TINJAUAN PUSTAKA
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia ibu
1) Usia < 16 tahun
2) Usia > 35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun
Bayi dengan BBLR secara umum berhubungan dengan umur kehamilan ibu yang belum
mencapai 9 bulan atau umur janin belum cukup untuk dilahirkan (premature) di samping juga
dikarenakan faktor belum matang (dismaturitas). Hal tersebut berarti bahwa bayi lahir cukup
bulan (umur kehamilan ibu yaitu 38 minggu), tapi BB lahir bayi lebih kecil dari umur
kehamilannya, dalam kata lain berta badan bayi tidak sampai 2.500 gram. Gangguan tersebut
terjadi oleh karena terdapatnya masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi pada saat bayi
dalam Rahim yang dikarenakan penyakit ibu pada saat hamil seperti terdapat masalah gangguan
pada plasenta, terjadinya infeksi, ibu hamil mengalami hipertensi dan kondisi lain yang
mengakibatkan berkurangnya suplai nutrisi ke janin.
Seorang ibu hamil memerlukan gizi yang baik supaya pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam Rahim tidak mengalami retardasi atau hambatan, dan seterusnya ibu akan
melahirkan bayi dengan BB yang normal pada saat dilahirkan. Keadaan kesehatan yang adekuat,
sitem reproduksi ibu hamil yang normal, ibu hamil tidak menderita suatu penyakit atau sedang
sakit saat hamil, dan tidak terjadi masalah gizi pada waktu sebelum hamil ataupun pada waktu
ibu sedang masa kehamilan, ibu akan melahirkan bayi dengan ukuran BB lebih besar dan bayi
juga akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih sehat dari pada ibu hamil yang mempunyai
keadaan sebaliknya. Ibu yang hamil dengan keadaan gizi kronis (KEK) sering kali mempunyai
bayi dengan berat badan lahir rendah pada saat dilahirkan, terlebih jika ibu pada saat kehamilan
mengalami kurang darah atau anemia.
Pada saat hamil, ibu biasanya juga mengalami penyusutan zat besi dalam tubuhnya
sehingga janin hanya mendapatkan sedikit zat besi yang diperlukan bayu untuk metabolism besi
dalam ubuh janin secara normal. Kekurangan zat besi (Fe) yang dialami oleh seorang ibu pada
saat hamil dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
Rahim baik sel otak maupun sel tubuh. Anemia gizi yang dialami oleh ibu pada masa kehamilan
menyebabkan kematian janin di dalam kandungan (KJDK), keguguran atau abortus, bayi
mengalami kelainan kongenital atau cact bawaan, dan bayi berpeluang untuk mengalami BBLR.
Hal ini menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian ibu serta kematian bayi pada masa
perinatal secara bermakna lebih meningkat, sedhigga probabilitas ibu untuk melahirkan bayi
premature dengan kondisi bayi bBLR menjadi lebih besar pula (Marcdante, Kliegman, Jenson, &
Behrman, 2015).
Faktor ibu Faktor plasenta Faktor janin
Pasokan nutrisi
Pertumbuhan dan terganggu Salah satu bayi menerima sedikit
perkembangan janin terganggu darah yang membawa nutrisi
BBLR
Jaringan lemak
Permukaan tubuh Prematuritas Fungsi organ-organ belum baik
sub kutan lebih
relative lebih luas
tipis
Penguapan
berlebih Kehilangan Kekurangan Penurunan Hati Usus Ginjal Mata
Pernapasan
dengan panas cadangan daya tahan
suhu luar melalui kulit energi
Kehilangan Konjugasi Dinding Peristaltik Imaturitas Imaturitas
cairan Resiko bilirubin lambung belum ginjal ginjal
Kehilangan Malnutrisi infeksi belum baik lunak sempurna Sekunder
panas
efek O2
Terapi
Hipoglikemia Hiper
Dehidrasi Pengosongan sekunder Retrolentra
Hipotermia bilirubin Mudah
lambung l
kembung
belum baik fibroplasia
Ikterus
Paru-paru Otak Kulit
Otot pernapasan
Reflek menelan Regulasi Resiko infeksi
lemah Insufisiensi
belum sempurna pernapasan pioderma
pernapasan
Gangguan
Pernapasan integritas kulit
Pola napas tidak efektif Biot
Apnea, asfiksia
Gangguan
pertukaran gas