Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.

S DENGAN NEONATAL
PRETERM DAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI
DI RUANG NRT RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Pembimbing Klinik : Ns. Danar Putri W, S. Kep


Pembimbing Akademik : Ns. Zubaidah, M. Kep. Sp. Kep. An

Disusun Oleh :
Nama : Meita Khoirur Rosita
NIM : 22020123210058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi antara
20 sampai dengan kurang dari 37 minggu. Kelahiran bayi prematur biasanya diikuti
dengan berat lahir rendah. Insiden kelahiran bayi prematur dan berat badan lahir rendah
bervariasi antara satu negara dengan negara lain. Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi
di negara-negara di Afrika dan Asia Selatan (WHO, 2018). Indonesia menempati urutan
ke-6 dari 10 negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar (WHO, 2018). Pada tahun
2013 kasus BBLR berada pada angka 5.7 dari angka 10.0, hasil ini meningkat pada tahun
2018 yang berada pada angka 6.2 dari angka 10.0 (Riskesda, 2018).
Bayi prematur mempunyai resiko kematian 75 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi yang lahir cukup bulan karena mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan
kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya (imaturitas). Bayi
prematur mengalami imaturitas system organ pada sistempernafasan, system kardiov
askuler, sistem susunan syaraf pusat, hematologi, gastrointestinal, ginjal dan
termoregulasi.
Imaturitas yang terjadi seperti kurangnya kemampuan reflek hisap dan
kemampuan menelan serta mencerna makanan yang dapat mengakibatkan pemberian asi
tidak efektif sehingga dapat mempengaruhi nutrsi pada bayi. Struktur kulit bayi yang tipis
dan transparan, jaringan lemak bawah kulit sedikit, aktivitas otot lemah, dan perbandingan
luas permukaan tubuh dengan berat badan yang besar mengakibatkan bayi mudah
mengalami kehilangan panas sehingga sering terjadi hipotermi.
Bayi yang lahir prematur (BBLR/ berat badan <2500 gram) mempunyai sistem
imun yang belum matang atau belum sempurna sehingga terjadi penurunan daya tahan
tubuh dan harus dilakukan tindakan invasif seperti pemasangan infus, pengambilan darah,
pemasangan peripheral insertion central catheter (PICC), penggantian popok, membuka
dan menutup inkubator (Lissauer & Fanaroff, 2009), salah satu tujuan perawatan BBLR
di inkubator adalah untuk mencegah infeksi.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik mengambil kasus
neonatal preterm atau bayi prematur di RSUP dr. Kariadi Semarang.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawat By. Ny. Siska dengan masalah keperawatan neonatal
preterm
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan tinjauan teori pemasangan saturasi oksigen.
b. Menjalaskan proses asuhan keperawatan
c. Menjelaskan pembahasan berdasarkan EBN.

BAB II
TINJAUAN TEORI
etiologi MANIFESTASI KLINIS
Kehamilan Hipertensi kronik Masa kehamilan <37 minggu, BB <2500 gram
Malforasi uterus UTI PB <45cm, LK <33cm, LD <30cm, kepala lebih
Kehamilan ganda Anemia DEFINISI besar dari badan, kulit tipis transparan lanugo
TI. serviks inkompeten Penyakit lain Menurut WHO, neonatal banyak, lemak subkutan kurang, tangisnya
KPD Faktor lain preterm atau bayi prematur lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur
Preeklamsi Usia ibu merupakan bayi yang lahir dan sering apnea. Reflek tonik leher lemah,
Riwayat kelahiran Tidak melakukan pada usia kehamilan sebelum kepala belum mampu tegak. Alat kelamin belum
prematur perawatan prenatal 37 minggu. sempurna pada laki- laki testis belum turun,
Penyakit Status sosial ekonomi pada perempuan labia minora belum tertutup
Diabetes maternal Malnutrisi labia mayora..Tonus otot lemah, reflek menelan,
menghisap, batuk belum sempurna.Tulang rawan
dan daun telinga belum sempurna.
dx kep yg mungkin muncul
Pola nafas tidak efektif b.d hambatan
upaya napas
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d NEONATAL KOMPLIKASI
PRETERM
sekresi yang tertahan
Perfusi perifer tidak efektif b.d Pneumothoraks Hipernatremi
penurunan tekanan arteri dan/atau vena Pulmonary /Hiponatremi
Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan interstitial Hipokalemi
pertahanan tubuh primer dysplasia Hipoglikemi
Resiko Hipotermi b.d prematuritas Patent Ductus Intraventricu
Resiko aspirasi b.d ketidakmatangan Arterious (PDA) lar hemorage
koordinasi Hipotensi Retinopaty
Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan Asidosis Infeksi
menelan makanan Sekunder
PENGKAJIAN
Riwayat kehamilan
Manajemen jalan napas,
pemantauan respirasi, terapi INTERVENSI KEPERAWATAN dan persalinan
PEMERIKSAAN
Riwayat penyakit
oksigen Pencegahan aspirasi, pengaturan Pemeriksaan fisik
Perawatan sirkulasi, manajemen posisi PENUNJANG
head to toe
sensasi perifer Manajemen nutrisi, manajemen Kebutuhan dasar Tes darah lengkap, tes urin,
Pencegahan infeksi gangguan makan, pemantauan manusia rongent, skrining hipotroid,
Manajemen hipotermi, regulasi nutrisi pemeriksaan THT
temperatur
PATHWAY
Faktor Ibu:
Usia, gizi, penyakit (preklamsi, anemia, Faktor Janin: Faktor Lingkungan:
hipotensi, DM, dll), riwayat persalinan, Kehamilan ganda, hidraomnion, Ketuban Terpapar zat-zat beracun, terpapar asap
jarak kehamilan dan persalinan) Pecah Dini (KPD), infeksi, cacat bawaan rokok.

NEONATAL PRETERM

Sistem pernapasan Sistem kardivaskuler Sistem imunitas Sistem integumen Sistem termogulasi Sistem gastrointestinal
imatur imatur imatur imatur imatur imatur

Tekanan atrium Kekebalan Kurangnya Reflek menelan


Surfaktan Paru paru tidak adekuat Kekurangan Permukaan glikogen dan belum
tubuh menurun
tidak adekuat terisi cairan lemak subkutan tubuh kebih brown fat sempurna
luas dari BB
Foramen ovale Rentan
Ekspansi pasru Kegagalan tidak menutup Kulit lebih Sistem
terpapar
tidak maksimal pengeluaran cairan tipis Paparan termogulasi
patogen Ketidak-
dengan suhu mencapai batas Risiko
lingkungan efektifan
Darah sistemik luar maksimal aspirasi
Usaha napas Penumpukan cairan Permeabilitas pemberian
dan pulmonal
meningkat di jalan napas meningkat ASI
bertemu
Risiko Kehilangan Tidak mampu
Infeksi panas tubuh mempertahankan
Hipoksia Peenguapan suhu tubuh
Bersihan Risiko defisit
Pola napas meningkat
jalan napas nutrisi
tidak efektif
tidak efektif
Perfusi perifer Risiko
tidak efektif Hipotermi

Erwin, D. C. 2021. Mari Ketahui Pentingnya Skrining Bagi Bayi Prematur 2021
Handriana, 1. 2016 Keperawatan Anak Edisi 1 Sindanglaut Cirebon LovRinz
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Hari / Tgl Pengkajian : Senin, 16 Oktober 2023
Identitas Pengkaji : Meita Khoirur Rosita
A. Data Demografi
1. Klien/ Pasien
a. Nama : By. Ny. S
b. Tgl lahir/usia : 11 Oktober 2023 / 5 hari
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Kewarganegaraan : Indonesia
e. Tanggal masuk RS : 11 Okober 2023
f. Diagnosa medis : Neonatal preterm, BBLR
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. S
b. Hubungan dengan klien : ibu kandung
c. Alamat (inisial kota) : Kota Semarang
d. No. telepon : -
B. Riwayat Klien
1. Riwayat Kehamilan
a. ANC
Ibu pasien mengatakan bahwa selama kehamilan rutin memeriksakan
kehamilannya di dr. Alini.
b. Riwayat penggunaan obat-obatan
Ibu pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan diluar resep
dokter dan hanya mengkonsumsi obat yang di resepkan oleh dokter.
c. Lain-lain : -
2. Riwayat persalinan
a. Usia gestasi : 33 minggu
b. Berat badan lahir : 1980 gram
c. Jenis Persalinan : SC
d. Indikasi : Gemilli monokarion diamnion, janin 2 IUFD (Intra Uteri Fetal Death),
KPD 1 minggu, ibu anemia 9,7
e. Apgar score : 6-7-8
f. Kejadian penting selama persalinan : -
3. Faktor risiko ibu
a. Ketuban pecah dini : ✓
b. Preeklampsi : -
c. Ibu dengan infeksi : -
d. Lain – lain : -
4. Riwayat alergi
a. Alergi : tidak ada
b. Sebutkan : -
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Riwayat penyakit dalam keluarga
Ibu S mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menular dan menurun.
2. Genogram

D. Riwayat Penyakit Sekarang


1. Penampilan umum
a. Keadaan umum (kondisi klien secara umum)
Kesadaran composmentis, KU kurang aktif, lemah, terpasang infus umbilikal,
terpasang OGT untuk feeding, diet ASIP, tidak ada muntah.
b. Riwayat penyakit klien saat ini
Neonatal preterm, BBLR (1980 gr), asfiksia sedang, early onset sepsis
c. Riwayat penyakit klien sebelumnya : -
2. Pemeriksaaan Tanda-Tanda Vital
Pernapasan : 40 X/mnt
Suhu: 37 ˚C
Nadi : 150 X/mnt
3. Oksigenasi :
a. Saturasi Oksigen : 98 %
b. Irama napas: Reguler ✓ Irreguler
c. Kedalaman napas: Dalam Dangkal Normal✓
d. Penggunaan alat bantu napas:
Spontan tanpa oksigen✓
Spontan dengan oksigen
Single nasal prong
Buble CPAP
Ventilator
Lainnya, ...................................
e. Penggunaan otot bantu napas
Retraksi Napas cuping hidung tidak ada✓
f. Sianosis: ada tidak ada✓
4. Nutrisi
a. Berat badan : 2120 kg
b. Panjang badan : 41,5 cm
c. Lingkar kepala : 30 cm
d. Lingkar dada : 29 cm
e. Jenis Nutrisi:
Enteral Parenteral✓ Oral✓
f. Terpasang OGT : ya✓ tidak
g. Residu OGT : tidak ada residu
5. Cairan
a. Kebutuhan cairan : 150 ml/kg/hari = 150 x 2120 = 318 ml/hari
b. Jenis cairan : ASI✓ PASI
lainnya✓: infus D12%+Na39+K5+Ca5 (5ml/jam), protein 2,2ml/jam, lipid
0,4 ml/jam
c. Turgor kulit : baik✓ sedang buruk
d. Bibir : kering✓ lembab
e. Ubun-ubun : cekung cembung normal✓
f. Mata: cekung normal✓
g. Kapilary refill: >2 detik
6. Istirahat tidur
a. Status tidur-terjaga: pasien banyak tertidur, pasien menangis saat haus, tidak
nyaman, dan sedang BAK/BAB.
b. Kualitas tidur: belum bisa dikaji
7. Aktifitas:
a. Gerakan : Aktif kurang aktif✓
b. Tangisan : kuat✓ lemah
c. Sistem Muskuloskeletal
1) Postur : fleksi✓ ekstensi
2) Tonus otot : Normal✓ Tidak normal, jelaskan……………
E. Pemeriksaan Head to toe
1. Integumen
a. Suhu : 36˚C Teraba hangat✓ Teraba dingin
b. Warna kulit : Pucat Kuning Normal✓
c. Integritas kulit:
Utuh✓
Kemerahan
Lecet/iritasi
Lokasi.........................
2. Kepala dan leher
a. Tengkorak : Simetris✓ Tidak simetris
b. Kelainan: Tidak✓ Ya, sebutkan………
c. Tulang tengkorak/sutura : Belum menutup Menutup✓
Lainnya, sebutkan………
d. Warna dan distribusi rambut : Hitam✓ Lainnya, sebutkan…...
e. Kelopak mata (bentuk & gerak)
Bentuk: Simetris✓ Tidak simetris, sebutkan ………
Gerak : Simetris✓ Tidak simetris, sebutkan ………
f. Warna konjungtiva : Pink✓ Pucat
g. Sklera : Ikterik Normal✓
h. Pupil
Reflek cahaya : Positif✓ Negatif
i. Telinga
Bentuk dan ukuran : Simetris✓ Tidak simetris
Kebersihan : Bersih✓ Kotor
j. Hidung
Bentuk, terdapat septum deviasi : Tidak✓ Ya
k. Leher
Bentuk : Normal✓ Tidak normal, sebutkan…………
3. Dada, paru-paru dan jantung
a. Pengembangan dada:
Simetris✓
Tidak simetris,kondisi…………..
b. Ictus cordis : Tidak teraba Teraba di ICS 5
c. Taktil fremitus : Simetris✓ Tidak simetris, sebutkan…
Suara paru: Vesikuler✓ Bronchovesikuler Bronchi
Wheezing Ronchi
d. Suara jantung: S1 dan S2 murni✓ Gallop Murmur
4. Abdomen
a. Bentuk : Simetris✓ Tidak simetris, jelaskan…
b. Bising usus : 5 X/menit
c. Lambung : Timpani✓ Hiper timpani Lainnya, sebutkan…..
l. Hati : Pekak ✓ Lainnya, sebutkan....................
m. Usus : Timpani✓ Hipertimpani Lainnya, sebutkan…..
n. Hepar: Tidak teraba✓ Teraba di……………….
o. Limpa: Tidak teraba✓ Teraba di……………….
p. Buang air besar
Konsistensi : Padat✓ Lunak Cair
Warna : Khas tinja ✓ meconium Lainnya, sebutkan..........
5. Alat kelamin
Kelainan : Tidak ada✓ Ada, sebutkan…………
Kebersihan : Bersih✓ Kotor
Iritasi : ya✓ tidak
6. Ekstremitas:
a. Bentuk : Simetris✓ tidak simetris
b. Kelainan : ada normal✓
c. Akral : hangat✓ dingin
d. Udema : ya tidak✓
7. Perkembangan (Refleks):
Reflek Cara mengkaji Hasil
Moro Membuat suara yang muncul tiba - tiba Bayi menggerakan kaki
seperti menarik perekat pampers bayi dan/atau tangan
Menghisap Menempelkan jari di mulut bayi Ada, lemah
Menelan Melakukan inspeksi ketika bayi disusui Ada, lemah
langsung oleh ibunya
Rooting Mengusap pipi bayi, menyentuh bagian Bayi menoleh ke arah
pinggir mulut bayi benda yang menyentuh
pipi

F. Pengkajian Psikososial
1. Respon hospitalisasi : Tenang rewel Belum bisa dikaji✓
2. Pengetahuan orang tua tentang kondisi bayi:
Ibu pasien mengatakan sudah mengetahui kondisi bayinya sejak dalam kandungan
karena sudah rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter spesialis.
3. Kunjungan orang tua terhadap bayi
Ibu✓
Ayah
4. Interaksi orang tua dan bayi
Sentuhan✓ Komunikasi✓ Kontak mata✓
5. Suasana hati orang tua: Cemas Tenang✓ Gelisah
G. Data Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Jam diterima : 11 Oktober 2023 pukul 23.37
Jam selesai : 12 Oktober 2023 01.02
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hemoglobin 12.1 g/dL 13.4 – 19.9 L
Hematokrit 36.7 % 44 – 62 L
Eritrosit 3.10 10^6/uL 4 – 6.1 L
MCH 39 pg 24 – 34 H
MCV 118.4 fL 83 - 110 H
MCHC 33 g/dl 29 – 36
Leukosit 21.9 10^3/uL 9 - 30
Trombosit 543 10^3/uL 150 - 400 H
RDW 21.5 % 11.6 – 14.87 H
MPV 9.7 fL 4 - 11
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 57 mg/dL 80 - 160 L
Calsium 1.27 mmol/L 2.12 – 2.52 L
Natrium 149 mmol/L 136 - 145 H
Kalium 2.9 mmol/L 3.5 - 5 L
Chlorida 124 mmol/L 95 - 105 H
CRP kuantitatif /
0.07 mg/dL 0 – 0.30
HsCRP

Jam diterima : 14 Oktober 2023 09.24


Jam selesai : 14 Oktober 2023 10.16
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hemoglobin 14.4 g/dL 13.4 – 19.9
Hematokrit 40.3 % 44 – 62 L
Eritrosit 3.82 10^6/uL 4 – 6.1 L
MCH 37.7 pg 24 – 34 H
MCV 10.5 fL 83 - 110
MCHC 35.7 g/dl 29 – 36
Leukosit 16.9 10^3/uL 9 - 30
Trombosit 349 10^3/uL 150 - 400
RDW 17.3 % 11.6 – 14.87 H
MPV 9.2 fL 4 - 11
Kimia Klinik
Bilirubin total 9.03 mg/dL 0.0 – 1 H
Bilirubin direk 0.66 mg/dL 0.00 – 0.30 H
Bilirubin indirect 8.37 mg/dL 0.1 – 0.5 H
Calsium 1.86 mmol/L 2.12 – 2.52 L
Natrium 115 mmol/L 136 - 145 L
Kalium 6.8 mmol/L 3.5 - 5 H
Chlorida 84 mmol/L 95 - 105 L
CRP kuantitatif /
0.07 mg/dL 0 – 0.30
HsCRP

b. Skrining hipotiroid kongenital


Jam diterima : 16 Oktober 2023 09.15
Jam selesai : 18 Oktober 2023 15.33
Hasil: 2.0 u/mL (normal : <20 u/mL, abnormal : >20 u/mL)
c. Pemeriksaan radiologi (baby gram)
Klinis: asfiksia sedang, neonatal preterm (33 minggu), BBLR (1980 gr)
Tampak terpasang gastric tube dengan ujung distal pada bemiabdomen kiri
setinggi corpus veterbra.
Thorax :
- CDR : CRT 45%
- Bentuk dan letak jantung normal
Pulmo:
- Corakan vesikular meningkat
- Tampak infiltrat retikulogranular pada perihiler pericardio kanan kiri
- Hemidiafragma kanan setinggi costa 8 posterior
- Sinus costofrenikus kanan kiri lancip
Abdomen:
- Tampak terpasang umbilikal catheter dengan ujung distal setinggi corpus
vetebra Th. II
- Jumlah distribusi udara usu normal
- Tak tampak dilatasi dan distensi loop usus
- Tampak udara pada cavum pelvis
- Tak tampak free air
Kesan:
- COR tak membesar
- Infiltrat retikulogranuler pada perihiler paracardial kanan kiri, cenderung
gambaran hyaline membrane disease grade 1
- Abdomen dalam batas normal.
2. Pengobatan
a. Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5 ml/jam)
b. Protein 2,2 ml/jam
c. Lipid 0,4 ml.jam
d. Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam (stop 18 Oktober 2023)
H. Pengkajian Nutrisi
1. A (Antropometri)
a. BBL: 1980gram
b. Berat badan : 2120 gram
b. Panjang badan : 41,5 cm
c. Lingkar kepala : 30 cm
d. Lingkar dada : 29 cm
2. B (Biochemical)
Hemoglobin : 14.4 g/dL
Hematokrit : 40.3 % (rendah)
Eritrosit : 3.82 10^6/uL (rendah)
3. C (Clinical Sign)
Kesadaran composmentis, KU kurang aktif, lemah, terpasang infus umbilikal,
terpasang OGT untuk feeding, membran mukosa bibir kering.
4. D (Diit)
ASIP 8 x 13 ml
II. ANALISA DATA

Nama Pasien : By. Ny. S


Tanggal lahir : 11 Oktober 2023
No RM : D032966
No Data Masalah Etiologi
1. DS: belum bisa dikaji Defisit Nutrisi Ketidakmampuan
DO: (D0019) menghisap putting
• BBL: 1980gram (BBLR) susu ibu
• Berat badan : 2120 gram (prematuritas
• Hematokrit : 40.3 % (rendah) →imaturitas)
• KU kurang aktif, lemah
• Terpasang OGT
• Membran mukosa bibir kering.
2. DS: belum bisa dikaji Risiko Hipotermia Prematuritas
DO: (D.0140)
• Neonatal preterm 33 minggu
• BBL: 1980gram (BBLR)
• Berat badan : 2120 gram
• Suhu 37˚C
• Bayi di dalam inkubator

2 DS: belum bisa dikaji Risiko infeksi Ketidakadekuatan


DO: (D.0142) pertahanan tubuh
• Neonatal preterm 33 minggu primer (imaturitas)
• BBL: 1980gram (BBLR)
• Berat badan : 2120 gram
• Terpasang infus umbilikal
• Terpasang OGT
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : By. Ny. S


Tanggal lahir : 11 Oktober 2023
No RM : D032966

Hasil analisis data didapatkan tiga diagnosis keperawatan yang muncul berdasarkan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dengan prioritas sebagai berikut:

No Diagnosa Keperawatan

1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menghisap putting susu ibu (prematuritas)

2. Risiko hipotermia b.d prematuritas

3. Risiko infeksi b.d etidakadekuatan pertahanan tubuh primer (imaturitas)


IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. Ny. S
Tanggal lahir : 11 Oktober 2023
No RM : D032966

Tgl No. Dx. Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
Senin, 1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
16 Oktober keperawatan selama 3x24 jam Observasi
2023 diharapkan tingkat status nutrisi - Identifikasi status nutrisi Mengetahui perkembangan
bayi membaik (L.03031), - Identifikasi perlunya penggunaan tingkat status nutrisi bayi
dengan kriteria hasil: OGT sehingga bisa mengevaluasi dan
- Berat badan bayi meningkat - Monitor asupan ASI menentukan planning yang
- Panjang badan meningkat - Monitor berat badan tepat.
- Membran mukosa kering - Monitor hasil pemeriksaan
membaik laboratorium
- Reflek hisap membaik Terapeutik
- Tebal lipatan kulit membaik - Berikan diet yang diprogramkan Mengetahui jumlah kalori bayi
- Proses tumbuh kembang Kolaborasi dan bisa menentukan diit yang
membaik - Kolaborasi dengan dokter dan ahli diberikan untuk meningkatkan
gizi untuk menentukan jumlah kalori asupan nutrisi bayi.
dan nutrien yang dibutuhkan
Edukasi Menyusui (I.12393)
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan Meningkatkan asupan ASI bayi
menerima informasi sesuai dengan kebutuhan.
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan Meningkatkan efektivitas
Teraputik menyusui.
- Dorong ibu melakukan KMC
Senin, 2. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipotermia (I.14507)
16 Oktober keperawatan selama 3x24 jam Observasi Memantau suhu dan tanda gejala
2023 diharapkan termogulasi - Monitor suhu tubuh untuk mencegah hipotermia
membaik (L.14134), dengan - Monitor tanda gejala hipotermia
kriteria hasil: Terapeutik
- Tidak terdapat menggigil - Sediakan lingkungan yang hangat Mempertahankan suhu tubuh
- Tidak terjadi kejang (inkubator) dalam rentang normal.
- Suhu tubuh bertahan pada - Ganti pakaian/linen yang basah
(36,5 – 37,5˚C) - Lakukan pengaturan suhu inkubator

Senin, 3. Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)


16 Oktober keperawatan selama 3x24 jam Observasi Bisa melakukan penanganan
2023 diharapkan tingkat risiko infeksi - Monitor tanda gejala infeksi segera saat timbul tanda gejala
menurun (L.14137), dengan Terapeutik infeksi
kriteria hasil: - Batasi jumlah pengunjung Upaya untuk mencegah
- Kebersihan badan terjaga - Cuci tangan sesudah dan sebelum terjadinya infeksi pada bayi
- Kadar sel darah putih kontak dengan pasien dan lingkungan berisiko tinggi.
bertahan pada 9 – 30 pasien
10^3/uL - Pertahankan teknik aseptik
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
CATATAN TINDAKAN
Nama Pasien : By. Ny. S
Tanggal lahir : 11 Oktober 2023
No RM : D032966

Tgl No. Dx. Jam Tindakan Keperawatan Hasil (Evaluasi Formatif) Paraf
Ds : -
Do:
19.30 - Memonitor kondisi umum pasien - KU kurang aktif, lemah
1, 2 & 3
- Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal

Ds:-
- Memonitor dan menjaga suhu inkubator Do:
- Memastikan kenyamanan bayi - By. Ny. S teraba hangat
2 19.40
- Membedong bayi - By. Ny. S menangis dan diam setelah
dibedong
Senin,
16 Oktober Meita
Ds: -
2023
Do:
- Pernapasan : 45 x/mnt
1, 2 & 3 20.00 - Memonitor TTV - Suhu: 36,3 ˚C
- Nadi : 153 X/mnt
- SPO2 : 98%

Ds: -
Do:
1 20.45 - Memberikan nutrisi melalui OGT - ASIP diberikan sejumlah 13ml
- Pasien tidak muntah
Do:-
Ds:
1, 2 & 3 - Mengganti pampers - Genetalia bersih tidak ada kemerahan
21.00
- Memonitor output - Berat pampers By. Ny. S 80 gr
dengan BAK dan BAB

Do: -
Ds:
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5
ml/jam)
1 - Memonitor input cairan
21.15 - Protein 2,2 ml/jam
- Monitor BB
- Lipid 0,4 ml.jam
- Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam
- BB pasien 2130 gr

Ds : -
Do:
- Kesadaran composmentis
1, 2 & 3 14.00 - Memonitor kondisi umum pasien
- KU kurang aktif
- Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
Selasa,
Ds:
17 Oktober Meita
Do:
2023 15.00
1 - ASIP diberikan sejumlah 15ml via
18.00 - Memberikan nutrisi melalui OGT
OGT gantunng rendah
21.00
- Pasien tidak muntah

Ds: -
1, 2 & 3 - Mengganti popok
16.00 Do:
- Menimbang popok (monitor output)
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
- Berat popok 55 gr dengan BAK dan
BAB
Ds: -
Do:
- Pernapasan : 40 x/mnt
1, 2 & 3 20.00 - Memonitor TTV - Suhu: 36,6 ˚C
- Nadi : 138 x/mnt
- SPO2 : 98%

Ds:
- Ny. S mengatakan ASI tidak keluar
1 Do:
20.30 - Mendampingi ibu menyusui
- Reflek menghisap By. Ny. S masih
lemah

Ds: -
Do:
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5
ml/jam)
1 - Memonitor input cairan
21.15 - Protein 2,2 ml/jam
- Monitor BB pasien
- Lipid 0,4 ml.jam
- Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam
- BB pasein 2005 gram

Ds : -
Do:
Rabu, - Kesadaran composmentis
18 Oktober 1, 2 & 3 21.30 - Memonitor kondisi umum pasien - KU cukup aktif
2021 - Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
Ds : -
2&3 - Menyiapkan linen set alat nesting Do :
22.00
- Nesting rutin diganti setiap pagi

Ds:
Do:
00.00
1 - ASIP diberikan sejumlah 15ml via
03.00 - Memberikan nutrisi melalui OGT
OGT gantung rendah
06.00
- Pasien tidak muntah

Ds:-
- Memonitor dan menjaga suhu inkubator Do:
2 - Memastikan kenyamanan bayi - By. Ny. S teraba hangat
23.00
- Membedong bayi - By. Ny. S menangis dan diam setelah
dibedong

Ds: -
Do:
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan
- Berat popok 70 gr dengan BAK dan
21.00
2&3 - Mengganti popok BAB (21.00)
01.00
- Memonitor output - Berat popok 40 gr dengan BAK dan
05.00
BAB (01.00)
- Berat popok 35 gr dengan BAK dan
BAB (05.00)

Ds: -
Do:
Kamis,
1,2 & 3 - Pernapasan : 54 x/mnt
19 Oktober 04.00 - Memonitor tanda-tanda vital
- Suhu: 37 ˚C
2023
- Nadi : 155 x/mnt
- SPO2 : 98%
- BB pasien : 2015 gram

Ds: -
Do:
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5
1 - Memonitor input cairan ml/jam)
05.00
- Monitor BB pasien - Protein 2,2 ml/jam
- Lipid 0,4 ml.jam
- BB pasein 2015 gram
VI. EVALUASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : By. Ny. S
Tanggal lahir : 11 Oktober 2023
No RM : D032966

Tgl No. Dx. Jam Evaluasi Sumatif / SOAP Paraf


Senin, 1. 21.30 S :-
16 Oktober
2023 O:
- KU kurang aktif, lemah
- Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
- ASIP diberikan sejumlah 13ml
- Pasien tidak muntah
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5 ml/jam)
- Protein 2,2 ml/jam
- Lipid 0,4 ml.jam
- Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam
- BB pasien 2130 gr Meita
- Berat pampers By. Ny. S 80 gr dengan BAK dan BAB

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi manajemen nutrisi dilanjutkan
- Monitor asupan ASI
- Monitor berat badan
- Berikan diet yang diprogramkan
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan
2. S :-

O:
- By. Ny. S teraba hangat
- By. Ny. S menangis dan diam setelah dibedong
- Suhu 36,3˚C

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi pencegahan hipotermia dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh
- Monitor tanda gejala hipotermia
- Sediakan lingkungan yang hangat (inkubator)
- Ganti pakaian/linen yang basah
- Lakukan pengaturan suhu inkubator

3. S :-

O:
- Pernapasan : 45 x/mnt
- Suhu: 36,3 ˚C
- Nadi : 153 X/mnt
- SPO2 : 98%
- Terpasang infus umbilical
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi pencegahan infeksi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik

Selasa, 1. 21.00 S : Ny. S mengatakan ASI susah keluar


17 Oktober
2023 O:
- Kesadaran composmentis
- KU kurang aktif
- Terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
- ASIP diberikan sejumlah 15ml via OGT gantunng rendah
- Pasien tidak muntah
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5 ml/jam)
- Protein 2,2 ml/jam
- Lipid 0,4 ml.jam
- Inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam
- BB pasien 2005 gr
Meita
- Berat pampers By. Ny. S 55 gr dengan BAK dan BAB
- Reflek menghisap By. Ny. S masih lemah

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi manajemen nutrisi dilanjutkan
- Monitor asupan ASI
- Monitor berat badan
- Berikan diet yang diprogramkan
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan
3. S :-

O:
- Pernapasan : 40 x/mnt
- Suhu: 36,6 ˚C
- Nadi : 138 x/mnt
- SPO2 : 98%
- Terpasang infus umbilikal
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi pencegahan infeksi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik

Kamis, 1. 07.00 S :-
19 Oktober
2023 O:
- Kesadaran composmentis
- KU cukup aktif
- Terpasang OGT
- ASIP diberikan sejumlah 15ml via OGT gantung rendah Meita
- Pasien tidak muntah
- Inf D10% + Na 39 + K5 + Ca 5 (5 ml/jam)
- Protein 2,2 ml/jam
- Lipid 0,4 ml.jam
- BB pasien 2015 gr
- Berat popok 70 gr dengan BAK dan BAB (21.00)
- Berat popok 40 gr dengan BAK dan BAB (01.00)
- Berat popok 35 gr dengan BAK dan BAB (05.00)

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi manajemen nutrisi dilanjutkan
- Monitor asupan ASI
- Monitor berat badan
- Berikan diet yang diprogramkan
- Observasi intake dan output
- Observasi reflek hisap dan menelan

2. S :-

O:
- By. Ny. S teraba hangat
- By. Ny. S menangis dan diam setelah dibedong
- Suhu 37˚C
- Nesting diganti rutin setiap pagi

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi pencegahan hipotermia dilanjutkan
- Monitor suhu tubuh
- Monitor tanda gejala hipotermia
- Sediakan lingkungan yang hangat (inkubator)
- Ganti pakaian/linen yang basah
- Lakukan pengaturan suhu inkubator
3. S :-

O:
- Pernapasan : 54 x/mnt
- Suhu: 37 ˚C
- Nadi : 155 x/mnt
- SPO2 : 98%
- Terpasang infus umbilical
- Genetalia bersih tidak ada kemerahan

A : masalah belum teratasi

P:
Intervensi pencegahan infeksi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengaruh pemberian nesting


Penatalaksanaan yang dilakukan sebagai upaya pencegahan hipotermia pada
bayi prematur di Ruang NRT yaitu dengan meletakkan bayi di inkubator dan diletakkan
di atas nesting. Penatalaksanaan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andhini, dkk (2021) yang memperoleh hasil intervensi nesting dan pengaturan siklus
pencahayaan berpengaruh terhadap rata-rata berat badan bayi prematur dengan nilai
p<0,05. Penelitian dengan metode systematik literatur review oleh Rabbani (2022)
menggunakan sampel peneltian sebanyak 5 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional,
sebagian besar jurnal dipublikasikan pada tahun 2016 dan 2021 memperoleh hasil
bahwa berdasarkan hasil analisa pada 10 artikel menyatakan bahwa metode nesting
dapat membantu dalam proses peningkatan berat badan.
Penggunaan metode nesting bertujuan untuk membatasi pergerakan bayi secara
berlebihan memberikan bayi tempat yang nyaman, support motor development bagi
bayi dan membantu dalam menstabilitas fungsi fisiologis bayi (Hendrawati et al.,
2020). Peningkatan berat badan merupakan hasil dari peningkatan semua sistem yang
ada didalam tubuh, pada saat semua parameter fisiologis tubuh dalam keadaan stabil
dapat memaksimalkan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh sehingga diterima
secara optimal yang dapat digunakan sebagai pembantuan dalam peningkatan berat
badan dan bahan pembentuk jaringan tubuh (Rabbani et al., 2021)
B. Penggunaan plastik
Penatalaksanaan lain yang digunakan di ruang NRT untuk mencegah terjadinya
hipotermia pada bayi prematur adalah dengan menggunakan plastik. Penatalaksaaan
tersebut sesuai dengan beberapa hasil penelitian, penelitian oleh Ekawati & Handianti
(2022) menyatakan bahwa penggunaan plastik signifikan mengurangi kejadian
hipotermia dan meningkat suhu pada bayi disemua kondisi. Plastik adalah suatu bahan
yang termasuk dalam golongan polimer yang bersifat termoplastik. Plastik ini akan
mengurangi kehilangan panas karena penguapan dan kemungkinan radiasi tidak dapat
melewati penghalang plastik sehingga dapat meningkatkan suhu bayi (Leadford et al.,
2013).
C. Tatalaksana pemberian nutrisi
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk mengatasi masalah defisit nutrisi pada
bayi prematur di ruang NRT adalah dengan mengoptimalkan pemberian nutrisi bayi.
Pada By. Ny. S diberikan nutrisi melalui diit ASIP 8x15 ml, pemberian protein 2,2
ml/jam, lipid 0,4 ml/jam dan inj Ca Glukonas 1 ml/12 jam. Hal tersebut sesuai dengan
riset yang dilakukan oleh Arum & Riana 2021 yang menyatakan bahwa strategi
pemberian nutrisi terbaik, baik parenteral maupun enteral, harus diterapkan dengan
tepat sejak bayi prematur dilahirkan untuk mencapai pertumbuhan dan perkambangan
yang optimal. Ketika bayi lahir dengan kondisi yang belum stabil maka pemberian
nutrisi diberikan secara parenteral melalui pembuluh darah vena sentral. Nutrisi
parenteral yang diberikan berupa cairan dan zat gizi seperti glukosa, protein, lemak,
vitamin, dan mineral atau yang dikenal sebagai total parenteral nutrition (TPN). Apabila
kondisi bayi prematur sudah stabil, maka pemberian nutrisi parenteral beralih kepada
nutrisi enteral secara bertahap. Pemberian nutrisi enteral yang direkomendasikan adalah
ASI, apabila ASI tidak tersedia maka direkomendasikan pemberian ASI donor atau susu
formula prematur.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Angraini & Septira (2016), yang
menyebutkan bahwa hal terpenting dalam perawatan dini bayi BBLR di NICU adalah
pemberian nutrisi yang adekuat sehingga terjadi peningkatan berat badan pada bayi
BBLR. Besarnya energi tambahan yang dibutuhkan untuk mengejar pertumbuhan
adalah 90-100 kkal/kg/hari. Pemberian nutrisi untuk mengejar pertumbuhan bayi BBLR
dapat dilakukan dengan pemberian ASI, susu formula BBLR, dan nutrisi parenteral.
Pemberian nutrisi parenteral yang dapat diberikan adalah glukosa, protein, lipid, dan
zat besi. Setelah pemberian nutrisi parenteral selesai untuk membantu meningkatkan
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan maka diberikan ASI terfortifikasi sebagai ASI
tambahan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S didapat diagnosa
keperawatan defisit nutrisi, risiko hipotermia dan risiko infeksi. Diagnosa keperawatan
yang ditemukan pada pasien sesuai dengan tinjauan teori dan dirumuskan berdasarkan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Intervensi tindakan telah dibuat sesuai
dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Implementasi asuhan keperawatan
pada pasien yang sudah dilakukan selama 3x24 jam. Implementasi yang dilaksanakan
pada pasien telah sesuai dengan evidance base practice. Evaluasi keperawatan pada
pasien berpedoman pada kriteria hasil dari Standar Luaran Keperawatan Indonesia dan
disesuaikan dengan kondisi pasien.
B. SARAN
Penatalaksanaan tindakan yang dilakukan di ruang NRT telah sesuai dengan
standar yang ada dan terdapat evidance base practice nya. Penatalaksanaan lain
sebaiknya dapat diaplikasikan dengan mengaplikasikan intervensi pendukung
developmental care yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Andhini D, Sekarwana N, Fitri S.Y.R. (2021). Peningkatan berat badan bayi prematur melalui
pengaturan siklus pencahayaan dan nesting. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 8(1),
26-35.
Angraini, D.,I & Septira, S. (2016). Nutrisi bagi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang. Majority, 5(3), 151-155.
Arum, W.,A Riana, A.,S. (2021). Tatalaksana pemberian nutrisi pada bayi prematur untuk
mencapai tumbuh kembang yang optimal. Seminar Nasional Riset Kedokteran.
194-201.
Ekawati, I & Hadianti, D., H. (2022). Penggunaan plastik efektif mengurangi kejadian
hipotermi. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(3), 811-821.
Hendrawati, S., Adistie, F., Nur, N., & Maryam, A. (2020). Effectiveness of Developmental
Care on Physiological Functions Low Birth Weight Babies : a Literature Review.
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 4(2),52–63.
Leadford AE, Warren JB, Manasyan A, et al. (2013). Plastic bags for prevention of
hypothermia in preterm and low birth weight infants. Pediatrics. 132(1).
doi:10.1542/peds.2012-2030
Maquire, C.M., Walther, F.J., Zwieten, P.H., Le Cessie, S., Wit, J.M., & Veen, S. (2009). The
influence basic developmental care on growth, neurological, cognitive and
psychomotor development at 1 and 2 years of age in very preterm infants.
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Rabbani V, Ekawaty F, & Rudini, D. (2022). Pengaruh penggunaan metode nesting terhadap
peningkatan berat badan pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Journal of Borneo
Holistic Health, 5(2), 228-245.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional. (2010). Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Dari
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2
010/Laporan_riskesdas_2010.pdf

Anda mungkin juga menyukai