Disusun Untuk Memenuhi Target Tugas Praktik Klinik Pada Stase Anak
Keperawatan Program Sarjana
Disusun Oleh :
A. DEFINISI
Pola napas tidak efektif merupakan keadaan dimana inspirasi dan/atau
ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat (SDKI, 2016).
Ketidakefektifan pola napas merupakan suatu keadaan dimana inspirasi
dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi tidak adekuat (NANDA-I, 2018-
2020).
Ketidakefektifan pola nafas adalah keadaan ketika seseorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan
dengan perubahan pola pernafasan (Carpenito, Lynda Juall 2017).
Ketidakefektifan pola nafas adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan
dengan perubahan pola pernafasan (Wilkinson, 2015).
Respiratory Distress Syndrom (RDS) atau Sindrom Distres Pernapasan
merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea, frekuensi pernapasan yang
lebih dari 60 kali per menit, adanya sianosis, adanya rintihan pada saat ekspirasi
serta ada retraksi dinding dada saat inspirasi. Penyakit ini merupakan penyakit
membran hialin dimana terjadi perubahan atau kurangnya komponen surfaktan
pulmoner. Komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli yang dapat
mencegah kolapsnya paru. Fungsi surfaktan itu sendiri adalah merendahkan
tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan
sisa udara pada akhir ekspirasi. Penyakit ini sering terjadi pada bayi prematur
mengingat produksi surfaktan yang kurang (Hidayat, 2003).
B. BATASAN KARAKTERISTIK
Gejala dan tanda yang muncul pada pasien dengan masalah keperawatan pola
napas tidak efektif dibagi menjadi:
1. Gejala Dan Tanda Mayor
Subjektif:
a. Dispnea
Objektif:
a. Penggunaan otot bantu pernapasan
b. Fase ekspirasi memanjang
c. Pola napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes)
2. Gejala Dan Tanda Minor
Subjektif:
a. Ortopnea
Objektif:
a. Pernapasan pursed-lip
b. Pernapasan cuping hidung
c. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
d. Ventilasi semenit menurun
e. Kapasitas vital menurun
f. Tekanan ekspirasi menurun
g. Tekanan inspirasi menurun
h. Ekskursi dada berubah
3. Kondisi Klinis Terkait
a. Depresi sistem saraf pusat
b. Cedera kepala
c. Trauma thoraks
d. Gullian barre syndrome
e. Multiple sclerosis
f. Myasthenia gravis
g. Stoke
h. Kuadriplegia
i. Intoksikasi alkohol
C. ETIOLOGI
Ketidakefektifan pola napas pada pasien dapat disebabkan oleh beberapa hal:
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG] positif,
cedera kepala, gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakoloogis
15. Kecemasan
Bayi lahir
prematur
Fungsi
Jaringan lemak subkutan organ-
lebih tipis organ belum
baik
Prematuritas
Resiko/Ikterus
Neonatus
Kehilangan panas melalui
kulit
Konjugasi bilirubin
hati belum baik
Hiperbilirubin
Risiko
Katidakseimbangan Pertumbuhan dinding dada
Paru-paru
Suhu Tubuh belum sempurna
Vaskuler paru imatur
Insuf pernapasan
Defisit Menyusui
Nutrisi
Tidak
Efektif
E. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian pada asuhan keperawatan anak dan bayi berfokus pada:
1. Riwayat kesehatan pasien
Riwayat kesehatan pasien meliputi:
a. identitas pasien (meliputi: nama, alamat, tempat tanggal tahir,
suku, jenis kelamin, agama, tanggal pengkajian, diagnosa medis)
b. Identitas penanggung jawab (meliputi: nama, alamat, usia,
hubungan dengan klien)
c. Keluhan utama , keluhan yang paling dirasakan oleh klien
d. Riwayat penyakit sekarang (dimulai sejak keluhan muncul
hingga dilakukan pengkajian)
e. Riwayat masa lalu (meliputi: kehamilan ibu, persalinan,
kelahiran, penyakit, operasi atau cedera sebelumnya, alergi,
genogram, obat- obatan, imunvsasai, pertumbuhan dan
perkembangan)
2. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Pemeriksaan fisik yang dilakukan
meliputi:
a. Keadaan umum
b. Antropometri (meliputi: tinggi badan/panjang badan, berat
badan, lingkar kepala, lingkardada, lingkar lengan)
c. Tanda-tanda vital (meliputi: suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah)
d. Kulit (meliputi: warna, tekstur, suhu, turgor)
e. Struktur aksesori (meliputi: rambut, kuku, observasi lipatan fleksi
pada telapak tangan)
f. Nodus limfe
g. Kepala, Leher, mata, telinga, hidung, mulut
h. Dada
i. Jantung dan paru-paru, menggunakan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Auskultasi)
j. Abdomen, menggunakan IAPP (Inspeksi, Auskultasi, Palpasi, Perkusi)
k. Genetalia
l. Punggung dan ekstremitas
F. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
G. INTERVENSI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI
A. IDENTITAS NEONATUS
Nama Bayi : By. Ny. S
Tanggal Lahir : 22 Desember 2020 Jam : 09.50
Jenis : Laki-laki
Umur : 7 hari
Ruang : Amanah
Kelahiran : Tunggal
D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama :
BBLR
b. Riwayat penyakit Sekarang : (awal sakit hingga saat ini)
Bayi lahir prematur (UK: 36 mgg) dengan BB: 2.100gr. Pasien terpasang
oxyhood, ivfd, serta OGT. Keadaan umum pasien lemah
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
b. Imunisasi : Hb0
3. Riwayat Keluarga
Genogram :
a.
Tn. S Ny.S
Bayi Ny. S
Keterangan :
: Garis perkawinan
: Klien
------- : Tinggal serumah
: Garis keturunan
E. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 150 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 60 x/menit
CRT : <3 detik
Tekanan Darah : - mmHg
b. Pemeriksaan Fisik
1) Refleks : (Beri tanda √ pada hasil pemeriksaan)
Sucking (menghisap) : Ada ( ) Tidak (√)
Palmar Grasping (menggenggam) : Ada (√) Tidak ( )
Tonic Neck (leher) : Ada (√) Tidak ( )
6) Wajah
Bibir sumbing (+)
Sumbing langit-langit / palatum ( )
7) Abdomen
a) Lunak ( ) Tegas (√) Datar ( ) Kembung ( )
b) Lingkar perut: 36 cm
c) Liver : teraba ( ) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm (√)
8) Toraks
a) Simetris ( ) Asimetris (√ )
b) Retraksi derajat 0 ( ) derajat 1 (√) derajat 2 ( )
c) Klavikula normal (√)Abnormal ( )
9) Paru-paru
a) Suara nafas kanan kiri sama ( √ ) Tidak sama ( )
b) Suara nafas bersih ( ): ronchi ( ) sekresi ( ): wheezing ( )
vesikuler (√)
c) Respirasi : spontan ( √ ) Tidak spontan ( )
d) Alat bantu nafas : Oxihood: ( √ ) Nasal kanul: ( ) O2 /
incubator Konsentrasi O2 : 1 liter / menit
10) Jantung
a) Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR) (√)
Frekuensi :
b) Murmur ( ) Lokasi
c) Waktu pengisian kapiler :
d) Denyut nadi : 60x/menit
12) Ekstremitas
Gerakan bebas: (√) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
Ekstremita atas: Normal (√) Abnormal ( )
Sebutkan : Tangan kanan dan kiri dapat bergerak dengan normal
Ekstremitas bawah: Normal (√) Abnormal ( )
Sebutkan : Kaki kanan dan kiri dapat bergerak
dengan normal
Panggul: Normal (√) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )
13) Umbilikus
Normal (√ ) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )
14) Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal ( √ )
Abnormal ( )
Sebutkan : Laki-laki normal
17) Suhu
a) Lingkungan
Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu ( ) Inkubator ( √
) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal: 22 Desember 2020
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Darah Lengkap
Lekosit 15.90 3,6-11 rb/ul
Eritrosit 4.68 3,8-5,2 Juta/L
Hemoglobin 17.1 11,7-15,5 gr/dl
Hematokrit 53.10 35-47 %
MCV 113.50 80-100 fl
MCH 36.50 26-34 Pg
MCHC 32.20 32-36 g/dl
Trombosit 157.000 150-440 rb/ul
Hitung Jenis
Basofil % 0 0,0-1,0 %
Eosinofil % 2 2,0-4,0 %
Neutrofil % 50 50,00-70,00 %
Limfosit % 30 25,0-40,0 %
Monosit % 16 2,0-8,0 %
Kimia
Gula Darah Sewaktu 55 70-150 mg/dl
G. TERAPI:
1. Ampicilin 125mg/2x/iv
2. Furosemid 2mg/2x/iv
3. O2 1 lpm
ANALISA DATA
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
S:-
O:
- Pasien tampak tenang
- Pasien terpasang OGT
- Pasien diberi susu melalui OGT sebanyak 7cc
- Tampak respon sucking
A: Masalah keperawatan Defisit
Nutrisi sudah teratasi
P: Hentikan intervensi