Anda di halaman 1dari 4

bEtiologi Bayi Prematur Menurut

Rukiyah & Yulianti (2012)

Faktor Lain: Faktor Janin:

faktor plasenta, seperti plasenta kehamilan ganda, hidramnion,


previa dan solusio plasenta, faktor ketuban pecah dini, cacat bawaan,
lingkungan, radiasi atau zat-zat Menurut definisi WHO, bayi prematur kelainan kromosom, infeksi (misal:
beracun, keadaan sosial ekonomi adalah bayi lahir hidup sebelum usia rubella, sifilistoksoplasmosis),
yang rendah, kebiasaan, kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari insufensi plasenta, inkompatibilitas
pekerjaan yang melelahkan dan hari pertama haid terakhir). darah ibu dari janin (faktor rhesus,
merokok. golongan darah A, B dan O),
infeksi dalam rahim

Faktor ibu :
a. Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).
b.Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi dan
anemia sel sabit.
c. Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
d. Tumor (misal: mioma uteri, eistoma).
e. Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala panas tinggi (misal:
thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit kronis (misal: TBC, penyakit jantung,
hipertensi, penyakit ginjal).
f.Trauma pada masa kehamilan, antara lain jatuh.
g. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Pertumbuhan
dinding dada dan
Konjugasi bilirubin
Ikterus Neonatus Penyakit membran vaskuler paru
belum baik
hialin belum sempurna

Ketidakefektifan Reflek menelan


Hiperbilirubin Pola Napas belum sempurna
Otak Usus

Permukaan tubuh
Dinding otot rahim bagian
relatif lebih luas Penurunan daya
bawah lemah
tahan tubuh

Pemaparan dengan
Jaringan lemak Prematur Kekurangan
suhu luar Bayi lahir prematur
subkutan lebih cadangan
tipis (BBLR/berat badan <
energi
2500 gram)

Kehilangan panas Otak


Resiko Infeksi
Paru Insufisiensi
Malnutrisi pernapasan

Resiko Gangguan
Ketidakseimbangan Motilitas Hati Pengosongan
Suhu Tubuh Gastrointestinal lambung belum baik
Kekurangan
cadangan energi
Peristaltik belum
sempurna
Hipoglikemia Dinding
Ketidakseimbangan lambung
Nutrisi Kurang dari lunak
Kebutuhan Tubuh Ketidakadekuatan
Pemberian ASI
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 1x24 jam bayi dapat diberikan minum ASI Intervensi : selama 1x24 jam asupan nutrisi berupa
dengan efektif. Kriteria Hasil: Bottle Feeding makanan dan cairan dalam keadaan
1) Tetap mempertahankan laktasi. 1) Posisikan bayi semi fowler. seimbang dan tidak ada penurunan berat
2) Perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam 2) Letakkan pentil dot di atas badan. Kriteria Hasil:
batas normal. lidah bayi. 1) Adanya peningkatan berat badan sesuai
3) Kemampuan penyedia perawatan dalam 3) Monitor atau eveluasi dengan tujuan (berat badan bertambah
melakukan penghangatkan, pencairan, dan reflek menelan sebelum 20-30 gram/hari)
penyimpanan ASI secara aman memberikan susu. 2) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi (pada
4) Berat badan bayi bertambah 20-30 gram/hari. 4) Tentukan sumber air yang usia 2 minggu kebutuhan nutrisi mencapai
5) Tidak ada respon alergi sistemik pada bayi. 6) digunakan untuk 150 cc/kgbb/hari)
Status respirasi seperti jalan napas, pertukaran
mengencerkan susu formula 3) Menunjukkan peningkatan fungsi
gas, dan ventilasi napas bayi adekuat. 7) Tanda-
yang kental atau dalam mengisap dan menelan.
tanda vital bayi dalam batas normal. Nadi : 120-
130 kali/menit Tekanan darah : 70-90/50 mmHg bentuk bubuk. 4) Tidak terjadi penurunan berat badan
Suhu : 36,6˚C-37,2˚C Pernafasan : 30-40 5) Pantau berat badan bayi yang berarti.
kali/menit setiap hari.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama


1x24 jam jalan nafas dalam kondisi bebas atau
paten dan pola nafas mejadi efektif. 50 Kriteria
Hasil : 1) Suara nafas bersih, tidak ada sianosis,
tidak ada dispneu, bayi mampu bernapas dengan
mudah. 2) Irama nafas teratur, frekuensi
pernafasan dalam batas normal (30-40 kali/menit
pada bayi), tidak ada suara nafas abnormal. 3)
Tanda-tanda vital dalam batas normal. Nadi :
120-130 kali/menit Tekanan darah : 70-90/50
mmHg Suhu : 36,6˚C-37,2˚C Pernafasan : 30-40
kali/menit
Intervensi

Nutrition Management 1) Kaji adanya alergi. 2) Intervensi


Kaji kesiapan bayi untuk menyusu langsung pada
Airway Management
ibu. 3) Berikan nutrisi secara parenteral jika
diperlukan. 4) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang ventilasi.2) Identifikasi pasien perlunya
dibutuhkan bayi. 5) Monitor jumlah nutrisi dan pemasangan alat jalan nafas bantuan.3) Lakukan
kandungan kalori suction bila perlu.4) Auskulatasi suara nafas,
catat adanya suara nafas tambahan. 5) Monitor
Nutrition Monitoring 1) Monitor adanya
respirasi dan status O2.
penurunan berat badan. 2) Monitor terjadiya
kulit kering dan perubahan pigmentasi 3) Oxygen Therapy 1) Bersihkan mulut, hidung dan
Monitor turgor kulit. 4) Monitor kekeringan dan secret trakea. 2) Pertahankan jalan nafas yang
kusam pada rambut. 5) Monitor terjadinya paten. 3) Atur peralatan oksigenasi. 4) Monitor
muntah. 6) Monitor kadar albumin, total aliran oksigen. 5) Pertahankan posisi pasien. 51
protein, Hb, dan kadar Ht. 7) Monitor 6) Observasi adanya tanda-tanda distres
pertumbuhan dan perkembangan bayi. 8) respirasi seperti retraksi, takipneu, apneu,
Monitor terjadinya pucat, kekeringan, dan sianosis. Vital Sign Monitoring 1) Monitor
kemerahan pada jaringan konjungtiva. 9) tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan. 2)
Monitor kalori dan intake nutrisi. 10) Catat Monitor frekuensi dan kualitas nadi. 3) Monitor
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila frekuensi dan irama pernafasan. 4) Monitor
lidah dan cavitas oral. 11) Catat jika lidah suara paru. 5) Monitor pola pernapasan
berwarna magenta atau merah tua. abnormal. 6) Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit. 7) Monitor adanya sianosis
perifer. 8) Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign.

Anda mungkin juga menyukai