1
3.3.Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus
Studi kasus bertempat di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar
3.3.1 Letak Geografi
Puskesmas Jumpandang Baru terletak di Kecamatan Tallo Kota Makassar
dengan luas wilayah kerja 4,76 km2. Dari sejumlah 5 kelurahan terdapat 21 RW
dan 150 RT. Seluruh wilayah tersebut dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua
dan roda empat kecuali kelurahan Lakkang dimana untuk sampai ke wilayah
tersebut harus melewati sungai dengan menggunakan perahu. Luas wilayah kerja
untuk masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Sebelah Utara Berbatasan dengan Jl. Inspkesi kanal
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Jl. Adipura Raya
Sebelah Timur Berbatasan dengan Jl. Ar Dg. Ngunjung 2
Sebelah Barat Berbatasan dengan Jl. Panampu
2
Tabel 1. Distribusi penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin
wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru Tahun 2011.
No Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan
1. Rappojawa 3969 3916 7885
2. Wala-Walaya 4765 4515 9280
3. Kalukuang 2680 2623 5303
4. La’latang 2790 2734 5524
5. Lakkang 508 477 985
Jumlah 14712 14265 28977
b. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan anak
serta masalah sosial ekonomi. Hal ini terjadi karena faktor gizi yang
berhubungan dengan lingkunagan, perumahan dan sanitasi yang kotor
menyebabkan berbagai macam penyakit yang muncul. Di samping itu
kepadatan penduduk sebagai lambang perkembangan suatu daerah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Jumpandang Baru,
kepadatan penduduk adalah jiwa per kilometer persegi, jumlah kepala
keluarga (KK) tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru
adalah 6.556 KK melebihi jumlah rumah yang ada 4.998 rumah.
c. Struktur penduduk menurut umur dan sex rasio
Berdasakan komponen umur dan jenis kelamin maka karakteristik
penduduk dari suatu negara dapat debedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) Ekspansif , jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
termuda.
2) Konstruktif , jika penduduk berada dalam kelompok termuda hampir sama
besarnya
3) Stasioner, jika banyaknya penduduk sama dalam tiap kelompok umur
tertentu.
3
Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penggolongan Usia
Golongan umur (tahun) Jumlah
No. Kelurahan
0-1 1-4 5-15 16-45 >45
1. Rappojawa 241 507 1768 3666 1058 6758
2. Wala-Walaya 739 1397 2451 3448 1081 9116
3. Kalukuang 269 472 2120 3905 1864 6696
4. La’latang 177 380 1040 2089 1423 5109
5. Lakkang 20 35 162 464 136 817
Jumlah 1386 2684 7066 12698 5144 28496
d. Perkawinan dan Fertilitas
Rata-rata kawin pertama dari tahun ketahun datanya belum ditemukan
pada wilayah kerja puskesmas, namun berdasarkan profil kesehatan tahun
1997 propinsi Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari
umur 19,4 Tahun.
e. Tingkat pendidikan penduduk
Pendidikan salah satu upaya membentuk manusia terampil dan produktif
sehingga pada gilirannya dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
4
f. Kegiatan Ekonomi
Pendapatan dan pengeluaran perkapita rata-rata pengeluaran perkapita
penduduk wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru belum ditentukan
datanya untuk tahun 2006. Sesuai profil kesehatan Tahun 1996 adalah Rp.
478.458 angka tersebut cenderung menurun akibat krisis moneter yang terjadi
sejak tahun 1997. Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja puskesmas
Jumpandang Baru dapat dillihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi penduduk menurut pekerjaan di wilayah Puskesmas
Jumpandang Baru tahun 2011
Jenis Pekerjaan
No
Karyawan Lain-
Kelurahan PNS buruh Pengangguran
Swasta lain
1 Rappojawa 161 99 88 829 49
2 Wala-Walaya 304 417 355 132 120
3 Kalukuang 215 105 150 100 35
4 La’latang 161 535 341 315 54
5 Lakkang 8 4 36 - -
Jumlah 849 1160 970 1376 258
g. Agama
Dari 37.350 jiwa penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Jumpandang
Baru, 93,45 % beragama Islam, 6,10 % beragama krsiten, dan 0,045%
beragama Hindu dan Budha. Proporsi ini hampir sama di semua kelurahan
kecuali di kelurahan Lakkang 100% beragama Islam.
3.3.3 Sarana
a. Sumber Daya Tenaga
Sarana kesehatan milik Pemerintah, Swasta dan partisipasi masyarakat
yang terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas Jumpadang Baru turut berperan
dalam peningkatan status derajat kesehatan masyarakat dalam wilayah kerja
Puskesmas Jumpadang Baru.
5
Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Jumpadang Baru
tahun 2018 sebanyak 55 orang dengan berbagai spesifikasi, yang terdiri dari:
Dokter Umum : 5 orang
Dokter Gigi : 2 orang
Perawat : 18 orang
Bidan : 10 orang
Apoteker : 3 orang
Kesehatan lingkugan : 1 orang
P2P : 1 orang
Gizi : 2 orang
Perawat Gigi : 3 orang
Laboratorium : 1 orang
Promkes : 1 orang
Rekam medic : 2 orang
Administrator : 5 orang
Penyuluhan kesehatan : 1 orang
KTU : 55 orang
Jumlah : 55 orang
Tenaga Honorer
1. Dapur : 2 orang
Jumlah : 9 orang
b. Struktur organisasi
6
Gambar 10. Struktur Organisasi PKM Jumpandang Baru
c. Visi dan Misi Puskesmas
1) Visi
Mewujudkan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat untuk
Makassar sehat dan nyaman menuju kota dunia.
2) Misi
1. Meningkatkan pelayanan yang cepat, tepat dan terjangkau
2. Meningkatkan sarana dana prasarana yang memadai untuk menciptakan
pelayanan yang lebih baik
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan lintas sector
4. Memberikan pelayanan tanpa diskriminasi
d. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Jumpandang Baru
7
9. Penyakit pulpa : 979 Kasus
10. Diabetes Mellitus : 858 Kasus
3.3.3 Upaya Kesehatan Puskesmas Jumpandang baru
8
f. Peneglola TB/Kolaborasi TB-HIV
g. Poliklinik Umum
h. Poliklinik Gigi
i. Home Care
j. Poli Gizi
k. Loket Pendaftaran
l. Rekam medic
m. Laboratorium
n. Farmasi
o. Pengelola Sampah Medis
p. Pengelola Gedung Obat
q. Kesehatan Haji
C. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. Unit Puskesmas Pembantu
b. Unit Puskesmas Keliling
c. Unit Bidan Kelurahan
Puskesmas Jumpandang Baru memiliki beberapa ruangan yang terdiri
dari :
a. Ruangan pengambilan kartu/loket
b. Ruang pemeriksaan dokter/kamar periksa
c. Ruang pemeriksaan gigi dan mulut
d. Ruang KIA dan KB
e. Ruangan Tindakan/UGD
f. Ruang P2M dan laboratorium
g. Ruang imunisasi dan PKL
h. Ruang pengambilan obat/apotek
i. Ruang tata usaha
j. Ruang administrasi/ruang rapat
k. Ruang kepala puskesmas
9
D. Upaya perbaikan gizi
1. Pembinaan KADARZI
5. Peningkatan D/S
6. Peningkatan N/D
3. Pemberian vitamin A
10
E. Kesehatan Lingkungan
a. P2 TB
11
c. P2 Kusta
12
e. Pelaksanaan BIAS TT & DT
f. Pelaksanaan BIAS campak
g. Pengambilan vaksin dan logistic lainnya
H. Program KIA dan KB
a. Pelayanan antenatal
b. Penjaringan / deteksi dini bumil resti
c. Kunjungan rumah ibu hamil ( ibu hamil DO dan K1)
d. Kunjungan rumah p4K dan pemasangan stiker
e. Pelayanan ibu nifas (KF) dan neonates
f. Pelayanan imunisasi
g. Pelayanan kesehatan dan pemantaun tumbuh kembang bayi dan balita
h. SDIDTK
i. Kelas ibu hamil
j. Pelayanan KB
k. Penyuluhan kesehatan reproduksi
l. Pembinaan keluarga siaga
I. Promosi kesehatan
13
b. Kegiatan posyandu
1. Pembinaan posyandu
2. Revitalisasi posyandu
c. Pembinaan toga
d. Pembinaan UKBM
e. Pengadaan
J. Laboratorium
14
K. Farmasi
M. Kesehatan olahraga
d. Kunjungan rumah
e. Puskel usila
f. Senam usila
O. UKS
15
P. UKGMD
16
2. Alur Pelayanan
Pasien
Loket
Ruang
Tindakan
Apotik
mkk
Pasie
nn
Gambar 11. Bagan Alur Pelayanan Puskesmas Jumpadang Baru
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Riwayat Penyakit
- Keluhan Utama
Nyeri menelan
- Anamnesis Terpimpin
Seorang perempuan berusia 14 tahun datang ke puskesmas
Jumpandang Baru dengan keluhan nyeri menelan yang dialami sejak 3
hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan demam sejak satu hari
sebelum ke puskesmas. Batuk (+) flu (+). Sesak nafas (-), BAB lancar
warna kuning konsistensi lembek. BAK baik warna kuning muda.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien pernah berobat ke Puskesmas Jumpandang
baru dengan keluhan batuk dan flu disertai demam. Keluhan membaik
setelah diberikan pengobatan oleh dokter.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang
sama.
18
- Riwayat Alergi
Pasien tidak ada riwayat alergi terhadap substansi atau obat-obatan
tertentu pada pasien.
- Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai satpam di suatu SMP dan ibunya seorang
ibu rumah tangga. Keluarga pasien termasuk keluarga dengan sosial
ekonomi menegah ke bawah.
- Riwayat Pengobatan
Pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama.
C. Pemeriksaan Fisis
- Keadaan Umum
Pasien tampak sakit ringan, gizi cukup, kesadaran compos mentis.
- Vital Sign
1. Tekanan Darah : Tidak dilakukan
2. Nadi : 72 x/menit
3. Pernapasan : 20 x/menit
4. Suhu : 37,5 oC
- Status Generalis
5. Kepala : Normochepal
Rambut : Hitam, sulit dicabut
Mata : Eksoptalmus atau enoptalmus: (-)
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak mata : Dalam batas normal
Konjungtiva : Anemis (-)
Kornea : Jernih
Sklera : Ikterus (-)
Pupil : Isokor 2,5 mm
6. Telinga
Tophi : (-)
Pendengaran : Dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
19
7. Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
8. Mulut
Bibir : Kering (-)
Gigi geligi : Karies (+)
Gusi : Perdarahan (-)
Tonsil : Hiperemis (+) T2-T2
9. Leher
Kelenjar getah bening : MT (-), NT (-)
Kelenjar gondok : MT (-), NT (-)
DVS : Tidak dilakukan
Kaku kuduk : Tidak dilakukan
Tumor : (-)
10. Dada
Inspeksi : Simetris ki=ka
Bentuk : Normochest
Buah dada : Tidak dilakukan
Sela iga : Tidak dilakukan
11. Thorax
20
Palpasi : Fremitus Raba : Ki=Ka
Nyeri tekan : (-)
Perkusi : Paru kiri : Sonor
Paru kanan : Sonor
Batas paru hepar : ICS VI Dextra Anterior
Batas paru belakang kanan : V Th IX Dextra Posterior
Batas paru belakang kiri : V Th X Sinistra Posterior
Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : Rh -/- Wh-/-
12. Punggung
Inpeksi : Skoliosis (-), kifosis (-)
Palpasi : MT (-), NT (-)
Nyeri ketok : (-)
Auskultasi : Rh -/- Wh -/-
13. Cor
Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Pekak,batas jantung kesan normal
Auskultasi : BJ I/II murni regular
Bunyi tambahan : Bising (-)
14.Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Palpasi : MT (-), NT (-)daerah epigastrium
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
21
E. Diagnosis
Tonsilitis akut
4.1.2 Penatalaksanaan dan Edukasi
- Penatalaksanaan
22
Kedudukan
No Nama dalam Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
keluarga
3 MI Anak L 31 S1 Dosen
4 NI Anak P 27 D3 Bidan
5 DC Anak L 16 SMA -
23
Jumlah penghuni : 5 orang dengan status kepemilikian kontrakan.
SMI tinggal dalam rumah yang
Luas halaman rumah : -
cukup sehat dengan lingkungan rumah
Bertingkat yang padat penduduk. Dengan
24
- Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
25
Penilaian
1. Adaptasi
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing – masing anggota keluarga sudah √
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya
2. Partnership (Kemitraan)
Saya puas dengan keluarga saya karena
√
dapat membantu memberikan solusi
terhadap permasalahan yang saya hadapi
3. Growth (Pertumbuhan)
Saya puas dengan kebebasan yang diberikan
√
keluarga saya untuk mengembangkan
kemampuan yang saya miliki
5. Resolve (Kebersamaan)
Saya puas dengan waktu yang disediakan √
keluarga untuk menjalin kebersamaan
Total Skor 10
26
Berdasarkan dari tabel APGAR diatas total skor adalah 10, ini
menunjukkan fungsi keluarga sehat.
27
Keterangan :
: Menikah
: Laki-laki sehat
: Perempuan sehat
: Anak (perempuan) tonsilitis
• Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini adalah Keluarga Inti yang terdisi atas Tn. I
sebagai bapak pasien, Ny. S sebagai ibu pasien, SSI, MZI, SKI
sebagai kakak pasien dan SAI dan MSI sebagai adik pasien.
• Family Map
Tn. I Ny. S
28
4.2 Pembahasan
4.2.1 Diagnosis Klinis
A. Anamnesis dan Diagnosis Klinis
- Aspek Personal
Seorang perempuan berusia 14 tahun datang ke puskesmas
Jumpandang Baru dengan keluhan nyeri menelan yang dialami sejak 3
hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan demam sejak satu hari
sebelum ke puskesmas. Batuk (+) flu (+). Sesak nafas (-), BAB lancar
warna kuning konsistensi lembek. BAK baik warna kuning muda.
Kekhawatiran, takut penyakitnya memburuk. Harapan: dapat sembuh
dan anggota keluarga yang lain tidak menderita penyakit yang sama
dengannya.
- Aspek Klinik
• Nyeri menelan
• Demam
• Batuk
• Flu
• Pemeriksaan fisis: Tonsil hiperemis (+) T2-T2
- Aspek Faktor Risiko Internal
29
pencetus penyebab tonsilitis pasien. Sedangkan faktor yang dapat
mendukung kesembuhan pasien yaitu adanya dukungan dan motivasi
dari semua anggota keluarga baik secara moral dan materi.
- Aspek Fungsional
Secara aspek fungsional, pasien tidak ada kesulitan dan masih mampu
dalam hal fisik dan mental untuk melakukan aktifitas di dalam
maupun di luar rumah.
- Derajat Fungsional
SMI masih dapat beraktifitas dengan baik tanpa bantuan siapapun
(derajat 1 minimal)
- Rencana Penatalaksanaan (Plan Of Action)
Hasil yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Biaya Ket.
diharapkan
Saat
Menginformas
pasien
ikan kepada Mengetahui
Aspek ke PKM Tidak Tidak
SMI tentang Pasien penyebab
Personal dan saat ada menolak
penyakit yang pasien sakit
home
diderita
visit
Menganjurkan Saat
pasien untuk pasien
Aspek Penyakit Tidak Tidak
meminum obat Pasien ke PKM
Klinik sembuh ada menolak
sesuai yang dan saat
ditentukan home
30
dokter visit
Menganjurkan
Saat Mencegah
pasien untuk
pasien penyakit
Aspek menghindari
ke PKM yang Tidak Tidak
Resiko minuman Pasien
dan saat diderita ada menolak
Internal dingin dan
home pasien
makanan
visit kambuh
berminyak
Memberitahuk
an keluarga
pasien untuk
senantiasa
mengingatkan Mencegah
pasien untuk Orang penyakit
Aspek Saat
menjaga tua dan yang Tidak Tidak
Risiko home
kesehatan dan kakak diderita ada menolak
Eksternal visit
tidak jajan pasien pasien
sembarangan kambuh
serta
kebersihan
lingkungan
rumah
31
Mengurangi
Mengajarkan faktor
kepada faktor yang
keluarga dapat
Orang
Aspek pasien untuk Saat memperber
tua dan Tidak Tidak
Psikososial selalu home at keadaan
kakak ada menolak
Keluarga memberikan visit klinis
pasien
motivasi demi pasien.
kesembuhan Menjaga
pasien keluarga
tetap sehat.
Menganjurkan Mencegah
pasien untuk penyakit
Saat
Aspek menjaga yang Tidak Tidak
Pasien home
Fungsional kesehan dan diderita ada menolak
visit
tidak jajan pasien
sembarangan kambuh
B. Pemeriksaan Fisik
Tonsil hiperemis, T2-T2
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
D. Diagnosis Holistik
• Diagnose Klinis
Tonsilitis Akut
• Diagnose Psikososial
Kurangnya pengawasan keluarga terhadap pasien serta kondisis
lingkungan tempat tinggal yang kurang bersih sehingga tidak ada
32
upaya pencegahan faktor pencetus penyebab tonsilitis dan kecemasan
ibu pasien akan penyakit pasien memburuk, ketakutan akan penyakit
pasien berulang bahkan menjadi kronik
4.2.2 PENATALAKSANAAN dan EDUKASI
- Pengobatan farmakologi berupa:
Skor
Skor Resume Hasil
No Masalah Upaya Penyelesaian Akhi
Awal Akhir
r
1. Faktor Biologi
- Invasi kuman 3 Edukasi kepada - Penyuluhan 5
pathogen pasien untuk terselenggara
(bakteri/virus) menjaga kesehatan - Keluhan
dengan makan berkurang
makanan bergizi dan
menghindari
minuman dingin dan
makanan berminyak
serta kondisi rumah
33
2. Faktor Ekonomi
dan Pemenuhan
Kebutuhan
- Kecemasan 3 Edukasi kepada - Penyuluhan 5
pasien dan pasien dan keluarga terselenggara
keluarganya tentang tonsilitis dan - Kecemasan
terhadap terapi serta pasien dan
penyakit yang pencegahannya. keluarga
dapat berkurang
memburuk
3. Faktor Perilaku
Kesehatan 3 Edukasi kepada - Penyuluhan 5
Keluarga pasien dan keluarga terselenggara
- Pasien tetap untuk makan - Pasien
mengkonsumsi makanan bergizi dan menghindari
minuman berolahraga jajan
dingin sembarangan
Total Skor 9 15
Rata-Rata Skor 3 5
34
• Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian
sumber yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah
dilakukan sebagian besar oleh provider
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Untuk melakukan diagnosis secara klinis meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, serta mengintepretasikan
hasilnya dalam mendiagnosis tonsilitis. Dari uraian pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa, diagnosis telah dilakukan dengan baik dan
benar, dimana pasien dapat mengemukakan keluhan yang dialaminya
kepada pemeriksa sehingga dapat didiagnosis pasien menderita tonsilitis.
2. Untuk melakukan prosedur tatalaksana dan edukasi tonsilitis sesuai
standar kompetensi dokter Indonesia. Dari uraian pada bab sebelumnya
telah dipaparkan mengenai penatalaksanaan pada pasien tonsilitisi berupa
terapi farmakologi berupa antipiretik, antibiotik, dan obat batuk serta
memberikan edukasi pada pasien agar menghindari faktor pemicu berupa
minuman dingin dan makanan berminyak sehingga penatalaksanaan yang
diberikan pada pasien telah sesuai standar kompetensi dokter Indonesia.
3. Untuk menggunakan landasan Ilmu Kedokteran Klinis dan Kesehatan
Masyarakat dalam pendekatan holistik melakukan upaya pengendalian
tonsilitis secara holistik dan komprehensif baik secara individu, keluarga
maupun komunitas. Dari uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan
mengenai pendekatan holistik yang telah dilakukan dilihat dari berbagai
aspek pasien, seperti aspek personal, klinik, faktor resiko internal, resiko
eksternal, psikososial keluarga, dan fungsional sehingga pasien dan
keluarganya dapat sembuh serta mencegah dan menghindari penyakit
tonsilitis.
5.2 Saran
Dari masalah yang dapat ditemukan pada SMI berupa Tonsilitis maka
disarankan untuk:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tonsilitis.
2. Memberitahukan pasien untuk senantiasa menjaga kesehan dan tidak
jajan sembarangan.
36
DAFTAR PUSTAKA
2. Udayan KS. Tonsillitis and peritonsillar Abscess. [online]. 2011. [cited, 2018
Feb15]. Available from URL: http://emedicine.medscape.com/
4. John PC, William CS. Tonsillitis and Adenoid Infection. [online].2011 .[cited,
2018 Feb 15]. Available from: URL: http://www.medicinenet.com
6. Adams, George, Boies, Lawrence, Higler, Peter. BOIES Buku Ajar Penyakit
THT. Edisi VI. Jakarta : EGC. 2012. P263-274
8. Mandavia, Rishi. Tonsillitis. [online] .[cited, 2018 Feb 16]. Available from:
URL: http://www.entfastbleep.com
10. Nizar, M. dkk. Identifikasi Bakteri Penyebab Tonsilitis Kronik Pada Pasien
Anak di Bagian THT RSUD ULIN Banjarmasin. 2016. Pdf
37
11. Shah. Causes Of Tonsillitis. [online].[cited, 2018 Feb 16]. Available from:
URL: https://www.askdrshah.com/app/tonsillitis/tonsillitis-causes.aspx
12. Oktaria Annisa, dkk. Hubungan Umur, Jenis Kelamin dan Perlakuan
Penatalaksanaan dengan Ukuran Tonsil pada Penderita Tonsilitis Kronis di
Bagian THT-KL RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013. 2015. pdf.
14. Uğraş, Serdar & Kutluhan, Ahmet. Chronic Tonsillitis Can Be Diagnosed
With Histopathologic Findings. In: European Journal of General Medicine,
Vol. 5, No. 2. [online].2008.[cited, 2018 Feb 16]. Available from: URL:
http://www. Bioline International .com
38
LAMPIRAN
39
Lantai 2 sebagai kamar
40
41