Stimulasi tiroid Tiroid autonom Infeksi &/ Tumor Induksi obat- Pengeluaran
hormone pada kelenjar tiroid obatan hormon ektopik
eksternal
Konginetal
Hormon tiroid
yang di produksi meningkat
MK: Defisiensi
TSH merangsang kelenjar tiroid Laju BMR melambat pengetahuan
untuk ,menskresi hormon tiroid
Disfagia gangguan
respirasi Toleransi suhu MK: Resiko
Penurunan linkungan menurun keterlambatan Mudah lelah saat
fungsi GI perkembangan beraktivitas
MK:ketidak
efektifan pola Suhu tubuh rendah
nafas MK:
MK: Intoleransi
Konstipasi aktivitas
MK:
Hipotermi
A. Pengkajian
Berikut pengkajian yang dilakukan terhadap pasien Hipertiroid dan hipotiroid untuk
menegakkan diagosa keperawatan :
Pengkajian umum :
1. Identitas pasien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung
biaya.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
a. Riwayat penyakit saat ini
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
3. Pengkajian khusus
No. Pengkajian Tanda gejala hipertiroid
1. Aktifitas/istirahat Insomnia, sensitif meningkat, otot lemah, letih, malaise
2. Sirkulasi Palpitasi, nyeri dada, disritmia, peningkatan tekanan
darah, takikardi saat istirahat
3. Eliminasi Urin jumlah banyak, perubahan dalam feses, diare
4. Integritas ego Mengalami stress yang berat baik fisik maupun
emosional, emosi labil, depresi
5. Makanan/ cairan Kehilangan BB yang mendadak, nafsu makan menurun,
makan banyak, kehausan, mual muntah,
6. Neurosensori Bicara cepat dan parau, gangguan status menyal,
perilaku seperti orang bingung, disorientasi, gelisah,
tremor, halus pada tangan, hiperaktif reflek tendon
dalam
7. Nyeri/ kenyamanan Nyeri orbital, fotophobia
8. Pernafasan Frequensi pernafasan meningkat
9. Keamanan Tidak toleran terhadap panas, keringat yang berlebihan,
suhu diatas 37,40C, lesi eritema, iritasi pada konjungtiva
10. Seksualitas Penurunan libido, hipomenore, amenorea, impotensi
Hipertiroid
KEMUNGKINAN MASALAH
No. DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
Ibu
1. Ds: Peningkatan metabolisme tubuh Kekurangan volume
Klien Mengatakan ↓ cairan b.d peningkatan
Tidak Tahan Udara Aktivitas usus meningkat metabolisme tibuh :
Panas ↓ peristaltik usus
Klien Mengatakan Peristaltik usus meningkat meningkat
Sering Buang Air ↓
Besar Diare
Do: ↓
Suhu 39oc MK: Defisit Volume cairan
Klien Tampak Lemas
2. Ds: Hormon tiroid Ketidakefektifan pola
Klien Mengatakan yang di produksi meningkat nafas b.d peningkatan
Sering Sesak Nafas ↓ produksi hormon tiroid
Klien Mengatakan Pembengkakan kelenjar tiroid
Mudah Lelah ↓
Do: Penekanan pada thoraks
RR 27x/Menit ↓
C. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertiroid
Ibu
1. Kekurangan volume cairan b.d peningkatan metabolisme tibuh : peristaltik
usus meningkat
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d peningkatan produksi hormon tiroid
3. Hiperthermi b.d peningkatan metabolisme tubuh
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keb. Tubuhb.d. Asupan makanan tidak
adekuat
5. Intoleransi aktifitas b.d peningkatan metabolisme : energi terkuras habis
Janin
1. Resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan endokrin : penurunan
suplai O2 ke janin
b. Hipotiroid
Ibu
1. Hipothermi b.d. Penurunan pembakaran energi
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d depresi ventilasi : pembesaran kelenjar tiroid
3. Konstipasi b.d. Penurunan motilitas traktus GI
4. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umim : penurunan produksi energi
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangya pajanan informasi terkait proses
pengobatan/terapi hormon
Janin
1. Resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan endokrin : penurunan
distribusi nutrisi ke janin
D. Asuhan Keperawatan
a. Hipertiroid
Janin
1. Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 1. Ajarkan kepada keluarga tanda 1. Agar keluarga mengetahui tanda
keterlambatan x 24 jam, resiko keterlambatan tanda perkembangan janin normal melaporkan ke tenaga kesehatan
perkembangan b.d perkembangan pada janin dapat 2. Mencegah dan menangani 2. Pembatasan diet harus dicegah
gangguan endokrin diminimalisir pembatasan diet yang sangat ketat dengan maksimal
: penurunan suplai kepada ibu 3. Apabila cairan tubuh ibu berkur
O2 ke janin Kriteria hasil : 3. Meningkatkan keseimbangan dan dapat mempengaruhi pertu
1. Ketersediaan dan asupan zat gizi untuk cairan dan mencegah komplikasi persalinan prematur bahkan kom
memenuhi kebutuhan metabolik ibu dan pada ibu hamil akibat dari kadar pada bayi) bahkan dapat mengaib
janin adekuat/meningkat cairan yang tidak normal atau di 4. Perencanaan makan dapat menin
2. Komponen dan kimia cairan tubuh yang luar harapan 5. Program terapi obat dapat memb
mengindikasikan status nutrisi 4. Buat perencanaan makan dengan hipotiroid sehingga distribusi en
meningkat pasien yang masuk dalam jadwal keterlambatan perkembangan jan
3. Mempertahankan massa tubuh dan makan, lingkungan makan,
berat badan dalam batas normal pada kesukaan dan ketidaksukaan
ibu hamil makan pasien serta suhu makanan
5. Kolaborasi dengan dokter terkait
program terapi dan mengobatan
untuk meningkatkan BMR pada
ibu serta meningkatkan distrimusi
nutrisi dan cairan pada janin
b. Hipotiroidisme
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi Rasional
Ibu
1. Hipothermi b.d. Tujuan : 1. Monitor suhu minimal setiap 2 jam, 1. Untuk mengetahu perubahan TTV
Penurunan 1. Setelah dilakukan secara kontinu. pasien.
pembakaran energi tindakan keperawatan 2. Monitoring TTV, warna kulit dan suhu 2. Dapat mengetahui kehilangan
3x24 jam suhu tubuh kulit. cairan berlebihan atau dehidrasi.
kembali normal. 3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi. 3. Meningkatkan status makanan
2. Thermoregulation : 4. Selimuti pasien untuk mencegah untuk proses metabolisme tubuh.
neonate. hilangnya kehangatan tubuh. 4. Menjaga suhu pasien agar tidak
Kriteria Hasil : 5. Ajarkan pasien cara mencegah kehilangan panas tubuh.
1. Suhu tubuh normal keletihan akibat panas. 5. Membantu pasien untuk menangani
(36,5-37oC). 6. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan masalahnya jika tidak dalam
2. Nadi dan RR (nadi: penanganan yang di perlukan. pengawasan perawat.
60-100x/mnt, RR: 16- 7. Berikan anti piretik jika perlu. 6. Memaksimalkan intervensi yang
24x/mnt). diberikan.
2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 1. Untuk memudahkan pasien dalam
nafas b.d depresi keperawatan selama 3 x 24 ventilasi. nafas.
ventilasi : pembesaran jam diharapkan irama 2. Identifikasi pasien perlunya 2. Untuk memepertahankan jalan
kelenjar tiroid nafas dalam rentang pemasangan alat jalan nafas buatan. nafas.
normal. 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya 3. Untuk mengetahui adanya suara
suara tambahan. tambahan.
Kriteria hasil : 4. Pertahankan jalan nafas yang paten. 4. Untuk mempertahankan jalan nafas
Menunjukkan jalan nafas 5. Monitor frekuensi dan irama tetap terbuka.
yang paten (klien tidak pernafasan. 5. Untuk mengetahuin suara dan
merasa tercekik,irama 6. Monitor pola pernafasan abnormal. keadaan jalan nafas.
nafas,frekuensi pernafasan 7. Monitor suhu,warna,dan kelembaban 6. Untuk mengetahui keadaan nafas
dalam rentang kulit. dalam batas normal.
normal,tidak ada suara 7. Untuk memantau perubahan
nafas abnormal. selanjutnya.
3. Konstipasi b.d. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda gejala konstipasi 1. Mengetahui adanya konstipasi pada
Penurunan motilitas keperawatan 2 x 24 jam 2. Monitor bising usus klien
traktus GI diharapkan Eliminasi 3. Monitor feses (observasi freq, 2. Untuk mengetahui sejauh mana
pasien kembali normal. konsistensi, volume) mortilitas bising usus
Kriteria Hasil : 4. Dukung intake cairan 3. Untuk memonitir konstipasi pada
1. Pasien mampu 5. Anjurkan pasien dan keluarga diet tinggi klien dan sebagai acuan intervensi
melakukan aktivitas serat selanjutnya
sehari-hari secara 6. Melakukan tindakan huknah 4. Intake cairan yang cukup dapat
mandiri. 7. Kolaborasi dengan dokter : pemberian membantu mengencerkan kadar
2. TTV normal (TD : obat feses
80/120 mmHg, RR : 5. Serat yang tinggi dapat mencegah
16-24x/menit, Nadi 60- konstipasi
80x/menit, T : 36,5 – 6. Tindakan huknah membantu
37,50C). pengeluaran feses pada pasien
2. Mampu Berpindah 7. Membantu mendukung tindakan
(dengan/tanpa bantuan intervensi keperawatan sehingga
alat) kriteria hasil intervensi tercapai
4. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain 2. Mengkaji setiap aspek klien
b.d kelemahan umim : keperawatan 1 x 24 jam (Kolaborasikan dengan Tenaga terhadap terapi latihan yang
penurunan produksi diharapkan pasien mampu Rehabilitasi Medik) untuk dierencanakan.
energi menyelesaikan aktifitas merencanakan dan monitoring program 3. Mengetahui sejauh mana aktivitas
sehari-hari yang aktivitasi klien. yang bisa dilakukan klien dan
diinginkan. 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas apa yang membutuhkan
Kriteria Hasil : aktivitas yang mampu dilakukan. bantuan dan latihan.
3. Pasien mampu 3. Bantu untuk memilih aktivitas yang 4. Aktivitas yang terlalu berat dan
melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan. tidak sesuai dengan kondisi klien
sehari-hari secara 4. Bantu untuk memilih aktivitas yang dapat memperburuk toleransi
mandiri. disukai. terhadap latihan
3. TTV normal (TD : 5. Bantu pasien/keluarga untuk 5. Aktifitas yang disukai klien dapat
80/120 mmHg, RR : mengidentifikasi kekurangan dalam meningkatkan minat klien untuk
16-24x/menit, Nadi 60- beraktivitas. beraktifitas
80x/menit, T : 36,5 – 6. Membantu klien memperoleh
37,50C). dukungan/bantuan dari keluarga
4. Mampu Berpindah saat beraktivitas ,
(dengan/tanpa bantuan
alat)
5. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab 1. Mengetahui penyebab pasien
pengetahuan b.d keperawatan 1x 24 jam defisiensi pengetahuan ,dengan cara kekurangan informasi tentang
kurangya pajanan diharapkan pasien mampu yang tepat. penyakit serta sejauh mana pasien
informasi terkait memahami tentang mengerti tentang penyakitnya
proses penyakit. 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan 2. Meningkatan pengetahuan dan
pengobatan/terapi Kriteria Hasil : apasaja program pengobatannya. mengurangi cemas klien
hormon 1. Pasien dan keluarga 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa 3. Diharapkan klien dapat
mampu menyatakan muncul pada penyakit,dengan cara mengetahui gejala yang muncul
pemahaman tentang yang tepat. sehingga klien diharapkan
penyakit,kondisi,dan 4. Gambarkan proses penyakit,dengan kecemasannya berkurang serta
program pengobatan. cara yang tepat. pengetahuan terhadap penyakit
5. Sediiakan informasi pada pasien mengalami peningkatan.
tentang kondisi,dengan cara yang 4. Meningkatkan pengetahuan dan
tepat. kesiapan pasien untuk menjalani
pengobatan
5. Pasien diharapkan mengerti
tentang kondisinya saat ini.
Sehingga pengetahuan pasien
terhadap penyakit serta
keadaannya meningkat
Janin
1. Resiko keterlambatan Setelah dilakukan tindakan 6. Ajarkan kepada keluarga tanda tanda 1. Agar keluarga mengetahui
perkembangan b.d keperawatan 3 x 24 jam, perkembangan janin normal tanda-tanda bayi yang sehat dan
gangguan endokrin : resiko keterlambatan 7. Mencegah dan menangani pembatasan keluarga mampu melaporkan ke
penurunan distribusi perkembangan pada janin diet yang sangat ketat kepada ibu tenaga kesehatan apabila terjadi
nutrisi ke janin dapat diminimalisir 8. Meningkatkan keseimbangan cairan abnormal pada janin
dan mencegah komplikasi pada ibu 2. Pembatasan diet harus dicegah
Kriteria hasil : hamil akibat dari kadar cairan yang agar nutrisi pada janin dapat
1. Ketersediaan dan tidak normal atau di luar harapan terpenuhi dengan maksimal
asupan zat gizi untuk 9. Buat perencanaan makan dengan pasien 3. Apabila cairan tubuh ibu
memenuhi kebutuhan yang masuk dalam jadwal makan, berkurang, air ketuban pada
metabolik ibu dan janin lingkungan makan, kesukaan dan janin dapat berkurang dan dapat
adekuat/meningkat ketidaksukaan makan pasien serta suhu mempengaruhi pertumbuhan
2. Komponen dan kimia makanan janin serta dapat mengakibatkan
cairan tubuh yang 10. Kolaborasi dengan dokter terkait persalinan prematur bahkan
mengindikasikan status program terapi dan mengobatan untuk komplikasi yang serius pada
nutrisi meningkat meningkatkan BMR pada ibu serta janin (BBLR, cacat pada bayi)
3. Mempertahankan meningkatkan distrimusi nutrisi dan bahkan dapat mengaibatkan
massa tubuh dan berat cairan pada janin kematian janin
badan dalam batas 4. Perencanaan makan dapat
normal pada ibu hamil meningkatkan nafsu makan
pada ibu
5. Program terapi obat dapat
membantu meningkatkan laju
metabolik pada ibu hipotiroid
sehingga distribusi energi,
nutrisi dan cairan ke janin
adekuat dan keterlambatan
perkembangan janin dapat di
cegah
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Edisi 2. Jogjakarta:
MediAction.
Wilkinson, Judith M.2016. Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 10. Jakarta : EGC