Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A.Latar Belakang...................................................................................
B.Tujuan ................................................................................................
C.Rumusan Masalah .............................................................................
BAB II KONSEP DASAR..............................................................................
A. Defini ..............................................................................................
a. Etiologi.............................................................................................
B. Patofisiologi.....................................................................................
C. Mnifestasi Klinik.............................................................................
D. Klafikasi...........................................................................................
E. Komplikasi.......................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang....................................................................
G.Komplikasi........................................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
A.Kesimpulan ..............................................................................................
B.Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dislokasi atau luksasio adalah kehilangan hubungan yang normal antara
kedua permukaan sendi secara komplet / lengkap ( jeffrey m.spivak et al ,1999)
terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi, Dislokasi ini dapat hanya
komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi
rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah
mengalami dislokasi.
Dislokasi sendi terjadi ketika tulang bergeser dari posisinya pada
sendi.dislokasi sendi biasanya terjadi setelah trauma berat yang mengangu
kemampuan ligamen menahan tulang di tempatnya.dislokasi sendi dapat juga terjadi
secara kongenital; misalnya, panggul kadang di jumpai pada bayi baru lahir (displasia
perekmbangan panggul ).
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me
lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka
juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan
untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi
tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma
atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa
sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat
disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena
sejak lahir (kongenital).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran dan mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien “dislokasi”
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti konsep dasar medis penyakit dislokasi
b. Mahasiswa mampu mengerti konsep pemberian asuhan keperawatan penyakit
dislokasi

2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari dislokasi?
2. Apa etiologi dari dislokasi?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada dislokasi?
4. Apa saja manifestasi dari dislokasi?
5. Bagaimanakah penatalaksanaannya ?
6. Apa saja komplikasinya ?
7. Bagaimana prognosis dari penyakit dislokasi?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan dislokasi?

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFINISI

3
Dislokasi persendian adalah suatu kondisi dimana posisi tulang pada tubuh tidak
berada ditempat yang tepat. (Pearce EC, 2000)
Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi.Dislokasi terjadi bila
sendi terlepas dan terpisah, dengan ujung ujung tulang tidak lagi menyatu. Bahu, siku, jari,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki merupakan sendi sendi yang paling sering mengalami
dislokasi. (Thygerson A, dkk, 2011)
Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya.Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulut, adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya terlepas atau mengalami dislokasi.
(Mohamad kartono, 1975)
Dislokasi adalah pergeseran permukaan articular suatu sendi sehingga aposisi
hilang.Sendi harus diistirahatkan dan diimobilisasi hingga jaringan lunak sembuh, dan
pada beberapa kasus, sendi mungkin perlu pemulihan terbuka. (Brooker Chris,EGC)
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk
persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi
3,Halaman 1046)
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang
membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner & Suddart, 2002, KMB,
edisi 8, vol 3,Halaman 2355)
Dislokasi sendi adalah fragmen frakrtur saling terpisah dan menimbulkan deformitas.
(Kowalak, 2011, Buku Ajar Patofisiologi, Halaman 404).

A. Etiologi
1. Cedera olah raga. Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola
danhoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibatbermain ski,
senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bolapaling sering mengalami dislokasi
pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga seperti benturan keras pada sendi
saat kecelakaan motor biasanyamenyebabkan dislokasi
3. Terjatuhdari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
4. Patologis: terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen
vital penghubung tulang.

B. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang
mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi, dari
adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena
adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi.Dari 3 hal tersebut,
4
menyebabkan dislokasi sendi.Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan
tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahan struktur.Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi,
perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai

C. Manifestasi Klinis
1. perubahan kontur sendi
2. perubahan panjang ekstremitas misalnya dislokasi anterior sendi panggul.
3. perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
4. Deformitas pada persendiaan : Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat
suatu celah.Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya trauma ekstensi dan
eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu.
5. Gangguan gerakan (kehilangan mobilitas normal) : Otot-otot tidak dapat bekerja
dengan baik pada tulang tersebut.
6. Pembengkakan : Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi
deformitas.
7. Rasa nyeri sering terdapat pada dislokasi : Sendi bahu, sendi siku, metakarpal
phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.
8. Kekakuan

D. Klasifikasi
Klasifikasi dislokasi menurut penyebabnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8,
vol 3,Halaman 2356) adalah:
1. Dislokasi congenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering
terlihat pada pinggul.
2. Dislokasi spontan atau patologik, akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar
sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan
tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan
tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen,
syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Dislokasi berdasarkan tipe kliniknya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol
3,Halaman 2356)dapat dibagi menjadi :
1. Dislokasi Akut, Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut
dan pembengkakan di sekitar sendi

5
2. Dislokasi Berulang. Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang.
Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.Dislokasi biasanya
sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya
ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan
tarikan.
Disloksi berdasarkan tempat terjadinya :
1. Dislokasi Sendi Rahang .Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :Menguap atau
terlalu lebar dan terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya
penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.
2. Dislokasi Sendi Bahu. Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di
anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di
bawah glenoid (dislokasi inferior).
3. Dislokasi Sendi Siku. Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan
yang dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas
berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.
4. Dislokasi Sendi Jari. Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong
dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami
dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.
5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal. Merupakan dislokasi yang
disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.
6. Dislokasi Panggul. Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior
dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior),
dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).
7. Dislokasi Patella. Paling sering terjadi ke arah lateral, reduksi dicapai dengan
memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan
lutut perlahan-lahan.Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi
secara bedah.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X (Rontgen)
Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik untuk menegakkan diagnosa
medis. Pada pasien dengan dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari
mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih.
2. CT Scan

6
CT Scan yaitu pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer,
sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3
dimensi. Pada pasien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada
pada tempatnya.
3. MRI
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi
radio tanpa menggunakan sinar X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh
gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-
Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.

F. Komplikasi
1. Komplikasi dini
a. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot
deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
b. Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
c. Fraktur disloksi
2. Komplikasi lanjut.
a. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan
sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan
rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi
b. Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau
c. Kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
d. Kelemahan otot

G. Penatalaksanaan Medis
Penanganan medis secepatnya adalah solusi untuk dislokasi persendian. Obat
penghilang rasa sakit juga dapat diberikan selama penanganan medis. (Davies K, 2007)
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika
dislokasi berat.
RICE
a. R : Rest (istrirahat)
b. I : Ice (kompres dengan es)
c. C : Compression (kompresi/pemasangan balut tekan)
d. E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga
sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar
tetap dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4x sehari
yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
7
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.

H. Prognosis
Prognosis tergantung pada sendi tertentu dislokasi dan cedera jaringan
sekitarnya.Cedera saraf dan arteri disekitar sendi memiliki prognosis buruk.Fraktur
periarticular beresiko untuk arthritis posttraumatic dan kebutuhan untuk penggantian nanti
bersama.Dislokasi sendi terjawab memiliki prognosis buruk dislokasi bahu memiliki

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dislokasi persendian adalah suatu kondisi dimana posisi tulang pada tubuh tidak
berada ditempat yang tepat. (Pearce EC, 2000)
Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi.Dislokasi terjadi bila
sendi terlepas dan terpisah, dengan ujung ujung tulang tidak lagi menyatu. Bahu, siku, jari,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki merupakan sendi sendi yang paling sering mengalami
dislokasi. (Thygerson A, dkk, 2011)
Dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya.Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulut, adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya terlepas atau mengalami dislokasi.
(Mohamad kartono, 1975)
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehinggaTulang
berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh
faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

B. Saran
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

8
DAFTAR P USTAKA

Ardiartana. 2013. Askep Dislokasi. http://ardiartana.wordpress.com/xmlrpc. php diakses pada


tanggal 10 Oktober 2014 pukul 14:23 WITA
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC
Davies, K. 2007. Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. East Sussex: The Ivy.
Dhanti. 2013. Asuhan Keperawatan Muskuloskeletal Dislokasi. http://keperawatan
blog.wordpress.com/xmlrpc.php diakses pada tanggal 9 Oktober 2014 pukul 21.20
WITA
Mohamad, Kartono. 1975. Pertolongan pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Muttaqin, Arif. 2013. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Wicaksono, Emirza Nur. 2013. Dislokasi. http://www.w3.org/1999/xhtml diakses pada
tanggal 9 Oktober 2014 pukul 21:17 WITA

Anda mungkin juga menyukai