Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan
sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing
yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik.
B. Dalil Pakaian Wanita Dalam Islam
Adapun dalil bahwa jilbab merupakan pakaian dalam kehidupan umum, adalah hadits
yang telah diriwayatkan dari Ummu, Athiyah r.a, bahwa dia berkata: “Rasulullah Saw
memerintahkan kaum wanita agar keluar rumah menuju shalat ied, maka Ummu’ Athiyah
berkata, ‘salah seorang diantara kami tidak memiliki jilbab’ Maka Rasulullah Saw bersabda:
“Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya.” (Muttafaqun ‘alaihi) (Al-
Albani,)[1]

Berkaitan dengan hadits Ummu ‘Athiyah ini, Syaikh Anwar Al-Kasymiri, dalam
kitabnya Faidhul Bari, mengatakan:[2] “Dapatlah dimengerti dari hadits ini, bahwa jilbab itu
dituntut manakalah seorang wanita keluar rumah, dan ia tidak boleh keluar rumah jika tidak
mengenakan jilbab.” (Al-Albani : 93).[3]

Allah Ta’ala berfirman:

“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangan


dan kemaluan mereka. Janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka, kecuali yang
(terpaksa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada-dada
mereka.” (QS. An-Nur: 31)
Perhiasan yang dimaksud adalah perhiasan yang digunakan oleh wanita untuk berhias,
selain dari asal penciptaannya (tubuhnya).
Khimar adalah sesuatu yang digunakan oleh wanita untuk menutupi kepalanya,
wajahnya, lehernya, dan dadanya.
Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang memanjangkan kainnya karena sombong maka Allah tidak akan
melihatnya.” Ummu Salamah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus dilakukan oleh
para wanita dengan ujung pakaian mereka?” Beliau menjawab, “Kalian boleh
memanjangkannya sejengkal.” Ummu Salamah bertanya lagi, “Jika begitu, maka kaki mereka
akan terbuka!” Beliau menjawab, “Kalian boleh menambahkan satu hasta dan jangan
lebih.” (HR. At-Tirmizi) Sehasta adalah dari ujung jari tengah hingga ke siku.[4]
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

“Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: (1)
Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang.
(2) Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan berlenggok-lenggok,
mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-
wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal
bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini.” (HR. Muslim)[5]
Makna ‘berpakaian tetap telanjang’ adalah: Dia menutup sebagian auratnya tapi
menampakkan sebagian lainnya. Dan ada yang menyatakan maknanya adalah: Dia menutupi
seluruh auratnya tapi dengan pakaian yang tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya.[6]
Dari dalil di atas menunjukkan wajibnya seorang muslimah untuk berhijab.
Hijab secara syar’i adalah seorang wanita menutupi seluruh tubuhnya dan perhiasannya, yang
dengan hijab ini dia menghalangi orang asing (non mahram) untuk melihat sedikitpun dari
bagian tubuhnya atau perhiasan yang dia pakai. Dan hijab ini bisa berupa pakaian dan bisa juga
berupa berdiam di dalam rumah.
Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka dari
yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali jika
wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara
tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang
ke arahnya.
2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada
non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan, semisal
pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar (selain
tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada
diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada
mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya.
Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis
wajah tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, “Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin
yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, “Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke
dada-dada mereka,” mereka merobek kain-kain mereka lalu menjadikannya sebagai khimar.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,:“Ucapan ‘mereka lalu menjadikannya sebagai khimar’,


yakni: Mereka menggunakannya untuk menutupi wajah-wajah mereka.”[7]
Adapun hadits Ibnu Umar di atas, maka dia menjelaskan mengenai beberapa perkara:
1) Kaki wanita adalah aurat yang wajib ditutup.
2) Larangan isbal hanya berlaku bagi lelaki dan tidak berlaku bagi wanita.
3) Panjang maksimal pakaian wanita adalah sehasta dari mata kaki, tidak boleh lebih dari itu.
Sementara hadits Abu Hurairah menjelaskan tentang syarat-syarat hijab dan hijab
secara umum, yaitu:
1) Hijab tidak boleh tipis sehingga menampakkan apa yang ada di baliknya.
2) Hijab tidak boleh ketat sehingga membentuk lekukan tubuhnya.
3) Haramnya wanita berjalan dengan berlenggok, karena itu merupakan bentuk
menampakkan perhiasannya.
4) Wajibnya wanita menjaga kehormatan dan rasa malu mereka.
5) Menutup sebagian tubuh dan menampakkan sebagian tubuh yang lain sama saja dengan
telanjang.

C. Etika Berpakaian Menurut Ajaran Islam


Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan dan
menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya.

Islam tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika
beribadah atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih,
menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.
Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ?
Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan diperintah
kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang kemaksiatan bagi orang
yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan wanita dari kedzaliman orang lain.
Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan martabat wanita di mata Allah maupun
masyarakat.

Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan membangga –
banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci orang yang sombong bisa
dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik semesta alam tidak pernah sombong
kepada Makhluknya.
Surat Al a’raf ayat 26 menjelaskan bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik untuk
menutup aurat dan menghindarkan Manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang lain.
yang artinya : “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan
pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan bagimu’tetapi pakaian takwa itulah yang
lebih baik demikianlah sebagai tanda-tanda Allah’mudah-mudahan ingat.”(al-A’raf: 26)
Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk lelaki
dan wanita) yaitu:
1) Menutup aurat: aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke lutut. Aurat
wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Paha itu adalah aurat." (Bukhari)
2) Tidak menampakkan tubuh: pakaian yang jarang sehingga menampakkan aurat tidak
memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak warna kulit, malah
boleh merangsang nafsu orang yang melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Dua golongan ahli neraka yang belum pernah
aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi
memukul manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang dan
meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk. Mereka tidak masuk
syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat dicium daripada jarak
yang jauh." (Muslim).
3) Pakaian tidak ketat: tujuannya adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh badan.
4) Tidak menimbulkan riak: Rasulullah saw bersabda bermaksud: "Sesiapa yang melabuhkan
pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari
kiamat." Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Sesiapa yang memakai
pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada hari
akhirat nanti." (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'iy dan Ibnu Majah)
5) Lelaki, wanita berbeza: maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh dipakai
oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan tegas
menerusi sabdanya yang bermaksud:
"Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki yang meniru
pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim)
Baginda juga bersabda bermaksud:
"Allah melaknat lelaki berpakaian wanita dan wanita berpakaian lelaki." ?(Abu Daud dan Al-
Hakim).
6) Larangan pakai sutera: Islam mengharamkan kaum lelaki memakai sutera. Rasulullah SAW
bersabda bermaksud: "Janganlah kamu memakai sutera, sesungguhnya orang yang
memakainya di dunia tidak dapat memakainya di akhirat." (Muttafaq 'alaih)
7) Melabuhkan pakaian: contohnya seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai kehendak
syarak iaitu bagi menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher dan juga dada. Allah
berfirman bermaksud:
"Wahai Nabi, katakanlah (suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak perempuanmu serta
perempuan-perempuan beriman, supaya mereka melabuhkan pakaiannya bagi menutup
seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka
dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan
(ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang."
(al-Ahzab:59)
8) Memilih warna sesuai: contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana ia nampak
bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW. Baginda
bersabda bermaksud: "Pakailah pakaian putih kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu
dengannya (kain putih)." (an-Nasa'ie dan al-Hakim)
9) Larangan memakai emas: termasuk dalam etika berpakaian di dalam Islam ialah barang-
barang perhiasan emas seperti rantai, cincin dan sebagainya. Bentuk perhiasan seperti ini
umumnya dikaitkan dengan wanita namun pada hari ini ramai antara para lelaki cenderung
untuk berhias seperti wanita sehingga ada yang sanggup bersubang dan berantai. Semua ini
amat bertentangan dengan hukum Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud: "Haram
kaum lelaki memakai sutera dan emas, dan dihalalkan (memakainya) kepada wanita.
10) Mulakan sebelah kanan: apabila memakai baju, seluar atau seumpamanya, mulakan sebelah
kanan. Imam Muslim meriwayatkan daripada Saidatina Aisyah bermaksud: "Rasulullah suka
sebelah kanan dalam segala keadaan, seperti memakai kasut, berjalan kaki dan
bersuci."Apabila memakai kasut atau seumpamanya, mulakan dengan sebelah kanan dan
apabila menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri. Rasulullah SAW bersabda
bermaksud: "Apabila seseorang memakai kasut, mulakan dengan sebelah kanan, dan apabila
menanggalkannya, mulakan dengan sebelah kiri supaya yang kanan menjadi yang pertama
memakai kasut dan yang terakhir menanggalkannya." (Riwayat Muslim).

11) Selepas beli pakaian: apabila memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tarmizi yang bermaksud:
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon perlindungan kepada-
Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa yang diperbuat untuknya. Demikian itu
telah datang daripada Rasulullah".
12) Berdoa: ketika menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: "Pujian kepada Allah yang
mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat mengindahkan diri dalam
kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia”.
Sebagai seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai menurut
tuntutan agamanya kerana sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat adalah cermin
seorang Muslim yang sebenar.
D. Hikmah berpakaian Islami :
1) Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang memakai jilbab
insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al Ahzab:59).
2) Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak yang membuka
aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. '' Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30).
" Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya." (Q.S.
An Nur: 31)
3) Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi tubuh. Artinya,
secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan
kanker kulit.
4) Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang hamil muda pergi
ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan tempat ia bekerja. Jaraknya cukup
jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam perjalanan mobilnya bertabrakan dengan mobil
lain. Setelah diselidiki, tidak ada satu korban pun yang selamat dari kecelakaan itu. Dan setelah
diselidiki lebih jauh, tidak ada satu pun identitas korban yang diketahui. Makanya mayat para
korban dimakamkan oleh penduduk setempat termasuk wanita yang hamil muda itu. Setelah
beberapa hari ternyata sang suami dan keluarga korban menerima berita tersebut dan langsung
menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya dipindahkan ke dekat tempat tinggalnya.
Tapi ketika makamnya digali,mereka melihat mayat wanita itu langsung pingsan karena tidak
kuat melihat mayat. Ketika dimakamkan, mayat tersebut diletakan dalam kondisi membujur
sementara setelah digali kembali posisi mayat sudah berubah menjadi jongkok dengan kedua
tangan diletakan diatas kepala seperti menahan siksaan sementara kepalanya ditumbuhi paku2
besi yang sangat banyak hampir memenuhi semua bagian kepalanya. Setelah diselidiki,
ternyata wanita tersebut belum berjilbab semasa hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum
lagi siksaan nanti di akhirat.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan.
Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka dari
yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali jika
wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara
tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang
ke arahnya.
2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada non
mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan, semisal
pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar (selain
tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada
diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dada-dada mereka,
sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Jika
khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis wajah
tertutup oleh khimar tersebut.
Aisyah radhiallahu anha berkata, “Semoga Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin
yang pertama. Tatkala Allah menurunkan, “Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke
dada-dada mereka,” mereka merobek kain-kain mereka lalu menjadikannya se

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Per 3 Kelompok 2
    Jurnal Per 3 Kelompok 2
    Dokumen49 halaman
    Jurnal Per 3 Kelompok 2
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Sulfat
    Jurnal Sulfat
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Sulfat
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia Industri 17 Maret
    Tugas Kimia Industri 17 Maret
    Dokumen5 halaman
    Tugas Kimia Industri 17 Maret
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kesadahan
    Jurnal Kesadahan
    Dokumen2 halaman
    Jurnal Kesadahan
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kesadahan
    Jurnal Kesadahan
    Dokumen2 halaman
    Jurnal Kesadahan
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Kimia Pangan
    Kimia Pangan
    Dokumen12 halaman
    Kimia Pangan
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Kawinan 3
    Kawinan 3
    Dokumen1 halaman
    Kawinan 3
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Praktikum 8
    Praktikum 8
    Dokumen28 halaman
    Praktikum 8
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Berpakaian
    Berpakaian
    Dokumen1 halaman
    Berpakaian
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Berpakaian
    Berpakaian
    Dokumen8 halaman
    Berpakaian
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Skema Tanah
    Skema Tanah
    Dokumen1 halaman
    Skema Tanah
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Praktikum 11
    Praktikum 11
    Dokumen28 halaman
    Praktikum 11
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Skema 11
    Skema 11
    Dokumen3 halaman
    Skema 11
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Kerja 9
    Prosedur Kerja 9
    Dokumen1 halaman
    Prosedur Kerja 9
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Ini Prosedur 9
    Ini Prosedur 9
    Dokumen2 halaman
    Ini Prosedur 9
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Prosedur 6
    Prosedur 6
    Dokumen1 halaman
    Prosedur 6
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Metode Tafsir
    Metode Tafsir
    Dokumen3 halaman
    Metode Tafsir
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Prosedur 6
    Prosedur 6
    Dokumen1 halaman
    Prosedur 6
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Skema 8
    Skema 8
    Dokumen5 halaman
    Skema 8
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Prosedur 6
    Prosedur 6
    Dokumen2 halaman
    Prosedur 6
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Prosedur 5
    Prosedur 5
    Dokumen2 halaman
    Prosedur 5
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Praktikum 1
    Praktikum 1
    Dokumen23 halaman
    Praktikum 1
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Kerja 4
    Prosedur Kerja 4
    Dokumen2 halaman
    Prosedur Kerja 4
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat
  • MSDS
    MSDS
    Dokumen2 halaman
    MSDS
    Evaasadah Eva.A
    Belum ada peringkat