Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI

DI DALAM MASYARAKAT

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sosio-Antropologi Keolahragaan
Yang dibina oleh Bapak Dr. Roesdiyanto, M.Kes

Oleh :
Anang Hermawan
109711427469

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
April 2012
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahkan melalui
olahraga dapat dilakukan national character building suatu bangsa, sehingga
olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas
bangsa, dan kebanggaan nasional. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang
keolahragaan yang bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga.
Melalui pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas Sumber Daya Manusia
dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, disiplin,
sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi olahraga yang dapat
membangkitkan kebanggaan nasional. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga
perlu mendapatkan perhatian yang lebih proporsional melalui pembinaan,
manajemen, perencanaan dan pelaksanaan yang sistematis dalam pembangunan
nasional.
Persaingan olahraga prestasi dewasa ini semakin ketat. Prestasi bukan lagi
milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa.
Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya dilakukan oleh suatu daerah atau negara
untuk menempatkan atletnya sebagai juara di berbagai kegiatan olahraga besar.
Dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang olahraga,
pada bulan September 1981 pemerintah secara khusus mencanangkan program
Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat. Seiring dengan
ini dua tahun kemudian, tahun 1983 pemerintah membentuk Kantor Menteri
Negara Urusan Pemuda dan Olahraga (Kantor Menpora) dan pada tingkat daerah
juga terbentuk Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dengan tugas pokok
antara lain melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan olahraga.
Beberapa cabang olahraga banyak digemari masyarakat, misalnya cabang
olahraga sepak bola, bola volley, tinju, karate, pencak silat dan lain-lain. Dari
besarnya antusias masyarakat tentu saja dapat mencapai prestasi maksimal baik
tingkat daerah maupun nasional. Tetapi prestasi itu belum bisa diwujudkan karena
beberapa kendala dari segi kurangnya pelatih profesional, dan pembinaan yang
dilakukan cenderung hanya ketika adanya event yang akan dilakukan. Tentunya
ini lah yang menghambat perkembangan olahraga dan minat masyarakat untuk
berprestasi.
Daya saing para atlet Indonesia baik ditingkat regional maupun tingkat
internasional masih belum mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Hal ini antara lain disebabkan oleh institusi keolahragaan yang ada belum mampu
melaksanakan pembinaan olahraga yang berlandaskan pada sistem manajemen
yang didasarkan pada interkoneksitas dan keterpaduan dari segenap unsur
keolahragaan.
Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga dan meningkatkan prestasi
untuk kemajuan pembangunan olahraga, beberapa permasalahan perlu
diidentifikasi. Majunya olahraga suatu daerah atau bangsa bisa dilihat dari segi
bagaimana manajemen dan pembinaan yang dilakukan. Dengan adanya Undang –
Undang Sistem Keolahragaan Nasional harus dapat membawa dampak positif
bagi masa depan olahraga di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya
pengembangan dan pembinaan yang lebih baik lagi di dalam masyarakat agar
mampu mencapai prestasi yang maksimal.

Masalah atau Topik Bahasan


1. Bagaimana cara meningkatkan prestasi olahraga bagi masyarakat ?

Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk meningkatkan prestasi olahraga bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana dimana
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya,
istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam
bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat
pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan
masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai
kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,
chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti
teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit,
kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian
dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Pengertian Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi
untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
olahraga (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Bab I pasal 1). Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan
martabat bangsa yang dilakukan setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan,
dan potensi untuk mencapai prestasi (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Bab VI pasal 20).
Olahraga prestasi juga merupakan olahraga yang menjadi pusat dan objek
pembicaraan di mana-mana. Hal ini berkaitan dengan skor dan waktu yang
dijadikan patokan dalam pencapaian target lomba atau pertandingan. Olahraga
prestasi menawarkan berbagai harapan, seperti penghargaan, hadiah, bonus,
status, bahkan jaminan masa depan. Tetapi harapan tersebut bergantung pula pada
prestasi yang dapat ditunjukan oleh atlet yang bersangkutan.

Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Prestasi di dalam Masyarakat


Pembinaan dan pengembangan keolahragaan meliputi pengolahraga,
ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta
penghargaan keolahragaan yang dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga,
pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi
(UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII
pasal 21 ayat 2 dan 3). Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi
dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah,
nasional, dan internasional yang dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga
tingkat pusat maupun pada tingkat daerah (UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional Bab VII pasal 27 pasal 1 dan 2).
Menurut Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

(Kemenegpora RI) (2006: 18):

Prestasi bisa tercapai, apabila memenuhi beberapa komponen


seperti: atlet potensial, selanjutnya dibina dan diarahkan oleh sang
pelatih. Untuk memenuhi sarana dan prasarana latihan dan kebutuhan
kesejahteraan pelatih dan atlet perlu perhatian dari pembina/pengurus
induk cabang olahraga. Untuk melihat dan mengevaluasi hasil
pembinaan, perlu memberikan uji coba dengan melakukan kompetisi
dan try out baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan tujuan
mengukur kemampuan bertanding/berlomba dan kematangan sebagai
pembentukan teknik, fisik, dan mental bertanding. Tetapi perlu diingat
bahwa aktivitas komponen-komponen di atas bisa berjalan apabila
ditunjang oleh pendanaan yang profesional serta penggunaannya harus
dengan penuh tanggung jawab.
1. Pengolahraga
Pengolahraga adalah orang yang berolahraga dalam usaha
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (UU RI Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 6). Pengolahraga yang
mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk
mencapai prestasi disebut sebagai olahragawan (atlet). Atlet adalah orang yang
menjadi objek/sasaran dalam kegiatan pelatihan pada cabang olahraga yang
ditekuni (Widijoto, 2007).
2. Tenaga Keolahragaan
Tenaga keolahragaan adalah setiap orang yang memiliki kualifikasi dan
sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga (UU RI Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 9), yang di dalamnya
terdapat pelatih, wasit, guru, manajer, instruktur dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya (Kemenegpora RI, 2006: 13).
Pelatih adalah tokoh sentral dalam proses pelatihan olahraga. Pelatih
adalah orang yang memberi bimbingan/tuntunan kepada atlet agar dapat dicapai
prestasi olahraga yang optimal (Widijoto, 2007). Pelatih adalah seorang yang
profesional yang bertugas membantu, membimbing, membina, dan mengarahkan
atlet terpilih berbakat untuk merealisasi prestasi maksimal dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya (KONI tentang Proyek garuda Emas, 1998: B-16). Pelatih
adalah orang yang berperan untuk membantu atlet memantapkan penampilan serta
meningkatkan seluruh potensinya, sehingga mampu berprestasi tinggi dalam
cabang olahraganya (Harsuki, 2003, 374).
Wasit adalah seorang pengadil di lapangan pada setiap pertandingan
olahraga. Setiap pertandingan olahraga dipimpin oleh seorang wasit yang
memiliki wewenang penuh untuk memimpin suatu pertandingan olahraga dan
memegang teguh peraturan permainan pertandingan olahraga, terhitung mulai dari
saat masuk sampai dengan meninggalkan lapangan tersebut. Wasit adalah seorang
yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya suatu pertandingan olahraga.
Ada bermacam-macam istilah wasit. Dalam bahasa Inggris dikenal referee,
umpire, judge atau linesman (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,
http://id.wikipedia.org/wiki/Wasit).
3. Pengorganisasian.
Meningkatkan pembinaan dan pengembangan olahraga, khususnya
olahraga prestasi tidak lepas dari peran serta pengurus dan organisasi. Organisasi
adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan organisasi; dan unsur atau unit yang
ada dalam suatu organisasi harus dapat menampung berbagai program dan
kegiatan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan organisasi (KONI tentang
Proyek garuda Emas, 1998: 43). Sedangkan dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1 ayat 24, organisasi olahraga
adalah sekumpulan orang yang menjalin kerjasama dengan membentuk organisasi
untuk penyelenggaraan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Peningkatan prestasi dalam pembinaan dan pengembangan olahraga
tergantung bagaimana pengurus organisasi menjalankan fungsi-fungsi
keorganisasiannya. Pengurus organisasi dapat menyusun porgram-program kerja
yang dapat mendukung tercapainya prestasi yang maksimal dalam pembinaan dan
pengembangan olahraga. Program-program tersebut diantaraya adalah perekrutan
atau pengadaan pelatih, pengadaan sarana dan prasarana, perekrutan atlet,
menentukan perencanaan dan pelaksanaan pembinaan atlet melalui pemusatan
latihan cabang olahraga, mengadakan atau menyelenggarakan even olahraga,
mengikuti berbagai even olahraga sesuai dengan cabang olahraga yang dapat
dijadikan sebagai tambahan pengalaman bagi atlet, mencarikan dana untuk
pembinaan, dan lain sebagainya.
4. Pendanaan
Salah satu faktor pendukung terpenting dalam upaya mensukseskan
program pembinaan prestasi olahraga adalah tersedianya dana yang
memadai/representatif. Berbagai sumber dana alternatif perlu digali dalam upaya
memenuhi kebutuhan dana untuk pembinaan cabang-cabang olahraga prestasi.
Pendanaan mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembinaan dan
pengembangan olahraga. Dengan adanya pendanaan, berbagai kebutuhan/hal yang
berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan olahraga dapat dipenuhi
dengan baik, diantaranya adalah: pengadaan sarana dan prasarana olahraga yang
baru untuk melengkapi/mengganti fasilitas yang ada/rusak; pemeliharaan dan
perbaikan sarana dan prasarana olahraga termasuk alat dan fasilitas lapangan;
pendanaan pembinaan dan pengembangan atlet mulai dari perekrutan sampai
dengan pemusatan latihan dan ikut serta dalam even kejuaraan; kesejahteraan
atlet, pelatih, dan pengurus organisasi
5. Metode
Metode merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mendukung
terlaksananya pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi. Metode yang
digunakan tersebut antara lain melalui pemusatan latihan yang didalamnya
terdapat sistem-sistem pembinaan kepada atlet dan juga program-program latihan
yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan atlet baik dari segi fisik, teknik,
taktik, dan mental.
6. Prasarana dan sarana
Menurut UU RI No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
dalam pasal 1 ayat 20 dan 21 dijelaskan apa yang dimaksud dengan sarana
dan prasarana olahraga. Prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk
lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan
olahraga. Sedangkan sarana olahraga adalah peralatan atau perlengkapan yang
digunakan untuk kegiatan olahraga.
Prasarana dan sarana olahraga sangat penting keberadaannya untuk
menunjang pembinaan dan pengembangan olahraga, khususnya olahraga prestasi.
Prasarana dan sarana olahraga yang diperlukan untuk pembinaan dan
pengembangan olahraga sebaiknya memenuhi standar nasional atau bahkan
Internasional. Harsuki (2003:384), guna menampung kegiatan olahraga prestasi
prasarana olahraga yang disiapkan perlu memenuhi kualitas sesuai dengan syarat
dan ketentuan masing-masing cabang olahraga, yaitu: a. Memenuhi standard
ukuran Internasional, b. Kualitas bahan/material yang dipakai harus memenuhi
syarat Internasional.
7. Penghargaan Keolahragaan
Penghargaan olahraga adalah pengakuan atas prestasi dibidang olahraga
yang diwujudkan dalam bentuk material dan /atau nonmaterial (UU RI No.3
Tahun 2005 tentang SKN pasal 1 ayat 19). Dalam UU RI No. 3 tahun 2005
tentang SKN pasal 86 ayat 1 disebutkan bahwa setiap pelaku olahraga, organisasi
olahraga, lembaga pemerintah/swasta, dan perseorangan yang berprestasi dan/atau
berjasa dalam memajukan olahraga diberi penghargaan. Penghargaan dapat
berbentuk pemberian kemudahan, beasiswa, asuransi, pekerjaan, kenaikan
pangkat luar biasa, tanda kehormatan, kewarganegaraan, warga kehormatan
jaminan hari tua, kesejahteraan, atau bentuk penghargaan lain yang bermanfaat
bagi penerima penghargaan (UU RI No.3 Tahun 2005 tentang SKN pasal 86 ayat
3).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada dasarnya ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pembinaan seorang atlet bila ingin berprestasi. Faktor tersebut antara lain
pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan
sarana, serta penghargaan keolahragaan. Semua faktor tersebut merupakan suatu
sistem yang komplek dan saling berhubungan. Jika dalam faktor tersebut ada
salah satu yang bermasalah maka akan mempengaruhi pencapaian prestasi yang
maksimal.

Saran
Untuk mencapai prestasi yang maksimal maka perlu adanya persiapan
yang matang dalam prosesnya.
DAFTAR RUJUKAN

Pembinaan Olahraga Prestasi (online)


http://olahragapendidikan.blogspot.com/2010/11/pembinaan-dan-
pengembangan-olahraga.html
Masyarakat (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, (online)
http://id.wikipedia.org/wiki/wasit
Universitas Negeri Malang. 2000. pedoman Penulisan Karya Ilmiah:
Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi
Keempat. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan dan Sistem
Informasi bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai