PASAR MODAL
Disusun Oleh :
A. PENDAHULUAN
Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang dapat digunakan untuk mengestimasi return
suatu sekuritas dianggap sangat penting di bidang keuangan. Bentuk standar dari CAPM
pertamakali dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1964), Linter (1965) dan Mossin
(1969), sehingga model ini sering disebut dengan CAPM bentuk Sharpe-Lintner-Mossin.
Professor Sharpe kemudian memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi untuk hasil
karyanya ini.
B. ASUMSI-ASUMSI
Beberapa ahli menganggap bahwa asumsi-asumsi yang digunakan di CAPM supaya
model ini lebih realistis mewakili kenyataannya. Hasil dari pelepasan asumsi-asumsi ternyata
tidak banyak merubah hasil prediksi dari CAPM. Asumsi-asumsi yang digunakan di model
CAPM adalah sebagai berikut:
1. Semua investor mempunyai cakrawala waktu satu periode yang sama. Investor
memaksimumkan kekayaannya dengan memaksimumkan utility harapan dalam satu
periode waktu yang sama.
2. Semua investor melakukan pengambilan keputusan investasi berdasarkan pertimbangan
antara nilai return ekspektasian dan deviasi standar return dari portofolionya.
3. Semua investor mempunyai harapan yang seragam (homogeneous expectation)terhadap
faktor-faktor input yang digunakan untuk keputusan portofolio.
4. Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (lending) atau
meminjam(borrowing) sejumlah data dengan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat
suku bunga bebas risiko.
5. Penjualan pendek (short sale) diijinkan. Investor individual dapat menjual pendek
berapapun yang dikehendaki.
6. Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan terbatas.
7. Semua aktiva dapat dipasarkan secara likuid sempurna.
8. Tidak ada biaya transaksi. Penjualan atau pembelian aktiva tidak dikenai biaya transaksi.
9. Tidak terjadi inflasi.
10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi.
11. Investor adalah penerima harga.
12. Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium.
D. PORTOFOLIO PASAR
Portofolio yang berisi dengan semua aktiva yang ada dipasar. Portofolio pasar ini
merupakan portofolio dengan diversifikasi yang sempurna. Idealnya, semua aktiva berisiko
harus dimasukkan ke dalam portofolio pasar. Semua aktiva ini dapat meliputi aktiva
keuangan seperti saham, obligasi, opsi (option), futures, aktiva riil seperti emas dan estat
nyata (real estate). Lebih ideal lagi jika seluruh aktiva ini melibatkan semua aktiva-aktiva
yang ada di dunia, buakn hanya satu pasar saja. Akan tetapi didalam prakteknya,
memasukkan semua aktiva yang ada di dunia tidak memungkinkan. Dalam prakteknya,
portofolio pasar ini diwakili oleh portofolio yang berisi dengan sekuritas-sekuritas di dalam
satu pasar saja.
Persamaan ini adalah untuk return ekspektasian portofolio. Untuk return sebuah
sekuritas tunggal, maka perlu disubstitusikan dengan risiko sekuritas individual. Dengan
mensubstitusikan dengan kontribusi risiko sekuritas individual terhadap risiko portofolio
pasar, maka return ekspektasian untuk sekuritas individual ke-i adalah:
E(RM) - RBR .σ1,M
E(Ri) = RBR + σM . σM
Atau
σ1,M
Beberapa studi yang menguji keabsahan model CAPM diantaranya adalah Friend dan Blume
(1970), Black, Jensen dan Scholes (1972), Blume dan Friend (1972), fama dan MacBeth
(1972), basu (1977), litzenberger dan Ramaswamy (1979), Gibbons (1982). Kebanyakan
studi-studi ini menggunakan cara-cara berikut ini dai dalam pengujiannya.
1. Data return yang digunakan adalah return total bulanan (dividen dianggap diinvestasikan
kembali).
2. Beta diestimasi untuk tiap-tiap sekuritas di dalam sampel dengan menggunakan periode
5 tahun atau 60 observasi bulanan.
3. Indeks pasar yang digunakan untuk menghitung Beta adalah rerata tertimbang
berdasarkan nilai pasar tiap-tiap sekuritas untuk semua saham umum (common stocks)
yang terdaftar di pasar modal.
4. Sekuritas-sekuritas di dalam sampel kemudian di ranking berdasarkan nilai Beta-nya.
Sebanyak N buah portofolio kemudian dibuat berdasarkan ranking ini. Banyaknya (N)
portofolio berkisar antara 10 sampai 20. Alasan pembuatan portofolio ini adalah untuk
mengurangi pengukuran kesalahan (measurement error) di dalam mengestimasi Beta
tiap-tiap individual sekuritas. Karena portofolio di bentuk berdasarkan ranking dari Beta,
maka dispersi Beta di masing-masing portofolio dapat lebih kecil dibandingkan jika
semua data di gabung dalam satu grup saja (dapat juga berarti dalam satu portofolio
saja).
5. Return portofolio dan Beta portofolio kemudian dihitung untuk masing-masing
portofolio dan regresi di persamaan kemudian dijalankan.
Secara umum, hasil dari pengujian model CAPM ini sejuta dengan kesimpulan sebagai
barikut ini.
1. Nilai dari intercept, yaitu δ0 secara statistik dan signifikan berada lebih besar dari nol.
2. Koefisien dari Beta, yaitu δ1 bernilai lebih kecil dari perbedaan return portofolio pasar
dikurangi dengan tingkat return bebas risiko (slope ini lebih kecil dari yang diprediksi
oleh teori). Implikasi ini adalah bahwa sekuritas dengan Beta yang kecil akan mendapat
return yang tinggi dibandingkan dengan return ekspektasian yang diprediksi oleh
CAPM dan sebaliknya untuk sekuritas dengan Beta yang besar akan mendapatkan
return yang lebih rendah dibandingkan dengan return ekspektasian yang diprediksi oleh
CAPM.
3. Walaupun δ1 < RM,t – RBR,t, tetapi nilai koefisien ini adalah positif atau δ1 > 0.
Alasannya adalah karena untuk observasi yang melibatkan waktu yang lama (misalnya
5 tahun), return dari portofolio pasar yang lebih beriko harus lebih besar dari tingkat
return aktiva bebas risiko.
4. Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan yang linier sesuai dengan model.
5. Dengan memasukkan faktor-faktor lain selain Beta di model CAPM, ternyata faktor-
faktor lain ini juga dapat menjelaskan porsi dari return sekuritas yang tidak dapat
ditangkap oleh Beta. Faktor-faktor ini misalnya adalah P/E ratio (Basu 1977), ukuran
perubahaan (Banz, 1981 dan Reinganum,1981), dividend yield (Rosenberg dan
Marathe, 1977, Litzenberger dan Ramaswamy, 1979) dan seasonality effect atau
January effect (Keim, 1985). Hasil yang mereka peroleh adalah sebagai berikut ini. P/E
ratio yang lebih rendah, ukuran perusahaan (size) yang lebih kecil, dividend yield yang
tinggi dan bulan januari akan menghasilkan return yang lebih tinggi.
Secara umum dari hasil pengujian model CAPM ini dapat ditarik kesimpulan walaupun
koefisien dari Beta, yaitu δ1 sama dengan nilai RM,t– RBR,t dan positif serta hubungan dari
return dan risiko harus linier, tetapi model ini masih jauh dari sempurna, karena hasil
pengujian masih menunjukkan bahwa interpect δ0 berbeda dari nol dan masih banyak faktor-
faktor lain selain Beta yang masih dapat menjelaskan variasi dari return sekuritas. Dari hasil
ini menunjukkan bahwa model CAPM adalah model yang inisspecified yang masih
membutuhkan faktor-faktor lain selain Beta[3].
Model APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi dengan
menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Tiga asumsi yang mendasari
modelArbitrage Pricing Theory (APT) adalah pasar modal dalam kondisi persaingan
sempurna, para investor selalu lebih menyukai nilai return yang tinggi daripada risiko tinggi
yang menyebabkan ketidakpastian return, dan hasil dari proses stochastic artinya bahwa
pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model faktor.
Berdasarkan asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan sekuritas
akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko. Dengan demikian, dapat
ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Ri,t) = αi + βi1F1t + βi2F2t + …. + βikFkt+ eit
Keterangan :
(Ri,t) merupakan tingkat pendapatan sekuritas i pada periode t
αi merupakan konstanta
βik merupakan sensitivitas pendapatan sekuritas I terhadap faktor k
Fkt merupakan faktor k yang mempengaruhi pendapatan pada periode t
eit merupakan random error
Menurut Andri (2010), untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada model
APT dapat digunakan rumus sebagai berikut:
E (Ri,t) = αi + βi1F1t + βi2F2t + …. + βikFkt
Keterangan :
E (Ri,t) merupakan tingkat pendapatan yang diharapkan sekuritas i pada periode t.
αi merupakan konstanta
βik merupakan sensitivitas pendapatan sekuritas I terhadap faktor k
Fkt merupakan faktor k yang mempengaruhi pendapatan pada periode t
eit merupakan random error
J. Model APT
Pada dasarnya, CAPM merupakan model APT yang hanya mempertimbangkan satu faktor
risiko yaitu risiko sistematis pasar. Dalam penerapan model APT, berbagai faktor risiko bisa
dimasukkan sebagai faktor risiko.
Misalnya Chen, Roll dan Ross (1986), mengidentifikasi empat faktor yang
mempengaruhireturn sekuritas, yaitu:
1. Perubahan tingkat inflasi.
2. Perubahan produksi industri yang tidak diantisipasi.
3. Perubahan premi risk-default yang tidak diantisipasi.
4. Perubahan struktur tingkat suku bunga yang tidak diantisipasi.