Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SWOT PELAYANAN KEPERAWATAN

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor
masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal
yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT
adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang
sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat
analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah
yang dihadapi oleh organisasi.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :


1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau
program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau
program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.

Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan
berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi
organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-
masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen,
Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

Jenis-Jenis Analisis SWOT

1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O
dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan
selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu
memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus
memiliki satu pasangan satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan
skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan
subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal.
Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih
besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian.

2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan
model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan
subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap
subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki
pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu,
SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak
memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram
Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah
berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana
harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin
mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana
menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau
program.

ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT


Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. Fokus
identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu : pendekatan SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman).
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga keperawatan,
administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan
secara keseluruhan.Setiap data akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan,
kesempatan ataukah merupakan ancaman bagi organisasi.
Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan
pendekatan SWOT

CONTOH LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISA SWOT


STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

• Memiliki visi, misi dan motto Keperawatan


• SDM terdiri dari : DIII (….orang), SPK (….orang), Pekarya (….orang).
• Rumah Sakit Pemerintah Tipe …..
• Terdapat Standar Asuhan Keperawatan
• Tersedia Sarana & prasarana Untuk pasien dan tenaga perawat
• Sudah ada sistim Dokumentasi
• Terdapat Administrasi penunjang
• dll • Kualitas tenaga belum memnuhi kualifikasi
• MKP belum dilaksanakan
• Belum ada pembagian tugas yang jelas
• Pendokumentasian proses Keperawata belum optimal
• Dll
• Terbukanya kesemptan melanjutkan pendidikan pada progran yang lebih baik
• Adanya program pelatihan/kursus
• Dll • Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat
• Adanya tuntutan masyarkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan
• dll
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul permasalahan-permasalahan
yang harus kita kaji untuk dilakukan perencanaan pembenahan.

RUMUSAN MASALAH
Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan pendekatan
SWOT maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di dalam sebuah
organisasi Rumah Sakit khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang
ditemukan ini tidak saja hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau
menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan
peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang
ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi
permasalahan atau meningkatkan kwalitasnya.

1. PENGORGANISASIAN

Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Asosier

Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya, bagaiman
kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada
pengumpulan data sebelumnya.

2. RENCANA STRATEGIS KEGIATAN

Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana
strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam Manajemen Keperawatan.

Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja
dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim
kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti,
farmasi, radiologi,laboratorium, gizi (Jalur opersional).Hubungan dengan bagian – bagian
lain yang turut mendukung di dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-
medis, dll).
3. PENGATURAN WAKTU DAN KEGIATAN
Pada tahap ini setelah Semua rencana strategis di susun maka mulai dilakukan penetuan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya.
Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan
model asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.

MINGGU URAIAN RENCANA KERJA


I 1. Pembuatan Struktur organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan perkenalan
3. Analisa situasi dan perumusan masalah
4. Penyusunan program kerja
5. Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan model praktek
keperawatan profesional
7. Penyusunan format pengkajian khusus dan sistim dokumentasi asuhan keperawatan
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat, dan kelengkapan administrasinya
9. Penyusunan format supervisi
10. Penyusunan format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format kegiatan harian
11. Uji coba peran
II 1. Penerapan Model asuhan Keperawatan Profesional : Aplikasi peran, pendelegasian tugas,
dan proses dokumentasi keperawatan
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi Keperawatan
3. Penyelenggaraan Supervisi Keperawatan
4. Penyelenggaraan Sentralisasi Obat
5. Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam
III 1. Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi peran, pendelegasian tugas,
dan proses dokumentasi keperawatan
2. Penerapan semua program
3. Penyelengaraan rotasi 24 jam
IV 1. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan profesional
2. Penyusunan laporan

3. PERSIAPAN PELAKSANAAN

Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaannya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal
(pembagian tugas).

4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN

Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.

5. PERSIAPAN EVALUASI
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Di bawah ini akan
diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi kepuasan Pasien dan Perawat.
Diposkan oleh SUKARDJO di 07:44

Anda mungkin juga menyukai