DI SUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah respirasi yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN
ARDS “ ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik secara
penulisan, bahasa atau materi yang ada. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna lebih sempurnanya makalah ini.
Dengan mengucap Hamdallah kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
kami maupun bagi kita semua.
penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan................................................................................................ 1
1.3 Manfaat............................................................................................. 2
2.1.1 Pengertian............................................................................. 3
2.1.2 Etiologi................................................................................. 3
2.1.3 Patofisiologi......................................................................... 4
2.1.4 WOC.................................................................................... 6
2.1.6 Pemeriksaan.......................................................................... 7
2.1.7 Penatalaksanaan................................................................... 8
2.1.8 Komplikasi........................................................................... 9
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan keadaan gagal napas mendadak
yang timbul pada klien dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sindrom gawat
napas akut juga dikenal dengan edema paru nonkardiogenik. Sindrom ini merupakan sindrom klinis
yang ditandai dengan penurunan progresif kandunagnoksigen di arteri yang terjadi setelah penyakit
atau cidera serius. ARDS biasanya membutuhkan ventilasi mekanik yang lebih tinggi dari tekanan
jalan napas normal. Terdapat kisaran yang luas dari faktor yang berkaitan denganterjadinya ARDS
termasuk cidera langsung pada paru (seperti inhalasi asap) atau gangguan tidak langsung pada tubuh
(seperti syok).
ARDS (juga disebut syok paru) merupakan akibat kerusakan /cedera paru dimana sebelumnya
paru sehatt. Sindrom ini mempengaruhi kurang lebih 150.000 sampai 200.000 pasien setiap tahun,
dengan laju mortalitas untuk semua pasien yang mengalami ARDS. Faktor lain termasuk trauma
mayor,KID, tranfusi darah, aspirasi, tenggelam, inhalasi asap atau kimia, gangguan matabolik toksik,
pancreatitis, eklampsia, dan kelebihan dosis obat. Perawatan akut secara khusus menangani perawatan
klinis dengan intubasi dan ventilasi mekanik.
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Menjelaskan tentang ARDS dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus ARDS.
Tujuan khusus
4
1.3 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam
membuat asuhan keperawatan pada klien ARDS.
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan teoritis
pada klien ARDS.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru,
kardiovaskuler, atau tubuh secara luas. (Ellizabeth J. Corwin, 1997)
Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas mendadak
yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sulit untuk membuat
definisi secara tepat, karena patogenesisnya belum jelas dan terdapat banyak factor predisposisi
seperti syok karena perdarahan, sepsis, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian tubuh lainnya,
pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon. (Arif Muttaqin, 2009).
ARDS adalah bentuk khusus dari kegagalan pernapasan yang ditandai dengan hipoksemia
yang jekas dan tidak dapat diatasi dengan penanganan konvensional. ARDS diawalai dengan berbagai
penyakit yang srius yang pada akhirnya mengakibatkan edema paru-paru difus nonkardiogenikyang
khas. (Sylvia A. price & Lorraine M. Wilson, 1995)
SDPD adalah kondisi disfungsi parenkim paru yang dikarakteristikan oleh (1 ) kejadian
antesenden mayor, (2 ) ekslusi kardiogenik menyebabkan edema paru, ( 3 ) adanya takipnea dan
hipoksia, dan (4 ) infiltrate pucat pada foto dada.(Marilynn E. Doenges, 2000).
Acult respiratory distress (ARDS) merupakan kelanjutan dari shock paru-paru, kongesti
atelaktasis, post traumatic paru-paru, post infusion paru, dan ventilasi paru.
2.1.2 Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan
paru baik secara langsung maupun tidak langsung .
Faktor Resiko
Pneumoni virus,bakteri,fungal
Contusio Paru
Inhalasi toksin
6
Trauma tidak langsung
Sepsis
Shock
Pankretitis
Uremia
Overdosis Obat
Peningkatan PIH
Terapi radiasi.
2.1.3 Patofisiologi
ARDS selalu berhubungan dengan penambahan cairan dalam paru. Sindrom ini merupakan
suatu edema paru karena kelainan jantung. Dari segi histologis. Mula-mula terjadi kerusakan
membrane kapiler-alveoli, selanjutnya terjadi peningkatan permeabilitas endothelium kapiler pa`ru
dan epitel aveoli yang mengakibatkan terjadinya edema alveolidan interstitial.
Sel endotel mempunyai celah yang dapat menjadi lebih besar daripada 60 Å sehingga terjadi
perembesan cairan dan unsure-unsur lain darah kedalam alveoli dan terjadi edema paru. Mula-mula
cairan berkumpul di interstisium terlampaui, alveoli mulai terisi menyebabkan atelektasis kongesti
dan terjadi hubungan intrapulmoner (shunt).
Mekanisme kerusakan endotel pada ARDS dimulai dengan aktivitas komplemen sebagai
akibat trauma, Syok, dan lain lain. Selanjutnya aktivitas komplemen akan menghasilkan C5a
menyebabkan granulosit teraktivasi dan menempel serta merusak endothelium mikrovaskular paru,
sehingga mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Agregasi granulosit neutrofit
merusak sel endothelium dengan melepaskan protease yang menghancurkan struktur protein seperti
kolagen, elastin dan fibronektin, dan proteolisis protein plasma dalam sirkulasi seperti factor
Hageman, fibrinogen, dan komplemen.
Endotoksi bakteri, aspirasi asam lambung, dan intoksigasi oksigen dapat merusak sel
endothelium arteri pulmonalis dan leukosit dan neutrofityang teraktifasi akan memperbesar kerusakan
tersebut. Histamin, serotonin, atau bradikinin dapat menyebabkan kontraksi sel endothelium dan
mengakibatkan pelebaran porus interselular serta peningkatan permeabilitas kapiler.
Adanya hipotensi dan pancreatitis akut dapat menghambat produksi surfaktan dan fosfolipase
A. selain itu,cairan edema terutama fibrinogen akan menghambat produksi dan aktivitas surfaktan
7
sehingga menyebabkan mikroakteletasis dan sirkulasi venoarterial bertambah. Adanya perlambatan
aliran kapiler sebab hipotensi, hiperkoagulabilitas dan asidosis, hemolisis, toksin bakteri, dan lain-lain
dapat merangsang timbulnya koagulasi intravascular tersebar.
Takikardi, takipnea
Sianosis
Hipoksemia
8
2.1.6 Pemeriksaan
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa ARDS sangat tergantung dari pengambilan anamnesa klinis
yang tepat. Pemeriksaan laboraturium yang paling awal adalah hipoksemia, sehingga penting untuk
melakukan pemeriksaan gas-gas darah arteri pada situasi klinis yang tepat, kemudian hiperkapnea
dengan asidosis respiratorik pada tahap akhir.
Pada permulaan, foto dada menunjukkan kelainan minimal dan kadang-kadang terdapat
gambaran edema interstisial. Pemberian oksigen pada tahap awal umumnya dapat menaikkan tekanan
PO2 arteri ke arah yang masih dapat ditolelir. Pada tahap berikutnya sesak nafas bertambah, sianosis
penderita menjadi lebih berat ronki mungkin terdengar di seluruh paru-paru. Pada saat ini foto dada
menunjukkan infiltrate alveolar bilateral dan tersebar luas. Pada saat terminal sesak nafas menjadi
lebih hebat dan volume tidal sangat menurun, kenaikan PCO2 dan hipoksemia bertambah berat,
terdapat asidosis metabolic sebab hipoksia serta asidosis respiratorik dan tekanan darah sulit
dipertahankan.
Pemeriksaan penunjang
Chest X-ray; pada stadium awal tidak terlihat dengan jelas atau dapat juga terlihat
adanya bayangan infiltrat ang terletak ditengan region perihilar paru-paru. Pada stadium
lanjut, terlihat penyebaran dinterstisial secara bilateral dan infiltrat alveolar , menjadi
rata dan dapat mencangkup keseluruhan lobus paru-paru. Tidak terjadi pembesaran
pada jantung.
Gradien alveolar arteria: memberikan perbandingan tegangan oksigen dalam alveoli dan
darah arteri
9
2.1.7 Penatalaksanaan
Dukungan nutrisi yang adequat sangat penting dalam mengobati ARDS. Pasien dengan ARDS
membutuhkan 35 – 45 kkal/kg sehari untuk memenugi kebutuhan normal. Pemberian makan enteral
adalah pertimbangan pertama, namun nutrisi parenteral total dapat saja diperlukan
Terapi :
a. Inotropik agent (Dopamine) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah.
Cairan
10
2.1.8 Komplikasi
Perdarahan pulmoner
Displasia bronkopulmoner
Apnea
Hipotensi sistemik
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa.
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
Apakah diantara keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama dengan penyakit yang
dialami klien
a) Aktivitas/istirahat
b) Sirkulasi
11
Tanda:
TD: dapat normal atau meningkat pada awal (berlanjut jadi hipoksia); hipotensi terjadi pada
tahap lanjut (syok) ataudapat faktor pencetus seperti pada ekslampia
Kulit dan membran mukosa: pucat, dingin, sianosis biasanya terjadi (tahap lanjut
c) Integritas ego
d) Makanan/cairan
e) Neurosensori
f) Pernapasan
Gejala: Adanya aspirasi/tenggelam, inhalasi asap/gas, infeksi difus paru, Timbul tiba-tiba/bertahap
Tanda: Pernapasan:
· Peningkatan kerja napas: penggunaan otot aksesori pernapasan, contoh retraksi interkostal atau
substernal, pelebaran nasal, memerlukan oksigen konsentrasi tinggi
Bunyi napas: pada awal normal. AKrekels, ronki, dan dapat terjadi bunyi napas
bronkial
12
g) Keamanan
h) Seksualitas
i) Penyuluhan/pembelajaran
b) Hipoventilasi alveolar
a) Penggunaan diuretik
a) Krisis situasi
a) Kurang informasi
c) Kurang mengingat
13
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan
- Karateristik batuk
dapat merubah
ketergantungan pada
penyebab dan etiologi
dari jalan nafas Adanya
sputum dapat dalam
- Pertahankan jumlah yang banyak,
tebal dan purulent
posisi
tubuh/kepala dan - Pemeliharaan jalan
gunakan jalannafas bagian nafas
nafas tambahandengan paten
bila perlu
- Kaji kemampuan
batuk, latihan
nafas dalam,
14
perubahan posisi
dan lakukan
suction bila ada
indikasi
- Peningkatan oral
- Penimbunan sekret
intake jikamenggangu ventilasi
memungkinkan dan predisposisi
perkembangan
atelektasi dan infeksi
Kolaboratif paru
- Berikan O2cairan
IV : tempatkan di
kamar humidifier
sesuai indikasi
- Berikan terapi
aerosol, ultrasonic
nabulisasi
- Dapat berfungsi
sebagai bronchodilatasi
dan mengeluarkan
sekret
- Meningkatkan
drainase sekret paru,
peningkatan efisien
penggunaan otot-otot
15
pernafasan
- Diberikan untuk
mengurangi
bronchospasme,
menurunkan viskositas
sekret dan
meningkatkan ventilasi
- Kaji adanya
cyanosis
16
adanya somnolen,pada kuku dan
confusion, apatisekstremitas adalah
dan vasokontriksi
ketidakmampuan
beristirahat. - Hipoksemia dapat
menyebabakan
- Berikan istirahatiritabilitas dari
yang cukup danmiokardium.
nyaman.
- Menyimpan tenaga
Kolaboratif: pasien, mengurangi
penggunaan oksigen.
- Berikan
humidifier -
oksigen dengan
masker CPAP jika
ada indikasi
Kolaboratif:
- Berikan - Memaksimalkan
pencegahan IPPB pertukaran O2 secara
- Review X-Rayterus menerus dengan
dada tekanan yang sesuai.
- Berikan obat-
obat jika ada
indikasi seperti
steroids, - Peningkatan ekspansi
antibiotic, paru meningkat
bronchodilator, oksigenisasi
dan ekspektorant.
- Memperlihatkan
kongesti paru yang
progresif.
- Untuk mencegah
ARDS
17
fisiologi(efek ansietas menurunlingkungan yang
hipoksemia) sampai tingkattenang dengan
dapat ditangani. meminimalkan
stimulasi.
- Menunjukan Usahakan
pemecahan perawatan dan
- Cemas berkurang oleh
masalah danprosedur tidakmeningkatnya relaksasi
penggunaan menggangu waktudan pengawetan energy
sumber efektif. istirahat. yang digunakan.
- Bantu dengan
tekhnik relaksasi,
meditasi.
- Identifikasi
persepsi pasien
dari pengobatan
yang dilakukan.
18
digunakan mengurangi
sebelumnya untukkecemasan/ketakutan
menanggulangi apa yang tidak
rasa cemas. diketahui. Penentraman
hati yang palsu tidak
menolong. Sebab tidak
ada perawat maupun
Kolaboratif:
pasien tahu hasil akhir
- Memberikan dari permasalahan itu.
sedatif sesuai
- Kemampuan yang
indikasi dan
monitor efek yangdimiliki pasien akan
meningkatkan system
merugikan.
pengontrolan terhadap
kecemasannya.
Kolaboratif:
- Mungkin dibutuhkan
untuk menolong dalam
mengontrol kecemasan
dan meningkatkan
istirahat. Bagaimanapun
juga efek samping
seperti depresi
pernafasan mungkin
batas atau
kontraindikasi
penggunaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau
membrane kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru,
kardiovaskuler, atau tubuh secara luas.
Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas mendadak
yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sulit untuk membuat
definisi secara tepat, karena patogenesisnya belum jelas dan terdapat banyak factor predisposisi
19
seperti syok karena perdarahan, spesies, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian tubuh lainnya,
pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan
kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau sistematik
penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
semua. Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat member manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2009.Buku Ajar Asuhan Keperawata Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan;Salemba Medika.
http://harnawatiaj.wordpress.com)
20