Anda di halaman 1dari 11

Askep pada klien osteoartritis

Asuhan Keperawatan gangguan muskuloskletal dengan Osteoartritis:

1. Tinjauan Kasus

Pengkajian

Tanggal : 10 Desember 2014

Jam : 11.21 WIB

Oleh : Ahmad Razi Umami dan Sitti Afiqah

Sumber : I. Laporan Keperawatan dan Catatan Rekam Medik

1. Informasi dari pasien dan keluarga pasien

III. Informasi tim kesehatan yang menangani pasien

1. Observasi langsung
2. Biodata
3. Identitas Pasien

Nama : Ny. N

Umur : 65 tahun

Jenis Kelamin :P

Agama : Islam

Alamat : Jl. MuktisariRt.01 / Rw.03 Kec. Cingambul

Kab. Majalengka

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Status Perkawinan : Nikah

Diagnosa Medis : Osteoartritis (OA)

No.Register : 07108329

Tanggal Masuk : 10 November 2014

No.RM : 17302
1. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 58 tahun

Jenis Kelamin :L

Agama : Islam

Alamat : Jl. Muktisari Rt.01 / Rw.03 Kec. Cingambul Kab.


Majalengka

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Perkawinan : Nikah

Hubungan dengan pasien : Suami

1. Keluhan Utama

Lima hari sebelum pasien masuk ke Rs. Klien merasakan Keluhan Rasa nyeri pada sendi,

Kekakuan dan keterbatasan gerak, ketidaknyamanan, dan Kelelahan.

1. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

 Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
 Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien

mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

1. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan pernah merasakan radang sendi sejak lama akibat kelelahan

pada saat melakukan aktivitas.

III. Riwayat Psiko – Sosial

Pasien dengan OA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah.
Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body
image dan harga diri klien.

1. Pemeriksaan Fisik
2. Penampilan Umum
Kesadaran : Somnolen

Tanda-tanda Vital

 Tekanan Darah : 110/80 mmHg


 Pulse/nadi : 80x/menit
 Suhu : 37,9 celcius
 Respirasi : 20x/menit

1. Pemeriksaan Fisik :

 Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
 Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

o Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

o Catat bila ada krepitasi

o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

 Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral :


 Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
 Ukur kekuatan otot
 Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
 Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

1. Tabel Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Do : Klien tampak lemas Distensi jaringan Nyeri Akut


akibat akumulasi
cairan/proses
Ds : – Klien mengeluh inflamasi,
destruksi sendi
Nyeri

– Klien
menyatakan sangat
terganggu aktivitasnya

– Klien merasakan
lelah di seluruh tubuh.

– Klien merasakan
Perilaku distraksi/
respons autonomic

Do : Klien tampak

meringis

Ds : Klien mengeluh
deformitas Gangguan
distensi jaringan
skeletal, mobilitas fisik
2
akibat akumulasi nyeri, penurunan berhubungan
kekuatan otot dengan.
cairan/proses

inflamasi,

destruksi sendi

Do : Klien merasakan

Perubahan fungsi deformitas skeletal, Nyeri,


Gangguan Citra
dari bagian-bagian
Tubuh
3 yang sakit.
penurunan kekuatan otot
Ds : ekspresi wajah

klien menunjukan

rasa nyeri

4 Do : Klien tampak kerusakan Defisit


muskuloskeletal, perawatan diri
lelah penurunan
kekuatan, daya
Ds : – Klien merasa tahan, nyeri pada
waktu bergerak,
lelah dan lemas di depresi

seluruh tubuh

– Ketidakmampuan

untuk mengatur
kegiatan sehari-

hari.

1. Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut / kronisberhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses


inflamasi, distruksi sendi.
 Kerusakan Mobilitas Fisikberhubungan dengan Deformitas skeletal, Nyeri, ketidaknyamanan
, Penurunan kekuatan otot
 Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan Perubahan
kemampuan melakukan tugas-tugas umum, Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan
mobilitas.
 Kurang Perawatan Diriberhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal antara lain
Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.
 Resiko Tinggi terhadap Kerusakan Penatalaksanaan Lingkungan berhubungan dengan Proses
penyakit degeneratif jangka panjang, Sistem pendukung tidak adekuat.
 Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit, Prognosis dan Kebutuhan
Perawatan dan Pengobatanberhubungan dengan Kurangnya pemahaman / mengingat kesalahan
interpretasi informasi.

1. Asuhan Keperawatan Tahap Intervensi

Diagnosa Keperawatan I : Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.

Hasil yang diharapkan/Kriteria evaluasi :

 Menunjukkan nyeri berkurang atau terkontrol


 Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
 Mengikuti program terapi.
 Menggunakan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Intervensi :

 Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 – 10). Catat faktor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri non verbal

 Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat klien
beristirahat/tidur.

 Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.

 Pantau penggunaan bantal.


 Dorong klien untuk sering mengubah posisi.
 Bantu klien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur.
 Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
 Pantau suhu kompres.
 Berikan masase yang lembut.
 Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya relaksasi progresif sentuhan terapeutik
bio feedback, visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis diri dan pengendalian nafas.
 Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
 Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

Diagnosa Keperawatan II : Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan deformitas


skeletal, Nyeri, ketidaknyamanan , Penurunan kekuatan otot

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :

 Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktor


 Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kompensasi bagian tubuh
 Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

Intervensi:

 Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi


 Pertahankan tirah baring/duduk jika diperlukan
 Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam hari
tidak terganggu.
 Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif dan isometric jika
memungkinkan.
 Dorongkan untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan.
 Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi/kloset, menggunakan pegangan
tinggi dan bak dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat
 Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vasional.

Diagnosa Keperawatan III : Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran


berhubungan dengan Perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum, Peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:

 Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi


penyakit, perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
 Menyusun tujuan atau rencana realistis untuk masa mendatang.

Intervensi:

 Dorong klien mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa
depan.
 Diskusikan dari arti kehilangan/perubahan pada seseorang. Memastikan bagaimana
pandangan pribadi klien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek
seksual
 Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan
 Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan
tubuh/perubahan.
 Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien untuk mengidentifikasi perilaku positif
yang dapat membantu koping.
 Bantu kebutuhan perawatan yang diperlukan klien.
 Ikutsertakan klien dalam merencanakan dan membuat jadwal aktivitas.

Diagnosa Keperawatan IV : Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan


Auskuloskeletal antara lain Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak,
Depresi.

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:

 Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan klien.
 Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
 Mengidentifikasikan sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan.

Intervensi:

 Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi penyakit dan potensial
perubahan yang sekarang diantisipasi.
 Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
 Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi rencana untuk
memodifikasi lingkungan.
 Kolaborasi untuk mencapai terapi okupasi.

Diagnosa Keperawatan V : Resiko Tinggi terhadap Kerusakan Penatalaksanaan


Lingkungan berhubungan dengan Proses penyakit degeneratif jangka panjang, Sistem
pendukung tidak adekuat.

Hasil yang Diharapkan/Kriteria Evaluasi :

 Mempertahankan keamanan lingkungan yang meningkatkan perkembangan.


 Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.

Intervensi:

 Kaji tingkat fungsi fisik


 Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri.
 Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi individual.
 Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan misal alat bantu mobilisasi.
Diagnosa Keperawatan VI : Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit,
Prognosis dan Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan berhubungan dengan Kurangnya
pemahaman / mengingat kesalahan interpretasi informasi.

Hasil yang diharapkan/Kriteria Evaluasi:

 Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/pragnosis dan perawatan.


 Mengembangkan rencana untuk perawatan diri termasuk modifikasi gaya hidup yang
konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

Intervensi :

 Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan


 Diskusikan kebiasaan pasien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan
program diet seimbang, latihan dan istirahat.

1. Asuhan Keperawatan Tahap Implementasi

Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan dan di lakukan
sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien
meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan isolasi sosial,
dan upaya komplikasi.

1. Asuhan Keperawatan Tahap Evaluasi

Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien. Hasil yang di
harapkan :

 Mengalami peredaan nyeri


 Tampak tenang dan bebas dari ansietas
 Memperhatikan aktifitas perawatan diri secara efektif

1. Pembahasan Evaluasi :

Evaluasi pada kasus ini :

1. S : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang

O : Klien terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

1. S : Klien menyatakan dapat mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan

dan fungsi dari kompensasi bagian tubuh.


O : Klien dapat berjalan secara perlahan-lahan

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi

Anjurkan klien untuk bergerak aktif / pasif

 S : Klien mengatakan rasa cemas berkurang

O : Klien merasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,

perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

Anjurkan perawat memotivasi kepada klien mengenai masalah penyakit.

1. S : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang

O : Klien tampak tenang dan dapat istirahat

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.

1. S : Klien mengatakan mulai bisa beraktivitas tanpa kesulitan dan paham akan

cara evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan

untuk diri sendiri.

O : Klien tampak mengerjakan aktivitas sehari-hari

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

berikan support kepada klien agar terus melakukan anjuran petugas.

1. S : Klien mengatakan paham dengan Osteoartritis atau rematik dan dapat

menyebutkan mulai dari pengertian sampai diitnya.

O : Klien tampak menjawab pertanyaan petugas dan antusias dalam pemberian

pendidikan kesehatan.

A : Masalah teratasi
P : Lanjtukan Intervensi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang
dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis
dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma
atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak
berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi.

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: Usia/Umur, Jenis
Kelamin, Ras, Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.

3.2 Saran

– Mahasiswa harus mengerti tentang pengertian Osteoartritis beserta etiologi dan

patofisiologinya secara lengkap.

– Mahasiswa keperawatan harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada


klien

dengan penyakit osteoarthritis secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-

psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses Keperawatan (pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).

– Mahasiswa sebaiknya menggunakan makalah ini sebagai sumber ilmu untuk

mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit osteoarthritis

lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

 Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien,Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.
 Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process,Alih
Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC.
 Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal,Jakarta, Pusdiknakes.
 Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Mukulosketal.Jakarta: EGC.

 Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.

 Prince, Sylvia Anderson, 1999.,Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.,

 Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

Iklan

Anda mungkin juga menyukai