DI DALAM MASYARAKAT
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sosio-Antropologi Keolahragaan
Yang dibina oleh Bapak Dr. Roesdiyanto, M.Kes
Oleh :
Anang Hermawan
109711427469
Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan melalui
olahraga dapat dilakukan national character building suatu bangsa, sehingga
olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas
bangsa, dan kebanggaan nasional. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang
keolahragaan yang bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga.
Melalui pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas Sumber Daya Manusia
dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, disiplin,
sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi olahraga yang dapat
membangkitkan kebanggaan nasional. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga
perlu mendapatkan perhatian yang lebih proporsional melalui pembinaan,
manajemen, perencanaan dan pelaksanaan yang sistematis dalam pembangunan
nasional.
Persaingan olahraga prestasi dewasa ini semakin ketat. Prestasi bukan lagi
milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa.
Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya dilakukan oleh suatu daerah atau negara
untuk menempatkan atletnya sebagai juara di berbagai kegiatan olahraga besar.
Dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang olahraga,
pada bulan September 1981 pemerintah secara khusus mencanangkan program
Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat. Seiring dengan
ini dua tahun kemudian, tahun 1983 pemerintah membentuk Kantor Menteri
Negara Urusan Pemuda dan Olahraga (Kantor Menpora) dan pada tingkat daerah
juga terbentuk Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dengan tugas pokok
antara lain melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan olahraga.
Beberapa cabang olahraga banyak digemari masyarakat, misalnya cabang
olahraga sepak bola, bola volley, tinju, karate, pencak silat dan lain-lain. Dari
besarnya antusias masyarakat tentu saja dapat mencapai prestasi maksimal baik
tingkat daerah maupun nasional. Tetapi prestasi itu belum bisa diwujudkan karena
beberapa kendala dari segi kurangnya pelatih profesional, dan pembinaan yang
dilakukan cenderung hanya ketika adanya event yang akan dilakukan. Tentunya
ini lah yang menghambat perkembangan olahraga dan minat masyarakat untuk
berprestasi.
Daya saing para atlet Indonesia baik ditingkat regional maupun tingkat
internasional masih belum mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Hal ini antara lain disebabkan oleh institusi keolahragaan yang ada belum mampu
melaksanakan pembinaan olahraga yang berlandaskan pada sistem manajemen
yang didasarkan pada interkoneksitas dan keterpaduan dari segenap unsur
keolahragaan.
Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga dan meningkatkan prestasi
untuk kemajuan pembangunan olahraga, beberapa permasalahan perlu
diidentifikasi. Majunya olahraga suatu daerah atau bangsa bisa dilihat dari segi
bagaimana manajemen dan pembinaan yang dilakukan. Dengan adanya Undang –
Undang Sistem Keolahragaan Nasional harus dapat membawa dampak positif
bagi masa depan olahraga di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya
pengembangan dan pembinaan yang lebih baik lagi di dalam masyarakat agar
mampu mencapai prestasi yang maksimal.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana dimana
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya,
istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam
bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat
pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan
masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai
kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,
chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti
teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit,
kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian
dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Pengertian Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi
untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
olahraga (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Bab I pasal 1). Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan
martabat bangsa yang dilakukan setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan,
dan potensi untuk mencapai prestasi (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Bab VI pasal 20).
Olahraga prestasi juga merupakan olahraga yang menjadi pusat dan objek
pembicaraan di mana-mana. Hal ini berkaitan dengan skor dan waktu yang
dijadikan patokan dalam pencapaian target lomba atau pertandingan. Olahraga
prestasi menawarkan berbagai harapan, seperti penghargaan, hadiah, bonus,
status, bahkan jaminan masa depan. Tetapi harapan tersebut bergantung pula pada
prestasi yang dapat ditunjukan oleh atlet yang bersangkutan.
Kesimpulan
Pada dasarnya ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pembinaan seorang atlet bila ingin berprestasi. Faktor tersebut antara lain
pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan
sarana, serta penghargaan keolahragaan. Semua faktor tersebut merupakan suatu
sistem yang komplek dan saling berhubungan. Jika dalam faktor tersebut ada
salah satu yang bermasalah maka akan mempengaruhi pencapaian prestasi yang
maksimal.
Saran
Untuk mencapai prestasi yang maksimal maka perlu adanya persiapan
yang matang dalam prosesnya.
DAFTAR RUJUKAN