ACARA I : CRUSHING
GOWA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kominusi
Pada umumnya, mineral pada bijih selalu berukuran lebih halus dan terasosiasi
dengan mineral pengotor (gangue). Oleh karena itu, mineral-mineral dalam bijih harus
dihancurkan sehingga dapat dipisahkan sebagai suatu produk baru. Jadi, bagian
pertama dari proses pengolahan mineral adalah proses crushingdan grinding, yang biasa
dikenal dengan sebutan kominusi (comminution) (Erwin, 2012).
Kominusi adalah usaha pengecilan ukuran bijih hasil proses penambangan agar
dapat diproses lebih lanjut. Proses ini terdiri dari dua tahapan yaitu peremukan
(crushing) dan penggerusan (grinding) bijih. Tujuannya adalah:
1. Membebaskan mineral berharga dari ikatannya dengan mineral pengotor.
Keterbebasan mineral berharga ini dinyatakan dengan derajat liberasi.
2. Mengecilkan ukuran partikel agar sesuai dengan metoda pemisahan yang
akan dilakukan.
3. Mengekspos/memunculkan mineral berharga. Hal ini dilakukan untuk
keperluan proses flotasi maupun proses hidrometalurgi dimana mineral
berharga yang terekspos dapat diapungkan atau larut dalam pelarut.
4. Memperbesar luas permukaan mineral sehingga kecepatan reaksi pelarutan
dapat berlangsung dengan baik.
5. Memenuhi permintaan pasar (Kelly dan Spottiswood, 1982).
Mineral yang berbentuk kristal memliki kecenderungan untuk pecah dengan
ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Kesulitan dalam melakukan proses kominusi
terletak pada keterbatasan ukuran yang lebih besar atau pun ukuran yang lebih kecil
dari ukuran yang dibutuhkan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka dibutuhkan
peilihan alat yang tepat dalam proses pengecilan ukuran (kominusi). Faktor-faktor yang
terlibat dalam proses kominusi yaitu teknik reduksi, rasio reduksi, dan ukuran umpan
(Metso, 2015).
Partikel padatan dapat dihancurkan (dikecilkan ukurannya) dengan berbagai
cara, tetapi pada umumnya hanya 4 cara saja yang seringkali dijumpai dalam mesin-
mesin pereduksi ukuran/mesin kominusi (size reduction machines), yaitu:
1. Kompresi (penekanan) — compression
Biasanya untuk reduksi partikel yang keras dan kasar, menjadi beberapa
partikel kecil. Contoh: pemecah kacang (nutcracke)
2. Impak (pembenturan) — impaction
Dipakai untuk mereduksi partikel yang keras, menjadi partiket-partikel
berukuran lebih kecil sampai partikel halus. Contoh: palu (hammer)
3. Atrisi (penggerusan/gesekan) — attrition or rubbing
Umunya dipakai untuk menghaluskan partikel-partikel lunak dan non-
abrasive. Contoh: penggerus (Prasetya, 2004).
2.2 Crushing
2. Dodge Crusher
Biasanya berukuran Iebih kecil dan Blake Crusher. Movable jaw bagian bawah
dipasang tetap sehingga lebar dan discharge opening relatif konstan. Ukuran
bahan yang keluar akan Iebih uniform, tetapi sangat rawan terhadap
kebuntuan (clogged/chokea) akibat lubang bukaan keluar (discharge
opening) yang tetap.
Prinsip kerja alat: Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman
bergerak naik-turun. Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah
atas bergerak horisontal kekirikekanan menekan bongkah-bongkah
padatan sampal pecah dan melepaskannya kebawah. Movable jaw frame
bagian bawah relatif tidak bergerak.
Gyratory crusher secara sepintas terlihat seperti jaw crusher, dengan jaw
berbentuk melingkar (sirkular), dimana material padatan dihancurkan. Kecepatan
kepala dan jaw penghancur (crushing head) umumnya antara 125 sampai 425
girasi/menit. Kelebihan Gyratory crusher yaitu:
1. Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar terutama untuk kapasitas >
900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy crushers bervariasi dari 600 - 6000 ton/jam,
tergantung ukuran produk yang diinginkan (antara 0.25 inch). Kapasitas
gyratory crusher terbesar mencapai 3500 ton/jam.
2. Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw
crushe,).
3. Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers.
Prinsip kerja alat:
Roda berputar, memutar countershaft dan gearing, dan piringan C. Selanjutnya,
piringan C akan memutar main-shaft yang terpasang eccentric pada piringan C.
Karena main-shaft bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric
menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya
(sampai discharge opening maksimum) (Prasetya,2004).
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
1. Sampel Batuan
2. Plastik C-tik
3. Kertas