S DENGAN NEONATAL
PRETERM DAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI
DI RUANG NRT RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Disusun Oleh :
Nama : Meita Khoirur Rosita
NIM : 22020123210058
BAB II
TINJAUAN TEORI
etiologi MANIFESTASI KLINIS
Kehamilan Hipertensi kronik Masa kehamilan <37 minggu, BB <2500 gram
Malforasi uterus UTI PB <45cm, LK <33cm, LD <30cm, kepala lebih
Kehamilan ganda Anemia DEFINISI besar dari badan, kulit tipis transparan lanugo
TI. serviks inkompeten Penyakit lain Menurut WHO, neonatal banyak, lemak subkutan kurang, tangisnya
KPD Faktor lain preterm atau bayi prematur lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur
Preeklamsi Usia ibu merupakan bayi yang lahir dan sering apnea. Reflek tonik leher lemah,
Riwayat kelahiran Tidak melakukan pada usia kehamilan sebelum kepala belum mampu tegak. Alat kelamin belum
prematur perawatan prenatal 37 minggu. sempurna pada laki- laki testis belum turun,
Penyakit Status sosial ekonomi pada perempuan labia minora belum tertutup
Diabetes maternal Malnutrisi labia mayora..Tonus otot lemah, reflek menelan,
menghisap, batuk belum sempurna.Tulang rawan
dan daun telinga belum sempurna.
dx kep yg mungkin muncul
Pola nafas tidak efektif b.d hambatan
upaya napas
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d NEONATAL KOMPLIKASI
PRETERM
sekresi yang tertahan
Perfusi perifer tidak efektif b.d Pneumothoraks Hipernatremi
penurunan tekanan arteri dan/atau vena Pulmonary /Hiponatremi
Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan interstitial Hipokalemi
pertahanan tubuh primer dysplasia Hipoglikemi
Resiko Hipotermi b.d prematuritas Patent Ductus Intraventricu
Resiko aspirasi b.d ketidakmatangan Arterious (PDA) lar hemorage
koordinasi Hipotensi Retinopaty
Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan Asidosis Infeksi
menelan makanan Sekunder
PENGKAJIAN
Riwayat kehamilan
Manajemen jalan napas,
pemantauan respirasi, terapi INTERVENSI KEPERAWATAN dan persalinan
PEMERIKSAAN
Riwayat penyakit
oksigen Pencegahan aspirasi, pengaturan Pemeriksaan fisik
Perawatan sirkulasi, manajemen posisi PENUNJANG
head to toe
sensasi perifer Manajemen nutrisi, manajemen Kebutuhan dasar Tes darah lengkap, tes urin,
Pencegahan infeksi gangguan makan, pemantauan manusia rongent, skrining hipotroid,
Manajemen hipotermi, regulasi nutrisi pemeriksaan THT
temperatur
PATHWAY
Faktor Ibu:
Usia, gizi, penyakit (preklamsi, anemia, Faktor Janin: Faktor Lingkungan:
hipotensi, DM, dll), riwayat persalinan, Kehamilan ganda, hidraomnion, Ketuban Terpapar zat-zat beracun, terpapar asap
jarak kehamilan dan persalinan) Pecah Dini (KPD), infeksi, cacat bawaan rokok.
NEONATAL PRETERM
Sistem pernapasan Sistem kardivaskuler Sistem imunitas Sistem integumen Sistem termogulasi Sistem gastrointestinal
imatur imatur imatur imatur imatur imatur
Erwin, D. C. 2021. Mari Ketahui Pentingnya Skrining Bagi Bayi Prematur 2021
Handriana, 1. 2016 Keperawatan Anak Edisi 1 Sindanglaut Cirebon LovRinz
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Hari / Tgl Pengkajian : Senin, 16 Oktober 2023
Identitas Pengkaji : Meita Khoirur Rosita
A. Data Demografi
1. Klien/ Pasien
a. Nama : By. Ny. S
b. Tgl lahir/usia : 11 Oktober 2023 / 5 hari
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Kewarganegaraan : Indonesia
e. Tanggal masuk RS : 11 Okober 2023
f. Diagnosa medis : Neonatal preterm, BBLR
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. S
b. Hubungan dengan klien : ibu kandung
c. Alamat (inisial kota) : Kota Semarang
d. No. telepon : -
B. Riwayat Klien
1. Riwayat Kehamilan
a. ANC
Ibu pasien mengatakan bahwa selama kehamilan rutin memeriksakan
kehamilannya di dr. Alini.
b. Riwayat penggunaan obat-obatan
Ibu pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan diluar resep
dokter dan hanya mengkonsumsi obat yang di resepkan oleh dokter.
c. Lain-lain : -
2. Riwayat persalinan
a. Usia gestasi : 33 minggu
b. Berat badan lahir : 1980 gram
c. Jenis Persalinan : SC
d. Indikasi : Gemilli monokarion diamnion, janin 2 IUFD (Intra Uteri Fetal Death),
KPD 1 minggu, ibu anemia 9,7
e. Apgar score : 6-7-8
f. Kejadian penting selama persalinan : -
3. Faktor risiko ibu
a. Ketuban pecah dini : ✓
b. Preeklampsi : -
c. Ibu dengan infeksi : -
d. Lain – lain : -
4. Riwayat alergi
a. Alergi : tidak ada
b. Sebutkan : -
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu S mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menular dan menurun.
2. Genogram
F. Pengkajian Psikososial
1. Respon hospitalisasi : Tenang rewel Belum bisa dikaji✓
2. Pengetahuan orang tua tentang kondisi bayi:
Ibu pasien mengatakan sudah mengetahui kondisi bayinya sejak dalam kandungan
karena sudah rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter spesialis.
3. Kunjungan orang tua terhadap bayi
Ibu✓
Ayah
4. Interaksi orang tua dan bayi
Sentuhan✓ Komunikasi✓ Kontak mata✓
5. Suasana hati orang tua: Cemas Tenang✓ Gelisah
G. Data Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jam diterima : 11 Oktober 2023 pukul 23.37
Jam selesai : 12 Oktober 2023 01.02
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hemoglobin 12.1 g/dL 13.4 – 19.9 L
Hematokrit 36.7 % 44 – 62 L
Eritrosit 3.10 10^6/uL 4 – 6.1 L
MCH 39 pg 24 – 34 H
MCV 118.4 fL 83 - 110 H
MCHC 33 g/dl 29 – 36
Leukosit 21.9 10^3/uL 9 - 30
Trombosit 543 10^3/uL 150 - 400 H
RDW 21.5 % 11.6 – 14.87 H
MPV 9.7 fL 4 - 11
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 57 mg/dL 80 - 160 L
Calsium 1.27 mmol/L 2.12 – 2.52 L
Natrium 149 mmol/L 136 - 145 H
Kalium 2.9 mmol/L 3.5 - 5 L
Chlorida 124 mmol/L 95 - 105 H
CRP kuantitatif /
0.07 mg/dL 0 – 0.30
HsCRP
Hasil analisis data didapatkan tiga diagnosis keperawatan yang muncul berdasarkan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dengan prioritas sebagai berikut:
No Diagnosa Keperawatan
Tgl No. Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Senin, 1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
16 Oktober keperawatan selama 3x24 jam Observasi
2023 diharapkan tingkat status nutrisi - Identifikasi status nutrisi Mengetahui perkembangan
bayi membaik (L.03031), - Identifikasi perlunya penggunaan tingkat status nutrisi bayi
dengan kriteria hasil: OGT sehingga bisa mengevaluasi dan
- Berat badan bayi meningkat - Monitor asupan ASI menentukan planning yang
- Panjang badan meningkat - Monitor berat badan tepat.
- Membran mukosa kering - Monitor hasil pemeriksaan
membaik laboratorium
- Reflek hisap membaik Terapeutik
- Tebal lipatan kulit membaik - Berikan diet yang diprogramkan Mengetahui jumlah kalori bayi
- Proses tumbuh kembang Kolaborasi dan bisa menentukan diit yang
membaik - Kolaborasi dengan dokter dan ahli diberikan untuk meningkatkan
gizi untuk menentukan jumlah kalori asupan nutrisi bayi.
dan nutrien yang dibutuhkan
Edukasi Menyusui (I.12393)
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan Meningkatkan asupan ASI bayi
menerima informasi sesuai dengan kebutuhan.
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan Meningkatkan efektivitas
Teraputik menyusui.
- Dorong ibu melakukan KMC
Senin, 2. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipotermia (I.14507)
16 Oktober keperawatan selama 3x24 jam Observasi Memantau suhu dan tanda gejala
2023 diharapkan termogulasi - Monitor suhu tubuh untuk mencegah hipotermia
membaik (L.14134), dengan - Monitor tanda gejala hipotermia
kriteria hasil: Terapeutik
- Tidak terdapat menggigil - Sediakan lingkungan yang hangat Mempertahankan suhu tubuh
- Tidak terjadi kejang (inkubator) dalam rentang normal.
- Suhu tubuh bertahan pada - Ganti pakaian/linen yang basah
(36,5 – 37,5˚C) - Lakukan pengaturan suhu inkubator
Tgl No. Dx. Jam Tindakan Keperawatan Hasil (Evaluasi Formatif) Paraf
Ds : -
Do:
19.30 - Memonitor kondisi umum pasien - KU kurang aktif, lemah
1, 2 & 3
- Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
Ds:-
- Memonitor dan menjaga suhu inkubator Do:
- Memastikan kenyamanan bayi - By. Ny. S teraba hangat
2 19.40
- Membedong bayi - By. Ny. S menangis dan diam setelah
dibedong
Senin,
16 Oktober Meita
Ds: -
2023
Do:
- Pernapasan : 45 x/mnt
1, 2 & 3 20.00 - Memonitor TTV - Suhu: 36,3 ˚C
- Nadi : 153 X/mnt
- SPO2 : 98%
Ds: -
Do:
1 20.45 - Memberikan nutrisi melalui OGT - ASIP diberikan sejumlah 13ml
- Pasien tidak muntah
Do:-
Ds:
1, 2 & 3 - Mengganti pampers - Genetalia bersih tidak ada kemerahan
21.00
- Memonitor output - Berat pampers By. Ny. S 80 gr
dengan BAK dan BAB
Do: -
Ds:
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5
ml/jam)
1 - Memonitor input cairan
21.15 - Protein 2,2 ml/jam
- Monitor BB
- Lipid 0,4 ml.jam
- Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam
- BB pasien 2130 gr
Ds : -
Do:
- Kesadaran composmentis
1, 2 & 3 14.00 - Memonitor kondisi umum pasien
- KU kurang aktif
- Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
Selasa,
Ds:
17 Oktober Meita
Do:
2023 15.00
1 - ASIP diberikan sejumlah 15ml via
18.00 - Memberikan nutrisi melalui OGT
OGT gantunng rendah
21.00
- Pasien tidak muntah
Ds: -
1, 2 & 3 - Mengganti popok
16.00 Do:
- Menimbang popok (monitor output)
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
- Berat popok 55 gr dengan BAK dan
BAB
Ds: -
Do:
- Pernapasan : 40 x/mnt
1, 2 & 3 20.00 - Memonitor TTV - Suhu: 36,6 ˚C
- Nadi : 138 x/mnt
- SPO2 : 98%
Ds:
- Ny. S mengatakan ASI tidak keluar
1 Do:
20.30 - Mendampingi ibu menyusui
- Reflek menghisap By. Ny. S masih
lemah
Ds: -
Do:
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5
ml/jam)
1 - Memonitor input cairan
21.15 - Protein 2,2 ml/jam
- Monitor BB pasien
- Lipid 0,4 ml.jam
- Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam
- BB pasein 2005 gram
Ds : -
Do:
Rabu, - Kesadaran composmentis
18 Oktober 1, 2 & 3 21.30 - Memonitor kondisi umum pasien - KU cukup aktif
2021 - Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
Ds : -
2&3 - Menyiapkan linen set alat nesting Do :
22.00
- Nesting rutin diganti setiap pagi
Ds:
Do:
00.00
1 - ASIP diberikan sejumlah 15ml via
03.00 - Memberikan nutrisi melalui OGT
OGT gantung rendah
06.00
- Pasien tidak muntah
Ds:-
- Memonitor dan menjaga suhu inkubator Do:
2 - Memastikan kenyamanan bayi - By. Ny. S teraba hangat
23.00
- Membedong bayi - By. Ny. S menangis dan diam setelah
dibedong
Ds: -
Do:
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
- Berat popok 70 gr dengan BAK dan
21.00
2&3 - Mengganti popok BAB (21.00)
01.00
- Memonitor output - Berat popok 40 gr dengan BAK dan
05.00
BAB (01.00)
- Berat popok 35 gr dengan BAK dan
BAB (05.00)
Ds: -
Do:
Kamis,
1,2 & 3 - Pernapasan : 54 x/mnt
19 Oktober 04.00 - Memonitor tanda-tanda vital
- Suhu: 37 ˚C
2023
- Nadi : 155 x/mnt
- SPO2 : 98%
- BB pasien : 2015 gram
Ds: -
Do:
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5
1 - Memonitor input cairan ml/jam)
05.00
- Monitor BB pasien - Protein 2,2 ml/jam
- Lipid 0,4 ml.jam
- BB pasein 2015 gram
VI. EVALUASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : By. Ny. S
Tanggal lahir : 11 Oktober 2023
No RM : D032966
P:
Intervensi manajemen nutrisi dilanjutkan
- Monitor asupan ASI
- Monitor berat badan
- Berikan diet yang diprogramkan
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan
2. S :-
O:
- By. Ny. S teraba hangat
- By. Ny. S menangis dan diam setelah dibedong
- Suhu 36,3˚C
P:
Intervensi pencegahan hipotermia dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh
- Monitor tanda gejala hipotermia
- Sediakan lingkungan yang hangat (inkubator)
- Ganti pakaian/linen yang basah
- Lakukan pengaturan suhu inkubator
3. S :-
O:
- Pernapasan : 45 x/mnt
- Suhu: 36,3 ˚C
- Nadi : 153 X/mnt
- SPO2 : 98%
- Terpasang infus umbilical
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
P:
Intervensi pencegahan infeksi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik
P:
Intervensi manajemen nutrisi dilanjutkan
- Monitor asupan ASI
- Monitor berat badan
- Berikan diet yang diprogramkan
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan
3. S :-
O:
- Pernapasan : 40 x/mnt
- Suhu: 36,6 ˚C
- Nadi : 138 x/mnt
- SPO2 : 98%
- Terpasang infus umbilikal
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
P:
Intervensi pencegahan infeksi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik
Kamis, 1. 07.00 S :-
19 Oktober
2023 O:
- Kesadaran composmentis
- KU cukup aktif
- Terpasang OGT
- ASIP diberikan sejumlah 15ml via OGT gantung rendah Meita
- Pasien tidak muntah
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5 ml/jam)
- Protein 2,2 ml/jam
- Lipid 0,4 ml.jam
- BB pasien 2015 gr
- Berat popok 70 gr dengan BAK dan BAB (21.00)
- Berat popok 40 gr dengan BAK dan BAB (01.00)
- Berat popok 35 gr dengan BAK dan BAB (05.00)
P:
Intervensi manajemen nutrisi dilanjutkan
- Monitor asupan ASI
- Monitor berat badan
- Berikan diet yang diprogramkan
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan
2. S :-
O:
- By. Ny. S teraba hangat
- By. Ny. S menangis dan diam setelah dibedong
- Suhu 37˚C
- Nesting diganti rutin setiap pagi
P:
Intervensi pencegahan hipotermia dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh
- Monitor tanda gejala hipotermia
- Sediakan lingkungan yang hangat (inkubator)
- Ganti pakaian/linen yang basah
- Lakukan pengaturan suhu inkubator
3. S :-
O:
- Pernapasan : 54 x/mnt
- Suhu: 37 ˚C
- Nadi : 155 x/mnt
- SPO2 : 98%
- Terpasang infus umbilical
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
P:
Intervensi pencegahan infeksi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S didapat diagnosa
keperawatan defisit nutrisi, risiko hipotermia dan risiko infeksi. Diagnosa keperawatan
yang ditemukan pada pasien sesuai dengan tinjauan teori dan dirumuskan berdasarkan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Intervensi tindakan telah dibuat sesuai
dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Implementasi asuhan keperawatan
pada pasien yang sudah dilakukan selama 3x24 jam. Implementasi yang dilaksanakan
pada pasien telah sesuai dengan evidance base practice. Evaluasi keperawatan pada
pasien berpedoman pada kriteria hasil dari Standar Luaran Keperawatan Indonesia dan
disesuaikan dengan kondisi pasien.
B. SARAN
Penatalaksanaan tindakan yang dilakukan di ruang NRT telah sesuai dengan
standar yang ada dan terdapat evidance base practice nya. Penatalaksanaan lain
sebaiknya dapat diaplikasikan dengan mengaplikasikan intervensi pendukung
developmental care yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andhini D, Sekarwana N, Fitri S.Y.R. (2021). Peningkatan berat badan bayi prematur melalui
pengaturan siklus pencahayaan dan nesting. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 8(1),
26-35.
Angraini, D.,I & Septira, S. (2016). Nutrisi bagi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang. Majority, 5(3), 151-155.
Arum, W.,A Riana, A.,S. (2021). Tatalaksana pemberian nutrisi pada bayi prematur untuk
mencapai tumbuh kembang yang optimal. Seminar Nasional Riset Kedokteran.
194-201.
Ekawati, I & Hadianti, D., H. (2022). Penggunaan plastik efektif mengurangi kejadian
hipotermi. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(3), 811-821.
Hendrawati, S., Adistie, F., Nur, N., & Maryam, A. (2020). Effectiveness of Developmental
Care on Physiological Functions Low Birth Weight Babies : a Literature Review.
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(2),52–63.
Leadford AE, Warren JB, Manasyan A, et al. (2013). Plastic bags for prevention of
hypothermia in preterm and low birth weight infants. Pediatrics. 132(1).
doi:10.1542/peds.2012-2030
Maquire, C.M., Walther, F.J., Zwieten, P.H., Le Cessie, S., Wit, J.M., & Veen, S. (2009). The
influence basic developmental care on growth, neurological, cognitive and
psychomotor development at 1 and 2 years of age in very preterm infants.
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Rabbani V, Ekawaty F, & Rudini, D. (2022). Pengaruh penggunaan metode nesting terhadap
peningkatan berat badan pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Journal of Borneo
Holistic Health, 5(2), 228-245.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional. (2010). Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Dari
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2
010/Laporan_riskesdas_2010.pdf