dan agama Khonghucu adalah Wu Jing dan Shi Shu.

Pelanggaran terhadap norma agama akan mendapat hukuman dan sanksi dari
Tuhan Yang Maha Esa. Sanksi norma agama tidak bersifat langsung,
melainkan akan diberikan kelak di akhirat. Norma agama menjadi pedoman
perilaku para penganutnya. Norma agama mengajarkan bagaimana
seharusnya sesama manusia saling berhubungan, saling berbicara, bersikap
dan bertindak di tengah-tengah kehidupan bersama, bagainana seharusnya

84
PPKn SMP KK C

orang muda bersikap terhadap orang yang lebih tua. Setiap manusia sama-
sama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia memiliki derajat yang
sama. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk memperoleh keadilan,
karena sesama manusia adalah saudara. Antarsesama manusia ada kewajiba
untuk saling membantu dan saling menolong. Contoh norma agama ini antara
lain (1) “Kamu dilarang membunuh”; (2) “Kamu dilarang mencuri”; (3) “Kamu
harus patuh kepada orang tua”; (4) “Kamu harus beribadah”; dan (5) “Kamu
jangan menipu”.

b. Norma Kesusilaan

Norma Kesusilaan ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia. Norma kesusilaan bersifat umum, universal, dan dapat diterima oleh
seluruh umat manusia. Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani. Sanksi
norma kesusilaan adalah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan.
Contoh norma ini diantaranya adalah (1) “Kamu harus berlaku jujur”; (2) “Kamu
harus berbuat baik terhadap sesama manusia”(saling menghormati) dan (3)
“Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.

c. Norma Kesopanan

Norma kesopanan peraturan hidup yang timbul dan diadakan oleh masyarakat
itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota
masyarakat saling hormat menghormati. Peraturan-peraturan itu ditaati
sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia
yang ada di sekitarnya. Peraturan itu mengatur mana yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan.

Norma kesopanan sebenarnya tidak memiliki lingkungan pengaruh yang luas.


Norma kesopanan itu bersifat khusus hanya berlaku bagi golongan
masyarakat tertentu. Apa yang dianggap sopan oleh suatu masyarakat, belum
tentu bagi masyarakat lain tetap dianggap sopan. Perilaku sopan santun dalam
pergaulan hidup manusia dapat dilihat bagaimana cara bersikap pada saat-
saat tertentu, bagaimana seharusnya anak muda berhadapan dengan orang
tua, bagaimana berhadapan dengan guru, bagaimana tata cara menerima
tamu, dan bagaimana tata cara berteman (saling menghormati ). Akibat
pelanggaran terhadap norma kesopanan ini dicela sesamanya.

85
Kegiatan Pembelajaran 4

Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan


yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan
santun, tata krama atau adat istiadat yang merupakan tata kelakuan yang kekal
serta kuat integrasinya dengan pola-pola perikelakuan masyarakat dan
kekuatan mengikatnya dapat meningkat, misalnya gotong royong. Sumber
norma kesopanan adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri
dapat berupa hal-hal yang bersifat dari kepantasan, kepatutan, kebiasaan.
Sanksi norma kesopanan adalah mendapat cemooh atau celaan dari anggota
masyarakat . Contoh dari norma ini adalah (1) “Berilah tempat terlebih dahulu
kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita yang tua,
hamil atau membawa bayi”; (2) “Jangan makan sambil berbicara”; (3)
“Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan (4) “Orang muda
harus menghormati orang yang lebih tua”.

d. Norma Hukum

Norma hukum ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga
kekuasaan negara. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh
negara atau perlengkapannya. Isinya mengikat setiap orang dan berlakunya
dapat dipaksankan oleh alat-alat kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan
hakim (taat hukum). Adapun ciri-ciri norma hukum adalah: (1) aturan yang
dibuat oleh badan resmi negara; (2) aturan bersifat memaksa; (3) adanya
sanksi yang tegas; (4) adanya perintah dan larangan dari negara; dan (5)
perintah atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang. Jika aturan tersebut
tidak ditaati, akan mendapatkan sanksi hukuman.( taat hukum )

Norma hukum bertujuan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam


kehidupan bermasyarakat dan bernegara agat tercipta ketertiban, keadilan,
kedamaian dan kesejahteraan. Oleh sebab itu setiap peraturan hukum harus
dipatuhi agar: (1) dapat menciptakan ketertiban dan ketenteraman dalam
masyarakat; (2) mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan
yang ada dalam masyarakat; dan (3) menjaga dan melindungi hak-hak
warganegara. Sementara fungsinya adalah menjamin kepastian hukum,
menjamin keadilan sosial dan sebagai pengayoman kepentingan masyarakat.

86
PPKn SMP KK C

Agar hukum berfungsi sebagaimana diharapkan perlu adanya kesadaran


hokum( disiplin ) dengan berperilaku: (1) mendahulukan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadi atau golongan; (2) mampu menempatkan
diri,manakepentingan umum dan mana kepentingan pribadi; (3)
mengembangkan sikap tolong menolong dan gotong royong serta menjauhi
sifat individualistis demi terciptanya kerukunan bersama; (4) bersedia
mematuhi peraturan yang berlaku dimanapun dia berada; dan (5) mampu
mengendalikan diri.

Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa. Norma


hukum bersumber dari peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan
oleh lembaga resmi negara. Sumbernya dapat berupa peraturan perundang-
undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Sanksi norma
hukum adalah ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap
pelanggaran peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat
dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara. Contoh norma
ini di antaranya ialah: (1) “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan
jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman
setingitingginya 15 tahun”. (2) “Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang
telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian”, misalnya jual beli, dan (3)
“Dilarang mengganggu ketertiban umum”.

Apabila ditinjau dari konsepnya, norma agama, norma kesopanan, norma


kesusilaan dan norma hukum terdapat perbedaan. Norma agama merupakan
peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, larangan-
larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.Norma
agama menjadi pedoman perilaku para penganutnya. Norma agama mengajarkan
bagaimana seharusnya sesama manusia saling berhubungan, saling berbicara,
bersikap dan bertindak di tengah-tengah kehidupan bersama.Norma Kesusilaan
ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Norma
kesusilaan bersifat umum, universal, dan dapat diterima oleh seluruh umat
manusia.Norma kesopanan peraturan hidup yang timbul dan diadakan oleh
masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing
anggota masyarakat saling hormat menghormati. Peraturan-peraturan itu ditaati
sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang

87
Kegiatan Pembelajaran 4

ada di sekitarnya. Peraturan itu mengatur mana yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan. Hakekat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma hukum ialah peraturan-
peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Norma hukum
merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh negara atau perlengkapannya. Isinya
mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksankan oleh alat-alat
kekuasaan negara seperti polisi, jaksa, dan hakim.

Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum apabila
ditinjau dari sumbernya terdapat perbedaan.Norma agama bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa. Sumber norma agama adalah kitab suci masing-masing agama.
Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia.Sumber norma kesopanan
adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri dapat berupa hal-hal
yang bersifat dari kepantasan, kepatutan, kebiasaan. Walaupun norma kesusilaan
dan kesopanan mempunyai sumber yang sama yaitu dari akal budi nurani dan
masyarakat namun dari segi tinjauan berbeda. Norma kesusilaan sebenarnya
ditinjau dari sisi dalam kepribadian manusia, sedangkan norma kesopanan ditinjau
dari sisi luar kepribadian manusia yaitu sopan santun dan tata krama atau etika
pergaulan. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber atau dibuat
oleh lembaga negara yang berwenang.

Ditinjau dari tujuannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan
norma hukum mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan norma agama adalah
menjadikan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dalam arti mampu melaksanakan semua perintahNya dan
meninggalkan segala laranganNya. Tujuan norma kesusilaan adalah agar setiap
manusia mempunyai rasa kesusilaan yang tinggi dalam hidup dan kehidupannya
di masyarakat. Tujuan norma kesopanan adalah agar tercipta ketertiban dalam
hidup bermasyarakat dengan cara setiap anggota masyarakat menaati segala apa
yang diharuskan oleh adatnya. Tujuan norma hukum adalah untuk mewujudkan
ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat melalui upaya penciptaan kapastian
hukum.

Ditinjau dari kegunaannya, norma agama, norma kesopanan, norma agama dan
norma hukum mempunyai kegunaan yang berbeda. Kegunaan norma agama

88
PPKn SMP KK C

adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam hidup dan
kehidupannya di dunia dan di akherat. Kegunaan norma kesusilaan adalah untuk
mengendalikan tutur kata, sikap dan perilaku setian individu melalui teguran hati
nuraninya sendiri. Kegunaan norma kesopanan adalah untuk mengatur kehidupan
atau hubungan antar manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga
tidak terjadi perselisihan di antara sesama anggota masyarakat yang
bersangkutan. Kegunaan norma hukum adalah untuk melindungi kepentingan
orang lain misalnya yang berkaitan dengan jiwa, badan, kehormatan dan
kekayaan/benda.

Norma agama, norma kesopanan, norma agama dan norma hukum mempunyai
sanksi yang berbeda-beda. Sanksi norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa bagi yang melakukan pelanggaran akan berdosa dan mendapatkan hukuman
dari Tuhan Yang Maha Esa.Sanksi norma kesusilaan adalah pelanggaran
perasaan yang berakibat penyesalan.Sanksi norma kesopanan adalah mendapat
cemooh atau celaan dari anggota masyarakat .Sanksi norma hukum adalah
ancaman hukuman.Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang
memaksa.Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan-peraturan hukum
bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu
kekuasaan negara.

Ditinjau dari lingkungan pengaruhnya maka norma agama sangat luas yaitu
seluruh umat agama masing-masing. Norma kesusilaan sifatnya universal dan
norma hukum mencakup selutuh warga negara, hanya norma kesopanan
sebenarnya tidak memiliki lingkungan pengaruh yang luas. Norma kesopanan itu
bersifat khusus hanya berlaku bagi golongan masyarakat tertentu. Apa yang
dianggap sopan oleh suatu masyarakat, belum tentu bagi masyarakat lain tetap
dianggap sopan.

3. Kebiasaan yang Ada dalam Masyarakat Indonesia

Keberagaman norma dan kebiasaan (adat istiadat) di nusantara merupakan


anugerah yang tidak terhingga sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita akan
menemukan berbagai perbedaan norma dan kebiasaan (adat isyyiadat) antar
daerah. Norma dan kebiasaan dalam suatu masyarakat tumbuh didasarkan oleh
jiwa masyarakat itu sendiri. Tiap daerah memiliki norma dan adat istiadat masing-

89
Kegiatan Pembelajaran 4

masing yang menjadi ciri khas masyarakat tersebut. Pada umumnya, adat istiadat
daerah merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-temurun
kepada generasi berikutnya.

Sebagai contoh adalah adat istiadat di Tana Toraja yang tidak menguburkan
mayat, melainkan diletakan di “Tongkonan“ untuk beberapa waktu. Jangka waktu
peletakan ini bisa lebih dari 10 tahun sampai keluarganya memiliki cukup uang
untuk melaksanakan upacara yang pantas bagi si mayat. Setelah upacara,
mayatnya dibawa ke peristirahatan terakhir di dalam goa atau dinding gunung.
Biasanya, musim festival pemakaman dimulai ketika padi terakhir telah dipanen,
sekitar akhir Juni atau Juli, paling lambat September. Peti mati yang digunakan
dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja
antara lain, menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah
rumah (Pa’tane). Rante adalah tempat upacara pemakaman secara adat yang
dilengkapi dengan 100 buah “batu” yang dalam Bahasa Toraja disebut Simbuang
Batu. Sebanyak 102 bilah batu yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah
ukuran besar, 24 buah sedang, dan 54 buah kecil. Ukuran batu ini mempunyai nilai
adat yang sama, perbedaan tersebut hanyalah faktor perbedaan situasi dan
kondisi pada saat pembuatan/pengambilan batu. Simbuang Batu hanya diadakan
bila pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya diadakan dalam
tingkat “Rapasan Sapurandanan” (kerbau yang dipotong sekurang- kurangnya 24
ekor).

Contoh lainnya adalah upacara Ngaben di Bali. Ngaben adalah upacara


pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, yang
merupakan agama mayoritas di Pulau Bali. Upacara Ngaben termasuk dalam
“Pitra Yadnya”, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur. Makna upacara
Ngaben pada intinya adalah, untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah
meninggal) ke tempat asalnya. Dalam keyakinan mereka bahhwa manusia itu
memiliki Bayu, Sabda, dan Idep. Setelah meninggal Bayu, Sabda, dan Idep itu
dikembalikan ke Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang
yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya.
Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di

90
PPKn SMP KK C

Bali ada suatu keyakinan bahwa, kita tidak boleh menangisi orang yang telah
meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju
tempatnya. Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang
biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben
dilaksanakan, keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan
Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna warni dan bahan
lainnya. “Bade dan Lembu” ini adalah, tempat meletakkan mayat. Kemudian
“Bade” diusung beramai-ramai ke tempat upacara Ngaben, diiringi dengan
“gamelan”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat. Di depan “Bade” terdapat
kain putih panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju
tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan, dan “Bade” akan diputar
sebanyak 3 kali. Upacara Ngaben diawali dengan upacara-upacara dan doa
mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu yang
kemudian dibuang ke laut atau sungai yang dianggap suci.

Satu contoh lagi adalah adat istiadat Suku Dayak di Kalimantan yang mempunyai
tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang
bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan
tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting
pemberat untuk memperbesar kuping/daun telinga. Menurut kepercayaan
mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga semakin cantik, dan
semakin tinggi status sosialnya di masyarakat. Kegiatan-kegiatan adat budaya ini
selalu dikaitkan dengan kejadian penting dalam kehidupan seseorang atau
masyarakat. Berbagai kegiatan adat budaya ini juga mengambil bentuk kegiatan-
kegiatan seni yang berkaitan dengan proses inisiasi perorangan seperti kelahiran,
perkawinan dan kematian ataupun acara-acara ritus serupa. Dalam acara ini
selalu ada unsur musik, tari, sastra, dan seni rupa. Kegiatan-kegiatan adat budaya
ini disebut Pesta Budaya. Manifestasi dari aktivitas kehidupan budaya masyarakat
merupakan miniatur yang mencerminkan kehidupan sosial yang luhur, gambaran
wajah apresiasi keseniannya, dan gambaran identitas budaya setempat. Kegiatan
adat budaya ini dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang dan
masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga seni menjadi perekam dan
penyambung sejarah.

Perbedaan kebiasaan diantara masyarakat sepatutnya disikapi secara bijak oleh

91
Kegiatan Pembelajaran 4

masyarakat itu sendiri agar tercipta kehidupan masyarakat yang damai dan
tentram. Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam
dimasyarakat dapat dilakukan dengan berbaai cara. Kebiasaan boleh berbeda,
namun kita tetap saling menghormati perbedaan tersebut. Pepatah; dimana bumi
dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya menggambarkan sikap perilaku kita
dalam pergaulan disekolah.

4. Arti Penting Sikap Saling Menghargai Keberagaman Kebiasaan


Antardaerah Yang Ada di Indonesia
Keberagaman kebiasaan memiliki arti yang sangat penting baik bagi diri sendiri
maupun masyarakat. Dalam konteks pribadi, manusia sebagai mahluk ciptaan
Tuhan terlahir sebagai mahluk individu. namun, seiring dengan pertumbuhannya,
kodrat manusia bergeser menjadi mahluk sosial. Hal ini disebabkan sejak lahir
sampai meninggal manusia senantiasa membutuhkan pertolongan dan bantuan
manusia lainnya.

Dalam pergaulan dengan manusia lainnya, tiap-tiap manusia mempunyai


keinginan atau kepentingan sendiri sendiri, ada manusia yang mempunyai
kepentingan yang sama dan ada pula yang mempunyai kepentingan berbeda
bahkan ada pula kepentingan yang bertentangan satu sama lainnya. Pertentangan
antara kepentingan manusia itu dapat menimbulkan kekacauan di dalam
masyarakat apabila dalam masyarakat tidak ada tata tertib atau norma yang
mengaturnya.

Rasa tenang dalam hati akan tercipta apabila kita sebagai pribadi mampu
melaksanakan norma dengan baik. Seperti apabila kita selalu jujur dalam
kehidupan sehari-hari, maka hati kita akan terasa tenang. Pada dasarnya hati
manusia akan selalu menyuruh untuk berbuat baik dan menyalahkan perbuatan
salah. Pemahaman ini oleh para ahli disebut juga dengan ruang ketuhanan
(godspot) atau DNA Spiritualitas. Godspot ada pada diri manusia, yaitu menjelma
menjadi suara hati yang akan menyuruh pada kebenaran dan merasa bersalah
apabila melanggar suatu aturan.

Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi diri
sendiri diantaranya adalah dapat memperluas wawasan tentang keanekaragaman
norma dan kebiasaan, dapat meningkatkan sikap toleransi, saling menghormati

92
PPKn SMP KK C

dan menghargai, dan dapat meningkatkan kebanggaan menjadi bangsa


Indonesia.

Dalam kehidupan bermasyarakat, norma memiliki arti yang sangat penting. Norma
mengatur kehidupan masyarakat agar menjadi tertib dan damai. Keinginan setiap
orang dalam masyarakat pasti berbeda. Adanya berbagai keinginan dan lebih
jauhnya kepentingan dalam masyarakat ini menyebabkan dalam masyarakat
mudah terjadinya pertentangan.

Agar pemenuhan kebutuhan setiap manusia itu berjalan secara teratur, tidak
terjadi benturan-benturan antara kepentingan manusia yang satu dengan
kepentingan sesama, diperlukan pengaturan petunjuk hidup, aturan atau patokan
yang biasa disebut norma. Sebagai kaidah atau aturan yang berisi perintah dan
larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama norma dapat
mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan
kedamaian. Dengan mentaati norma, maka tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara menjadi tertib, aman, rukun, dan damai. Suasana
masyarakat yang taat terhadap norma yang berlaku dapat membentuk suatu
kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar daerah di Indonesia bagi


masyarakat diantaranya adalah memperkaya khasanah kekayaan budaya
bangsa; memperkuat jati diri, ciri khas, identitas bangsa; memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa dalam rangka memperkuat ketahanan nasional; menghargai
norma dan kebiasaan antardaerah di Indonesia; dan menghargai keberagaman
norma dan kebiasaan dalam lingkungan sekolah.

Kebiasaan boleh berbeda, namun kita tetap saling menghormati perbedaan


tersebut. Pepatah; dimana bumi dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya
menggambarkan sikap perilaku kita dalam pergaulan di sekolah. Di rumah masing-
masing tentunya kalian memiliki kebiasaan dan perilaku yang berbeda. Diantara
kalian mungkin saja merupakan anak satu-satunya atau anak tunggal dalam
keluarga. Anak tunggal mungkin saja berbeda sikap dan kebiasaannya dalam
kehidupan keluarga dibandingkan dengan keluarga yang anaknya lebih dari satu.

93
Kegiatan Pembelajaran 4

Perbedaan sikap dan perilaku di rumah, di masyarakat, dan di sekolah harus


disesuaikan dengan tata aturan yang berlaku di lingkungan masing-masing.
Ketika berada di sekolah semuanya memiliki kedudukan dan diperlakukan
secara sama. Diantara siswa pun harus saling menghargai, bekerjasama dan
tolong menolong tanpa membedakan satu diantara yang lainnya.

Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam di


lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah
berpakaian yang bersih dan sopan sesuai aturan, menjaga kebersihan,
kerapihan dan keindahan sekolah, dan mengikuti kegiatan upacara bendera
dengan khidmat dan bersemangat.

Dalam lingkungan pergaulan, menghargai perbedaan norma dan kebiasaan


dapat dilakukan dengan hal-hal yang diantaranya adalah bersikap terbuka
terhadap perbedaan norma, sikap, perilaku, dan kebiasaan dan yang harus
disadari adalah bahwa semua orang itu berbeda, memahami lebih jauh hal-hal
yang ada dalam lingkungan pergaulan, mendukung sikap dan perilaku baik
dari teman yang berbeda budaya; sikap positif seperti tidak suka mengeluh
akan membuat orang lain nyaman bergaul dengan kita; percaya diri dengan
tidak menganggap rendah orang lain sangat diperlukan dalam pergaulan;
kebersamaan dalam pergaulan yaitu melibatkan dan tidak memilah-milah
teman karena adanya berbagai perbedaan; memahami tatacara pergaulan
terutama dalam masyarakat yang budayanya beragam; tidak memonopoli atau
menguasai teman; berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan
penghargaan dan lain sebagainya.

Keberagaman norma dan kebiasaan akan semakin mudah ditemukan dalam


lingkungan masyarakat terutama dalam masyarakat perkotaan. Masyarakat
perkotaan seringkali dibentuk oleh masyarakat pendatang. Masyarakat
pendatang, membawa norma dan kebiasaan dari daerah asal yang tentunya
berbeda. Dalam pergaulan masyarakat perkotaan berbagai perbedaan yang
dimiliki tiap orang dapat menyebabkan konflik. Konflik dapat terjadi apabila
hilangnya tenggangrasa dan saling menghargai antara satu orang dengan
orang lain atau antar masyarakat. Semua orang didalam masyarakat memiliki
kedudukan dan kewajiban yang sama. Tidak ada orang yang lebih tinggi

94
PPKn SMP KK C

dibandingkan dengan yang lainnya. Akibat tidak menghargai keberagaman


norma dan kebiasaan di berbagai lingkungan masyarakat diantaranya adalah
dikucilkan oleh masyarakat sekitar, dimusuhi masyarakat, tidak dihargai oleh
masyarakai, dan dicap sebagai orang yang tidak tahu tata krama.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 4 ini, peserta yang mengikuti


moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Norma dan Kebiasaan
Masyarakat Indonesia”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai berikut.
a. Peserta berdoa menurut keyakinannya agar aktivitas pembelajaran dapat
berjalan lancar. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam pelatihan ini.
b. Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran lebih terarah dan
terukur.
c. Peserta diminta melaksanakan curah pendapat untuk menjelaskan berbagai
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran PPKn, khususnya yang berkaitan
dengan persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara
d. Peserta menjawab curah pendapat secara kreatif, mandiri, jujur dan penuh
tanggung jawab
e. Peserta diklat secara individual membaca dengan cerdas dan kerja keras
memahami terhadap materi modul
f. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
g. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK 4.1 dan LK 4.2 serta mengerjakan aktivitas
pengembangan butir soal pada LK 4.3 dan LK 4.4 sebagaimana yang telah

95
Kegiatan Pembelajaran 4

dipersiapkan di dalam modul. Diskusi dilakukan dengan kerjasama dan setiap


anggota kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghargai pendapat
yang berbeda serta berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh
kelompok.
h. Peserta melakukan presentasi kelompok dan memberikan pertanyaan, saran
dan komentar terhadap hasil diskusi kelompok lain
i. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
diskusi dan kerja kelompok
j. Menyimpulkan hasil pembelajaran
k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Norma dan
Kebiasaan dalam Masyarakat Indonesia”, maka Saudara perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
1) Peserta berdoa menurut keyakinannya dan cara masing agar aktivitas
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh
ketua kelas dalam pelatihan ini.
2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran
lebih terarah dan terukur.
3) Peserta memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual.
4) Peserta diklat secara individual membaca cerdas dan kerja keras
memahami terhadap materi modul dan mendiskusikan tugas yang ada
di Latihan, mempresentasikan dan menyimpulkan bersama di akhir
kegiatan.
5) Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 4.1 dan .
Sesama peserta berdiskusi dan memaparkan hasil diskusi dengan
menghargai, adanya semangat kerjasama dalam menyelesaikan

96
PPKn SMP KK C

persoalan bersama, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah


mufakat, tolong menolong, dan solidaritas. Para peserta mampu
menghormati keragaman pendapat dalam berdiskusi dan tidak
memaksakan kehendak.
6) Setelah melakukan diskusi dan presentasi hasil, secara bersama-
sama, membuat kesimpulan, melakukan refleksi dan umpan balik
7) Peserta memahami perencanaan tindak lanjut dari kegiatan On berupa
tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam kegiatan On.

b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandiri sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 4.2 dan aktivitas pengembagan butir soal
yang ada pada LK 4.3 dan LK 4.4.

c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK 4.1 Mendeskripsikan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di


lingkungan sekolah, masyarakat dan negara serta norma antar daerah

Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 4 dengan cermat!
2. Secara berkelompok kerjakanlah soal-soal di bawah ini!
3. Kumpulkan hasil pekerjaan kelompok Saudara!

97
Kegiatan Pembelajaran 4

Daftar Pertanyaan
1. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan
sekolah!
2. Identifikasi perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan
masyarakat!
3. Jelaskan perilaku tenggang rasa dan sopan santun dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar!
4. Silahkan saudara cari informasi dari berbagai sumber, kemudian Saudara
tulis mengenai perbedaan norma sopan santun dan kesusilaan dari
beberapa daerah yang ada di Indonesia!

LK 4.2 Analisis persamaan dan perbedaan norma dalam kehidupan


bermasyarakat dan bernegara

Prosedur Kerja:

1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 4 dengan cermat!


2. Secara berkelompok, lakukan pengamatan di lingkungan sekolah dan
masyarakat terkait dengan perilaku yang sesuai dengan norma di lingkungan
sekolah dan masyarakat!
3. Tulis hasil pengamatan kelompok Saudara ke dalam tabel berikut ini!

Tabel 9. Perilaku penerapan norma


Perilaku di
Perilaku di
No Norma Uraian lingkungan
lingkungan sekolah
masyarakat
1 Norma Agama Sumber norma agama ………………………… ………………………
………………………… ………………………
berasal dari…….
………………………… ………………………
Sanksi apabila melanggar ………………………… ………………………
norma agama adalah …
2 Norma Hukum ……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
3 Norma Kesusilaan ……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
4 Norma Kesopanan ……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………
……………………………… ………………………… ………………………

98
PPKn SMP KK C

LK. 4.3 Membuat kisi-kisi soal tentang persamaan dan perbedaan norma
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta norma antar daerah

Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN,
terkait dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills).

KISI-KISI PENULISAN SOAL


a. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Bahan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas
PG Level
1 VII Norma Pengetahuan dan
Pemahaman
Norma
2 VII PG Level Aplikasi
Norma PG Level
3 VII
Penalaran
Uraian Level
4 VII Norma Pengetahuan dan
Pemahaman
Norma Uraian Level
5 VII
Aplikasi
Norma Uraian Level
6 VII
Penalaran

LK. 4.4 Mengembangkan butir soal tentang persamaan dan perbedaan


norma dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta norma antar
daerah

Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan saran
dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII

99
Kegiatan Pembelajaran 4

Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : NORMA
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

E. Latihan/Kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Aturan yang sudah menjadi tata kelakuan dalam masyarakat yang sifat kekal
serta memiliki keterpaduan (integritas) yang tinggi dengan pola perilaku
masyarakat. Hal tersebut pengertian dari ….
A. kebiasaan
B. norma kesopanan
C. aturan
D. norma

2. Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini:


1) Menjamin keharmonisan hidup manusia secara pribadi dan dalam
dirimanusia tenteram karena merasa tidak ada pelanggaran dan
pertentangan batin (konflik kejiwaan).
2) Menjamin keselarasan dan keseimbangan hak dan kewajiban; juga
keseimbangan pribadi; antar pribadi dengan masyarakat dan negara.
3) Menjamin kehormatan manusia dihadapan manusia lain.
4) Untuk mengatur kedudukan antar manusia secara mendasar.
Berdasarkan pernyataan diatas yang berkaitan dengan tujuan norma
ditunjukkan pada nomor ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1,2, dan 4
C. 2 , 3 dan 4
D. 1, 3 dan 4

100
PPKn SMP KK C

3. Sanksi berupa cemooh atau celaan dari anggota masyarakat akan diperoleh
bagi pelanggar norma… .
A. agama
B. hukum
C. kesusilaan
D. kesopanan

4. Peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari menusia dan
bersifat umum disebut norma ….
A. kesopanan C. agama
B. adat istiadat D. kesusilaan

5. Di dalam syariat agama Islam, seorang muslim berkewajiban untuk


menjalankan sholat lima waktu. Hal tersebut merupakan contoh dari norma ….
A. agama C. hukum
B. kesopanan D. kesusilaan

6. Norma sopan santun antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain terdapat perbedaan dikarenakan dasar dari norma kesopanan adalah….
A. kepantasan dan kebaikan C. kepantasan dan kebiasaan
B. kepantasan dan kepatutan D. kebiasaan dan kebaikan

7. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia terbentuk dari proses yang tumbuh dari ….
A. ajaran para leluhur bangsa dan dipengaruhi ajaran agama
B. unsur sosial budaya masyarakat indonesia sendiri
C. kepribadian bangsa indonesia yang dipengaruhi ajaran agama
A. perbaduan budaya sendiri dengan budaya asing

8. Perhatikan pernyataan di bawah ini:


1) Memperkaya khasanah kekayaan budaya bangsa

101
Kegiatan Pembelajaran 4

2) Memperkuat jati diri, ciri khas, identitas golongannya


3) Memperkokoh kekuatan daerahnya saja
4) Menghargai norma dan kebiasaan antardaerah di indonesia
5) Menghargai keberagaman norma dan kebiasaan dalam lingkungan
sekolah
Yang bukan termasuk manfaat keberagaman norma dan kebiasaan antar
daerah di Indonesia bagi masyarakat ditunjukkan pada nomor ….
A. 1,2,dan 3 C. 1, 3 dan 5
B. 1,2 dan 4 D. 1, 4 dan 5

9. Akibat tidak menghargai keberagaman norma dan kebiasaan di berbagai


lingkungan masyarakat adalah ….
A. dikucilkan dan dibina C. diusir dan dipuji
B. dikucilkan dan dihargai D. dikucilkan dan dimusuhi

10. Dalam lingkungan pergaulan, menghargai perbedaan norma dan kebiasaan


dapat dilakukan dengan ….
A. memahami lebih jauh kehidupan pribadi teman dalam pergaulan.
B. mendukung sikap dan perilaku baik dari teman dekat saja
C. percaya diri dengan menganggap rendah orang lain
D. berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan

F. Rangkuman

Norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah


norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma hukum, dan
tiap-tiap norma mempunyai sumber dan sanksinya masing-masing. Norma-
norma itu mempunyai dua macam isi, yaitu perintah dan larangan. Perintah
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya
dipandang tidak baik.

Norma berfungsi mengendalikan tindakan dalam mewujudkan keinginan

102
PPKn SMP KK C

dan/atau kepentingan semua anggota masyarakat harus secara proporsional


sesuai kebutuhan untuk hidup, agar berlangsung secara tertib, aman,
tenteram, damai, dan terkendali.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk
agama, budaya, gender, dan kebiasaan, adat/tradisi tentu mempunyai norma
susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat yang beragam.
Keberagaman norma susila, sopan santun, dan kebiasaan atau adat istiadat
antardaerah di Indonesia di satu sisi merupakan suatu bentuk kekayaan
budaya tersendiri, namun di sisi lain bisa menimbulkan konflik dan pertikaian.
Sikap dan perilaku saling menghargai perbedaan norma susila, sopan santun,
dan kebiasaan atau adat istiadat antardaerah yang ada dalam masyarakat
Indonesia perlu dipelihara dan dilestarikan guna memperkokoh persatuan dan
kesatuan masyarakat dan bangsa Indonesia.

103
Kegiatan Pembelajaran 4

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari persamaan dan perbedaan usulan dasar negara.
Setelah kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Norma dan Kebiasaan
dalam Masyarakat Indonesia?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat Indonesia?
3. Apa manfaat mempelajari materi Norma dan Kebiasaan dalam Masyarakat
Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya
dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap
materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran
berikutnya.

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 4.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇
Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 5, jika masih di bawah 80% Saudara
harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 4, terutama yang belum
dikuasai.

104
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 5
Lembaga-Lembaga Peradilan

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan
pembelajaran peserta mampu:
1. menguraikan keberadaan pengadilan negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. menguraikan keberadaan pengadilan agama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. menguraikan pengadilan militer sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
4. menguraikan pengadilan tata usaha negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan keberadaan Pengadilan Negeri.


2. Menguraikan keberadaan Pengadilan Agama.
3. Menguraikan Pengadilan Militer.
4. Menguraikan Pengadilan Tata Usaha Negara.

C. Uraian Materi

Dasar hukum pelaksanaan peradilan di Indonesia adalah Pasal 24 UUD NRI 1945
yang secara tegas disebutkan bahwa : kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung beserta lingkungan peradilan di
bawahnya. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman diatur dengan
undang-undang. Selanjutnya sebagai peraturan pelaksanaan dari pasal 24 UUD
NRI 1945 tersebut maka diundangkan Undang-undang no.4 tahun 2004 tentang
pokok-pokok kekuasaan kehakiman, dimana dalam pasal 10 ayat 1 dinyatakan

151
Kegiatan Pembelajaran 5

kekuasaan kehakiman dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan :


a. Peradilan Umum
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Militer
d. Peradilan Tata Usaha Negara

1. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah hukumnya
meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Susunan Pengadilan Negeri terdiri
dari pimpinan (ketua dan wakil ketua), hakim anggota, panitera, sekretaris dan juru
sita. Susunan organisasi di Pengadilan Negeri secara jelas dapat dilihat pada
gambar 7

Gambar 6. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri

2. Pengadilan Agama
Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah memeriksa,
mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam

152
PPKn SMP KK C

mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat
tertentu. Susunan Organisasi Pengadilan Agama terdiri dari :
a. Pimpinan,
b. Hakim Anggota,
c. Panitera,
d. Sekretaris, dan
e. Juru Sita.

Tempat kedudukan Pengadilan Agama berada di pusat kota atau pusat kabupaten
yang daerah hukumnya meliputi kota atau kabupaten. Penjelasan Pasal 4 ayat (1)
menyatakan pada dasarnya tempat kedudukan Pengadilan Agama ada di
kotamadya atau ibu kota kabupaten, yang daerah hukumnya meliputi wilayah
kotamadya atau kabupaten, tapi tidak tertutup kemungkinan adanya pengecualian.
Tiap pengadilan agama mempunyai wilayah tertentu atau”yuridiksi relatif” tertentu.
Yuridiksi relatif ini penting berkaitan dengan pengadilan tempat dimana seseorang
dapat mengajukan perkaranya dan berkaitan dengan hak eksepsi tergugat.
Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili, dan
memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan, warisan,
wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.

Perihal perkawinan berkaitan dengan beberapa hal, yaitu: ijin beristri lebih dari satu
orang, ijin perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun dalam hal orang
tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan pendapat, dispensasi
kawin, pencegahan perkawinan, penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat
Nikah, pembatalan perkawinan, gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau istri,
perceraian karena talak, gugatan perceraian, penyelesaian harta bersama,
mengenai penguasaan anak-anak, beserta hal yang berkaitan dengan waris.

Waris adalah penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta
peninggalan, penentuan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan
pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuian siapa yang menjadi
ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris. Wasiat adalah perbuatan
seseorang memberikan suatu benda atau manfaat kepada oranglainatau
lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi tersebut meninggl
dunia.

153
Kegiatan Pembelajaran 5

Hibah adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari
seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.
Wakaf adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk
memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan
kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum menurut
syari’ah

Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan
ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Infak
adalah perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna
menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan rezeki
(karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas,
dan karena Allah SWT. Shadaqah adalah perbuatan seseorang memberikan
sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan
sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.

Kewenangan lainnya dari pengadilan agama adalah: (a) memberikan keterangan,


pertimbangan dan nasihat tentang hukum Islam kepada Instansi pemerintah di
daerah hukumnya apabila diminta memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam
penentuan awal bulan tahun hijriahatas permintaan departemen agama, (b)
memberikan keterangan atau nasehat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat
dan penentuan waktu shalat, (c) kewenangan lain yang diperoleh atau
berdasarkan undang-undang tertentu.

3. Pengadilan Militer
Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk mengadili
perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang disamakan dengan
prajurit, mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata, serta
menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan sekaligus
memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.

Sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata adalah sengketa yang timbul dalam
bidang Tata Usaha Angkatan Bersenjata antara orang atau badan hukum perdata

154
PPKn SMP KK C

dengan badan atau Pejabat Tata Usaha Angkatan Bersenjata sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
Asas-asas yang digunakan dalam peradilan militer adalah:
a. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan
b. Praduga tak bersalah
c. Asas oportunitas
d. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum
e. Semua orang diperlakukan sama didepan hukum
f. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap
g. Tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
h. Asas inkusator dan kusator
Dalam asas inkusator, tersangka dipandang sebagai objek pemeriksaan, posisi
tersangka tidak sejajar melainkan berada dibawah pemeriksaan sehingga
dalam pemeriksaan pendahuluan yang dianut dalam asas ini lebih
mengutamakan pengakuan dari tersangka. Namun dalam Pasal 184 KUHAP
dan Pasal 172 hukum acara peradilan militer mengganti pengakuan tersangka
dengan keterangan tersangka, sehingga asas inkusator ditinggalkan dan
diganti asas akusator yang menempatkan tersangka sejajar dengan
pemeriksaan.
i. Pemeriksaan hakim yang langsung dan lisan
Asas-asas tersebut hampir sama dengan asas-asas hukum acara pidana pada
umumnya. Terdapat beberapa asas-asashukum acara peradilan militer yang
berbeda dengan asas hukum acara pada umumnya, diantaranya ada 3 (tiga)
berikut ini.
1) Asas Kesatuan Komando.
2) Asas Komandan Bertanggung Jawab Terhadap Anak Buahnya. Kehidupan
dan ciri-ciri organisasi mliter komandan berfungsi sebagai pimpinan,
guru, bapak, dan pelatih, sehingga komandan bertanggung jawab
penuh terhadap anak buahnya.
3) Asas Kepentingan Militer.
Hukum peradilan militer menganut adanya keseimbangan antara
kepentingan militer dengan kepentingan hukum.

Struktur organisasi pengadilan militer secara jelas dapat dilihat pada gambar 8.

155
Kegiatan Pembelajaran 5

Beberapa istilah yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut adalah: (a)
kepala pengadilan, (b) POKKIMMIL, (c) wakil kepala, (d) KATAUD, (e) KATERA,
(f) KAURTU, (g) KAURDAL, (h) KAURMINRADANG, (i) KAURMINU, (j)
KAURDOKPUSTAK, (k) KAURMINKU.

Gambar 7. Struktur organisasi Pengadilan Militer Jakarta


(Sumber: Laman Pengadilan Militer II-08 Jakarta)

4. Pengadilan Tata Usaha Negara


Tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) adalah untuk
mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram
serta tertib yang menjamin kedudukan warga masyarakat dalam hukum dan
menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta selaras antara
aparatur dibidang tata usaha negara dengan para warga masyarakat (Tutik,
2010:304). Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk
memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata usaha
negara di tingkat pertama.

Peradilan Tata Usahan Negara bertugas untuk memeriksa, mengadili dan


memtuskan suatu sengketa. Sengketa yang dimaksud adalah sengketa yang
timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata
dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian tersebut secara jelas menunjukkan bahwa subyek di

156
PPKn SMP KK C

PERATUN adalah perorangan atau badan hukumperdata sebaga penggugat dan


pejabat Tata Usaha Negara sebagai tergugat. Obyek di PERATUN adalah surat
keputusan tata usaha negara (beschikking). Keputusan TUN yang dimaksud harus
memenuhi unsur berikut.

a. Bentuk penetapan harus tertulis.


b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN.
c. Berisi tindakan hukum TUN.

PTUN hanya memproses kasus keperdataan yang memiliki karakteristik agak


berbeda dengan proses peradilan kasus perdata pada umumnya. Karakteristik
hukum acara PERATUN adalah:
a. adanya tenggang waktu mengajukan gugatan,
b. terbatasnya tuntutan yang dapat diajukan dalam petitum gugatan penggugat,
c. adanya proses dismissal (rapat permusyawaratan) oleh ketua PERATUN,
d. dilakukan pemeriksaan persiapan sebelum diperiksa di persidangan yang
terbuka untuk umum,
e. peranan hakim Tata Usaha Negara aktif untuk mencari kebenaran materiil,
f. kedudukan yang tidak seimbang antara penggugat dan tergugat, kedudukan
penggugat lebih lemah dibandingkan dengan tergugat karena tergugat adalah
penguasa,
g. sistem pembuktian mengarah pada pembuktian bebas yang terbatas,
h. gugatan di pengadilan tidak mutlak menunda pelaksanaan keputusan TUN
yang digunakan,
i. putusan hakim tidak boleh bersifat ultra petita (melebihi apa yang dituntut dalam
gugatan).
j. putusan hakim TUN bersifat erga omnes yaitu putusan tidak hanya berlaku bagi
para pihak yang bersengketa, akan tetapi berlaku juga bagi pihak-pihak lainnya
yang terkait,
k. berlakunya asas audiet alteram partem, yaitu para pihak yang terlibat dalam
sengketa harus didengar penjelasannya sebelum hakim menjatuhkan putusan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 5 ini, peserta yang mengikuti

157
Kegiatan Pembelajaran 5

moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.


Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang
Lembaga-lembaga Peradilan. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap
kegotongroyongan dan kemandirian Saudara, maka Saudara perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Kegotongroyongan dinyatakan dengan
kemampuan Bapak/Ibu di dalam kegiatan berdiskusi, yang dinyatakan dengan
sikap saling membantu, bekerja sama, dan saling menghargai. Kemandirian
dinyatakan dengan kemauan, kepercayaan diri, dan keberanian Bapak/Ibu di
dalam mendalam mengekspresikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman
di dalam suatu tulisan.
1) Silahkan Saudara membentuk kelompok sesuai dengan keperluan.
2) Mempersilahkan tiap kelompok untuk berdiskusi tentang materi
latihan/kasus/tugas LK 5.1 dan mengerjakan aktivitas pengembangan butir soal
pada LK 5.3 dan LK 5.4 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.
3) Diskusi dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta
berkomitmen atas keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
4) Secara bergiliran hasil diskusi dibacakan secara bergilirian untuk ditanggapi
peserta lain. Apresiasi ataupun penghargaan terhadap karya dari kelompok lain
perlu diperhatikan.
5) Pendapat-pendapat setiap kelompok disimpulkan sehingga menjadi pendapat
keseluruhan peserta.
6) Peserta diklat menyampaikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Lembaga-
lembaga Peradilan”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran
sebagai berikut.

158
PPKn SMP KK C

a) Peserta diklat memahami judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran


dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
b) Peserta diklat memahami gambaran tugas serta tagihan hasil kerja
sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan
materi modul yang dikerjakan secara individual
c) Peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras
(Mandiri) memahami terhadap materi modul dan mengerjakan dan
mendiskusikan tugas yang ada di LK 5.1 pada modul.
d) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
peserta lain menyampaikan pertanyaan, saran dan komentar.
e) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
f) Menyimpulkan hasil pembelajaran pada In 1
g) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
h) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
i) Merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk kegiatan ON

b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
mandiri sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan aktivitas pengembangan butir soal yang ada
dalam LK 5.2 dan 5.3.

c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

159
Kegiatan Pembelajaran 5

LK. 5.1 Menjabarkan Lembaga-Lembaga Peradilan


Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 5 dengan cermat!
2. Secara berkelompok, diskusikan dan kerjakanlah soal-soal berikut ini!
3. Kumpulkan hasil diskusi Kelompok Saudara!
Daftar Pertanyaan
1. Uraikanlah Pengadilan Negeri yang meliputi: (a) kedudukan dan luas
daerah hukumnya; (b) wewenangnya!
2. Uraikanlah Pengadilan Agama yang meliputi: (a) kedudukan dan luas
daerah hukumnya; (b) wewenangnya!
3. Berikan rumusan beberapa hal penting yang terkait dengan
Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer!
4. Bagaimana perbedaannya dengan jenis peradilan Negeri dan
peradilan Agama?

LK 5.2 Membuat kisi-kisi soal tentang lembaga-lembaga peradilan


Prosedur Kerja:
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN, terkait
dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills).

KISI-KISI PENULISAN SOAL


a. Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Bahan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas
VIII PG Level
Lembaga
1 Pengetahuan dan
peradilan
Pemahaman
VIII Lembaga
2 peradilan PG Level Aplikasi
VIII Lembaga PG Level
3 peradilan Penalaran

160
PPKn SMP KK C

VIII Uraian Level


Lembaga
4 Pengetahuan dan
peradilan
Pemahaman
VIII Lembaga Uraian Level
5 peradilan Aplikasi
VIII Lembaga Uraian Level
6 peradilan Penalaran

LK 5.3 Mengembangkan Butir Soal tentang lembaga-lembaga peradilan


Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan saran
dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Lembaga-lembaga Peradilan
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

161
Kegiatan Pembelajaran 5

E. Latihan/Kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Pengadilan Negeri berkedudukan di ….


A. kota dan provinsi C. kota dan kabupaten
B. provinsi dan pusat D. kota saja

2. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah….


A. memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang
beragama tertentu mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus
diputus berdasar syariat tertentu
B. memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang
beragama islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus
diputus berdasar syariat tertentu
C. memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang
beragama mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus
berdasar syariat tertentu
D. memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang
beragama apapun mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus
diputus berdasar syariat tertentu

3. Dibawah ini yang bukan termasuk wewenang peradilan militer adalah….


A. mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit,
B. mengadili sengketa tata usaha angkatan bersenjata.
C. mengadili perkara tindak perdata yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit
D. menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan
sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan

162
PPKn SMP KK C

4. Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk….


A. memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat kasasi
B. memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat pertama
C. memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat terakhir
D. memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara di tingkat awal

5. Pengadilan agama memiliki kekuasaan absolut untuk memeriksa, mengadili,


dan memutuskan perkara pada tingkat pertama dalam kasus: perkawinan,
warisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari’ah.
Pengertian dari hibah adalah …..
A. perbuatan seseorang atau kelompok orang (wakif) untuk memisahkan
dan/ atau menyerahkan sebagian harta tertentu sesuai dengan
kepentingan guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan umum
menurut syari’ah
B. harta yang wajib disisihkan oleh seseorang muslim sesuai dengan
ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
C. pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari
seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk
dimiliki.
D. perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna
menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, mendermakan, memberikan
rezeki (karunia), atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain
berdasarkan rasa ikhlas, dan karena allah swt.

F. Rangkuman

Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah


hukumnya meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut. Pengadilan negeri
berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pada tingkat
pertama berbagai kasus tindak pidana dan perdata.

163
Kegiatan Pembelajaran 5

Pengadilan Agama berkedudukan di kota atau kabupaten yang wilayah


hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten tersebut. Tugas dan
wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, mengadili, dan memutus
sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum
perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat tertentu.

Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk


mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit, mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan
Bersenjata dan menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara
pidana yang bersangkutan atas permintaan pihak yang dirugikan sebagai
akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan dan
sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.

164
PPKn SMP KK C

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari lembaga-lembaga peradilan. Setelah kegiatan
pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari lembaga-lembaga
peradilan.?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi lembaga-lembaga peradilan.?
3. Apa manfaat mempelajari materi lembaga-lembaga peradilan terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya
dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman saudara terhadap materi
modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

165
Kegiatan Pembelajaran 5

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 5

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 6, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 5, terutama yang belum dikuasai.

166
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 6
Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam
Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. mendeskripsikan makna semangat kebangsaan dengan benar;
2. menjabarkan semangat kebangsaaan Sumpah Pemuda bagi Bangsa
Indonesia dengan benar;
3. menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan
NKRI dengan benar;
4. menguraikan semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan dengan
benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan makna semangat kebangsaan.


2. Menjabarkan semangat kebangsaaan Sumpah Pemuda bagi Bangsa
Indonesia.
3. Menguraikan semangat kebangsaan dalam mempertahankan kemerdekaan
NKRI.
4. Menguraikan semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan.

151
Kegiatan Pembelajaran 6

C. Uraian Materi

1. Makna Semangat Kebangsaan


Semangat kebangsaan merupakan daya dorong dan motivasi yang berperan kuat
dalam tahap perjuangan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan
pembangunan disegala bidang. Untuk menanamkan semangat kebangsaan
kepada bangsa Indonesia diperlukan adanya nasionalisme dan patriotisme.

Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan bangsa


dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan cinta kepada
tanah air disebut patriotisme. Nasionalisme dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinta / bangga terhadap tanah air
dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah
derajatnya.
b. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap tanah air
dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa lain lebih
rendah derajatnya.

Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila yang


selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan bangga/cinta terhadap
bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang bangsa lain lebih rendah
derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus dihindarkan paham kesukuan
chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang sempit. Pembinaan nasionalisme juga
perlu diperhatikan paham kebangsaan yan gmengandung penegrtian persatuan
dan kesatuan Indonesia, artinya persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia.

Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air.
Patriotisme diartikan sebagai semangat/jiwa cinta tanah air yang berupa sikap rela
berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Patriotisme tidak hanya
cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa dan negara. Kecintaan terhadap
tanah air tidak hanya ditampilkan saat bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga
diwujudkan dalam mengisi kemerdekaan. Ciri-ciri patriotisme terdiri atas cinta
tanah air, rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa, menempatkan

152
PPKn SMP KK C

persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara di atas kepentingan


pribaadi dan golongan, bersifat pembaharuan, tidak kenal menyerah, dan bangga
sebagai bangsa Indonesia.

Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa


Indonesia mengingat kondisi (1) asyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan
wilayah; (2) alam Indonesia yang berupa kepulauan terletak pada posisi silang
sehingga mengandung kerawanan bahaya dari negara lain dan; (3) adanya
bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme (gerakan
untuk memisahkan diri dari suatu bangsa), apabila pemerintah tidak bersikap
bijaksana.

Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan


nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Warga negara yang memiliki
semangat kebangsaan yang tinggi akan memiliki nasionalisme dan patriotisme
yang tinggi pula.

2. Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia


Tahun 1928 adalah tahun yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada tahun
itu, suku Jawa, suku Sunda, suku Madura, suku Banjar dan lain sebagainya telah
merasakan dirinya sebagai bagian dari bangsa yang besar, yaitu Bangsa
Indonesia.

Bangsa Indonesia merasa bangga, merasa telah menemukan dirinya sendiri,


merasa telah memiliki cita-cita yang tinggi, Indonesia Merdeka. Semua komponen
kepemudaan berpendapat bahwa waktunya sudah matang untuk mencetuskan
Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda memang tidak datang secara tiba-tiba,
apalagi jatuh dari langit begitu saja. Sumpah Pemuda merupakan hasil perjuangan
bangsa Indonesia serta merupakan titik kulminasi perjuangan nasional yang tidak
bisa tidak harus terjadi karena merupakan syarat mutlak bagi berhasilnya
perjuangan demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda
dicetuskan oleh gerakan pemuda, merupakan bukti kepeloporan pemuda sebagai
eksponen perjuangan nasional dan perjuangan pemuda merupakan yang tidak

153
Kegiatan Pembelajaran 6

terpisahkan dari perjuangan bangsa secara keseluruhan. (Suwirta, 2015)

Kongres Pemuda II Diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, Susunan


Panitianya sebagai berikut:
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Muhammad Tjaja (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III : R.C.L Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Kongres pemuda II berlangsung selama dua hari. Sidang berlangsung penuh


semangat dan dijiwai oleh hasrat dan keinginan yang berkobar untuk mencapai
kesatuan dan persatuan menuju Indonesia merdeka, diselingi pula dengan dua
kali insiden dengan polisi Belanda yang mengawasi jalannya Kongres. Pada
sidang ke tiga seorang wartawan yang gemar musik Wage Rudolf Soepratman
memperdengarkan nyanyian Indonesia Raya untuk pertama kali melalui gesekan
biolanya. Setelah dilanjukan, sidang menghasilkan resolusi yang berjudul
“Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia”. Putusan kongres inilah yang
kemudian disebut “Soempah Pemoeda”.

Secara lengkap demikian isi putusan kongres pemuda II waktu itu

154
PPKn SMP KK C

Tabel 60. Putusan Kongres Pemuda II

POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA


Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-
perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanya: jong java,
jong Soematera (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten
Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar-
peladjar Indonesia.

Memboeka rapat pada tanggal 27-28 Oktober di negeri Djakarta, sesoedshnys


mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan di dalam kerapatan tadi, sesoedah
menimbang segala isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini; kerapatan laloe mengambil poetoesan:

Pertama,
KAMI POETRA DAN POETERI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH INDONESIA.
Kedua,
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE
BANGSA INDONESIA.
Ketiga,
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
Setelah mendengar poetoesan ini kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wajib
dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia;
Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan
dasar persatoennya:
 Kemaoean
 Sedjarah
 Bahasa
 Hoekoem adat
 Pendidikan dan Kepanoean
Dan mengeloearkan pengharapan soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segala soerat
kabar dan dibatjakan di moeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.

Sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan Pengaruhnya bagi
Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008.

Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Indonesia dari gambaran singkat


tersebut dapat diambil sebagai berikut:

 Peristiwa ini adalah pernyataan akan keharusan kontinuitas dalam


perkembangan nasionalisme yang mengatasi ikatan etnis, daerah, agama dan
sebagainya.
 Ketika kata Indonesia disebut secara tegas maka di waktu itu pula tekad ke arah
kemerdekaan bangsa telah dijadikan sebagai landasan cita-cita.
 Ketika Sumpah Pemuda dipatrikan, maka jalan kembali ke situasi lama secara
konseptual dan ideologis telah tertutup.
 Ketika bahasa Indonesia telah diakui sebagai bahasa persatuan bukan saja
sistem komunikasi nasional ingin diteguhkan, demokratisasi dalam hubungan
sosialpun ditegaskan pula.

155
Kegiatan Pembelajaran 6

 Sumpah Pemuda menghadiran sebuah bangsa dirasakan sebagai suatu


realitas pencarian tatanan masyarakat, politik, bahkan kebudayaan barupun
diperdebatkan secara intens.

Sumpah Pemuda merupakan momentum historis yang penting dan menjadi


bagian yang tidak terpisahkan dari mata rantai perjuangan bangsa. Sumpah
Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda ke-2, merupakan salah satu bagian dari
proses konsolidasi kebangsaan menuju cita-cita Indonesia merdeka. Sumpah
Pemuda telah berhasil menyatukan gerak langkah seluruh bangsa untuk
melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme yang telah
menjajah selama lebih dari tiga setengah abad. Sumpah Pemuda telah
memberikan semangat dan motivasi baru bagi bangsa Indonesia untuk
memperjuangkan nasib dan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu
dan berdaulat. Sumpah Pemuda telah memberikan inspirasi terhadap seluruh
anak bangsa untuk tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
bersumpah untuk mengakui satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa.
(Suseno, 2008: 5)

Kenyataan yang terjadi sekarang ialah pemuda Indonesia menghadapi tantangan


yang semakin berat, dalam kecenderungan sosial yang semakin masif dan
dinamis. Nasionalisme terancam oleh berbagai persoalan kebangsaan, seperti
besarnya utang luar negeri, memudarnya rasionalitas dan praktik kriminalitas
sosial. Persoalan nasionalisme bukan sekedar merasa satu bangsa, satu bahasa,
dan satu tumpah darah untuk membuat identitas tunggal guna melawan kekuatan
asing. Revitalisasi nasionalisme sangat diperlukan guna mempertahankan
nasionalisme dari dampak negatif globalisasi politik dan ekonomi.

Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dijelaskan


pelayanan kepemudaan diarahkan untuk menumbuhkan patriotisme, dinamika,
budaya prestasi, dan semangat profesionalitas; dan meningkatkan partisipasi dan
peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai upaya
serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat nasionalisme
melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan yang melanda

156
PPKn SMP KK C

bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam negeri maupun sebagai akibat
dari interaksi global. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda juga harus
dimaknai sebagai upaya yang serius untuk dapat menjaga integritas dan jati diri
bangsa. Eksistensi bangsa Indonesia di masa depan akan sangat ditentukan oleh
seberapa jauh bangsa ini mampu berdiri sama tegak dengan negara-negara lain
dalam dinamika internasional. Dalam kaitan ini upaya untuk membangun kembali
jati diri bangsa harus didasarkan pada kemampuan nasional untuk membangun
kompetensi bangsa sehingga mampu bersaing di era global. Pemuda harus
menjadi pelopor dan pioner dalam membangun jati diri bangsa Indonesia.

Penanaman semangat dan jiwa sumpah pemuda akan membentuk pemuda


Indonesia yang santun, cerdas, inspiratif, dan berprestasi. Pemuda yang santun
adalah pemuda yang memiliki budi pekerti, berakhlak mulia, menghormati yang
lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta peduli terhadap sesama. Pemuda
Indonesia dituntut santun dalam perkataan, pikiran dan perbuatan. Pemuda yang
cerdas adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreativitas yang
tinggi, yang mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya, memiliki
kompetensi sehingga mampu bertahan dan akan unggul dalam menghadapi
persaingan. Pemuda yang inspiratif adalah pemuda yang mampu memberikan
inspirasi bagi pembangunan bangsa. Mampu menjadi inspirasi bagi perubahan
serta dalam mengembangkan generasi yang unggul dan berdaya saing. Pemuda
yang berprestasi adalah pemuda yang senantiasa berorientasi pada kejayaan,
keunggulan, dan kegemilangan masa depan. Pemuda yang tidak mudah
menyerah, bertanggung jawab, dan senantiasa melakukan yang terbaik untuk
dirinya, masyarakat, dan bangsanya. Demikianlah pemuda yang mewarisi jiwa dan
semangat sumpah pemuda.

Melalui Sumpah Pemuda dan rangkaian proses yang menghantarkannya serta


peristiwa terwujudnya integritas nasional dengan terbentuknya kemerdekaan
Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat kita simpulkan
bahwa peranan pemuda dan kepemudaan sangat menentukan keberhasilan
perjuangan bangsa Indonsia selama ini.

Walaupun demikian, menarik untuk dicermati pernyataan Sudjoko:"... maka yang


dipersoalkan dewasa ini ialah kelesuan kaum muda yang seharusnya tidak lesu

157
Kegiatan Pembelajaran 6

oleh karena hidupnya sebenamya sudah cukup terjamin". Sifat dan kondisi
kelesuan pemuda tersebut, diungkapkan menjadi sepuluh macam, yaitu: (1) lesu
kerja; (2) senang bermalas; (3) Mengutamakan hiburan; (4) bersemangat
bangsawan; (5) lesu disiplin; (6) loyo otak; (7) mengabaikan mutu; (8) takut mawas
diri; (9) hidup dangkal; (10). segan mengabdi pada sesama. (Rahmad, 2003)

Sepuluh kelesuan dan sifat negatif pemuda yang digambarkan tersebut patut pula
dicermati penyebabnya yaitu bahwa sistem pendidikan dan corak pendidikan yang
selama ini dianut ada kekeliruan atau kekurangannya. Terutama pada segi
pendidikan akhlak untuk pembinaan moral dan mental pemuda yang berakibat
menjadi lesu tersebut antara lain kurangnya pendidikan afektif dan psikomotorik
dan sangat menekankan pada ranah kognitif. Untuk itu, perlu ditata ulang dan
disiapkan kegiatan pendidikan yang mengacu pada pembentukan afeksi yang
berlandaskan moral agama bagi peserta didik dan psikomotorik berupa
keterampilan kerja dan jasa di samping perlunya pendidikan kognisi. Selain itu
sudah waktunya bangsa Indonesia menguatkan kembali komitmen pemuda
sebagaimana disemangatka pada Sumpah Pemuda tahun 1928. Panggilan
kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat yang kelaparan,
dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan pemuda Indonesia hari
ini semestinya tampil memimpin perubahan.

Gagasan kembalinya pemuda Indonesia bersatu, menyatakan sikap untuk


melakukan koreksi total terhadap pemerintahan saat ini dengan sebuah gerakan
sosial dan gerakan moral Sumpah Pemuda baru, menjadi sebuah tanggung jawab
moral dan keharusan sejarah menuju Indonesia adi daya di masa depan.
Pemuda Indonesia dari beragam latar belakang bersatu dan bersumpah untuk (1)
bertanah air satu tanah air Indonesia, (2) berbangsa satu Bangsa Indonesia, (3)
menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia, (4) berideologi satu ideologi
Pancasila, dan 5) bertekad mengembalikan konstitusi kepada UUD 1945 teks yang
asli. Naskah Sumpah Pemuda baru mengandung makna melanjutkan militansi
semangat pemuda 1928 dan menyatukan diri untuk Indonesia masa depan yang
maju berdaulat secara politik, secara ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan, dengan menegaskan bahwa ideologi Pancasila adalah ideologi
Indonesia dan UUD NRI Tahun 1945 adalah konstitusi Indonesia, sebagai modal

158
PPKn SMP KK C

dasar strategis bangsa. (Mahmud, 2012)

Bangsa Indonesia harus digiring oleh para pemuda supaya berada di jalan UUD
NRI Tahun 1945. Pemuda harus mendobrak praktik politik uang, korupsi, konflik
horizontal, konflik elite, dan pemimpin yang tidak berkualitas. Oleh karena itu,
pemuda siap menjadi pelopor kebangkitan Indonesia. Ketua Umum Gerakan
Pemuda Antikorupsi dan inisiator Sumpah Pemuda baru.

3. Semangat Kebangsaan dalam Mempertahankan Kemerdekaan NKRI


Semangat kebangsaan dalam mewujudkan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia
dapat dilihat dari perjalanan sejarah Bangsa Indonesia sejak sebelum masa
kebangkitan nasional, masa kebangkitan nasional, masa sumpah pemuda, masa
proklamasi kemerdekaan, sampai dengan masa setelah proklamasi kemerdekaan.

Sebelum masa kebangkitan nasional, perjuangan bangsa Indonesia untuk


membela tanah air masih bersifat kedaerahan. Pertumbuhan jiwa patriotisme
sangat bergantung pada pemimpin, sehingga perjuangan belum terorganisir dan
tujuan perjuangan belum jelas.

Pada masa kebangkitan nasional, perjuangan bangsa Indonesia tidak lagi bersifat
kedaerahan, tapi bersifat nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara mendirikan
organisasi, dimana sejak berdirinya Budi Utomo (1908) merupakan titik awal
kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkatan perintis, sebab disamping
merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya organisasi.

Masa Sumpah Pemuda (tahun 1928) merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan
Bangsa Indonesia yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi
Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda mengandung nilai yang sangat tinggi yaitu
nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal perjuangan untuk mencapai
kemerdekaan. Masa ini disebut angkatan penegas, sebab angkatan inilah yang
menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang
mencapai kemerdekaan.

Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa


Indonesia, juga merupakan wujud perjuangan yang berdasarkan Persatuan
Indonesia. Oleh karena itu, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan

159
Kegiatan Pembelajaran 6

kesatuan bangsa yang mengantarkan Indoensis mencapai tonggak sejarah yang


paling fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan. Proklamasi
kemerdekaan merupakan jembatan emas yang akan mengantarkan bangsa
Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang merdeka, berdaulat,
adil dan makmur.

Dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI, semangat kebangsaan Bangsa


Indonesia dapat dilihat dari berbagai perjuangan fisik maupun non fisik yang
dilakukan. Ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
setelah diproklamasikan tanggal17 Agustus1945 adalah kedatangan Belanda ke
Indonesia. Belanda sebagai salah satu anggota Sekutu yang memenangkan
Perang Dunia II, menyatakan berhak atas Indonesia karena sebelumnya mereka
menjajah Indonesia. Mereka datang dengan membentuk Netherlands-Indies Civil
Administration (NICA) dengan menumpang dalam AlliedForces Netherland East
Indies (AFNEI). Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai perlawanan fisik dari
Bangsa Indonesia. Berbagai pertempuran yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia
diantaranya adalah:

1) Pertempuran SurabayaTanggal 10 November 1945


Terjadinya pertempuran di Surabaya diawali dengan kedatangan atau
mendaratnya brigade 29 dari divisi India ke 23 dibawah pimpinan Brigadir
Mallaby pada tanggal 25 oktober 1945. Namun kedatangannya tersebut
mengakibatkan terjadinya kerusuhan dengan pemuda karena adanya
penyelewengan kepercayaan oleh pihak Sekutu.Pada tanggal 27 Oktober
1945 pemuda surabaya berhasil memporak-porandakan kekuatan Sekutu.
Bahkan, hampir menghancurkannya, kemudian untuk menyelesaikan insiden
tersebut diadakan perundingan. Namun, pada saat perundingan, terjadi
insiden Jembatan Merah pada insiden tersebut Brigadir Mallaby tewas.

Tanggal 9 November 1945 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang


isinya agar para pemilik senjata menyerahkan senjata kepada Sekutu sampai
tanggal 10 November jam 06.00. Ultimatum itu tidak dihiraukan oleh rakyat
Surabaya.Akibatnya, pecahlah perang di Surabaya pada tanggal 10
november 1945, pemuda Surabaya melakukan perlawanan dengan menyusun
organisasi yang teratur di bawah komando Sungkono.

160
PPKn SMP KK C

Bung Tomo melalui radio pemberontakan mengobarkan semangat perlawanan


Pemuda Surabaya agar pantang menyerah kepada penjajah, dengan slogan
revolusi ”merdeka atau mati”. Pertempuran ini merupakan pertempuran yang
paling dahsyat yang menelan korban hingga 15.000 orang, peristiwa 10
November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh seluruh bangsa
Indonesia.

2) Agresi Militer Belanda


Belanda selalu berusaha menguasai Indonesia dengan berbagai cara.
Berbagai perundingan yang dilakukan sering kali dilanggar dengan
berbagai alasan. Untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia, Belanda
melancarkan agresi militer sebanyak dua kali. AgresiMiliter I dilaksanakan
pada tanggal 21 Juli 1947, dengan menguasai daerah- daerah yang dikuasai
oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, JawaTengah dan Jawa
Timur. Indonesia mengadukan Agresi Militer ini ke masyarakat Internasional
dan akhirnya atas tekanan resolusi PBB tercapailah gencatan senjata.

Agresi militer II dilakukan kembali pada 19 Desember 1948 yang diawali


dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibukota Indonesia saat itu,serta
penangkapan Soekarno,Mohammad Hatta,Sjahrir dan beberapa tokoh
lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah
Darurat Republik Indonesia di Sumatera yang dipimpin oleh Sjafruddin
Prawiranegara.Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda,bangsa Indonesia
mengubah strategi perlawanannya dengan cara perang gerilya. Salah satu
hasil perang gerilya adalah serangan umum tanggal 1 Maret1949, yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. Serangan ini memberi dampak bagi
dunia internasional tentang keberadaan NKRI.

3) Perang Gerilya
Salah satu contoh perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Beliau
bergerilya dari luar kota Yogyakarta selama delapan bulan menempuh
perjalanan kurang lebih sepanjang 1000 km di daerah Jawa TengahdanJawa
Timur. TidakjarangPanglima Sudirmanharusditanduatau digendong karena
dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa
rombongan Sudirman kembalike Yogyakartapada tanggal 10 Juli 1949.Kolonel

161
Kegiatan Pembelajaran 6

A.H.Nasution,selaku Panglima Tentara danTeritorium Jawa menyusun


rencana pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian dikenal sebagai Perintah
Siasat No 1 Salah satu pokok isinya ialah: Tugas pasukan-pasukan yang
berasal dari daerah-daerah federal adalah ber-wingate (menyusup ke
belakang garis musuh) dan membentuk kantong-kantong gerilya sehingga
seluruh Pulau Jawa akan menjadi medan gerilya yang luas.Salah satu
pasukan yang harus melakukan wingate adalah pasukan Siliwangi. Pada
tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah
menuju daerah-daerah kantong yang telah ditetapkan di Jawa Barat.
Perjalanan ini dikenal dengan nama Long March Siliwangi.

Karena perlawanan fisik menimbulkan banyak kerugian bagi Bangsa Indonesia


dan hasil perjuangan belum begitu nampak, perjuangan melalui jalur diplomasi
juga dilakukan. Berbagai perundingan dilakukan dengan tujuan agar Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka dan
mempunyai kedudukan yang sama dengan negara lainnya yang sudah terlebih
dahulu merdeka. Berikut ini beberapa perundingan yang dilakukan oleh Indonesia
dengan Belanda pada masa revolusi kemerdekaan.

1) Perjanjian Linggarjati
Perjanjian atau Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara
Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat pada Tanggal 10-15
November 1946. Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili
oleh tim yang disebut Komisi Jenderal dan dipimpin oleh Wim
Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook. Perundingan ini
ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan
ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.

Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi hal-hal
berikut.
 Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
 Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1
Januari 1949.
 Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara Republik

162
PPKn SMP KK C

 Indonesia Serikat (RIS).


 Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth
(Persemakmuran) Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda
sebagai kepala uni.

2) Perjanjian Renville
PerjanjianRenville dilaksanakan di atas kapal yang bernama Renville milik
Amerika Serikat, antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan
Komisi TigaNegara (Amerika Serikat, Belgia dan Australia) sebagai
perantaranya. Delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir
Syarifuddin dan pihak Belanda menempatkan seorang Indonesia yang
bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketua delegasinya.
Penempatan Abdulkadir Wijoyoatmojo ini merupakan siasat pihak Belanda
dengan menyatakan bahwa pertikaian yang terjadi antara Indonesia
dengan Belanda merupakan masalah dalam negeri Indonesia dan bukan
menjadi masalah intemasional yang perlu adanya campur tangan negara
lain.

Isi Perjanjian Renville itu adalah sebagai berikut.


 Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia
Serikat (RIS).
 Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesia
Belanda.
 Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, Belanda dapat
menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah federal sementara
 Republik Indonesia menjadi negara bagian dari Republik Indonesia
Serikat.
 Antara enam bulan sampai satu tahun akan diselenggarakan pemilihan
umum untuk membentuk Konstituante RIS.
 Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah
kantong) harus dipindahkan ke daerah Republik Indonesia
3) Perundingan Roem-Royen
Dilaksanakan pada tanggal 4 April1949 di Jakarta antara Belanda (ketuai
delegasi J.H van Royen) dengan Indonesia (delegasi dipimpin oleh
Mohammad Roem). Perjanian dipimpin oleh Merle Cochran, anggota

163
Kegiatan Pembelajaran 6

komisiAmerikaserikat.

Dalam perundingan Roem-Royen, pihak Republik Indonesia tetap


berpendirian bahwa pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke
Yogyakarta merupakan kunci pembuka untuk perundingan selanjutnya.
Sebaliknya, pihak Belanda menuntut penghentian perang gerilya oleh
Republik Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 7 Mei 1949 berhasil dicapai
persetujuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Kemudian
disepakati kesanggupan kedua belah pihak untuk melaksanakan Resolusi
Dewan Keamanan PBB tertanggal 28 Januari 1949 dan persetujuan
pada tanggal 23 Maret 1949. Pernyataan pemerintah Republik Indonesia
dibacakan oleh Ketua Delegasi Indonesia Mr. Mohammad Roem yang
berisi antara lain sebagai berikut.
 Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah
penghentian perang gerilya.
 Kedua belah pihak bekerja sama dalam hal mengembalikan
perdamaian dan menjaga keamanan serta ketertiban.
 Belanda turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
bertujuan mempercepat penyerahan kedaulatan lengkap dan tidak
bersyarat kepada negara Republik Indonesia Serikat.

Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh J.H. van Royen, yang berisi
antara lain sebagai berikut.
 Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah Republik
Indonesiaharus bebas dan leluasamelakukan kewajiban dalam satu
daerah yang meliputi KaresidenanYogyakarta
 Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para
pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak
tanggal 19 Desember 1948.
 Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indonesia akan
menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).
 Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den
Haag sesudah pemerintah Republik Indonesia kembali ke
Yogyakarta.Setelah tercapainya Perundingan Roem-Royen, pada

164
PPKn SMP KK C

tanggal 1 Juli 1949 pemerintah Republik Indonesia secara resmi


kembali ke Yogyakarta.

4) Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag pada
tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 berhasil mengakhiri
konfrontasi fisik antara Indonesia dengan Belanda.Hasil konferensi
tersebut yang paling utama adalah ”pengakuan dan penyerahan”
kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia yang
disepakati akan disusun dalam struktur ketatanegaraan yang berbentuk
negara federal, yaitu negara Republik Indonesia Serikat.

Di samping itu, terdapat empat hal penting lainnya yang menjadi isi
kesepakatan dalam KMB. Pertama, pembentukan Uni Belanda-Republik
Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Ratu Belanda secara simbolis;
Kedua,Soekarno dan Moh. Hatta akan menjabat sebagai presiden dan
wakil presiden Republik Indonesia Serikat untuk periode 1949-1950,
dengan Moh. Hatta merangkap sebagai perdana menteri; Ketiga, Irian
Barat masih dikuasasi Belanda dan tidak dimasukkan ke dalam Republik
Indonesia Serikat sampai dilakukan perundingan lebih lanjut; Keempat,
Pemerintah Indonesia harus menanggung hutang negeri Hindia Belanda
sebesar 4,3 miliar gulden.

4. Semangat Kebangsaan dalam Mengisi Kemerdekaan NKRI


Pada saat in isemangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan NKRI tidak
ditampilkan melalui perang fisik,akan tetapi semangat kebangsaan dilakukan
dalam upaya untuk mempertahankan jati diri bangsa dalam era persaingan dan
kompetisi yang semakin mengglobal sehingga Indonesia dapat terus eksis sebagai
negara yang beradab. Salah satu hal yang mesti kita laksanakan pada saat ini
adalah berjuang mengeluarkan bangsa dan negara kita dari belenggu kebodohan,
kemiskinan dan keterbelakangan.

Nilai-nilai patriotisme dapat kita tampilkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari,


baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan negara.
Berikut ini contoh perilaku yang menampilkan nilai-nilai patriotisme.

165
Kegiatan Pembelajaran 6

a. Dalam kehidupan keluarga, dapat dilakukan melalui kegiatan:


1) menonton film-film perjuangan yang diputar di televisi,
2) membaca buku-buku yang bertemakan perjuangan,
3) mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar
nasional dengan baik dan benar.
b. Dalam kehidupan sekolah, dapat dilakukan melalui kegiatan:
1) melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat,
2) menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan,
3) mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan.
c. Dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan:
1) melaksanakan upacara hari-hari besar nasional seperti hari
Kemerdekaan, Kebangkitan Nasional,hari Pahlawan dan sebagainya,
2) mengamalkan sikap kesetiakawanan nasional di lingkungan sekitar,
3) memelihara kerukunan dengan sesama warga masyarakat.
d. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita dapat mewujudkan nilai-
nilai patriotisme dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial- budaya dan
HANKAM. Salah satu strateginya adalah dengan cara membumikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 6 ini, peserta yang mengikuti


moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Semangat Kebangsaan
Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan”, maka
Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.
a. Peserta diklat mempesiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul.
b. Peserta diklat memahami judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

166
PPKn SMP KK C

c. Peserta diklat mandiri memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas
serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau
kelompok.
d. Peserta diklat membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi
modul dan melakukan curah pendapat mengenai semangat kebangsaan siswa
pada era sekarang ini.
e. Peserta diklat membagi ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan
keperluan);
f. Tiap kelompok berdiskusi tentang materi latihan/kasus/tugas LK. 6.1, LK 6.2
dan mengerjakan aktivitas pengembangan butir soal yang tertera dalam LK
6.3 dan Lk 6.4 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Diskusi
dilakukan dengan kerjasama setiap anggota kelompok, berani mengemukakan
pendapat, menghargai pendapat yang berbeda serta berkomitmen atas
keputusan hasil yang dicapai oleh kelompok.
g. Peserta melakukan presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar.
h. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada
diskusi dan kerja kelompok
i. Menyimpulkan hasil pembelajaran
j. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
k. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
l. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
1) Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinan dan cara masing-masing agar aktivitas pembelajaran
berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran lebih
terarah dan terukur.
3) Peserta bersama instruktur melakukan curah pendapat tentang materi
“Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda Mempertahankan dan Mengisi
Kemerdekaan NKRI” dengan menghargai pendapat teman dalam kelas.

167
Kegiatan Pembelajaran 6

4) Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari


dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan
percaya diri.
5) Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 6.1 (sesama
peserta saat berdiskusi menghargai semangat kerjasama dalam
menyelesaikan persoalan bersama, komitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, dan solidaritas). Para peserta
mampu menghormati keragaman pendapat dalam berdiskusi dan tidak
memaksakan kehendak.
6) Peserta melakukan presentasi hasil diskusi dan antar peserta saling
memberikan komentar, saran, dan kalrifikasi
7) Instruktur memberikan penguatan terhadap materi yang telah didiskusikan.
8) Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari dengan
jujur dan bahasa yang santun.

9) Instruktur memberi penguatan terutama tentang “Semangat Kebangsaan


Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan
NKRI” serta tugas-tugas dalam kegiatan modul ini.

10) Instruktur memberi penjelasan tentang penyelesaian tugas-tugas yang


menjadi tagihan pembelajaran saat On mengerjakan (LK 6.2 dan aktivitas
pengembangan soal pada LK 6.3 dan LK 6.4) dengan tekun dan antusias.

11) Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa


menurut keyakinannya Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini.

b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 6.2 dan aktivitas pengembangan butir soal
pada LK 6.3 dan LK 6.4 yang ada.

c. Kegiatan In 2

168
PPKn SMP KK C

1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan


pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK. 6.1 Menguraikan Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam


Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI

Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 6 dengan cermat!
2. Bagilah kelas menjadi lima kelompok!
3. Lakukan diskusi secara berkelompok dengan ketentuan:
Kelompok 1 menguraikan lunturnya semangat kebangsaan pemuda Indonesia
terhadap masa depan Bangsa Indonesia.
Kelompok 2 membahas makna semangat kebangsaan.
Kelompok 3 membahas semangat kebangsaan dalam mewujudkan
kemerdekaan.
Kelompok 4 membahas semangat kebangsaan dalam mempertahankan
kemerdekaan dengan perjuangan fisik.
Kelompok 5 membahas semangat kebangsaan para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi
4. Kumpulkan hasil diskusi kelompok Saudara!

LK 6.2 Membuat Penjabaran Tentang Semangat Kebangsaan Sumpah


Pemuda dalam Mengisi Kemerdekaan NKRI

Prosedur kerja :
1. Bacalah uraian materi pada kegiatan pembelajaran 6!
2. Uraikan strategi penguatan semangat kebangsaan dalam mengisi kemerdekaan
NKRI secara realistis dan jelas menggunakan media yang menarik dan
komunikatif!
3. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara!

169
Kegiatan Pembelajaran 6

LK. 6.3 Membuat Kisi-kisi Soal tentang Semangat Kebangsaan Sumpah


Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI
Prosedur Kerja
1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul
Kelompok Kompetensi A Pedagogi pada Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN, terkait
dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (Higher
Order Thinking Skills).

KISI-KISI PENULISAN SOAL


Kurikulum 2013
Jenis Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : PPKn
No. Bahan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Kelas
PG Level
1 Pengetahuan dan
Pemahaman

2 PG Level Aplikasi

PG Level
3
Penalaran
Uraian Level
4 Pengetahuan dan
Pemahaman
Uraian Level
5
Aplikasi
Uraian Level
6
Penalaran

LK. 6.4 Mengembangkan Butir Soal tentang Semangat Kebangsaan Sumpah


Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI
Prosedur Kerja
1. Buatlah pengembangan soal HOTS dengan 3 soal pilihan ganda dan 3 soal
uraian (Essay) berdasarkan kisi-kisi pada kartu soal dibawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan saran
dari instruktur dan kelompok lain saat proses diskusi!

170
PPKn SMP KK C

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas VII
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan Pemahaman
Materi : Lembaga-lembaga Peradilan
Bentuk Soal : Pilihan Ganda/ uraian

BAGIAN SOAL DISINI

Kunci Jawaban :

E. Latihan/Kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Pemuda Indonesia menghadapi tantangan yang semakin berat, dalam


kecenderungan sosial yang semakin masif dan dinamis. Nasionalisme terancam
oleh berbagai persoalan kebangsaan, seperti besarnya utang luar negeri,
memudarnya rasionalitas dan praktik kriminalitas sosial. Persoalan nasionalisme
bukan sekedar merasa satu bangsa, satu bahasa, dan satu tumpah darah untuk
membuat identitas tunggal guna melawan kekuatan asing. Revitalisasi
nasionalisme sangat diperlukan guna mempertahankan nasionalisme dari
dampak negatif globalisasi politik dan ekonomi. Berdasarkan pasal Pasal 7 UU
No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dijelaskan pelayanan kepemudaan
diarahkan untuk….
A. menumbuhkan budaya prestasi tanpa ada rasa sportivitas
B. meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun
dirinya saja
C. meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun
kelompoknya
D. menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas

171
Kegiatan Pembelajaran 6

2. Sumpah Pemuda berisi tiga sandi persatuan Indonesia yaitu persatuan….


A. bangsa, tanah air, ras
B. tanah air, bangsa dan bahasa
C. tanah air, bangsa dan suku
D. bangsa, bahasa dan suku

3. Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai


upaya serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat
nasionalisme melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai persoalan
yang melanda bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam negeri maupun
sebagai akibat dari interaksi global. Dengan Sumpah Pemuda kita sebagai
generasi muda harus berperilaku ….
A. mendahulukan daerahnya
B. menghormati suku bangsa lain
C. mementingkan daerah
D. bangga terhadap daerahnya

4. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk
menggerakkan pemuda untuk meraih kemerdekaan, namun juga mempertegas
jati diri bangsa Indonesia sebagai ….
A. bangsa yang pemberani C. bangsa yang maju
B. bangsa yang bertanggung jawab D. sebuah negara

5. Perbuatan yang sesuai dengan perwujudan semangat Sumpah Pemuda


adalah…
A. berteman dengan orang yang kita senangi
B. memilih teman yang kita senangi saja
C. saling tolong menolong
D. menjauhi teman yang kekurangan

172
PPKn SMP KK C

6. Perhatikan!
(1) Pertempuran Surabaya 10 November 1945
(2) Perjanjian Renville
(3) Perang Gerilya
(4) Perlawanan agresi militer Belanda
(5) Perjanjian Linggarjati
Pada 1946, secara sepihak Belanda kembali masuk ke Indonesia dengan
mengatas namakan sebagai penguasa yang sah karena berhasil mengalahkan
Jepang. Menghadapi situasi semacam ini, menggeloralah semangat revolusi
kemerdekaan. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tersebut harus
melewati beberapa episode penting, salah satunya perjuangan fisik. Dibawah ini
yang menunjukkan perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan
NKRI ditunjukkan pada nomor ....
A. 1,2, dan 3 C. 1,3 dan 4
B. 1,2 dan 4 D. 1,3 dan 5

7. Perundingan Linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan


Belanda di Linggarjati,Jawa Barat pada Tanggal10-15 November 1946. Dibawah
ini yang bukan merupakan hasil perjanjian Linggarjati adalah ....
A. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa,
Sumatera dan Madura
B. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa
dan Sumatera
C. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS)
D. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari
1949

8. Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapalperang milik Amerika Serikat
yang dipakai sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia dengan
pihak Belanda,dan Komisi Tiga Negara (KTN) sebagai perantaranya. Dalam
perundingan itu, delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri ....
A. Amir Syarifuddin C. Sjafruddin Prawiranegara
B. Hatta D. Natsir

173
Kegiatan Pembelajaran 6

9. Pengembalian Yogyakarta sebagai ibukota RI dan pembebasan Soekarno-


Hatta sebagai hasil dari perundingan.....
A. Roem-Royen C. KTN
B. Linggarjati D. Renville

10. Dibawah ini yang bukan merupakan contoh perilaku patriotisme dalam
kehidupan sehari-hari dilingkungan sekolah yang menunjukkan sikap
patriotisme adalah ....
A. melaksanakan upacara di lingkungan sekolah secara khidmat
B. menghayati dan memahami makna lagu-lagu perjuangan
C. mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar
nasional dengan baik dan benar
D. mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan nilai-nilai kepahlawanan

174
PPKn SMP KK C

F. Rangkuman

Dalam sejarah perjuangan bangsa, Sumpah Pemuda merupakan momentum


historis yang penting dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mata
rantai perjuangan bangsa. Sumpah Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda
ke-2 merupakan salah satu bagian dari proses konsolidasi kebangsaan menuju
cita-cita Indonesia merdeka.

Semangat sumpah pemuda harus ditanamkan kembali ke dalam sanubari


pemuda Indonesia. Sumpah pemuda bagi bangsa Indonesia harus menjadi
sumber semangat dalam membangun bangsa dan Negara. Pemuda Indonesia
harus mewarisi semangat sumpah pemuda yaitu semangat pantang
menyerah, bekerja keras, berkemauan keras, bertanggung jawab, dan
mempunyai cita-cita tinggi.

Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai


upaya serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat
nasionalisme melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai
persoalan yang melanda bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam
negeri maupun sebagai akibat dari interaksi global.

Bangsa Indonesia harus bangkit kembali terhadap komitmen pemuda untuk


sekali lagi menggelorakan semangat sumpah pemuda layaknya tahun 1928.
Panggilan kesejarahan bangsa, panggilan nurani, panggilan jiwa-jiwa rakyat
yang kelaparan, dan panggilan kejujuran intelektual pemuda meniscayakan
pemuda Indonesia hari ini semestinya tampil memimpin perubahan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam
Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI. Setelah kegiatan
pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan berikut ini :

175
Kegiatan Pembelajaran 6

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Semangat Kebangsaan


Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan
NKRI?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda dalam Mempertahankan
dan Mengisi Kemerdekaan NKRI?
3. Apa manfaat mempelajari materi Semangat Kebangsaan Sumpah Pemuda
dalam Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan NKRI terhadap tugas
Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya


dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap materi
modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
6.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 7, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 6, terutama yang belum dikuasai.

176
PPKn SMP KK C

Bagian II

Kompetensi Pedagogi

177
Kegiatan Pembelajaran 6

178
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 7
Langkah – Langkah Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi
Pembelajaran PPKn

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. mendeskripsikan tentang hubungan standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) sesuai dengan ketentuan Kurikulum 2013;
2. menyusun indikator pencapaian kompetensi dengan benar;
3. mengorganisasi materi pembelajaran dengan tepat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan tentang hubungan standar Kompetensi Lulusan (SKL),


Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK).
2. Menyusun indikator pencapaian kompetensi.
3. Mengorganisasi materi pembelajaran.

C. Uraian Materi

1. Hubungan SKL, KI, KD dan IPK


Sebelum merinci langkah-langkah pendekatan saintifik materi yang harus
diketahui yakni mengenai hubungan SKL, KI, K dan IPK serta materi ajar. Standar
kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai standar
kompetensi lulusan peserta didik harus memiliki kemampuan yang mencakup

151
Kegiatan Pembelajaran 7

kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. 4 kompetensi ini


disebut juga dengan kompetensi inti. Kompetensi ini merupakan landasan
pengembangan kompetensi dasar. Dalam setiap rumusan kompetensi dasar
terdapat unsur kemampuan berpikir atau bertindak dan materi. Kompetensi dasar
diuraikan ke dalam beberapa indikator pencapaian kompetensi (IPK). Selanjutnya
berdasarkan IPK ditentukan butir-butir materi, kegiatan pembelajaran, dan teknik
penilaian yang sesuai. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara SKL, KI,
KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian.

KI-1-KD-1*) IPK *)
KI-2-KD-2*) IPK*) Kegi Pen
KI-3-KD-3 IPK S
S KI-4-KD-4 IPK
atan
ilaia
Mate pem
n
ri belaj K
K pem aran
belaj
L
L aran

Gambar : hubungan antara SKL, KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan


pembelajaran, dan teknik penilaian.

Di atas disebutkan, bahwa KD dijabarkan ke dalam beberapa IPK. Jumlah IPK dari
KD yang satu dan lainnya berbeda-beda tergantung pada keluasan dan
kedalaman KD. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini.
a) Indikator pencapaian kompetensi meliputi indikator pencapaian domain sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
b) Rumusan IPK sekurang-kurangnya memuat kata kerja operasional (dapat
diamati dan diukur) dan materi pembelajaran. Tabel berikut memuat contoh-
contoh kata kerja operasional untuk kemampuan berfikir tingkat rendah hingga
tinggi.

152
PPKn SMP KK C

Hubungan SKL, KI, KD dan indikator juga dapat digambarkan sebagai berikut :

Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)

Kompetensi inti (KI)

Kompetensi Dasar
(KD)

Indikator Pencapaian
Kompetensi

Gambar : Hubungan SKL KI KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Dari gambar di atas bahwa sebagai perwujudan dari Undang-Undang Sisdiknas


dijabarkan dalam standar kompetensi lulusan sebagai kompetensi lulusan .
Standar kompetensi lulusan sebagai landasan dalam pengembangan kompetensi
inti. Kompetensi inti yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Dari kompetensi inti di jabarkan dalam kompetensi dasar.
Pengembangan kompetensi dasar di gambarkan pada indikator pencapaian
kompetens. Dalam pengembangan indikator pencapaian kompetensi harus melhat
kata kerja operaasional dari kompetensi dasar.

2. Prosedur Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

153
Kegiatan Pembelajaran 7

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:


 tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
 karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
 potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan


indikator, yaitu:
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator yang terdapat
dalam RPP.
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal
yang di kenal sebagai indikator soal.

Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum


dalam KD.Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata
kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Kata kerja operasional pada indikator pencapaian kompetensi aspek pengetahuan


dapat mengacu pada ranah kognitif taksonomi Bloom, aspek sikap dapat
mengacu pada ranah afektif taksonomi Bloom, aspek keterampilan dapat
mengacu pada ranah psikomotor taksonomi Bloom seperti pada tabelberikut.

Perumusan indikator pada Kurikulum 2013 Indikator untuk KD yang diturunkan


dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai
dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada
KI-3 dan KI-4.

Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. Pengembangan IPK mata
pelajaran dan PPKn diawali dengan melakukan analisis muatan KD dari KI 1 dan
KD dari KI 2 dan baru ke KD dari KI 3 dan KD dari KI 4 pada mata pelajaran lainnya.
Kegiatan analisis muatan KD dimaksudkan untuk menjamin arah keterlaksaaan
pembelajaran mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembelajaran, seperti
ditunjukkan pada Gambar berikut.

154
PPKn SMP KK C

Mapel Pendidikan Agama Mapel selain Pendidikan


dan Budi Pekerti, PPKn Agama dan Budi Pekerti, PPKn

KI 1, KI 2, KI 3, KI 4
Pasangan KD dari KI 1 (Spiritual), Pasangan KD dari KI 3, dan KD
KD dari KI 2 (Sosial), KD dari KI 3 dari KI 4
(Pengetahuan), dan KD dari KI 4
(Keterampilan)

Misalnya KD 3.1 dan KD 4.1


Misalnya KD 1.1, KD 2.1,
KD 3.1, dan KD 4.1

Menganalisis muatan KD: memerinci komponen-komponen


konten dan kompetensi yang termuat pada KD dari KI yang

Menyusun IPK sesuai hasil analisis muatan KD dari KI yang

Menyeleksi IPK sesuai dengan modalitas, potensi, kondisi dan


karakteristik Peserta Didik

IPK terpilih

Mengembangkan RPP

Mengimplementasikan RPP dalam


Pembelajaran

Gambar : Tahapan Analisis Muatan KD untuk Mengembangkan IPK (dalam


pedoman analisis keterkaitan SKL, KI dan KD, direktorat Pembinaan SMA)

(1) Kompetensi Dasar Sikap Spiritual


KD dari KI 1/KD sikap spiritual dikembangkan pada mata pelajaran PPkn dan
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Sikap spiritual ini merupakan internalisasi

155
Kegiatan Pembelajaran 7

dari KD pada KI 3 dan KI 4. Sebelum menganalisis/memerinci komponen yang


terdapat pada KD sikap spiritual terlebih dahulu mencermati materi pokok dan
keterampilan yang terdapat pada KD dari KI 3 dan KD dari KI 4. Pencermatan ini
untuk memastikan adanya koherensi dan relevansi antara sikap dengan
pengetahuan dan keterampilan yang akan dibangun. Analisis muatan KD dari KI 1
dilakukan untuk mengembangkan IPK sikap spiritual.
Tahapan analisis muatan KD pada KI 1 hingga perumusan IPK:
 Menginterpretasikan tingkatan sikap KD tertentu pada KI 1: menerima/
menjalankan/menghargai/menghayati/mengamalkan akan tetapi untuk sikap
harus sampai pada mengamalkan
 Menentukan kata kerja sikap spiritual berdasarkan hasil interpretasi untuk
disusun menjadi IPK spiritual.
 Merumuskan kriteria sikap spiritual berdasarkan IPK .

(2) Kompetensi Dasar sikap Sosial


KD dari KI 2/KD sikap sosial sama halnya dengan KD spiritual terdapat pada mata
pelajaran PPKn dan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Sikap sosial ini
merupakan internalisasi dari KD pada KI 3 dan KI 4. Sebelum
menganalisis/memerinci komponen yang terdapat pada KD sikap sosial terlebih
dahulu mencermati materi pokok dan keterampilan yang terdapat pada KD dari KI
3 dan KD dari KI 4. Pencermatan ini untuk memastikan adanya koherensi dan
relevansi antara sikap sosial dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan
dibangun. Analisis muatan KD dari KI 2 dilakukan untuk mengembangkan IPK
sikap sosial

Tahapan analisis muatan KD pada KI 2 hingga perumusan IPK:


 Menginterpretasikan tingkatan sikap pada KD tertentu dari KI 2: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati ataukah mengamalkan akan tetapi
untuksikap harus sampai pada mengamalkan.
 Menentukan kata kerja sikap sosial berdasarkan hasil interpretasi untuk
disusun menjadi IPK sosial.
 Menentukan kriteria sikap sosial berdasarkan IPK.





156
PPKn SMP KK C

(c) Kompetensi Pengetahuan


KD dari KI 3/ KD pengetahuan berpasangan dengan KD dari KI 4/KD keterampilan.
Analisis muatan KD pengetahuan digunakan untuk merumuskan IPK
pengetahuan.
Tahapan menganalisis muatan KD pengetahuan:
 Menginterpretasikan dimensi proses kognitif pada KD tertentu dari KI 3:
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
 Menentukan kata kerja berdasarkan hasil interpretasi terhadap dimensi proses
kognitif yang terdapat pada KD pengetahuan.
 Menginterpretasikan materi pokok yang termuat pada KD pengetahuan:
memuat pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural.

Tahapan menganalisis muatan materi pokok pada KD dari KI 3:


 Menginterpretasikan muatan materi pokok: pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, atau metakognitif
 Menginterpretasikan muatan lokal dan kemampuan HOTS yang relevan
dengan materi pokok untuk diintegrasikan sebagai perluasan materi pokok.
 Menjabarkan materi pokok ke dalam materi pembelajaran (materi
pembelajaran relevan dengan IPK)

(d) Kompetensi Ketrampilan


Analisis muatan KD dari KI 4/KD keterampilan digunakan untuk merumuskan IPK
keterampilan.
Tahapan menganalisis muatan KD dari KI 4:
 Menginterpretasikan kategori keterampilan pada KD tertentu dari KI 4:
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
 Menginterpretasikan kategori keterampilan: abstrak dan konkret.
 Menginterpretasikan kata kerja keterampilan berdasarkan hasil interpretas.
 Menentukan keterkaitan proses pembelajaran antara KD dari KI 3 dan KD dari
KI 4.

157
Kegiatan Pembelajaran 7

Tabel 11. Contoh Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan IPK


Indikator Pencapaian
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Komptensi

1. Menghargai dan menghayati 1.1 Bersyukur kepada  Menerima Pancasila


ajaran agama yang Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar negara
dianutnya. atas sema-ngat dan Indonesia.
komitmen para pendiri  Menunjukkan tekad
negara dalam mempertahan-kan
merumus-kan dan Pancasila sebagai
mene-tapkan Dasar dasar negara.
Negara Pancasila.
2. Menghargaidanmenghayatip 2.1 Mengem-bangkan sikap  Bertanggung jawab
erilaku: jujur, disiplin, santun, bertang-gung jawab mengerjakan tugas
percayadiri, peduli, dan berkomit-men dalam pembelajaran
danbertanggungjawabdalam sebagai warga negara tentang perumusan
berinteraksisecaraefektifsesu Indonesia seperti yang dan penetapan
aidenganperkembanganana ditela-dankan para Pancasila sebagai
k di lingkungan, keluarga, pendiri negara dalam dasar negara.
sekolah, peru-musan dan
masyarakatdanlingkunganal penetapan Pancasila
amsekitar, bangsa, negara, sebagai dasar negara.
dankawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan 3.1 Menga-nalisis proses  Menulis ulasan sejarah


pengetahuan faktual, peru-musan dan perumusan Pancasila
konseptual, prosedural, dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
metakognitif pada tingkat sebagai dasar negara.  Membandingkan
teknis dan spesifik pandangan tokoh
sederhana berdasarkan rasa pengusul Pancasila
ingin tahunya tentang: ilmu sebagai dasar negara.
pengetahuan, teknologi,  Menjelaskan
seni, budaya dengan konsekuensi
wawasan kemanusiaan, ditetapkaannya
kebangsaan, dan Pancasila sebagai
kenegaraan terkait dasar negara.
fenomena dan kejadian  Mengenali tokoh-tokoh
tampak mata. yang terlibat dalam
perumusan dan
penetapan Pancasila
sebagai dasar negara.
 Menunjukkan sikap
yang dimiliki oleh
tokoh-tokoh yang
terlibat dalam
perumusan dan
penetapan Pancasila
sebagai dasar negara.

158
PPKn SMP KK C

Indikator Pencapaian
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Komptensi

4. Menunjukkan keterampilan 4.1 Menyaji hasil analisis  Presentasi tugas


menalar, mengolah, dan proses peru-musan dan pembahasan
menyaji secara: kreatif, penetapan Pancasila hasilanalisis proses
produktif, kritis, mandiri, sebagai dasar Negara perumusan dan
kolaboratif, dan komunikatif penetapan Pancasila
dalam ranah konkret dan sebagaiDasar Negara.
ranah abstrak sesuai dengan  Mensimulasikan sikap
yang dipelajari di sekolah bertanggung jawab
dan sumber lain yang sama dalam kehidupan
dalam sudut pandang teori. sehar-hari.

3. Prosedur Pemilihan Materi Pembelajaran


Materi pembelajaran dikembangkan dari Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3),
sehingga untuk menemukan materi pembelajaran dari KD-3 harus membaca buku
panduan guru dan buku siswa. Untuk memudahkan memilih materi, dibuat “peta
materi“, artinya dari materi pokok yang terdapat dalam kompetensi dasar
pengetahuan, dijabarkan ke materi-materi esensial. Dalam pencapaian
kompetensi spiritual, sikap dan ketrampilan tetap mengacu kepada kompetensi
pengetahuan. Materi esensial artinya materi pokok yang mendukung materi
pembelajaran yan dikandung dalam kompetensi dasar pengetahuan,contoh : yaitu
(1) Pengertian aturan hukum, (2) Macam-macam aturan hukum, (3) Arti
pentingnya aturan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, (5)
Sifat aturan hukum, (6) akibat pelanggaran aturan hukum,dsb.

Materi pembelajaran ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan indikator


pencapaian kompetensi. Indikator merupakan acuan untuk menentukan materi
ajar (pembelajaran). Indikator diturunkan dari kompetensi dasar. Pada setiap
kompetensi dasar ada materi pokok. Dengan demikian, di dalam menyiapkan
materi ajar ada dua kategori materi yakni materi pokok dan materi ajar. Materi
pokok diturunkan dari kompetensi dasar dan materi ajar diturunkan dari indikator.
Menurunkan materi ajar (pembelajaran) dari indikator dilakukan dengan cara
mencoret atau membendakan kata kerja operasional yang ada pada indikator.
Sisanya atau hasilnya merupakan materi ajar (pembelajaran).

159
Kegiatan Pembelajaran 7

D. Aktivitas Pembelajaran

Akitivitas pembelajaran dengan materi “Langkah-Langkah Perumusan Indikator


Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi” mengikuti moda tatap muka penuh
melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1. Sedangkan bagi peserta yang
mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Tabel 13. Aktivitas Pembelajaran 7 (Tatap Muka Penuh)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran
diklat.
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang
Langkah-Langkah Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn
Kegiatan Inti d. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan
dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang Langkah-
Langkah Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan
Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn.
e. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
f. Instruktur memberi tugas untuk mengerjakan pada LK 7.1 dan LK
7.2.
g. Setiap kelompok mengerjakan LK yang telah diberikan
h. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
i. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok .

Kegiatan j. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil


Penutup pembelajaran
k. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
l. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
m. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Langkah-
Langkah Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan
Materi Pembelajaran PPKn”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.
a) Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinan dan cara masing-masing agar aktivitas

160
PPKn SMP KK C

pembelajaran berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh ketua


kelas.
b) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran
lebih terarah dan terukur.
c) Peserta bersama instruktur melakukan curah pendapat tentang materi
dengan menghargai pendapat teman dalam kelas.
d) Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan
dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan
kreatif dan percaya diri.
e) Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 7.1.
Sesama peserta saat berdiskusi menghargai semangat kerjasama
dalam menyelesaikan persoalan bersama, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, dan solidaritas. Para
peserta mampu menghormati keragaman pendapat dalam berdiskusi
dan tidak memaksakan kehendak.
f) Peserta mempresentasikan hasil diskusi dan saling bergantian
memaparkan hasil diskusi antar kelompok
g) Instruktur memberikan penguatan terhadap materi yang telah
didiskusikan.
h) Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari
dengan jujur dan bahasa yang santun.
i) Instruktur memberi penguatan terutama tentang Ragam Bahasa
Indonesia, serta tugas-tugas dalam kegiatan modul ini.
j) Instruktur memberi penjelasan tentang penyelesaian tugas-tugas yang
menjadi tagihan pembelajaran saat On mengerjakan LK 7.2 dengan
tekun dan antusias.
k) Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinannya Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini.
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara
individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja

161
Kegiatan Pembelajaran 7

keras (Mandiri) dalam mengerjakan LK 7.2 yang ada.


c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK.7.1 Merumuskan langkah-langkah perumusan IPK


Prosedur Kerja:

1. Setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran 7, bagilah kelas menjadi 6 kelompok!


2. Setiap kelompok pilihlah satu KD yang berbeda!
Kelompok I dan II, KD pada kelas VII
Kelompok III dan IV, KD pada kelas VIII
Kelompok V dan VI, KD pada kelas IX
3. Berdasarkan KD yang telah kelompok Saudara pilih, rumuskan IPK dengan
disertai rasionalisasi perumusan IPK yang telah kelompok Saudara rumuskan!
4. Presentasikan hasil diskusi kelompok Saudara!

KD/Kelas ….. Rumusan IPK Rasionalisasi

1.

2.

3.

4.

Dst

162
PPKn SMP KK C

LK.7.2 Menetapkan Materi Pembelajaran PPKn

Prosedur Kerja:
1. Setelah mengerjakan LK 7.1, cermati prosedur kerja LK 7.2 secara mandiri!
2. Berdasarkan IPK yang telah Saudara susun secara berkelompok, rumuskan
materi pembelajaran yang sesuai!
3. Tukarkan hasil pemilihan materi yang telah Saudara susun dengan anggota
kelompok Saudara yang lain!
4. Berdiskusilah dengan anggora kelompok Saudara yang lain untuk saling
memerikan kritik dan saran yang membangun terhadap hasil pekerjaan teman
Saudara!
5. Kumpulkan dan presentasikan hasil diskusi kelompok Saudara!

KD IPK Materi

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

Dst

E. Latihan/Kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Pernyataan :
1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD;
2) Gaya belajar peserta didik
3) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
4) Sarana prasana sekolah

163
Kegiatan Pembelajaran 7

5) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan


Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan hal-hal yang
ditunjukkan pada nomor ….
B. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4
C. 1,2 dan 4 D. 1, 3 dan 5

2. Yang menjadi acuan dasar dalam pembuatan indikator pencapaian


kompetensi, sebagai penanda pencapaian hasil belajar adalah ….
A. kompetensi dasar C. kompetensi inti
B. silabus D. standar kompetensi

3. Guru menayangkan video pelanggaran berlalu lintas dan video kecelakaan


berlalu lintas dan peserta didik diminta untuk mencermati baik-baik, hal ini
merupakan penerapan saintifik pada tahap ….
A. mengamati C. menanya
B. mengkomunikasikan D. menganalisis

4. Memilih materi pembelajaran ditulis dalam bentuk butir-butir yang sesuai


dengan ….
A. indikator Pencapaian Kompetensi C. kompetensi Inti
B. kompetensi Dasar D. materi pokok

5. Kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara


teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,
menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam
rangka pengumpulan data atau informasihal ini merupakan penerapan saintifik
pada tahap ….
A. mengamati C. menanya
B. mengkomunikasikan D. menganalisis

F. Rangkuman

Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan


lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai
standar kompetensi lulusan peserta didik harus memiliki kemampuan yang
mencakup kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. 4
kompetensi ini disebut juga dengan kompetensi inti. Kompetensi ini merupakan

164
PPKn SMP KK C

landasan pengembangan kompetensi dasar. Dalam setiap rumusan kompetensi


dasar terdapat unsur kemampuan berpikir atau bertindak dan materi. Kompetensi
dasar diuraikan ke dalam beberapa indikator pencapaian kompetensi (IPK).
Selanjutnya berdasarkan IPK ditentukan butir-butir materi, kegiatan pembelajaran,
dan teknik penilaian yang sesuai.

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: a. tuntutan


kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; b.
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; c. potensi dan kebutuhan
peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.

Materi pembelajaran dikembangkan dari Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3).


Materi pembelajaran ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Indikator merupakan acuan untuk menentukan materi
ajar (pembelajaran). Indikator diturunkan dari kompetensi dasar

Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan


saintifik diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat
meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),meningkatkan
keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (Push for
analysis) dan berkomunikasi (Require communication).

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi “Langkah-langkah Perumusan Indikator
Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn”. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Langkah-langkah
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi
Pembelajaran PPKn?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Langkah-langkah Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
dan Pemilihan Materi Pembelajaran PPKn?

165
Kegiatan Pembelajaran 7

3. Apa manfaat mempelajari materi Langkah-langkah Perumusan


Indikator Pencapaian Kompetensi dan Pemilihan Materi Pembelajaran
PPKn terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat
menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman
Saudara terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan
pembelajaran berikutnya.

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi
Kegiatan Pembelajaran 7.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 8, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 9, terutama yang belum dikuasai.

166
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 8
Langkah-Langkah Model Pembelajaran PPKn

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:

1. menguraikan langkah-angkah model Project Based Learning dengan benar.


2. mengidentifikasi langkah-langkah model Problem Based Learning dengan
benar.
3. menjabarkan langkah-langkah model Discovery Learning dengan tepat.
4. mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang
berbasis saintifik dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan langkah-angkah model Project Based Learning.


2. Mengidentifikasi langkah-langkah model Problem Based Learning.
3. Menjabarkan langkah-langkah model Discovery Learning.
4. Mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang
berbasis saintifik.

C. Uraian Materi

1. Langkah-langkah Model Project Based Learning


Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

167
Kegiatan Pembelajaran 8

1 2 3
PENENTUAN PERTANYAAN MENYUSUN PERECANAAN MENYUSUN JADWAL
MENDASAR PROYEK

6 5 4
EVALUASI MENGUJI HASIL
PENGALAMAN MONITORING

Gambar 8. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek


Penjelasan:
Langkah 1: Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat
relevan untuk para peserta didik.
Langkah 2: Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Langkah 3: Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) menetapkan batas penyelesaian
proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
Langkah 4: Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas

168
PPKn SMP KK C

yang penting.
Langkah 5: Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
Langkah 6: Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga
pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus


dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian
yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk.

2. Langkah Penerapan Model Problem Based Learning


Langkah-langkah kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut.
Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting
dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan
oleh peserta didik, serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi
proses pembelajaran.
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai
berikut.
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki

169
Kegiatan Pembelajaran 8

masalah-masalah penting dan bagaimana menjadikan peserta didik


mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong
untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar


Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan saling
berbagi (sharing) antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok peserta
didik dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan
masalah yang berbeda.
Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya
tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan
eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat
penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi
permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan
Memamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan
pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu
video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang

170
PPKn SMP KK C

diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan


pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik.
Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru
berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeran ini melibatkan peserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan
lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta
didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.

3. Langkah-langkah Model Discovery Learning


Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model Discovery Learning di kelas
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada langkah perencanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi.
6) Menyusun tugas untuk dipelajari peserta didik.
7) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
8) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan model discovery learning di dalam kelas menurut Syah (2004)
ada beberapa prosedur atau tahap yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

171
Kegiatan Pembelajaran 8

belajar mengajar yakni:


Tahap stimulasi/pemberian rangsangan (Stimulation)
Pada tahap pemberian rangsangan peserta didik dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan banyak pertanyaan, pro-kontra dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, melempar kasus, memutar video, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta
didik dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar
tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Contoh kegiatan pemberian rangsangan : wacana konvoi peserta didik untuk
merayakan kelulusan, hukuman mati bagi bandar narkoba, video
pelanggaran lalu lintas dan sebagainya.

Tahap pernyataan/ identifikasi masalah (Problem statement)


Setelah dilakukan tahap stimulasi, guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Contoh
pernyataan: hukuman mati bagi bandar narkoba melanggar HAM,
pelanggaran lalu lintas disebabkan oleh rendahnya kesadaran hukum oleh
masyarakat.

Tahap pengumpulan data( Data collection )


Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Tahap pengolahan data (Data processing)


Pada tahap pengolahan data peserta didik melakukan analisis atas data ,
informasi yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, angket dan

172
PPKn SMP KK C

dokumen yang selanjutnya ditafsirkan sesuai rumusan masalah,


sebagaimana pendapat Syah (2004:244) yang mengatakan bahwa
pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.

Tahap pembuktian( Verification)


Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan,
dihubungkan dengan hasil pengolahan data (data processing).Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah
terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

Tahap menarik kesimpulan/generalisasi( Generalization )


Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif yang Berbasis Saintifik


Frank Lyman, tahun 1985 telah mengembangkan pembelajaran kooperatif teknik
Think Paire and Sharre (berpikir berpasang-pasangan dan curah pendapat). Model
pembelajaran kooperatif dimana siswa dalam satu kelas dibagi dalam kelompok
kecil (4-6 orang) atau lebih saling berpasangan untuk tukar pendapat serta saling
membantu satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Tujuan model pembelajaran ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar akademik,
(2) meningkatkan kesadaran untuk menerima terhadap keragaman, (3) mampu
meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan sosial. Pembelajaran dengan
cooperative learning akan memberikan manfaat bagi siswa dalam: (1)
meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dan bersosialisasi, (2) melatih
kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap – laku selama bekerjasama,
(3) upaya mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, (3)
meningkatkan iklim belajar yang lebih aktif dan membangun masyarakat belajar

173
Kegiatan Pembelajaran 8

yang saling ketergantungan dan bekerjasama, (4) meningkatkan motivasi belajar,


harga diri dan sikap-laku yang positif, (5) memupuk rasa tanggung jawab baik
individu maupun kelompok,

Langkah-Langkah Pembelajaran:
a. Guru menyampaikan pokok materi (bukan ceramah, tetapi topik pembahasan)
dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Siswa diminta membentuk pasangan (pair)
c. Siswa diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan yang
disampaikan guru terkait dengan pokok materi (think paire = berpikir
berpasang-pasangan).
d. Bila sudah selesai dalam memecahkan persoalan berpasangan, kemudian tiap
pasangan memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok berempat dan
tiap anggota kelompok berempat diberi kesempatan untuk mengemukakan
hasil pemikiran (sharing).
e. Guru memimpin pleno diskusi dan tiap kelompok diberi kesempatan untuk
mengemukakan hasil diskusinya.
f. Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pada pembicaraan pokok
permasalahan dan guru dapat menambah materi yang belum diungkap para
siswa.
g. Guru memberi kesimpulan.
h. Penutup

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam Akitivitas pembelajaran pada materi “Langkah-langkah Model


Pembelajaran PPKn“, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan
aktivitas pembelajaran pada poin 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti
model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

1. Peserta diklat mempersipakan diri untuk mengikuti proses


Pendahuluan pembelajaran;
2. Peserta memahami tujuan pembelajaran mempelajari modul, dan
materi tentang langkah-langkah model pembelajaran PPKn.

174
PPKn SMP KK C

1. Peserta melakukan tanya jawab tentang langkah-langkah model


pembelajaran PPKn.
2. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan( pasangan A, pasangan
B, pasangan C, …….s/d kelompok ).
3. Peserta memahami tugas untuk merumuskan permasalahan yang
berhubungan dengan langkah-langkah model pembelajaran PPKn
SMP.
4. Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan, tiap pasangan
mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap
permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta
bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari
internet.
5. Berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk: setiap
Kegiatan Inti kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan
permasalahan yang diajukan peserta dan mengerjakan LK, hingga
selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan
6. Bila sudah selesai, tiap pasangan kelompok belajar memilih
kelompok pasangan belajar lain, sehingga terbentuk kelompok kecil
terdiri atas 4 orang.
7. Peserta yang tergabung dalam kelompok kecil berbagi pendapat
terhadap hasil pemecahan masalah terkait dengan langkah-langkah
model pembelajaran PPKn.
8. Bila sudah selesai, kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusun
laporan hasil diskusi.
9. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
10. Peserta memahami dan memperhatikan Instruktur/Narasumber
dalam memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatan pada
diskusi dan kerja kelompok .
1. Peserta secara bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran
Kegiatan 2. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Penutup 3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
1) Peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “langkah-langkah model
pembelajaran PPKn”.
2) Peserta diklat memahami judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran
dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.
3) Peserta diklat memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas
serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta
dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Peserta diklat melakukan tanya jawab mengenai langkah-langkah
penerapan model pembelajaran
5) Peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja
keras(Mandiri) memahami terhadap materi modul

175
Kegiatan Pembelajaran 8

6) Berdiskusi bersama dan mengerjakan secara berkelompok tentang


Latihan/ kasus LK. 8.1 yang telah disediakan.
7) Hasil diskusi setiap kelompok dikomunikasikan dengan cara ditempel.
Dalam setiap kelompok, sebagian anggota bertugas sebagai penjaga
stand, sedangkan sebagian anggota lainnya melakukan window
shoppig ke kelompok lain. Saat perwakilan kelompok mengunjungi
hasil diskusi kelompok lain, perwakilan kelompok yang berkunjung
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari hasil diskusi kelompok
lain. Perwakilan kelompok yang menjaga pajangan bertugas
memberikan penjelasan kepada kelompok-kelompok lain yang datang.
Hal ini menunjukkan sikap komitmen atas keputusan bersama.
8) Wakil dari masing-masing kelompok melaporkan hasil kunjungannya di
depan kelas dengan percaya diri. Hal ini menunjukkan rasa senang
berbicara secara teratur.
9) Saat wakil kelompok melaporkan hasil kunjungannya, peserta lain
memperhatikan dengan seksama. Hal ini mencerminkan menghargai
orang lain dan solidaritas.
10) Instruktur memberikan penguatan tentang: langkah-langkah
penerapan model pembelajaran
11) Instruktur memberi penjelasan tentang penyelesaian tugas-tugas yang
menjadi tagihan pembelajaran saat On mengerjakan latihan dengan
tekun dan antusias.
12) Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinannya Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan soal latihan secara individu sebagaimana yang
telah dipersiapkan di dalam modul. Harapannya peserta diklat dengan
berani mampu mengemukakan pendapat, bekerja keras (mandiri) dalam
mengerjakan tugas yang ada.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat menyampaikan pengalamannya dalam mengerjakan
latihan soal.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil

176
PPKn SMP KK C

pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain


3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK 8.1 Mengidentifikasi Langkah-Langkah Model Pembelajaran PPKn

Prosedur Kerja:

1. Bagilah kelas menjadi 4 kelompok!


2. Carilah contoh skenario pembelajaran yang menggunakan:
Model PjBL untuk kelompok 1
Model PBL untuk kelompok 2
Model DL untuk kelompok 3
Model Pembelajaran Kooperatif untuk kelompok 4
3. Berdasarkan contoh yang telah kelompok Saudara temukan, identifikasilah
langkah-langkah model pembelajaran sesuai dengan kelompok Saudara!
4. Berikan komentar terhadap hal-hal yang dianggap penting!
5. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara!

E. Latihan/Tugas/Kasus

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Pembelajaran PPKn dengan discovery learning, antara lain dilakukan dengan


menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang membingungkan agar timbul
keinginan untuk menyelidiki permasalahannya. Tahapan pembelajaran ini lebih
dikenal dengan ...
A. problem statement C. stimulation
B. data collection D. verification

177
Kegiatan Pembelajaran 8

2. Penggunaan model discoverylearning dalam pembelajaran PPKn,


dimaksudkan agar peserta didik dapat ….
A. menemukan masalah C. memecahkan masalah
B. menemukan konsep D. mengasosiasi informasi

3. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifikyang memberikan


kesempatan kepada peserta didik dalam:mendesain proses untuk menentukan
solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan dan berkala melakukan
refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, adalah penerapan ....
A. inquiry learning C. discovery learning
B. project basedlearning D. problem based learning

4. Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memberikan


kesempatan kepada peserta didik bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi atas permasalahan dunia nyata, maka penerapan model
pembelajarannya adalah….
A. inquiry learning C. discovery learning
B. project based learning D. problem basedlearning

5. Model pembelajaran dengan pendekatan saintifikyang memberikan


kesempatan kepada peserta didik dalam membuat keputusan tentang sebuah
kerangka kerja dan secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi guna memecahkan permasalahan, adalah ....
A. discovery learning C. inquiry learning
B. project basedlearning D. problem based learning

178
PPKn SMP KK C

F. Rangkuman

Setiap model pembelajaran memilih sintak atau urutan dalam penerapan


pembelajaran. Agar sintak dari suatu model pembelajaran menggambarkan
penerpan pendekatan saintifik, maka setiap model di dalam langkah-
langkahnya harus memuat kegiatan mengamatan, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkumunikasikan. Model pembelajaran
saintifik tidak terbatas pada model PjBL, PBL, dan DL, dan Pembelajaran
Kooperatif namun masih banyak model pembelajaran lain dikembangkan
dengan menggunakan pendekatan saintifik.

179
Kegiatan Pembelajaran 8

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi “Langkah-Langkah Model Pembelajaran
PPKn”. Setelah kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan
balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Langkah-Langkah
Model Pembelajaran PPKn?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Langkah-Langkah Model Pembelajaran PPKn?
3. Apa manfaat mempelajari materi Langkah-Langkah Model Pembelajaran
PPKn terhadap tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya


dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap
materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran
berikutnya.
2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 8.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Saudara dapat
melanjutkan kegiatan pembelajaran 9, jika masih di bawah 80% Saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 8, terutama yang belum dikuasai.

180
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 9
Penilaian Hasil Belajar PPKn

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. menguraikan pengertian penilaian hasil belajar dengan benar.
2. menguraikan fungsi penilaian hasil belajar dengan benar.
3. menguraikan tujuan penilaian pembelajaran PPKn dengan benar.
4. menguraikan ruang lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik dengan benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menguraikan pengertian penilaian hasil belajar.


2. Menguraikan fungsi penilaian hasil belajar.
3. Menguraikan tujuan penilaian pembelajaran PPKn.
4. Menguraikan ruang lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar


Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk
memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.

Penegasan tersebut termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun


2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
memiliki peran antara lain untuk membantu peserta didik mengetahui capaian
pembelajaran (learning outcomes). Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh

181
Kegiatan Pembelajaran 9

pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang


kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan belajar.

Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik


memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat
melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan
belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer
cara belajar tadi untuk mengatasi kelemahannya (transfer of learning). Penilaian
hasil belajar oleh pendidik merupakan alat untuk mewujudkan akuntabilitas
profesionalnya, dan dapat juga digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan
pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi peserta didik yang
membutuhkan, serta memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Kurikulum 2013 mensyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic


assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan
pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic
learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan
informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.

2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar


Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
a. Penilaian Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik
dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran
remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan
guru untuk pertemuan berikutnya; dan

b. Penilaian Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada


akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di
satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk

182
PPKn SMP KK C

menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan


pendidikan seorang peserta didik.

3. Tujuan Penilaian Pembelajaran PPKn


 Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
 Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
 Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik
yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
 Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.

4. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik


Berdasarkan Permendikbud no 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian
aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan
a. Penilaian Aspek Sikap (Spiritual dan Sosial)
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap
sosial adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Penilaian Aspek Sikap

Tingkatan Sikap Deskripsi


Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan
perhatian terhadap nilai tersebut
Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut;
dan komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem
nilai dirinya

Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya


dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak
(karakter)
Sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964

183
Kegiatan Pembelajaran 9

b. Penilaian Aspek Pengetahuan


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada dimensi pengetahuan adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. Penilaian Aspek Pengetahuan

Dimensi Pengetahuan Deskripsi


Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,
angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus
dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan
antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori.
Prosedural Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari
suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda,
dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan
suatu prosedur.
Metakognitif Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan,
menentukan pengetahuan yang penting dan tidak
penting (strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai
dengan konteks tertentu, dan pengetahuan diri (self-
knowledge).
Sumber: Olahan dari Andersen, dkk., 2001

c. Penilaian Belajar Aspek Keterampilan


Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak berupa
kemampuan belajar adalah sebagai berikut.

184
PPKn SMP KK C

Tabel 16. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Keterampilan Abstrak Berupa
Kemampuan Belajar

Dimensi Pengetahuan Deskripsi


Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda,
angka, tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus
dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural,
dan hipotetik)
Prosedural Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Metakognitif Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis
dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat;
mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi,
dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/
konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar)
dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media
dan lain-lain.
Sumber: Olahan Dyers

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan kongkret adalah


sebagai berikut :

Tabel 17. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Keterampilan Kongkret Deskripsi


Persepsi (perception) Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu
gerakan
Kesiapan (set) Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk
melakukan suatu gerakan
Meniru (guided response) Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan (mechanism) Melakukan gerakan mekanistik
Mahir (complex or overt response)
Mahir (complex or overt response) Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi
Menjadi gerakan alami (adaptation) Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas
dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya

Menjadi tindakan orisinal (origination) Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru
oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya

Sumber: Olahan dari kategori Simpson

185
Kegiatan Pembelajaran 9

D. Aktivitas Pembelajaran

Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Penilaian Hasil Belajar PPKn”
pada kegiatan pembelajaran 9 untuk peserta yang mengikuti moda tatap muka
penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1. Sedangkan bagi peserta
yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan 1. Peserta diklat menerima materi sajian serta memberi motivasi
2. Peserta memahami tujuan dan garis besar materi pelatihan.
Kegiatan Inti 1. Peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang)
2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang
dihadapi lapangan terkait dengan sasaran penilaian hasil
belajar
3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga
terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan).
4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap
permasalahan yang sudah dirumuskan.
5. Dari perumusan masalah tiap kelompok mencari sumber,
mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut.
6. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan
yang dihadapi dan mengerjakan LK.9.1
7. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja
kelompoknya
8. Kelompok lain menanggapi, memberi saran dan komentar
peserta lain memperhatikan dengan seksama. Hal ini
mencerminkan menghargai orang lain dan solidaritas
9. Instruktur memberikan penguatan terhadap materi yang telah
didiskusikan
Penutup 1. Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari
dengan jujur dan bahasa yang santun.
2. Peserta memeperhatikan penguatan terutama tentang hakikat
sasaran penilaian hasil belajar, serta tugas-tugas dalam kegiatan
modul ini.
3. Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta
berdoa menurut keyakinannya masing-masing dan dipimpin
oleh ketua kelas.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
1) Peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan
kebermaknaan mempelajari materi modul “Penilaian Hasil Belajar
PPKn”.
2) Peserta memahami judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan

186
PPKn SMP KK C

tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.


3) Peserta memahami skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta
tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam
penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual
4) Peserta bersama instruktur melakukan curah pendapat tentang materi
“penilaian PPKn” dengan menghargai pendapat teman dalam kelas
5) Peserta membagi diri dalam kelompok-kelompok.
6) Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan
dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan
kreatif dan percaya diri. Selain itu juga peserta mengerjkan LK 9.1
7) Peserta diklat mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain
menanggapi memberi komentar dan saran dengan saling toleransi.
8) Peserta diklat memperhatikan penguatan yang diberikan oleh
narasumber
b. Kegiatan On
Peserta diklat mengerjakan LK secara individu sebagaimana yang telah
dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan
berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK
9.2 yang ada.
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.
2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil
pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK. 9.1 Menjabarkan Penilaian PPKn di SMP


Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 9 dan referensi lainnya
yang mendukung dengan cermat!
2. Kerjakan soal-soal berikut ini!

187
Kegiatan Pembelajaran 9

3. Kumpulkan jawaban atas soal-soal yang telah diberikan!


Daftar Pertanyaan
1. Jabarkanlah sasaran penilaian hasil belajar menurut Ketentuan
Kurikulum 2013!
2. Jelaskan ruang ingkup penilaian hasil belajar!
3. Bagaimana cara menentukan acuan penilaian?

LK 9.2 Analisis Komponen-komponen dalam Penilaian


Prosedur Kerja:
1. Bacalah uraian materi pada Kegiatan Pembelajaran 9 dan referensi lainnya
yang mendukung dengan cermat!
2. Kerjakan soal berikut ini!
3. Kumpulkan jawaban atas soal-soal yang telah diberikan!
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016, uraikan
komponen-komponen dalam penilaiannya dengan menggunakan
peta konsep yang komunikatif!

E. Latihan/Kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau


kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan
fungsinya penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi penilaian formatif dan
sumatif, dibawah ini yang bukan termasuk penilaian sumatif adalah ….
A. ulangan akhir semester
B. ulangan tengah semester
C. ulangan kenaikan kelas
D. ulangan harian

188
PPKn SMP KK C

2. Penilaian formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik


dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Contoh penilaian
formatif adalah ….
A. ulangan akhir semester
B. ulangan tengah semester
C. ulangan kenaikan kelas
D. ulangan harian

3. Yang bukan tujuan penilaian pembelajaran PPKn adalah ….


A. memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
B. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan dan
ketrampilan
C. menetapkan program perbaikan atau pengayaan
D. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan

4. Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian


hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri dari
penilaian….
A. pengetahuan, psikomotor, kognitif
B. pengetahuan, sikap, ketrampilan
C. sikap, kognitif, proses
D. proses, sikap, pengetahuan

5. Dibawah ini yang bukan termasuk sasaran penilaian hasil belajar oleh
pendidik pada dimensi pengetahuan adalah….
A. faktual C. prosedural
B. metakonseptual D. konseptual

F. Rangkuman

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh

189
Kegiatan Pembelajaran 9

pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan


hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun


2016 disebutkan bahwa mengenai Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah terdiri atas penilaian sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik meliputi penilaian sumatif dan formatif.

190
PPKn SMP KK C

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari Penilaian Hasil Belajar PPKn. Setelah kegiatan
pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan menjawab
pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Penilaian Hasil
Belajar PPKn?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Penilaian Hasil Belajar PPKn?
3. Apa manfaat mempelajari materi Penilaian Hasil Belajar PPKn terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat


menerapkannya dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman
saudara terhadap materi modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan
pembelajaran berikutnya.

191
Kegiatan Pembelajaran 9

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran 9.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka saudara dapat
melanjutkan Kegiatan Pembelajaran 10, jika masih di bawah 80% saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 9, terutama yang belum dikuasai.

192
PPKn SMP KK C

Kegiatan Pembelajaran 10
Prosedur Penyusunan RPP

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca modul, diskusi dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan


pembelajaran peserta mampu:
1. menjelaskan pengertian RPP sesuai dengan konsep.
2. menguraikan prosedur penyusunan RPP sesuai dengan ketentuan Kurikulum
2013.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan pengertian RPP.


2. Menguraikan prosedur penyusunan RPP.

C. Uraian Materi

1. Pengertian RPP

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Rujukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud No.103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara


lengkap agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

193
Kegiatan Pembelajaran 10

peserta didik. Pengembangan RPPdilakukan sebelum semester atau tahun


pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.

2. Prosedur Penyusunan RPP


Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau
berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh
kepalasekolah/ madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru
secara berkelompok antar sekola hatau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan
disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor Kementerian Agama setempat.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru, harus mengintegrasikan dan
memperkuat 4 hal penting sesuai ketentuan regulasi yang dilakukan oleh
Kemendikbud, antara lain :
a. Memuat rancangan penguatan karakter, sesuai Perpres 87 tahun 2017
tentang penguatan Pendidikan Karakter berdasarkan karakteristik mata
pelajaran masing-masing.
b. Memuat rancangan literasi sesusai kerakteristik mata pelajaran.
c. Memuat rancangan pembelajaran abad 21 (4 C) sesuai karakteristik mata
pelajarannya Memuat rancangan pembelajaran HOTS sesuai karakteristik
mata pelajarannya.

Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses


Pendidikan Dasar dan Menengah, yang didalam lampirannya memuat mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan menggambarkan prosedur penyusunan RPP.
Prosedur tersebut sebagai berikut:
1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber
belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD;
3. Memberikan identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; identitas mata
pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester; materi pokok; dan alokasi
waktu.
4. Kompetensi inti, kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi yang
telah dirumuskan sebelumnya
5. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

194
PPKn SMP KK C

ketercapaian kompetensi;
6. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
7. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
8. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
9. Langkah-langkah pembalajaran, ini ada pada silabus dalam bentuk yang lebih
operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta
didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat,bahan, dan
sumber belajar; Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan
alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup;
10. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 10 ini, peserta yang mengikuti


moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada poin 1.
Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas
pembelajaran pada poin 2.

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Kegiatan Deskripsi Kegiatan
1. Peserta diklat siap untukmengikuti proses pembelajaran;
2. Peserta memahami suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan
Pendahuluan
tujuan pembelajaran diklat.
3. Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, agar pembelajaran lebih terarah dan
terukur.

Peserta diklat membagi diri ke dalam beberapa kelompok


Kegiatan Inti
(sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya
sebagai berikut:

195
Kegiatan Pembelajaran 10

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


1. Peserta melakukan tanya jawab tentang prosedur
penyusunan RPP dengan menggunakan contoh yang
kontekstual..
2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, …….s/d
kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang.
3. Peserta mencari sumber informasi/data untuk
menemukan jawaban terhadap permasalahan yang
diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas
mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk
dari internet.
4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap
kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan
permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai
dalam waktu yang sudah ditentukan
5. Peserta diklat juga mengerjakan LK 10.1
6. Peserta dalam kelompok melaksanakan penyusunan
laporan hasil diskusi.
7. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil
diskusi.
8. Peserta memperhatikan atas klarifikasi yang disampaikan
instruktur berdasarkan hasil pengamatan instruktur pada
diskusi dan kerja kelompok .
1. Peserta diklat melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
Kegiatan 2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
Penutup pembelajaran.
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In


a. Aktivitas In -1
1) Sebelum peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa
menurut keyakinan dan cara masing-masing agar aktivitas
pembelajaran berjalan dengan lancar. Berdoa dipimpin oleh ketua
kelas.

2) Peserta memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan


kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar pembelajaran
lebih terarah dan terukur.

3) Peserta bersama instruktur melakukan Curah pendapat tentang materi


dengan menghargai pendapat teman dalam kelas.

196
PPKn SMP KK C

4) Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan


dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan
kreatif dan percaya diri.

5) Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 10.1.


Sesama peserta saat berdiskusi menghargai semangat kerjasama
dalam menyelesaikan persoalan bersama, komitmen atas keputusan
bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, dan solidaritas.
Para peserta mampu menghormati keragaman pendapat dalam
berdiskusi dan tidak memaksakan kehendak.

6) Instruktur memberikan penguatan terhadap materi yang telah


didiskusikan.

7) Peserta melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari


dengan jujur dan bahasa yang santun.

8) Peserta memperhatikan pada saat instruktur memberi penguatan


tentang materi yang dipelajari, serta tugas-tugas dalam kegiatan modul
ini.

9) Peserta memperhatikan dan memahami pada saat instruktur memberi


penjelasan tentang penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tagihan
pembelajaran saat On mengerjakan LK 10.2 dengan tekun dan
antusias.

10) Setelah peserta melakukan aktivitas pembelajaran, peserta berdoa


menurut keyakinannya Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas dalam
pelatihan ini.

b. Kegiatan On

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara


individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan
harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja
keras dalam mengerjakan LK 10.2..
c. Kegiatan In 2
1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan
pertanyaan, saran dan komentar.

197
Kegiatan Pembelajaran 10

2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil


pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain
3) Menyimpulkan hasil pembelajaran
4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

LK.10.1 Identifikasi Komponen RPP


Prosedur Kerja:
1. Bagilah kelas menjadi 6 kelompok!
2. Carilah 1 contoh RPP dengan ketentuan:
Kelompok 1 dan 2 untuk kelas VII
Kelompok 3 dan 4 untuk kelas VIII
Kelompok 5 dan 6 untuk kelas IX
3. Berdasarkan contoh yang telah kelompok Saudara temukan, identifikasilah
komponen-komponen RPP pada contoh RPP yang kelompok Saudara
temukan!
4. Berikan komentar terhadap hal-hal yang dianggap penting!
5. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara!

LK.10.2 Menjabarkan Prosedur Penyusunan RPP


Prosedur Kerja:
1. Bagilah kelas menjadi 4 kelompok!
2. Secara berkelompok, gambarkanlah prosedur penyusunan RPP PKn dengan
semenarik dan sekomunikatif mungkin!
3. Tempel hasil kerja kelompok Saudara pada tempat yang telah disediakan!
4. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap hasil kerja kelompok lain!
5. Kumpulkan hasil pengamatan dan penilaian yang telah kelomok Saudara
lakukan!

198
PPKn SMP KK C

E. Latihan/Kasus/Tugas

Untuk mengukur pemahaman Saudara, kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan


jujur!

1. RPP sebagai rancangan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada


komponen …
A. indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran
B. metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
C. penilaian proses dan hasil belajar
D. materi ajar dan sumber belajar

2. Pada saat menyusun RPP, pemilihan dan penetapan komponen media


pembelajaran mengacu pada ….
A. tujuan/indikator dan materi pembelajaran
B. metode dan kegiatan pembelajaran
C. indikator dan materi pembelajaran
D. tujuan dan indikator

3. Agar peserta didik lebih memahami sesuai dengan tingkat


perkembangannya, maka materi pembelajaran PKn perlu dikemas dalam
bentuk ....
A. lembar kegiatan siswa C. makalah
B. diktat D. modul

4. Prosedur penyusunan RPP saat ini berdasarkan pada Pemendikbud No…


A. 20 tahun 2016 C. 22 tahun 2016
B. 21 tahun 2016 D. 23 tahun 2016

5. Digunakan pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses


pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai adalah ….
A. metode pembelajaran C. tujuan pembelajaran
B. media Pembelajaran D. sumber belajar

199
Kegiatan Pembelajaran 10

F. Rangkuman

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Rujukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud
No.103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

1. Umpan balik
Saudara telah mempelajari materi Prosedur Penyusunan RPP. Setelah
kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini :

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari Prosedur


Penyusunan RPP?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Prosedur Penyusunan RPP?
3. Apa manfaat mempelajari materi Prosedur Penyusunan RPP terhadap
tugas Bapak/Ibu?
4. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?

Untuk pengembangan dan implementasinya, Saudara dapat menerapkannya


dalam proses pembelajaran PPKn. Hasil pemahaman Saudara terhadap materi
modul ini akan sangat bermanfaat pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

200
PPKn SMP KK C

2. Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran
10.

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑇 100%
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka saudara dapat
melanjutkan kegiatan berikutnya, jika masih di bawah 80% saudara harus
mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 10, terutama yang belum dikuasai.

201
Kegiatan Pembelajaran 10

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

A. Kegiatan Pembelajaran 1

Aspek Yang Diamati Baik Buruk


Tutur kata Tulus bohong, fitnah
berprasangka baik sombong,
melaksanakan tugas Melecehkan
patuh pada yang punya Melukai
otoritas berbicara
memuji dengan tulus seenaknya
Mendukung Kasar
humor lucu kasar pada orang
menentramkan, meredam tua
Sabar merendahkan,
mudah dipahami Menyakiti
Arogan
Superior
marah-marah
tidak peduli
konteks
nada tinggi
Sikap Ikhlas, rendah hati , tidak sikap tidak jujur,
menyombongkan tidak ikhlas, tidak
diri,amanah amanah. Sikap
,taubat,prasangka baik yang tidak
terhadap orang lain, menempatkan
pemaaf, pemurah, syukur kedudukan
,zuhud (tidak terpaut pada manusia pada
dunia) ,tenggang rasa harkat dan
,sabar ,ridha dengan martabatnya (nilai-
ketentuan Allah ,berani nilai kemanusiaan
,lapang dada,lemah lembut yang adil dan
,kasih sayang ,selalu ingat beradab) misalnya
mati ,tawakal ,takut Allah sombong,tidak
,suka dengan ilmu pemaaf dan
pengetahuan ,rasa malu, sebagainya
terutama jika berbuat salah
,kasih saying.
Perilaku 1. Membina saling 1. Melaksanakan
menghormati antara kepercayaan
pemeluk agama dan ketaqwaan
pada Tuhan
Yang Maha Esa

202
PPKn SMP KK C

Aspek Yang Diamati Baik Buruk


2. Membina kerjasama dan menurut dasar
toleransi antar pemeluk kemanusaiaan
agama yang adil dan
3. Menginginkan adanya beradap
kerukunan pemeluk 2. Senantiasa
agama melakukan
4. Berlapang dada konflik antara
5. Mengutamakan pemeluk agama
kepentingan orang 3. Tidak
banyak dengan tidak mentoleransi
melupakan unsur antar pemeluk
individu yang juga agama
memerlukan 4. Tidak
perlindungan menginginkan
6. Iklhas dan bertanggung adanya
jawab dalam kerukunan
melaksanakan setiap pemeluk agama
keputusan Merusak
lingkungan
5. Tidak
menghargai
suku, ras lain
6. Mengutamakan
daerah asalnya

B. Kegiatan Pembelajaran 2

1. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan
tertinggi ditangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat.
Hal ini berakibat pada tidak terjadinya saling mengawasi dan saling
mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan
eksekutif (presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua
cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh
lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan
(presidan) yang menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi

203
Kegiatan Pembelajaran 10

dan saling mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong


lahirnya kekuasaan yang otoriter.
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan
lebih dari satu tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
d. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu
banyak memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk
mengatur hal-hal yang penting dengan Undang-Undang.
e. Rumusan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang
demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak
asasi manusia (HAM), dan otonomi daerah.
2. Tujuan Perubahan UUD RI Tahun 1945 :
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar RI
Tahun 1945
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak
asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan
syarat bagi suatu negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

204
PPKn SMP KK C

3. Alasan Yuridis Perubahan UUD NRI 1945


a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai
tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka
Pancasila.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia
dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu
negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945.
4. Kesepakatan dasar untuk mengubah UUD NRI 1945
a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Alasan MPR
tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 adalah karena Pembukaan UUD
1945 memuat dasar filosofis dan dasar normatif .
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. Kesepakatan dasar untuk
mempertegas sistem pemerintahan presidensial .
d. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif
dalam Penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
5. Perubahan UUD 1945 dilakukan dengan cara adendum.
Proses perubahan UUD RI Tahun 1945
a. Tingkat I
Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang
masuk dan hasil dari pembahasan tersebut merupakan rancangan Majelis
sebagai bahan pokok Pembicaraan Tingkat II.
b. Tingkat II
Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan
Pimpinan dan dilanjutkan dengan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi.
c. Tingkat III
Pembahasan oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil
pembicaraan Tingkat I dan II. Hasil pembahasan pada Tingkat III merupakan
rancangan putusan Majelis.

205
Kegiatan Pembelajaran 10

d. Tingkat IV
Pembambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar
laporan dari Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu
dengan kata akhir dari fraksi-fraksi
6. Hasil Perubahan UUD NRI 1945
a. Perubahan Pertama UUD NRI 1945 hasil Sidang Umum MPR tahun 1999
tanggal 14 sampai dengan 21 Oktober 1999.
b. Perubahan Kedua UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2000 tanggal 7 sampai dengan 18 Agustus 2000
c. Perubahan Ketiga UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR tahun
2001 tanggal 1 sampai dengan 9 Nopember 2001
d. Perubahan Keempat UUD RI Tahun 1945 hasil Sidang Tahunan MPR
tahun 2000 tanggal 1 sampai dengan 11 Agustus 2002
7. Pembukaan UUD RI Tahun 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang
terperinci, mengandung arti bahwa memuat dasar filosofis dan normatif yang
mendasari seluruh pasal dalam UUD RI Tahun 1945, Pembukaan UUD RI
Tahun 1945 mengandung staatsidee ( cita-cita negara ), berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia , tujuan negara dan dasar negara yang harus
dipertahankan.
8. Alinea I mengandung makna bahwa kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan bangsa Indonesia bertekad untuk menghapus segala bentuk
penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemnusiaandan
perikeadilan
Alinea II, alenia ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian
bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada
tingkat yang menentukan, bahwa momentum yang telah dicapai tersebut
harus dimanfaatkan untukmenyatakan kemerdekaan, bahwa kemerdekaan
tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan
mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alenia ketiga, alenia ini memuat motivasi spiritual yang luhur, dan mengilhami
Proklamasi kemerdekaan serta menunjukka pula ketaqwaan bangsa
Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Alenia keempat, alenia ini menegaskan bahwa negara Indonesia mempunyai
fungsi sekaligus melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

206
PPKn SMP KK C

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan


kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Negara Indonesia berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat,
negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.

C. Kegiatan Pembelajaran 3

1. Untuk membantu menjawab jaminan universal bahwa kemerdekaan dan


kebebasan adalah hak segala bangsa termaktub dalam Pembukaan UUD
NKRI Tahun 1945 maka baca bacaan kegiatan pembelajaran 7 hal 99 - 104
2. Untuk menganalisis kewajiban menghormati hak asasi orang lain telah
diamanatkan oleh UUD NKRI Tahun 1945 maka bacalah bacaan kegiatan
pembelajaran 7 hal.105
Kewajiban-kewajiban hak asasi yang diamanatkan UUDNRI 1945 antara lain
sebagai berikut:
a) pasal 23A, membayar pajak;
b) pasal 27 ayat (1), kewajiban mentaati hukum dan pemerintah;
c) pasal 27 ayat (3), kewajiban pembelaan negara;
d) pasal 28J ayat (1), kewajiban menghormati hak asasi manusia orang
lain;
e) pasal 28J ayat (2), hak tunduk pada pembatasan undang-undang
dalam menjalankan hak asasi manusia; 6) pasal 30 ayat (1), kewajiban
ikut dalam upaya pertahanan keamanan negara;
f) pasal 31 ayat (2), kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar
3. Kewajiban Dasar Manusia (KDM) yang diatur dalam Pasal 69 ayat (1) UU
Nomor 39 Tahun 1999 bahwa “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”.
4. Hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak
sosial budaya termaktub dalam Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945

207
Kegiatan Pembelajaran 10

D. Kegiatan Pembelajaran 4

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 4 dan uraikan pendapat saudara

E. Kegiatan Pembelajaran 5

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 4 dan uraikan pendapat saudara

F. Kegiatan Pembelajaran 6

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 6 dan uraikan pendapat saudara

G. Kegiatan Pembelajaran 7

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 7 dan uraikan pendapat saudara

H. Kegiatan Pembelajaran 8

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 8 dan uraikan pendapat saudara

208
PPKn SMP KK C

I. Kegiatan Pembelajaran 9

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 9 dan uraikan pendapat saudara

J. Kegiatan Pembelajaran 10

Untuk membantu menjawab dari beberapa pertanyaan tersebut maka bacalah


bacaan kegiatan pembelajaran 10 dan uraikan pendapat saudara.

209
Evaluasi

Evaluasi Akhir
Petunjuk Umum:

1. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab
pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir
tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas.
2. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi
Profesional dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogi
3. Jawablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak
diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal.
4. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah
huruf yang telah diberi tanda silang.
5. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar
soal diserahkan kepada pengawas.
6. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan jujur.
Petunjuk Pengerjaan:

1. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk
jawaban salah).
2. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A,
B, C, atau D di lembar jawaban.

Bagian A Kompetensi Profesional

1 Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini!


1) Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
2) Tidak egois
3) Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya
dari pada kepentingan bangsa dan negara
4) Tidak menghargai pendapat orang lain
5) Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

Yang termasuk perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, ditunjukkan pada nomor ….
A. 1, 2, dan 3 C. 1, 4 dan 5
B. 1, 3, dan 4 D. 2, 4 dan 5

210
PPKn SMP KK C

2 Keberagaman dipandang sebagai kekayaan yang bersifat kodrati dan


alamiah, artinya ….
A. keberagaman bisa menjadi ancaman dan hambatan dalam
pembangunan
B. sebagai budaya bangsa karena itu harus dipelihara dan dilestarikan
C. sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa karena itu tidak perlu
dipermasalahkan
D. keberagaman menjadi khasanah bangsa Indonesia

3 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945


dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam ….
A. Pasal 2 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945
B. Pasal 2 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945
C. Pasal 3 dan Pasal 36 Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945
D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945

4 Dalam bertutur kata, Pak Ari selalu menggunakan bahasa yang sopan, pahit
madu, enak didengar, dan tidak jarang mengucapkan rasa syukurnya
kepada siapapun tanpa membeda-bedakan status sosial, ras, agama
maupun golongan. Hal tersebut sesuai dengan Sila … .
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

5 Kehidupan pada kelompok masyarakat adat, bertutur kata dan berperilaku

211
Evaluasi

di lingkungan harus mengikuti norma yang berlaku, kepantasan ukurannya


bersumber pada norma ….
A. kebiasaan
B. kesusilaan
C. agama
D. hukum

6 Kesepakatan Bangsa Indonesia untuk tidak merubah Pembukaan UUD


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hal yang sangat
penting, karena ….
A. mengandung pokok pikiran yang terdiri 4 alenia
B. memuat pernyataan kehendak negara
C. mengandung arah dan tujuan politik luar negari
D. memuat dasar filosofis dan normatif negara

7 Berikut ini contoh nyata wujud tuntutan reformasi dibidang penegakan


hukum adalah ….
A. pemberian hukuman yang tegas pada koruptor
B. peningkatan pendapatan perkapita sekuruh rakyat
C. pemberian anggaran ke desa-desa
D. peningkatan infra struktur pembangunan

8 Secara tegas, Pembukaan UUD NRI 1945 telah memuat pengakuan hak
asasi manusia yang kemudian mengilhami Bangsa Indonesia untuk aktif
dalam memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa terjajah di
seluruh dunia melalui konferensi-konferensi internasional. Prinsip tersebut
dinyatakan dalam pembukaan UUD NRI 1945 alinea ....
A. Alinea ke-1
B. Alinea ke-2
C. Alinea ke-3
D. Alinea ke-4

9 Alasan tidak dilakukannya perubahan pada Pembukaan UUD NRI Tahun


1945 adalah ….
A. Pembukaan UUD NRI 1945 memuat dasar filosofis dan normatif yang
mendasari seluruh pasal dalam UUD NRI Tahun 1945

212
PPKn SMP KK C

B. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mengandung staatside (cita-cita


negara), berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia, tujuan negara,
dan dasar negara harus tetap dipertahankan
C. Pembukaan UUD NRI 1945 merupakan sumber segala sumber hukum
di Indonesia
D. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah yang
fundamental

10 Jakarta, CNN Indonesia ( 28 Juli 2018) – Dibalik kematian Muhammad


Yusuf (seorang wartawan yang terlibat sengketa pemberitaan) ditemukan
ada indikasi pembiaran dari aparat atas sakit yang diderita. Selama dalam
tahanan, pengobatan Yusuf kurang difasilitasi sehingga menyebabkan
kematian.
Berdasarkan cuplikan berita tersebut, salah satu UU organik yang dapat
dijadikan dasar adalah ….
A. UU No. 23 Tahun 2014
B. UU No. 13 Tahun 2003
C. UU No. 26 Tahun 2000
D. UU No. 39 Tahun 1999

11 Perilaku bela negara di lingkungan sekitar tempat tinggal dapat diwujudkan


melalui kegiatan …..
A. menjaga kelestarian lingkungan
B. berpartisipasi dalam organisasi
C. memberantas pelacuran
D. turut baris berbaris

12 Setiap norma memiliki kesamaan, yaitu …..


A. petunjuk hidup dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku
B. memuat nilai-nilai luhur yang harus dilaksanakan
C. petunjuk dalam kehidupan bersama seluruh warga
D. pranata kehidupan manusia dalam bernegara

213
Evaluasi

13 Sanksi yang berupa perasaan takut mendapatkan siksa di akhirat


merupakan salah satu ciri norma ….
A. agama
B. kesusilaan
C. norma
D. hukum

14 Aturan dalam suatu masyarakat yang tumbuh dengan didasarkan oleh jiwa
masyarakat itu sendiri dan dilakukan secara berulang-ulang merupakan
makna dari … .
A. kebiasaan
B. norma kesopanan
C. aturan
D. norma

15 Ketika tersangka diperiksa oleh pihak berwenang, tanpa di damping kuasa


hukum, sebenarnya bertentangan dengan asas ….
A. praduga tak bersalah
B. legalitas peradilan
C. peradilan
D. legalitas

214
PPKn SMP KK C

16 Upacara “buang sesaji di laut“, ”sedekah bumi” bagi masyarakat tertentu,


merupakan wujud dari ….
A. kesopanan
B. kesusilaan
C. keagamaan
D kebiasaan

17 Keinginan kuat Bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam mencapai


kemerdekaan untuk pertama kalinya dibuktikan pada peristiwa ….
A. Sidang BPUPKI
B. Sidang PPKI
C. KMB di Denhaag
D. Sumpah Pemuda

18 Reaktualisasi jiwa dan semangat sumpah pemuda harus dimaknai sebagai


upaya serius dalam menjaga integritas, karakter bangsa dan semangat
nasionalisme melalui pemuda-pemuda Indonesia di tengah berbagai
persoalan yang melanda bangsa Indonesia, baik yang datang dari dalam
negeri maupun sebagai akibat dari interaksi global. Dengan Sumpah
Pemuda kita sebagai generasi muda harus berperilaku ….
A. mendahulukan daerahnya
B. menghormati suku bangsa lain
C. mementingkan daerah
D. bangga terhadap daerahnya

19 Gerak cepat TNI dalam membongkar mercusuar yang dibangun oleh


Malaysia di daerah Kabupaten Sambas merupakan wujud nyata ….
A. bentuk kerakusan suatu negara ingin menguasai wilayah negara lain
B. bentuk provokasi Malaysia terhadap Indonesia untuk memecah belah
bangsa
C. unjuk kekuatan negara lain terhadap negara tetangga yaitu Indonesia
D TNI untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI

215
Evaluasi

20 Berikut ini contoh nyata dari implementasi nilai semangat kebangsaan di


bidang kewilayahan adalah ….
A. penjaga perbatasan wilayah Indonesia
B. penjaga mercu suar di pelabuhan
C. pengabdian pendidik di daerah terpencil
D. penjaga keamanan hutan

Bagian B Kompetensi Pedagogi

21 Orientasi siswa terhadap masalah, mengorganisasi siswa untuk


belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, merupakah langkah
model pembelajaran ....
A. Inquiry Learning
B. Discovery Learning
C. Project Based Learning
D. Problem Based Learning

22 Perhatikan pernyataan dibawah ini :


1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam KD;
2) Gaya belajar peserta didik
3) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
4) Sarana prasana sekolah
5) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan hal-hal
yang ditunjukkan pada nomor ….
A. 1,2 dan 3 C. 1, 3 dan 4
B. 1,2 dan 4 D. 1, 3 dan 5

216
PPKn SMP KK C

23 Mendesain Perencanaan merupakan salah satu kegiatan pembelajaran


dalam model … .
A.Project Based Learning
B.Discovery Learning
C.Problem Based Learning
D.Cooperative Learning

24 Dalam membelajarkan norma hukum yang berlaku dalam kehidupan


bermasyarakat dan bernegara, peserta didik diputarkan video tentang
Pelanggaran Lalu Lintas dan Akibatnya, kemudian peserta didik
ditugaskan untuk mencermat serta mencatat hal-hal penting yang
bermanfaat bagi peserta didik untuk selanjutnya dibahas dalam
pembelajaran. Dalam model discovery learning, kegiatan pembelajaran
yang dimaksud di atas adalah ….
A. data prosessing
B. data collection
C. problem statement
D. stimulation

25 Indikator pencapaian kompetensi berbunyi “menampilkan perilaku patuh


terhadap norma yang berlaku di masyarakat”, maka aspek yang dinilai
berupa….
A. pengetahuan
B. keterampilan
C. sikap spiritual
D. sikap sosial

26 Setiap komponen silabus memiliki hubungan yang sistematik, artinya


A. memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran
B. sangat penting dalam proses pembelajaran
C. memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan.
D. memiliki fungsi dan manfaat sendiri-sendiri

217
Evaluasi

27 Salah satu fungsi penilaian formatif adalah untuk memantau


ketercapaian tujuan pembelajaran. Berikut ini yang termasuk ke dalam
penilaian formatif adalah ….
A. ulangan akhir semester
B. ulangan tengah semester
C. ulangan kenaikan kelas
D. ulangan harian

28 Apabila KD PPKn berbunyi “Menganalisis kasus pelanggaran HAM


menurut UUD NRI 1945, maka bahan ajar utama yang dikembangkan
bersumber pada ….
A. UUD NRI 1945 dan UU No. 39 Tahun 1999
B. UUD NRI 1945 dan UU No.26 Tahun 2000
C. UUDS 1950 dan UU No. 7 Tahun 1953
D. UUD 1949 dan peraturan perundangan lainnya

29 Guru memperdengarkan berita di radio tentang permasalahan hukum


yang terjadi saat ini, merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
proses….
A. menanya
B. mengamati
C. mengasosiasi
D. mengumpulkan informasi

30 Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa


penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas penilaian….
A. pengetahuan, psikomotor, kognitif
B. pengetahuan, sikap, ketrampilan
C. sikap, kognitif, proses
D. proses, sikap, pengetahuan

218
PPKn SMP KK C

Kunci Jawaban Tes Formatif

Kegiatan Pembelajaran 1
1 C. Menghina suku, agama dan antar golongan lain
Pembahasan : Sudah jelas
2 D. Memuji
Pembahasan :
Seudah jelas, sebab yang bukan contoh bertutur kata buruk yakni memuji
3 B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Pembahasan :
Memperlakukan secara semena-mena, sehingga menghinakan, merendahkan dan
merasa tidak mendapat keadilan merupakan perilaku yang bertentangan dengan
sila ke 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)
4 C. Menginginkan adanya kerukunan antar kelompoknya saja
Pembahasan :
Sudah jelas karena saling menghormati antara pemeluk agama, kerjasama
/toleransi antar pemeluk agama dan menginginkan adanya kerukunan pemeluk
agama merupakan perilaku baik yang sesuai dengan Pancasila sila ke-1
5 C. 1, 4 dan 5
Pembahasan :
Perilaku buruk yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku adalah :
 Tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap keputusan
 Egois
 Mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok ataupun keluarganya dari
pada kepentingan bangsa dan negara
 Tidak menghargai pendapat orang lain
 Memaksakan kehendak pada orang lain
Kegiatan Pembelajaran 2
1 D. Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Pembahasan
 Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 3
dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang
menegaskan bahwa “untuk mengubah Undang-Undang Dasar, sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah MPR harus hadir”.
2 B. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk
struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR
yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
Pembahasan :
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain:

219
Evaluasi

 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membentuk


struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi ditangan MPR
yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan ralyat. Hal ini berakibat pada tidak
terjadinya saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances)
pada institusi-institusi ketatanegaraan
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan
kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif
(presiden), disamping itu presiden juga punya Hak Prerogatif . Dua cabang
kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalani oleh lembaga
negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan (presidan) yang
menyebabkan tidak bekerjanya prinsip saling mengawasi dan saling
mengimbangi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya
kekuasaan yang otoriter.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung
pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu
tafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum diubah) berbunyi “Presiden
memegang jabatannya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali” Rumusan pasal itu dapat ditafsirkan lebih dari satu, yakni tafsir pertama
bahwa presiden dan wakil presiden dapat dipilih berkali-kali dan tafsir kedua
adalah bahwa presiden dan wakil presiden hanya boleh memangku jabatan
maksimal dua kali dan sesudah itu tidak boleh dipilih kembali.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terlalu banyak
memberikan kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal
yang penting dengan Undang-Undang.
a. Rumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945
tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis,
supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia
(HAM), dan otonomi daerah.
3 C. 2, 3, dan 4
Pembahasan :
Tujuan Perubahan UUD Negara RI Tahun 1945, antara lain adalah:
1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan dasar dalam mencapai tujuan
nasional yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan
rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan
paham demokrasi.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan
peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara

220
PPKn SMP KK C

hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis
dan modern.
5. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa,
menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan
dalam perjuangan mewujudkan negara sejahtera.
6. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara
bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti
pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum. Menyempurnakan aturan
dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai dengan
perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk
kurun waktu yang akan datang.
4 A. 1999
Pembahasan : sudah jelas
5 D. 2002
Pembahasan : sudah jelas
Kegiatan Pembelajaran 6
1 C. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-1
Pembahasan : sudah jelas, karena dalam
Pembukaan UUD 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak asasi manusia.
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 memberikan jaminan universal bahwa
kemerdekaan dan kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang
kemudian mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi
bangsa-bangsa terjajah di seluruh dunia.
2 A.Kewajiban warga negara untuk membela negara
Pembahasan : dalam pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945 tertulis : segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada kecualinya". Pasal ini
merupakan pengakuan dan jaminan hak persamaan semua warga negara dalam
hukum dan pemerintahan
3 E.Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
Pembahasan :
Dalam pasal 28 B ayat 2 tertulis bahwa Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
4 B.Pasal 28 A-J
Pembahasan : sudah jelas
5 B. Hak atas jaminan sosial terutama bagi anak-anak terlantar (pasal 34)

221
Evaluasi

Pembahasan : sudah jelas


Kegiatan Pembelajaran 4
1 D. Norma
Pembahasan : Norma adalah petunjuk hidup bagi tingkah laku manusia dan apabila
dilanggar akan mendapat sanksi (ancaman hukuman). Norma juga dapat diartikan
sebagai kaidah atau aturan-aturan bertindak yang dibenarkan untuk mewujudkan
sesuatu yang penting, berguna, dan benar. Norma-norma itu mempunyai dua
macam isi, yaitu perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi
seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik.
Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
2 B. 1,2 dan 4
Pembahasan :
Norma bertujuan untuk menetapkan bagaimana tindakan dan tingkah laku
manusia seharusnya. Norma yang berlaku, baik norma agama, norma kesopanan,
norma kesusilaan maupun norma hukum bertujuan untuk:
 Menjamin keharmonisan hidup manusia secara pribadi dan dalam
dirimanusia tenteram karena merasa tidak ada pelanggaran dan
pertentangan batin (konflik kejiwaan).
 Menjamin keselarasan dan keseimbangan hak dan kewajiban; juga
keseimbangan pribadi; antar pribadi dengan masyarakat dan negara.
 Untuk mengatur kedudukan antar manusia secara mendasar. Artinya
mereka yang melanggar norma ialah pribadi yang “rendah” martabatnya,
sedangkan yang menjunjung norma ialah pribadi yang “tinggi” martabatnya.
3 C.Kesopanan
Pembahasan : sudah jelas
4 D.Kesusilaan
Pembahasan :
Sumber norma agama adalah kitab suci masing-masing agama.Norma kesusilaan
bersumber dari hati nurani manusia.Sumber norma kesopanan adalah keyakinan
masyarakat yang bersangkutan itu sendiri dapat berupa hal-hal yang bersifat dari
kepantasan, kepatutan, kebiasaan. Walaupun norma kesusilaan dan kesopanan
mempunyai sumber yang sama yaitu dari akal budi nurani dan masyarakat namun
dari segi tinjauan berbeda. Norma kesusilaan sebenarnya ditinjau dari sisi dalam
kepribadian manusia, sedangkan norma kesopanan ditinjau dari sisi luar
kepribadian manusia yaitu sopan santun dan tata krama atau etika pergaulan.
Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber atau dibuat oleh lembaga
negara yang berwenang
5 A. Agama
Pembahasan : sudah jelas
6 B.Kepantasan dan kepatutan
Pembahasan : sudah jelas
7 B. Unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri

222
PPKn SMP KK C

Pembahasan : sudah jelas


8 D.1, 4 dan 5
Pembahasan : sudah jelas
9 D. Dikucilkan dan dimusuhi
Pembahasan : sudah jelas
10 D. Berteman dengan memperlihatkan ekspresi dan penghargaan
Pembahasan : sudah jelas
Kegiatan Pembelajaran 5
1 C. Kota dan Kabupaten
Pembahasan :
Pengadilan Negeri berkedudukan di kota atau kabupaten yang daerah hukumnya
meliputi wilayah kota atau kebupaten tersebut
2 B.Memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang
beragama Islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus
berdasar syariat tertentu
Pembahasan :
Tugas dan wewenang Pengadilan Agama pada intinya adalah memeriksa,
mengadili, dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam
mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasar syariat
tertentu.
3 C.M engadili perkara tindak perdata yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit
Pembahasan :
Pengadilan yang berada dalam ranah peradilan militer berwenang untuk:
 mengadili perkara tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit atau yang
disamakan dengan prajurit,
 mengadili sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.
4 B. Memeriksa, mengadili, memutuskan, dan menyelesaikan sengketa tata usaha
negara di tingkat pertama
Pembahasan :
Peradilan Tata Usahan Negara bertugas untuk memeriksa, mengadili dan
memtuskan suatu sengketa. Sengketa yang dimaksud adalah sengketa yang
timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata
dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian tersebut secara jelas menunjukkan bahwa subyek di
PERATUN adalah perorangan atau badan hukumperdata sebaga penggugat dan
pejabat Tata Usaha Negara sebagai tergugat.
5 C.Pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang atau
badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk dimiliki
Pembahasan : Hibah adalah pemberian suatu benda secara suka rela dan tanpa
imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum

223
Evaluasi

untuk dimiliki.
Kegiatan Pembelajaran 6
1 D. Menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas
Pembahasan :
Berdasarkan pasal Pasal 7 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaandijelaskan
pelayanan kepemudaan diarahkan untuk:
 menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat
profesionalitas; dan
 meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
2 B. Tanah air, bangsa dan bahasa
Pembahasan : Sumpah Pemuda telah memberikan semangat dan motivasi baru
bagi bangsa Indonesia untuk memperjuangkan nasib dan eksistensinya sebagai
bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Sumpah Pemuda telah memberikan
inspirasi terhadap seluruh anak bangsa untuk tetap menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan bersumpah untuk mengakui satu tumpah darah, satu
bangsa dan satu bahasa.
3 B. Menghormati suku bangsa lain
Pembahasan : sudah jelas
4 D.Sebuah negara
Pembahasan : sudah jelas
5 C. Saling tolong menolong
Pembahasan : sudah jelas
6 C. 1,3 dan 4
Pembahasan :
Perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI adalah :
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
2. Perang Gerilya
3. Perlawanan agresi militer Belanda
Sedangkan perjuangan non fisik :
1. Perjanjian Renville
2. Perjanjian Linggarjati
3. Perjanjian Roem royen
4. Perjanjian KBM
7 A. Belanda mengakui secara defacto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa,
Sumatera dan Madura
Pembahasan :
Hasil perundingan Perjanjian Linggarjati terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi
hal-hal berikut.
 Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia,
yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
 Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

224
PPKn SMP KK C

 Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk Negara Republik


 Indonesia Serikat (RIS).
 Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth
(Persemakmuran) Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai
kepala uni.
8 C. SyafruddinPrawiranegara
Pembahasan :
PerjanjianRenville dilaksanakan di atas kapal yang bernama Renville milik Amerika
Serikat, antara pemerintah Indonesia dengan pihak Belanda, dan Komisi
TigaNegara (Amerika Serikat, Belgia dan Australia) sebagai perantaranya.
Delegasi Indonesia diketuai oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan pihak
Belanda menempatkan seorang Indonesia yang bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo
sebagai ketua delegasinya. Penempatan Abdulkadir Wijoyoatmojo ini merupakan
siasat pihak Belanda dengan menyatakan bahwa pertikaian yang terjadi antara
Indonesia dengan Belanda merupakan masalah dalam negeri Indonesia dan bukan
menjadi masalah intemasional yang perlu adanya campur tangan negara lain.
9 A. Roem-Royen
Pembahasan : Dalam perundingan Roem-Royen, pihak Republik Indonesia tetap
berpendirian bahwa pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke
Yogyakarta
10 C. Mengibarkan bendera merah putih di depan rumah pada hari-hari besar nasional
dengan baik dan benar
Pembahasan : sudah jelas
Kegiatan Pembelajaran 7
1 D.1, 3 dan 5
Pembahasan :
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
 tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
KD;
 karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
 potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah
2 A. Kompetensi Dasar
Pembahasan :
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
3 A.Mengamati
Pembahasan : sudah jelas
4 A. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pembahasan :
Materi pembelajaran ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan indikator

225
Evaluasi

pencapaian kompetensi. Indikator merupakan acuan untuk menentukan materi ajar


(pembelajaran). Indikator diturunkan dari kompetensi dasar. Pada setiap
kompetensi dasar ada materi pokok. Dengan demikian, di dalam menyiapkan
materi ajar ada dua kategori materi yakni materi pokok dan materi ajar. Materi
pokok diturunkan dari kompetensi dasar dan materi ajar diturunkan dari indikator.
Menurunkan materi ajar (pembelajaran) dari indikator dilakukan dengan cara
mencoret atau membendakan kata kerja operasional yang ada pada indikator.
Sisanya atau hasilnya merupakan materi ajar (pembelajaran).
A.Mengamati
Pembahasan :
Metode yang paling dominan adalah observasi. Dengan observasi peserta didik
dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan, 2013). Menurut
Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek
tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan
5
memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk
mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan
yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif,
sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut
pengamatan kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka
didalam pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan
siswa mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan.
Kegiatan Pembelajaran 8
1 C.Stimulation
Pembahasan :
Tahap stimulasi/pemberian rangsangan (Stimulation)
Pada tahap pemberian rangsangan peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan banyak pertanyaan, pro-kontra dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan, melempar kasus, memutar video, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-
teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan
peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai. Contoh kegiatan pemberian
rangsangan : wacana konvoi peserta didik untuk merayakan kelulusan, hukuman
mati bagi bandar narkoba, video pelanggaran lalu lintas dan sebagainya.
2 B. Menemukan konsep
Pembahasan :
Discovery Learning
Metode penemuan (discovery) diartikan sebagai prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan,
sebelum sampai kepada generalisasi. Sehingga metode penemuan (discovery)

226
PPKn SMP KK C

merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang
memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri,
mencari sendiri, dan reflektif
3 B. Project based learning
Pembahasan :
Model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai kegiatan proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk
desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan nilai-nilai.
Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja sama secara mandiri
maupun berkelompok dalam mengkontsruksikan produk nyata.
4 D.Problem based learning
Pembahasan :
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan
5 B. Project based learning
Pembahasan :
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis
dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan
Kegiatan Pembelajaran 9
1 D.Ulangan harian
Pembahasan :
Penilaian Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir
suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan
pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan
nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang
peserta didik.
2 D.Ulangan harian
Pembahasan:
Penilan Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama
proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013
agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan
peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan
RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan
berikutnya; dan
3 D. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap dan pengetahuan
Pembahasan :

227
Evaluasi

Tujuan Penilaian Pembelajaran PPKn


 Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik
untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.
 Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
 Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik
yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
 Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
4 B.Pengetahuan, sikap, Ketrampilan
Pembahasan :
Berdasarkan Permendikbud no 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian
aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan
5 B.Metakonseptual
Pembahasan :
sasaran penilaian hasil belajar oleh Pendidik pada dimensi pengetahuan ada 4
yakni faktatual, konseptual, prosedural dan metakognitif
Kegiatan Pembelajaran 10
1 B. Metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
Pembahasan :
RPP dapat digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk
melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya berisi
petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup
materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang
harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP ini pengajar akan
dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup
materi, strategi

2 A. Tujuan/indikator dan materi pembelajaran


Pembahasan :
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar dan
media pembelajaran yang berkualitas adalah sebagai berikut.
 Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar;
 Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang
dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan
 Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya;
 Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumber belajar yan
dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi
dalam kegiatan belajar mengajar;

228
PPKn SMP KK C

 Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih


hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi pencapai pesan
pembelajaran.
3 A. Lembar kegiatan siswa
Pembahasan : sudah jelas
4 C.22 tahun 2016
Pembahasan : Sudah jelas
5 A.Metode Pembelajaran
Pembahasan : sudah jelas

Kunci Jawaban Evaluasi Akhir

1. B 11. A 21. D
2. C 12. A 22. D
3. D 13. A 23. A
4. B 14. D 24. D
5. A 15. C 25. B
6. D 16. D 26. C
7. A 17. D 27. D
8. A 18. B 28. A
9. B 19. D 29. B
10. D 20. A 30. B

229
Penutup

Penutup
Demikian modul guru pembelajar kelompok kompetensi C bagi guru Mata
Pelajaran PPKn SMP. Semoga Saudara dapat memahami secara menyeluruh apa
yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal
dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu
(memiliki kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas
pembelajaran) serta bermakna bagi para peserta didik.

Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Saudara tidak saja pada
pelatihan melainkan juga pada saat Saudara melaksanakan tugas di daerah
masing-masing. Kemampuan-kemampuan yang Saudara kuasai setelah
mempelajari modul ini akan berguna bagi Saudara dalam membimbing teman
sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan
kritik yang membangun. Dengan kritik dan saran yang diberikan, semoga dapat
digunakan sebagai bahan untuk menyempurnakan modul.

230
PPKn SMP KK C

Daftar Pustaka
Abdulgani, Roeslan. (1964). Dihadapan Tunas Bangsa. Djakarta: Penerbit B.P.
Prapantja.

AECT, (1977), The Definition of Educational Technology. Association For


Educational Communication and Technology.

Akbar, Patrialis. 2013. Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun


1945. Jakarta: Sinar Grafika.

Al-Hakim, S. 2010. Media Pembelajaran Berbasis Pembudayaan Nilai-Nilai


Pancasila. Malang. UM Press.

Al-Hakim, S. 2011. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Makalah Disajikan


pada Workshop Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila (PNP) Berbasis
Pendidikan Karakter Bangsa Bagi Guru Sekolah Dasar Di Jawa Timur.
Batu, Tanggal 14 s/d 16 Nopember 2011

Al-Hakim, S. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia.


Malang. Madani (Kelompok Intrans Publishing)

Ana Oqi, Media dan Sumber Belajar, http://info-


makalah.blogspot.com/2011/07/media-dan-sumber-belajar.ht, diakses
pada tanggal 2 Desember 2015

Arsyad. Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo, 2009

Asshiddiqie, Jimly ( 2005 ), Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta :


Konstitusi Press

Asshiddiqie, Jimly, 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca


Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.

Budiarjo, Miriam. 2003. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Darji Darmodiharjo, et al.1986; Nilai, Norma dan MoralJakarta: Aries Lima.

Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi
Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sumpah Pemuda, Latar Belakang dan


Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional. Musium Sumpah Pemuda. 2008

Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.

231
Daftar Pustaka

1945 Sampai Dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002 Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana

Fathoni, Abdurrahmat.2006. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta:Rineka Cipta

Gaffar, Afan. 2000. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta :


Pusataka Pelajar.

Harjanto, 2008. Perencanaan Pengajaran, Jakarta:Rineka Cipta.

Hartanti, Evi. 2007. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika

Hasibuan, Sofia R. 2002.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Teori dan


Konsep, Jakarta: Dian Rakyat,

Herimanto. 2008. Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Http://www.academia.edu/4757053/Proses_Perumusan_Pancasila
Http://Herrypkn.Blogspot.Com/2012/08/Semangat-Kebangsaannasionalisme-
Dan.Html

Http://Komunitasgurupkn.Blogspot.Co.Id/2014/08/Norma-Dan-Kebiasaan
Antardaerah-Di.Html

Https://Sahabatkurikulum2013.Wordpress.Com/2015/01/09/Norma-Dan-
Kebiasaan-Antar-Daerah-Di-Indonesia-2/

Http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penelitian-tindakan-
kelas.html

Http://Perpus-Maya.Blogspot.Com/2015/07/Makna-Semangat-Kebangsaan.Html
Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma

Kansil, C.S.T, (2002), Pengantar Ilmu Hukum , Jakarta : Balai Pustaka

Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi


Nusantara

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta :
2014

KementerianPendidikandanKebudayaan. 2015.
PendidikanPancasiladanKewarganegaraan Kelas 9

232
PPKn SMP KK C

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,2014. Buku Guru Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan SMP , Jakarta, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Jakarta.

Khon, Hans.1961. Nasionalisme; Arti dan Sedjarahnja.Jakarta: PT


Pembangunan

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.


Koentjaraningrat. 1993. Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraninngrat. 1977. Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:


Jambatan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, (2006), Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi , Sekretariat Jendral,
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Mahmud, Thariq. Menggagas Sumpah Pemuda 201. Media Indonsia, 27 Oktober


2012

Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan


Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press

Mas’oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Editor. 2001. Perbandingan Sistem


Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mertokusumo, Sudikno. 1999. Mengenal Hukum; Suatu Pengantar. Yogyakarta:


Liberty.

Moleong, Lexy. J, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rajawali


Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta.
Prestasi Pustaka.

Mutiara Rindu, Media dan Sumber Belajar,


http://reditayuke10.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html,
di akses pada tanggal 5 Desember 2015

Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Notonagoro, 1980, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Djakarta: Pantjuran Tudjuh

Nur Alfani, 2015 Juni 9 , ( 2015 ), Sistematika Perubahan UUD Negara RI 1945

Penerbit Erlangga

Pengadilan Militer II-08 Jakarta. Struktur Organisasi. Online. http://www.dilmil-


jakarta.go.id/rnews.php?nid=114. Diakses tanggal 1 Desember 2015.

Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran pada


Pendidikan Dasar dan Menengah.

233
Daftar Pustaka

Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan


Proklamasi

Pudjantoro, P. 2011. Media Pembelajaran PPKn. Malang. Panitia Sertifikasi Guru


115.

Rahardjo, Satjipto. 1996. Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Rahardjo, Satjipto. 2002. Sosiologi Hukum, Perkembangan, Metode dan Pilihan
Masalah. Surakarta: UII

Rahmat. Sumpah Pemuda:Antara Idealisme dan RealismePendidikan Politik.


Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Februari-Juli 2003

Republik Indonesia , Kementeri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun


2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.

Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun


2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Republik Indonesia, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014


tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah

Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Rohani. Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar


Tabinkas

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta, Penerbit Kecana.
Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat
UI Press

Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah).
Jakarta : Rajawali Pers.

Sekretariat Jendar MPR RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945

Soekanto, Soerjono, Dr., S.H., MA., 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan
Hukum; Jakarta: CV Rajawali

Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung:


Alumni

Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada

234
PPKn SMP KK C

Sukarnyana, 2002.Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional,


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Proyek
Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP
Malang,

Supandi, 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP,
Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu
Pendidikan.

Suseno, Franz Magnis. 2008. Etika Kebangsaan Etika Kemanusiaan: 79 Tahun


Sudah Sumpah Pemuda. Yogyakarta: Kanisius

Suwirta,Andi. Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda Dan Revolusi Kemerdekaan


Indonesia Dalam Perspektif Pendidikan. Sipatahoenan: South-East Asian
Journal for Youth, Sports & Health Education, 1(1) April 2015

Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan
Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta

Thaib, Dahlan. 1998. Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif


Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press

Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana


Media Grafika.

Tutik, Titik Triwulan. 2010. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Prestasi
Pustakaraya. Jakarta.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan


Anak.

Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan


Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Wulandeltapkn, Sabtu 25 Pebruari ( 2015 ), Perubahan UUD Negara RI 1945

Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke


Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zoelva, Hamdan. 2002. Sistem Penyelenggaraan Kekuasaan Negara Setelah


Perubahan UUD 1945. Makalah. Jakarta : Sekretaris Negara RI.

235
Glosarium

Glosarium

Afeksi Perasaan dan emosi yg lunakbangsa laindengan maksud untuk


memperluas negara itudapat mewakili danmenjadi contoh dari
teori tersebut atau orang
Dasar Negara Pondasi bagi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan
kehidupan ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang
ada dalam suatu negara
Diplomasi Seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut
diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau
organisasi
Eksponen Orang yang menerangkan atau menafsirkan suatu teori
Imperialisme Sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk
kembali
Kolonialisme Paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah
ataumendapatkankekuasaandan keuntungan yang lebih besar
Momentum Saat yang tepat
Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukansecara
berkesinambungandengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati
Orde baru Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Suharto
Orde lama Masa pemerintahan yang dipimpin oleh Sukarno
Otoriter Kekuasaan yang dipegang sendiri dengan sewenang-wenang
Penilaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Psikomotorik Berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan
Rakyat kumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan
dan bersama-sama mendiami suatu wilayah Negara
Reaktualisasi Proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali
Revitalisasi Proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan
Revolusi Perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan
sosial)
Rezim Pemerintahan yang berkuasa
Sub ordinat Bersifat ada di bawah
Warga negara rakyat yang menetap di suatu wilayah negara
tertentu, yang memiliki hak dan kewajian dalam
hubungannya dengan negara

236
PPKn SMP KK C

237

Anda mungkin juga menyukai