Oleh :
1. Latifatul Jannah
2. Luthfiyatul Khoiroh
3. Muhammad Akmalul Musthofa
4. Muhammad Irfan Ma’ruf
5. Muhmmad Reysaldy Hernawan
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CERME GRESIK
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI
Jl. Jurit Kec. Cerme Kab. Gresik – Jawa Timur 61171
2013 – 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
1. Latifatul Jannah
2. Luthfiyatul Khoiroh
3. Muhammad Akmalul Musthofah
4. Muhammad Irfan Ma’ruf
5. Muhammad Reysaldy Hernawan
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Menyetujuui
Luluk Mashluchah
NIP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini tanpa
ada halangan yang berarti.
Laporan yang berjudul “Ekstraksi Zat Pewarna Dari Daun Mangga” ini
kami susun dalam rangka memnuhi tugas Melaksanakan Proses Ekstraksi
(MPEKS). Laporan dan uji praktik penelitian ini, kami laksanakan mulai November
2014 bertempat di Laboratorium SMK Negeri 1 Cerme Gresik.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kepala SMK Negeri 1
Cerme Gresik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan, Bapak/Ibu
Pembimbing yang juga telah banyak memberikan pengarahan teknis berkaitan
dengan penyelesaian laporan ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita, khususnya pembaca.
Oleh :
Latifatul Jannah, Luthfiyatul Khoiroh, Muhammad Akmalul Musthofa, Muhammad Irfan Ma’ruf,
Muhammad Reysaldy Hernawan
SMK Negeri 1 Cerme - Gresik
ABSTRAK
Pewarna alami merupakan pewarna yang berasal dari tumbuhan maupun hewan yang di
ekstraksi hingga meengalami perubahan bentuk maupun zat. Di dalam daun mangga yang digunakan
sebagai zat pewarna merupakan pigmen mangiferine yang terdapat pada daun mangga. Disini
mangiferine memiliki gugus kromofor yaitu C = O. Gugus auksokrom yaitu – OH yang berasal dari
golongan anion dan senyawa oragnaik tak jenuh hidrokarbon aromatik. Kandungan xanton jenis
mangiferin pada mangga sebanyak 7 % - 15 %. Di dalam daun mangga mengandung kristal kuning
(xanton). Sedangkan xanton merupakan senyawa sejenis flavonoid yang telah digunakan sebagai zat
warna selama beratus- ratus tahun. Xanton dari mangiferaindica ini adalah glukosida – C mangiferin.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari bagaimana cara membuat pewarna alami yang
tidak mengandung bahan kimia menggunakan proses ekstraksi, destilasi dan evaporasi. Prosedur
dalam pembuatan pewarna alami terdiri dari beberapa tahap. Yakni tahap persiapan, tahap percobaan
dan tahap pengujian hasil akhir. Tahap analisa merupakan tahap pengecilan partikel, pengeringan
sampel dan penimbangan berat bahan produk. Untuk tahapan percobaan terdiri ekstraksi
menggunakan ethanol sebanyak 170 ml dan menstabilkan suhu ketika destilasi di suhu 75 – 85 0C.
Dan pada tahapan terakhir yakni pada tahapan pengujian hasil akhir atau produk. Dan dapat
disimpulkan bahwa dari 15 gram bahan yang digunakan dapat menghasilkan pewarna alami (non
tekstil) sebanyak 13,6674 gram. Sedangkan warna dari hasil pewarna alami yakni hijau kehitaman,
namun dalam percobaan menghasilkan warna hijau tua.
HALAMAN JUDUL……………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….ii
LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………v
ABSTRAK …………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….1
1.3 Tujuan………………………………………………………2
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Cn = Co [KV1/(KV1+V2)]n
Mangga
Nama latin: Mangifera indica L.
Nama lain: Pao / taipa (Sulawesi selatan)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Division : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Order : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.
Morfologi
Pada umumnya pohon mangga berperawakan besar, tinggi dapat
mencapai 40 meter atau lebih, meski kebanyakan pohon mangga hanya
sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat;
dengan daun-daun lebat membentuk tajuk berbentuk kubah, oval atau
memanjang, dengan diameter batang sampai 10 m. Kulit batangnya
tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas
tangkai daun. Warna kulit batang yang sudah tua biasanya coklat
keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat
panjang bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin
sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30 -
60 cm. Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu.
Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25 - 12,5 cm, bagian pangkalnya
membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya.
Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin
mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya
seperti dalam lingkaran (roset). Helai daun bervariasi namun
kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2 - 10 × 8 - 40 cm, agak
liat seperti kulit, hijau tua mengkilap, berpangkal melancip dengan tepi
daun bergelombang dan ujung meruncing, dengan 12 - 30 tulang daun
sekunder.
Beberapa variasi bentuk daun mangga:
Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Anatomi
Mangga merupakan tanaman berdivisi magnoliophyta dengan
kelas magnoliopsida yang mana mempunyai ciri anatomi: batang dan
akar berkambium, dengan pertumbuhan menebal sekunder, serta
memiliki berkas pengangkut kolateral dan bikoteral.
Kegunaan
Tanaman mangga memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai
desinfektan tubuh sehingga melindungi tubuh dari serangan infeksi,
pembersih darah, menurunkan kolestrol, sembelit, reumatik, susah
tidur, dan gatal-gatal. Mangga memiliki sifat kimia dan efek
farmakologis tertentu yang bersifat pengelat, peluruh urine, penambah
nafsu makan, peluruh (mengencerkan) dahak, pencahar dingin.
Kandungan asam galat pada mangga sangat baik utnuk saluran
pencernaan. Selain itu dapat pula menyembuhkan radang kulit,
influenza, asma, gusi berdarah, radang tenggorokan dan sesak napas,
bisa mengatasi bisul, kudis, cacingan dan keputihan.
78 – 85 g air,
13 – 20 g karbohidrat,
0,3 – 0,8 g protein,
0,1 – 0,2 g lemak,
0,6 – 0,7 g serabut,
0,1 – 0,2 mg besi,
10 – 15 mg fosforus,
9 – 25 mg kalsium,
vitamin B1, 0,05 – 0,08 mg vitamin B2,
14 – 62 mg vitamin C, dan
bahan kimia asid benzoik, asid sitrik, mangiferin, mangin, pewarna
kuning dan tanin.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Jenis Penelitian
Dalam percobaan ini, kami menggunakan jenis penelitian yang bersifat
Eksperimen (uji coba).
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Praktek percobaan ini telah dilaksanakan pada 15 November 2014.
Praktek percobaan ini dilakukan di Laboratorium SMK Negeri 1 Cerme
Gresik.
3.3. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktek percobaan ini
ditunjukkan pada tabel 3.1, tabel 3.2, tabel 3.3.
Tabel 3.1.Nama alat yang dibutuhkan untuk ekstraksi minyak kacang tanah
Tabel 3.1.Nama bahan yang dibutuhkan untuk ekstraksi minyak kacang tanah
No. Nama Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah
1. Daun Mangga gram 15
2. Etanol ml 175
3. Air secukupnya
3
2
4
5
6
Nama-nama instrument dan fungsinya :
1. Kondensor : Untuk pengembunan/ mengubah uap menjadi titik-
titik
2. Pipa samping : Pipa tempat lewatnya uap pelarut ke kondensor
3. Timbel : Tempat untuk menampung bahan ekstraksi
4. Sivon : Pipa kecil untuk mengembalikan cairan ekstrak
kedalam labu
5. Labu datar bulat : Tempat untuk menampung pelarut maupun sampel
6. Elektromantel : Pemanas
5.1. Simpulan
1. Cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet yaitu dengan merangkai
alat ekstraksi lalu memasukkan pelarut ke labu pemanas dan mengisi zat
padat pada selongsong dan selanjutnya diekstraksi sampai menghasilkan
minyak. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak zat pewarna atau
mangiferia menggunakan pelarut organic setelah pelarutnya diuapkan zat
pewarnanya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya. Pelarut yang
digunakan pada percobaan ini adalah etanol. Pemilihan pelarut ini
didasarkan pada sifatnya yang non-polar, volatile dan dapat menarik zat
pewarna serta sukar larut dalam air.
2. Untuk mengetahui berapa banyak kah kadar pewarna yang terdapat pada
daun mangga, khususnya pada 15 gr sampel daun manggay yang telah di
ekstraksi. Yakni dengan cara melakukan pengekstraksian dan dilanjutkan
dengan metode distilasi, serta pada proses yang akhir yakni proses ng
penguapan atau yang sering disebut dengan proses evaporasi. Yani
pemisahan antara sisa – sisa etanol yang masih tercampur dengan
pewarna. Dan dihentikan ketika sudah dirasa cukup habis menguap etanol
tersebut. Dan kadar pewarna ditimbang, namun tidak melupakan sebelum
menimbang. Cawan petri telah diketahui berapa beranya sehingga
dilakukan pengurangan antara cawan yang berisi zat pewarna dikurangi
dengan beratnya cawan kosong.
3. Dalam pemilihan jenis pelarut faktor yang perlu diperhatikan antara lain
adalah daya melarutkan bahan (berdasarkan kepolaritasan), titik didih,
sifat racun, mudah tidaknya terbakar dan pengaruh terhadap alat
peralatan ekstraksi. Pada umumnya pelarut yang sering digunakan
adalah etanol karena etanol mempunyai polaritas yang tinggi sehingga
dapat mengekstrak bahan lebih banyak dibandingkan jenis pelarut
organik yang lain. Pelarut yang mempunyai gugus karboksil (alkohol)
dan karbonil (keton) termasuk dalam pelarut polar. Etanol mempunyai
titik didih yang rendah dan cenderung aman. Etanol juga tidak beracun
dan berbahaya. Kelemahan penggunaan pelarut etanol adalah etanol larut
dalam air, dan juga melarutkan komponen lain seperti karbohidrat, resin
dan gum. Larutnya komponen ini mengakibatkan berkurangnya tingkat
kemurniannya. Keuntungan menggunakan pelarut etanol dibandingkan
dengan aseton yaitu etanol mempunyai kepolaran lebih tinggi sehingga
mudah untuk melarutkan senyawa resin, lemak, minyak, asam lemak,
karbohidrat, dan senyawa organik lainnya.
5.2. Saran
1. Sebelum melaksanakan praktek mempelajari atau memahami prosedur
yang akan dilaksanakan.
2. Mengecek alat sebelum dilaksanakan praktikum serta melakukan
pengontrolan saat proses berlangsung.
3. Berhati-hati saat melakukan proses ekstraksi, kerjasama kelompok sangat
diperlukan serta menjaga kebersihan selama praktikum.