Brugia sp
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II KLS D17
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
A. MORFOLOGI................................................................................................ 3
C. EPIDEMIOLOGI ........................................................................................... 5
E. DIAGNOSIS .................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 11
Brugia timori merupakan salah satu jenis parasit yang sering mnjadi
endamik.Di sebagian wilayah republik Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh
brugia timoridinamakanFilariasis . ataw yang oleh masyarakat awam, penyakit
filariasis disebut juga dengan penyakit kaki gajah. Sebenarnya ada 3 parasit yang
menyebabkan penyakit kaki gajah atau filariasis , nama parasit itu yakni wucheria
branchofti. Tetapi dalam makalah ini hanya membahas parasit brugia timori
jenis parasit Brugia Timori mempunyai habitat, morfologi, fase penyakit
yang berbeda-beda,serta mempunyai cara diagnosis yang berbeda dalam menentukan
apakah jenis parasit yang ada di dalam tubuh seorang pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi cacing brugia sp ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui morfologi cacing brugia sp ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI
1. Brugia malayi
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan pembulu limfe.
Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 55
mm x 0, 16 mm dan yang jantan berukuran 22-23 mm x 0,009 mm.
Cacing betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung. Ukuran microfilaria
Brugia malayi adalah 200-260 mikron x 8 mikron. Perioditas microfilaria Brugia
malayi adalah periodic nokturna, superiodik nokturna atau nonperiodik. Brugia
malayi yang hidup pada manusia di tularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
dan yang hidup pada manusia dan hewan ditularkan oleh nyamuk mansonia.
2. Brugia timori
4
B. SIKLUS HIDUP
1. Brugia malayi
Tuan rumah adalah manusia yang merupakan hospes definitive. Larva infektif
akan masuk kedalam tubuh manusia saat nyamuk yang membawa filaria
menghisap darah manusia. Larva infektif tersebut akan menuju pembuluh
5
limfe dan kelenjar limfe. Dalam waktu kurang lebih 1 tahun larva akan
menjadi matang. Dalam waktu 3 tahun akan menjadi cacing dewasa
(makrofilaria) dan selanjutnya akan menghasilkan mikrofilaria yang
dikeluarkan secara bertahap ke aliran darah.
2. Brugia timori
Siklus hidupnya mirip dengan W banrofti. Waktu yang diperlukan untuk
perkembangan vector 6,8-8,5 hari. Periodisitas mikrofilaria Brugia timori adalah
bersifat periodik nokturna, dimana mikrofilaria ditemukan dalam darah tepi pada
malam hari dengan konsentrasi maksimal pada pukul 22.00 hingga 02.00.
C. EPIDEMIOLOGI
1. Brugia malayi
Brugia malayi menginfeksi 13 juta orang di selatan dan Asia Tenggara dan yang
bertanggung jawab untuk hampir 10% dari total kasus di dunia filariasis limfatik.
Infeksi Brugia malayi adalah endemik atau berpotensi endemik di 16 negara, di
6
mana ia paling umum di Cina selatan dan India, tetapi juga terjadi di Indonesia,
Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Penyebaran Brugia
malayi tumpang tindih dengan W. bancrofti di wilayah ini, tetapi tidak hidup
berdampingan dengan B. timori. Daerah fokus dari endemisitas ditentukan
sebagian oleh vektor nyamuk. Brugia malayi hanya terdapat di pedesaan, karena
vektornya tidak dapat berkembang di perkotaan.
Brugia malayi yang hanya hidup pada manusia dan hewan biasanya terdapat
dipinggiran pantai atau aliran sungai, dengan rawa-rawa. Penyebaran Brugia
malayi bersifat local, dari Sumatra sampai Kepulauan Maluku. Yang terkena
penyakit ini terutama adalah petani dan nelayan.
2. Brugia timori
Cacing dewasa hidup di dalam saluran dan pembuluh limfe, sedangkan
microfilaria di jumpai didalam darah tepi hospes definitif.
Bentuk cacing dewasamirip bentuknya dengan W.bancrofti, sehingga sulit dibeda
kan.Panjang cacingbetina Brugia malayi dapat mencapai 55 mm, dan cacing
jantan 23 cm. Brugia timori betina panjang badannya sekitar 39 mm dan
yang jantan panjangnya dapat mencapai 23 mm.
Masa prepaten
Masa inkubasi
Masa inkubasi, masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya gejala
klinis berkisar antara 8–16 bulan.
Gejala klinik akut merupakan limfadenitis dan limfangitis disertai panas dan
malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala
klinis akut dapat amikrofilaremik maupun mikrofilaremik.
Gejala menahun
terjadi di tungkai bawah di bawah lutut dan lengan bawah, sedang ukuran
pembesaran ektremitas tidak lebih dari 2 kali ukuran asalnya.
2. Brugia timori
Stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan
saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis
biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering
timbul setelah penderita bekerja berat di ladang atau di sawah. Limfadenitis
biasanya berlangsung 2-5 hari dan dapat sembuh dengan sendirinya. Kadang
perandangan limfe ini dapat menjalar ke bawah, mengenai saluran limfe dan
menimbulkan limfangitis retrograd, yang bersifat khas pada filariasis.
Peradangan pada saluran limfe ini dapat terlihat sebagai garis merah yang
menjalar ke bawah dan peradangan ini dapat pula menjalar ke jaringan
sekitarnya, menimbulkan infiltrasi pada seluruh paha atas. Pada stadium ini
tungkai bawah biasanya ikut membengkak dan menimbulkan gejala limfedema.
Limfadenitis biasanya berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus
pada pangkal paha ini bila sembuh meninggalkan bekas sebagai jaringan
parut.Dan tanda ini merupakan salah satu gejala obyektif filariasis
limfatik.Limfadenitis dengan gejala komplikasinya dapat berlangsung beberapa
minggu sampai tiga bulan lamanya.
Pada filariasis brugia, sistem limfe alat kelamin tidak pernah terkena, lambat
laun pembengkakan tungkai tidak menghilang pada saat gejala peradangan sudah
sembuh, akhirnya timbullah elefantiasis. Kecuali kelenjar limfe inguinal, kelenjar
limfe lain di bagian medial tungkai, di ketiak dan di bagian medial lengan juga
sering terkena. Pada filariasis brugia, elefantiasis hanaya mengenai tungkai
bawah, di bawah lutut, atau kadang-kadang lengan bawah di bawah siku. Alat
kelamin dan payudara tidak pernah terkena, kecuali di daerah filariasis brugia
yang bersamaan dengan filariasis bankrofti. Kiluria bukan merupakan gejala
klinis filariasis brugia.
E. DIAGNOSIS
DiagnosisKlinik
dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (Acute and Chronic
Disease Rate).Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam
diagnosis filariasis adalah : gejala dan pengalaman limfadenitis retrograd,
limfadenitis berulang dan gejala menahun.
DiagnosisParasitologik
DiagnosisEpidemiologik
1. Pencegahan
Penanggulangan filariasis dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu pengurangan
reservoir penular, penanggulangan vektor (nyamuk), dan pengurangan kontak
10
2. Pengobatan
Dietilkarbamasin adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk
filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal.
Obat ini ampuh, aman dan murah, tidak ada resistensi obat, tetapi memberikan
reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi
dengan obat simtomatik. Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk
khemoprofilaksis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan ini yaitu cacing
Brugia malayi merupakan jenis parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheleas
dan nyamuk Mansonia yang dapat meyebabkan penyakit filaris dan Brugia
timori merupakan salah satu jenis parasit yang sering mnjadi endamik. Di
sebagian wilayah republik Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh brugia
timoridinamakanFilariasis atau yang oleh masyarakat awam, penyakit filariasis
disebut juga dengan penyakit kaki gajah.
B. Saran
Karena keterbatasan referensi, kami menyarankan agar ada pembahsan
lanjutan mengenai materi ini, hal ini karena dianggap sangat penting dalam
perkembangan kesehatan dimasa mendatang..
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Brugiamalayi.(Online) http://analiskesehatanpontianak.blogspot.com/2
19 Mei 2018.