Anda di halaman 1dari 246

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI J
Penulis:
Drs. Supandi, M.Pd.
Drs. H. Haryono Adi Purnomo
Rahma Tri Wulandari, S.Pd.
Dr. Sri Untari, M.Si.
Hj. Elita, M.Pd.
Gatot Malady, S.I.P., M.Si.
Magfirotun Nur Insani, S.Pd.
Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum.
Drs. Suparlan Al Hakim, M.S.
Dra. Siti Mulyani
Yudarini Probowati, S.Pd.
Drs. Sumarno
P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd.
Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si.
Dra. Siti Mulyani
Ahmad Hanif Hasan, M.Pd

Penyelia:
Rista Ayu Mawarti, M.Pd

Penelaah:
Dr. Harmanto, S.Pd., M.Pd,

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2018
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
PPKn SMP KK J

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan
pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut
pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG sejak
tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi siswa. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
dilaksanakan melalui Moda Tatap Muka.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPPTK) dan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LP3TK KPTK) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut

iii
Kegiatan Pembelajaran 1

adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui


Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata pelajaran dan
kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui


Pendidikan dan Pelatihan Guru ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
PPKn SMP KK J

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah
Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan


Pelatihan Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG)
2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan program


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar pada tahun 2018 melaksanakan review, revisi, dan
mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dan terintegrasi pembelajaran berorientasi Higher
Order Thinking Skils (HOTS), serta berisi materi pedagogik dan profesional yang
akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan dan


Pelatihan Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi
bahan bacaan wajib bagi para peserta program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan melalui Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan
Pengembangan Soal untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi
pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

v
Kegiatan Pembelajaran 1

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan
PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika,
PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya
dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah
Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan
tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat


meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi
pendidikan anak didik kita.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Pembinaan Guru
Pendidikan Dasar

Drs. Anas M. Adam, M.Pd.


NIP. 195808181984081001

vi
PPKn SMP KK J

Daftar Isi

Hal.
Kata Sambutan ............................................................................................ iii
Kata Pengantar ............................................................................................. v
Daftar Isi...................................................................................................... vii
Daftar Gambar .............................................................................................. x
Daftar Tabel .................................................................................................. x
Pendahuluan ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 3
C. Peta Kompetensi ................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ................................................................................... 7
E. Saran Penggunaan Modul .................................................................. 8

1 BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL........................................ 17


Kegiatan Pembelajaran 1 Paradigma PPKn .............................................. 17
A. Tujuan .............................................................................................. 17
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................... 17
C. Uraian Materi.................................................................................... 17
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................... 25
E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................ 26
F. Rangkuman ...................................................................................... 28
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................ 29
Kegiatan Pembelajaran 2 Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai
Dasar dan Ideologi Negara .............................................................................. 31
A. Tujuan .............................................................................................. 31
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................... 31
C. Uraian Materi.................................................................................... 31
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................... 39
E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................ 43
F. Rangkuman ...................................................................................... 45
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................ 45
Kegiatan Pembelajaran 3 Perubahan Pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun
1945 .................................................................................................................. 47
A. Tujuan .............................................................................................. 47
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................... 47
C. Uraian Materi.................................................................................... 47
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................... 56
E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................ 60
F. Rangkuman ...................................................................................... 62
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................ 63

vii
Kegiatan Pembelajaran 1

Kegiatan Pembelajaran 4 Fungsi dan Wewenang Lembaga-lembaga


Negara Menurut UUD Negara RI Tahun 1945.................................................. 65
A. Tujuan .............................................................................................. 65
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................... 65
C. Uraian Materi .................................................................................... 65
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................... 74
E. Latihan Kerja/Kasus/Tugas ............................................................... 77
F. Rangkuman ...................................................................................... 79
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................ 79
Kegiatan Pembelajaran 5 Pengembangan upaya pemberian jaminandan
perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia .............................................. 81
A. Tujuan .............................................................................................. 81
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................... 81
C. Uraian Materi .................................................................................... 81
D. Aktivitas Pembelajaran ..................................................................... 87
E. Latihan Kerja/Kasus/Tugas ............................................................... 91
F. Rangkuman ...................................................................................... 93
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................ 93
Kegiatan Pembelajaran 6 Harmoni kehidupan masyarakat Bhinneka
Tunggal Ika dalam memperkokoh NKRI ......................................................... 95
A. Tujuan .............................................................................................. 95
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................... 95
C. Uraian Materi .................................................................................... 95
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................... 104
E. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................... 109
F. Rangkuman .................................................................................... 111
G. Umpan Balik dan Tindak lanjut ....................................................... 111

1BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK......................................... 113


Kegiatan Pembelajaran 7 Pengembangan Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran PPKn SMP ............................................................................... 117
A. Tujuan ............................................................................................ 117
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................. 117
C. Uraian Materi .................................................................................. 118
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................... 124
E. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................... 126
F. Rangkuman .................................................................................... 128
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................... 129
Kegiatan Pembelajaran 8 Pengembangan Model-Model Pembelajaran
PPKn SMP ...................................................................................................... 131
A. Tujuan ............................................................................................ 131
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................. 131
C. Uraian Materi .................................................................................. 131
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................... 147

viii
PPKn SMP KK J

E. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................... 149


F. Rangkuman .................................................................................... 151
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................... 151
Kegiatan Pembelajaran 9 Pengembangan Instrumen Penilaian hasil
belajar PPKn SMP .......................................................................................... 153
A. Tujuan ............................................................................................ 153
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................. 153
C. Uraian Materi.................................................................................. 153
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................... 175
E. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................... 177
F. Rangkuman .................................................................................... 179
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................... 180
Kegiatan Pembelajaran 10 Pengembangan Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran PPKn SMP............................................................................... 181
A. Tujuan ............................................................................................ 181
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................. 181
C. Uraian Materi.................................................................................. 181
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................... 188
E. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................... 190
F. Rangkuman .................................................................................... 191
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................... 191
Evaluasi .................................................................................................... 193
Penutup .................................................................................................... 225
Daftar Pustaka .......................................................................................... 226
Glosarium ................................................................................................. 231

ix
Kegiatan Pembelajaran 1

Daftar Gambar

Hal
Gambar 1. Ruang Lingkup ............................................................................................... 7
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka.......................................................... 8
Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ......................................................... 8
Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In......................................... 10
Gambar 6. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar ... Error!
Bookmark not defined.

Daftar Tabel

Hal
Tabel 1. Peta Kompetensi ................................................................................................. 4
Tabel 2. Daftar Latihan Kerja Modul ............................................................................... 12
Tabel 3. kisi-kisi ujian sekolah SMP/MTs – PPKn ........................................................ 15
Tabel 4 Kontribusi dan kedudukan etika, moral dan civics dalam Paradigma PPKn 26
Tabel 6 Kartu soal untuk penyusunan soal pilihan ganda/essay 1 ............................. 42
Tabel 10. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 .................................................... 85
Tabel 11. HAM dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 .......................................................... 87
Tabel 19. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap ........................................................... 156
Tabel 20. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual oleh Walil Kelas dan Guru
BK............................................................................................................................ 157
Tabel 21. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK. 157
Tabel 22. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK ..... 158
Tabel 23. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Pendidik ........................... 158
Tabel 24. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa ........................................................... 159
Tabel 25. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa ........................................................... 160
Tabel 26. Contoh Format Penilaian Antar Teman ....................................................... 161
Tabel 27. Contoh Lembar Penilaian Antar Teman ...................................................... 161
Tabel 28. Jenis, Subjenis, dan Contoh Dimensi Pengetahuan .................................. 167
Tabel 30. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana....................... 185

x
PPKn SMP KK J

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus
kehidupan manusia mulai dari lahir sampai akhir hayat. Secara konsep, pendidikan
merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak terlepas dari adanya
peran keluarga, sekolah dan masyarakat yang biasa dikenal istilah Tri Pusat
Pendidikan, yang meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pusat
pendidikan tersebut memiliki sifat-sifat fungsi serta peran masing-masing yang
mana sangat berpengaruh terhadap perilaku dan sikap anak. Diharapkan ketika
masing masing peran berjalan dengan baik maka anak akan memiliki tutur kata,
perilaku dan sikap yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang


tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko
Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini
terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan
cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM
(religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui
sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh
sendi kehidupan. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang
semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan
bagi masa depan bangsa. Ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan
siswa secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh
dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi,
dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi Kepala Sekolah agar dapat
menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.

1
Pendahuluan

Sebagai upaya untuk merealisasikan pelaksanaan serta mendorong


tercapainya tujuan dari PPK, maka modul ini disusun sebagai sumber belajar
peserta diklat dalam kegiatan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB)
untuk mempersiapkan guru dan tenaga kependidikan dalam memenuhi tuntutan
keprofesionalitasan yang ada. PKB sendiri merupakan kewajiban bagi Guru dan
tenaga kependidikan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB
dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis
kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh
PPPPTK dan LPPPTK KPTK , salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS.

Modul ini juga didesain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara
mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP kelompok kompetensi J Modul
ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara
penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai
tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Dasar hukum dari penulisan modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


untuk guru PPKn SMP antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41
tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.
6. Dan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 21, 22, 23, dan 24
tahun 2016

Secara umum, kompetensi peserta diklat PKB KK-J bagi guru mata pelajaran
PPKn SMP yang diharapkan melalui modul Revitalisasi nilai PPKn SMP dan

2
PPKn SMP KK J

pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan penilaian RPP


PPKn SMP meliputi (1) Paradigma PPKn (2) Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila
(3) Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara dll.

Secara khusus, kompetensi umum yang ada difokuskan pada penguatan


pemahaman guru akan materi permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku
dan bersikap dengan menggunakan pendekatan yang dimiliki oleh PPKn dan
perspektif nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Negara atau pandangan hidup
bangsa Indonesia. Dalam perspektif yang demikian ini, guru akan didorong untuk
tidak hanya memahami penguatan kompetensi warga negara muda secara sempit
pada karakteristik local wisdom yang terdapat dalam nilai-nilai Pancasila,
melainkan juga kompetensi warga negara global di abad ke-21 yang memiliki
kekhasan tersendiri. Yangmana secara umum terdapat 4 (empat) kompetensi
warga negara yang harus dipersiapkan pada abad ini, yaitu : communication,
collaboration, critical thinking, dan creativity.

Hubungan saling terkait antara lokal dan global ini kemudian disajikan dalam
serangkaian kegiatan pembelajaran yang disesuaikan pula dengan Permendikbud
no. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Dengan
demikian, modul yang ada menjadi sumber belajar yang utuh dan dapat memenuhi
setiap kebutuhan guru dalam berproses menjadi profesional sesuai dengan
tuntutan perkembangan dunia pendidikan.

B. Tujuan

Modul kelompok kompetensi J ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-


materi yang ada. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP
dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan
dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn
SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.

Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi
pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang
mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Model-

3
Pendahuluan

model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi
profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Paradigma PPKn,
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi
Negara, Pengembangan perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945,
Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945, Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pengembangan
upaya pemberian jaminandan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia,
Indonesia negara hukum, Pengembangan kerukunan dan harmonisasi dalam
keberagaman masyarakat Indonesia, Pengembangan penerapan persatuan dan
kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Pengembangan sikap dan
komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI, Pengembangan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP, Pengembangan model-
model pembelajaran PPKn SMP, Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn
SMP, Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini
adalah:

Tabel 1. Peta Kompetensi

Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pembelajaran Nama Mata Diklat
Kompetensi
ke -
1. Paradigma PPKn 1. 1. Menganalisis kontribusi
dan kedudukan aspek
etika dalam PPKn
1. 2. Menganalisis kontribusi
dan kedudukan aspek
moral dalam PPKn
1. 3. Menganalisis kontribusi
dan kedudukan aspek
civics dalam PPKn

2. Pembudayaan nilai-nilai 2. 1. Menjelaskan esensi dan


Pancasila sebagai dasar dan urgensi pembudayaan
ideologi negara Pancasila
2. 2. Mengidentifikasi
kegiatan pembudayaan
nilai-nilai Pancasila

4
PPKn SMP KK J

Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pembelajaran Nama Mata Diklat
Kompetensi
ke -
sebagai dasar dan
Ideologi Negara dalam
kehidupan
bermasyarakat
2. 3. Menganalisis sikap dan
perilaku hasil
pembudayaan nilai - nilai
Pancasila sebagai dasar
dan ideologi negara
dalam kehidupan
bermasyarakat

3. Perubahan pasal-pasal dalam 3. 1. Menganalisis esensi dan


UUD NRI Tahun 1945 urgensi perubahan pasal
dalam UUD NRI Tahun
1945
3. 2. Menganalisis pasal-
pasal dalam UUD NRI
Tahun 1945 yang
mengalami perubahan

4. Fungsi dan Wewenang 4. 1. Mengidentifikasi fungsi


Lembaga-lembaga Negara lembaga-lembaga
Menurut UUD Negara RI negara
Tahun 1945 4. 2. Mengidentifikasi
wewenang lembaga-
lembaga negara

5. Pengembangan jaminan dan 5. 1. Menganalisis


perlindungan hak asasi keberadaan Indonesia
manusia di Indonesia sebagai negara hukum
5. 2. Menganalisis upaya
pengembangan jaminan
dan perlindungan hak
asasi manusia di
Indonesia sesuai
dengan UUD NRI Tahun
1945

6. Harmoni kehidupan 6. 1. Menganalisis


masyarakat Bhinneka Tunggal karakteristik masyarakat
Ika dalam memperkokoh NKRI Bhinneka Tunggal Ika
6. 2. Menganalisis strategi
mewujudkan
harmonisasi dalam
kehidupan masyarakat
Bhinneka Tunggal Ika
6. 3. Menganalisis sikap dan
komitmen masyarakat
Bhinneka Tunggal Ika
untuk memperkokoh

5
Pendahuluan

Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pembelajaran Nama Mata Diklat
Kompetensi
ke -
NKRI

7. Pengembangan Pendekatan 1. Mengembangkan


saintifik dalam pembelajaran penerapan mengamati
PPKn SMP dalam pembelajaran
PPKn SMP
2. Mengembangkan
penerapan menanya
dalam pembelajaran
PPKn SMP
3. Mengembangkan
penerapan
mengumpulkan
informasi dalam
pembelajaran PPKn
SMP
4. Mengembangkan
penerapan menalar
dalam pembelajaran
PPKn SMP
5. Mengembangkan
penerapan
mengkomunikasikan
dalam pembelajaran
PPKn SMP

8. Pengembangan Model-model 8. 1. Menyusun


pembelajaran PPKn SMP pengembangan model
PBL (Problem Based
Learning) dalam
pembelajaran PPKn
SMP.
8. 2. Menyusun
pengembangan Model
PJBL (Project Based
Learning) dalam
pembelajaran PPKn
SMP.
8. 3. Menyusun model
pengembangan DL
(Discovery Learning)
dalam pembelajaran
PPKn SMP.

9. Pengembangan Instrumen 9. 1. Menyusun instrumen


Penilaian hasil belajar PPKn penilaian sikap dalam
SMP mata pelajaran PPKn
SMP
9. 2. Menyusun instrumen
penilaian pengetahuan
dalam mata pelajaran
PPKn SMP

6
PPKn SMP KK J

Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pembelajaran Nama Mata Diklat
Kompetensi
ke -
9. 3. Menyusun instrumen
penilaian ketrampilan
dalam mata pelajaran
PPKn SMP

10. Pengembangan Sumber 10. 1. Mengembangkan


belajar dan media sumber belajar PPKn
pembelajaran PPKn SMP SMP secara kreatif
10. 2. Mengembangkan media
pembelajaran PPKn
SMP secara kreatif

D. Ruang Lingkup

Paradigma PPKn

Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara

Perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945

Profesional
Fungsi dan wewenang lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945
Materi PPKn SMP

Pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia

Harmoni kehidupan masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam memperkokoh


persatuan NKRI

Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP

Pengembangan model-model pembelajaran PPKn SMP

Pedagogik
Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP

Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP

Gambar 1. Ruang Lingkup

7
Pendahuluan

E. Saran Penggunaan Modul

Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk
moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-
On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Tatap muka:

Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu
yang di pandu oleh fasilitator.Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur
pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

8
PPKn SMP KK J

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
1) Latar belakang yang memuat gambaran materi
2) Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J,fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi
yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual
maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana
menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Padakegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh

9
Pendahuluan

kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan


fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan
utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In
Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap
muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Sedangkan Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat


dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat
pelaksanaan In service learning 1 fasilitator member kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
1) Latar belakang yang memuat gambaran materi
2) Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

10
PPKn SMP KK J

3) Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.


4) Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul
b. In Service Learning 1 (IN-1)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensiJ,
fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indicator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi
secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung
berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode
berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang
kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON)
1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J,guru
sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in
service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan
mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-
tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2) Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada

11
Pendahuluan

modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan


menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi,
implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah
maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
3) Mengerjakan Latihan kerja/Tugas/Kasus
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan
ON dan yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada
bagian ini juga peserta dan penyaji mereview materi yang dianggap sulit bagi
peserta untuk dibahas bersama fasiliotator berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

3. Latihan Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi J


terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yangdidalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembela-jaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi
yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan
dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Daftar Latihan Kerja Modul

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK.1.1 Menjawab soal tentang aspek yang terkait TM, IN1
dengan paradigma PPKn

2. LK.2.1 Mendeskripsikan upaya pembudayaan nilai – nilai TM, IN1


Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara

12
PPKn SMP KK J

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
3. LK.2.2 Membuat kisi-kisi soal analisis pembudayaan TM, IN1
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara

4. LK.2.3 Mengembangkan butir soal analisis TM, IN1


pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
dan ideologi negara

5. LK.3.1 Menganalisis perubahan pasal-pasal dalam UUD TM, IN1


NRI tahun 1945

6. LK.3.2 Membuat kisi-kisi soal perubahan pasal-pasal TM, IN1


dalam UUD NRI tahun 1945

7. LK.3.3 Mengembangkan butir soal perubahan pasal- TM, IN1


pasal dalam UUD NRI tahun 1945

8. LK.4.1. Menganalisis fungsi lembaga-lembaga negara TM, IN1


sebelum dan sesudah perubahan pasal dalam
UUD NRI Tahun 1945

9. LK.4.2. Menganalisis hubungan antar lembaga negara TM, ON


dalam mencapai tujuan nasional

11. LK. 5.1 Menganalisis pemberian jaminan dan TM, IN1


perlindungan hak asasi manusia di Indonesia

12. LK. 5.2 Membuat kisi-kisi soal pemenuhan jaminan dan TM, ON
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia

13. LK. 5.3 Mengembangkan butir soal pemenuhan jaminan TM, ON


dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia

14. LK. 6.1 Menganalisis tantangan perwujudan harmoni TM, IN1


kehidupan masyarakat Bhinneka Tunggal Ika

15. LK. 6.2 Membuat kisi-kisi soal harmoni kehidupan TM, ON


masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam
memperkokoh NKRI

16. LK. 6.3 Mengembangkan butir soal harmoni kehidupan TM, ON


masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam
memperkokoh NKRI

17. LK. 7.1 Menganalisis macam-macam pendekatan TM, IN1


saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP

13
Pendahuluan

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
18. LK. 7.2 Mengembangkan pendekatan saintifik dalam TM, IN1
pembelajaran PPKn SMP

20. LK. 8.1 Membuat rancangan desain pembelajaran TM, IN1


berdasarkan pengembangan model
pembelajaran

21. LK. 9.1 Membuat rencana pengembangan penilaian TM, IN1


untuk mata pelajaran PPKn SMP

22. LK. 9.2 Membuat kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap TM, ON
spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan

23. LK. 10.1 Membuat daftar pengembangan sumber belajar TM, IN1
PPKn SMP

24. LK. 10.2 Membuat rancangan pengembangan media TM, ON


pembelajaran

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

14
PPKn SMP KK J

4. Kisi – kisi USBN PPKn Kurikulum 2013

Pada beberapa modul kelompok kompetensi profesional terdapat tugas untuk


membuat soal UASBN Kurikulum 2013 dengan kisi-kisi sebagaimana tercantum
dalam tabel 4.

Tabel 3. Kisi-kisi soal ujian nasional SMP/MTs Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan dengan kurikulum 2013

LINGKUP MATERI
LEVEL KOGNITIF
Pancasila Komitmen
Norma dan Konstitusi
Sebagai Ideologi Terhadap Keutuhan
Pengetahuan Negara
Siswa dapat Siswa dapat memiliki N Kdapat
Siswa RI
dan memiliki pengetahuan dan memiliki
Pemahaman pengetahuan dan pemahaman tentang: pengetahuan dan
- pemahaman  Proses perumusan UUD pemahaman
Mengidentifikasi tentang: NRI Tahun 1945 tentang:
-  Proses  Sistem perundang-  Semangat Sumpah
Menunjukkan perumusan undangan nasional Pemuda 1928
- Menjelaskan Pancasila  Sistem hukum nasional  Kebangkitan
-  Nilai-nilai dan  Bentuk dan nasional 1908
Mendeskripsikan moral dalam kedaulatan negara  Aspek-aspek
Pancasila berdasarkan UUD pengokohan NKRI
 Pancasila NRI Tahun 1945  Persatuan dalam
sebagai dasar  Norma-norma dalam keberagaman
negara dan masyarakat  Semangat cinta
pandangan tanah air dan bela
hidup bangsa negara

Aplikasi Siswa dapat Siswa dapat Siswa


- Memberi menerapkan menerapkan dapat
contoh pengetahuan dan pengetahuan dan menerapkan
- Menentukan pemahaman pemahaman tentang: pengetahuan
- Menerapkan tentang:  Proses perumusan UUD dan
-  Proses perumusan NRI Tahun 1945 pemahaman
Menginterpretasi Pancasila  Sistem perundang- tentang:
-  Nilai-nilai dan moral undangan nasional  Semangat Sumpah
Mengurutkan dalam  Sistem hukum nasional Pemuda 1928
 Pancasila  Bentuk dan  Kebangkitan
 Pancasila kedaulatan negara nasional 1908
sebagai dasar berdasarkan UUD  Aspek-aspek
negara dan NRI Tahun 1945 pengokohan NKRI
pandangan hidup  Norma-norma dalam  Persatuan dalam
bangsa masyarakat keberagaman
 Semangat cinta
tanah air dan bela
negara

15
Pendahuluan

LINGKUP MATERI
LEVEL KOGNITIF
Pancasila Komitmen
Norma d an Konstitusi
Sebagai Ideologi Terhadap Keutuhan
Penalaran Negara
Siswa dapat Siswa dapat N Kdapat
Siswa RI
- menggunakan menggunakan nalar menggunakan
Menganalisis nalar dalam dalam mengkaji: nalar dalam
- mengkaji:  Proses perumusan UUD mengkaji:
Mengevaluasi  Proses perumusan NRI Tahun 1945  Semangat Sumpah
- Mengaitkan Pancasila  Sistem perundang- Pemuda 1928
-  Nilai-nilai dan undangan nasional  Kebangkitan
Menyimpulkan moral dalam  Sistem hukum nasional nasional 1908
 Pancasila  Bentuk dan  Aspek-aspek
 Pancasila kedaulatan negara pengokohan NKRI
sebagai berdasarkan UUD  Persatuan dalam
dasar NRI Tahun 1945 keberagaman
negara dan  Norma-norma  Semangat
pandangan dalam masyarakat cinta tanah
hidup air dan bela
bangsa negara

16
PPKn SMP KK J

1BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL

17
Pendahuluan

18
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 1
Paradigma PPKn

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:
1. Menganalisis kontribusi dan kedudukan etika dalam PPKn berdasarkan
konsep dasar dan contoh penerapannya dalam pembelajaran
2. Menganalisis kontribusi dan kedudukan moral dalam PPKn berdasarkan
konsep dasar dan contoh penerapannya dalam pembelajaran
3. Menganalisis kontribusi dan kedudukan civics dalam PPKn berdasarkan
konsep dasar dan contoh penerapannya dalam pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis kontribusi dan kedudukan aspek etika dalam PPKn


2. Menganalisis kontribusi dan kedudukan aspek moral dalam PPKn
3. Menganalisis kontribusi dan kedudukan aspek civics dalam PPKn

C. Uraian Materi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan disiplin ilmu yang


memiliki sifat multifaset dalam mempersiapkan warga negara muda untuk siap
menghadapi segala macam tantangan zaman. Dalam tujuan tersebut, terdapat
paradigma atau cara pandang yang khas dan menjadikannya berbeda dengan
disiplin ilmu yang lain. Cholisin (2005) menyampaikan bahwa, Paradigma baru PKn
antara lain memiliki struktur organisasi keilmuan yang jelas yakni berbasis pada
ilmu politik, hukum dan filsafat moral / filsafat Pancasila dan memiliki visi yang kuat
yaitu nation and character building, dan citizen empowerment (pemberdayaan
warga negara), yang mampu mengembangkan civil society (masyarakat
kewargaan).

17
Kegiatan Pembelajaran 1

Berkaitan dengan paradigma tersebut, secara khusus terdapat aspek-aspek


utama yang mempengaruhi terciptanya cara pandang atau paradigma yang khas
dari PPKn yaitu etika, moral, dan ilmu kewarganegaraan (civics—ilmu
kewarganegaraan) yang akan dibahas sebagai berikut.

1. Kontribusi dan kedudukan aspek etika dalam paradigma PPKn

Istilah Etika berasal dari: bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu:
ethos, sedangkan bentuk jamaknya yaitu “ta etha”. Ethos mempunyai banyak arti
yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak dimaknai
adat istiadat atau kebiasaan. Dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi
terbentuknya istilah “etika” dan diberikan arti sebagai ilmu tentang adat istiadat
atau kebiasaan atau tenrang apa yang bisa dilakukan manusia baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok.

Suseno, F.M (1996) menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya
berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif
sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral.
Sedangkan Badudu, J.S dan Zain, S.M. (1994) menyatakan bahwa memiliki dua
pengertian, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai
dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut olah masyarakat luas, dan (2)
ukuran nilai mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan
umum.

Bertens, K. (2000) menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai
dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika
orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang
dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem
nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada
taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam artikumpulan asas atau nilai moral.Yang
dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru.
Kata etika juga bisa dipakai dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika
baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu

18
PPKn SMP KK J

masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu
penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas moral selalu dihadapkan


pada suatu pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan manusia. Jawaban
pertanyaan yang demikian bisaditemukan manusia manakala manusia mau
menggunakan sifat kompleksitasnya khususnya sebagai makhluk intelektual.
Sebagai makhlk intelektual manusia memiliki kemampuan berpikir dalam
menghadapi setiap tantangan dari lingkungan sekitar di mana manusia berada.
Setiap tantangan memerlukan keputusan untuk mencari solusinya. Namun
demikian sebelum menetapkan keputusan, manusia harus selalu berpikir tentang
tempat dan posisi di mana ia sedang berada di saat keputusan akan di ambil.

Etika sebagai ilmu memberikan tuntutan bagaimana lewat pikir rasionalnya,


manusia mengkaji berbagai perilaku moraldan Bertens, K. (2000) menjelaskan
bahwa ada beberapa pendekatan untuk mempelajari tingkah laku moral yaitu etika
deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif menggambarkan perilaku
moral dalam arti umum misalnya adat istiadat, pandangan-pandangan tentang
baik buruk, tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dan yang dilarang atau tidak
boleh dilakukan. Karena hanya bersifat menggambarkan maka etika deskriptif
tidak melakukan penilaian melainkan hanya melukiskan moralitas yang terdapat
pada manusia-manusia tertentu, pada kebudayaan-kebudayaan tertentu dan
seterusnya.

Etika normatif memposisikan diri untuk mengambil sikap yang mendasarkan


pendiriannya atas norma tertentu. Dalam etika normatif bersifat memerintahkan
dan menentukan baik buruknya, benar salahnya tingkah laku atau anggapan
moral. Berkaitan dengan itu maka etika normatif mengetangahkan berbagai
argumentasi mengenai alasan-alasan tingkah laku itu dikatakan baik atau tidak
baik, benar atau salah. Dalam memberikan argumentasi ini etika normatif selalu
bertumpu pada prinsip-prinsip etis atau norma-norma yang kebenarannyaatau
kebaikannya tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Metaetika, dalam bahasa Yunani “meta” yang diartikan melebihi atau


melampaui. Dalam hubungannya dengan etika menjadi metaetika dimaksudkan
pengkajian yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi lebih

19
Kegiatan Pembelajaran 1

dari itu, yaitu ucapan-ucapan yang berkenaan dengan perilaku moral atau bahasa
etis. Jadi, metaetika mempelajari dan mengkaji secara khusus tentang ucapan-
ucapan etis.

Sementara itu, berkaitan dengan paradigma yang dimiliki oleh Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan, etika mengambil peran pada penciptaan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai. Dimana
disiplin ilmu ini memgang kendali pada penanaman akan pemahaman mengenai
hal-hal serta tindakan yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Dengan berbasiskan pada Pancasila sebagai dasar dari nilai yang melahirkan
tatanan etika bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari etika sebagai umat Tuhan,
etika menjalin kerjasama dengan sesama manusia, etika berkehidupan dalam
keberagaman, etika bermusyawarah, dan etika menciptakan keadilan sosial.

2. Kontribusi dan kedudukan aspek moral dalam paradigma PPKn

Istilah moral berasal dari bahasa Latin, mores, yaitu adat kebiasaan. Istilah ini
erat dengan proses pembentukan kata, ialah: mos, moris, manner, manners,
morals. Dalam bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau
kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat
menjadi pembimbing tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalani hidup
dan kehidupannya. Oleh karena itu, moral erat kaitannya dengan ajaran tentang
sesuatu yang baik dan buruk yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan
manusia. Istilah moral mengandung makna integritas pribadi manusia, yaitu harkat
dan martabat seseorang. Derajat keribadian seseorang amat ditentukan oleh
moralnya. Moral pribadi seperti predikat atau atribut kemanusiaan seseorang.
Moral adalah inti dan nilai kepribadian. Bahkan moral bermakna integritas dan
identitas manusia. Secara praktis sehari-hari, istilah moral adalah kepribadian
seseorang, citra pribadi manusia.

Makna moral juga dapat dipahami sebagai sikap dan kepribadian manusia,
tingkahlaku yang baik dan benar, sikap semangat, mental atau batin yang
memancar dalam kepribadian (Darmodihardjo, D. 1986). Moral menjamin
keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral memberikan landasan
kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik dan kebaikan setiap orang
karena moralitasnya yang luhur. Moral memberikan wawasan masa depan baik

20
PPKn SMP KK J

konsekuensi dan sanksi sosial dalam kehidupan di dunia yang selalu


dipertimbangkan sebelum bertindak; juga konsekuensi tanggung jawab terhadap
Tuhan dalam kehidupan di akherat. Moral memberikan landasan kesabaran, untuk
bertahan terhadap segala dorongan naluri dan keinginan (nafsu); memberi daya
tahan dalam menunda atau menolak dorongan-dorongan yang rendah dan yang
mengancam martabat pribadi manusia. Fungsi moral lebih memberilan motivasi
kebaikan dan kebajikan dalam tiap sikap dan tindakan manusia; manusia berbuat
kebaikan dan kebajikan didasarkan atas kesadaran kewajiban yang dilandasi
moral (Ketuhanan, keagamaan dan atau moral nasional/filsafat negara).

Aspek moral mendorong terciptanya peran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter. Banyak pihak yang
menyampaikan bahwasanya pendidikan nilai sama dengan pendidikan karakter
karena keduanya berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kebangsaan untuk
menciptakan karakter warga negara sesuai dengan cita-cita dan komitmen
bersama. Namun, sejatinya terdapat perbedaan di antara keduanya. Pendidikan
nilai menekankan pada penanaman pemahaman akan nilai-nilai yang berkembang
di masyarakat, sementara pendidikan karakter lebih bertumpu pada bagaimana
warga negara dapat mempertahankan nilai-nilai yang dimilikinya dalam tingkah
laku sehingga menjadi sumber kepercayaan diri untuk menjadi bangsa dan negara
yang mandiri dan mampu bersaing dengan bangsa lainnya.

Konten moral yang bersumberkan pada nilai-nilai karakter manusia Indonesia


yang Pancasilais diberikan pada siswa di tingkat SMP/MTs karena siswa pada
periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasionalkan kaidah-
kaidah logika formal yang tidak terikat oleh objek-objek yang bersifat konkrit.
Perilaku kognitif yang tampak pada siswa antara lain:
a. Kemampuan berpikir hipotesis-deduktif
b. Kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih
kemungkinan yang ada.
c. Kemampuan mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-proporsi yang
diketahui
d. Kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari berbagai katagori objek
yang beragam.

21
Kegiatan Pembelajaran 1

3. Kontribusi dan kedudukan aspek Civics dalam Paradigma PPKn


Menurut asal-usul katanya, civics berasal dari kata Latin civis (jenis kata –
genus – communis generalis: masculinum atau femininum), yang berarti: warga,
warganegara, sesama warganegara, sesama penduduk, orang setanah air,
saudara, bawahan, kawula. Sejajar dengan kata itu ada kata lain, yaitu cives
(jamak), yang berarti rakyat. Dari kata civis terjelma pula kata civicus (genus:
adiectum), yang berarti: dari (tentang) warganegara, penduduk, rakyat. Dari kata
itu dikenal pula kata civilis atau civile yang berarti sama. Selanjutnya, kata civis
diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi civic (adj), dengan arti: mengenai
warganegara atau kewarganegaraan. Dari kata itu diturunkan istilah civics (ilmu
kewarganegaraan) (noun plural yang diterangkan atau dibentuk sebagai noun
single). Di lingkungan ilmu Civics, istilah ini timbul sebagai hasil analogi dari istilah
politics.

Karena subyek sekaligus obyeknya adalah warga negara, maka sebagian


tugas Civics serupa dengan Sosiologi, yakni menempatkan manusia di tengah
peristiwa kemasyarakatan, tetapi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan negara;


b. Di dalam sejarah perkembangan kemasyarakatan, manusia adalah pendukung
utama kebudayaan.

Manusia sebagai unsur terpenting di antara unsur-unsur lainnya tidak saja


tampak dalam sejarah, melainkan juga dalam tata kehidupan masa kini. Tanda-
tanda khusus yang membedakan manusia dari unsur lainnya ialah:

a. Manusia adalah organ yang hidup, berpikir dan selalu terikat sebagai
anggota/warganegara suatu negara. Semua orang memiliki tanda
kewarganegaraan tertentu (mereka yang karena suatu hal berstatus tanpa
kewarganegaraan – stateless – tak termasuk dalam pembicaraan ini);
b. Manusia sebagai warganegara melaksanakan kedaulatan negara. Dalam hal
ini, negara memegang monopoli kekuasaan terhadap bentuk-bentuk
kemasyarakatan. Warga negara melaksanakan syarat-syarat penghidupan
umum yang bersifat lahiriah dan menentukan serta mempertahankan garis-
garis besar kewajiban-kewajiban kemasyaraka-tan. Sebagai ilmu, Civics (ilmu
kewarganegaraan) membutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain untuk dapat

22
PPKn SMP KK J

melaksanakan tugasnya. Selain itu, terdapat sejumlah ilmu lain yang bersama-
sama ‘melahirkan’ Civics sebagai disiplin Ilmu Kewarganegaraan:

Sebagai ilmu kemasyarakatan, mempelajari masalah hak dan kewajiban


warganegara yang baik sesuai perannya yang nyata ada dalam masyarakat,
Civics (ilmu kewarganegaraan) bersifat praktis. Hak dan kewajiban itu meliputi sifat
hakikatnya, dasar landasannya, proses berlangsungnya, luas lingkupnya serta
hasil-hasil dan akibatnya. Hak dan kewajiban – sebagai konsep fundamental
Civics (ilmu kewarganegaraan) – itu bukanlah hak dan kewajiban segolongan
warga negara saja dan dipaksakan untuk tidak dimiliki pula oleh warganegara
lainnya. Dengan kata lain, hak dan kewajiban itu melekat pada seluruh warga
negara suatu negara tertentu.Semakin jelaslah bahwa dalam ruang lingkup dan
kewajiban warga negara yang luas itu, obyek Civics (ilmu kewarganegaraan)
adalah usaha-usaha memperoleh kesadaran dan mempertahankan hak dan
kewajiban, penggunaan hak dan kewajiban atau usaha-usaha yang akan
menghambat penggunaan hak dan kewajiban itu.

Selain itu,karena siswa berada dalam lingkungan kehidupan nyata dan


berhadapan langsung dengan masalah praktis kewarganegaraan, maka berbagai
isu dan masalah kewarganegaran yang aktual perlu mendapat porsi yang
memadai. Dengan demikian proses pembelajaran akan semakin efektif apabila
mampu memberikan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah
kewarganegaraan baik pada tataran lokal, nasional, maupun global. Implikasinya
materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu
diorganisasikan sebagai kajian masalah kenegaraan dan kemasyarakatan yang
aktual.

Konten etika, moral dan civics (ilmu kewarganegaraan) selain menjadi hal yang
mempengaruhi paradigma dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
ketiga konten ini juga menjadi bagian dari materi yang harus disampaikan guru
pada siswa. Berkaitan dengan hal tersebut maka pola penataannya dapat
dilakukan dengan tatanan: Satuan Pendidikan SD/MI lebih menekankan pada
aspek etika; Satuan Pendidikan SMP/MTs menekankan pada aspek moral, dan
Satuan Pendidikan SMA/MA menekankan pada aspek civics (ilmu
kewarganegaraan).

23
Kegiatan Pembelajaran 1

Penekanan aspek moral dalam pengembangan Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan pada jenjang SMP/MTs dilandasi oleh pemikiran bahwa
dimensi moral dalam pembentukan karakter kewarganegaraan sangat penting
untuk usia siswa SMP/MTs. Menurut Piaget, anak usia 11-15 tahun berada pada
tahap operasional formal (formal operational stage). Pada tahap ini, individu telah
mampu melampaui dunia nyata dan pengalaman-pengalaman yang bersifat
konkrit. Para remaja telah mampu berpikir secara abstrak dan lebih logis.

Strategi dasar penataan kurikukum Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan perlu menekankan pengorganisasian substansi dan
pengalaman belajar-pembentukan karakter yang secara proporsional dan
kontekstual mengorkestrasikan/ secara harmoni mengintegrasikan tiga
pendekatan pengembangan nilai, moral dan karakter, yaitu: pendekatan nilai dan
sikap moral (civic disposition-moral feeling); pendekatan keterampilan
kewarganegaraan (civic skills-moral behavior); dan pendekatan pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge-moral reasoning), dengan pola orientasi
kontekstual sebagai berikut.

a. Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SD/MI lebih menekankan


pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling) dan
pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior)
dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit sampai awal operasi
formal/abstrak ( Perkembangan Kognitif anak usia 6-12 tahun)
b. Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SMP/MTS menekankan
pada pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling) dan
pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior)
dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit menuju konteks
operasi psikologis awal formal/abstrak yang mulai diperkuat dengan
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge-moral reasoning).
(Perkembangan Kognitif anak usia 12-15 tahun).

24
PPKn SMP KK J

D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka
Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Implementasi nilai-
nilai Pancasila”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai
berikut.
Tabel 1.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan
Pembelajaran 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 1 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’


masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Padamu Negeri
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang tingkat
moralitas remaja saat ini yang dibahas pada artikel
https://www.lyceum.id/moralitas-peserta-didik-
indonesia-sangat-memperihatinkan/
d. Melakukan curah pendapat tentang studi kasus
tersebut.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan yang 95’


tertera pada prosedur kerja LK 1.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari jawaban
dari LK 1.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan pertanyaan,
saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil
pembahasan latihan kerja.

Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 20’


penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -


muka modul KP 1
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

25
Kegiatan Pembelajaran 1

2. Latihan Kerja

LK 1.1: Mengidentifikasi kedudukan dan kontribusi moral, etika, dan civics


pada Paradigma PPKn
Prosedur Kerja :
1. Bacalah dengan cermat uraian materi paradigma PPKn
2. Buatlah analisis kontribusi dan kedudukan etika, moral, dan civics dalam
Paradigma PPKn sesuai dengan tabel 4
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok.

Tabel 4 Kontribusi dan kedudukan etika, moral dan civics dalam Paradigma PPKn

Aspek yang berkontribusi pada Paradigma PPKn


Moral Etika Civics

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !
1. Berbagai macam pemahaman akan etika muncul sebagai upaya untuk
memperkaya sisi keilmuan dari etika itu sendiri. Mulai dari pemahaman bahwa
etika merupakan cara berpikir, cara bertindak, serta cara berucap. Di sisi lain,
ada pula yang menyampaikan bahwa etika merupakan bagian dari moral yang
berkaitan dengan penentuan mana tindakan yang sesuai dengan pandangan
masyarakat dan mana yang tidak. Sedangkan pemahaman yang berintikan
bahwa etika merupakan bentuk dari disiplin ilmu filsafat di bidang moral
merupakan pemahaman yang disampaikan oleh…
a. Frans Magnis Suseno
b. Badudu Zain
c. Bertens
d. Piaget

26
PPKn SMP KK J

2. Etika merupakan aspek sosial yang turut serta membangun paradigma PPKn.
Kontribusi tersebut dapat dipahami melalui pernyataan-pernyataan berikut,
kecuali…
a. Memperkuat keberadaan PPKn sebagai pendidikan nilai
b. Menjadi sumber dari segala sumber materi pembelajaran PPKn
c. Memperkuat keberadaan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman
kehidupan bangsa dalam materi pembelajaran
d. Mendorong proses pencapaian tujuan pembelajaran PPKn dalam
menciptakan warga negara yang dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai
yang berkembang di masyarakat

3. Salah satu kontribusi dari aspek moral terhadap pembentukan Paradigma


PPKn adalah memperkuat keberadaan PPKn sebagai Pendidikan Moral dan
atau Pendidikan Karakter. Pada pelaksanaan proses pembelajaran yang ada,
aspek moral dalam keberadaan PPKn sebagai Pendidikan Karakter tampak
pada aktivitas pembelajaran yang…
a. Menekankan pada teori-teori karakter
b. Mendorong siswa memahami karakter pribadinya sendiri
c. Didominasi oleh kajian tentang teori moral
d. Memfasilitasi serta mendorong siswa untuk memiliki karakter-karakter
yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan

4. Paradigma Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dipengaruhi oleh


dan sekaligus menekankan pembahasannya ke dalam 3 (tiga) aspek yaitu
Etika, Moral dan Civics (ilmu kewarganegaraan). Bagi pendidikan setingkat
SMP, konten pembelajaran lebih diperngaruhi dan menekankan pada aspek
moral. Hal ini menurut Piaget sangat sesuai dengan kondisi psikologis dari
siswa dikarenakan berbasis pada paradigma bahwa siswa SMP / MTs yang
rata-rata berusia 11-15 tahun sedang berada pada tahap…
a. Operasional konkrit
b. Operasional formal
c. Praoperasional
d. Sensorimotor

27
Kegiatan Pembelajaran 1

5. Dalam menguatkan penanaman nilai-nilai Pancasila sehingga dapat menjadi


sumber terlahirnya karakter Warga Negara Indonesia yang dapat secara
mandiri dan berintegritas menyelesaikan setiap permasalahan
kewarganegaraan, maka aspek civics (ilmu kewarganegaraan) memberikan
dorongan atau pengaruh dalam pembentukan paradigma pembelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada bagian pemahaman…
a. Nilai kebangsaan
b. Tata cara berperilaku di masyarakat
c. Peran warga negara yang baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
d. Pemahaman akan isu-isu global

F. Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Saudara kerjakan, ada baiknya Saudara


membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Saudara capai. Saudara dapat
mencocokkan rangkuman Saudara dengan rangkuman berikut ini.

1. Etika sebagai ilmu dapat mengendalikan berbagai kecenderungan manusia


dalam kehidupan sehari-hari.

2. Etika sebagai sistem nilai dan moral yang menjadi pegangan seseorang atau
kelompok manusia dalam mengatur tingkah lakunya, pemahamannya tidak
dapat dilepaskan dengan keberadaan manusia sebagai makhluk
pribadi/individu dan sebagai makhluk sosial.

3. Etika mendorong terlahirnya paradigma Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Nilai yang bertujuan untuk
menanamkan pemahaman pada siswa mengenai pentingnya nilai dalam
kehidupan bermasyarakat, terutama nilai Pancasila. Hal ini berkaitan dengan
kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup dan juga sistem etika.

4. Moral memberikan wawasan masa depan baik konsekuensi dan sanksi sosial
dalam kehidupan di dunia yang selalu dipertimbangkan sebelum bertindak; juga
konsekuensi tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan di akherat.

28
PPKn SMP KK J

5. Moral menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral


memberikan landasan kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik
dan kebaikan setiap orang karena moralitasnya yang luhur.

6. Moral mendorong terlahirnya paradigma Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman akan pentingnya bertindak sesuai dengan nilai
kebangsaan sehingga tercipta warga negara berkarakter Pancasilais dan
memiliki kepercayaan diri untuk secara mandiri bersaing dengan bangsa lain.

7. Obyek civics (ilmu kewarganegaraan) adalah usaha-usaha memperoleh


kesadaran dan mempertahankan hak dan kewajiban, penggunaan hak dan
kewajiban atau usaha-usaha yang akan menghambat penggunaan hak dan
kewajiban itu.

8. Aspek civics (ilmu kewarganegaraan) memperkuat penanaman nilai-nilai


Pancasila dari perspektif pembangunan kesadaran akan peran warga negara
yang baik dalam menyelesaikan segala isu-isu kemasyarakatan. Dengan
demikian, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi disiplin ilmu
yang utuh.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi paradigma PPKn?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi paradigma PPKn?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
paradigma PPKn?
d. Apa manfaat mempelajari materi paradigma PPKn terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian

29
Kegiatan Pembelajaran 1

akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-1

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 2, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama yang masih belum dikuasai.

30
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 2
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar
dan Ideologi Negara

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:

1. Memahami esensi dan urgensi pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai


ideologi dasar dan ideologi negara menurut 2 (dua) pakar
2. Mengidentifikasi 3 (tiga) contoh kegiatan pembudayaan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara
3. Menganalisis 3 (tiga) contoh sikap dan perilaku hasil hasil pembudayaan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan esensi dan urgensi pembudayaan Pancasila


2. Mengidentifikasi kegiatan pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
dan Ideologi Negara dalam kehidupan bermasyarakat
3. Menganalisis sikap dan perilaku hasil pembudayaan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara dalam kehidupan bermasyarakat

C. Uraian Materi

1. Esensi dan urgensi Pembudayaan nilai-nilai Pancasila

Pengkajian mengenai pembudayaan nilai-nilai dapat diawali dengan


memahami pengertian dari nilai itu sendiri. Yang mana sangat bervariasi, sehingga
cukup sulit untuk mencari kesimpulan yang komprehensif agar mewakili setiap
kepentingan dan berbagai sudut pandang (Kama, A.H., 2000). Meskipun dari
banyak pandangan intinya nilai merupakan sesuatu yang penting. Di bawah ini

31
Kegiatan Pembelajaran 3

sejumlah pandangan tentang makna nilai yang dirujuk Untari, S. (2012) yang
diharapkan mewakili berbagai sudut pandang:

a. Menurut Dardji Darmodihardjo yang menyatakan Nilai adalah yang berguna


bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani
b. Menurut Jack R. Fraenkel menyatakan Value is an idea - a concept - about
what someone thinks is importent in life. (Nilai adalah gagasan - konsep -
tentang sesuatu yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup).
c. Menurut Cheng berpandangan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif,
sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas
merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki.
d. Menurut Charles R. Knikker, berpandangan nilai adalah Value is a cluster of
attitude which generate either an action or decision to deliberately avoid an
action. (Nilai adalah sekelompok sikap yang menggerakkan perbuatan atau
keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan).
e. Dictionary of Sociology and Related Science, Value, , the believed capacity
of any object to satisfy human desire, the quality of any object which causes it
to be of interest to an individual or a group. (Nilai adalah kemampuan yang
diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu
kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok).

Berdasarkan pandangan di atas dapat sarikan bahwa nilai merupakan


kapasitas manusia yang dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan atau konsep,
kondisi psikologis atau tindakan yang berharga (nilai subyek), serta berharganya
sebuah gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan (nilai obyek)
berdasarkan standar agama, filsafat (etika dan estetika), serta norma-norma
masyarakat (rujukan nilai) yang diyakini oleh individu sehingga menjadi dasar
untuk menimbang, bersikap dan berperilaku bagi individu dalam kehidupan pribadi
maupun bermasyarakat (value system)

Berangkat dari pengertian nilai-nilai sebagaimana disebutkan di atas, maka


nilai-nilai luhur Pancasila telah diterima masyarakat Indonesa. Pancasila sebagai
dasar negara dan ideologi nasional, hal ini membawa konsekuensi logis bahwa
nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi

32
PPKn SMP KK J

penyelenggaraan negara Indonesia.

Pada hakikatnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara bersumber dari
nilai-nilai luhur dan karakteristik masyarakat Indonesia yang beragam. Selain
sebagai dasar dan ideologi negara tersebut, kedudukan Pancasila bagi bangsa
Indonesia adalah sebagai budaya bangsa. Nilai-nilai yang tertuang dalam
Pancasila merupakan nilai yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan dan
nilai agama yang telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia.
Kemudian para pendiri Negara mengangkat nilai-nilai tersebut dan
merumuskannya secara musyawarah berdasarkan moral yang luhur melalui
sidang BPUPK, Panitia Sembilan, dan sidang PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).

Kelima sila dalam Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak boleh


terputus satu sama lainnya. Dengan landasan Pancasila maka kebudayaan yang
tumbuh merupakan kebudayaan yang baik. Pancasila sebagai landasan dapat
berperan sebagi filter untuk menyaring kebudayaan asing yang tidak baik.
Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Pembudayaan pancasila dalam kehidupan sehari-
hari telah digalakkan.

Pancasila tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang cukup
panjang. Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga nilai yang terkandung dalam
Pancasila adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Pancasila yang digali dari
akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa mencakup kebutuhan dasar dan hak-
hak asasi manusia secara universal, sehingga dapat dijadikan landasan dan
falsafah hidup serta menjadi tuntunan perilaku seluruh warga negara dalam
mewujudkan tujuan nasional. Namun, kedudukan ini bisa saja tergantikan dengan
nilai-nilai lain yang masuk melebur bersama proses distribusi budaya-budaya baru
sebagai dampak dari perkembangan zaman apabila bangsa Indonesia memberi
celah akan proses tersebut. Dalam artian, terjadi pelemahan di bidang komitmen
akan nilai-nilai luhur Pancasila sehingga kita dengan mudah diprovokasi untuk
terpecah belah. Hal ini mulai tercermin ketika beberapa survei menunjukkan
tingginya tingkat individualisme di beberapa kota di Indonesia dan kecenderungan

33
Kegiatan Pembelajaran 3

para pemuda untuk lebih menggemari budaya asing dibandingkan dengan


budayanya sendiri.

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa pembudayaan nilai-nilai


Pancasila menjadi suatu hal yang penting dalam kaitannya menyelamatkan masa
depan bangsa Indonesia. Dengan berbagai macam kegiatan yang berintikan pada
melestarikan keberadaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia,
besar harapan bahwa bangsa Indonesia menjaga nilai-nilai luhur Pancasila
sebagai dasar dan pandang hidup yang terus dijaga sebagai sebuah warisan untuk
mencapai tujuan bersama.

2. Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara


Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara dapat


dilakukan dalam tatanan konkrit yang bisa langsung diaktualisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan keadaan
masyarakat. Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pengamalan dan
nilai-nilai dari setiap sila dalam Pancasila sangat penting dalam kehidupan bangsa
dan bernegara, dikarenakan akan berpengaruh terhadap bagaimana bangsa
Indonesia menyelesaikan setiap tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara
yang dihadapi.

Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi


negara dapat dilakukan seperti contoh-contoh berikut:

a. Lingkungan keluarga

(1) Pembiasaan untuk taat dan patuh terhadap orang tua


(2) Bermusyawarah apabila ada permasalahan
(3) Pembiasaan untuk sopan santun terhadap seluruh anggota keluarga
(4) Saling membantu dan menghormati
(5) Saling menghormati antar sesama anggota keluarga
(6) Saling menyayangi satu sama lain
(7) Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh
terhadap agama dan hukum

34
PPKn SMP KK J

(8) Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-
anaknya, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat
(9) Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk
selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling
menghormati dll)
(10) Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih
kasih
(11) Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua, dan lain-lain.

b. Lingkungan sekolah

Berikut adalah perilaku penerapan nilia-nilai pancasila dalam lingkungan


sekolah :
(1) Mentaati tata tertib sekolah
(2) Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama
(3) Aktif dalam organisasi sekolah
(4) Mengerjakan tugas sekolah dengan baik
(5) Saling menghormati antar siswa
(6) Menghormati guru dan karyawan
(7) Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama siswa sekolah
(8) Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama
sekolah
(9) Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran
(10) Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin
(11) Memberikan suara dalam pemilihan pengurus OSIS

c. Lingkungan masyarakat

Berikut ini beberapa perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang


terkandung di dalam pancasila dalam lingkungan masyarakat :
(1) Tidak mengganggu ibadah orang lain
(2) Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama
(3) Rukun dengan tetangga yang berbeda agama, suku, ras dan golongan
(4) Melakukan kerja bakti

35
Kegiatan Pembelajaran 3

(5) Musyawarah untuk membantu lingkungan sekitar


(6) Melakukan siskamling pada malam hari
(7) Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga.
(8) Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat.
(9) Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat.
(10) Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll.

d. Lingkungan pergaulan

(1) Menghargai pendapat teman


(2) Tidak menyakiti hati teman
(3) Tolong menolong terhadap teman yang sedang terkena musibah
(4) Bekerjasama dengan teman

e. Lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara

(1) Menjamin dan melindungi kemerdekaan memeluk agama dan beribadah


menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
(2) Menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban warga Negara.
(3) Menjaga keutuhan bangsa dan tanah air Indonesia.
(4) Mewujudkan tatanan pemerintahan yang demokratis.
(5) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di segala bidang.

Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara diharapkan


dapat dibangun karakter bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa
sehingga agenda reformasi dapat dilakukan dengan kaidah-kaidah yang benar.
Pembudayaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan
melalui tiga cara baik secara in-formal, formal maupun non-formal.

3. Sikap dan Perilaku Hasil Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai


Dasar dan Ideologi Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat

Berikut ini merupakan contoh sikap dan perilaku hasil pembudayaan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara di kehidupan bermasyarakat yang
tampak pada aktualisasi nilai-nilai Pancasila:

36
PPKn SMP KK J

a. Wujud aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan


bermasyarakat
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.

b. Wujud aktualisasi sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.

37
Kegiatan Pembelajaran 3

10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan


bangsa lain.

c. Wujud aktualisasi sila Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Wujud aktualisasi sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.

38
PPKn SMP KK J

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral


kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

e. Wujud aktualisasi sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pembudayaan Nilai-


nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara”, maka Saudara perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

39
Kegiatan Pembelajaran 3

Tabel 2.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Persiapan d. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran e. Membaca modul KP 2 secara cermat dan mandiri.
f. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’


masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang kebijakan
PPK yang bertujuan untuk merevitalisasi karakter
Pancasilais bangsa Indonesia.
d. Melakukan curah pendapat tentang kondisi
implementasi Pancasila di kehidupan masyarakat
saat ini.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 100’


sesuai dengan prosedur kerja pada LK 2.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 2.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan yang disampaikan oleh
instruktur.
f. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
menyusun soal USBN, 3 soal pilihan ganda dan 3
soal subyektif berdasarkan LK 2.2 dan 2.3 secara
mandiri
g. Secara acak mempresentasikan hasil penyusunan
soalnya.
h. Peserta lain memberikan komentar dan saran
terhadap penyusunan soal yang dipresentasikan.
i. Menyimak penguatan tentang penyusunan soal
yang disampaikan oleh instruktur.

Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’


penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

40
PPKn SMP KK J

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Pasca tatap j. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -
muka modul KP 2
k. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
l. Melaksanakan rencana tindak lanjut

2. Latihan Kerja

LK 2.1: Mendeskripsikan upaya pembudayaan nilai – nilai Pancasila


sebagai dasar dan ideologi negara

Prosedur Kerja :
1. Bacalah dengan cermat uraian materi Pembudayaan nilai-nilai Pancasila
sebagai Dasar dan Ideologi Negara!
2. Jawablah pertanyaan berikut secara berkelompok :
a. Menurut pendapat Saudara, apakah kebijakan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dalam rangka Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai
Dasar dan Ideologi Negara dalam lingkungan formal sudah baik?
Jelaskan!
b. Deskripsikan upaya yang bisa dilakukan untuk membudayakan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi negara dalam kehidupan sehari-hari
(kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, berbangsa dan bernegara)!
c. Langkah konkrit apa telah Saudara lakukan dalam upaya Pembudayaan
nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara dalam kehidupan
sehari-hari ?
3. Diskusikan hasil kerja Saudara dengan rekan-rekan lintas kelompok!

LK 2.2: Membuat kisi-kisi soal analisis pembudayaan nilai-nilai Pancasila


sebagai dasar dan ideologi negara

Prosedur Kerja :
1. Bacalah materi penyusunan soal HOTS yang terdapat pada modul Kelompok
Kompetensi A Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN
terkait dengan materi Kegiatan Pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (High
Order Thinking Skill) !

41
Kegiatan Pembelajaran 3

KURIKULUM 2013

Jenis sekolah : SMP / MTs

Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

No. Kompetensi
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar
1. Pancasila sebagai dasar PG dan Essay
negara dan pandangan Level pengetahuan
hidup bangsa dan pemahaman
2. Pancasila sebagai dasar PG dan Essay
negara dan pandangan Level Aplikasi
hidup bangsa
3. Pancasila sebagai dasar PG dan Essay
negara dan pandangan Level Penalaran
hidup bangsa

LK 2.3: Mengembangkan butir soal analisis pembudayaan nilai-nilai


Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
Prosedur Kerja :
1. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal dan soal uraian (Essay)
sebanyak 3 soal pada kartu soal di bawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari fasilitator dan kelompok lain saat proses diskusi!

Tabel 5 Kartu soal untuk penyusunan soal pilihan ganda/essay 1

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas :
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan pemahaman
Materi : Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
Bentuk soal bangsa
: Pilihan Ganda/Essay

42
PPKn SMP KK J

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !
1. Pembahasan mengenai pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat diawali
dengan memahami hakikat dari nilai terlebih dahulu. Yangmana terdapat
berbagai macam pandangan mengenai hal tersebut. Salah satunya adalah
Charles Knikker yang berpandangan bahwa nilai merupakan sekelompok
sikap yang menggerakkan perbuatan atau keputusan yang dengan sengaja
menolak perbuatan. Dalam arti lain, nilai mengarahkan manusia untuk
melakukan suatu hal tertentu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
dan kepentingannya. Hal ini sejalan dengan pemahaman yang disampaikan
oleh Dictionary of Sociology and Related Science bahwa nilai berintikan
pada…
a. suatu hal yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani
b. kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan
hasrat manusia
c. sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang
harmonis dan kreatif
d. memiliki atribut berupa kualitas

2. Terdapat sebuah pernyataan bahwa pembudayaan nilai-nilai Pancasila


menjadi sebuah gerakan yang harus dan terus digalakkan. Tidak hanya oleh
pemerintah sebagai pembuat kebijakan, melainkan setiap komponen bangsa
wajib ikut andil di dalamnya. Hal ini didasari oleh realita bahwa…
a. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila telah dilakukan sejak dulu
b. Bangsa Indonesia mulai kehilangan jati dirinya sebagai bangsa berbudaya
timur
c. Nilai-nilai Pancasila merupakan warisan bangsa yang harus dijaga
keberadaannya sebagai pedoman hidup dalam mencapai cita-cita
bersama bangsa Indonesia
d. Komponen bangsa perlu untuk melakukan pembudayaan nilai-nilai
Pancasila dikarenakan secara tidak langsung telah terdapat kebijakan
yang telah mengatur bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran wajib pada setiap tingkat pendidikan.

43
Kegiatan Pembelajaran 3

3. Bermusyawarah apabila ada permasalahan merupakan salah satu contoh


kegiatan pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara yang dapat dilakukan dari lingkungan keluarga. Karena pada dasarnya
keluarga merupakan tempat…
a. Belajar pertama mengenai nilai-nilai kemasyarakatan bagi setiap warga
negara muda
b. Yang paling tepat untuk belajar tentang musyawarah
c. Berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan dalam memecahkan
masalah
d. Yang dapat mendorong warga negara muda untuk mau bermusyawarah

4. Munculnya berita di media sosial yang menunjukkan bahwa terdapat sebuah


sekolah yang membedakan tempat minum bagi siswa berdasarkan dengan
agama yang dianutnya merupakan contoh yang bertentangan dengan
pembudayaan nilai-nilai Pancasila terutama pada sila…
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Persatuan Indonesia
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
d. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

5. Salah satu wujud sikap yang menunjukkan keberhasilan proses


pembudayaan nilai-nilai Pancasila terutama sila Persatuan Indonesia, yaitu ...
a. Memperjuangkan berdirinya Indonesia sebagai negara berbasiskan ajaran
agama tertentu
b. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
c. Menjalin kerjasama antar adat
d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial

44
PPKn SMP KK J

F. Rangkuman

1. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa


Indonesia yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan dan nilai agama yang
telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia.
2. Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dan pandangan hidup
bangsa dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
3. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara dapat
dilakukan dalam tatanan konkrit yang bisa langsung diaktualisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
keadaan masyarakat. Pembudayaan Pancasila bisa juga dilakukan dengan
wujud budaya fisik, pendidikan formal maupun informal.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi pembudayaan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi pembudayaan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara?
d. Apa manfaat mempelajari materi pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar dan ideologi negara terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

45
Kegiatan Pembelajaran 3

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-2

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 3, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 2, terutama yang masih belum dikuasai.

46
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 3
Perubahan Pasal-pasal dalam UUD NRI
Tahun 1945

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 3 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:
1. Menganalisis esensi dan urgensi perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI
Tahun 1945 berdasarkan perspektif pencapaian tujuan bangsa
2. Menganalisis pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang mengalami
proses perubahan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis esensi dan urgensi perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945
2. Menganalisis pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang mengalami
perubahan

C. Uraian Materi

1. Esensi dan urgensi perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945

Konsep konstitusi berasal dari bahasa Prancis “constituer” yang berarti


membentuk. Kata membentuk ini mengarah pada tujuan dari konstitusi yaitu
menciptakan suatu kondisi yang diinginkan oleh masyarakat yang membuat dan
menggunakannya. Sementara dalam bahasa Indonesia, konstitusi dipahami
sebagai segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan. Hal ini sejalan
dengan pedapat yang disampaikan oleh Djokosoetono (dalam Malian, S. &
Marzuki, S. 2003) mengenai beberapa makna konstekstual pemahaman konstitusi
sebagai berikut:
a. Konstitusi dalam makna materil (constitutie in materiele zin), berpaut dengan
gekwalificeerde naar de inhoud, yaitu dititikberatkan pada isi konstitusi yang

47
Kegiatan Pembelajaran 3

memuat dasar (grondslagen) dari struktur (inrichting) dan fungsi


(administratie) negara.
b. Konstitusi dalam makna formal (constitutie in formele zin), berpaut dengan
gekwalificeerde naar de maker, yaitu dititikberatkan pada cara dan prosedur
tertentu dari pembuatannya.
c. Konstitusi dalam makna UUD (grondwet) selaku pembuktian (constitutie als
bewijsbaar), agar menciptakan stabilitas (voor stabiliteit) perlu dinaskahkan
dalam wujud UUD atau Grondwet.
Dalam penjelasan tersebut, kita dapat melihat secara jelas bahwasanya konstitusi
memang berisikan tata aturan mengenai hakikat dan tujuan dibentuknya sebuah
negara yang kemudian menjadi bukti bahwa negara tersebut memiliki kedaulatan.
Yangmana kedaulatan ini menjadi batas bagi campur tangan negara lain dalam
arus komunikasi atau kerjasama.

Di Indonesia, konstitusi tertulis yang kemudian digunakan sebagai payung


norma hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945).
Pertama kali disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI dalam rangka
memperkuat komitmen bangsa Indonesia untuk mendirikan dan memproklamirkan
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka
dan memiliki kedaulatan. Sehingga tidak satu pun bangsa dan negara lain berhak
untuk mengintervensi urusan dalam maupun luar negeri Indonesia. Hal ini
sekaligus menjaid upaya untuk membentengi diri dari pengulangan cerita akan
penjajahan. Dalam perjalanan sejarah yang ada, keberadaan UUD NRI Tahun
1945 sebagai konstitusi Indonesia mengalami dinamika yang cukup menyita
perhatian. Mulai dari gejolak pasca kemerdekaan yang menyebabkan terjadinya
perubahan nomenklatur konstitusi menjadi UUD RIS, kemudian berganti menjadi
UUDS 1950, hingga keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 untuk mengembalikan
komitmen akan konstitusi sesuai dengan pengesahan 18 Agustus 1945.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan akan tata aturan dasar dari
kehidupan bermasyarakat, tercatat dalam sejarah pula bahwa bangsa Indonesia
beberapa kali telah melakukan perubahan isi dari konstitusi. Perubahan yang
ditempuh adalah melalui proses amandemen adendum. Dimana perubahan
sendiri berasal dari bahasa Inggris “amandement” yang berarti merubah,

48
PPKn SMP KK J

menambah, atau mengurangi sebagian muatan dari konstitusi dengan tetap


memperhatian kaidah-kaidah perubahan yang digunakan oleh bangsa dan negara
tersebut. Secara umum tujuan dari perubahan adalah untuk memperbaiki dan atau
memperjelas makna dari pasal yang ada. Sedangkan secara khusus tujuan dari
perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk:

a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai


tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan
perkembangan paham demokrasi.
c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia
dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu
negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD NRI Tahun 1945.
d. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan
berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus meng-
akomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang.

Perubahan yang pernah dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap UUD NRI
Tahun 1945 yaitu: a) Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999; b)
Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000; c) Perubahan Ketiga, pada
Sidang Tahunan MPR 2001; dan d) Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan
MPR 2002.

2. Perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945

Perubahan UUD NRI Tahun 1945 yang dipahami sebagai proses perubahan
konstitusi yang tidak mempengaruhi paradigma dasar pemikiran Undang-Undang
Dasar. Menurut Budiardjo, M. (2008) ada tiga tahap prosedur dalam perubahan
UUD, yaitu:

49
Kegiatan Pembelajaran 3

a. Sidang legislatif dengan ditambah syarat, misal dapat ditetapkan kuorum untuk
membicarakan usul perubahan undang-undang dasar dan jumlah minimum
anggota badan legislatif atau menerimanya;
b. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak
usulan undang-undang;
c. Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lembaga khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.

Sedangkan dalam UUD NRI Tahun 1945 pasal 37 menjelaskan tentang tata
cara perubahan yang secara garis besar dapat dilihat melalui skema beriku :

diajukan secara tertulis dan


Usul perubahan diajukan
ditunjukkan dengan jelas
oleh sekurang-kurangnya 1/3
bagian yang diusulkan untuk
dari jumlah anggota MPR
diubah beserta alasannya
[Pasal 37 ayat (1)****]
[Pasal 37 ayat (2)****]

Putusan dilakukan dengan


Sidang MPR oleh sekurang-
persetujuan sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah
kurangnya 50% + 1 anggota
anggota MPR
dari seluruh anggota MPR
[Pasal 37 ayat (3)****]
[Pasal 37 ayat (4)****]

Dalam prosedur yang ada harus tetap dipahami bahwa khusus mengenai bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37
ayat (5)****]

Berikut merupakan perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang
pernah dilakukan oleh bangsa Indonesia dengan landasan mempermudah serta
memperjelas pemahaman akan pedoman meraih cita cita bangsa:

a. Perubahan Pertama

Dilakukan pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dengan hasil perubahan
terhadap 9 pasal yang meliputi Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13

50
PPKn SMP KK J

ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, dan
Pasal 21.

Pasal-pasal yang diperbaiki dalam perubahan pertama lebih menekankan


kepada revitalisasi kelemahan dari pemerintahan orde baru. Pertama,
berkaitan dengan periodesasi kepemimpinan Presiden. Untuk itu, MPR
melakukan amandemen terhadap Pasal 7 UUD 1945 yang secara eksplisit
menentukan bahwa seseorang dapat menjadi Presiden Negara Republik
Indonesia hanya untuk dua kali masa jabatan. Kedua, upaya mengurangi
kecenderungan implementasi dari UUD 1945 yang executive heavy terutama
yang berkaitan dengan wewenang anggota DPR. Misalnya, dalam
pengangkatan Duta Besar, Presiden mempunyai keharusan untuk
memperhatikan pertimbangan DPR, atau dalam memberikan Amnesti dan
Abolisi Presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR.

b. Perubahan Kedua
Dilakukan sebagai hasil dari Sidang Tahunan MPR Tahun 2000 tanggal 7-18
Agustus 2000. Proses yang ada menghasilkan perubahan sebanyak 7 bab
dan 25 pasal yang meliputi Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal
20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X,
Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal
28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H,
Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan
Pasal 36C.

Perubahan Kedua melakukan perubahan untuk tiga hal yang amat


mendasar. Pertama, memberikan landasan yang lebih kokoh terhadap
keberadaan daerah dan pemerintahan daerah. Ini dapat dilihat dengan
melakukan perubahan besar terhadap Pasal 18 UUD 1945. Kedua,
melanjutkan usaha penguatan terhadap peranan DPR dalam proses
penyelenggaraan negara Indonesia. Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A,
Pasal 22A, Pasal 22B adalah penguatan yang “luar biasa” terhadap
DPR. Ketiga, memberikan penambahan yang lebih luas terhadap ketentuan
hak asasi manusia yang dirasakan amat terbatas dalam UUD 1945.

51
Kegiatan Pembelajaran 3

c. Perubahan Ketiga

Dilakukan sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat


Tahun 2001 tanggal 1–9 November 2001. Perubahan ketiga meliputi Pasal 1
ayat (2) dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan
(5); Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C; Pasal
8 ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17 ayat (4); Bab VIIA; Pasal
22C ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB;
Pasal 22E ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6); Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3);
Pasal 23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F
ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24 ayat (1) dan (2); Pasal
24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B ayat (1), (2), (3), dan (4); dan
Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6).
Perubahan yang dilakukan dalam periode ini lebih cenderung berintikan pada
konten lembaga-lembaga negara. Sebagai contoh, (1) pergantian proses
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dari pola pemilihan dengan sistem
perwakilan (pemilihan oleh MPR) menjadi proses pemilihan langsung (Pemilu);
(2) perbaikan terhadap pola pertanggungjawaban Presiden untuk dapat
diberhentikan sebelum habis masa jabatannya; (3) pergantian sistem
unikameral menjadi sistem bikameral; dan (4) mengakomodasi kehadiran
“lembaga baru” yaitu Mahkamah Konstitusi (Constitutional Court).

d. Perubahan Keempat

Dilakukan sebagai hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 tanggal 1-11
Agustus 2002. Perubahan tahap ini lebih cenderung merupakan penyelesaian
terhadap bagain-bagian yang masih tersisa dalam perubahan sebelumnya.
Pasal yang dirubah meliputi Pasal 2, Pasal 6A ayat (4), Pasal 8 ayat (3), Pasal
23B, Pasal 24 ayat (3), Pasal 31 ayat (1), (2), (3), dan (4), Pasal 32 ayat (1)
dan (2), Pasal 33 ayat (4) dan (5), Pasal 34 ayat (1), (2), (3), dan (4), Pasal 37
ayat (1), (2), (3), (4), dan (5). Perubahan terhadap Aturan Peralihan dan Aturan
Tambahan serta pencabutan terhadap Penjelasan UUD 1945.

Dalam proses perubahan yang ada, secara umum terdapat beberapa poin
kesepakatan bersama yang telah dibuat untuk kemudian dijadikan pedoman bagi
setiap pihak yang berkaitan dengan proses yang ada guna mempertahankan

52
PPKn SMP KK J

keberadaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai salah satu unsur kedaulatan negara.
Kesepakatan dasar dalam perubahan pasal dalam UUD NRI tahun 1945 tersebut
disusun oleh Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat
dalam rangka mempersiapkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berikut merupkan 5 (lima) kesepakatan yang
harus dipegang dengan komitmen yang tinggi dalam melakukan perubahan
terhadap pasal dalam Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945:

a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun


1945
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
d. Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam
penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal.
e. Melakukan perubahan dengan cara adendum (artinya perubahan itu
dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUD NRI tahun 1945
sesuai dengan yang terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959
dan naskah perubahan diletakkan melekat pada naskah asli).

Poin kesepakatan yang ternyata menarik perhatian banyak pihak untuk


melakukan pengkajian tersebut adalah poin pertama, komitmen terhadap
pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Hal ini didasari oleh hubungan Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Pancasila secara
formal yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


tercantum dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alenia IV.
b. Bahwa Pembukaan UUD NRI tahun 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib
hukum Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu :
c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 berkedudukan
dan berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUDNRI tahun 1945 dalam
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu
yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda
dengan pasal-pasalnya. Karena Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang
intinya adalah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD NRI tahun

53
Kegiatan Pembelajaran 3

1945, bahkan sebagai sumbernya.


d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,
sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental,
yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD NRI tahun 1945, dengan
demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

Dari penjelasan yang ada kita dapat mengetahui bahwa pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 memiliki keterikatan yang sangat erat dengan keberadaan Pancasila
sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pembukaan UUD 1945
memuat dasar-dasar filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal
dalam UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 mengandung dasar berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tujuan (Haluan) negara serta dasar Negara
yang harus tetap dipertahankan. Oleh sebab itu Pembukaan UUD 1945 tidak
diperubahan dengan alasan-alasan tersebut. Ketika perubahan yang dilakukan
tidak mempertimbangkan keberadaan pembukaan sebagai media interpretasi
nilai-nilai kedudukan Pancasila tersebut, maka kemungkinan terburuk adalah
melemahnya kedaulatan bangsa Indonesia dan komitmen terhadap konsep
kesatuan dapat tinggal sebagai cerita.
Padahal jika dilihat dari sisi historis sendiri didapati bahwa pilihan untuk
menjadi negara berdaulat yang berdasarkan pada prinsip kesatuan
ini diungkapkan oleh Soepomo dalam Sidang BPUPK yang menghendaki bentuk
negara kesatuan yang sejalan dengan paham negara integralistik yang melihat
bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain juga dikemukakan oleh
Muhammad Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara yang bersifat
unitarisme dan wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bentuk negara kesatuan tersebut didasarkan pada 5 (lima) alasan berikut.


a. Unitarisme sudah merupakan cita-cita gerakan kemerdekaan Indonesia.
b. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi provinsialisme.
c. Tenaga-tenaga terpelajar kebanyakan berada di Pulau Jawa sehingga tidak
ada tenaga di daerah untuk membentuk negara federal.

54
PPKn SMP KK J

d. Wilayah-wilayah di Indonesia tidak sama potensi dan kekayaannya.


e. Dari sudut geopolitik, dunia internasional akan melihat Indonesia kuat apabila
sebagai negara kesatuan.

Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara yuridis formal tertuang


dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyebutkan secara tegas bahwa “Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk Republik”. Pasal ini menunjukkan bahwa prinsip negara
kesatuan Republik Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertinggi atas segenap
urusan negara ialah pemerintah pusat.

a. Bentuk negara kesatuan dan republik mengandung isi pokok pikiran


kedaulatan rakyat.
b. Negara Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya
yang bersifat staat (negara).
c. Daerah negara Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi, dan daerah
provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil yang bersifat otonom
atau bersifat daerah administrasi belaka menurut kesatuan undang-undang.
d. Di daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah dan
pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan.
e. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa
dan mengingat hak-hak asal usul daerah tersebut.
f. Tanggung jawab pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya
tetap berada di tangan pemerintah pusat di dalam Negara kesatuan Republik
Indonesia. Akan tetapi, karena negara kesatuan Republik Indonesia
menganut asas desentralisasi maka terdapat kewenangan dan tugas-tugas
tertentu yang menjadi urusan pemerintahan daerah. Hal ini pada akhirnya
akan menimbulkan hubungan kewenangan dan pengawasan antara
pemerintah pusat dan daerah.

Pasca Perubahan keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, prinsip negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam
Pasal 1 Ayat (1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi atas

55
Kegiatan Pembelajaran 3

kabupaten dan kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai


pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Demikian pula dalam Pasal 18 B Ayat (2) yang berisi rumusan, bahwa negara
mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Rumusan kata-
kata Negara Kesatuan Republik Indonesia tertulis dalam Pasal 25 A Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan rumusan “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara, dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang”.

Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, sebagai ketentuan penutup menyatakan secara tegas bahwa “Khusus
mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan”. Hal ini menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan tidak
dapat diganggu gugat. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan pengokohan
prinsip negara kesatuan Republik Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga
dalam konstitusi negara.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Perubahan Pasal-


pasal Dalam UUD NRI Tahun 1945”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 3

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 3 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

56
PPKn SMP KK J

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan 15’
kepercayaannya masing-masing dipimpin oleh
salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang
kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk
melakukan perubahan terhadap UUD NRI Tahun
1945.
d. Melakukan curah pendapat tentang konten yang
ada dalam apersepsi.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan
dan aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 100’
sesuai dengan prosedur kerja pada LK 3.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 3.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan yang disampaikan oleh
instruktur.
f. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
menyusun soal USBN, 3 soal pilihan ganda dan 3
soal subyektif berdasarkan LK. 3.2 dan 3.3 secara
mandiri
g. Secara acak mempresentasikan hasil penyusunan
soalnya.
h. Peserta lain memberikan komentar dan saran
terhadap penyusunan soal yang dipresentasikan.
i. Menyimak penguatan tentang penyusunan soal yang
disampaikan oleh instruktur.

Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’


penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -


muka modul KP 3
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

57
Kegiatan Pembelajaran 3

3. Latihan Kerja

LK 3.1: Menganalisis perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI tahun 1945


Prosedur kerja :
1. Bacalah dengan cermat uraian materi perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI
tahun 1945!
2. Jawablah pertanyaan berikut secara berkelompok :
a. Mengapa perubahan terhadap pasal UUD NRI Tahun 1945 menjadi
tuntutan reformasi yang penting untuk dipenuhi?
b. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan pasal UUD NRI
Tahun 1945 terhadap kedaulatan NKRI?
c. Mengapa penting bagi setiap warga negara untuk berkomitmen
mempertahankan isi setiap alinea dalam pembukaan UUD NRI Tahun
1945?
3. Diskusikan hasil kerja Saudara dengan rekan-rekan lintas kelompok!

LK 3.2: Membuat kisi-kisi soal perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI tahun
1945
Prosedur Kerja :
1. Bacalah materi penyusunan soal HOTS yang terdapat pada modul Kelompok
Kompetensi A Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN
terkait dengan materi Kegiatan Pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (High
Order Thinking Skill) !

KURIKULUM 2013

Jenis sekolah : SMP / MTs


Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
No. Kompetensi
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar
1.
Proses PG dan
pembentukan Essay Level
peraturan pengetahuan
perundangundangan dan
pemahaman

58
PPKn SMP KK J

2.
Proses PG dan
pembentukan Essay Level
Aplikasi
peraturan
perundangundangan
3.
Proses PG dan
pembentukan Essay Level
Penalaran
peraturan
perundangundangan

LK 3.3 : Mengembangkan butir soal perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI


tahun 1945
Prosedur Kerja :
1. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal dan soal uraian (Essay)
sebanyak 3 soal pada kartu soal di bawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari fasilitator dan kelompok lain saat proses diskusi!

KARTU SOAL

Jenjang : Sekolah Menengah Pertama


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas :
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan pemahaman
Materi : Proses pembentukan peraturan perundang-undangan
Bentuk soal : Pilihan Ganda/Essay

59
Kegiatan Pembelajaran 3

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !

1. Perubahan terhadap konstitusi tertulis kerap dilakukan oleh berbagai negara


di dunia. Di Indonesia, perubahan yang ada menggunakan cara yang dikenal
dengan perubahan. Yangmana cara ini menekankan pada…
A. Modifikasi secara menyeluruh isi dari UUD NRI Tahun 1945
B. Penggantian secara menyeluruh isi dari UUD NRI Tahun 1945
C. Perubahan pada sebagian isi dari UUD NRI Tahun 1945
D. Pengurangan pada bagian pembukaan dari UUD NRI Tahun 1945

2. Cermati beberapa pernyataan berikut!


A. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam
mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
B. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai
dengan perkembangan paham demokrasi.
C. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi
manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan
syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD NRI
Tahun 1945.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, yang merupakan tujuan dari
dilakukannya perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945 adalah...
a. A dan B
b. B dan C
c. Semua pernyataan benar
d. Tidak ada pilihan jawaban yang benar

60
PPKn SMP KK J

3. Dalam tahapan perubahan UUD NRI Tahun 1945 yang telah diatur oleh Pasal
37 UUD NRI Tahun 1945, tahapan pertama yang harus dipenuhi adalah…
a. Pengajuan usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/2 dari
jumlah anggota MPR
b. Pengajuan usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota MPR
c. Pengajuan usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/4 dari
jumlah anggota MPR
d. Pengajuan usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR

4. Perhatikan pernyataan berikut !


a. Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan oleh MPR
b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
c. Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan oleh DPR
d. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut DPD
Pernyataan berisikan pemahaman mengenai pihak pemegang
kedaulatan berdasarkan hasil perubahan pasal dalam UUD NRI tahun 1945
yang tepat ditunjukkan nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

5. Komitmen terhadap pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945


salah satunya ditunjukkan dengan tidak diperkenankannya melakukan
perubahan isi dari pembukaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh…

a. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat dasar-dasar filosofis dan


dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam UUD 1945
b. Belum ada Undang-Undang yang mengatur perihal tersebut
c. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat dasar-dasar filosofis yang
mendasari sebagian pasal dalam UUD 1945
d. Karena dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat

61
Kegiatan Pembelajaran 3

F. Rangkuman

1. Perubahan pasal dalam UUD NRI tahun 1945 adalah perubahan konstitusi
yang mana perubahannya tidak banyak, bersifat teknis prosedural yang tidak
mempengaruhi paradigma pemikiran Undang-Undang Dasar.
2. Ada 5 Kesepakatan dasar dalam perubahan UUD 1945 itu disusun oleh
Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam
rangka mempersiapkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Perubahan pasal-pasal tentang kedaulatan negara, salah satunya pada pasal
1 ayat 2, yang sebelumnya MPR sebagai lembaga tertinggi setelah
diperubahan MPR hanya berkedudukan menjadi lembaga tinggi negara.
4. Komitmen mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menjadi bagian dari menjaga kedaulatan negara karena di dalam
pembukaan berisikan nilai-nilai Pancasila serta tujuan dari pelaksanaan
pemerintahan

62
PPKn SMP KK J

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi perubahan pasal-pasal
dalam UUD NRI Tahun 1945?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi perubahan pasal-pasal
dalam UUD NRI Tahun 1945?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945?
d. Apa manfaat mempelajari materi perubahan pasal-pasal dalam UUD NRI
Tahun 1945 terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

63
Kegiatan Pembelajaran 3

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-3

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 4, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 3, terutama yang masih belum dikuasai.

64
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 4
Fungsi dan Wewenang Lembaga-lembaga Negara
Menurut UUD NRI Tahun 1945

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 4 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:
1. Mengidentifikasi fungsi lembaga-lembaga negara sebelum dan sesudah
perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945
2. Menganalisis wewenang lembaga-lembaga negara sesuai dengan UUD NRI
Tahun 1945

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi fungsi lembaga-lembaga negara


2. Mengidentifikasi wewenang lembaga-lembaga negara

C. Uraian Materi

1. Fungsi Lembaga-lembaga Negara

Perubahan UUD 1945 merupakan salah satu tuntutan yang paling mendasar
dari gerakan reformasi 1998. Tuntutan reformasi yang lain diantaranya
penghapusan dwifungsi ABRI, otonomi daerah seluas-luasnya, pemberantasan
KKN, pengusutan kasus pelanggaran HAM, kebebasan berpolitik, kebebasan
berekspresi dan lain-lain. Terkait dengan tuntutan perubahan UUD 1945,
menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi melihat faktor penyebab otoritarian
Orde Baru hanya pada manusia sebagai pelakunya, tetapi karena kelemahan
sistem hukum dan ketatanegaraan.

Sebelum diperubahan, UUD Negara RI Tahun 1945 membentuk struktur


ketatanegaraan bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang

65
Kegiatan Pembelajaran 4

sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat tidak terjadi


proses saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) pada
institusi-institusi ketatanegaraan. Penyerahan kekuasaan tertinggi kepada MPR
merupakan kunci yang menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-
akan tidak memiliki hubungan dengan rakyat.

Sementara itu, UUD Negara RI Tahun 1945 sebelum perubahan juga


menempatkan dan memberikan kekuasaan yang sangat besar terhadap Presiden
sebagai pemegang kekuasaan eksekutif. Oleh karenanya, muncul anggapan
bahwa UUD NRI tahun 1945 sangat executive heavy. Kekuasaan dominan berada
di tangan presiden (dominan eksekutif). Pada diri presiden terpusat kekuasaan
menjalankan pemerintahan (chief executive) yang dilengkapi dengan berbagai hak
konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (memberi grasi, amnesti, abolisi,
dll) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasaan membentuk undang-
undang. Dua cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan
dijalankan oleh lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu
tangan (Presiden) yang menyebabkan tidak ada prinsip saling mengawasi (checks
and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya kekuasaan yang otoriter.

Selain itu, ada anggapan di kalangan masyarakat bahwa UUD NRI tahun 1945
pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap kekuasaan yang
cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multitafsir sehingga memberi
celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan dalam UUD NRI tahun
1945 sesuai dengan kepentingan penguasa. Yangmana secara umum, dalam
perubahan pasal dalam UUD NRI tahun 1945 terdapat beberapa hal penting yaitu
pertama semua fraksi di MPR sepakat untuk melakukan perubahan UUD 1945.
Kedua, menyangkut ruang lingkup perubahan, bahwa Pembukaan UUD 1945
tidak diubah, yang diubah adalah Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945.
Ketiga, menyangkut prioritas perubahan UUD 1945 meripakan hal-hal yang
mendesak. Priorotas-prioritas tersebut adalah (Suharizal dan Arifin, F. 2007):

a. Pemberdayaan lembaga tinggi negara (MPR)


b. Pengaturan kekuasaan pemerintah negara dan pembatasan masa jabatan
presiden

66
PPKn SMP KK J

c. Peninjauan kembali lembaga tinggi negara dengan kekuasaan konsultatif yaitu


DPA (Dewan Pertimbangan Agung)
d. Pemberdayaan lembaga legislatif (DPR)
e. Pemberdayaan lembaga auditing finansial (BPK)
f. Pemberdayaan dan pertanggungjawaban Lembaga Kehakiman
g. Pembahasan mengenai Bank Indonesia dan TNI/Polri

Dalam Sidang Umum MPR tahun 1999, UUD 1945 mengalami perubahan
sesuai dengan semangat reformasi di berbagai bidang termasuk dalam
ketatanegaraan. Dalam perubahan, terdapat kesepakatan dasar yang dibuat oleh
MPR tentang arah perubahan UUD 1945, yaitu (Asshiddiqqie, J. 2012):

a. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945


b. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
c. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensial
d. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD
1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945
e. sepakat untuk menempuh cara adentum dalam melakukan perubahan
terhadap UUD 1945.

Jika dilihat dari segi substansi materi dari hasil perubahan UUD 1945, dapat
dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu (Syahuri, T. 2004):

a. Penghapusan atau pencabutan beberapa kekuasaan, yaitu


1) Kekuasaan MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan
meminta petanggungjawaban presiden dan penyusunan Garis-Garis Besar
Haluan Negara. Dengan pencabutan kekuasaan ini, posisi MPR bukan lagi
sebagai lembaga tertinggi negara, tetapi sebagai lembaga tinggi negara
yang kedudukannya sejajar dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti
Presiden, Mahkamah Agung dan Dewan Perwakilan Rakyat
2) Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang.
Kekuasaan pembentukan undang-undang berdasarkan pasal 20
perubahan pertama UUD 1945, tidak lagi dipegang presiden, melainkan
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian juga kewenangan
dalam hal pengankatan dan penerimaan duta negara lain serta pemberian

67
Kegiatan Pembelajaran 4

amnesti dan abolisi. Kewenangan tersebut tidak lagi merupakan hak


prerogatif presiden, tetapi harus atas pertimbangan DPR.

b. Ketentuan lembaga Baru


Ketentuan lembaga baru yang diatur dalam Perubahan UUD NRI tahun
1945 dapat disebutkan antara lain:
1) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam pasal 22C dan 22D UUD
1945 perubahan ketiga
2) Mahkamah Konstitusi, diatur dalam pasal 24C perubahan ketiga
3) Komisi yudisial diatur dalam pasal 24B perubahan ketiga
Pemilihan umum yang sebelumnya diatur oleh undang-undang, sekarang
diatur langsung dalam bab baru (VIIB) UUD 1945 pasal 22E. Sementara itu,
Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang, sekarang
diatur dalam pasal 23D perubahan keempat.

c. Ketentuan dan Lembaga sesuai hasil perubahan


Ketentuan-ketentuan yang merupakan modifikasi atas ketentuan atau
lembaga lama yang diatur dalam Perubahan UUD NRI tahun 1945 dapat
disebutkan antara lain:
1) Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam
pasal 2 ayat (1) UUD 1945 perubahan keempat
2) Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang
sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A perubahan ketiga
3) Ketentuan hak asasi manusia sebagai penambahan dari ketentuan hak
asasi lama , diatur dalam pasal 28A sampai dengan 28J perubahan kedua
4) Usul perubahan undang-undang dasar dan pembatasan perubahan atas
negara kesatuan, merupakan penambahan tata cara perubahan undang-
undang dasar, diatur dalam ayat (1) dan (5) pasal 37 perubahan keempat.

Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang baru dalam ketatanegaraan di


Indonesia, maka bangsa Indonesia mengalami perubahan fundamental dalam
sistem ketatanegaraannya menuju suatu sistem yang demokratis. Beberapa
perubahan itu dapat dibahas yaitu reposisi MPR, kekuasaan membentuk undang-
undang yang merupakan representatif kekuasaan legislatif, kekuasaan Presiden
yang menjalankan kekuasaan eksekutif serta kekuasaan Mahkamah Agung,

68
PPKn SMP KK J

Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial yang menjalankan kekuasaan yudikatif.

2. Wewenang lembaga-lembaga negara

UUD Negara RI Tahun 1945 yang telah diperubahan berdampak pada skema
dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai
ke tingkat yang paling rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga tertinggi negara
sampai ke bentuk pemerintahan desa diharuskan mengalami perubahan
mendasar menurut amanat UUD Negara RI Tahun 1945. Ada lembaga negara
yang dikurangi kewenangannya dan menurun kedudukannya seperti MPR, ada
yang diperkuat kewenangannya seperti DPR, adapula pembentukan lembaga
negara baru seperti MK. Selain itu, ada pula lembaga negara yang dihapus dari
sistem ketatanegaaraan kita, yaitu DPA, yang peran dan tugasnya kurang lebihnya
digantikan oleh Dewan Pertimbangan Presiden.

a. Reposisi MPR
MPR dalam sidang tahunan 2002 melakukan langkah bijaksanan
dengan mengubah posisinya, yang semula sebagai lembaga tertinggi
negara dan pemegang sepenuhnya kedaulatan rakyat, berubah menjadi
lembaga tinggi biasa. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilu. Anggota DPD
dapat dipandang sebagai pengganti anggota “Utusan Daerah” yang terdapat
dalam naskah asli UUD NRI tahun 1945, selain “Utusan Golongan” dan
anggota DPR. Kewenangan MPR mencakup:
1) mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
2) melantik presiden dan wakil presiden
3) memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar
Berdasarkan keterangan diatas, kewenangan MPR sekilas nampak tidak
ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah asli
UUD NRI tahun 1945. Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara
rumusan pasal 1 ayat (2) naskah asli dan naskah baru perubahan ketiga,
maka akan jelas ditemukan bahwa telah terjadi pengurangan kekuasaan
MPR yang sebelumnya sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat
sepenuhnya berubah tidak lagi sebagai pelaksana pemegang kedaulatan

69
Kegiatan Pembelajaran 4

rakyat. Di samping itu, memberhentikan presiden dan wakilnya dari


jabatannya, MPR tidak bisa lagi bertindak sendiri seperti kasus
pemberhentian Presiden Sukarno tahun 1967 dan Presiden Abdurrahman
Wahid tahun 2001, tetapi harus melibatkan lembaga baru yaitu Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah Konstitusi inilah yang akan menentukan, apakah
presiden atau wakil presiden melanggar hukum atau tidak. Dengan
demikian, posisi presiden kuat karena interpretasi atau penentuan apakah
presiden atau wakil presiden telah melanggar hukum, akan tergantung
keputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan meninjau posisi dan kewenangan
MPR seperti dirumuskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan MPR
telah banyak berkurang.

b. Wewenang Membentuk Undang-Undang


Sementara itu, menurut naskah asli UUD NRI tahun 1945 kekuasaan
membuat undang-undang adalah kewenangan dipegang oleh presiden
dengan persetujuan DPR namun dengan adanya perubahan pasal dalam
UUD NRI tahun 1945, khususnya dalam perubahan pertama terjadi
perubahan bahwa kekuasaan membentuk undang-undang berada ditangan
DPR. Dengan demikian telah terjadi pergeseran kewenangan legislasi dari
presiden dengan persetujuan DPR menjadi kewenangan DPR. Selain
memiliki fungsi legislasi, DPR juga memiliki fungsi anggaran dan
pengawasan. Sementara presiden diberi kewenangan mengajukan
rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk
mendapatkan persetujuan bersama.

Rancangan undang-undang yang telah disetujuiDPR dan presiden untuk


menjadi undang-undang tidak lagi bersifat final, tetapi dapat diuji material
(yudicial review) oleh Mahkamah Konstitusi atas permohonan pihak tertentu.
Dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945 perubahan ketiga antara lain
disebutkan, mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir, yang putusannya bersifat tetap untuk menguji undang-
undang terhadap undang-undang dasar. Mahkamah konstitusi ini harus
sudah dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2003, dan sebelum dibentuk,
segala kewenangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (Aturan Peralihan
pasal III). Mengenai mahkamah konstitusi, Asshiddiqie, J. (2012)
berpendapat, bahwa dengan mengacu ketentuan Ketetapan MPR Nomor

70
PPKn SMP KK J

III/MPR/2000 yang menentukan hak uji material atas peraturan dibawah


undang-undang oleh Mahkamah Agung bersifat aktif, maka kewenangan
untuk menguji undang-undang oleh Mahkamah Konstitusi dapat pula
dipahami bersifat aktif.

Dalam rangka untuk pengembangan hukum, sifat aktif tersebut memang


sangat diperlukan, namun demikian, sifat aktif ini jika diterapkan dalam
praktik akan menemui kendala-kendala, mengingat produk undang-undang
yang dibuat oleh pembentuk undang-undang tidak sedikit jumlahnya,
sementara jumlah anggota hakim Mahkamah Konstitusi di batasi hanya 9
orang. Jadi, sifat aktif ini sebaiknya dipahami bukan sebagai suatu
keharusan untuk bersikap aktif, melainkan dipahami sebagai “dapat bersikap
aktif”.

Dengan ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kekuasaan


membentuk undang-undang diatas, maka yang perlu digarisbawahi di sini
adalah suatu kenyataan bahwa pengesahan rancangan undang-undang
menjadi undang-undang bukan merupakan sesuatu yang telah final.
Undang-undang tersebut masih dapat dipersoalkan oleh masyarakat yang
merasa akan dirugikan jika undang-undang tersebut jadi dilaksanakan, atau
oleh segolongan masyarakat dinilai bahwa undang-undang itu bertentangan
dengan norma hukum yang ada di atasnya, misalnya melanggar sila-sila
dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar, dan / atau ketetapan MPR.

c. Wewenang Presiden
Presiden menurut naskah asli UUD NRI tahun 1945 mempunyai tiga
macam kedudukan, yaitu: (1) sebagai kepala negara, (2) sebagai kepala
pemerintahan, dan (3) sebagai pembentuk undang-undang (dengan
persetujuan DPR). Sebagaimana telah disebutkan diatas, kekuasaan
presiden oleh perubahan pasal dalam UUD NRI tahun 1945 banyak
dikurangi. Sebagai contoh dapat disebutkan disini, antara lain sebagai
berikut. Hakim agung tidak lagi diangkat oleh presiden, melainkan diajukan
oleh komisi yudisial untuk diminta persetujuan DPR, selanjutnya ditetapkan
oleh presiden. Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan tidak lagi
diangkat oleh presiden, tetapi dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden.

71
Kegiatan Pembelajaran 4

Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/ 2000 juga diatur
keterlibatan DPR dalam proses pengangkatan Panglima Tentara Nasional
dan Kepala Polri. Keterlibatan DPR dalam hal pengangkatan pejabat-pejabat
tersebut mencerminkan suatu mekanisme ketatanegaraan yang mengarah
kepada keseimbangan dan demokratisasi. Namun sayang, masih ada yang
tertinggal, yakni pengangkatan seorang jaksa agung yang masih menjadi
kewenangan presiden, tanpa melibatkan DPR.

Rancangan undang-undang yang telah dibahas dan disetujui bersama


antara DPR dan presiden apabila dalam waktu tigapuluh (30) hari semenjak
rancangan undang-undang tersbut disetujui tidak disahkan oleh presiden,
maka rancangan undang-undang rancangan undang-undang tersebut sah
menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. Jadi, persetujuan atau
pengesahan atas rancangan undang-undang menjadi undang-undang oleh
presiden tidak mutlak.

Namun demikian, di sisi lain, posisi presiden semakin kuat karena ia tidak
akan mudah dijatuhkan (diberhentikan) oleh MPR, meskipun ia berada
dalam kondisi berbeda pandangan dalam penyelenggaraan
pemerintahannya dengan “parlemen” (Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah). Selama presiden tidak diputus telah melanggar
hukum oleh mahkamah konstitusi, maka posisi presiden akan aman. Selain
itu, presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR, karena presiden
dipilih langsung oleh rakyat.

Walaupun MPR masih dapat menghentikan presiden dan wakil presiden


dalam masa jabatannya atas usul DPR Pasal 7A. Namun, hal ini akan sangat
tergantung kepada keputusan mahkamah konstitusi, karena menurut pasal
7B-nya, usul pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan oleh
DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan
kepada mahkamah konstitusi untuk memutus pendapat DPR bahwa
presiden dan / atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum.
Pelanggaran hukum ini berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan / atau
pendapat bahwa presiden dan / atau wakil presiden tidak lagi memenuhi

72
PPKn SMP KK J

syarat sebagai presiden dan / atau wakil presiden. Jadi, putusan mahkamah
konstitusi tersebut semata-mata atas dasar pertimbangan hukum.

Majelis Permusyawaratan Rakyat juga dapat memilih presiden dan wakil


presiden pengganti apabila tedapat kekosongan jabatan presiden dan wakil
presiden di tengah masa jabatannya secara bersamaan (pasal 8 ayat (3)).
Persoalannya di sini adalah pertanggungjawaban presiden dan wakil
presiden pengganti yang dipilih oleh MPR tersebut. “Apakah ia akan
bertanggung jawab kepada rakyat atau kepada MPR yang telah memilih dan
mengangkatnya?” Ketentuan ayat (3) ini menunjukkan bahwa MPR tidak
konsisten dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung.
Sebaiknya dalam hal ini perlu dikaitkan sisa masa jabatan presiden dan /
atau wakil presiden itu. Misalnya, majelis boleh memilih presiden dan / atau
wakil presiden pengganti apabila sisa masa jabatn tersebut tinggal 12 bulan
atau kurang, maka sebaiknya pemilihan presiden dan / atau wakil presiden
pengganti itu hanya bersifat sementara dan semata -mata karena
pertimbangan teknis.

d. Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman menurut naskah asli UUD NRI tahun 1945
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman. Setelah
perubahan, kekuasaan kehakiman ini dilakukan, selain yang disebutkan
diatas, juga dilakukan oleh mahkamah konstitusi. Mengenai tugas dan
wewenang mahkamah konstitusi sudah sering disinggung di atas.

Dengan perubahan UUD 1945, posisi hakim agung menjadi kuat karena
mekanisme pengangkatan hakim agung diatur sedemikian rupa dengan
melibatkan tiga lembaga, yaitu : (1) Dewan Perwakilan Rakyat, (2) presiden,
dan (3) komisi yudisial. Komisi yudisial ini merupakan lembaga baru yang
memang sengaja dibentuk untuk menangani urusan yang terkait dengan
pengangkatan hakim agung serta menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat dan perilaku hakim. Anggota komisi yudisial ini diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.

Berdasarkan uraian di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa


UUD NRI tahun 1945 dan perubahan-perubahannya itu telah mengatur

73
Kegiatan Pembelajaran 4

mekanisme penyelenggaraan ketatanegaraan, yang terkait dengan


hubungan antar kekuasaan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif
secara berimbang. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan check and
balance antarketiga lembaga tersebut. Semangat untuk selalu melibatkan
kedaulatan rakyat melalui lembaga perwakilan rakyat nampak dominan.
Setiap pengangkatan pejabat negara seperti hakim agung, hakim
mahkamah konstitusi, panglima Tentara Nasional Indonesia, kepala Polisi
Republik Indonesia (KAPOLRI), anggota komisi yudisial, anggota Badan
Pemeriksaan Keuangan, dan gubernur bank selalu melibatkan peran Dewan
Perwakilan Rakyat. Kondisi demikian sejalan dengan prinsip-prinsip negara
demokrasi. Jadi, dilihat dari segi konstitusi, Indonesia adalah negara
demokratis.

Perubahan format kelembagaan negara adalah wujud adaptasi dan


adopsi berbagai perkembangan gagasan hukum dan demokrasi di tingkat
dunia serta praktik penyelenggaraan negara-negara lain yang dianggap
demokratis. Selain itu, perubahan format kelembagaan negara pasca
perubahan UUD Negara RI Tahun 1945 ini sebagai antisipasi
kecenderungan hukum dan demokrasi di masa mendatang. Dengan
demikian, diharapkan Hak Asasi Manusia dapat lebih terjamin, kedaulatan
rakyat dapat terlaksana sebaik-baiknya dan pembangunan berjalan secara
efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel. Kesemua itu diarahkan
agar cita-cita berdirnya negara-sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945- dapat lebih mungkin terwujudkan.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Fungsi dan


Wewenang Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945”, maka
Saudara perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

74
PPKn SMP KK J

Tabel 4.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 4
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran d. Membaca modul KP 4 secara cermat dan mandiri.
e. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’


masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Bagimu Negeri
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang artikel yang
ada di laman website
http://news.metrotvnews.com/politik/MkMjpvOK-
jokowi-puji-kinerja-mpr-dpr-dan-dpd .
d. Melakukan curah pendapat tentang konten yang ada
dalam apersepsi.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 95’


sesuai dengan prosedur kerja pada LK 4.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 4.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil
pembahasan latihan kerja.

Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 20’


penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -


muka modul KP 4
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

2. Mode Tatap Muka In-On-In

Kegiatan On-1 diisi dengan mengerjakan LK 4.2 sesuai dengan ketentuan


prosedur kerja yang kemudian hasilnya akan dipresentasikan dan dibahas pada
kegiatan In-2.

75
Kegiatan Pembelajaran 4

3. Latihan Kerja

LK. 4.1 : Menganalisis fungsi lembaga-lembaga negara sebelum dan


sesudah perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945

Prosedur kerja:
1. Bacalah materi dalam modul kegiatan pembelajaran ini dengan seksama!
2. Bacalah sumber buku lain yang membahas tentang fungsi lembaga-lembaga
negara sebelum dan sesudah perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945!
3. Analisis secara berkelompok konten-konten tersebut dan kerjakan dengan
format tabel sebagai berikut:

Fungsi sebelum Fungsi sesudah


Lembaga Negara perubahan pasal dalam perubahan pasal dalam
UUD NRI Tahun 1945 UUD NRI Tahun 1945

Eksekutif

Legislatif

Yudikatif

4. Presentasikan hasil kerja kelompok Saudara dalam forum diskusi kelas


5. Buatlah evaluasi dan refleksi atas hasil diskusi sebagai laporan kerja
kelompok

LK. 4.2 : Menganalisis hubungan antar lembaga negara dalam mencapai


tujuan nasional

Prosedur kerja:

1. Bacalah materi dalam modul kegiatan pembelajaran ini dengan seksama!


2. Bacalah sumber buku lain yang membahas tentang hubungan antar lembaga
negara dalam mencapai tujuan nasional!
3. Buatlah smartart graphic (skema) yang dapat menunjukkan hubungan antar
lembaga negara dalam mencapai tujuan nasional beserta tantangan dan
solusi yang Saudara tawarkan untuk menghadapi tantangan tersebut merujuk
pada nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945!

76
PPKn SMP KK J

E. Latihan Kerja/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !
1. UUD NRI Tahun 1945 sebelum perubahan menempatkan dan memberikan
kekuasaan yang sangat besar terhadap Presiden. Sehingga muncul
anggapan bahwa UUD NRI tahun 1945 sangat executive heavy. Dampak dari
kondisi yang demikian ini adalah...
a. Semakin kokohnya kedaulatan NKRI karena kepemimpinan berada pada
kendali satu tangan atau one power decision
b. Meningkatnya kerjasama dengan DPR dalam menjalankan proses
legislasi
c. Meningkatnya pelaksanaan demokrasi di Indonesia
d. Rendahnya implementasi prinsip saling mengawasi (checks and
balances) antar lembaga pemerintahan

2. Presiden menurut naskah asli UUD NRI tahun 1945 mempunyai tiga macam
kedudukan, yaitu: (1) sebagai kepala negara, (2) sebagai kepala
pemerintahan, dan (3) sebagai pembentuk undang-undang (dengan
persetujuan DPR). Setelah perubahan pasal dalam UUD NRI tahun 1945,
kewenangan dari presiden dalam menjalankan kedudukannya banyak
mengalami perubahan. Berikut yang bukan merupakan contoh atas
pernyataan adalah…
a. Pengangkatan hakim agung
b. Pengangkatan jaksa agung
c. Pengangkatan anggota BPK
d. Pengangkatan paglima TNI dan POLRI

3. Substansi materi dari hasil perubahan UUD 1945 yang berkaitan dengan
fungsi lembaga-lembaga negara dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam,
yaitu Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan; Ketentuan dan
Lembaga Baru ; Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi. Di bawah ini yang
termasuk penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan, yaitu ...

77
Kegiatan Pembelajaran 4

a. Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang,


sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat.
b. Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang,
tidak lagi dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan
Rakyat
c. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang
sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A
d. Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam
pasal 2 ayat (1) UUD 1945

4. Berikut merupakan kewenangan MPR hasil perubahan pasal dalam UUD NRI
Tahun 1945 yang mencakup:
 mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
 melantik presiden dan wakil presiden
 memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar
Berdasarkan keterangan tersebut, kewenangan MPR sekilas nampak
tidak ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah
asli UUD NRI tahun 1945. Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara
rumusan pasal 1 ayat (2) naskah asli dan naskah baru hasil perubahan ketiga,
maka akan jelas ditemukan bahwa telah terjadi…
a. Pengurangan kekuasaan MPR
b. Pelemahan wewenang MPR
c. Pengalihfungsian wewenang MPR
d. Perluasan kekuasaan MPR

5. Dalam UUD NRI Tahun 1945 hasil perubahan, mekanisme pengangkatan


hakim agung diatur sedemikian rupa dengan melibatkan....
a. Presiden dan DPR
b. DPR dan KY
c. Presiden, DPR, dan KY
d. DPR, KY, dan MK

78
PPKn SMP KK J

F. Rangkuman

1. UUD Negara RI Tahun 1945 yang telah diperubahan berdampak pada skema
dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi
sampai ke tingkat yang paling rendah.

2. MPR sebagai lembaga tertinggi negara sampai ke bentuk pemerintahan desa


mengalami perubahan mendasar menurut amanat UUD Negara RI Tahun
1945. Ada lembaga negara yang dikurangi kewenangannya dan menurun
kedudukannya seperti MPR, ada yang diperkuat kewenangannya seperti
DPR, adapula pembentukan lembaga negara baru seperti MK.

3. Ada pula lembaga negara yang dihapus dari sistem ketatanegaaraan kita ,
yaitu DPA, yang peran dan tugasnya kurang lebihnya digantikan oleh Dewan
Pertimbangan Presiden.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi fungsi dan peran
lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi fungsi dan peran
lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
fungsi dan peran lembaga-lembaga negara dalam UUD NRI Tahun 1945?
d. Apa manfaat mempelajari materi fungsi dan peran lembaga-lembaga negara
dalam UUD NRI Tahun 1945 terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini?

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk

79
Kegiatan Pembelajaran 4

mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan


Pembelajaran-4

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 5, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 4, terutama yang masih belum dikuasai.

80
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 5
Pengembangan jaminan dan perlindungan Hak
Asasi Manusia di Indonesia

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 5 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:
1. Menganalisis keberadaan Indonesia sebagai negara hukum menurut
ketentuan UUD NRI Tahun 1945
2. Menganalisis 3 (tiga) contoh pengembangan upaya pemberian jaminan dan
perlindungan hak asasi manusia berdasarkan UUD NRI Tahun 1945

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis keberadaan Indonesia sebagai negara hukum


2. Menganalisis upaya pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia di Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945

C. Uraian Materi

1. Keberadaan Indonesia sebagai negara hukum

a. Negara Hukum

Menurut R. Djokosutono (dalam Malian, S. & Marzuki, S. 2003), bahwa Negara


Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum. Hukumlah
yang berdaulat dan negara merupakan subjek hukum. Negara dipandang sebagai
subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat dituntut di depan pengadilan karena
perbuatan melanggar hukum. Negara hukum mengandung pengertian bahwa
negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia.

Negara hukum sering kali dikaitkan dengan Istilah rechtsstaat dan the rule of

81
Kegiatan Pembelajaran 5

law. Pada hakikatnya kedua istilah tersebut mempunya makna berbeda. The rule
of law banyak dikembangkan di negara-negara Anglo Saxon, Anglo Amerika, yang
bertumpu pada common law yang lebih menitikberatkan pada judicial. Sumber
Hukum yang utama dalam Anglo Saxon yaitu, a) Putusan Hakim (Judicial
decission). Hakim berperan besar dlm membentuk tata kehidupan masyarakat; b)
Kebiasaan; dan c) Peraturan Perundangan.

Selanjutnya istilah rechtsstaat, merupakan bentuk Negara hukum yang banyak


dianut di negara-negara eropa continental yang bertumpu pada sistem civil law.
Civil law menitikberatkan pada administration law. Hukum civil dikembangkan dari
kodifikasi hukum Romawi (Kaisar Justinianus abad VI SM) yang dikenal dengan
istilah “corpus Juris Civilis”. Kodifikasi hukum tersebut dijadikan dasar perumusan
dan kodifikasi hukum Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Amerika Latin, dan
beberapa Negara lainnya. Ketika Belanda menjajah Indonesia, pengembangan
dari hukum Romawi tersebut juga diberlakukan di Indonesia. Sehingga sampai
sekarang Indonesia banyak terpengaruh oleh sistem hukum civil. Namun
demikian, Negara hukum Indonesia tidak dapat dikatakan sepenuhnya menganut
sistem hukum civil, karena Indonesia memiliki sistem hukum tersendiri.

Prinsip-prinsip yang ada dalam sistem hukum civil (civil law system) antara lain:

1) hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan dalam peraturan


yang berbentuk Undang-undang dan terkodifikasi.
2) Putusan hakim hanya mengikat para pihak yg berperkara (Res Ajudicata)

b. Ciri-Ciri/Unsur-Unsur Negara Hukum

Guna membedakan antara Negara hukum dan bukan Negara hukum, maka
dapat kita cermati dari ciri-cirinya sebagai berikut:
1) Menjunjung tinggi hukum;
2) Adanya pembagian kekuasaan;
3) Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi
prosedural untuk mempertahankannya;
4) Dimungkinkan adanya peradilan administrasi.

Sementara itu, menurut Suseno, F.M (1996) mengemukakan bahwa terdapat

82
PPKn SMP KK J

lima ciri dari negara hukum, yakni :


1) Fungsi kenegaraan tersebut dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan
sesuai ketetapan UUD.
2) UUD tersebut menjamin HAM ialah yang paling penting. Disebabkan karena
tanpa jaminan tersebut, maka hukum tersebut akan menjadi sarana
penindasan.
3) Lembaga atau badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing
dengan selalu dan juga hanya taat pada dasar hukum yang Sudah ditentukan.
4) Terhadap tindakan badan atau lembaga negara, masyarakat tersebut bisa
mengadu ke pengadilan.
5) Badan kehakiman bebas serta juga tidak memihak.

Selanjutnya menurut hasil rumusan yang disampaikan oleh International


Commission of Jurits, yang mengadakan konferensi Internasional di Bangkok pada
tahun 1965, merumuskan bahwa ciri-ciri pemerintahan demokratis yang menganut
Rule of Law , merupakan pemerintahan yang dinamis dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Terdapat Perlindungan konstitusional;
2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3) Kebebasan untuk dapat menyatakan pendapat;
4) Pemilihan umum yang bebas;
5) Kebebasan untuk dapat berorganisasi serta beroposisi dan
6) Dilakukannya Pendidikan kewarganegaraan.

c. Negara Hukum yang dianut Indonesia

Sesuai ketentuan Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Dasar Negara Republik


Indonesia dinyatakan dengan tegas bahwa, “Negara Indonesia adalah negara
hukum. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah apakah Indonesia menganut
konsep hukum rechtstaat yang berlaku di Eropa Kontinental atau menganut
konsep rule of the law dari Anglo Saxon ? Sekalipun Indonesia sudah lama dijajah
belanda dan menerapkan sistem hukum civil, apa dengan serta merta pendiri
Negara (The Founding Fathers) memberlakukan sistem hukum civil ? Ternyata
tidak. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berbeda dengan civil law
sistem dan Eropa Continental. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang

83
Kegiatan Pembelajaran 5

berdasarkan pada Falsafah Dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Pada dasarnya, Pancasila tercantum dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945
alinea ke 4. Di Indonesia dasar hukum yang tertinggi yaitu Pancasila. Pancasila
mengandung nilai-nilai yang mendasar dan sebagai pedoman untuk merumuskan
hukum-hukum yang lebih rendah dibawahnya. Oleh sebab itu, Pancasila disebut
sebagai “Sumber dari Segala Sumber Hukum”. Oleh karena itu, Pancasila
berkedudukan paling tinggi dalam hukum di Indonesia. Pasal 2 Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan menyatakan bahwa: Pancasila merupakan
sumber segala sumber hukum negara.

Dalam penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa Penempatan Pancasila


sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan Ideologi
Negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan
Peraturan Perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

Dalam Negara hukum Pancasila, diatur jenis dan heirarki peraturan


perundang-undang, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, yang terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

84
PPKn SMP KK J

2. Pengembangan Jaminan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia di


Indonesia

Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan melekat
dengan jati diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki
hak tersebut. Adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu
“keistimewaan” yang membuka kemungkinan baginya untuk diperlakukan sesuai
dengan “keistimewaan” yang dimilikinya. Sebagai upaya yang pertama, untuk
memenuhi jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia, para pendiri
negara menuangkan pemikiran kemanusiaannya dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD NRI tahun 1945. Yangmana dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945
secara tegas telah memuat pengakuan hak asasi manusia dan diuraikan seperti
dalam tabel berikut ini :

Tabel 6. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945

Pembukaan UUD 1945 Penjelasan

Alinea pertama, Alinea pertama Pembukaan UUD


1945 memberikan jaminan universal
Dalam alinea pertama bahwa kemerdekaan dan kebebasan
Pembukaan UUD 1945 dimuat adalah hak segala bangsa.
pernyataan “kemerdekaan itu adalah Pernyataan inilah yang kemudian
hak segala bangsa dan oleh sebab mengilhami bangsa Indonesia untuk
itu maka penjajahan di atas dunia aktif dalam memperjuangkan bagi
harus dihapuskan karena tidak bangsa-bangsa terjajah di seluruh
sesuai dengan peri kemanusiaan dunia.
dan peri keadilan:’

Alinea kedua, Alinea kedua Pembukaan UUD


1945 mengandung pengertian bahwa
Dalam alinea kedua merupakan setelah bangsa Indonesia merdeka
penjabaran pernyataan Proklamasi maka rakyat Indonesia dijamin dan
kemerdekaan bangsa Indonesia. diwujudkan hak politik dan hak
Alinea kedua memuat pernyataan ekonomi atau hak kesejahteraannya.
“menghantarkan rakyat Indonesia ke Hak politik termuat dalam pernyataan
depan pintu gerbang kemerdekaan bersatu dan berdaulat dan hak
Indonesia yang merdeka, bersatu, ekonomi yaitu terwujudnya
berdaulat, adil dan makmur:’ masyarakat adil dan makmur.

Alinea ketiga, Alinea ketiga Pembukaan UUD


1945 mengandung pengertian bahwa

85
Kegiatan Pembelajaran 5

Pembukaan UUD 1945 Penjelasan

Dalam aline ketiga termuat hak-hak yang telah bangsa Indonesia


kalimat “Atas berkat rahmat Allah dapatkan yaitu kemerdekaan dan
Yang Maha Kuasa dan dengan berbagai hak yang melekat
didorongkan oleh keinginan luhur, didalamnya, adalah tidak hanya hasil
supaya berkehidupan kebangsaan perjuangan manusia semata
yang bebas, maka rakyat Indonesia melainkan anugerah Tuhan Yang
menyatakan dengan ini Maha Esa. Pernyataan tersebut akan
kemerdekaannya”. menimbulkan kesadaran ketuhanan,
sebagai penyeimbang dari nilai-nilai
keduniaan semata.

Aline keempat, Tujuan negara yang terkandung


dalam alinea keempat Pembukaan
Dalam alinea keempat dimuat UUD 1945, didalamnya mengandung
tentang tujuan negara dan dasar berbagai hak seperti hak perlindungan
negara. Tujuan negara ada empat, keamanan dan perlindungan hukum,
yaitu “melindungi segenap bangsa hak ekonomi, dan hak sosial budaya.
Indonesia dan seluruh tumpah darah Serta hak kemerdekaan dan
Indonesia, memajukan keamanan bagi seluruh dunia. Yang
kesejahteraan umum, dimaksud dasar negara dalam alinea
mencerdaskan kehidupan bangsa keempat tersebut adalah dasar negara
dan ikut melaksanakan ketertiban Pancasila.
dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

Sedangkan sebagai upaya yang kedua, para pendiri bangsa secara khusus
menjabarkan makna yang terdapat dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945
tentang jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pasal-pasal yang terkait antara lain pasal 27-34.
Upaya ketiga, dari pasal-pasal tersebut kemudian menjadi dasar lahirnya
peraturan perundang-undangan di bawahnya. Seperti halnya Ketetapan MPR
Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh MPR
pada tanggal 13 November 1998. Ketetapan ini terdiri dari pembukaan, 10 bab, 44
pasal yang mengatur bagaimana hak asasi manusia harus dilindungi dan
ditegakkan. Hak asasi manusia yang tercantum dalam ketetapan tersebut antara
lain, a) Hak untuk hidup; b) Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; c) Hak
keadilan; d) Hak kemerdekaan; e) Hak atas kebebasan informasi; f) Hak

86
PPKn SMP KK J

keamanan; g) Hak kesejahteraan; h) Kewajiban; dan i) Perlindungan dan


pemajuan.
Contoh kedua adalah UU No. 39 Tahun 1999. Undang-undang tentang HAM
tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun
1999, meliputi :

Tabel 7. HAM dalam UU Nomor 39 Tahun 1999

NO. PASAL PROFIL HAM


1 9 Hak untuk hidup
2 10 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3 11 – 16 Hak mengembangkan diri
4 17 – 19 Hak memperoleh keadilan
5 20 – 27 Hak atas kebebasan pribadi
6 28 – 35 Hak atas rasa aman
7 36 – 42 Hak atas kesejahteraan
8 43 – 44 Hak turut serta dalam pemerintahan
9 45 – 51 Hak wanita
10 52 – 66 Hak anak

Selain upaya yang diterapkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan,


berbagai macam upaya pengembangan upaya pemberian jaminandan
perlindungan hak asasi manusia juga dilakukan dalam bentuk pendirian organisasi
maupun komunitas-komunitas yang bergerak di lingkup sosial kemanusiaan. Mulai
dari Komnas HAM, Komnas Anak dan Perempuan, Komunitas Menolak Lupa, dan
Sekolah-sekolah HAM nonformal di masyarakat merupakan sedikit dari banyak
contoh konkret dari konten ini.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia”, maka Saudara perlu
mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

87
Kegiatan Pembelajaran 5

Tabel 5.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 5
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 5 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.
Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’
masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Maju Tak Gentar
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang nilai-nilai
kemanusiaan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
d. Melakukan curah pendapat tentang konten yang ada
dalam apersepsi.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 95’
sesuai dengan prosedur kerja pada LK 5.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 5.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil
pembahasan latihan kerja.

Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 20’


penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.
Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -
muka modul KP 5

88
PPKn SMP KK J

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

2. Mode Tatap Muka In-On-In


Kegiatan On-1 diisi dengan mengerjakan LK 5.2 dan LK 5.3 sesuai dengan
ketentuan prosedur kerja yang kemudian hasilnya akan dipresentasikan dan
dibahas pada kegiatan In-2.

3. Latihan Kerja

LK 5.1: Menganalisis pemberian jaminan dan perlindungan hak asasi


manusia di Indonesia

Prosedur Kerja :
1. Baca kembali uraian materi kegiatan pembelajaran ini, dan buku-buku yang
relevan terkait pemberian jaminan dan hak asasi manusia di Indonesia!
2. Buat analisis secara berkelompok terhadap konten tersebut dan kerjakan
dalam tabel berikut :

Ketentuan hukum
tentang jaminan dan Tantangan
No Contoh kasus
perlindungan HAM di realisasi
Indonesia

3. Apabila mengalami kesulitan, Saudara dapat berkonsultasi dengan fasilitator


atau narasumber
LK 5.2: Membuat kisi-kisi soal pemenuhan jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia di Indonesia

Prosedur Kerja :
1. Bacalah materi penyusunan soal HOTS yang terdapat pada modul Kelompok

89
Kegiatan Pembelajaran 5

Kompetensi A Kegiatan Pembelajaran 9!


2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN
terkait dengan materi Kegiatan Pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (High
Order Thinking Skill) !

KURIKULUM 2013

Jenis sekolah : SMP / MTs

Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

No. Kompetensi
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar
1. Menghargai upaya PG dan Essay
perlindungan HAM Level
pengetahuan dan
pemahaman
2. Menghargai upaya PG dan Essay
perlindungan HAM Level Aplikasi
3. Menghargai upaya PG dan Essay
perlindungan HAM Level Penalaran

LK 5.3 : Mengembangkan butir soal pemenuhan jaminan dan perlindungan


hak asasi manusia di Indonesia

Prosedur Kerja :
1. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal dan soal uraian (Essay)
sebanyak 3 soal pada kartu soal di bawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari fasilitator dan kelompok lain saat proses diskusi!

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas :
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan pemahaman
Materi : Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di
Bentuk soal Indonesia
: Pilihan Ganda/Essay

90
PPKn SMP KK J

E. Latihan Kerja/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !
1. Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui
pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak
asasi manusia. Pernyataan ini merupakan penjelasan dari...
a. Hukum dalam arti luas
b. Negara demokrasi
c. Negara Hukum
d. Hukum dalam arti sempit

2. Istilah rechtsstaat, merupakan bentuk Negara hukum yang banyak dianut di


negara-negara…
a. Anglo Amerika
b. Eropa Continental
c. Anglo Continental
d. Anglo Saxon

3. Implementasi konsep negara hukum di Indonesia dipahami sebagai


penegakan hukum pada setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Berikut merupakan contoh penerapan akan konten pandangan tersebut
kecuali dalam pembuatan…
a. Peraturan tentang lingkungan hidup
b. Undang-undang tentang kebebasan menyuarakan pendapat
c. Peraturan tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
d. Undang-undang Otonomi Daerah

4. Jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 diatur dalam beberapa pasal
a. 26 – 31 UUD NRI tahun 1945
b. 27 – 34 UUD NRI tahun 1945
c. 28 A – 28 J UUD NRI tahun 1945
d. 28 UUD NRI tahun 1945

91
Kegiatan Pembelajaran 5

5. Beberapa pekan terakhir banyak berita di media sosial yang mempublikasikan


pengalaman Warga Negara Indonesia dalam program perjalanan
kemanusiaan di Palestina. Program ini dirancang oleh pemerintah sebagai
bentuk implementasi akan komitmen bangsa Indonesia terhadap
perlindungan HAM. Yangmana komitmen ini tertera pada pembukaan UUD
NRI Tahun 1945 terutama pada alinea ke…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

92
PPKn SMP KK J

F. Rangkuman

1. Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum.


Hukumlah yang berdaulat dan negara merupakan subjek hukum. Negara
dipandang sebagai subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat dituntut di
depan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum.

2. Ciri-ciri Negara hukum menurut International Commission of Jurits


adalahsebagai berikut :a) Terdapat Perlindungan konstitusional;b) Badan
kehakiman yang bebas dan tidak memihak;c) Kebebasan untuk dapat
menyatakan pendapat;d) Pemilihan umum yang bebas;e) Kebebasan untuk
dapat berorganisasi serta beroposisi danf) Dilakukannya Pendidikan
kewarganegaraan.

3. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berdasarkan pada Falsafah


Dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila

4. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia terdapat dalam


Pembukaan UUD NRI tahun 1945, pasal – pasal UUD NRI tahun 1945, Tap
MPR RI No. XVII/1998 dan UU nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi jaminan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi jaminan dan
perlindungan hak asasi manusia di Indonesia?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia?
d. Apa manfaat mempelajari materi jaminan dan perlindungan hak asasi
manusia di Indonesia terhadap tugas Saudara?

93
Kegiatan Pembelajaran 5

e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-5

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 5, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 4, terutama yang masih belum dikuasai.

94
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 6
Harmoni kehidupan masyarakat Bhinneka Tunggal
Ika dalam memperkokoh NKRI

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 6 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:
1. Menganalisis karakteristik masyarakat Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan
perspektif sejarah
2. Menganalisis 3 (tiga) contoh strategi mewujudkan harmonisasi dalam
kehidupan masyarakat Bhinneka Tunggal Ika
3. Menganalisis 3 (tiga) contoh sikap dan komitmen masyarakat Bhinneka
Tunggal Ika untuk memperkokoh NKRI

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis karakteristik masyarakat Bhinneka Tunggal Ika


2. Menganalisis strategi mewujudkan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat
Bhinneka Tunggal Ika
3. Menganalisis sikap dan komitmen masyarakat Bhinneka Tunggal Ika untuk
memperkokoh NKRI

C. Uraian Materi

1. Masyarakat Bhinneka Tunggal Ika


Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak
perbedaan dalam berbagai bidang di Indonesia. Perbedaan tersebut terutama
dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan, sosial-budaya, kebiasaan, dan
jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan
kekayaan dan keindahan bangsa. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh
dengan keragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah,
ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Keberagaman budaya atau “cultural

95
Kegiatan Pembelajaran 6

diversity” yang ada di Indonesia adalah fakta dan keniscayaan yang tidak dapat
dihindari. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta tinggal tersebar
di berbagai pulau besar dan kecil dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai
dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses


asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Berkembang dan meluasnya agama-agama
besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia
dengan nuansa keagamaan. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitas yang
tinggi, sehingga dengan keanekaragaman kebudayaannya itu, Indonesia
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Secara sosial budaya
dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi
antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Yangmana melahirkan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang
ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab
tersebut Mpu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki
rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa
tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha
dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina
(Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada
dharma yang mendua). Nama Mpu Tantular sendiri terdiri dari tan (tidak) dan tular
(terpangaruh), dengan demikian, Mpu Tantular adalah seorang Mpu
(cendekiawan, pemikir) yang berpendirian teguh, tidak mudah terpengaruh oleh
siapa pun. Dalam bahasa Jawa Kuno, ungkapan tersebut secara harfiah
mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu
itu. Doktrin yang bercorak teologis ini semula dimaksudkan agar antara agama
Buddha (Jina) dan agama Hindu (Siwa) dapat hidup berdampingan dengan damai
dan harmonis, sebab hakikat kebenaran yang terkandung dalam ajaran keduanya
adalah tunggal (satu).

96
PPKn SMP KK J

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan terbatas antara


Muhammad Yamin, Bung Karno, I Gusti Bagus Sugriwa dalam sidangsidang
BPUPKI sekitar dua setengah bulan sebelum Proklamasi. Bahkan Bung Hatta
sendiri mengatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan Bung Karno
setelah Indonesia merdeka. Setelah beberapa tahun kemudian ketika merancang
Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk Garuda Pancasila, semboyan
Bhinneka Tunggal Ika dimasukkan ke dalamnya. Secara resmi lambang tersebut
dipakai dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin Bung
Hatta pada 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang dibuat oleh Sultan
Hamid II (1913-1978). Dalam sidang tersebut muncul beberapa usulan rancangan
lambang negara, kemudian yang dipilih adalah usulan yang dibuat Sultan Hamid
II dan Muhammad Yamin, dan rancangan dari Sultan Hamid yang kemudian
ditetapkan.

Konon, di sela-sela Sidang BPUPKI antara Mei-Juni 1945, Muh. Yamin


menyebut-nyebut ungkapan Bhinneka Tunggal Ika itu sendirian. Namun I Gusti
Bagus Sugriwa (temannya dari Buleleng) yang duduk di sampingnya sontak
menyambut sambungan ungkapan itu dengan “tan hana dharma mangrwa.”
Sambungan spontan ini di samping menyenangkan Yamin, sekaligus
menunjukkan bahwa di Bali ungkapan Bhinneka Tunggal Ika itu masih hidup dan
dipelajari orang (Prabaswara, I.M., 2003). Meskipun Kitab Sutasoma ditulis oleh
seorang sastrawan Buddha, pengaruhnya cukup besar di lingkungan masyarakat
intelektual Hindu Bali. Para pendiri bangsa Indonesia yang sebagian besar
beragama Islam tampaknya cukup toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular
tersebut. Sikap toleran ini merupakan watak dasar suku-suku bangsa di Indonesia
yang telah mengenal beragam agama, berlapis-lapis kepercayaan dan tradisi, jauh
sebelum Islam datang ke Nusantara.

2. Strategi mewujudkan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat


Bhinneka Tunggal Ika
Keberagaman masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai suku,
budaya, agama, tradisi, pendidikan, ekonomi dan sebagainya, adalah suatu
keniscayaan dan tidak dapat dielakkan oleh setiap individu. Namun disitulah
keindahan sebuah komunitas sosial bila mampu merekat berbagai perbedaan itu
dan menjadikannya sebagai sarana untuk saling memahami, saling mengerti,

97
Kegiatan Pembelajaran 6

saling menghargai, tepo seliro dan toleransi, yang akan melahirkan keharmonisan
dan kerukunan serta rasa saling cinta mencintai.

Seringkali di tengah masyarakat kita berbagai perbedaan itu telah menjadi bom
waktu dan sumbu pemicu terjadinya konflik horizontal berkepanjangan. Banyak
faktor penyebab munculnya berbagai konflik. Bahkan bisa jadi konflik membara
dapat muncul dari sebuah komunitas yang berasal dari latar belakang budaya,
ekonomi, suku dan pendidikan yang sama. Konflik seperti ini kerap terjadi pada
masyarakat Indonesia yang hidup di pedalaman dan tidak memiliki pendidikan
memadai untuk mengkomunikasikan masalah yang terjadi di tengah mereka.

Konflik dapat terjadi di mana saja, pada siapa saja dan komunitas manapun.
Tidak peduli apakah ia berasal dari kalangan terpelajar, suku atau agama yang
sama. Setiap orang dapat terlibat dalam arus konflik yang terjadi di hadapannya,
atau bersentuhan langsung dengannya kecuali mereka yang memiliki pikiran yang
jernih, hati yang lapang dan kendali nafsu yang kuat. Kerukunan, kedamaian, dan
toleransi bukanlah sesuatu yang berjalan dengan sendirinya, melainkan perlu
usaha dan kesadaran dari semua pihak yang terlibat. Keharmonisan sosial tidak
bisa dipaksakan karena hanya akan menimbulkan keharmonisan yang semu.

Hal ini kemudian berkaitan dengan keutuhan wilayah sebuah negara yang
sangat penting, karena keutuhan wilayah suatu negara sangat menentukan
berlangsung tidaknya pemerintahan suatu negara. Maka, semua negara berusaha
untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Demikian juga dengan negara Indonesia
yang selalu berusaha untuk menjaga keutuhan wilayahnya termasuk di dalamnya
pemerintah dan aparat keamanan untuk bersama-sama dan bersatu padu
menjaga keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap
Persatuan atau kesatuan.

Sikap persatuan atau kesatuan berasal dari kata “Satu” yang berarti utuh atau
tidak terpecah-belah. Persatuan atau kesatuan mengandung arti “bersatunya
macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh
dan serasi.” (Alwi, H., 2007). Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti
persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk
mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
berdaulat.

98
PPKn SMP KK J

Bangsa Indonesia memandang bahwa Indonesia sebagai wilayah dan bangsa


merupakan satu kesatuan yang bulat dalam segala bidang, tidak dapat dipecah-
pecahkan. Daratan, lautan, alam, dan manusia Indonesia yang tumbuh dan
berkembang di atasnya adalah satu. Indonesia meskipun beragam suku bangsa
dan banyak pulau adalah merupakan satu kesatuan. Kesatuan inilah yang harus
dijaga, dipertahankan, dan dikembangkan secara baik. Prinsip-prinsip Persatuan
dan Kesatuan Bangsa antara lain:
a. Membina keserasian,keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai
lingkungan kehidupan
b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama
c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan

Sebagai warga negara yang baik kita harus menjaga dan mengamalkan sikap
persatuan dan kesatuan baik di sekolah, masyarakat, dan dalam berbangsa dan
bernegara. Persatuan dan kesatuan dapat memperkokoh ketahanan negara.
Manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi diri, masyarakat, bangsa dan
negara diantaranya:
a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesame,
terwujudnya keselarasan dan keserasian adalah dambaan dari Negara, karena
warga Negara sudah menjadi kewajibannya untuk mencapai keserasian, dan
keselarasan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
b. Pergaulan antara sesama akan lebih rukun dan akrab, menjadikan masyarakat
akan tenang dalam melakukan pergaulan antara sesama anggota
masyaraakat.
c. Terwujudnya sikap saling mencintai dan saling membantu, saling mencintai
dan membantu satu dengan yang lainnya juga akan terwujud dalam
masyarakat yang menerapkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupannya.
d. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran,
penyelesaian masalah yang muncul karena diakibatkan dari perbedaan akan
mudah diselesaikan dengan kesadaran yang dimiliki.
e. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancar, kelancaran dari
pembangunan akan tercapai dengan optimal jika persatuan dan kesatuan
tercipta dalam masyarakat maupun Negara, sehingga program pembangunan
akan di ikuti dan dijalankan oleh masyarakat.

99
Kegiatan Pembelajaran 6

Untuk menjaga persatuan dan kesatuan setiap warga negara harus


melaksanakan perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan. Perilaku
yang mencerminkan perwujudan persatuan dan kesatuan dalam keluarga,
sekolah, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain sebagai berikut.
a. Menghargai serta menghormati perbedaan pendapat dalam masyarakat,
saling menghargai serta menghormati perbedaan pendapat yang muncul
dalam pergaulan adalah salah satu cara menerapkan persatuan dan kesatuan
yang ada dalam masyarakat karena menghargai serta menghormati membuat
kehidupan pergaulan masyarakat akan lebih berjalan dengan baik dikarenakan
setiap individu dalam pergaulan akan lebih mengutamakan jalan terbaik untuk
semua jika terjadi perbedaan dalam lingkungan pergaulan dalam masyaraakat.
b. Menjunjung tinggi norma-norma serta etika pergaulan dengan orang lain,
menjunjung tingga norma-norma serta etika yang ada dalam pergaulan di
masyarakat juga merupakan cara untuk menerapkan persatuan dan kesatuan,
jika setiap individu menjunjung tinggi etika serta norma yang berlaku umum di
masyaraakt maka tidak akan ada individu yang membuat aturan atau norma
serta etika sendiri sehingga konflik yang akan muncul yang berpotensi akan
memecah belah persatuan dan kesatuan dalam masyarakat akan mungkin
dapat dihindari, sehingga masyarakat akan cenderung bersatu dan jauh dari
konflik.
c. Saling tolong menolong antar teman dilingkungan pergaulan, saling tolong
menolong adalah merupakan kebiasaan serta budaya bangsa Indonesia yang
telah diwariskan dari nenek moyang kita, masyarakat yang sudah terbiasa
melakukan budaya tolong menolong tentunya akan jauh dari konflik dan
permsalahan yang mungkin timbul di masyarakat, tolong menolong antar
teman akan menyebabkan semakin harmonis dan akrab serta akan terjadi
ikatan emosional yang lebih baik sehingga tentunya antar teman akan tercipta
kondisi persatuan dan kesatuan yang lebih baik.
Membicarakan dengan musyawarah setiap permasalahan yang muncul di
lingkungan pergaulan, dalam pergaulan masyarakat tentunya akan terdapat
konflik-konflik yang muncul karena antar anggota masyarakat biasanya terdapat
ego masing-masing pribadi yang mungkin akan muncul dalam lingkungan
pergaulan, konflik yang diselesaikan dengan cara musyawarah mengambil jalan
terbaikuntuk semua akan membuat permasalahan yang muncul lebih mudah untuk

100
PPKn SMP KK J

diselesaikan dan lebih bisa diterima oleh semua dalam lingkungan masyarakat,
masyarakat tidak akan mudah untuk terpecah belah dengan masalah yang muncul
ketika masalah tersebut diselesaikan dengan jalan terbaik untuk semua.

3. Sikap dan komitmen masyarakat Bhinneka Tunggal Ika untuk


memperkokoh NKRI
Melihat karakteriristik masyarakat Indonesia yang memiliki banyak suku, ras,
agama, bahasa, budaya, dan kelompok yang beragam. Untuk itu Indonesia
mempunyai upaya-upaya dalam memajukan bangsa agar bisa menjadikan bangsa
yang maju dan kreatif. Salah satunya dengan menumbuhkan paham nasionalisme
di kalangan individu warga negara Indonesia.Dengan adanya berbagai macam
kebudayaan yang beragam dan dengan adanya rasa nasionalisme diharapkan
toleransi antar kelompok makin kuat. Sehingga dapat membentuk kemajuan
kebudayaan bangsa. Jika terjadi suatu persoalan yang dilatarbelakangi agama,
diharapkan diselesaikan lewat sebuah dialog supaya persoalan tersebut bisa
segera diselesaikan tanpa adanya kelompok tertentu yang dirugikan. Sikap saling
menghormati antar pemeluk agama lain mampu memperkokoh keutuhan NKRI
yang tercinta ini.

Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan ditegaskan dalam


Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengaturan
semangat persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa semangat persatuan dan kesatuan
sangat penting bagi bangsa Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan “negara persatuan” dalam arti sebagai negara yang warga negaranya
erat bersatu, yang mengatasi segala paham perseorangan ataupun golongan
yang menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di hadapan
hukum dan pemerintahan dengan tanpa kecuali. Dalam negara persatuan itu,
otonomi individu diakui kepentingannya secara seimbang dengan kepentingan
kolektivitas rakyat. Kehidupan orang perorang ataupun golongan-golongan dalam
masyarakat diakui sebagai individu dan kolektivitas warga negara, terlepas dari
ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang atau segolongan orang atas dasar
kesukuan dan keagamaan dan lain-lain, yang membuat seseorang atau
segolongan orang berbeda dari orang atau golongan lain dalam masyarakat.

10
1
Kegiatan Pembelajaran 6

Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap
upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga
negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa
Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan
yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap antara lain:

a. Cinta tanah air


Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal,
antara lain:
1) Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri.
2) Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan.
3) Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
4) Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin
untuk diabdikan kepada negara.

b. Membina persatuan dan kesatuan


Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita
berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara
lain:
1) Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
2) Menjalin pergaulan antarsuku bangsa.
3) Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
4) Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain.
5) Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

102
PPKn SMP KK J

6) Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak
mudah marah atau menyimpan dendam.
7) Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama,
maupun bahasa dan kebudayaan

c. Rela berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan
dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun
akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih
sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya
dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada
kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara
membiasakan merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang
lain atau kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI
dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut, 1) Partisipasi tenaga dan 2)
Partisipasi pikiran

d. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI


Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong
perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat
kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita
memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.
2) Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
3) Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri
/ regional.
4) Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola


dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula
bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan

10
3
Kegiatan Pembelajaran 6

nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena
itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk
menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan
pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga
untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-
tugas internasional.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Harmoni Kehidupan
Masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam Memperkokoh NKRI”, maka Saudara
perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 5.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 6
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 6 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.
Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’
masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang nilai-nilai
persatuan dalam lirik lagu tersebut.
d. Melakukan curah pendapat tentang konten yang ada
dalam apersepsi.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.

104
PPKn SMP KK J

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 100’
sesuai dengan prosedur kerja pada LK 6.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 6.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil latihan
kerja yang ada.
f. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
menyusun soal USBN, 3 soal pilihan ganda dan 3
soal subyektif berdasarkan LK 6.2 dan 6.3 secara
berpasangan
g. Secara acak mempresentasikan hasil penyusunan
soalnya.
h. Peserta lain memberikan komentar dan saran
terhadap penyusunan soal yang dipresentasikan.
i. Menyimak penguatan tentang penyusunan soal yang
disampaikan oleh instruktur
Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’
penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.
Pasca tatap d. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -
muka modul KP 5
e. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
f. Melaksanakan rencana tindak lanjut

10
5
Kegiatan Pembelajaran 6

2. Mode Tatap Muka In-On-In

Kegiatan On-1 diisi dengan mengerjakan LK 6.2 dan LK 6.3 sesuai dengan
ketentuan prosedur kerja yang kemudian hasilnya akan dipresentasikan dan
dibahas pada kegiatan In-2.

3. Latihan Kerja

LK 6.1: Menganalisis tantangan perwujudan harmoni kehidupan masyarakat


Bhinneka Tunggal Ika
Prosedur Kerja :
a. Bacalah dan diskusikan berita di bawah ini dengan cermat!
b. Tentukan sikap Saudara sebagai warga negara terhadap isi berita dan
gagasan yang dapat Saudara berikan pada pemerintah untuk bahan
pembuatan kebijakan!
c. Diskusikan hasil kerja dalam forum diskusi kelas!
d. Buatlah kesimpulan sebagai laporan hasil diskusi!

Berita :
“Teror Paris yang diduga kuat dilakukan kelompok radikal Negara Islam
Irak dan Suriah atau ISIS pada 13 November 2015 lalu membuat sebagian
besar negara waspada.Negara-negara yang dianggap bertentangan dengan
rencana ISIS, bakal diteror. ISIS kini pun mengancam akan menyerang di
wilayah Tanah Air. Kelompok afiliasi peretas Anonymous, OpParisIntel, baru-
baru ini menemukan rencana penyerangan ISIS ke wilayah RI. Di antaranya
ISIS berencana menyerang komunitas Al-Jihad dan One Day One Juz.
Al Jihad disebut-sebut sebuah masjid di Karawang, Jawa Barat.
Sedangkan, One Day One Juz adalah komunitas pengajian online, yang
menyemangati anggotanya membaca Al Quran setidaknya 1 Juz tiap
harinya.Ancaman kelompok radikan ISIS di Tanah Air ini bisa berbagai
bentuk, mulai dari propaganda atau penyebaran ideologi, hingga ancaman
secara terbuka dan terang-terangan kepada aparat dan Pemerintah RI.Sebut
saja ledakan arus balik para TKI atau mahasiswa yang belajar di Timur
Tengah, mereka sangat rentan bergabung ISIS. Ada ratusan WNI yang
diduga pernah bergabung dan dilatih ISIS, yang sebagian mereka sudah

106
PPKn SMP KK J

kembali ke Tanah Air. Ini menjadi ancaman besar di Tanah Air.(sumber:


Liputan6.com, Jakarta)

LK 6.2: Membuat kisi-kisi soal harmoni kehidupan masyarakat Bhinneka


Tunggal Ika dalam memperkokoh NKRI

Prosedur Kerja :
1. Bacalah materi penyusunan soal HOTS yang terdapat pada modul Kelompok
Kompetensi A Kegiatan Pembelajaran 9!
2. Buatlah kisi-kisi penulisan soal yang mengacu pada materi kisi-kisi USBN
terkait dengan materi Kegiatan Pembelajaran ini!
3. Kisi-kisi dirancang untuk mengembangkan soal yang bersifat HOTS (High
Order Thinking Skill) !

KURIKULUM 2013

Jenis sekolah : SMP / MTs

Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

No. Kompetensi
Kelas Materi Indikator Bentuk Soal
Urut Dasar
1. Menganalisis prinsip PG dan Essay
harmoni dalam Level
keberagaman sosial, pengetahuan dan
budaya, ekonomi dan pemahaman
gender dalam bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika

2. Menganalisis prinsip PG dan Essay


harmoni dalam Level Aplikasi
keberagaman sosial,
budaya, ekonomi dan
gender dalam bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika

3. Menganalisis prinsip PG dan Essay


harmoni dalam Level Penalaran
keberagaman sosial,
budaya, ekonomi dan
gender dalam bingkai
Bhinneka
Tunggal Ika

10
7
Kegiatan Pembelajaran 6

LK 6.3 : Mengembangkan butir soal harmoni kehidupan masyarakat


Bhinneka Tunggal Ika dalam memperkokoh NKRI

Prosedur Kerja :
1. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal dan soal uraian (Essay)
sebanyak 3 soal pada kartu soal di bawah ini!
2. Presentasikan soal-soal yang telah dibuat di depan kelas!
3. Lakukan evaluasi dan refleksi terhadap soal sesuai dengan komentar dan
saran dari fasilitator dan kelompok lain saat proses diskusi!

KARTU SOAL
Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas :
Kompetensi :
Level : Pengetahuan dan pemahaman
Materi : Menganalisis prinsip harmoni dalam keberagaman sosial,
budaya, ekonomi dan gender dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Bentuk soal : Pilihan Ganda/Essay

108
PPKn SMP KK J

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah ini.
Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !

1. Kelompok keberagaman masyarakat di Indonesia yang kemudian menjadi


karakteristik masyarakat Bhinneka Tunggal Ika yang paling tepat
diantaranya…
a. Antar Golongan, Ideologi, dan Agama
b. Suku, Falsafah Bangsa, dan Budaya
c. Kepercayaan, Budaya, dan Kebangsaan
d. Suku, Agama, dan Ras

2. Berikut ini merupakan pernyataan sikap berpikir positif terhadap


keanekaragaman bangsa yang tepat adalah……
a. keberagaman merupakan suatu tantangan dalam mencapai tujuan
bangsa
b. keberagaman merupakan sumber konflik yang ada di masyarakat
c. keberagaman adalah kekayaan yang merupakan bagian dari kekuatan
d. keberagaman harus disikapi dengan tegas sehingga terjadi keseragaman

3. Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi


menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok
masyarakat tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan jika
tidak disikapi dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan. Oleh karena itu,
setiap warga negara harus ……
a. Selalu mengutamakan masyarakat kaum mayoritas
b. Bertahan dengan pendapatnya masing-masing
c. Bersikap toleran terhadap keberagaman masyarakat
d. Mudah menerima dan berganti pendapat saat berdiskusi

4. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga


keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia dengan membina persatuan dan
kesatuan adalah ..
a. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa

10
9
Kegiatan Pembelajaran 6

b. Mendahulukan kepentingan sendiri pada kepentingan orang lain


c. Mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri
d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.

5. Sikap dan perilaku yang tepat untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik
Indonesia yaitu dengan...
a. Semangat persatuan yang berwawasan nusantara
b. Patriotisme yang mengedepankan kedaerahan
c. Stereotip terhadap suku dan golongan lain
d. Chauvinisme terhadap bangsa dan negara Indonesia

110
PPKn SMP KK J

F. Rangkuman

1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk
agama, budaya, dan kebiasaan;
2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang harus
diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala
dampakpositif dan negatifnya.
3. Keharmonisan dan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat
Indonesia bukanlah sesuatu yanng bisa tercipta dengan sendirinya, melainkan
memerlukan usaha dengan mengunakan strategi yang tepat dan akurat.
4. Persatuan dan kesatuan dapat memperkokoh ketahanan negara. Manfaat
membina persatuan dan kesatuan bagi diri, keluarga, masyarakat,bangsa dan
negara diantaranya :
5. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesama
6. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran
7. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancar

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi harmoni kehidupan
masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam memperkokoh NKRI?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi harmoni kehidupan
masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam memperkokoh NKRI?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
harmoni kehidupan masyarakat Bhinneka Tunggal Ika dalam memperkokoh
NKRI?
d. Apa manfaat mempelajari materi harmoni kehidupan masyarakat Bhinneka
Tunggal Ika dalam memperkokoh NKRI terhadap tugas Saudara?

11
1
Kegiatan Pembelajaran 6

e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-6

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 7, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 6, terutama yang masih belum dikuasai.

112
PPKn SMP KK J

1BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK

11
3
Kegiatan Pembelajaran 6

114
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 7
Pengembangan Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran PPKn SMP

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 7 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:

1. Mengembangkan penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP


berdasarkan kaidah Kurikulum 2013
2. Mengembangkan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP
berdasarkan kaidah Kurikulum 2013
3. Mengembangkan penerapan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran
PPKn SMP berdasarkan kaidah Kurikulum 2013
4. Mengembangkan penerapan menalar dalam pembelajaran PPKn SMP
berdasarkan kaidah Kurikulum 2013
5. Mengembangkan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn
SMP berdasarkan kaidah Kurikulum 2013

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengembangkan penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP


2. Mengembangkan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP
3. Mengembangkan penerapan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran
PPKn SMP
4. Mengembangkan penerapan menalar dalam pembelajaran PPKn SMP
5. Mengembangkan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn
SMP

117
Kegiatan Pembelajaran 7

C. Uraian Materi

1. Pengembangan penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP

Kegiatan mengamati menuntut penggunaan indera seoptimal mungkin guna


memahami sesuatu. Kegiatan belajar mengamati mengutamakan kebermaknaan
proses pembelajaran (meaning full learning). Dalam belajar, kegiatan mengamati
dapat dilakukan melalui berbagai media, sumber belajar, perisitwa nyata, video,
film, grafik, bagan, peta dsb. Secara umum, kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:
a. Menentukan objek apa yang akan amati
b. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder
d. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
e. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti
menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-
alat tulis lainnya.
Langkah-langkah tersebut tidak jarang menemui hambatan dalam pelaksanaan.
Misalnya, penentuan lokasi observasi yang jauh dari sekolah, pedoman
pengamatan yang kurang dapat dipahami siswa, dan sebagainya.
Maka dari itu, salah satu contoh upaya pengembangan penerapan mengamati yang
dapat dilakukan oleh guru sehingga proses pembelajaran berjalan efektif dan
efisien yaitu:

Membangun paradigma :
Penentuan objek
objek yang baik tidak Studi pendahuluan atau
disesuaikan dengan
harus berada di luar survei lokasi objek
tujuan pembelajaran
lingkup sekolah

Menyusun pedoman
Uji keterbacaan pengamatan sesuai
Pendampingan observasi
pedoman atau lembar dengan kompetensi
siswa
observasi siswa siswa dan tujuan
pembelajaran

118
PPKn SMP KK J

2. Pengembangan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP

Kegiatan menanya menitikberatkan pada aktivitas mengajukan pertanyaan


tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kegiatan ini
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis. Secara umum, berikut merupakan tahapan dari aktivitas
menanya :
a. Siswa menanyakan penjelasan tambahan terhadap informasi yang didapat
dari proses mengamati
b. Siswa menanyakan fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya
dalam langkah mengamati obyek
c. Siswa mengklarifikasi informasi yang didapatnya dari tahap mengamati.
d. Siswa melakukan tanya jawab sesuai topik dengan guru
e. Siswa melakukan tanya jawab sesuai topik dengan siswa lainnya
f. Siswa berdiskusi sesuai topik secara berkelompok.
g. Siswa mengakses internet mencari penjelasan lebih lengkap sesuai topik
Tahapan tersebut dapat terlaksana dengan mudah apabila karakteristik siswa
yang terlibat dalam proses pembelajaran adalah siswa-siswa yang memang
memiliki karakter kritis dan percaya diri. Namun, akan menjadi tantangan tersendiri
bagi guru jika karakteristik siswa yang dihadapi adalah siswa-siswa yang pasif dan
pemalu.
Berdasarkan pada telaah kemungkinan yang dihadapi guru, maka guru dapat
mengembangkan penerapan dari aktivitas menanya dengan beberapa strategi
berikut:
a. Menganalisis karakteristik dan kompetensi siswa terlebih dahulu.
b. Memberikan contoh cara bertanya yang baik dan benar
c. Merancang aktivitas pembelajaran yang sarat akan peluang dimana siswa
menjadi subjek utama pembelajaran (student centered)
d. Memberikan motivasi bagi siswa untuk memiliki kepercayaan diri dalam
bertanya
e. Memberikan apresiasi positif terhadap setiap pertanyaan siswa

119
Kegiatan Pembelajaran 7

Dengan demikian, strategi yang dlakukan dapat menjadikan siswa terbiasa berani
bertanya sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Perihal tahapan pertama dan kedua pengembangan aktivitas menanya, Guru
dapat memperdalam pemahamannnya terlebih dahulu tentang tingkatan bertanya
berdasarkan taksonomi yang dibuat oleh Anderson berikut:
a. Pertanyaan Pada Level Pengetahuan
Pertanyaan pengetahuan adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban
dengan cara mengetahui objek yang ditanyakan. Dengan demikian, maka
pertanyan ini sebatas mengetahui informasi yang dihafal atau diingat siswa.
Jadi jawaban bersifat pasti dan tidak ada pilihan lain selain yang telah
ditentukan. Biasanya, pertanyaan ini diawali dengan kalimat tanya apa, di
mana, kapan, siapa, atau sebutkan.
Contoh : Kapan sidang pertama BPUPK diselenggarakan?
b. Pertayaan Pada Level Pemahaman
Pertanyaan pada level pemahaman adalah pertanyaan yang menimbulkan
jawaban dengan cara mengemukakan pemahaman tentang sesuatu hal.
Pertanyaan ini meminta siswa untuk merangkai informasi tertentu yang
mempunyai keterkaitan, bahkan disinyalir ada hubungan sebab-akibat.
Pertanyaan ini biasanya di awali dengan kalimat tanya jelaskan, uraikan,
bandingkan, dan lain-lain.
Contoh : Bandingkan nilai utama dari masing-masing usulan dasar negara
yang disampaikan oleh Moh. Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Sukarno!
c. Pertanyaan Pada Level Aplikasi
Pertanyaan aplikasi adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan
cara menerapkan konsep tertentu. Pertanyaan ini meminta siswa
mengapliasikan pengetahuan yang telah dikuasai secara sistematis.
Pertanyaan ini biasanya diawali dengan kalimat tanya bagaimana.
Contoh : Bagaimana upaya penerapan nilai-nilai Pancasila yang dapat
dilakukan di lingkungan sekolah?
d. Pertanyaan Pada Level Analisis
Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan
cara mengidentifikasi, mencari bukti dengan menarik keseimpulan. Dalam hal
ini, siswa diminta berpikir kritis untuk mengidentifikasi masalah, membuktikan
dan menarik kesimpulan. Biasanya, pertanyaan ini diawali dengan kalimat

120
PPKn SMP KK J

tanya mengapa.
Contoh : Mengapa terjadi perubahan isi sila pertama Pancasila hasil Piagam
Jakarta?
e. Pertanyaan Pada Level Evaluasi
Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan
cara menilai atau berpendapat sesuai dengan pandangan masing-masing.
Dalam hal ini, siswa diminta untuk berpendapat atas peristiwa yang
ditanyakan.
Contoh : Bagaimana menurut pendapat Saudara tentang terjadinya peristiwa
pengeboman pada 3 tempat ibadah pada bulan juni lalu?
f. Pertanyaan Pada Level Menciptakan
Pertanyaan menciptakan adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban
dengan cara membuat sesuatu sesuai dengan instruksi. Dalam hal ini, siswa
didorong untuk mengembangkan kreativitasnya.
Contoh : Buatlah mindmapping yang berisi penjelasan materi tentang
perlindungan HAM di Indonesia beserta landasan hukum, contoh kasus, serta
contoh upaya penanganan!

3. Pengembangan penerapan mengumpulkan informasi dalam


pembelajaran PPKn SMP

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya.


Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan data, informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara, dan media guna untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan yang dikemukakan siswa. Secara umum, berikut
merupakan contoh upaya yang dapat dilakukan siswa untuk mengumpulkan
informasi atau mencari jawaban dari pertanyaan yang ada :
a. Siswa melakukan eksperimen
b. Siswa membaca sumber lain selain buku teks
c. Siswa mengamati objek/kejadian/ aktivitas
d. Siswa mewawancarai nara sumber
e. Siswa mengakses internet
f. Siswa mengeksplorasi
g. Siswa mencoba
h. Siswa berdiskusi

121
Kegiatan Pembelajaran 7

i. Siswa menirukan gerak


j. Siswa meniru bentuk
k. Siswa mengumpulkan data melalui angket/questioner
Dalam mendampingi siswa melaksanakan aktivitas mengumpulkan informasi yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, tantangan utama yang dihadapi guru adalah
siswa menghabiskan banyak waktu untuk mengumpulkan informasi atau salah
memilih sumber informasi sehingga tidak sesuai dengan pertanyaan.
Dari tantangan tersebut, maka beberapa strategi atau upaya mengembangkan
penerapan mengumpulkan informasi yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
a. Membuat instruksi kegiatan mengumpulkan informasi dengan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami oleh siswa.
b. Memberikan rambu-rambu atau arahan untuk mencari sumber-sumber
informasi yang akurat. Sebagai contoh, jika siswa diperkenankan mencari
informasi di internet, maka guru wajib mengarahkan pada contoh laman-
laman yang terpercaya atau jelas pengelolanya.
c. Memberikan batasan waktu bagi siswa untuk mengumpulkan informasi.
d. Mengapresiasi secara evaluatif positif informasi yang didapatkan oleh siswa
Melalui cara ini, maka guru dapat mendorong siswa tidak hanya bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya melainkan juga menunjukkan sikap disiplin dalam
setiap tahapan pembelajaran.

4. Pengembangan penerapan menalar dalam pembelajaran PPKn SMP

Mengasosiasi dapat diartikan sebagai kegiatan aktif siswa membentuk


hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan atau panca indera.Mengolah
informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan. Dalam menjalankan aktivitas menalar atau
mengasosiasi, secara umum berikut merupakan tahapan yang dilakukan siswa:
a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
b. menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
c. mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam
rangka menemukan

122
PPKn SMP KK J

d. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
e. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan
f. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil
berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

5. Pengembangan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran


PPKn SMP

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada


siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam
mengembangkan penerapan kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan
melalui menuliskan atau menceritakan, menayangkan, memajangkan,
mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan, memaparkan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
siswa atau kelompok siswa tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam
kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahapan mengkomunikasikan adalah


menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan lainnya adalah menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Contoh kegiatan mengkomunikasikan / mengomunikasikan


a. menyajikan laporan dalam bentuk bagan;

123
Kegiatan Pembelajaran 7

b. menyajikan laporan dalam bentuk diagram;


c. menyajikan laporan dalam bentuk grafik;
d. menyusun laporan tertulis; dan
e. menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
f. menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara grafis
g. menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan pada media
elektronik
h. menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara multi media

Seluruh kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan


saintifik tersebut akan berjalan dengan baik dan kondusif melalui perencanaan
pembelajaran yang cermat dan didampingi dengan pengelolaan kelas yang
cermat pula. Karena itu sebelum melaksanakan pembelajaran berpusat pada
siswa dengan tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan harus dipastikan juga rencana pengelolaan
kelas.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn”, maka Saudara perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 7.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 7
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 7 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.
Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’
masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang penerapan
pendekatan saintifik sebagai bagian dari kebijakan

124
PPKn SMP KK J

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Kurikulum 2013 yang dibuat oleh pemerintah.
d. Melakukan curah pendapat tentang konten yang ada
dalam apersepsi.
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 60’
sesuai dengan ketentuan :
Kelompok 1 dan 3 : LK 7.1
Kelompok 2 dan 4 : LK 7.2
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 7.1 dan LK 7.2
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil latihan
kerja yang ada.
Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’
penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.
Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -
muka modul KP 7
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

3. Latihan Kerja
LK 7.1: Menganalisis macam-macam pendekatan saintifik dalam
pembelajaran PPKn SMP
Prosedur kerja:

125
Kegiatan Pembelajaran 7

1. Bacalah dengan cermat uraian materi tentang pendekatan saintifik dalam


pembelajaran PPKn SMP!
2. Buatlah mind mapping yang berisikan macam-macam pendekatan saintifik
dalam pembelajaran PPKn SMP beserta contohnya
3. Presentasikan hasil kerja kelompok dalam forum diskusi kelas!
4. Lakukan evaluasi dan refleksi proses pembelajaran berdasarkan komentar dan
saran dari fasilitator dan rekan kelompok lain!

LK 7.2: Mengembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn


SMP
Prosedur Kerja :
1. Baca kembali langkah – langkah pengembangan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran SMP
2. Amati obyek belajar yang telah ditentukan oleh kelompok, kemudian
kembangkan dengan menggunakan pendekatan saintifik.
3. Hasil pengembangan pendekatan saintifik berupa :
a. Langkah – langkah pengembangan pengamatan
b. Pengembangan pertanyaan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi
c. Mengembangkan sumber informasi
d. Langkah – langkah pengembangan mengasosiasi
e. Mengembangkan cara mengkomunikasikan
4. Presentasikan hasil kerja kelompok dalam forum diskusi kelas.

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !

1. Perhatikan Pernyataan berikut


1. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
2. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
3. Menentukan objek apa yang akan amati
4. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
5. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,

126
PPKn SMP KK J

6. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan


Langkah – langkah pengembangan kegiatan mengamati dalam
pembelajaran yang tepat adalah ...
a. 1), 2), 3), 4), 5), 6)
b. 2), 1), 3), 4), 5), 6)
c. 3), 2), 4), 1), 6), 5)
d. 4), 2), 3), 1), 6), 5)

2. Berikut yang termasuk dalam kata perintah yang dapat digunakan dalam
pengembangan kegiatan bertanya tingkat pemahaman yaitu…
a. Dimana ?
b. Berikan contoh !
c. Ramalkan !
d. Bandingkan !

3. Perhatikan contoh soal berikut. “Bagaimana implementasi hak asasi manusia


Indonesia setelah Orde Reformasi?”, maka sumber informasi yang tidak
tepat yaitu…
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
c. Piagam Madinah
d. Jurnal yang memuat artikel berkaitan dengan implementasi hak asasi
manusia orde reformasi

4. Salah satu contoh pengembangan kegiatan mengasosiasi dalam


pembelajaran yaitu…
a. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi
b. Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori
c. Informasi yang diperlukan tidak memerlukan pengolahan
d. menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya

127
Kegiatan Pembelajaran 7

5. Menuliskan atau menceritakan, menayangkan, memajangkan,


mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan, memaparkan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola, merupakan kegiatan pengembangan...
a. mengamati
b. mengkomunikasikan
c. mengumpulkan informasi
d. mangasosiasi

F. Rangkuman

1. Pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan


menempuh langkah-langkah seperti berikut ini: a.Menentukan objek apa yang
akan amati; b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek
yang akan diobservasi; c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder; d. Menentukan di mana tempat
objek yang akan diobservasi; e. Menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan
lancar; f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.
2. Pengembangan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis..
Dalam kegiatan bertanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada
siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
dilihat.
3. Dalam mengembangkan kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan
tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan data, informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara,
dan media guna untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang
dikemukakan siswa
4. Dalam mengembangkan penerapan menalar atau mengasosiasi adalah
sebagai berikut : a. mengolah informasi; b. menganalisis data; c.
menghubungkan fenomena/informasi; d. mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan; e. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat

128
PPKn SMP KK J

menambah keluasan dan kedalaman sampai bersifat mencari solusi


5. Dalam mengembangkan penerapan kegiatan mengkomunikasikan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan, menayangkan,
memajangkan, mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan,
memaparkan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran PPKn SMP?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran PPKn SMP?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP?
d. Apa manfaat mempelajari materi pendekatan saintifik dalam pembelajaran
PPKn SMP terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

129
Kegiatan Pembelajaran 7

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-7

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 8, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 7, terutama yang masih belum dikuasai.

130
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 8
Pengembangan Model-Model Pembelajaran PPKn
SMP

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 8 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:

1. Menyusun 1 (satu) contoh pengembangan model PBL (Problem Based


Learning) dalam pembelajaran PPKn SMP.
2. Menyusun 1 (satu) contoh pengembangan model PJBL (Project Based
Learning) dalam pembelajaran PPKn SMP.
3. Menyusun 1 (satu) contoh pengembangan model DL (Discovery Learning)
dalam pembelajaran PPKn SMP.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menyusun pengembangan model PBL (Problem Based Learning) dalam


pembelajaran PPKn SMP.
2. Menyusun pengembangan Model PJBL (Project Based Learning) dalam
pembelajaran PPKn SMP.
3. Menyusun model pengembangan DL (Discovery Learning) dalam
pembelajaran PPKn SMP.

C. Uraian Materi

1. Pengembangan model PJBL dalam pembelajaran PPKn SMP

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang


menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek yang dirancang untuk

131
Kegiatan Pembelajaran 8

digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan


insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing siswa
dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum.

Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa.

Pembelajaran Berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:


a. siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa
c. siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan
d. siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu
f. siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
i. Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran berbasis proyeksebaiknya
sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil
yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
j. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis
Proyek antara lain berikut ini.
1) Pembelajaran berbasis proyekmemerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2) Banyak orang tua siswa yang merasa dirugikan, karena menambah biaya
untuk memasuki system baru.
3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana
instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi
yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai
teknologi.

132
PPKn SMP KK J

4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik


bertambah
k. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran,
dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa
contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori),
discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab
tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau membuat
suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman,
artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.
Berikut ini contoh pengembangan model pembelajaran PBL yang
menggunakan pendekatan saintifik di dalamnya.

Kompetensi Dasar :
Topik :
Sub Topik :
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1 a) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan
Orientasi siswa kepada menyenangkan untuk proses belajar-mengajar;
masalah kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi
(kehadiran, agenda kegiatan), menyiapkan media dan
alat serta buku yang diperlukan.
b) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan
materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumya.
c) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan Tugas
Mandiri 4.1 dan 4.2. Salah satu siswa diminta untuk
membacakan hasil tugas yang telah dikerjakan
kemudian guru memberikan konfirmasi jawaban.
d) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
e) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan.

133
Kegiatan Pembelajaran 8

f) Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang


akan digunakan.
Fase 2 a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok masing-
Mengorganisasikan masing berjumlah 5 – 6 orang.
siswa b) Siswa mengamati dengan membaca teks tentang
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara yang terdapat pada buku siswa.
c) Siswa mencatat hal-hal penting dan mungkin dapat
mengekplorasi teks tersebut.
d) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat dalam
pengamatan tersebut.
Fase 3 a) Peserta didik secara kelompok membuat identifikasi
Membimbing pertanyaan dari teks tersebut.
penyelidikan individu b) Siswa secara kelompok mencatat pertanyaan yang
dan kelompok ingin diketahui, dan terus didorong untuk menggali
rasa ingin tahu dengan pertanyaan yang mendalam
tentang sesuatu.
Daftar pertanyaan dibuat seperti berikut ini:
No Pertanyaan
1
Dst
c) Guru mengamati keterampilan siswa secara
perorangan dan kelompok dalam menyusun
pertanyaan.
d) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak
mempunyai jawaban mutlak ”benar”. Sebuah masalah
yang rumit dan kompleks mempunyai banyak
penyelesaian dan sering kali bertentangan, misalnya
masalah kemiskinan, pengangguran, pengemis dan
gelandangan, putus sekolah dan lain-lain yang
berhubungan dengan kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara.
Fase 4 a) Siswa mencari informasi dan menyelidiki masalah yang
Mengembangkan dan telah ditentukan dalam kelompok yaitu tentang kasus
menyajikan hasil karya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga

134
PPKn SMP KK J

negara sebagaimana terdapat dalam Tugas Kelompok


4.1.
b) Dalam fase ini peran guru antara lain sebagai berikut:
(1) Menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku
teks dan buku lain yang relevan yang dapat
dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan.
(2) Guru menjadi sumber belajar bagi siswa dengan
memberikan konfirmasi atas jawaban peserta
didik atau mengungkap lebih jauh penyelidikan
yang telah mereka lakukan.
(3) Guru dapat menunjukan buku atau sumber belajar
lain yang dapat dijadikan referensi untuk
menjawab pertanyaan.
Fase 5 a) Siswa secara kelompok menghubungkan informasi
Menganalisa dan yang diperoleh untuk menyimpulkan pentingnya
mengevaluasi proses menyelesaikan kasus pelanggaran hak dan
pemecahan masalah pengingkaran kewajiban warga Negara.
b) Siswa menyusun laporan hasil analisis kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara secara tertulis. Laporan dapat berupa bahan
tayang maupun dalam bentuk tertulis.
c) Siswa secara berkelompok diminta untuk menyajikan
hasil analisis kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara secara
bergantian di depan kelas.
d) Hasil analisis dikumpulkan untuk mendapatkan
penilaian.
(1) Peserta didik melakukan refleksi pembelajaran
melalui berbagai cara seperti tanya-jawab tentang
apa yang sudah dipelajari, apa manfaat
pembelajaran, apa perubahan sikap apa perlu
dilakukan.
(2) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
pembelajaran
(3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca materi pada bab selanjutnya

135
Kegiatan Pembelajaran 8

(4) Guru dan siswa menutup kegiatan dengan


mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME
bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung
dengan baik dan lancar.

2. Pengembangan model PBL dalam pembelajaran PPKn SMP

Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran.


Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang siswa
untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah
diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian


rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan
masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam
pencapaian materi pembelajaran. Berikut ini lima strategi dalam menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (PBL).

1. Permasalahan sebagai kajian.


2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3. Permasalahan sebagai contoh.
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses.
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

136
PPKn SMP KK J

Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan berikut ini.

Masalah
Siswa sebagai sebagai Awal
Guru sebagai Pelatih
Problem Solver Tantangan dan
Motivasi
1. Asking about thinking 1. Peserta yang 1. Menarik untuk
(bertanya tentang aktif.Terlibat langsung dipecahkan.
pemikiran). dalam pembelajaran. 2. Menyediakan
2. Memonitor pembelajaran. 2. Membangunpembelaj kebutuhan yang
3. Probbing ( menantang aran. ada hubungannya
siswa untuk berpikir ). dengan pelajaran
4. Menjaga agar siswa yang dipelajari.
terlibat. 3. Masalah nyata
5. Mengatur dinamika ada di lingkungan
kelompok. siswa
6. Menjaga berlangsungnya
proses.

Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
b. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
c. Pemodelan peranan orang dewasa.
d. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah
yang dapat dikembangkan.
e. PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
f. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan
dialog dengan yang lain sehingga siswa secara bertahap dapat memi peran
yang diamati tersebut.
g. PBL melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena
dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.
h. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
i. Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa harus dapat
menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus
diperoleh, di bawah bimbingan guru.

137
Kegiatan Pembelajaran 8

Berikut ini contoh pengembangan model pembelajaran berbasis proyek


(Project Based Learning) yang menggunakan pendekatan saintifik di dalamnya

Topik
Menghargai Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup

Materi dan Kegiatan Pembelajaran


Materi pokok pertemuan pertama membahas kedudukan, fungsi, dan arti
penting Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Materi
pokok ini memiliki alokasi waktu 2 x 120 menit atau dua kali pertemuan.
Menerapkan model Pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan inquiry
learning, metode diskusi, proses pembelajaran bekerja dalam kelompok. Kegiatan
pembelajaran sesuai pendekatan saintifik mulai dari mengamati, menanya,
mencari informasi, dan mengasosiasikan. Sedangkan kegiatan
mengomunikasikan merupakan kegiatan awal yang akan dilanjutkan pada
pertemuan minggu kedua.

Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran siswa,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Guru memberi motivasi dengan membimbing siswa menyanyikan lagu Garuda
Pancasila.
c. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai materi proses
perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
d. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
e. Guru membimbing siswa melalui tanya jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.
f. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan siswa.

138
PPKn SMP KK J

Kegiatan Inti
a. Mengamati
1) Guru membagi siswa dalam menjadi 6 kelompok beranggotakan 6 orang.
2) Guru meminta siswa membaca wacana tentang kedudukan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang ada di buku teks siswa halaman 2.
3) Guru meminta siswa mencatat hal-hal yang penting dan yang tidak diketahui
dalam wacana tersebut, seperti istilah/kata, fakta, konsep, dan hubungan antar
konsep.
4) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat dalam membaca wacana.
5) Guru mengamati keterampilan siswa dalam mengamati atau membaca
wacana.

b. Menanya
1) Guru membimbing siswa secara kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
dari wacana yang berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa
2) Guru dapat membimbing siswa menyusun pertanyaan seperti :
Apa yang dimaksud dasar negara?
Jelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara!
Apa manfaat dasar negara bagi suatu negara ?
Apa akibat suatu negar tidak memiliki dasar negara ?
3) Guru meminta siswa secara kelompok mencatat pertanyaan yang ingin
diketahui, dan mendorong siswa untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan
pertanyaan secara mendalam tentang sesuatu. Daftar pertanyaan disusun
sebagai mana ada di tabel 1 di halaman ….. buku teks siswa.
Format Pertanyaan
No Pertanyaan

a) Guru memberi motivasi dan penghargaan bagi kelompok yang menyusun


pertanyaan terbanyak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Guru mengamati keterampilan siswa secara perorangan dan kelompok
dalam menyusun pertanyaan

139
Kegiatan Pembelajaran 8

c. Mengumpulkan Informasi, Mendesain Perencaan Proyek, dan Menyusun


Jadwal
1) Guru membimbing siswa untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan membaca uraian materi di Buku
Teks Siswa Bab 1 atau mencari melalui sumber belajar lain seperti buku
referensi lain dan internet.
2) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah :
a) Menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku teks siswa dan buku
referensi lain.
b) Guru dapat juga menunjukkan buku atau sumber belajar lain yang dapat
dijadikan referensi untuk menjawab pertanyaan.
c) Memilih salah satu atau beberapa pertanyaan yang akan dijadikan bahan
diskusi kelompok dalam pembelajaran projek base learning.
d) Membuat perencanaan yang berisi tentang tata cara mengembangkan
pertanyaan yaitu dengan mengembangkan latar belakang pertanyaan
tersebut. Menentukan pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai
informasi, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek (kegiatan siswa).
e) Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat
jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian
proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatu cara.
f) Memonitor dan menilai siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students
and the Progress of the Project). Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi siswa pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.

140
PPKn SMP KK J

d. Mengasosiasikan
1) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya, seperti :
Apa manfaat dasar negara Pancasila bagi negara Indonesia?
Apa akibat apabila negara Indonesia tidak memiliki dasar negara?
Apa manfaat pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia?
Apa akibat apabila bangsa Indonesia tidak memiliki pandangan hidup?
Apa pengaruh apabila dasar negara Pancasila berubah bagi negara dan
bangsa Indonesia?
2) Guru membimbing siswa secara kelompok untuk menyimpulkan tentang
kedudukan dan fungsi serta arti penting Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup.
3) Menguji hasil (Assess the Outcome), Penilaian dilakukan untuk mengukur
ketercapaian standar, mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa,
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

e. Mengomunikasikan
1) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience). Pada akhir proses
pembelajaran, pengajar dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan
proyek. Pengajar dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan
yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
2) Guru menjelaskan dan membimbing tugas individu untuk menyusun laporan
hasil telaah kedudukan, fungsi, dan arti penting Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup. Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan kelompok. Laporan
disusun secara individu dan menjadi tugas siswa dan dikumpulkan pada akhir
pertemuan ini.

141
Kegiatan Pembelajaran 8

3) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk menyusun bahan tayang atau


display hasil diskusi kelompok tentang kedudukan, fungsi, dan arti penting
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
4) Guru membimbing siswa secara kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi kelompok pada pertemuan
berikutnya.

3. Pengembangan model Discovery Learning dalam pembelajaran PPKn


SMP

Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan


pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan
terjadinya generalisasi. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi
aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu
siswa pada tahap eksplorasi. Mengaplikasikan metode Discovery Learning guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing
dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman,
2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang
teacher oriented menjadi student oriented.

Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut
Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika.
Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning


di kelas.
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya).
c. Memilih materi pelajaran
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajarisiswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)

142
PPKn SMP KK J

e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,


ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
h. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning

Mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur


yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai
berikut:

1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang


menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation
dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa padakondisi internal yang
mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai
teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan
siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi


kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Sedangkan
menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai
jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan

143
Kegiatan Pembelajaran 8

siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka


hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar
mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

3) Data Collection (Pengumpulan Data)


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk
menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan
masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4) Data Processing (Pengolahan Data)


Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara,
observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, S.B. 2002:22). Data processing
disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian
yang perlu mendapat pembuktian secara logis

5) Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk


membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Verification
menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

144
PPKn SMP KK J

suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia


jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau
tidak.

6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah


kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses
generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna
dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.contoh pengembangan discovery learning
adalah pengembangan model discovery learning yang diintegrasikan dengan
Group investigation (GI). Group investigation (GI) adalah salah satu bentuk
model pembelajaran kooperatifyang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. GIdapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir. Keterlibatan siswa secara aktif dapat
terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Berikut ini contoh pelaksanaan model pembelajaran DL yang menggunakan


pendekatan saintifik di dalamnya

Kompetensi Dasar :
Topik :
Sub Topik :
Tujuan :
Pembelajaran
Alokasi Waktu :

145
Kegiatan Pembelajaran 8

TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Stimulation 1) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan
(stimulasi/Pemberian menyenangkan untuk proses belajar-mengajar,
rangsangan) kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi
(kehadiran, agenda kegiatan) media, alat dan buku
yang diperlukan.
2) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan.
4) Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.

2. Problem statemen a) Guru memberi kesempatan siswa mengidentifiksi


(pertanyaan/identifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan
masalah) pelanggaran hak asasi manusia, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan pertanyaan dan diikuti
dengan merumuskan hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan tersebut).
b) Siswa secara kelompok mengidentifikasi sekaligus
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui tentang
kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia. Guru
membimbing dan terus mendorong siswa untuk terus
menggali rasa ingin tahu yang mendalam tentang
kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dengan
mengisi daftar pertanyaan sebagai berikut :
No Pertanyaan
1
Dst.
c) Guru memberi motivasi dan penghargaan bagi
kelompok yang menyusun pertanyaan terbanyak dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d) Guru mengamati keterampilan siswa secara perorangan
dan kelompok dalam menyusun pertanyaan.

3. Data a) Siswa mencari informasi dan mendiskusikan jawaban


collection(pengumpulan atas pertanyaan yang disusun dengan membaca
data) uraian materi di buku PPKn kelas XII Bab1 Sub-bab A.
Siswa juga diminta untuk mencari informasi dari
berbagai sumber lain yang relevan seperti internet,
web, media sosial lainnya.
b) Siswa juga mengumpulkan informasi untuk
mengerjakan Tugas Tugas Kelompok 1.1 dan Tugas
Kelompok 1.2. (Tugas Mandiri 1.1 dan Tugas Mandiri
1.2 dikerjakan sebagai Pekerjaan Rumah/PR)
c) Peran guru pada tahap ini adalah sebagai berikut:
(1) Menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku
teks siswa dan buku referensi lain.
(2) Guru menjadi sumber belajar bagi siswa dengan
memberikan konfirmasi atas jawaban siswa atau
menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok yang
tidak terjawab.
(3) Guru dapat juga menunjukkan buku atau sumber
belajar lain yang dapat dijadikan referensi untuk
menjawab pertanyaan.

146
PPKn SMP KK J

4. Data processing Siswa pada tahapan ini menghubungkan berbagai


(pengolahan data) informasi yang diperoleh, seperti hubungan hak asasi
manusia dengan antarsila dalam Pancasila,
menghubungkan hak asasi manusia dalam nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praksis sila-sila Pancasila.
5. Verification (pembuktian) a) Siswa menyusun laporan hasil telaah hak asasi manusia
dalam Pancasila. Laporan disusun secara individu dan
menjadi tugas siswa dan dikumpulkan pada akhir
pertemuan ini.
b) Siswa secara acak (2 – 3 orang) diminta untuk
menyajikan hasil analisis hak asasi manusia dalam
Pancasila secara lisan. Siswa yang lain diminta untuk
menanggapi atau melengkapi hasil telaah tersebut

6. Generalization (menarik a) Guru memberikan konfirmasi/penguatan atas jawaban


kesimpulan/generalisasi) siswa.
b) Siswa dapat ditanya apakah sudah memahami materi
pelajaran tersebut.
c) Siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas pada
pertemuan pertama.
d) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan Tugas Mandiri 1.1 dan Tugas Mandiri 1.2.
e) Guru dan siswa menutup kegiatan dengan mengucapkan
rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali
ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
Model Pembelajaran dalam Pembelajaran PPKn”, maka Saudara perlu mengikuti
aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 8.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 8
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 8 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’


masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang
ketertarikan siswa dalam pada mata pelajaran PPKn.
d. Melakukan curah pendapat tentang konten yang ada
dalam apersepsi.

147
Kegiatan Pembelajaran 8

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti f. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 60’
sesuai dengan prosedur kerja pada LK 8.1
g. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
h. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 8.1
i. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
j. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil
latihan kerja yang ada.
Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’
penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.
Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam -
muka bagian modul KP 8
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

2. Latihan Kerja

LK 8.1: Membuat rancangan desain pembelajaran berdasarkan


pengembangan model pembelajaran

Prosedur kerja:
1. Baca kembali langkah – langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL
2. Pilih salah satu Kompetensi dasar yang akan dikembangkan
3. Buatlah rancangan desain pembelajaran sesuai dengan langkah – langkah
pengembangan model PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP
4. Kerjakan secara kelompok untuk mengembangkan model PJBL, PBL dan DL
5. Hasil dari pengembangan tersebut, dipresentasikan ! dan dikoreksi bersama
untuk perbaikan.

148
PPKn SMP KK J

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !

1. Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik ...


a. menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan
b. membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
c. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
d. Unsur eksplorasi mendominasi proses pembelajaran
2. Berikut ini yang bukan merupakan kelemahan dari pembelajaran berbasis
proyek adalah…
a. Pembelajaran berbasis proyek tidak memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek
b. Banyak orang tua siswa yang merasa dirugikan, karena menambah biaya
untuk memasuki sistem baru.
c. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional ,dimana
instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi
yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai
teknologi.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik
bertambah
3. Perhatikan pernyataan berikut !
 Permasalahan sebagai kajian.
 Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
 Permasalahan sebagai contoh.
 Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses.
 Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Lima permasalahan tersebut merupakan ..... dalam menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (PBL).
a. Pendekatan
b. Strategi
c. Karakteristik
d. Tahapan

149
Kegiatan Pembelajaran 8

4. Perhatikan pernyataan berikut !.


1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
2) Mendorong kreativitas mendesain proyek
3) mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
4) Meningkatkan kemampuan eksplorasi dan kemandirian
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ditunjukkan
pada ..
a. 1) dan 2)
b. 2) dan 3)
c. 2) dan 4)
d. 1) dan 3)

5. Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa


prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum, prosedur pertama yaitu ...
a. Identifikasi masalah
b. Pengumpulan data
c. Stimulasi
d. Pengolahan data

150
PPKn SMP KK J

F. Rangkuman

1. Pengembangan model PJBL dalam pembelajaran PPKn SMP merupakan


metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
2. Pengembangan model PBL dalaml pembelajaran PPKn SMPmerupakan suatu
metode pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat siswa pada
rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada
siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan
masalah yang harus dipecahkan.
3. Pengembangan model discovery Learning dalam pembelajaran PPKn SMP.
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran
dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Discovery
Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi pengembangan
model-model pembelajaran PPKn SMP?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi pengembangan model-
model pembelajaran PPKn SMP?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari
pengembangan model-model pembelajaran PPKn SMP?

151
Kegiatan Pembelajaran 8

d. Apa manfaat mempelajari materi model-model pembelajaran PPKn SMP


terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-8

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 9, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 8, terutama yang masih belum dikuasai.

152
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 9
Pengembangan Instrumen Penilaian hasil belajar
PPKn SMP

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 9 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:

1. Menyusun pengembangan instrumen penilaian sikap dalam mata pelajaran


PPKn SMP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013
2. Menyusun pengembangan instrumen penilaian pengetahuan dalam mata
pelajaran PPKn SMP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013
3. Menyusun pengembangan instrumen penilaian ketrampilan dalam mata
pelajaran PPKn SMP berdasarkan ketentuan Kurikulum 2013

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menyusun instrumen penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP


2. Menyusun instrumen penilaian pengetahuan dalam mata pelajaran PPKn
SMP
3. Menyusun instrumen penilaian ketrampilan dalam mata pelajaran PPKn SMP

C. Uraian Materi

Penilaian hasil belajar merupakan proses pengumpulan informasi/bukti


tentang capaian pembelajaran siswa dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Dalam
Kurikulum 2013, terdapat 3 (tiga) penilaian utama yaitu sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan.

153
Kegiatan Pembelajaran 9

1. Penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP

Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan


perilaku spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam
maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian / perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya
perilaku siswa sesuai butirbutir nilai sikap dari KI-1 dan KI-2.

a. Teknik Penilaian

Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya yang
relevan. Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar
observasi, atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik penilaian lain
yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian
diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu
data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

1) Observasi

Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar


observasi. Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan
oleh pendidik untuk memudahkan dalam membuat laporan hasil pengamatan
terhadap perilaku siswa yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial.
Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian
kompetensi pada KD untuk mata pelajaran PABP dan PPKn. Pada mata
pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum pada KI-1 dan
KI-2.

Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa:


a) Observasi terbuka, yaitu pendidik mengamati perilaku secara langsung
pesertadidik yang diobservasinya. Pendidik dapat mencatat butir-butir inti
dari perilakusiswa yang diamati secara terbuka. Hasil catatan tersebut
kemudiandikonstruksi kembali di akhir pengamatan. Cara terbaik untuk
melalukanobservasi adalah menyusun catatan sefaktual mungkin dan
tidak melakukaninterpretasi apa pun sehingga hasil observasi valid.

154
PPKn SMP KK J

b) Observasi tertutup, yaitu pendidik mengamati siswa melalui panduanyang


sudah disiapkan sebelum pengamatan. Panduan tersebut dapat
beruparating scale (skala rentang) atau daftar cek dsb. Dalam melakukan
observasiterhadap sikap, hal yang perlu direkam adalah suasana atau
keadaan ketika suatuperilaku terekam. Informasi tersebut penting karena
perilaku itu terekamdalam suasana bebas tetapi terencana. Suasana
terencana yang dimaksud adalahsuasana yang tercipta sebagai kegiatan
dalam proses pembelajaran yangdirencanakan oleh pendidik, seperti
pada proses pembelajaran di kelas atau ulangan.
Hasil pengamatan sikap dituangkan dalam bentuk catatan anekdot
(anecdotalrecord), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan
informasi lain yangvalid dan relevan yang dikenal dengan jurnal. Jurnal
adalah catatan yang dibuatpendidik selama melakukan pengamatan
terhadap siswa pada waktukegiatan pembelajaran tertentu. Jurnal
biasanya digunakan untuk mencatatperilaku siswa yang “ekstrim.” Jurnal
tidak hanya didasarkan pada apayang dilihat langsung oleh pendidik,
walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasilain yang relevan dan valid
yang diterima dari berbagai sumber.

Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku siswa yang muncul secara


alami selama satu semester. Perilaku siswa yang dicatat di dalam jurnal pada
dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang
berkaitan dengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap spiritual dan
sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan
waktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu dicantumkan tanda
tangansiswa.Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap yang
kurang baik,jika pada kesempatan lain siswa tersebut telah menunjukkan
perkembangansikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator
sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap
siswatersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.
Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang
baik dansangat baik, tapi juga setiap perkembangan menuju sikap yang
diharapkan.

Berdasarkan kumpulan catatan tersebut pendidik membuat deskripsi

155
Kegiatan Pembelajaran 9

penilaian sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar observasi
selamasatu semester. Pendidik dapat menggunakan lembar observasi dengan
formatlain, misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut.

Tabel 8. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap

Nama Catatan Butir Tindak


NO Tanggal
Siswa Perilaku sikap lanjut

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan


penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:

a) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru


matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester.
b) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang
menjaditanggung-jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal
digunakanuntuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal
digunakanuntuk setiap kelas di bawah bimbingannya.
c) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial siswa dapat dicatatdalam
satu jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
d) Siswa yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka
yangmenunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami
(pesertadidik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam
jurnal).
e) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut
tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak
ditanamkanmelalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung
sebagaimanadirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap
lainnya yangditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut
ditunjukkan olehsiswa melalui perilakunya secara alami.
f) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)
sikap siswa segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh
informasi terpercaya mengenai perilaku siswa sangat baik/kurang baik
yang ditunjukkan siswa secara alami.

156
PPKn SMP KK J

g) Apabila siswa tertentu PERNAH menunjukkan sikap kurang baik,ketika


yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik
(sesuaiharapan), sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam
jurnal.
h) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan
menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih
lanjut. Tabel 20. dan Tabel 21. berturut-turut menyajikan contoh jurnal
penilaian (perkembangan) sikap spiritual dan sikap sosial oleh wali kelas
dan guru BK.

Tabel 9. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual oleh Walil Kelas dan Guru
BK

Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
Nama Catatan Tindak
NO Waktu Butir sikap
Siswa Perilaku lanjut

1 6/3/2017 Bahtiar Tidak mengikuti Ketaqwaan Pembinaan


sholat Jumat
yang
diselenggarakan
di sekolah.

2 8/3/2017 Burhan Mengajak Ketaqwaan Teruskan


temannya untuk
berdoa
sebelumpertandi
ngan sepakbola
dilapangan
olahraga
sekolah.

Tabel 10. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK

Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
NO Waktu Nama Catatan Butir sikap Tindak

157
Kegiatan Pembelajaran 9

Siswa Perilaku lanjut

1 6/3/2017 Bahtiar Menolong orang Kepedulian Teruskan


lanjut usiauntuk
menyeberang
jalan didepan
sekolah.

2 8/3/2017 Ani Terlambat mengi- Kedisiplinan Pembinaan


kuti upacaradi
sekolah.

Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu,
perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN di sebelah kanan kolom butir sikap
untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap SOSIAL.
Lihat Tabel 22. untuk contoh.

Tabel 11. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK

Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku


Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017
Nama
NO Waktu Catatan Perilaku Butir sikap Ket ttd Tindak lanjut
Siswa

1 6/3/2017 Badu Tidak mengikuti Ketaqwa- Spiritual Pembi-


an naan
sholat Jumat dengan
yangdiseleng- diberi
garakan teguran
disekolah.

2 Andri Menolong orang Kepeduli- Sosial Terus-


an kan
lanjut usia
untukme-
nyeberang jalan
dide-pan
sekolah.

Tabel 12. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Pendidik

Nama Sekolah : SMP Jaya Makmur


Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2016/2017

158
PPKn SMP KK J

Nama Catatan Butir Positif (+)/


NO Waktu Tindak lanjut
Siswa Perilaku sikap negatif (-)

1 6/3/2017 Randi Mengambil ce- Kejuju - Diberi


rita dariinternet ran pembinaan
dan
diakuisebagai agar tidak
karya- melakukan
nyasendiri.
plagiarisme

b. Penilaian Diri

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap


dirisendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
sikapnyadalam berperilaku. Hasil penilaian diri siswa dapat digunakansebagai
data konfirmasi perkembangan sikap siswa. Selain itu penilaiandiri siswa juga
dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujurandan meningkatkan
kemampuan refleksi atau mawas diri.

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-
butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau
dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapatdigunakan untuk penilaian
sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus. Tabel 24 dan Tabel 25 menyajikan
contoh lembar penilaian diri tersebut.

Tabel 13. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengankeadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.


2 Saya sholat lima waktu tepat waktu.
3 Saya tidak mengganggu teman saya yang bergama lain
berdoa sesuai agamanya.

159
Kegiatan Pembelajaran 9

4 Saya berani mengakui kesalahan saya.


5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.
6 .........

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir


sikapyang dinilai.

Tabel 14. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-
kadang),3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.

No Pernyataan 1 2 3 4

1 Saya selalu berdoa sebelum


melakukan aktivitas.
2 Saya sholat lima waktu tepat
waktu.
3
Saya tidak mengganggu teman
saya yang beragama lain berdoa
4
sesuai agamanya.
5
Saya berani mengakui
6 kesalahansaya.
Saya menyelesaikan tugas-tugas
tepat waktu.’
.........

Hasil penilaian diri perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan melakukan
fasilitasiterhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.

c. Penilaian Antar Teman


Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh
seorang siswa (penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengansikap/perilaku
siswa yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaianantar teman dapat
digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaianantar teman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilaiseperti kejujuran, tenggang rasa,
dan saling menghargai.

160
PPKn SMP KK J

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-
butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau
dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapatdigunakan untuk penilaian
sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus. Tabel 26 dan Tabel 27 menyajikan
contoh lembar penilaian antar teman tersebut.

Tabel 15. Contoh Format Penilaian Antar Teman

Nama Teman yang Dinilai : ………………………………….


Nama Penilai : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengankeadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak

1. Teman saya selalu berdoa sebelum


2. melakukan aktivitas.
3. Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.
Teman saya tidak mengganggu teman saya
4. yang beragama lain berdoa sesuai
agamanya.
5. Teman saya tidak menyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan.
6. Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan
setiap tugas.
.....
Jumlah

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir


sikap yang dinilai.

Tabel 16. Contoh Lembar Penilaian Antar Teman

Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

161
Kegiatan Pembelajaran 9

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang),3
(sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan teman kalian yang sebenarnya.

No Pernyataan 1 2 3 4

1. Teman saya selalu berdoa sebelum


melakukan aktivitas.
2. Teman saya sholat lima waktu tepat
waktu.
3. Teman saya tidak mengganggu
teman saya yang beragama lain
berdoa sesuai agamanya.
4. Teman saya tidak menyontek dalam
mengerjakan ujian/ulangan.
5. Teman saya tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang
lain tanpa menyebutkan sumber)
dalam mengerjakan setiap tugas.
6. .....
Jumlah

Hasil penilaian antar teman perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan
memberikanbantuan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan sikapyang
diharapkan.

d. Perencanaan Penilaian

1) Mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn


Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti
dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada pada
mata pelajaran PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD. Penilaian sikap pada mapel PABP dan PPKn akan
diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan
indikatornya. Indikator sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal seperti pada
mata pelajaran lainnya. Nilai-nilai yang akan diobservasi terkait dengan KD
dan indikator yang dikembangkan di mapel PABP dan PPKn. Selanjutnya
pendidik menentukan teknik penilaian sikap, yaitu terutama teknik observasi.
Teknik penilaian diri dan penilaianantar teman juga dapat dipilih. Penentuan
teknik penilaian harus diikuti dengan mempersiapkan instrumen penilaian.

2) Mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn


Penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti

162
PPKn SMP KK J

(PABP) dan PPKn tetaplah harus melalui perencanaan. Perencanaan diawali


dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 serta sikap yang
diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam ketentuan K-13. Sikap yang
dinilai oleh guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap spiritual
dan sikap sosial yang muncul secara alami selama pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.

Berikut ini contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada
semua mata pelajaran:
a. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
b. menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
c. memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
d. bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
e. mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
f. bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
g. berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau berusaha;
h. memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
i. bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia;
j. menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agamanya.

Berikut contoh sikap sosial untuk semua mata pelajaran:


a) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, misalnya:
 tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
 tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber);
 mengungkapkan perasaan apa adanya;
 menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berwenang;
 membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya;
 mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
b) Disiplin,yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan, misalnya:
 datang tepat waktu;
 patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah;

163
Kegiatan Pembelajaran 9

 mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang


ditentukan,
 mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar.
c) Tanggung jawab,yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
dirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa,misalnya:
 melaksanakan tugas individu dengan baik;
 menerima resiko dari tindakan yang dilakukan;
 tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat;
 mengembalikan barang yang dipinjam;
 mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
 menepati janji;
 tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan karena tindakan dirinya
sendiri;
 melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta.
d) Santun,yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan
waktu yang lain, misalnya:
 menghormati orang yang lebih tua;
 tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur;
 tidak meludah di sembarang tempat;
 tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat;
 mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
 bersikap 3S (salam, senyum, sapa); meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau menggunakan
 barang milik orang lain;
 memperlakukan orang lain seperti diri sendiri ingin diperlakukan
e) Percaya diri,yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk
melakukan kegiatan atau tindakan, misalnya:
 berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu;
 mampu membuat keputusan dengan cepat;
 tidak mudah putus asa;

164
PPKn SMP KK J

 tidak canggung dalam bertindak;


 berani presentasi di depan kelas;
 berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
f) Peduli,adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan
memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan),
misalnya:
 Membantu orang yang memerlukan
 Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
 Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang
memerlukan
 Memelihara lingkungan sekolah
 Membuang sampah pada tempatnya
 Mematikan kran air yang mengucurkan air
 Mematikan lampu yang tidak digunakan
 Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah

Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai keperluan satuan
pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata
pelajaran.

Guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn dapat memilih teknik penilaian
observasi, tetapi juga dapat memilih teknik penilaian diri maupun penilaian
antar teman. Penggunaan penilaian diri dan penilaian antar teman dapat
digunakan minimal satu kali dalam satu semester. Penentuan teknik penilaian
sikap harus diikuti dengan penentuan instrumen penilaian. Pendidik dapat
memilih jurnal sebagai instrumen penilaian atau instrumen lain yang relevan.

e. Pelaksanaan Penilaian

Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses


pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran).
Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama
satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun
diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan
guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti

165
Kegiatan Pembelajaran 9

perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku siswa yang
sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut
teramati atau menerima laporan tentang perilaku siswa. Sebagaimana
disebutkan pada uraian terdahulu, apabila seorang siswa pernah memiliki
catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain siswa tersebut telah
menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek
atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa
sikap siswa tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat
baik.

Dengan demikian, untuk siswa yang punya catatan kurang baik, yang
dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik saja,
tetapi juga setiap perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan. Sikap
dan perilaku siswa yang teramati oleh pendidik ini dan tercacat dalam jurnal,
akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada siswa yang bersangkutan dan
kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk “pengakuan”
sekaligus merupakan upaya agar siswa yang bersangkutan segera menyadari
sikap dan perilakunya serta berusaha untuk menjadi lebih baik.

2. Pengembangan Penilaian Pengetahuan

Dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan


Dasar dan Menengah dinyatakan secara eksplisit bahwa capaian pembelajaran
(learning outcome) ranah pengetahuan mengikuti Taksonomi Bloom yang telah
direvisi oleh Lorin Anderson dan David Krathwohl (2001). Di sini ranah
pengetahuan merupakan kombinasi dimensi pengetahuan yang diklasifikasikan
menjadi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dengan dimensi proses
kognitif yang tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering),
memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing),
menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating).

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan penilaian


pengetahuan dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi siswa yang
berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan

166
PPKn SMP KK J

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif. Dimensi


pengetahuan yang dinilai beserta contohnya tampak dalam Tabel 28ini (Anderson,
et.al., 2001).

Tabel 17. Jenis, Subjenis, dan Contoh Dimensi Pengetahuan

Jenis dan sub jenis contoh

A. PENGETAHUAN FAKTUAL:

Elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk mempelajari suatu


ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya

1. Pengetahuan tentang terminologi Kosakata teknis, simbol-simbol


2. Pengetahuan tentang detail elemen musik, legenda peta, sumber daya
yang spesifik alam pokok, sumber-sumber
informasi yang reliabel

B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL:

Hubungan-hubungan antarelemen dalam struktur besar yang


memungkinkanelemennya berfungsi secara bersama-sama

1. Pengetahuan tentang Bentuk-bentuk badan usaha; periode


klasifikasidan kategori waktu geologi; Rumus Pythagoras,
2. Pengetahuan tentang prinsip hukumpermintaan dan penawaran
dangeneralisasi Teori evolusi, struktur pemerintahan
3. Pengetahuan tentang teori, Desa
model,dan struktur

C. PENGETAHUAN PROSEDURAL:

Pengetahuan tentang bagaimana (cara) melakukan sesuatu,


mempraktekkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode

1. Pengetahuan tentangketerampilan Keterampilan melukis dengan cat air,


dalam bidangtertentu dan algoritma pembagian seluruh
algoritme bilangan
2. Pengetahuan tentang teknik dan Teknik wawancara, penerapan
metode dalam bidang tertentu metode ilmiah dalam pembelajaran
3. Pengetahuan tentang kriteriauntuk Kriteria untuk menentukan
menentukan kapan kapanharus menerapkan prosedur
harusmenggunakan prosedur Hukum Newton, kriteria yang
yangtepat digunakan untuk menilai fisibilitas
metode.

167
Kegiatan Pembelajaran 9

Jenis dan sub jenis contoh

D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF:

Pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan


pengetahuantentang kognisi diri sendiri

1. Pengetahuan strategis Pengetahuan tentang skema


sebagaialat untuk mengetahui
struktur suatupokok bahasan dalam
buku teks, pengetahuan tentang
penggunaan metode penemuan atau
pemecahan masalah
2. Pengetahuan tentang tugas-tugas Pengetahuan tentang macam-
kognitif macam tes yang dibuat pendidik,
pengetahuan tentang beragam tugas
kognitif
3. Pengetahuan diri Pengetahuan bahwa diri (sendiri)
kuat dalam mengkritisi esai tapi
lemah dalam hal menulis esai;
kesadaran tentang tingkat
pengetahuan yang dimiliki diri
(sendiri)

Karena semua rumusan kompetensi dasar maupun indikator atau tujuan


pembelajaran selalu terdiri atas proses kognitif, yang ditunjukkan dengan kata
kerjaoperasional, dan dimensi pengetahuan, maka penilaian (kategori-kategori)
pengetahuan tidaklah mungkin dilakukan tanpa menyertakan bagaimana
pengetahuan tersebut digunakan dengan beragam proses kognitif.

Teknik Penilaian

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat


memilih teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar, indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang
akan dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa
digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.

3. Pengembangan Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai


kemampuansiswa menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain

168
PPKn SMP KK J

penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.


Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik
KD pada KI-4.

a. Teknik Penilaian Keterampilan

1) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas
proses mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian praktik bertujuan untuk
menilai kemampuan siswa mendemonstrasikan keterampilannya dalam
melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian
paper and pencil karena bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan
kemampuan yang diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra, membacakan


pidato (reading aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan
peralatan laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola,
bermain tenis, berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya.

2) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam
waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi
proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu
produk yang dihasilkan. Penilaian produk bertujuan untuk (1) menilai
keterampilan siswa dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan
keterampilan sebagai syarat untukmempelajari keterampilan berikutnya; dan
(3) menilai kemampuan pesertadidik dalam bereksplorasi dan
mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukkan inovasi dan
kreasi.

Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan, membuat karya

169
Kegiatan Pembelajaran 9

sastra, membuat laporan percobaan, menciptakan tarian, membuat lukisan,


mengaransemenmusik, membuat naskah drama, dan sebagainya.

3) Penilaian Projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian
suatuprojek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian projek dapat dilakukan
untuk menilai satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata
pelajaran. Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan
penyajian data, serta pelaporan.nPenilaian projek bertujuan untuk
mengembangkan dan memonitor keterampilan siswa dalam merencanakan,
menyelidiki dan menganalisis projek.

Dalam konteks ini siswa dapat menunjukkan pengalaman dan


pengetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan
menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan
mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam
bekerja independen atau kelompok. Produk suatu projek dapat digunakan
untuk menilai kemampuan siswa dalam mengomunikasikan temuan-temuan
mereka dengan bentuk yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui visua
display atau laporan tertulis. Contoh penilaian projek adalah melakukan
investigasi terhadap jenis keanekaragaman hayati Indonesia, membuat
makanan dan minuman dari buah segar,membuat gerak tari berdasarkan level
dan pola latih sesuai iringan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan
sebagainya.

4) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk melakukan penilaian
terhadap aspek keterampilan. Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah
untuk menentukan hasil karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut
diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian
belajar siswa, yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah
ditetapkan. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan

170
PPKn SMP KK J

siswa, portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi


siswa.

a) Prinsip Penilaian Portofolio


Ada beberapa prinsip yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam
penggunaan penilaian portofolio. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut.
(1) Saling percaya (mutual trust) antara pendidik dan siswa.
Dalam proses penilaian portofolio pendidik dan siswa harus memiliki
rasa saling mempercayai, saling terbuka dan jujur satu sama lainagar
tercipta hubungan yang wajar dan alami untuk berlangsungnya proses
pendidikan yang baik.
(2) Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara pendidik dan siswa.
Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu
dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain
yang tidak berkepentingan.
(3) Milik bersama (joint ownership) antara pendidik dan siswa.
Pendidik dan siswa perlu memiliki bersama berkas portofolio. Dengan
adanya rasa memiliki terhadap hasil karyanya, diharapkan akan
tumbuh rasa tanggung jawab pada diri siswa.
(4) Kepuasan (satisfaction)
Hasil karya portofolio hendaknya berisi keterangan-keterangan
dan/atau bukti-bukti yang memuaskan bagi siswa dan pendidik dan
merupakan bukti prestasi cemerlang siswa dan keberhasilan
pembinaan pendidik.
(5) Kesesuaian (relevance)
Hasil karya yang dikumpulkan adalah hasil karya yang berhubungan
dengan tujuan pembelajaran.

(6) Penilaian proses dan hasil


Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku
harian siswa. Penilaian hasil merupakan penilaian hasil akhir suatu
tugas yang diberikan oleh pendidik.
b) Jenis Portofolio
Secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu portofolio kerja (working portfolio), portofolio dokumentasi

171
Kegiatan Pembelajaran 9

(documentary portfolio), dan portofolio penampilan(show portfolio).


Diharapkan pendidik membuat minimal portofolio penampilan (show
portfolio) karena dalam pelaporan hasil belajar pendidik dituntut untuk
dapat melaporkan capaian belajar siswa. Portofolio penampilan(show
portfolio) tidak diskor lagi dengan angka karena penskoran sudah
dilakukan melalui penilaian praktik, produk, dan projek. Namun, tidak
menutup kemungkinan bagi pendidik untuk membuat dua jenis portofolio
lainnya untukkepentingan-kepentingan yang berbeda. Pendidik dapat
memilih portofolio jenis apa saja sesuai dengan kepentingan mereka.
Berikut adalah uraian masing-masing jenis portofolio.
1. Portofolio Kerja (Working Portfolio)
 Pengertian
Portofolio kerja merupakan pekerjaan siswa yang berupa draf,
pekerjaan setengah jadi, dan pekerjaan yang telah jadi yang
digunakan untuk memantau perkembangan dan menilai cara siswa
mengaturatau mengelola belajar mereka. Hasil pekerjaan siswa
yangpaling baik dapat menjadi petunjuk apakah siswa telah
memahamimateri pembelajaran dan dapat merupakan bahan
masukan bagi pendidik untuk mengetahui pencapaian kurikulum
maupun sebagaialat penilaian formatif.
 Fungsi
Portofolio kerja berfungsi sebagai sumber informasi bagi pendidik
untuk mengetahui kemajuan siswa dan memungkinkan pendidik
untuk membantu siswa mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, serta
kelayakan dalam merancang dan meningkatkan pembelajaran.
 Tujuan
Portofolio kerja memiliki tujuan untuk menyediakan data tentang
carasiswa mengorganisasikan dan mengelola kerja. Dengan
demikian,hal-hal yang dinilai berupa draft, pekerjaan yang belum
selesai, atau pekerjaan terbaik siswa. Hasil kerja ini digunakan dalam
diskusi antara siswa dan pendidik.
 Manfaat
Bagi siswa portofolio kerja memiliki beberapa manfaat, yaitu
mengendalikan pekerjaannya, membuat siswa merasa bangga atas

172
PPKn SMP KK J

pekerjaannya, merefleksikan strategi belajar, merancang tujuan


belajar, dan memantau perkembangan belajar. Bagi pendidik
portofolio kerja memberi kesempatan untuk memikirkan kembali arti
suatuhasil pekerjaan, meningkatkan motivasi mengajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran.

2. Portofolio Dokumentasi (Documentary Portfolio)


 Pengertian
Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja siswa
yangkhusus digunakan untuk penilaian. Berbeda dari portofolio kerja
yang pengumpulannya dilakukan dari hari ke hari, dokumentasi
portofolio merupakan seleksi hasil kerja terbaik siswa yang akan
diajukan dalam penilaian. Jadi, portofolio jenis ini adalah koleksi
sekumpulan hasil kerja siswa selama kurun waktu tertentu.
 Tujuan
Tujuan utama dilakukannya portofolio dokumentasi adalah untuk
penilaian sehingga pendidik harus mampu menentukan hasil kerja
siswa sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian
belajar siswa.

3. Portofolio penampilan (Show portfolio)


 Pengertian
Portofolio penampilan (show portfolio) merupakan kumpulan
sampel karya terbaik dari KD – KD pada KI-4. Portofolio setiap siswa
disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan
oleh pendidik. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetak
dan/atau elektronik. Portofolio jenis ini digunakan untuk memilih hal-
halyang paling baik yang menunjukkan karya terbaik yang dihasilkan
siswa. Dengan demikian, portofolio ini hanya berisi karya siswa yang
telah selesai, dan bukan proses pengerjaan, perbaikan, dan
penyempurnaan karya siswa.
 Fungsi
Portofolio penampilan (show portfolio) berfungsi sebagai sumber
informasi bagi pendidik dalam mendeskripsikan capaian kompetensi
siswa baik dalam aspek pengetahuan maupun keterampilan dalam

173
Kegiatan Pembelajaran 9

KD tertentu. Bagi siswa, portofolio ini berfungsi sebagai sumber


informasi untuk melakukan refleksi diri. Bagi orang tua, portofolio
berfungsi sebagai sumber informasi tentang capaian belajar siswa.
 Tujuan
Portofolio penampilan (show portfolio) dapat digunakan untuk
mencapai beberapa tujuan, yaitu (a) mendokumentasikan hasil karya
ataucapaian kompetensi siswa, (b) memberi perhatian pada prestasi
kerja siswa yang terbaik, (c) bertukar informasi denganorang tua/wali
murid pendidik lain, (d) membina dan mempercepat pertumbuhan
konsep diri positif siswa, dan (e) meningkatkan kemampuan siswa
melakukan refleksi diri.Portofolio penampilan (show portfolio)
dirancang untuk menunjukkan karya terbaik siswa dalam mengukur
kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu.
Portofolio ini harus menggambarkan hasil karya siswa yang asli.
Hasil karya yang asli merupakan hal yang paling penting. Selain itu,
pendidik juga harus mempertimbangkan seberapa bagus karya yang
telah diselesaikan tersebut.
 Manfaat
Portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna bagi
siswa, pendidik, dan orang tua/wali siswa. Bagi siswa penilaian
portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna
untukmengetahui kemajuan dan kemampuan belajarnya, terutama
dalamhal memberi umpan balik terhadap kemampuan pemahaman
dan penguasaan siswa tentang tugas yang diberikan pendidik
selama kurun waktu tertentu, memberikan umpan balik dalam
mempertahankan prestasi yang telah dicapai, dan memahami
keterbatasan kemampuan untuk menguasai materi atau bidang
kajian tertentu.
Bagi pendidik penilaian portofolio penampilan (show portfolio)
sangat berguna untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan
belajarnya, terutama dalam hal memberikan umpan balik terhadap
kemampuan pemahaman dan penguasaan siswa tentang tugas yang
diberikan pendidik selama kurun waktu tertentu, mengetahui bagian

174
PPKn SMP KK J

yang belum diketahui siswa, dan memperoleh gambaran tingkat


pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan siswa.
Bagi orang tua/wali siswa, penilaian portofolio penampilan (show
portfolio) sangat berguna bagi orang tua/wali siswauntuk mengetahui
kemajuan dan kemampuan belajar belajar putera puterinya antara
lain dalam hal pemahaman tentang kelebihan dankelemahan putera-
puterinya dalam belajar, peningkatan bimbingan yang hendak
dilakukan orang tua siswa untuk meraih prestasi putera-puterinya,
dan peningkatan komunikasi dengan pihak sekolah dalam mendidik
putera-puterinya.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
Penilaian Hasil Pembelajaran PPKn”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 9.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan


Pembelajaran 9
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 9 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’


masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
c. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.

175
Kegiatan Pembelajaran 9

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan 60’
sesuai dengan prosedur kerja pada LK 9.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari
jawaban dari LK 9.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja
masing-masing kelompok, menyampaikan
pertanyaan, saran dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil latihan
kerja yang ada.
Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’
penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -


muka modul KP 9
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

2. Mode Tatap Muka In-On-In

Kegiatan On-1 diisi dengan mengerjakan LK 9.2 sesuai dengan ketentuan


prosedur kerja yang kemudian hasilnya akan dipresentasikan dan dibahas pada
kegiatan In-2

3. Latihan Kerja

LK 9.1: Membuat rencana pengembangan penilaian untuk mata pelajaran


PPKn SMP

Prosedur Kerja:
1. Baca dan cermati kembali modul pengembangan penilaian
2. Buatlah secara individu rencana pengembangan penilaian sikap, pengetahuan,
dan keterampilan
3. Pengembangan penilaian mengacu pada kompetensi dasar yang dibuat pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya
4. Tugas dikerjakan pada dikumpulkan dalam bentuk softfile.

176
PPKn SMP KK J

5. Hasil dari pengembangan penilaian, kemudian dipresentasikan

LK 9.2: Membuat kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial,


pengetahuan dan ketrampilan

Prosedur Kerja:
1. Pilihan salah satu Kompetensi dasar pengetahuan PPKn SMP
2. Buatlah kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan
ketrampilan.
3. Kembangkan instrumen dari penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan
dan ketrampilan. penilaian di sekolah anda masing-masing
4. Hasil kerja diskusikan dengan kelompok
5. Buatkan bahan tayang untuk pelaporan.

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !
1. Dalam mengimplementasikan penilaian sikap sosial dalam mata pelajaran
PPKn, yang setiap hari harus dilakukan guru adalah...
a. Observasi dan penilaian diri
b. Jurnal dan penilaian antar teman
c. Observasi dan jurnal
d. Penilaian diri dan penilaian antar teman

2. Pernyataan yang tidak menunjukkan pelaksanakan penilaian (mengikuti


perkembangan) sikap dengan teknik observasi, yaitu ...
a. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru
matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester.
b. Pada tengah semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan
menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut
c. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)
sikap siswa segera setelah mereka menyaksikan dan / atau memperoleh

177
Kegiatan Pembelajaran 9

informasi terpercaya mengenai perilaku siswa sangat baik / kurang baik


yang ditunjukkan siswa secara alami.
d. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan
menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut

3. Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti dan


kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 ada pada mata
pelajaran
a. Semua mata pelajaran
b. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya cukup
berbentuk Juknis
c. PABP, PPKn dan Bahasa Indonesia
d. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD

4. Perhatikan hal-hal berikut!


a. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
b. menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
c. memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
d. bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
yang merupakan contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada
semua mata pelajaran adalah…
a. (a) dan (c)
b. (b) dan (d)
c. (a), (b), dan (c)
d. (a), (b), (c), dan (d)

5. Ketika ada siswa A yang tidak mengerjakan tugas, maka perilaku siswa
tersebut dapat kita tulis dalam jurnal, dengan catatan sebagai berikut ...
a. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap bertanggungjawab; tindak lanjut : dicatat

178
PPKn SMP KK J

b. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori


sikap bertanggungjawab; tindak lanjut : ditegur dan dibimbing untuk
mengerjakan tugas
c. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap disiplin; tindak lanjut : dicatat
d. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori
sikap peduli; tindak lanjut : ditegur dan dibimbing untuk mengerjakan
tugas

F. Rangkuman

1. Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan


perilaku spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam
maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi
tumbuhnya perilaku siswa sesuai butirbutir nilai sikap dari KI-1 dan KI-2.
2. Penilaian pengetahuan dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian
kompetensi siswa yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif
(kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, maupun metakognitif. Penilaian Kompetensi Pengetahuan melalui
Tes tertulis.lisan, tugas
3. Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai ke-
mampuansiswa menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi.Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai
dengan karakteristik KD pada KI-4.

179
Kegiatan Pembelajaran 9

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi pengembangan
instrumen penilaian hasil belajar PPKn SMP?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi pengembangan model-
model pembelajaran PPKn SMP?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
penilaian hasil belajar PPKn SMP?
d. Apa manfaat mempelajari materi penilaian hasil belajar PPKn SMP terhadap
tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-9

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 10, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 9, terutama yang masih belum dikuasai.

180
PPKn SMP KK J

Kegiatan Pembelajaran 10
Pengembangan Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran PPKn SMP

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 10 melalui diskusi, tanya jawab,


dan mengkaji berbagai sumber referensi terkait, Saudara dapat:
1. Menganalisis esensi dan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan sumber belajar PPKn
2. Menganalisis esensi dan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan media belajar PPKn

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengembangkan sumber belajar PPKn SMP secara kreatif


2. Mengembangkan media pembelajaran PPKn SMP secara kreatif

C. Uraian Materi

1. Pengembangan sumber belajar PPKn SMP

Pengembangan sumber belajar berbasis kompetensi merupakan suatu yang


penting sumber belajar dikembangkan dengan terlebih dulu menetapkan faktor
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sumber belajar, langkah-langkah
pengembangan pembelajaran sesuai kompetensi yang ingin dicapai antara lain
pertama-tama menentukan identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan
standar kompetensi, kompetensi dasar, bahan ajar atau materi pembelajaran,
strategi pembelajaran/pengalaman belajar, indikator pencapaian, dst. Setelah
pokok-pokok bahan ajar atau materi pembelajaran ditentukan, bahan ajar atau
materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian bahan ajar atau materi pembelajaran
dapat berisikan butir-butir bahan ajar atau materi penting (key concepts) yang
harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara lengkap seperti yang

181
Kegiatan Pembelajaran 11

terdapat dalam buku-buku pelajaran.

Sebagaimana dikemukakan sebelumya, bahan ajar atau materi pembelajaran


(bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang
memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar, bahan ajar materi
pembelajaran (bahan ajar) berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau
nilai yang harus dipelajari siswa.

Pengembangan sumber belajar berupa pengembangan Bahan ajar atau


materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu
siswa dalam mencapai kompetensinya. Masalah-masalah yang timbul berkenaan
dengan pengembangan bahan ajar atau materi pembelajaran menyangkut jenis,
cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap bahan ajar atau materi
pembelajaran dan sumber bahan ajar. Jenis bahan ajar atau materi pembelajaran
perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis bahan ajar
atau materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi
yang berbeda-beda (Untari, S. 2012). Cakupan atau ruang lingkup serta
kedalaman bahan ajar atau materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak
kurang dan tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaran
menjadi runtut. Perlakuan (cara mengajarkan/menyampaikan dan mempelajari)
perlu dipilih setepat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya
(misalnya perlu kejelasan apakah suatu bahan ajar atau materi harus dihafalkan,
dipahami, atau diaplikasikan).

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam mengembangkan sumber belajar


PPKn SMP
Secara umum dapat dikatakan bahwa Sumber Belajar merupakan suatu unit
yang mendukung pencapaian hasil dalam kegiatan belajar mengajar yang efekif
dan efisien melalui sistem intstruksional. Efektivitas dan efisiensi itu akan diperoleh
dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan Sumber Belajar adalah
sebagai berikut :

a) Jumlah dan keragaman tujuan yang dicapai Kuantitas dan jenis sumber
belajar hendaklah relevan dengan tujuan tersebut
b) Kondisi siswa : tingkat kemampuan intelektual, penguasaan bahasa, minat,

182
PPKn SMP KK J

dan latar belakang kehidupannya.


c) Startegi belajar mengajar atau alternatif pengalaman belajar yang dipilih.
d) Bahan dan alat yang tepat untuk siswa dan guru atau tim pengajar, sehingga
diperoleh interaksi yang maksimal dan multi arah dalam kegiatan belajar
mengajar.
e) Keserasian antara bahan dan alat dengan prosedur (langkah-langkah)
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
f) Keseragaman informasi untuk tiap sumber belajar, dalam hal tingkat dan
isinya, agar dapat diperoleh materi komunikasi yang dapat dipercaya.
g) Tersedianya kegiatan produksi untuk media yang tepat.
h) Tersedianya fasilitas fisik yang memudahkan pelaksanaan program
pengajaran.

Guru berkewajiban menyusun sendiri satuan pelajaran atau satuan acara


pelajaran yang akan disajikan, tetapi untuk mempertinggi produktivitas pengajaran
ia dapat menggunakan atau memanfaatkan sumber-sumber belajar yang terdapat
di dalam Sumber Belajar. Disamping itu apabila diperlukan ia dapat berkonsultasi
dengan petugas Sumber Belajar. Untuk memperoleh informasi segala sesuatu
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. (Untari, 2009,
2010. Al Hakim,2010)

2. Pengembangan Media pembelajaran

Pengertian pengembangan media merupakan konsep dalam kawasan


teknologi pembelajaran adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisiknya (Seels & Richey, 1994: 9). Perwujudan desain dalam
bentuk media yang diinginkan juga meriupakan pengembangan. Dengan kata
lain, pengembangan merupakan implementasi dari desain yang telah dibuat.
Akan tetapi dalam pengembangan juga tidak terlepas dari desain, pemakaian,
pengelolaan dan evaluasi sebagaimana yang dikemukakan Seels & Richey
(1994: 9) bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik desain,
pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi proses dan sumber
untuk belajar. Oleh karenanya pengembangan media pembelajaran dalam
kawasan teknologi pembelajaran termasuk dalam domain pengembangan.
Dalam domain pengembangan akan dikendalikan oleh teori dan desain yang

183
Kegiatan Pembelajaran 11

memberi respon terhadap evaluasi, pemakaian, dan kebutuhan


pengembangan. Pengembangan tidak hanya mengandalkan perangkat keras
(hardware) saja, akan tetapi juga perangkat lunak (software). Bahkan dalam
perkembangan terkini terjadi kolaborasi antara perangkat lunak, keras, foto, audio
dan video.

Faktor-Faktor yang Perlu diperhatikan dalam pengembangan Media


pembelajaran PPKn SMP .
a) Tujuan Pembelajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya menunjang
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini merupakan
persoalan yang paling pokok, sebab dengan tujuan, arah kegiatan
pembelajaran dapat diketahui. Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan
itu agar siswa dapat menghafal kata-kata dengan sempurna, maka media
audiovisual yang paling tepat;
b) Ketepatgunaan. Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau
tidak, dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu
benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan.
Sedangkan apabila materi yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang
menyangkut gerak, maka media film atau video dipandang tepat.
c) Keadaan siswa. Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan
tertentu, akan tetapi tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa.
Jika hal ini terjadi, maka hal demikian tidak bisa dipilih. Oleh karena itu, guru
perlu memperhatikan kondisi siswa, misalnya jenjang pendidikan (SD, SLTP
atau SMU), besar-kecilnya kelompok siswa, serta perkembangan psikologis
yang melekat pada mereka.
d) Ketersediaan. Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. Sedangkan untuk
memproduksi sendiri adalah jauh dari yang memungkinkan. Dalam kaitan ini,
guru terpaksa harus memilih alternatif yang tidak telalu jauh dengan pilihan
utama tersebut.
e) Mutu teknis. Misalnya, guru akan menerangkan bagaimana proses
pengambiian keputusan rapat. Media yang tersedia adalah slide atau film.
Setelah diteliti, ternyata pengambilannya tidak memenuhi persyaratan teknis,

184
PPKn SMP KK J

sehingga ada bagian-bagian penting yang terlewatkan atau tidak jelas- Jadi
karena mutu teknisnya rendah, maka media tersebut tidak dapat
dipergunakan.
f) Kemampuan guru. Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan
media. Sebagai contoh, andaikata guru akan menggunakan Overhead
Projector (OHP), maka diperiukan terlebih dahulu kemampuan guru dalam
mengoperasikan alat tersebut. Misalnya, cara menyalakan, membuat
transfaransi, meletakkan transfaransi terbalik/tidak, fokus atau variasi sinar
dekat-jauh, iamaiiya menggunakan aliran listrik dan sebagainya;
g) Pembiayaan. Kriteria yang tidak kalah penting, adaiah faktor biaya produksi
media. Biaya yang digunakan untuk mendapatkan dan mempergunakan
media; hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
Apabila tujuan pembelajaran yang dinimuskan adaiah agar siswa dapat
menyebutkan bagian-bagian lambang negara Indonesia, susunan atau
struktur pemerintahan, tingkatan peradilan di Indonesia, dan sebagainya,
cukup menggunakan media gambar mati atau mungkin bagan sebagai
medianya, dan tidak perlu memilih media lain yang biayanya lebih besar.

Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana


Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan pada aspek pengetahuan, yaitu
menggali definisi sebuah konsep norma masyarakat, kita dapat menggunakan
media sederhana buatan guru berikut:

Tabel 18. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana

Nama Media: Kartu klasifikasi Norma

Mata Pelajaran : PPKn

Kelas/Semester :VII/2

1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator

Siswa dapat menemukan mengidentifikasi konsep norma menurut isi, sifat,


sumber dan sanksinya.

4. Bentuk Media

185
Kegiatan Pembelajaran 11

NORMA SIFAT SANKSI

AGAMA TEGAS HUKUMANI

5. Alat dan Bahan


a. Alat

1) Bolpoin/pensil

2) Gunting

3) Spidol permanen

b. Bahan

1) Kertas karton warna

2) Plastik laminating

3) Tali raffia

4) Tempat menyimpan berupa filecase (amplop bertali atau sejenisnya)

5) Paku puspin dimasukkan plastik berperekat (tentatif)

6) Papan gabus

6. Langkah-Langkah Pembuatan

Model Kartu Pesan.

1) Potong karton dengan ukuran persegi panjang panjang 5 cm lebar 2 cm


2) Buat sesuai rencana jumlah kelompok/set kartu
3) Selanjutnya tuliskan pesan dalam potongan karton tadi tentang: norma, sifat ,
sumber, isi dan sanksi
4) Jika direncana 5 set media , maka masing sebagai berikut: Norma terdiri dari
agama, kesusilaan, kesopanan dan Hukum, maka masing2 di buat 5 lembar,
demikian seterusnya dengan pesan yang lain

7. Pengemasan
a. Gunakan filecase (amplop bertali).
b. Tuliskan nama media pembelajaran pada bagian depan amplop bertali.

186
PPKn SMP KK J

c. Masukkan media pembelajaran berupa kartu pesanyang sudah dibuat tersebut


dan paku pushpin nya ke dalam filecase(amplop bertali).
8. Cara Penggunaan

Media pembelajaran digunakan secara berkelompok untuk siswa dan tahapan


yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Siswa dibuat dalam bentuk kelompok, yang terdiri dari 4-5 orang.
b. Masing-masing kelompok diberikan 1 set model kartu pesan norma
c. Masing-masing kelompok diberikan tugas sesuai kompetensi yang diharapkan.
Contoh tugas untuk kelompok
1) Guru mengajak siswa untuk menemukan dan menjawab pertanyaan berikut
: klasifikasikan norma masyarakat menurut sumber, isi, sifat dan sanksinya
2) Siswa diberi tugas untuk mengklasifikasi kartu-kartu pesan tadi dalam
klaster yang telah di tetapkan
d. Setelah selesai kelompok mengklasifikasikan kartu pesan norma , maka kartu
dapat dibalik sehingga tulisan tidak terlihat
e. Tetapkan masing-masing kelompok 1 orang yang akan bertindak sebagai
observer sekaligus penilai kinerja kelompok mitra, misalnya kelompok satu
mengobservasi dan menikai kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3 dan
seterusnya
f. Kelompok membuka kartu dan mempersilahkan observer mengamati hasil kerja
kelompok
g. Observer kembali ke kelompok semula
h. Kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok
i. Observer memberikan penilaian

Gambar berikut
menunjukkan bagaimana
kelompok berdiskusi dengan
menggunakan media kartu

9. Kesimpulan

Pada tahap ini guru


dapat membimbing siswa
untuk menyimpulkan
sekaligus membandingkan 4 norma ditinjau dari sumber, isi, sifat dan sanksinya

187
Kegiatan Pembelajaran 11

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Pengembangan
Penilaian Hasil Pembelajaran PPKn”, maka Saudara perlu mengikuti aktivitas
pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 10.1 Tahapan Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh


Kegiatan Pembelajaran 10

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


Persiapan a. Mengunduh file modul PKB Kelompok Kompetensi J -
Pembelajaran b. Membaca modul KP 10 secara cermat dan mandiri.
c. Menyiapkan laptop, modul, alat tulis.

Pendahuluan a. Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya 15’


masing-masing dipimpin oleh salah satu peserta.
b. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
c. Menanggapi apersepsi instruktur tentang rata-rata hasil
nilai belajar siswa SMP dalam USBN tahun 2017.
d. Melakukan curah pendapat tentang konten terkait
e. Menyimak penjelasan instruktur tentang tujuan dan
aktivitas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti a. Bekerja secara berkelompok dengan ketentuan sesuai 60’


dengan prosedur kerja pada LK 10.1
b. Masing-masing kelompok mengumpulkan informasi
melalui modul, internet atau bahan lainnya.
c. Masing-masing kelompok berdiskusi mencari jawaban
dari LK 10.1
d. Secara bergantian, mepresentasikan hasil kerja masing-
masing kelompok, menyampaikan pertanyaan, saran
dan komentar yang membangun.
e. Menyimak penguatan instruktur tentang hasil latihan
kerja yang ada.
Kegiatan a. Menyimpulkan hasil pembelajaran. 15’
penutup b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran.

Pasca tatap a. Mengerjakan tes formatif yang terdapat dalam bagian -


muka modul KP 10
b. Mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban.
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

188
PPKn SMP KK J

2. Mode Tatap Muka In-On-In

Kegiatan On-1 diisi dengan mengerjakan LK 10.2 sesuai dengan ketentuan


prosedur kerja yang kemudian hasilnya akan dipresentasikan dan dibahas pada
kegiatan In-2

3. Latihan Kerja

LK 10.1: Membuat daftar pengembangan sumber belajar PPKn SMP

Prosedur Kerja:
1. Baca dan cermati kembali modul sumber belajar dan media pembelajaran
2. Buatlah secara individu daftar pengembangan sumber belajar yang dapat
digunakan oleh siswa
3. Pengembangan penilaian mengacu pada kompetensi dasar yang dibuat pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya
4. Tugas dikerjakan pada dikumpulkan dalam bentuk softfile.
5. Hasil dari pengembangan penilaian, kemudian dipresentasikan.

LK 10.2: Membuat rancangan pengembangan media pembelajaran

Prosedur Kerja:
1. Pilihan salah satu Kompetensi dasar pengetahuan PPKn SMP
2. Buat rancangan pengembangan media pembelajaran dalam bentuk mind
mapping
3. Hasil kerja diskusikan dengan kelompok
4. Buatkan bahan tayang untuk pelaporan.

189
Kegiatan Pembelajaran 11

E. Latihan/Kasus/Tugas

Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya diri setiap soal yang ada di bawah
ini. Pilih jawaban terbaik dengan memberi tanda silang (X) !

1. Bahan ajar atau materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran yang memegang peranan penting karena di dalamnya berisikan
hal-hal yang harus dipelajari siswa seperti berikut kecuali…
a. pengetahuan
b. keterampilan
c. sikap atau nilai
d. penilaian

2. Efektivitas dan efisiensi pembelajaran akan diperoleh dengan memperhatikan


prinsip-prinsip penggunaan sumber belajar sebagai berikut...
a. Disesuaikan dengan latar belakang pendidikan guru
b. Penguasaan bahasa ditentukan dengan melihat mayoritas siswa
c. Strategi belajar yang dikuasai oleh guru
d. Bahan dan alat yang tepat untuk siswa dan guru atau tim pengajar,
sehingga diperoleh interaksi yang maksimal dan multi arah dalam kegiatan
belajar mengajar.

3. Sumber belajar yang sesuai bagi siswa SMP dalam mempelajari keberadaan
Pancasila sebagai dasar negara adalah…
a. UUD NRI Tahun 1945
b. Naskah Piagam Jakarta
c. Naskah Piagam Madinah
d. Declaration of Human Right

4. Media yang paling pas dikembangkan bagi siswa tingkat SMA dalam
mempelajari prinsip tata pemerintahan yang baik adalah…
a. Komik
b. Poster
c. Peta konsep
d. Lirik lagu

190
PPKn SMP KK J

5. Pertimbangan ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan tujuan,


materi dan karakteristik siswa merupakan pemahaman akan faktor yang Perlu
diperhatikan dalam pengembangan Media pembelajaran PPKn SMP.
Terutama pada bagian…
a. Tujuan
b. Ketepatgunaan
c. Kemampuan guru
d. Mutu teknis

F. Rangkuman

Langkah-langkah pengembangan sumber dan media pembelajaran sesuai


kompetensi yang ingin dicapai antara lain pertama-tama menentukan identitas
matapelajaran. Setelah itu menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar,
bahan ajar atau materi pembelajaran, strategi pembelajaran/ pengalaman belajar,
indikator pencapaian dan media pembelajaran

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Umpan balik

Setelah kegiatan pembelajaran, Saudara dapat melakukan umpan balik


dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi pengembangan
sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP?
b. Bagian mana yang belum Saudara pahami dari materi pengembangan
sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP?
c. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi
pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP?
d. Apa manfaat mempelajari materi pengembangan sumber belajar dan media
pembelajaran PPKn SMP terhadap tugas Saudara?
e. Apa rencana tindak lanjut Saudara setelah kegiatan pelatihan ini ?

191
Kegiatan Pembelajaran 11

2. Tindak lanjut

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian


akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan
Pembelajaran-10

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Tingkat penguasaan = x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍

Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = baik sekali


80 – 89 % = baik
70 – 79 % = cukup
< 70 % = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Saudara dapat
meneruskan kegiatan pembelajaran 11, jika masih di bawah 80%, Saudara harus
mengulangi materi kegiatan pembelajaran 10, terutama yang masih belum
dikuasai.

192
PPKn SMP KK J

Evaluasi

Petunjuk Umum:

a. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab
pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir
tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas.
b. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi
Profesional dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogik.
c. awablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak
diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal.
d. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah
huruf yang telah diberi tanda silang.
e. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar
soal diserahkan kepada pengawas.
f. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek.

Petunjuk Pengerjaan:

a. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk
jawaban salah).
b. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A,
B, C, atau D di lembar jawaban.

BAGIAN A KOMPETENSI PROFESIONAL

1. Paradigma baru PKn antara lain memiliki struktur organisasi keilmuan yang
jelas yakni berbasis pada…
a. Ilmu politik
b. Ilmu Komunikasi
c. Teknologi dan informasi
d. Ekonomi

193
Evaluasi

2. Moral merupakan aspek sosial yang turut serta membangun paradigma PPKn.
Kontribusi tersebut dapat dipahami melalui pernyataan-pernyataan berikut,
kecuali…
a. Memperkuat keberadaan PPKn sebagai pendidikan nilai
b. Menjadi sumber dari segala sumber materi pembelajaran PPKn
c. Memperkuat keberadaan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman kehidupan
bangsa dalam materi pembelajaran
d. Mendorong proses pencapaian tujuan pembelajaran PPKn dalam
menciptakan warga negara yang dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai
yang berkembang di masyarakat

3. Salah satu kontribusi dari aspek moral terhadap pembentukan Paradigma


PPKn adalah memperkuat keberadaan PPKn sebagai Pendidikan Moral dan
atau Pendidikan Karakter. Pada pelaksanaan proses pembelajaran yang ada,
aspek moral dalam keberadaan PPKn sebagai Pendidikan Karakter tampak
pada aktivitas pembelajaran yang…
a. Menekankan pada teori-teori karakter
b. Mendorong siswa memahami karakter pribadinya sendiri
c. Didominasi oleh kajian tentang teori moral
d. Memfasilitasi serta mendorong siswa untuk memiliki karakter-karakter yang
sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan

4. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat dipahami sebagai…


a. Doktrinasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
b. Membuat budaya baru bernama budaya Pancasila
c. Pembiasaan diri melalui kegiatan yang mengandung nilai-nilai Pancasila
d. Gerakan menolak semua budaya yang masuk ke Indonesia

194
PPKn SMP KK J

5. Bermusyawarah apabila ada permasalahan merupakan salah satu contoh


kegiatan pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara yang dapat dilakukan dari lingkungan keluarga. Karena pada dasarnya
keluarga merupakan tempat…
a. Belajar pertama mengenai nilai-nilai kemasyarakatan bagi setiap warga
negara muda
b. Yang paling tepat untuk belajar tentang musyawarah
c. Berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan dalam
memecahkan masalah
d. Yang dapat mendorong warga negara muda untuk mau bermusyawarah
6. Munculnya beberapa kelompok anak muda yang menamakan dirinya sebagai
relawan penyembuhan psikologis anak-anak korban bencana alam
merupakan contoh pembudayaan nilai-nilai Pancasila terutama pada sila…
a. Kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Persatuan Indonesia
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
d. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
7. Dari pernyataan-pernyataan tersebut, yang bukan merupakan tujuan dari
dilakukannya perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945 adalah...
a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam
mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai
dengan perkembangan paham demokrasi.
c. Menyempurnakan aturan dasar negara berdasarkan paradigma yang
dibangun pemimpin terhadap periode pemerintahannya
d. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak
asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi
manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat
bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD NRI Tahun 1945.

195
Evaluasi

8. Dalam tahapan perubahan UUD NRI Tahun 1945 yang telah diatur oleh Pasal
37 UUD NRI Tahun 1945, tahapan kedua yang harus dipenuhi adalah…
a. Usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota MPR
b. Sidang MPR oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR
c. Putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% + 1
anggota dari seluruh anggota MPR
d. Diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang
diusulkan untuk diubah beserta alasannya

9. Salah satu pasal yang mengalai proses perubahan pada Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 tanggal 1–9 November 2001,
adalah…
a. Pasal 1 ayat (2)
b. Pasal 3 ayat (2)
c. Pasal 1 ayat (3)
d. Pasal 3 ayat (3)

10. Komitmen terhadap pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945


salah satunya ditunjukkan dengan tidak diperkenankannya melakukan
perubahan atau perubahan isi dari pembukaan tersebut. Hal ini disebabkan
oleh…
a. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat dasar-dasar filosofis dan
dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam UUD 1945
b. Belum ada Undang-Undang yang mengatur perihal tersebut
c. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat dasar-dasar filosofis yang
mendasari sebagian pasal dalam UUD 1945
d. Karena dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat

196
PPKn SMP KK J

11. Substansi materi dari hasil perubahan UUD 1945 yang berkaitan dengan
fungsi lembaga-lembaga negara dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam,
yaitu Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan; Ketentuan dan
Lembaga Baru ; Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi. Di bawah ini yang
termasuk pada kategori ketentuan dan lembaga baru, yaitu ...
a. Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang,
tidak lagi dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan
Rakyat
b. Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang,
sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat.
c. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang
sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A
d. Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam
pasal 2 ayat (1) UUD 1945

12. Berikut merupakan kewenangan MPR hasil perubahan pasal dalam UUD NRI
Tahun 1945 yang mencakup:
 mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
 melantik presiden dan wakil presiden
 memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar
Berdasarkan keterangan tersebut, kewenangan MPR sekilas nampak
tidak ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah
asli UUD NRI tahun 1945. Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara
rumusan pasal 1 ayat (2) naskah asli dan naskah baru hasil perubahan ketiga,
maka akan jelas ditemukan bahwa telah terjadi…
a. Pengurangan kekuasaan MPR
b. Pelemahan wewenang MPR
c. Pengalihfungsian wewenang MPR
d. Perluasan kekuasaan MPR

197
Evaluasi

13. Hubungan koordinasi yang dimulai dengan pengajuan oleh KY, kemudian
disetujui oleh DPR, dan ditetapkan oleh Presiden merupakan bagian dari
pengangkatan…
a. Jaksa agung
b. Hakim agung
c. Kepala satuan TNI dan POLRI
d. Ketua KPK

14. Himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat
dan seharusnya di taati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh
karenanya pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu dapat menimbulkan
tindakan dari pemerintah masyarakat itu sendiri. Pernyataan ini merupakan
penjelasan dari...
a. Hukum dalam arti luas
b. Negara demokrasi
c. Negara Hukum
d. Hukum dalam arti sempit

15. Istilah rule of law, merupakan bentuk negara hukum yang banyak dianut di
negara-negara…
a. Eropa Continental
b. Anglo Amerika
c. Eropa
d. Anglo Continental

16. Implementasi konsep negara hukum di Indonesia dipahami sebagai


penegakan hukum pada setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Berikut merupakan contoh penerapan akan konten pandangan tersebut dalam
pembuatan…
a. Undang-undang MD3
b. Undang-undang Sumber Daya Air
c. Undang-undang Otonomi Daerah
d. Peraturan tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

198
PPKn SMP KK J

17. Jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 diatur dalam beberapa pasal
a. 26 – 31 UUD NRI tahun 1945
b. 27 – 34 UUD NRI tahun 1945
c. 28 A – 28 J UUD NRI tahun 1945
d. 28 UUD NRI tahun 1945

18. Kelompok keberagaman masyarakat di Indonesia yang kemudian menjadi


karakteristik masyarakat Bhinneka Tunggal Ika yang paling tepat
diantaranya…
a. Antar Golongan, Ideologi, dan Agama
b. Suku, Falsafah Bangsa, dan Budaya
c. Kepercayaan, Budaya, dan Kebangsaan
d. Suku, Agama, dan Ras

19. Berikut ini merupakan pernyataan sikap berpikir positif terhadap


keanekaragaman bangsa, kecuali……
a. keberagaman merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dengan
arif dalam mencapai tujuan bangsa
b. keberagaman adalah kekayaan yang merupakan bagian dari kekuatan
c. keberagaman merupakan sumber konflik yang ada di masyarakat
d. keberagaman adalah karakteristik unik yang membedakan kondisi bangsa
Indonesia dengan bangsa lain

20. Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi


menimbulkan konflik yang tidak hanya merugikan kelompok-kelompok
masyarakat tetapi juga merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan jika
tidak disikapi dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan. Oleh karena itu,
setiap warga negara harus ……
a. Selalu mengutamakan masyarakat kaum mayoritas
b. Bertahan dengan pendapatnya masing-masing
c. Bersikap toleran terhadap keberagaman masyarakat
d. Mudah menerima dan berganti pendapat saat berdiskusi

199
Evaluasi

BAGIAN B KOMPETENSI PEDAGOGIK


21. Perhatikan Pernyataan berikut
1. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
2. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
3. Menentukan objek apa yang akan amati
4. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi,
5. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
6. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
Langkah – langkah pengembangan kegiatan mengamati dalam
pembelajaran yang tepat adalah ...
a. 1), 2), 3), 4), 5), 6)
b. 2), 1), 3), 4), 5), 6)
c. 3), 2), 4), 1), 6), 5)
d. 4), 2), 3), 1), 6), 5)

22. Berikut yang termasuk dalam kata tanya yang dapat digunakan dalam
pengembangan kegiatan bertanya tingkat penalaran yaitu…
a. Dimana ?
b. Kapan ?
c. Mengapa ?
d. Siapa ?

23. Berikut ini yang merupakan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek
adalah…
a. Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus
disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek
b. Aktivitas pembelajaran mendorong siswa berperan serta aktif dalam
setiap kegiatan yang ada
c. Proses pembelajaran terjadi dalam 3 (tiga) arah yang berkesinambungan,
guru, anak, dan masyarakat yang berada di sekitar sasaran proyek
d. Terjadi peningkatan kreatifitas siswa

200
PPKn SMP KK J

24. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang


menantang siswa untuk…
a. Belajar mengkonstruk rancangan kegiatan
b. Belajar menyelesaikan masalah
c. Belajar menemukan teori
d. Belajar mendesain proyek

25. Pernyataan yang tidak menunjukkan pelaksanakan penilaian (mengikuti


perkembangan) sikap dengan teknik observasi, yaitu ...
a. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru
matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester.
b. Pada tengah semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan
menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih
lanjut
c. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)
sikap siswa segera setelah mereka menyaksikan dan / atau memperoleh
informasi terpercaya mengenai perilaku siswa sangat baik / kurang baik
yang ditunjukkan siswa secara alami.
d. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas
perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan
menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih
lanjut

26. Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti


dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 ada pada mata
pelajaran
a. Semua mata pelajaran
b. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya cukup
berbentuk Juknis
c. PABP, PPKn dan Bahasa Indonesia
d. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD

201
Evaluasi

27. Media yang paling pas dikembangkan bagi siswa tingkat SMP dalam
mempelajari materi Hak Asasi Manusia adalah…
a. Komik
b. Peta konsep
c. Kliping
d. Lirik lagu

28. Kualitas dari media pembelajaran yang akan digunakan merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam membuat rancangan
pembelajaran. Terutama pada bagian…
a. Tujuan
b. Ketepatgunaan
c. Mutu teknis
d. Kemampuan guru

29. Pada bagian kegiatan inti di RPP, guru dapat menggunakan berbagai macam
strategi dan pendekatan saintifik untuk mendorong siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang menitikberatkan pada
kegiatan dimana guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyajikan
hasil dari proses berpikir dan diskusi yang mereka lakukan dipahami sebagai
kegiatan…
a. Menanya
b. Mengumpulkan informasi
c. Mengkomunikasikan
d. Menalar

30. Efektivitas dan efisiensi pembelajaran akan diperoleh dengan memperhatikan


prinsip-prinsip penggunaan sumber belajar sebagai berikut...
a. Disesuaikan dengan latar belakang pendidikan guru
b. Penguasaan bahasa ditentukan dengan melihat mayoritas siswa
c. Strategi belajar yang dikuasai oleh guru
d. Bahan dan alat yang tepat untuk siswa dan guru.

202
PPKn SMP KK J

Pembahasan Latihan/Kasus/Tugas
A. Kegiatan Pembelajaran 1

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-1.

1. Jawaban : A
Penjelasan mengenai jawaban ini dapat dipahami dalam paragraf kedua
uraian materi mengenai kontribusi dan kedudukan aspek etika dalam
paradigma PPKn yang berisikan pernyataan bahwa : Frans Magnis Suseno
menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai
bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif sistematik mengenai
pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral. Badudu-Zain (B)
menyatakan bahwa memiliki dua pengertian, yaitu (1) ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang
dianut olah masyarakat luas, dan (2) ukuran nilai mengenai yang salah dan
yang benar sesuai dengan anggapan umum. Bertens (C) menjelaskan bahwa
kata etika bisa dipakai dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sementara Piaget lebih cenderung berkaitan dengan konten moral.

2. Jawaban : B
Pada paragraf terakhir uraian materi mengenai kontribusi dan kedudukan
aspek etika dalam paradigma PPKn tersirat beberapa hal seperti yang tertera
pada pilihan jawaban A, C, dan D. Sementara pilihan jawaban B menjadi
pernyataan yang kurang menggambarkan kontribusi etika pada paradigma
PPKn dikarenakan PPKn merupakan disiplin ilmu yang dapat terbentuk
dari berbagai macam aspek sosial seperti hukum, politik,
kewarganegaraan. Dalam arti lain, bukan hanya etika yang menjadi sumber
dari segala sumber materi pembelajaran PPKn.

3. Jawaban : D
Berkaitan dengan keberadaan PPKn sebagai Pendidikan Karakter yang
salah satunya dipengaruhi oleh aspek moral, maka pernyataan yang paling
tepat menggambarkan aktivitas pembelajaran adalah pilihan jawaban D. Hal ini

203
Evaluasi

dikarenakan berkaitan dengan tujuan dari PPKn yang mengarahkan siswa


untuk dapat memiliki pemahaman serta mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupannya dengan baik. Sehingga karakter Pancasilais
yang kemudian menjadi ciri khas mereka untuk menentukan tindakan-tindakan
yang akan dilakukan tercermin dalam setiap keputusan yang dibuat. Sementara
pilihan jawaban A, B, maupun C lebih cenderung hanya berfokus pada aktivitas
pembelajaran yang teoritik bukan mencakup tujuan yang akan dicapai.

4. Jawaban : B
Paradigma PPKn yang cenderung menekankan dan dipengaruhi oleh
aspek moral bagi siswa pada jenjang pendidikan SMP/MTS didasari oleh
tahapan perkembangan psikologis siswa yang berada pada tahap operasional
formal. Pada tahap ini, individu telah mampu melampaui dunia nyata dan
pengalaman-pengalaman yang bersifat konkrit atau telah mampu berpikir
secara abstrak dan lebih logis. Maka menjadi strategi yang tepat untuk
mendorong para siswa berpikir lebih logis didasari oleh aspek moral tersebut.
Pada pilihan jawaban yang lain, tahap operasional konkrit (A) terjadi pada usia
7-11 tahun yangmana sudah mampu berpikir rasional, seperti penalaran untuk
menyelesaikan suatu masalah yang konkret (aktual). Namun, bagaimanapun
juga dalam kemampuan berpikir mereka masih terbatas pada situasi nyata.
Tahap praoperasional (C) merupakan tahapan perkembangan psikologis anak
usia 2-7 tahum dimana anak-anak mulai merepresentasikan dunia dengan
menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar. Sedangkan tahapan
sensorimotor (D) merupakan tahapan pertama perkembangan yang berada
pada usi 0-2 tahun dimana yang dilakukan oleh anak-anak masih berkutat pada
mengenal lingkungannya.

5. Jawaban : C
Secara umum, keempat pernyataan yang terdapat dalam pilihan jawaban
mencerminkan kontribusi civics (ilmu kewarganegaraan) dalam paradigma dan
proses pembelajaran PPKn. Namun berkaitan dengan pembentukan karakter
bangsa, maka pernyataan yang paling tepat adalah pilihan jawaban C. Hal ini
dikarenakan melalui pemahaman yang matang mengenai peran sebagai
warga negara yang baik, siswa akan diajak mengenal jati dirinya melalui

204
PPKn SMP KK J

nilai-nilai Pancasila yang jelas berbeda dengan bangsa lain. Selain itu
dapat membantu siswa untuk dapat mengatasi setiap tantangan dan
perkembangan zaman tanpa mudah terpengaruh.

B. Kegiatan Pembelajaran 2

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-2.

1. Jawaban : B
Penjelasan mengenai jawaban ini dapat dipahami dalam uraian materi
mengenai esensi dan urgensi pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
dan ideologi negara. Pada bagian awal terdapat beberapa pendapat mengenai
nilai dan pilihan jawaban yang paling tepat untuk menunjukkan pendapat
Dictionary of Sociology and Related Science adalah kemampuan yang
diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia (B).
Pilihan jawaban (A) merujuk pada pendapat Dardji Darmodihardjo. Sedangkan
pilihan jawaban (C) dan (D) merujuk pada pendapat dari Cheng.

2. Jawaban : C
Urgensi dari diharuskannya setiap komponen bangsa melakukan
pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara adalah
karena Nilai-nilai Pancasila merupakan warisan bangsa yang harus dijaga
keberadaannya sebagai pedoman hidup dalam mencapai cita-cita bersama
bangsa Indonesia (C). Apabila nilai tersebut tidak dijaga keberadaannya
sebagai pedoman hidup, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
yang tidak memiliki pendirian, kehilangan arah untuk mencapai tujuan,
dan akan sangat mudah untuk dipecah belah oleh bangsa lain. Pernyataan
yang terdapat pada pilihan jawaban (A) kurang tepat karena pertimbangannya
hanya berdasarkan rutinitas bukan esensi dari kegiatannya. Pernyataan (B)
kurang tepat dikarenakan kurang didasari oleh fakta yang kuat bahwa bangsa
Indonesia kehilangan jati dirinya. Sementara pilihan jawaban (D) kurang tepat
pula karena tugas membudayakan nilai-nilai Pancasila bukan semata-mata
karena sebuah kebijakan akan kewajiban mempelajari PPKn, melainkan telah
menjadi kewajiban setiap warga negara sebagai bukti nasionalisme.

205
Evaluasi

3. Jawaban : A
Kegiatan pembudayaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara sejatinya harus dilakukan disetiap tempat yang menjadi pusat aktivitas
warga negara. Mulai dari lingkungan keluarga, sekolah atau tempat belajar
sejenis, hingga di masyarakat ketika menjadi profesional di bidang pekerjaan
atau menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan mulai dari lingkungan keluarga yaitu musyawarah menyelesaikan
masalah. Dikarenakan lingkungan keluarga merupakan tempat belajar pertama
mengenai nilai-nilai kemasyarakatan bagi setiap warga negara muda (A).
Melalui lingkungan keluarga, warga negara muda akan mendapat
bimbingan dari orang tua mengenai bagaimana sesungguhnya proses
penyelesaian masalah yang baik dengan cara berdiskusi atau
bermusyawarah dengan orang lain. Sehingga nantinya mereka akan
terbiasa melakukannya di lingkungan di luar rumah. Pilihan jawaban (B)
dan (D) kurang tepat karena semua lingkungan berkesinambungan dalam hal
menjadi tempat yang tepat untuk memotivasi warga negara muda agar mau
belajar mengenai musyawarah. Pilihan jawaban (C) kurang tepat pula karena
sejatinya di rumah juga akan ditemui perbedaan pendapat dalam
menyelesaikan masalah, maka dari itu dibutuhkan persamaan persepsi untuk
menemukan cara terbaik bagi semuanya melalui musyawarah.

4. Jawaban : D
Studi kasus yang disampaikan sesungguhnya jelas merupakan kegiatan
yang bertentangan dengan pembudayaan semua nilai-nilai Pancasila. Namun
secara khusus diskriminasi yang terjadi bertolak belakang terutama
dengan nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (D). Karena
kegiatan yang dilakukan telah berada di lingkungan publik terutama sekolah
yang seharusnya menjadi wadah perwujudan dari nilai-nilai tersebut.

5. Jawaban : B
Hasil akhir dari pembudayaan nilai-nilai Pancasila adalah terbentuknya
sikap warga negara Indonesia yang Pancasilais atau sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sila pertama, sikap
yang sesuai adalah membina kerukunan hidup di antara sesama umat

206
PPKn SMP KK J

beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (B). Melalui
sikap tersebut, akan tercipta bangsa yang penuh dengan semangat
kebersamaan sehingga dapat lebih tangguh menghadapi tantangan
zaman. Pilihan jawaban (A) kurang tepat karena Indonesia berdiri atas
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, bukan berdasarkan ajaran agama tertentu.
Sementara pilihan jawaban (C) dan (D) kurang tepat karena kurang berkaitan
secara khusus dengan nilai yang dipertanyakan.

C. Kegiatan Pembelajaran 3

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-3.

1. Jawaban : C
Perubahan merupakan proses perubahan, pengurangan, dan penambahan
materi muatan dari konstitusi. Di Indonesia, proses perubahan ini dibatasi pada
perubahan yang hanya boleh dilakukan pada isi dan batang tubuh UUD NRI.
Dalam artian, hanya sebagian yang boleh dilakukan perubahan dan ada
beberapa bagian lain yang tidak boleh dirubah, dimodifikasi, dikurangi,
atau ditambah karena berkaitan dengan komitmen bangsa Indonesia (C).
Maka dari itu, pilihan jawaban (A) dan (B) kurang tepat karena mengarah pada
perubahan semua muatan materi. Sedangkan pilihan jawaban (D) juga kurang
tepat dikarenakan pembukaan termasuk pada bagian yang tidak boleh
diperubahan dalam ketentuan UUD NRI Tahun 1945.
2. Jawaban : C
Semua pernyataan yang tertera pada soal merupakan pernyataan yang
benar mengenai tujuan dari perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945.
Dimana semua pernyataan mengarah pada pemahaman bahwa tujuan
dari perubahan adalah penyempurnaan isi UUD NRI Tahun 1945 sebagai
konstitusi tertulis agar kebermanfaatannya dapat dimaksimalkan sesuai
dengan perkembangan zaman (C). Tentunya dengan tetap berkomitmen
pada konten-konten tertentu yang tidak dapat dilakukan perubahan.
Sementara pilihan jawaban (A) dan (B) kurang tepat karena hanya mencakup
sebagian. Sedangkan pilihan jawaban (D) kurang tepat karena bertentangan
dengan pilihan jawaban (C) yang benar.

207
Evaluasi

3. Jawaban : D
Terdapat 4 (empat) proses tahapan perubahan yang diatur oleh UUD NRI
Tahun 1945 khususnya pada pasal 37. Tahapan pertama yang menjadi
pertanyaan berisikan pengajuan usul perubahan diajukan oleh sekurang-
kurangnya 1/3 dari jumlah (D). Ketentuan ini sesuai dengan yang tertera
pada pasal 37 ayat (1). Melalui penjelasan ini, secara tidak langsung juga
menjadi rasional bahwa pilihan jawaban (A), (B), dan (C) merupakan pilihan
jawaban yang kurang tepat.

4. Jawaban : B
Setelah UUD NRI Tahun 1945 diperubahan, kedaulatan didelegasikan
kepada rakyat dilaksanakan berdasarkan UUD. Sebagaimana Pasal 1 ayat (2)
UUD 1945 setelah perubahan dikatakan bahwa “kedaulatan berada
ditangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar” (B).
Hal ini berarti rakyat memiliki andil yang besar terhadap keberadaan NKRI
sebagai negara yang merdeka dan terlepas dari segala macam bentuk
intervensi dari pihak lain. Sementara pilihan jawaban (A) kurang tepat
dikarenakan pernyataan yang ada merupakan isi dari Pasal 1 ayat (2) UUD
1945 sebelum perubahan. Sedangkan pilihan jawab (C) dan (D) juga kurang
tepat dikarenakan pada dasarnya baik DPR maupun DPD adalah lembaga
perwakilan rakyat yang menjadi unsur MPR. Sementara permasalahannya
bertitik tumpu langsung dengan rakyat, bukan lembaga negara.

5. Jawaban : A
Komitmen terhadap pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang ditunjukkan
melalui konsistensi mempertahakan isi dari pembukaan didasari rasional
bahwa Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat dasar-dasar filosofis dan
dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam UUD 1945 (A).
Pembukaan UUD 1945 mengandung dasar berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), tujuan (Haluan) negara serta dasar Negara
yang harus tetap dipertahankan. Oleh sebab itu Pembukaan UUD 1945
tidak diperubahan dengan alasan apapun. Pilihan jawaban (B) bukan
merupakan jawaban yang tepat karena komitmen atas pembukaan ini bukan

208
PPKn SMP KK J

hanya bergantung pada munculnya peraturan yang berkaitan dengan hal


tersebut, melainkan datang dari jiwa bangsa Indonesia. Pilihan jawaban (C)
kurang sesuai karena pembukaan menjadi sumber yang menjiwai semua
materi muatan pada pasal-pasal yang terdapat di UUD NRI Tahun 1945.
Sementara pilihan jawaban (D) sesungguhnya mendekati jawaban yang tepat
karena jika pembukaan dirubah maka akan menyebabkan konflik di
masyarakat. Namun detail dari konfliknya tidak dijabarkan. Sebagai contoh,
konflik berkaitan dengan persatuan masyarakat.

D. Kegiatan Pembelajaran 4

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-4.

1. Jawaban : D
Undang-Undang Dasar 1945 sebelum perubahan memberi kekuasaan
yang sangat besar kepada Presiden RI untuk menyelenggarakan roda
kenegaraan. Oleh karena para ahli hukum tata negara, kekuasaan tersebut
dibagi dalam beberapa jenis kekuasaan. Kekuasaan Presiden RI
berdasarkan UUD 1945 dibagi menjadi; kekuasaan administratif;
kekuasaan legislatif; kekuasaan yudikatif; kekuasaan militer; kekuasaan
diplomatik; dan kekuasaan darurat. Kekuasaan yang begitu besar
tersebut dinilai oleh banyak kalangan sebagai penyebab rendahnya
tingkat pengawasan antar lembaga negara (D). Atas desakan dari berbagai
pihak akhirnya pada tahun 1999 sampai tahun 2004 MPR melakukan
perubahan terhadap UUD 1945. Hasil dari perubahan tersebut, salah satunya
adalah mereduksi kekuasaan presiden. Sementara itu, pilihan jawaban (A)
kurang tepat dikarenakan melalui kekuasaan yang dimiliki oleh presiden yang
mengakibatkan rendahnya implementasi prinsip checks and balances
menyebabkan banyak konflik terlebih antar lembaga negara. Sehingga dapat
megancam kedaulatan NKRI itu sendiri. Pilihan jawaban (B) kurang tepat
karena dalam ketentuan yang ada Presiden diberikan wewenang untuk
menjalankan kekuasaan legislasi, sehingga berkebalikan dengan pernyataan.
Sedangkan pilihan jawaban (C) kurang tepat pula karena kondisi yang ada
justru mematikan konsep demokrasi dan melahirkan sistem politik otokrasi

209
Evaluasi

dimana Presiden bersikap sangat otoriter terhadap setiap kebijakan yang


dibuat.

2. Jawaban : B
Berdasarkan hasil perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945, terjadi
beberapa pembatasan kekuasaan atau wewenang dari presiden. Hal ini tampak
pada hakim agung yang tidak lagi diangkat secara langsung dan independen
oleh presiden (A), melainkan diajukan oleh komisi yudisial untuk diminta
persetujuan DPR, selanjutnya ditetapkan oleh presiden. Sehingga pilihan
jawaban (A) kurang tepat. Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan
tidak lagi diangkat oleh presiden (C), tetapi dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden.
Maka pilihan jawaban (C) kurang tepat. Selain itu, dalam Ketetapan MPR
Nomor VII/MPR/ 2000 juga diatur keterlibatan DPR dalam proses
pengangkatan Panglima Tentara Nasional dan Kepala Polri (D). Sehingga
pilihan jawaban (D) juga kurang tepat. Keterlibatan DPR dalam hal
pengangkatan pejabat-pejabat tersebut mencerminkan suatu mekanisme
ketatanegaraan yang mengarah kepada keseimbangan dan demokratisasi.
Namun sayang, masih ada yang tertinggal, yakni pengangkatan seorang
jaksa agung yang masih menjadi kewenangan presiden, tanpa melibatkan
DPR (B). Maka pilihan jawaban yang paling tepat adalah pilihan jawaban (B).

3. Jawaban : (B)
Pilihan jawaban (B) menjadi jawaban yang tepat atas pertanyaan nomor 2
dikarenakan setelah proses perubahan, kekuasaan pembentukan undang-
undang berdasarkan pasal 20 perubahan pertama UUD 1945, tidak lagi
dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(B). Pilihan jawaban (A) kurang tepat karena perihal aturan mengenai Bank
Sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang, sekarang diatur
dalam pasal 23D perubahan keempat masuk dalam kategori ketentuan dan
lembaga baru. Sedangkan pilihan jawaban (C) dan (D) kurang tepat
dikarenakan masuk dalam kategori ketiga yaitu ketentuan dan lembaga yang
dimodifikasi.

210
PPKn SMP KK J

4. Jawaban : A
Berdasarkan hasil perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 perihal
wewenan MPR, tampak bahwa telah terjadi pengurangan kewenangan atau
kekuasaan MPR yang sebelumnya sebagai pelaksana pemegang
kedaulatan rakyat sepenuhnya berubah tidak lagi sebagai pelaksana
pemegang kedaulatan rakyat (A). Di samping itu, memberhentikan presiden
dan wakilnya dari jabatannya, MPR tidak bisa lagi bertindak sendiri seperti
kasus pemberhentian Presiden Sukarno tahun 1967 dan Presiden
Abdurrahman Wahid tahun 2001, tetapi harus melibatkan lembaga baru yaitu
Mahkamah Konstitusi. Penjelasan ini secra otomatis menunjukkan bahwa
pilihan jawaban (B), (C), maupun (D) merupakan pilihan jawaban yang kurang
tepat karena pada intinya terjadi pengurangan kewenangan atau kekuasaan
MPR.

5. Jawaban : B
Hasil perubahan pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 terutama Pasal 24A
ayat (3) menjelaskan bahwa pihak-pihak yang terkait dalam pengangkatan
hakim agung antara lain: Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial
kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan
selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden (B). Jadi dapat
disimpulkan bahwa Presiden, DPR, dan KY memiliki wewenang sebagai
lembaga negara yang berhak mengangkat hakim agung. Sementara pilihan
jawaban (A), (C), dan (D) kurang tepat karena pihak yang terkait tidak sesuai
dengan apa yang tertera pada Pasal 24A ayat (3) UUD NRI Tahun 1945.
E. Kegiatan Pembelajaran 5

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-5.

1. Jawaban : C
Pernyataan yang tertera pada soal nomor 1 merupakan penjelasan dari
pilihan jawaban (C). Dimana pada uraian materi yang ada disampaikan
bahwa negara hukum mengandung pengertian bahwa negara
memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui
pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan

211
Evaluasi

hak asasi manusia (C). Sementara pilihan jawaban (A) kurang tepat karena
berbicara mengenai hukum dalam artian luas. Yangmana lebih cenderung
berisikan pemahaman-pemahaman yang disampaikan oleh pakar. Salah
satunya, seperti yang dikemukakan oleh Immanuel Kant bahwa Hukum sebagai
segala keseluruhan syarat dimana seseorang memiliki kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang
lain dan menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan. Pilihan jawaban (B)
kurang tepat dikarenakan negara demokrasi lebih dekat dengan pemahaman
akan sistem pemerintahan yang dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat.
Walaupun dalam menjalankan negara demokrasi, penegakan hukum juga
menjadi salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan. Sedangkan pilihan
jawaban (D) kurang tepat karena pembahasannya jelas mengacu pada
keberadaan sebuah negara, bukan konten hukumnya seperti apa yang tertera
dalam pilihan jawaban (A).

2. Jawaban : B
Negara hukum sering kali dikaitkan dengan Istilah rechtsstaat dan the rule
of law. Pada hakikatnya kedua istilah tersebut mempunya makna berbeda. The
rule of law banyak dikembangkan di negara-negara Anglo Saxon, Anglo
Amerika, yang bertumpu pada common law yang lebih menitikberatkan pada
judicial. Maka jelas pilihan jawaban (A) dan (D) kurang tepat untuk menjawab
soal yang ada. Sementara pilihan jawaban (C) tidak tepat karena
sesungguhnya tidak terdapat referensi mengenai penerapan hukum yang pasti
dengan wilayah anglo continental. Sedangkan Rechtsstaat, merupakan
bentuk negara hukum yang banyak dianut di negara-negara eropa
continental yang bertumpu pada sistem civil law sesuai dengan pilihan
jawaban (B). Civil law dikembangkan dari kodifikasi hukum Romawi (Kaisar
Justinianus abad VI SM) yang dikenal dengan istilah “corpus Juris Civilis”.
Kodifikasi hukum tersebut dijadikan dasar perumusan dan kodifikasi hukum
Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Amerika Latin, dan beberapa Negara lainnya.
Ketika Belanda menjajah Indonesia, pengembangan dari hukum Romawi
tersebut juga diberlakukan di Indonesia.

212
PPKn SMP KK J

3. Jawaban : (C)
Implementasi negara hukum di Indonesia dapat dilihat mulai dari kebijakan
yang dibuat oleh para pihak yang berwenang untuk menciptakan keteraturan
hidup bangsa Indonesia hingga praktik nyata pemberian keputusan-keputusan
di ranah peradilan akan sebuah masalah. Hal-hal tersebut didasari oleh nilai-
nilai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Setiap peraturan
yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Pada
keempat pilihan jawaban yang ada, pilihan jawaban yang telah terbukti tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila adalah pilihan jawaban (C). MK
berpendapat bahwa kebijakan membuat peraturan tetang sekolah bertaraf
internasional di sekolah pemerintah itu bertentangan dengan UUD 1945,
RSBI menimbulkan dualisme pendidikan, kemahalan biaya menimbulkan
adanya diskriminasi pendidikan, pembedaan antara RSBI/SBI dengan non
RSBI/SBI menimbulkan adanya kastanisasi pendidikan. Sementara pilihan
jawaban (A), (B), maupun (D) berkesesuaian dengan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara. Sebagai contoh, peraturan perundang-
undangan tentang lingkungan hidup yang tercantum pada UU No. 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dna Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU ini sejalan
dengan salah satu pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yaitu Pasal 28H ayat (1).
Begitu pula dengan UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum yang berkesesuaian dengan Pasal 5
ayat (1) dan juga Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah yang berkesesuaian dengan Pasal 1 UUD NRI Tahun
1945.

4. Jawaban : B
Berkaitan dengan jaminan hukum terhadap perlindungan hak asasi
manusia secara utuh terdapat pada Pasal 27-34 UUD NRI Tahun 1945 (B).
Sementara pilihan jawaban (A) kurang tepat karena mencantumkan Pasal 26
yang berisikan tentang warga negara dan penduduk. Sedangkan pilihan
jawaban (C) dan (D) sebetulnya berisikan jaminan hukum terhadap
perlindungan HAM namun pasal yang disajikan kurang lengkap.

5. Jawaban : A

213
Evaluasi

Kegiatan kemanusian yang dilakukan oleh warga negara dengan tujuan


kepedulian lintas negara merupakan komitmen bangsa Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat dunia. Terlebih di bidang penegakan atas perlindungan
Hak Asasi Manusia. Komitmen ini terdapat dalam pembukaan UUD NRI Tahun
1945 alinea ke-1 yang berbunyi “kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan:” (A). Kalimat ‘hak
segala bangsa’ dan ‘penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’
merupakan komitmen bangsa Indonesia untuk tidak lagi melihat batas
wilayah dalam menegakkan kemerdekaan bagi seluruh bangsa yang ada
di dunia, termasuk Palestina. Sementara pilihan jawaban (B) mengarah pada
penjaminan hak politik dan ekonomi warga negara. Pilihan jawaban (C)
mengenai hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan
dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil
perjuangan manusia semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan pilihan jawaban (D) mengenai tujuan bangsa dan negara Indonesia
yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila.

F. Kegiatan Pembelajaran 6

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-5.

1. Jawaban : D
Pada uraian awal karakteristik masyarakat Bhinneka Tunggal Ika telah
disampaikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terlahir dengan
keberagaman yang khas. Hal ini menyebabkan munculnya keunikan yang
berbeda dengan bangsa lain. Dikarenakan sejarah dan kondisi geografis
yang ada, keberagaman yang tercipta pada masyarakat Indonesia yaitu
keberagaman suku, agama, dan ras (D). Sementara pilihan jawaban (A) dan
(B) kurang tepat karena ideologi serta falsafah bangsa bukan termasuk konten
keberagaman bangsa Indonesia. Ideologi dan falsafah bangsa yang dimiliki
dalam konteks masyarakat sebagai bangian dari unsur negara hanyalah satu,
yaitu Pancasila. Sedangkan pilihan jawaban (C) kurang tepat karena
kebangsaan masyarakat Indonesia adalah satu kesatuan bangsa Indonesia.

214
PPKn SMP KK J

2. Jawaban : C
Membangun sikap berpikir positif terhadap keanekaragaman bangsa
merupakan bentuk pemahaman warga negara atas jati dirinya sebagai bagian
dari bangsa Indonesia yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini
didasari oleh pemahaman bahwa keberagaman merupakan warisan
kekayaan yang dapat menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk
memperkokoh NKRI dan menghadapi segala tantangan zaman. Maka dari
itu, pilihan jawaban (C) adalah pilihan jawaban yang tepat. Dengan demikian,
menjadi kurang tepat jika berkembang pemikiran bahwa keberagaman menjadi
hambatan dalam mencapai tujuan bangsa seperti pilihan jawaban (A) serta
menjadi sumber konflik di masyarakat seperti pilihan jawaban (B). Terlebih,
penyeragaman seperti yang terdapat pada pilihan jawaban (D) yang jelas
bertentangan dengan semangat merangkul keberagaman sebagai karakteristik
dan sumber kekuatan harmonisasi kehidupan bangsa dan negara.
3. Jawaban : B
Kondisi masyarakat Indonesia yang beragam memang membutuhkan sikap
dan perhatian khusus agar dapat menjadi sumber kekuatan bagi bangsa
Indonesia dalam mencapai tujuan bersama. Karena tidak menutup
kemungkinan keberagaman suku, ras, dan agama sangat rentan menimbulkan
konflik jika masyarakatnya tidak memiliki pemahaman yang baik bagaimana
seharusnya bersikap dan bertindak pada orang-orang yang berbeda latar
belakang dengan mereka. Maka dari itu, pilihan jawaban yang paling tepat
berkaitan dengan permasalahan ini adalah pilihan jawaban (B). Melalui
bersikap toleran terhadap perbedaan yang ada, maka setiap individu akan
mudah untuk mengendalikan egoisme diri sehingga kerjasama akan lebih
mudah dilakukan. Sementara pilihan jawaban (A) kurang tepat dikarenakan
jika pengambilan keputusan atau penyelesaian masalah selalu mengutamakan
masyarakat mayoritas maka diskriminasi menjadi konflik yang tak terelakkan
hadir. Pilihan jawaban (B) kurang tepat karena dampak dari egoisme adalah
perpecahan. Sedangkan pilihan jawaban (D) kurang tepat pula karena individu
dengan sikap demikian adalah individu yang nantinya akan mudah sekali
dipengaruhi dan tidak memiliki kebijaksanaan dalam menentukan arah
tujuannya. Sehingga berpotensi untuk memecahbelah persatuan pula.

215
Evaluasi

4. Jawaban : A
Upaya yang dapat dilakukan warga negara sebagai bentuk partisipasinya
menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia di bidang persatuan dan
kesatuan yang paling tepat adalah menjalin pergaulan antarsuku bangsa (A).
Hal ini didasari oleh paradigma bahwasanya dengan menjalin pergaulan,
warga negara tersebut telah mengimplementasikan konsep gotong
royong yang sesungguhnya. Dimana perlu diingat pula bahwa gotong
royong merupakan inti dari nilai-nilai Pancasila. Pilihan jawaban (B) dan (C)
kurang tepat karena dalam konsep persatuan dan demokrasi yang ada di
Indonesia, setiap warga negara harus secara bijak menentukan mana yang
harus didahulukan tanpa merugikan salah satu hal. Karena pada dasarnya
sikap rela berkorban pada bangsa dan negara bukan berarti tidak memikirkan
kebutuhan pribadinya. Sedangkan pilihan jawaban (D) kurang tepat karena
tidak semua aspek kehidupan harus diarahkan pada paradigma kompetisi. Di
bidang persatuan dan kesatuan, ada baiknya harmonisasi dan kerjasama
antarpihak menjadi poin utama.

5. Jawaban : A
Sikap dan perilaku yang tepat untuk memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu dengan memiliki semangat persatuan yang
berwawasan nusantara (A). Pilihan jawaban ini menjadi yang paling tepat
menjawab soal yang ada karena dengan memiliki kedua aspek tersebut,
warga negara akan memahami esensi dan urgensi sesungguhnya dari
memperkokoh NKRI sebgaaimana cita-cita bangsa. Pilihan jawaban (B) dan
(C) kurang tepat karena etnosentrisme atau sentimental kedaerahan justru
dapat menjadi sumber perpecahan dari NKRI karena masing-masing akan
mengunggulkan daerahnya sendiri tanpa menyadari bahwa semua adalah
bagian dari bangsa da negara Indonesia. Sementara pilihan jawaban (D)
kurang tepat karena chauvinisme dapat berdampak pada hubungan yang tidak
baik dengan bangsa lain. Padahal komitmen kita sebagai bangsa Indonesia
adalah nasionalisme yang tidak hanya bertitiktumpu pada arah ke dalam
melainkan juga ke luar sebagai bagian dari masyarakat dunia

216
PPKn SMP KK J

G. Kegiatan Pembelajaran 7

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-7.

1. Jawaban : C
Tata urutan tahapan yang paling tepat berkaitan dengan pengembangan
kegiatan mengamati dalam pembelajaran secara tepat sesuai dengan uraian
materi yang disampaikan, ditunjukkan oleh pilihan jawaban (C) sebagai berikut
: 1) Menentukan objek apa yang akan amati; 2) Membuat pedoman
pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi; 3)
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer
maupun sekunder; 4) Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi; 5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar; dan 6) Menentukan
cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Dengan demikian, pilihan jawaban (A), (B), maupun (D) merupakan pilihan
jawaban yang kurang tepat dikarenakan tata urutan yang kurang runtut dalam
penyajiannya.

2. Jawaban : C
Kata perintah yang dapat digunakan dalam pengembangan kegiatan
bertanya tingkat pemahaman yaitu bandingkan! (C). Pertanyaan pada level
pemahaman adalah pertanyaan yang menimbulkan jawaban dengan cara
mengemukakan pemahaman tentang sesuatu hal. Pertanyaan ini meminta
siswa untuk merangkai informasi tertentu yang mempunyai keterkaitan,
bahkan disinyalir ada hubungan sebab-akibat. Pertanyaan ini biasanya di
awali dengan kalimat tanya jelaskan, uraikan, bandingkan, dan lain-lain.
Pilihan jawaban (A) kurang tepat karena termasuk dalam kategori
pengetahuan. Sementara pilihan jawaban (B) kurang tepat karena termasuk
kategori penerapan. Sednagkan pilihan jawaban (C) kurang tepat karena
termasuk kategori sintesis.

3. Jawaban : C

217
Evaluasi

Dalam rangka menemukan informasi yang tepat untuk menjawab


pertanyaan, maka kaidah mengumpulkan informasi seperti yang telah terdapat
dalam uraian materi harus diperhatikan. Pada kasus ini, maka yang dianggap
sebagai sumber informasi yang kurang tepat berkaitan dengan implementasi
HAM di Indonesia pada masa orde reformasi adalah pilihan jawaban (C). Hal
ini dikarenakan piagam madinah tidak berisikan dasar ataupun bukti
dinamika dari implementasi HAM di Indonesia. Melainkan sebuah
dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan
suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan
kaum-kaum penting di Yathrib. Sementara pilihan jawaban (A) dan (B)
merupakan sumber informasi yang tepat karena merupakan dasar
implementasi HAM di Indonesia. Sedangkan pilihan jawaban (D) dapat
berisikan informasi mengenai studi kasus atau dinamika perlindungan ataupun
pelanggaran HAM di Indonesia.

4. Jawaban : B
Mengasosiasi dapat diartikan sebagai kegiatan aktif siswa membentuk
hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan atau panca indera. Mengolah
informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Maka untuk mencapai
tujuan tersebut, dibutuhkan beberapa langkah mengasosiasi yang salah
satunya terdapat dalam pilihan jawaban menganalisis data dalam bentuk
membuat kategori (B). Pilihan jawaban (A) dan (D) kurang tepat dikarenakan
termasuk pada kategori mengamati. Pilihan jawaban (C) termasuk dalam
kategori pengumpulan informasi.

5. Jawaban : B
Menuliskan atau menceritakan, menayangkan, memajangkan,
mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan, memaparkan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola, merupakan kegiatan pengembangan mengkomunikasikan
(B). Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan menunjukkan
tingkatan tertinggi dalam proses berpikir dikarenakan siswa berada pada

218
PPKn SMP KK J

tahapan menyampaikan hasil kerjanya pada orang lain. Sementara pilihan


jawaban (A) kurang tepat karena mengamati lebih menekankan pada tahapan
siswa melakukan observasi terhadap suatu hal yang telah ditentukan. Pilihan
jawaban (C) kurang tepat karena pada tahapan mengumpulkan informasi akan
banyak diisi dengan kegiatan mencari data atau sumber referensi terkait.
Sedangkan pilihan jawaban (D) juga kurang tepat karena mengaosiasi adalah
tahapan melakukan penelaahan.

H. Kegiatan Pembelajaran 8

1. Jawaban : C
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek yang dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Salah satu karakteristik yang
dimiliki adalah membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja (C). Hal ini
dikarenakan proses pembelajaran yang ada mengarahkan siswa untuk
melakukan sebuah proyek yangmana mereka sendiri sebagai pemeran
utama menjalankan kegiatan tersebut. Pilihan jawaban (A) dan (B) kurang
tepat karena merupakan karakteristik dari model pembelajaran berbasis
masalah. Sedangkan pilihan jawaban (D) kurang tepat karena merupakan
karakteristik dari model pembelajaran DL.

2. Jawaban : A
Pernyataan yang kurang tepat berkaitan dengan hambatan atau kelemahan
model pembelajaran berbasis proyek yaitu pembelajaran berbasis proyek tidak
memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang komplek (A). Karena pada dasarnya pembuatan dan
pelaksanaan proyek cenderung menghabiskan banyak waktu untuk dapat
terselesaikan hingga masalah yang dipilih dapat diatasi. Dengan demikian,
secara tidak langsung pilihan jawaban (B), (C), dan (D) merupakan pernyataan
yang tepat berkaitan dengan kelemahan atau hambatan pelaksanaan

219
Evaluasi

pembelajaran berbasis proyek.

3. Jawaban : B
5 (lima) pernyataan yang tertera pada soal merupakan strategi dalam
mewujudkan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah (B). Pilihan jawaban (A) kurang tepat dikarenakan pendekatan yang
digunakan dalam model pembelajaran ini adalah student-centered.

4. Jawaban : D
Tujuan dan hasil pemebelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah cenderung mengarah pada kemampuan berpikir dan bekerja sama
dalam memecahkan masalah. Hal ini didasari oleh konstruk dasar dari PBL
yang memang diarahkan dengan basis sumber belajar berupa masalah.
Sehingga pilihan jawaban (D) yang memuat pernyataan ke-1 dan ke-3 adalah
pilihan jawaban yang paling tepat. Sementara pernyataan ke-2 merupakan
tujuan dan hasil dari model PjBL. Sedangkan pernyataan ke-4 merupakan
tujuan dan hasil dari model DL. Dengan demikian pilihan jawaban (A), (B), dan
(C) merupakan pilihan jawaban yang kurang tepat untuk menjawab pertanyaan
yang ada

5. Jawaban : C
Secara umum, model pembelajaran Discovery Learning (DL) terdiri dari 4
(empat) tahapan yaitu: stimulasi (C), identifikasi masalah (A), pengumpulan
data (B), dan pengolahan data (D). Maka secara tidak langsung telah
diketahui bahwa stimulasi merupakan tahapan pertama dalam proses
pembelajaran yang ada.

I. Kegiatan Pembelajaran 9

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif beserta
analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-9.

1. Jawaban : C
Penilaian akan sikap sosial siswa dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu observasi dan jurnal (C). Melalui observasi, guru dapat mengamati

220
PPKn SMP KK J

bagaimana aktivitas sosial siswa dalam berbagai kegiatan dengan lembar


observasi yang telah ditentukan. Kemudian mencatat hasil observasi
sebagai rujukan menyusun laporan. Sedangkan pada jurnal, perilaku
siswa yang dicatat adalah perilaku yang sangat baik dan / atau kurang
baik yang berkaitan dengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap
spiritual dan sikap sosial. Namun seyogyanya yang dicatat dalam jurnal tidak
terbatas pada dua tolak ukur tersebut, tapi juga setiap perkembangan menuju
sikap yang diharapkan. Maka dari itu, observasi dan jurnal harus dilakukan
setiap hari oleh guru. Semnetara penilaian diri dan penilaian antarteman sebaya
dilakukan secara berkala oleh siswa. Dengan demikian, pilihan jawaban (A),
(B), dan (D) kurang tepat.
2. Jawaban : B
Teknik obersvasi ditujukan agar guru dengan mudah memberikan penilaian
terhadap aktivitas siswa yang berkaitan dengan sikap sosial dan spiritualnya.
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan pilihan jawaban (A), (C), maupun (D).
Sementara pilihan jawaban (B) berisikan pernyataan yang kurang tepat
dikarenakan pada guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangan
sikap spiritual dan sikap sosial setiap siswa dan menyerahkan ringkasan
tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut setelah mereka
menyaksikan dan / atau memperoleh informasi terpercaya mengenai
perilaku siswa sangat baik / kurang baik yang ditunjukkan siswa secara
alami. Yangmana tidak ada ketentutan tengah semester.
3. Jawaban : D
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti
dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada pada
mata pelajaran PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak
dikembangkan KD (D). Penilaian sikap pada mapel PABP dan PPKn akan
diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan
indikatornya. Sehingga pilihan jawaban (A), (B), dan (C) berisikan pernyataan
yang kurang tepat karena mengandung unsur mata pelejaran selain PABP dan
PPKn. Namun penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama
Budi Pekerti (PABP) dan PPKn tetaplah harus melalui perencanaan.
Perencanaan diawali dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada KI-1 dan
KI-2 serta sikap yang diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam ketentuan

221
Evaluasi

K-13.

4. Jawaban : D
Semua pernyataan yang tertera pada soal merupakan contoh sikap spiritual
yang dapat digunakan dan dinilai pada semua mata pelajaran. Dikarenakan
keempatnya menunjukkan aktivitas kerohanian atau terdapat hubungan
antara manusia dengan penciptanya. Maka dari itu yang paling tepat adalah
pilihan jawaban (D). Sementara pilihan jawaban (A), (B), maupun (C) hanya
berisi sebagian konten dari pernyataan yang ada.
5. Jawaban : B
Pilihan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan adalah pilihan jawaban
(A). Alasannya, pada penilaian terhadap sikap sosial, kasus yang ada
mencerminkan ketidaksesuaian terhadap karakter tanggung jawab. Hal ini
ditunjukkan dengan sikap siswa yang tidak mengerjakan tugas. Sebagai
tindak lanjut agar siswa menjadikan kesalahannya sebagai bahan
memperbaiki diri maka guru seyogyanya menegur dan mendampingi
siswa mengerjakan tugas dengan baik. PIlihan jawaban (A) kurang tepat
karena tidak terdapat tindak lanjut. Pilihan jawaban (C) kurang tepat karena
tidak ada konten ketepatan waktu dalam pemberian tugas yang menjadi
cerminan sikap disiplin. Sedangkan pilihan jawaban (D) kurang tepat karena
kasus yang ada bukan berkaitan dengan kepedulian.

J. Kegiatan Pembelajaran 10

Pembahasan yang ada berfokus pada kunci jawaban soal-soal formatif


beserta analisisnya berkaitan dengan materi Kegiatan Pembelajaran-1.

Jawaban : D
Pilihan jawaban yang sesuai adalah (D). Dalam uraian materi telah
dijelaskan bahwa secara garis besar bahan ajar atau materi pembelajaran
memegang peranan penting karena di dalamnya berisikan pengetahuan
(A), keterampilan (B), dan sikap atau nilai (C) yang harus dipelajari oleh
siswa. Sementara penilaian merupakan konten yang seharusnya terdapat
dalam pedoman pembelajaran bagi guru. Maka dari itu, pilihan jawaban (D)
adalah pilihan yang paling tepat menjawab soal tersebut.

222
PPKn SMP KK J

1. Jawaban : D
Efektivitas dan efisiensi pembelajaran akan diperoleh dengan
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan sumber belajar salah satunya yaitu
bahan dan alat yang tepat untuk siswa dan guru atau tim pengajar, sehingga
diperoleh interaksi yang maksimal dan multi arah dalam kegiatan belajar
mengajar (D). Karena tujuan dari pembelajaran bukan hanya mengarah
pada terpenuhinya tugas guru sebagai fasilitator penyampai materi,
melainkan terbangunnya proses pembelajaran bagi setiap komponen.
Sementara pilihan jawaban (A) dan (C) kurang tepat karena jika hal tersebut
dilakukan maka akan terjadi monopoli proses pembelajaran oleh guru secara
mutlak. Sedangkan pilihan jawaban (B) kurang tepat karena mengarah pada
terjadinya diskriminasi.
2. Jawaban : A
Pengarahan sumber belajar pada siswa harus didasari atas
kesesuaian materi pembelajaran dengan isi konten dari sumber belajar.
Maka, pilihan jawaban yang paling tepat berkaitan dengan sumber belajar
mengenai keberadaan Pancasila sebagai dasar negara adalah UUD NRI Tahun
1945 (A). Pilihan jawaban (B), (C), dan (D) kurang sesuai karena di dalamnya
tidak terdapat kesinambungan dengan konten soal.
3. Jawaban : C
Perihal pengembangan media pembelajaran, keadaan siswa menjadi
poin yang tidak dapat diremehkan keberadaannya. Sebuah program media,
mungkin cocok untuk tujuan tertentu, akan tetapi tingkat kerumitannya jauh
dengan kemampuan siswa. Jika hal ini terjadi, maka hal demikian tidak bisa
dipilih. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kondisi siswa, misalnya
jenjang pendidikan (SD, SMP atau SMA), besar-kecilnya kelompok siswa, serta
perkembangan psikologis yang melekat pada mereka. Maka, media yang paling
sesuai dengan kondisi psikologis siswa SMA yang cenderung kritis dan mulai
berpikir secara logis adalah peta konsep yang terdapat dalam pilihan jawaban
(C). Pilihan jawaban (A) cocok untuk siswa SD, pilihan jawaban (B) cocok untuk
siswa SMP, dan pilihan jawaban (D) cocok untuk anak usia dini.
4. Jawaban : B
Pertimbangan ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan tujuan,
materi dan karakteristik siswa merupakan pemahaman akan faktor yang Perlu

223
Evaluasi

diperhatikan dalam pengembangan Media pembelajaran PPKn SMP. Terutama


pada bagian ketepatgunaan (B). Pertimbangan akan kebermanfaatan dari
penggunaan media menjadi poin utama bagian ini. Pilihan jawaban (A)
kurang tepat karena tujuan dipahami sebagai arah yang dituju atas pembuatan
media. Pilihan jawaban (C) kurang tepat karena kemampuan guru berkaitan
dengan kompetensi guru dalam mengelola dan menggunakan media.
Sedangkan pilihan jawaban (D) berkaitan dengan kualitas dari teknologi atau
media yang digunakan dalam pembelajaran.

Kunci Jawaban Evaluasi Kelompok


Profesional Pedagogik
No Jawaban No Jawaban

1 A 21 C
2 B 22 D
3 D 23 A
4 C 24 B
5 A 25 B
6 D 26 D
7 C 27 A
8 D 28 B
9 B 29 B
10 A 30 C
11 B
12 A
13 B
14 C
15 B
16 C
17 B
18 D
19 C
20 B

224
PPKn SMP KK J

Penutup

Demikianlah modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok


kompetensi J bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP.

Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang


diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam
menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu
kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta
bermakna bagi para siswa.

Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini


akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada
saat pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah
masing-masing

Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran
dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul.

225
Daftar Pustaka

Daftar Pustaka
Alwi, H.. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Asshiddiqie, J. 2012. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika.
Badudu, J.S dan Zain, S.M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Intergrafika
Bertens, K, 2000. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Budiardjo, M. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia
Cholisin. 2005. Pengembangan Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic Education) Dalam Praktik Pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
Darmodiharjo, D. 1986; Nilai, Norma, dan Moral; Jakarta: Aries Lima
Depdiknas, 2003 Media Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Djamarah, S.B. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Kama, A.H. 2000. Pendidikan Nilai. Bandung : MKDU Press.
Untari, S. 2012. “Pancasila dalam Kehidupan Berasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara” dalam Margono (Ed). Pendidikan Pancasila Topik Aktual
Kenegaraan dan Kebangsaan. Malang: Universitas Negeri Malang (UM
Press)
http://www.bin.go.id/wawasan/detil/190/3/07/02/2013/pembudayaan-
pancasila#sthash.ElHUnJm0.dpuf
http://biyot.wordpess.com
http://forum.detik.com.
http://kekayaanindonesiaku.blogspot.co.id/p/kekayaan-dan-keragaman-
indonesia.html
http://www.plengdut.com/2014/09/faktor-penyebab-keberagaman-
masyarakat.html
https://nurutamidarojah.wordpress.com/sesi-2/bab-2-bertoleransi-dalam-
keberagaman-di-indonesia/b-perilaku-toleran-terhadap-keberagaman-
dalam-bingkai-bhineka-tunggal-ika/
http://almanar.co.id/takiyatun-nafs/indahnya-harmoni-sosial.html#
http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/04/upaya-dalam-menjaga-keutuhan-
nkri.html
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/11/upaya-mempertahankan-nkri_28.html
zenosoft.files.wordpress.com/2013/01/nkri.docx
http://www.kompasiana.com/srie/sengketa-perbatasan-indonesia-malaysia-
tegas-
http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-
langkahpengembangan-media.html
http://www.banyumaskab.go.id/berita-386-penerapan-media-pembelajaran-

226
PPKn SMP KK J

untuk-meningkatkan-efektivitas-diklat.html
Juliardi, Budi. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Jutmini, Sri dan Winarno. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas 1
SMA. Surakarta : Tiga Serangkai.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta :
Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013. Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2013. Tentang
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta :
2014
Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Kaelan. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Kansil, C.S.T, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi
Nusantara
Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Jakarta: PT Anem Kosong Anem
Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan .
Jakarta: Erlangga
KementerianPendidikandanKebudayaan. 2015.
PendidikanPancasiladanKewarganegaraan m.kompasiana.com
taufikismailnuraya
Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemdikbud
Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta:
Pusbangprodik.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013.Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Buku guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik,
Tim. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun
2014. Jakarta: Kemendikbud.
Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan
Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press

227
Daftar Pustaka

Mertokusumo, Sudikno. 1999. Mengenal Hukum; Suatu Pengantar. Yogyakarta:


Liberty.
Maarif, Ahmad Syafii,”Bhinneka Tunggal Ika Pesan Mpu Tantular Untuk
Keindonesiaan Kita”, Makalah dalam Lokakarya Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, 17-19 Juni 2011.
Noorsena Bambang, “Bhinneka Tunggal Ika; Sejarah, Filosofi, dan Relevansinya
sebagai Salah Satu Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”, Makalah
dalam Lokakarya MPR RI, Jakarta: 17-19 Juni 2011.
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, edisi revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010.
M. Solly Lubis. Hukum Tata Negara. Bandung: Mandar Maju, 2002.
Nickel, James W. 1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pranarka. A.M.W. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan
Proklamasi
Prabaswara, I.M. 2003. “Tujuh Abad Sumpah Palapa & Bhinneka Tunggal Ika, Doa
dan Renungan Suci Bali untuk Indonesia” dalam Bali Post Online, 2 Maret
2003.
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembalajaran pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Suseno, FM. 1996. Etika Dasar, Yogyakarta: Kanisius.
_____. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas
VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar
Tabinkas
Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1975. 30 Tahun Indonesia Meredeka.
……..Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

228
PPKn SMP KK J

Suharizal dan Arifin, F. 2007. Refleksi Reformasi Konstitusi 1998-2002 (Beberapa


Gagasan Menuju Perubahan Kelima UUD 1945). Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Syahuri, T. 2004. Hukum Konstitusi Proses dan Prosedur Perubahan UUD di
Indonesia 1945-2002. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat
UI Press
Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung:
Alumni
Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Suparyanto, Yudi dan Amin Suprihatini. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Kelas X SMA. Klaten : Cempaka Putih.
Supandi, 2015, Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013 , Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik,. Jakarta:
Kemendikbud
Suprihatini, Amin dkk. 2005. Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA Jilid 1. Klaten
: Cempaka Putih.
Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana Nana, 2005, Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan
Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta
Thaib, Dahlan. 1998. Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif
Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press
Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana
Media Grafika.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

229
Daftar Pustaka

Wiriatmadja. 2009. Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal


Pendidikan. Vol 15 (4): 368-382.
Yulies Tiena Masriani, 2004. Pengantar Hukum Indonesia. Yang menerbitkan PT
Sinar Grafika: Jakarta
-------------------------------. 2009. Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan
Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher
--------------------------------. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
--------------------------------. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia

230
PPKn SMP KK J

Glosarium

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya, baik


politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum


dasar tertulis (basic law) konstitusi pemerintahan Negara Republik
Indonesia saat ini

Bhineka Tunggal Ika adalah kata bhinneka berarti "beraneka ragam"


atauberbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti
"macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa
Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara
harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu",
yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya
bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan

Global adalah secara umum dan keseluruhan; secara bulat; secara garis
besar: memberikan penjelasan secara -- saja; 2 bersangkut paut,
mengenai, meliputi seluruh dunia;

Letak Geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau
posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah
lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis,
fisiografis dan social budaya.

Individualisme adalah asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar


Berpikirbertindak, dsb); dasar; -- deskripsi asas perbedaan; --
konvensi asas persesuaian; ber·prin·sipv mempunyai (menganut)
prinsip

231
Glosarium

Kepentingan Golongan adalah Kepentingan yang yang didahulukan untuk


kepentingan masing-masing anggota golongan atau kelompok
tertentu untuk kepentingna kelompok tersebut

Kristalisasi adalah perihal menjadi jernih dan jelas (tt suatu gagasan dsb):
sbg -- idenya, disusunlah sebuah rencana pelaksanaan yg konkret

Pancasila adalah Terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañcaberarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia

Prinsip adalah asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir,


bertindak, dsb); dasar; -- deskripsi asas perbedaan; -- konvensi asas
persesuaian; ber·prin·sipv mempunyai (menganut) prinsip

Semboyan adalah tanda atau alamat untuk memberitahukansesuatu (tentang


bunyi kentungan, nyala api, lambaian bendera, dan sebagainya

Samudra Indonesia : Samudra Indonesia atau Samudra Indiaadalah kumpulan


air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi.
Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan
Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa,
Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia; di selatan oleh Antartika.
Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20° timur
meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian.
Samudra Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra
yang menggunakan nama negara yaitu India

Sila adalah dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait
Kesatuan: hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh

232
PPKn SMP KK J

Landas kontinen: Landas Kontinen adalah dasar laut dan tanah di bawahnya
yang bersambungan dengan pantai tetapi diluar laut teritorial, sampai
pada kedalaman 200 meter atau lebih, sepanjang dalamnya air laut di
atasnya masih memungkin kan untuk dapat mengekplorasi-nya dan
mengekploitasi sumber-sumber daya alamnya
Laut teritorial: wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu Negara di laut.
Lebarnya adalah 12 mil diukur dari pulau terluar kepulauan suatu
Negara pada saat air laut surut.
ZEE: yaitu wilayah laut suatu Negara yang lebarnya 200 mil ke laut bebas.
Persatuan: Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai
komponen yang membentuk menjadi satu
catatan anekdot: cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang
sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang
terjadi secara insidental).
meaningfull learning: suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah
memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi
kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah
mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam
pikirannya.
mecanical device: alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa-
peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden.
soft skill: suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri
setiap manusia.
pendekatan saintific: kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum
2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk
adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains

233
Glosarium

discovery Learning: metode Discovery Learning adalah teori belajar yang


didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan mengorganisasi sendiri
hipotesis: jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
Interprestasi: penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan
antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-
simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi
simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
PJBL: .pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata
problem Solving: engembangan model PBL dalaml pembelajaran PPKn
SMP.Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode
pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata
sintesis: intesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian
menjadi satu kesatuan yang menyeluruh.

http://www.tvbersama.com/2017/09/piala-dunia.html

234
PPKn SMP KK J

235

Anda mungkin juga menyukai