TINJAUAN PUSTAKA
3.1
3.2 Preliminary Hazard Analysis (PHA)
3.2.1 Pengertian
Preliminary Hazard Analysis (PHA) merupakan metode analisis
risiko yang bersifat semi kuantitatif yang dilakukan untuk :
Mengidentifikasi semua bahaya dan kejadian kecelakaan potensial
yang dapat menyebabkan terjadinya accident.
Mengurutkan kejadian kecelakaan yang telah teridentifikasi
berdasarkan tingkat keparahannya.
Mengidentifikasi pengendalian bahaya yang dibutuhkan dan
melakukan follow up.
Beberapa variasi dari PHA sering digunakan dan terkadang
terdapat beberapa nama lain seperti : Rapid Risk Ranking dan Hazard
Identification (HAZID)
3.2.2 Aplikasi
PHA dapat berguna untuk :
Sebagai studi khusus risiko dalam tahap awal sebuah proyek
(misalnya dalam sebuah plant baru)
Kecelakaan biasanya terjadi akibat dari pelepasan energi. PHA
mengidentifikasi dimana energi terlepas dan apa kejadian
kecelakaan yang mungkin terjadi, dan memberikan estimasi tingkat
keparahan setiap kejadian kecelakaan tersebut.
Sebagai langkah khusus untuk analisis risiko yang detail dalam
sebuah konsep sistem atau sistem yang telah ada
Tujuan dari PHA adalah untuk mengidentifikasi kejadian
kecelakaan yang dapat terjadi dan analisis risiko yang lebih detail.
Sebagai analisis risiko yang lengkap dalam sebuah sistem yang
simpel
Apakah PHA akan menjadi analisis yangcukup baik itu tergantung
dari kompleksitas sebuah sistem dan tujuan dari analisis tersebut.
3.3 FTA
Fault Tree Analysis adalah suatu analisis pohon kesalahan secara
sederhana dapat diuraikan sebagai suatu teknik analitis. Pohon kesalahan adalah
suatu model grafis yang menyangkut berbagai paralel dan kombinasi
percontohan kesalahan- kesalahan yang akan mengakibatkan kejadian dari
peristiwa tidak diinginkan yang sudah didefinisi sebelumnya, atau juga dapat
diartikan merupakan gambaran hubungan timbal balik yang logis dari peristiwa-
peristiwa dasar yang mendorong Dalam membangun model pohon kesalahan
(fault tree) dilakukan dengan cara wawancara dengan manajemen dan melakukan
pengamatan langsung terhadap proses produksi di lapangan. Selanjutnya sumber-
sumber kecelakaan kerja tersebut digambarkan dalam bentuk model pohon
kesalahan (fault tree).
Analisis pohon kesalahan (Fault Tree Analysis) merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menganalisa akar penyebab akar kecelakaan
kerja.
Langkah-langkah membangun FTA :
1. Mendefinisikan kecelakaan
2. Mempelajari sistem dengan cara mengetahui spesifikasi peralatan,
lingkungan kerja dan prosedur operasi.
3. Mengembangkan pohon kesalahan.
Dibawah ini merupakan contoh kasus dari penggunaan metode Fault Tree
Analysis(FTA) adalah sebagai berikut :
3.4 HAZOP
3.5 LOPA (Layer of Protection Analysis)
3.5.1 Pengertian
Layer of Protection Analysis (LOPA) merupakan alat
semikuantitatif untuk menganalisa dan menilai resiko (Center for
Chemical Process Safety, 2001). LOPA dapat secara efektif digunakan
pada tiap poin siklus dari sebuah proses atau fasilitas.
Gambar 2.1 Cara kerja LOPA (Center for Chemical Process Safety, 2001)
2. Mengembangkan skenario
Example
of a Value
Frequency Chosen by a
Range from Company for
Initiating Event
Literature (per Use in LOPA
year)
(per
year)
Turbine/diesel engine
10-3 to 10-4 1x10-4
overspeed with casing breach
Unloading/loading hose
1 to 10-2 1x10-1
failure
Safeguard do
not usually considered Comments
IPLs
Requirement
that information is
This is a basic requirement
available and
understood
Gambar 2.10 Contoh IPL yang tidak independent dari initiating events
(Center for Chemical Process Safety, 2001)
Ketentuan dasar dari efektifitas, independence, dan auditability
untuk sebuah IPL ditentukan oleh beberapa metode. Metode paling
sederhana adalah dengan menggunakan penulisan dasar desain, atau
lembar rangkuman IPL. Hal ini harus meliputi penetapan initiating event,
tindakan yang dilakukan oleh sistem atau alat, dan pengaruh dari tindakan
tersebut. PFD untuk sebuah IPL adalah kemungkinan yang ketika diminta
tidak akan melakukan tugas yang seharusnya. Analis harus mengevaluasi
desain dari kandidat IPL terhadap kondisi dari skenario untuk menilai PFD
yang sesuai untuk IPL. Nilai PFD juga harus konsisten dengan laju
kegagalan yang digunakan untuk mengembangkan frekuensi initiating
event dan kriteria resiko yang ditolerir. Contoh dari IPLs:
1. Instrumented System
Comments
PFD PF
Assuming an
from D used in
adequate design basis
IPL Literature This Book
and adequate
inspection and and (Fo
maintenance Industry r screening)
procedures
Open
Will prevent 1x1 1x1
Vent (no
over pressure 0 -1x10-3
-2
0 -2
valve)
depressurizing/firefight
ing/etc
If properly
designed, installed, and
Flam maintained these
1x1 1x1
e/Detonation should eliminate the -1
0 -1x10-3 0 -2
Arrestors potential for flash-back
through a piping system
or into a vessel or tank
IPLs aktif perlu bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain
sebagai respon terhadap perubahan properti proses yang dapat diukur,
atau sinyal dari sumber lain.
Comments
PFD
Assuming an PFD Used in This
IPL adequate design basis from Book
and Literature and
(For
inspection/maintenanc Industry
screening)
e procedures
Prevents
system exceeding
Relief specified overpressure. 1x10-1 1x10
valve Effectiveness of this – 1x10-5 -2
device is sensitive to
service and experience
Prevents
system exceeding
Ruptur specified overpressure. 1x10-1 1x10
e disc Effectiveness can be – 1x10-5 -2
Safety
See IEC 61508 (IEC, 1998) and IEC 61511 (IEC,
Instrumented
2001) for life cycle requirements and additional
Functions
discussion
(Interlocks)
Typically consist
of:
“Multiple”
sensor (for fault
tolerance)
≥1x10-
SIL 2 “Multiple” 3
– <1x10-2
channel logic processor
(for fault tolerance)
“Multiple” final
elements (for fault
tolerance)
Typically consist
of:
Multiple
sensors ≥1x10-
SIL 3 4
Multiple – <1x10-3
channel logic processor
Multiple final
elements
c. SIL 3 PFD ≥ 1x10-4 hingga < 1x10-3. SIF ini biasanya secara penuh
bertumpuk dari sensor melalui logic solver SIS ke final control
element dan memerlukan desain yang sangat hati-hati dan
frekuensi uji ketahanan untuk mencapai nilai PFD yang rendah
d. SIL 4 PFD ≥ 1x10-5 hingga < 1x10-4. SIF ini sulit didesain dan
dirawat dan tidak digunakan dalam LOPA.
6. Vendor Installed Safeguard
Comments PFD
PFD
from
IPL Assuming an Used in This
Literature and
adequate design basis Book
Industry
and
inspection/maintenanc (For
e procedures screening)
Simple well-
Huma
documented action with
n action with 1,0 – 1x10
clear and reliable -1 -1
10 minutes 1x10
indications that the
response time
action is required
Simple well-
Huma
documented action with
n action with 1x10-1 1x10
clear and reliable -2 -1
40 minutes – 1x10
indications that the
response time
action is required
J
fi c fi I x PFDij fi I xPFDi1 xPFDi 2 x....xPFDij
j 1
Dimana:
PFDij
= kemungkinan kegagalan dari jth IPL yang melindungi
terhadap consequence C dan initiating event i.
2.Perhitungan Frekuensi Outcomes Tambahan
Outcomes tambahan tersebut antara lain:
a. efek flammable seperti kebakaran atau ledakan
J
fi fire fi I x PFDij xPignition
j 1
dimana:
Pignition = kemungkinan penyulutan
J
fi toxic fi I x PFDij xP personpresent xPinjury
j 1
dimana:
J
fi fireexp osure fi I x PFDij xPignitionxP personpresent
j 1
dimana:
Pignition = kemungkinan penyulutan
J
fi fireinjury fi I x PFDij xPignitionxP personpresent xPinjury
j 1
dimana:
Pignition = kemungkinan penyulutan
RkC f kC xCk
Dimana:
RkC
= indeks resiko dari outcomes insiden k,
dinyatakan sebagai magnitude dari consequences per
satuan waktu. Satuan spesifik akan bermacam-macam
tergantung pada resiko yang dinilai. Beberapa contoh
mungkin meliputi resiko kematian per tahun, jumlah
kematian per tahun, kerugian ekonomi per bulan, pelepasan
polusi per hari,
f kC
= frekuensi dari outcomes insiden k, dalam
satuan waktu, seperti: year–1, hour–1, dll
I
f C
fi C f1C f 2C ... f IC
i 1
Dimana:
Number
of IPL Credits
IPL
PFD (for the
(subset of tables
method
6.3, 6.4, 6.5)
illustrated in this
book)
1x10-2 –
Dike -3
1 – 1,5
1x 10
Flame/detonation 1x10-2 –
1 – 1,5
arrestors 1x 10-3
1x10-1 –
Relief valve 0,5 – 2,5
1x 10-5
1x10-1 –
Rupture disc 0,5 – 2,5
1x 10-5
1x10-1 –
SIF SIL 1 0,5 – 1
1x 10-2
1x10-2 –
SIF SIL 2 1 – 1,5
1x 10-3
1x10-3 –
SIF SIL 3 1,5 – 2
1x 10-4
Human action
1,0 – 1x
with 10 minutes response 0 – 0,5
10-1
time
J
Fi C Fi I Pij'
j 1
Dimana:
Fi C
= eksponen frekuensi untuk consequence C dari
skenario i,
Fi I
= nilai absolut dari log frekuensi initiating event i,
Pij'
= nilai absolut dari log PFD (kemungkinan kegagalan)
jth IPL yang melindungi terhadap skenario i.
Adjusted Consequence
Consequence
Initiating Event Category V
Category IV
Frequency
Multiple
One Fatality
Fatalities
Frequency
-2
2 2.5
≥ 1x10
1x10-2 >
1,5 2
Frequency ≥ 1x10-3
1x10-3 >
1 1,5
Frequency ≥ 1x10-2
1x10-4 >
0,5 1
Frequency ≥ 1x10-6
1x10-6 >
0 0,5
Frequency
3.6 BOWTIE
3.7 HGG
3.8 JGGHU
3.9 KJN
3.10 HGHG
3.11 KJH
3.12 JB
3.13 JB
3.14 HG
3.15 HV
3.16 JJB
3.17 GYG
3.18