Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

A
DENGAN BBLR
di Ruang Cut Nya Dien RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang
KARYA ILMIAH AKHIR NERS

APRISANDY DWINENSEVI
(NIM: 202020461011052)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2021

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.A
DENGAN BBLR
di Ruang Cut Nya Dien RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang
KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh:
APRISANDY DWINENSEVI
(202020461011052)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2021

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Karya Akhir Ners : Asuhan Keperawatan Pada By. A


dengan BBLR di Ruang Cut nya dien
RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang
Nama Lengkap : Aprisandy Dwinensevi

NIM : 202020461011052

Jurusan : Profesi Ners

Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Rumah dan No. HP : Dusun Sekarwadung Desa


karangbendo RT 1 RW 7 kecamatan
tekung kabupaten lumajang
Alamat Email : aprisandy97@gmail.com

Dosen Pembimbing :

Nama Lengkap dan Gelar : Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep.An

NIP UMM/NIDN : UMM.151.2200.11986

Menyetujui, Malang,..............2021
Ketua Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang Dosen Pembimbing

Ririn Harini, S.Kep.,Ns.,M.Kep Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep.An


NIP.UMM.112.0508.0425 NIP.UMM.

3
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.A


DENGAN BBLR
di Ruang Cut Nya Dien RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun oleh:

APRISANDY DWINENSEVI
(NIM: 202020461011052)

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dalam ujian sidang tanggal:
dan telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk gelar NERS pada Program
Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : (.......................)
NIP-UMM.
Penguji 2 : (………………)
NIP-UMM.
Penguji 3 : (.........................)
NIP-UMM.

Ditetapkan di Malang, Tanggal :

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Malang

Ns. Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep MB


NIP.UMM. 11203090391

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganya saya
dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Diabetes Mellitus”. KIAN ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners
(Ns) pada Program Studi Profesi Ners Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan hati yang
tulus kepada:
1. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep, Sp.KMB. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Malang
2. Ibu Ririn Harini S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing yang sabar dalam
memberikan dorongan, masukan, motivasi serta memberikan dukungan untuk mengerjakan
KIAN.
4. Seluruh jajaran dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat dan barokah.
5. Kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa yang
tiada hentinya.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikanya mendapat imbalan dan diterima
sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan KIAN ini masih banyak
kekurangan yang di sebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penulis, oleh karena itu kritik dan saran bersifat membangun sangat di harapkan penulis. Semoga
Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu
menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Malang, 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................................3
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................4
KATA PENGANTAR...................................................................................................................5
DAFTAR ISI..................................................................................................................................6
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................7
ABSTRAK......................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................9
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................9
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................13
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................13

DAFTAR TABEL

6
DAFTAR LAMPIRAN

7
ABSTRAK

8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan perhatian di berbagai

Negara terutama pada Negara berkembang atau Negara dengan sosio-ekonomi rendah. BBLR

masih menjadi masalah karena sebesar 60-80% dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi,

disebabkan karena BBLR. Berdasarkan data dari World Health Rankings tahun 2014 dari 172

negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 70 yang memiliki presentase kematian akibat

BBLR tertinggi yaitu sebesar 10.69%.

Data WHO juga mencatat bahwa presentase kelahiran BBLR di Indonesia mencapai

15,5% dan berada dalam peringkat ke Sembilan dunia. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa

dalam setahun ada satu dari sepuluh bayi yang lahir di Indonesia mengalami BBLR. Pada tahun

2013 berdasarkan hasil pengamatan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa

presentase balita dengan usia 0-59 bulan lahir mengalami BBLR 10,25%. Presetase yang paling

tinggi terjadi di daerah Sulawesi Tengah yakni sebesar 16,8% dan yang paling rendah di

provensi Sumatra Utara yakni sebesar 7,5% (Kemenkes RI, 2014).

BBLR adalah kondisi seorang bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram atau

2,5 kg. WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500-2499 gram),

BBLSR (1000-1499 gram, BBLER (< 1000 gram). BBLR terjadi pada kondisi bayi premature

yang lahir kurang bulan maupun bayi yang lahir cukup bulan dan memiliki masalah pada proses

pertumbuhannya selama masa kehamilan. Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat

menyebabkan terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang berada

dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang terjadi akan lebih buruk bila berat bayi

9
semakin rendah dan memiliki konsekuensi atau dampak yang di timbulkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (Sutarjo, 2014).

Bayi dengan BBLR memiliki dampak yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan

perkembangannya. Dampak dampak yang ditimbulkan akibat dari belum matangnya anatomi dan

fisiologi bayi yaitu bayi dapat mengalami hipotermia, sindrom gawat nafas, hipoglikemia,

perdarahan intracranial, hiperbilirubinemia, kerusakan integritas kulit dan rentan terhadap infeksi

(Pantiawati, 2019).

Apabila kejadian BBLR tidak dilakukan tindakan pencegahan maka jumlah bayi dengan

BBLR akan terus-menerus mengalami peningkatan tanda ada penurunan jumlah kejadi BBLR.

Penyebab BBLR disebabkan karena bisa dari faktor ibu, janin, plasenta maupun lingkungan.

Dilihat dari faktor ibu, bayi dengan bblr disebabkan karena ibu mengalami komplikasi

kehamilan, seperti anemia sel berat, perdarahan ante partum, hipertensi, preeklamsia berat,

eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal), usia ibu < 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun, kehamilan ganda, jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek

(kurang dari 1 tahun), mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, ibu merokok, peminum alcohol

dan pecandu obat narkotik. Faktor janin meliputi kelainan kromosom, dan infeksi janin kronik

(inklusi sitomegali, rubella bawaan). Faktor plasenta meliputi berat plasenta berkurang atau

berongga atau keduanya, plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasite, infark, tumor, plasenta

yang lepas. Sedangkan pada faktor lingkungan meliputi bertempat tinggal di dataran tinggi,

terkena radiasi dan terpapar zat beracun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan penyebab dari

faktor ibu, janin, plasenta dan lingkungan dapat dicegah dengan program yang sudah ditetapkan

oleh pemerintah ataupun bidang kesehatan dalam masalah BBLR (Proverawati & Cahyo

Ismawati, 2020).

10
Pencegahan yang dilakukan pada kasus BBLR adalah pencegahan yang dilakukan untuk

menhindari dan mengurangi terjadi BBLR. Hal hal yang dilakukan seorang ibu untuk mencegah

janin dalam kandungannya menjadi bayi BBLR adalah dengan meningkatkan pemeriksaan

kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur

kehamilan muda, penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar ibu dapat

menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik. selain itu juga hendaknya ibu

dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat yaitu kisaran umur 20-34

tahun serta perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan

pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar ibu dapat meningkatkan akses terhadap

pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil (Pantiawati, 2019).

Penelitian terhadap bayi baru lahir menunjukkan bahwa komplikasi yang terjadi selama

kehamilan dan persalinan akan beresiko mengalami gangguan pertumbuhan dan lahir dengan

berat badan lahir rendah (Tarsikah, Diba, & Didiharto, 2020). Hal ini dapat ditimbulkan dari bayi

dengan berat badan lahir rendah adalah beresiko lebih tinggu mengalami kematian,

keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan

bayi yang tidak BBLR (Rajashree, Prashanth, & Revathy, 2015). Prevalensi gangguan

pertumuhan termasuk BBLR meningkat sejalan bertambahnya ibu yang melakukan program

hamil tidak sesuai standart yang ditetapkan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap BBLR

termasuk faktor ibu seperti status gizi, umur, paritas dan status ekonomi. Bayi dengan BBLR

memiliki peluang lebih kecil untuk bertahan hidup. Akibatnya ketika bayi bertahan hidup, bayi

akan lebih rentan terhdap penyakit hungga bayi tersebut menjadi dewasa. Dalam hal ini, masih

11
banyak bayi yang dilahirkan BBLR tersebut masuk ke Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen untuk

dilakukan observasi dan pemeriksaan lebih lanjut.

Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang merupakan salah satu Rumah

Sakit Umum Daerah yang berada di pimpin oleh seorang dokter. Rumah Sakit ini berfungsi

sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi para bayi sampai lansia yang mengalami masalah

kesehatan maupun mental yang disebabkan oleh penyakit, kelainan untuk diberikan pengobatan

serta konseling agar bayi sampai lansia dapat hidup sehat. Penelitian terhadap BBLR tahun 2020

menunjukkan jumlah bayi yang tahun 2017 s.d 2018 yang berada di RSUD Kanjuruhan adalah

75 bayi. Bayi yang tinggal di RSUD kanjuruhan juga memiliki masalah tumbuh kembang bayi

tersebut. Salah satu masalah tumbuh kembang yang terjadi adalah BBLR atau bayi dengan Berat

Badan Lahir Rendah.

Bayi A salah satu bayi dengan BBLR yang ada di Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen.

Saat dilakukan pengkajian pengkajian didapatkan bahwa berat badan bayi 2350 gram yang

beraati bayi tersebut memiliki masalah pada berat badan atau nutrisinya. Bayi A tidak mampu

bernafas dengan spontan, kurus, kecil. Hal ini ditunjukkan dari bayi ini tidak dapat pula

mencerna susu maka dari itu bayi tersebut mengalami diare. Hasil observasi menunjukkan bayi

tampak sesak. Untuk mengatasi masalah sesak dan diare pada bayi A dilakukan intervensi

pemasangan CPAP dan terapi puasa selama 4 jam. Aktivitas ini dimasukkan ke dalam rekam

medic sebagai intervensi rutin yang akan diberikan.

Perawat merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang dituntut untuk

memberikan pelayanan yang berkualitas dalam melakukan asuhan keperawatan. Pelaksanaan

tugas tersebut dilakukan melalui interaksi, tidak hanya dengan pasien, keluarga dan masyarakat

saja, tetapi juga dengan tim kesehatan lainnya (Komite Keperawatan, 2017; Utami, Agustine, &

12
Happy, 2016). Peranan yang dapat dilakukan oleh perawat diantaranya sebagai pemberi asuhan

keperawatan, advokat, pendidik, coordinator, kolaborator, konsultan. Dalam hal ini perawat di

Rumah Sakit yang merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan, berperan dalam

memberikan asuhan keperawatan yang professional.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada bayi A dengan masalah
BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah akhir ners adalah menganalisa asuhan
keperawatan pada bayi dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penulisan karya ilmiah akhir ners ini adalah mengidentifikasi:

1. Gambaran pengkajian pada bayi A dengan BBLR

2. Rencana asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi BBLR

3. Implementasi yang telah dilakukan pada bayi BBLR

4. Evaluasi hasil implementasi yang telah dilakukan

5. Catatan perkembangan bayi A dengan BBLR

1.4 Manfaat Penelitian


Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengatasi masalah
pada bayi dengan BBLR, antara lain:

1.4.1 Manfaat pelayanan keperawatan dan kesehatan


Hasil dari laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi bidang

keperawatan dan kesehatan, terkait dengan masalah intervensi keperawatan yang

dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah bayi dengan BBLR. Selain itu, laporan

13
ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi bidang keperawatan dan kesehatan untuk

dapat menerapkan intervensi yang telah dilakukan bagi bayi dengan BBLR.

1.4.2 Manfaat keilmuan


Hasil dari penulisan laporan ini diharpkan bermanfaat bagi bidang pendidikan

keperawatan khususnya keperawatan anak maupun bagi penelitian selanjutnya. Bagi

pendidikan hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk mengemban

ilmu mengenai intervensi keperawatan pada bayi dengan BBLR. Selain itu, juga

dapat dijadikan sebagai sumber intervensi bagi pendidikan agar dapat menerapkan

intervensi yang telah dilakukan sebagai salah satu pemecahan masalah bayi dengan

BBLR. Bagi penelitian selanjutnya diharpakan dapat menjadi masukan atau ide untuk

meneliti lebih jauh terkait intervensi pengobatan yang optimal untuk bayi dengan

BBLR.

14

Anda mungkin juga menyukai