Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BAKTERIOLOGI II

Dosen: Bapak Prawansa Amran S.Si,M.Kes

DISUSUN OLEH :

KLS D17

HARIANTO (AKM 1117110)

ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH

AKADEMI KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018/2019
Proteus sp

Morfologi

Proteus spp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak
berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli, polymorph, berpasangan atau
membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3 mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam
bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif aerobe/anaerob.

Sifat biakan

Merupakan bakteri aerob/anaerob fakultatif. Mengeluarkan bau khas dan swarming pada media BAP.
Proteus sp. Menunjukan pertumbuhan yang menyebar pada susu 37o c. Proteus sp. membentuk asam
dan gas dari glukosa, sifatnya khas antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin pirufat
atau PAD dan menghidrolisa urea dangan cepat karena adanya enzim urase pada TSIA bersifat alkali
asam dengan membentuk H2s. Proteus sp. disebut juga bakteri proteolitik karena bakteri ini ini dapat
menguraikan dan dapat memecah protein secara aerob / anaerob sehingga menghasilkan komponen
berbau busuk seperti hidrogen, sulfid, amin, indol, dan asam lemak. Proteus dapat menghidrolisis urea
menjado CO3 dan NH3 serta melepas amoniak.

Culturil dan Biokimia

Mudah tumbuh pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau anaerob pada
suhu 10 -43oC.

SSA (salmonella shigella agar), koloni trasparan warna abu-abu – kehitaman ditengah.

BAP (Blood Agar Plate), koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth, keping, ada yang menjalar dan ada yang
tidak menjalar, anhaemolisis.

Mac Conkey Agar Plate, koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda, non lactose fermented,
smoot menjalar atu tidak, kalau menjalar permukaan koloni rought(kasar).

Sifat – sifat umum genus proteus:

Tes positif : Motility, phenilanine atau trypthopan deaminase, methyl red tes.
Tes negatif : ONPG, fermentasi laktose, Voges-proskauer, lysin, dekarboxylase, arginine, dihidrolisa,
malonate broth.

Tes kepekaan terhadap polymixin atau colistin: Resisten

Patogenitas

Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bernanah
seperta abses, infeksi luka. Proteus sp. Ditemukan sebagai penyebab diare pada anak anak dan
menimbulkan infeksi pada manusia.

Penularan penyakit oleh proteus sp.

Penyebaran penyakit oleh Proteus sp. melalui air sumur yang digunakan penduduk untuk mandi,
mencuci, makan dan minum yang kemungkinan bakteri ini untuk masuk ke tubuh dan masuk melalui
luka yang menyebabkan infeksi pada saluran kemih serta dapat menyebabkan diare.

A. Proteus mirabilis

Aspek Biologi

Morfologi

Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel berbentuk seperti tongkat,
panjang 1-3 m dan lebar 0,4-0,6 m, walaupun pendek dan gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam
kultur muda yang mengerumun di media padat, kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen,
mencapai 10, 20, bahkan sampai panjang 80 m. dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki
pengaturan karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal, berpasangan atau rantai pendek. Akan
tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filamen membentang dan diatur konsentris seperti
isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak berflagella dan flagella yang
melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif bergerak dengan flagella peritrik. Flagella tersebut
terdapat dalam banyak bentuk dibanding kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk
bergelombang kadang-kadang ditemukan bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum
yang sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media.

Klasifikasi

Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Proteus

Species : Proteus mirabilis

Siklus hidup

Sebenarnya Proteus mirabilis merupakan flora normal dari saluran cerna manusia.
Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka
terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena
daripada laki-laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena
berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan
sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.

Penyakit yang ditimbulkan

Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. Enzim urease yang
menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3) menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak
ditanggulangi, pertambahan kebasaan dapat memicu pembentukan kristal sitruvit (magnesium
amonium fosfat), kalsium karbonat, dan atau apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/kristal
tersebut, bersembunyi dalam kristal dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan dengan
antibiotik. Semakin banyak batu/kristal terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan dapat menyebabkan
gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan induksi ke sistem respon
inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga
prostatitis pada pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari 'semua' Proteus infeksi pada manusia.

Gejala

Gejala uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan adanya sel darah putih pada
urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah diketahui dan termasuk sakit punggung, nampak
terkonsentrasi, urgensi, hematuria (adanya darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian
paha atas. Pneumonia akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu, sesak napas.
Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini, gejalanya demam, pembengkakan prostat.
Penularan

Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh P. mirabilis juga seringkali terjadi pada pria dan
wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.

Penyebaran

Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis terjadi pada pasien di rumah sakit. Infeksi ini
biasanya terjadi karena peralatan media yang tidak steril, seperti catheters, nebulizers (untuk inhalasi),
dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.

Obat yang digunakan

Infeksi Proteus mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin atau
sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan nitrofurantoin atau tetrasiklin
karena dapat meningkatkan resistensi terhadap ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk
batu/kristal, dokter bedah harus menghilangkan blokade ini dahulu.

B. Proteus vulgaris

Aspek Biologi

Morfologi

Proteus vulgaris adalah berbentuk batang Gram-negatif, chemoheterotroph bakteri. Ukuran sel individu
bervariasi dari 0,4 ~ 1,2 ~ 0.6μm oleh 2.5μm. proteus vulgaris memiliki flagela dan bergerak aktif.

Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus

Species : Proteus vulgaris

Siklus hidup

Sebenarnya Proteus merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri ini dapat
juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau
paru-paru akan menjadi bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki
muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena berhubungan
pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses
manusia dan hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.

Etiologi dan Epidemiologi

Proteus mirabilis menyebabkan 90% dari infeksi Proteus.

Proteus vulgaris dan Proteus penneri mudah diisolasi dari individu di fasilitas perawatan jangka panjang
dan rumah sakit dan dari pasien dengan penyakit yang mendasari atau sistem kekebalan tubuh
dikompromikan.

Pasien dengan infeksi berulang, orang-orang dengan kelainan struktural saluran kemih, mereka yang
telah instrumentasi uretra, dan mereka yang infeksi diperoleh di rumah sakit memiliki peningkatan
frekuensi infeksi yang disebabkan oleh Proteus dan organisme lain (misalnya, Klebsiella, Enterobacter,
Pseudomonas , enterococci, staphylococci)

Obat yang digunakan

Diketahui P. vulgaris antibiotik yang sensitif terhadap:

Ciprofloxacin

Seftazidim

Netilmicin

Sulbaktam atau Cefoperazo

Meropenem

Piperasilin / tazobactam

Unasyn Unasyn

Antibiotik harus diperkenalkan dalam dosis yang jauh lebih tinggi daripada "normal" ketika P. vulgaris
telah terinfeksi jaringan sinus atau pernapasanIE-Ciprofloxacin harus diperkenalkan pada tingkat
minimal 2000 mg per hari secara lisan dalam situasi seperti ini, daripada mg "standar" 1000 per hari.
Pemeriksaan klinik

Bakteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (yang Proteus adalah anggota) dan Pseudomonas spesies
adalah mikroorganisme yang paling sering bertanggung jawab atas bakteremia gram-negatif.

Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK harus meningkatkan kemungkinan
penyumbatan saluran kemih. Hal ini benar terutama pasien yang tinggal di fasilitas perawatan jangka
panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau yang memiliki sejarah yang telah
diketahui kelainan anatomis uretra.

ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa organik dan anorganik, yang
mengarah ke struvite pembentukan batu. Struvite batu terdiri dari kombinasi magnesium amonium
fosfat (struvite) dan kalsium karbonat-apatit. Struvite pembentukan batu dapat dipertahankan
hanya bila produksi amoniak meningkat dan pH urin tinggi untuk mengurangi kelarutan fosfat. Kedua
persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urin terinfeksi dengan organisme yang memproduksi urease-
seperti Proteus. Urease memetabolisme urea menjadi amonia dan karbon dioksida: Urea 2NH3 + CO2.
Amonia/amonium pasangan buffer memiliki pK dari 9,0, sehingga kombinasi air kencing yang sangat
kaya alkali dalam amonia. Gejala yang timbul struvite batu jarang terjadi. Lebih sering, perempuan hadir
dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria dan ditemukan untuk memiliki pH urin terus basa (> 7.0).

A. Klasifikasi, morfologi Escherichia coli

E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang merupakan
flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-
serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E.coli Enteroinvasif, E. coli
Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik .

Klasifikasi Ilmiah Escherichia coli

Domain : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Eschericha

Spesies : Escherichia coli

Morfologi Escherichia coli


Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak ditemukan pada saluran
pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek
(coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa
strain mempunyai kapsul.

B. Manfaat , bahaya dan patogenitas E.coli

Manfaat

Bakteri E. Coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri
jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam
usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. Coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses
pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan
seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya, E .Coli termasuk ke dalam
bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat
menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain.
Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan
mineral. Di dalam lingkungan,bakteri pembusuk ini berfungsi sebagaipengurai dan penyedia nutrisi bagi
tumbuhan (Ganiswarna, 1995). E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan
meningkat atau berada di luar usus. E. colimenghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa
kasus diare. E. coli berasosiasi dengan entero patogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel
Manifestasi klinik infeksi oleh E. coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan
gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain

Bahaya

Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar
ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli
sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK], umumnya
terjadi pada perilaku sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi bagi wanita karena posisi anus dan
saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya
ketika membersihkan anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu arahkan air juga tangan ke arah
belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.

Patogenitas

Penyakit yang disebabkan oleh E. Coli yaitu :


1.Infeksi saluran kemih

E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita muda. Gejala dan
tanda-tandanya antara lain sering kencing,disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan
dengan infeksi saluran kemih bagian atas.

2. Diare

E. Coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia. E. coli

diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui
mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur

E. coli yang patogen, yaitu :

· E. Coli Enteropatogenik (EPEC)

EPEC penyebab penting diare pada bayi,khususnya di negara berkembang. EPEC sebelumnya
dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di negara maju. EPEC melekatpada sel mukosa usus kecil.

· E. coliEnterotoksigenik (ETEC)

ETEC penyebab yang sering dari“diare wisatawan” dan penyebab diare pada bayi di negara berkembang.
Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus
kecil.

· E. coliEnteroinvasif (EIEC)

EIEC menimbulkan penyakit yangsangat mirip dengan shigella s. Penyakit yang paling sering pada anak-
anak di negara berkembang dan

para wisatawan yang menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan
fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak.EIEC menimbulkan penyakit
melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.
· .E. coli Enterohemoragik (EHEK)

EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel Vero, suatu ginjal dari monyet
hijau Afrika.

· E. Coli Enteroagregatif (EAEC)

EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang.

3. Sepsis

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan
sepsis.

4. Meningitis

E. Coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi.

E. coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal

C. Pengobatan Infeksi oleh E. coli

E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan
aminoglikosida.Aminoglikosida kurang baik diserap oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun
pada ginjal. Jenis antibiotik yang

paling sering digunakan adalah ampisilin.

Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik
terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam, sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus
amino bebas yang mengikat satu atom H

Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas terhadap bakteri Gram negatif, misalnya

E. coli, H. Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus Proteus

. Namun ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan Enterococci


Ampisilin banyak digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi saluran pernafasan, saluran cerna dan
saluran kemih

D.Resistensi dari bakteri E.coli

E. Coli mati pada pemanasan pada suhu 600C, selama 30menit, tetapi ada juga yang resisten. Dalam
media pada suhu kamar, kuman dapat bertahan selama 1 minggu. Beberapa strain E. Coli dapat
bertahan hibup dalam es selama 6 bulan. Dan peka terhadap desinfektan dan kepekaanya sama dengan
streptococcus dan staphylococcus.

1) Struktur Antigen

Mudah berubah menurut perubahan koloni

Ada 3 macam antigen :

A. Antigen –O yang bersifat tahan panas atau terstabil

B. Antigen –H yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan rusak pada suhu 100 0C.

C. Antigen –K atau envelop antigen

E. Pemeriksaan laboratorium

A. Media Pemupuk

Spesimen ditanam pada media Escherichia coli broth, dimana media tersebut meningkatkan Escherichia
coli. Setelah Diinkubasi 18 – 24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif

B. Media Differential dan Selektif

Blood Agar Plate : Koloni sedang, abu – abu, smooth, keeping, haemolytis atau anhaemolytis

Mac Conkey : Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic, smooth, keeping atau sedikit
cembung

EMB Agar : Koloni sedang, smooth, keeping kehijau – hijauan, metalic

Endo Agar : Koloni besar, bulat, smooth, mera – merah tua, metalic

Keterangan : (a) Koloni e-coli pada media BAP (b) Koloni pada media EMBA (c) Koloni pada media Mac
Conkey (d) Koloni pada media Endo

Biokimia Reaksi
Media yang digunakan untuk reaksi biokimia adalah

Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Media ini terdiri dari 0,1% glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa. Ferri sulfat untuk mendeteksi produksi H2S,
protein dan indicator phenol red. Salmonella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses
oksidasi dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali dengan adanya phenol red maka
terbentuk warna merah, Escherichia coli memfermentasi glukosa, sukrosa dan laktosa yang bersifat
asam sehingga terbentuk warna kuning pada dasar dan lereng dan menghasilkan gas. (Gani A.2003)

Citrate

Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang
bersifat alkali, dengan adanya indicator brom thymol blur menyebabkan terjadinya warna biru. Pada
Escherichia coli tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negatif.
(Gani A.2003)

Urea

Bakteri tertentu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia dengan terbentuknya warna merah
karena adanya indicator phenol red, Escherichia coli pada media urea memberikan hasil negatif karena
Escherichia coli tidak menghidrolisis urea dan tidak membentuk ammonia. (Gani A.2003)

Metil Red

Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam
sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan
indicator metal red. Escherichia coli memproduksi asam kuat sehingga pada penambahan larutan metal
red akan terbentuk warna merah. (Gani A.2003)

Voges proskauer

Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl methyl carbinol dari fermentasi glukosa yang data diketahui
dengan penambahan larutan voges proskauer, Escherichia coli tidak memproduksi acetyl metal carbinol
sehingga penanaman pada media ini memberikan hasil negatif. (Gani A.2003)

Fermentasi karbohidrat

Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi
fermentasi maka terlihat warna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Escherichia coli
memfermantsi glukosa menjadi asam dan gas, memfermentasi laktosa, sukrosa, maltosa dan mannitol
dengan atau tanpa gas. Tetapi ada beberapa spesies Escherichia coli tidak memfermantasi laktosa dan
sukrosa. (Gani A.2003)
F. Sifat- Sifat Biologis

Escherichia coli tidak dapat memproduksi H2S, tetapi dapat membentuk gas dari glukosa,
menghasilkan tes positif terhadap indol, dan memfermentasikan laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik
pada suhu antara 80 C- 460 C, dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini berada
dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature maksimum tidak segera mati,
melainkan berada dalam keadaan dormancy, disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph
optimum berkisar 7,2-7,6 ( Dwidjoseputro D. 1998; Gani A. 2003)

Anda mungkin juga menyukai