Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Senyawa Bahan Alam Untuk Pendarahan Otak

konsentrasi Isolasi, Uji Kualitatif dan Uji Kuantitaif :

Kurkumin

Disusun oleh:

SELI APRILIA PUTRI

1801138

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

(STIFARM)

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dari salah satu dosen penguji ujian
sarjana. Tugas yang penulis susun yaitu sebuah makalah yang berjudul “Senyawa
Bahan Alam Untuk Pendarahan Otak konsentrasi Isolasi, Uji Kualitatif dan
Uji Kuantitaif”
Penulis menyadari bahwa tidak mungkin tugas ini dapat selesai apabila
dilakukan tanpa bantuan, bimbingan, dorongan dan nasihat dari berbagai pihak
yang telah membatu. Karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang bersangkutan dalam pembuatan tugas ini .

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis sehingga tugas ini


tidak sesempurna yang diharapkan karena masih banyak kekurangannya . Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca. Terlepas dari itu, penulis berharap agar tugas ini dapat bermanfaat
dikemudian hari untuk segala pihak yang membutuhkan .

Sekian yang dapat penulis sampaikan semoga tugas ini dapat bermanfaat.

‘Wasalamualaikum Wr.Wb.’

Padang, 18 Agustus 2022

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

Curcuma longa L. merupakan tanaman herba yang khas dengan rimpang

tebal dan berdaging serta daun dalam pelepah yang mengkarakterisasi famili

Zingiberaceae. Kunyit berasal dari tropis Asia Selatan dan membutuhkan suhu

antara 20º C dan 30º C, dan curah hujan tahunan yang cukup besar untuk

berkembang. Kunyit umumnya dikenal karena nilai obatnya dalam sistem

pengobatan tradisional India. Kurkumin (C), demethoxycurcumin (DMC) dan

bisdemethoxycurcumin (BDMC), semuanya dikenal sebagai kurkuminoid. Total

kurkuminoid yaitu sekitar 4-6%, kunyit juga mengandung 2-4% minyak esensial

dan 2-3% minyak tetap dan berbagai minyak atsiri, termasuk turmeron, atlanton,

dan zingiberon. Komponen lainnya adalah gula, protein dan resin.

Kandungan kurkuminoid pada rimpang kunyit dipercayai memiliki

aktivitas yang bagus pada pengobatan stroke. Kandungan krukuminoid memiliki

aktivitas farmakologis berupa perlindungan pembuluh darah bagi orang-orang

yang berisiko untuk stroke. Penelitian menunjukkan bahwa kunyit dan komponen

kurkuminoidnya memiliki sejumlah khasiat yang mungkin bermanfaat ketika

mempertimbangkan pengobatan stroke, penyakit di mana penyakit ini dapat

mengakibatkan kematian neuron dan defisit neurologis.

1
BAB II

ISI

2.1 Kunyit

Curcuma longa L. merupakan tanaman herba yang khas dengan

rimpang tebal dan berdaging serta daun dalam pelepah yang mengkarakterisasi

famili Zingiberaceae. Kunyit berasal dari tropis Asia Selatan dan

membutuhkan suhu antara 20º C dan 30º C, dan curah hujan tahunan yang

cukup besar untuk berkembang. Kunyit umumnya dikenal karena nilai obatnya

dalam sistem pengobatan tradisional India. Kurkumin (C), demethoxycurcumin

(DMC) dan bisdemethoxycurcumin (BDMC), semuanya dikenal sebagai

kurkuminoid. Total kurkuminoid yaitu sekitar 4-6%, kunyit juga mengandung

2-4% minyak esensial dan 2-3% minyak tetap dan berbagai minyak atsiri,

termasuk turmeron, atlanton, dan zingiberon. Komponen lainnya adalah gula,

protein dan resin.

Kurkuminoid adalah polifenol yang memiliki warna kuning, memiliki

kelarutan yang buruk dalam air pada suasana asam dan pH fisiologis, dan juga

terhidrolisis dengan cepat dalam basa solusi. Kurkuminoid larut dalam dimetil

sulfoksida (DMSO), aseton dan etanol. Kurkuminoid mudah terurai ketika

terkena cahaya terang, suhu tinggi. Penggunaan kunyit secara tradisional atau

alami kurkuminoid dalam pengobatan tradisional banyak, dan beberapa di

antaranya termasuk antioksidan, sifat anti-inflamasi, efek antikarsinogenik dan

efek hipoglikemik pada manusia, kurkuminoid memiliki spektrum aktivitas

biologis yang luas.

2
2.2 Metode Isolasi

2.2.1 Ekstraksi Kurkumin menggunakan sokletasi.

Proses isolasi kurkumin dalam kunyit ini dilakukan menggunakan

metode sokletasi. Rimpang segar dibersihkan dicuci dengan air, diiris dan

dijemur selama satu minggu lalu dikeringkan lagi pada suhu 50°C dalam

oven udara panas selama 6 jam. Rimpang kering dipotong dalam potongan-

potongan kecil, Sekitar 20 gr sampel ditimbang dan dimasukkan ke

peralatan soxhlet, diatur dengan berbagai pelarut dari nonpolar ke polar. 150

ml pelarut ditambahkan dan diekstraksi sesuai dengan titik didihnya selama

6 jam. Pelarut yang digunakan adalah Heksana, Kloroform, Etil asetat,

Metanol, dan Aseton, lalu satu sampel diekstraksi dengan heksana untuk 2

jam dan ekstrak heksana dibuang dan ekstraknya diekstraksi kembali

dengan metanol selama 6 jam. Setelah selesai ekstrak yang berwarna coklat

tua kemudian didinginkan, disaring, lalu dilanjutkan menggunakan rotary

evaporator sehingga didapatkan ekstrak kering kasar yang berwarna oranye

hitam. Setiap sampel mentah kunyit diekstraksi dengan cara yang sama dan

hasil dihitung.

2.2.2 Uji kuantitatif senyawa kurkumin

a. Penetapan Kadar Air

Ditimbang saksama lebih kurang 10 gram sampel, masukkan ke dalam

wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 105°C selama 5 jam dengan

metode gravimetri, dan timbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang pada

3
selang waktu 1 jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut-

turut tidak lebih dari 0,25%.

b. Penetapan Kadar Abu Total

Ditimbang saksama 2 sampai 3 gram bahan uji yang telah dihaluskan dan

masukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan

perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang. Jika dengan cara

ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, aduk, saring melalui

kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan

dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan dan pijarkan

hingga bobot tetap pada suhu 800±25°C. Kadar abu total dihitung terhadap

berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.

c. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Dididihkan abu yang diperoleh pada Penetapan Kadar Abu Total

dengan 25 mL asam klorida encer LP selama 5 menit. Kumpulkan bagian

yang tidak larut dalam asam, saring melalui kertas saring bebas.

2.2.3 Identifikasi Kualitatif Kurkumin dengan KLT

Ekstrak hasil ekstraksi maserasi ditotolkan pada lempeng KLT beserta

baku kurkumin dan dielusi dengan menggunakan fase gerak

kloroform:nheksan:metanol (1:1:0,1) hasil modifikasi dan deteksi dengan

sinar tampak dan sinar UV. Dihitung nilai Rf noda.

2.3 Hasil Penelitian

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air, kadar abu total, dan

kadar abu tidak larut asam memenuhi syarat sesuai dengan Farmakope

4
Herbal Indonesia Edisi II. Hasil mutu ekstrak kunyit putih menunjukkan

bahwa kadar air yang didapatkan adalah 0,37%, dimana hasil ini memenuhi

syarat yaitu kadar air tidak lebih dari 14%. Kadar abu total yang didapatkan

adalah 0,7%, dimana hasil ini memenuhi syarat yaitu kadar abu total tidak

lebih dari 0,7%. Kadar abu tidak larut asam adalah 0,291%, dimana hasil ini

memenuhi syarat yaitu kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,3%.

Dalam rangka memperoleh ekstrak yang dikehendaki sebagai produk

kefarmasian, maka ekstrak tersebut harus memenuhi persyaratan mutu

ekstrak berdasarkan beberapa parameter pengujian yang telah ditetapkan

Farmakope Herbal Indonesia.

Setelah ekstrak rimpang kunyit putih ditotolkan pada pelat, pelarut

atau campuran pelarut (dikenal sebagai fase gerak) ditarik ke atas pelat

melalui aksi kapiler. Karena analit yang berbeda naik ke pelat KLT pada

tingkat yang berbeda, pemisahan tercapai. Fase gerak memiliki sifat yang

berbeda dengan fase diam. Fase gerak dapat berupa campuran, sehingga

memungkinkan untuk menyempurnakan sifat massal fase gerak. Setelah

percobaan, noda-noda divisualisasikan. Visualisasi dapat dilakukan dengan

memproyeksikan sinar ultraviolet ke plat; sehingga noda noda dapat muncul

di lembaran di mana senyawa menyerap cahaya yang mengenai area

tertentu. Berdasarkan hasil kromatografi, terbukti bahwa rimpang kunyit

putih mengandung senyawa kurkumin. Dari hasil KLT dengan campuran

fase gerak (eluen) yaitu kloroform:etanol:asam asetat dengan perbandingan

94:5:1 menunjukkan terdapat 3 noda dengan nilai Rf masing-masing yaitu

5
untuk baku kurkumin adalah Rf1 0,1-0,125; Rf2 0,1375-0,1875; Rf3

0,3375-0,375. Sedangkan untuk ekstrak kunyit putih diperoleh Rf1 0,125-

0,225; Rf2 0,1875- 0,475; Rf3 0,425-0,675. Berdasarkan hasil kromatografi,

terbukti bahwa rimpang kunyit putih mengandung senyawa kurkumin.

6
DAFTAR PUSTAKA

Antony B., Benny, M., Elumalai, S., Revathy, S., (2011). Isolation,

Purification, and Identification of Curcuminoids From Turmeric

(Curcuma longa L.) by Column Chromatography. Journal of

Experimental Sciences, 2 (7), 21-25

Chan, M,A., Cintya, H., Purba, A., Kokita, T., Destinyie, F., Bernardi, W.

(2021). Isolasi Kurkumin dari Kunyit Putih dengan Menggunakan

Metode Maserasi dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Jurnal Pro-

Live, 8 (3).

Ovbiagele, B. (2008). Potential Role of Curcumin In Stroke Prevention.

Expert Review. 8 (8), 1175-1176

Anda mungkin juga menyukai