A
DENGAN BBLR
di Ruang Cut Nya Dien RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
APRISANDY DWINENSEVI
(NIM: 202020461011052)
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.A
DENGAN BBLR
di Ruang Cut Nya Dien RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh:
APRISANDY DWINENSEVI
(202020461011052)
2
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 202020461011052
Dosen Pembimbing :
Menyetujui, Malang,..............2021
Ketua Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang Dosen Pembimbing
3
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
APRISANDY DWINENSEVI
(NIM: 202020461011052)
Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dalam ujian sidang tanggal:
dan telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk gelar NERS pada Program
Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : (.......................)
NIP-UMM.
Penguji 2 : (………………)
NIP-UMM.
Penguji 3 : (.........................)
NIP-UMM.
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganya saya
dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Diabetes Mellitus”. KIAN ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners
(Ns) pada Program Studi Profesi Ners Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan hati yang
tulus kepada:
1. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep, Sp.KMB. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Malang
2. Ibu Ririn Harini S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing yang sabar dalam
memberikan dorongan, masukan, motivasi serta memberikan dukungan untuk mengerjakan
KIAN.
4. Seluruh jajaran dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat dan barokah.
5. Kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa yang
tiada hentinya.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikanya mendapat imbalan dan diterima
sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan KIAN ini masih banyak
kekurangan yang di sebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penulis, oleh karena itu kritik dan saran bersifat membangun sangat di harapkan penulis. Semoga
Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu
menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.
Malang, 2021
Penulis
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................................3
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................4
KATA PENGANTAR...................................................................................................................5
DAFTAR ISI..................................................................................................................................6
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................7
ABSTRAK......................................................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................9
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................9
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................13
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................13
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
ABSTRAK
8
BAB I
PENDAHULUAN
Negara terutama pada Negara berkembang atau Negara dengan sosio-ekonomi rendah. BBLR
masih menjadi masalah karena sebesar 60-80% dari Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi,
disebabkan karena BBLR. Berdasarkan data dari World Health Rankings tahun 2014 dari 172
negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 70 yang memiliki presentase kematian akibat
Data WHO juga mencatat bahwa presentase kelahiran BBLR di Indonesia mencapai
15,5% dan berada dalam peringkat ke Sembilan dunia. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa
dalam setahun ada satu dari sepuluh bayi yang lahir di Indonesia mengalami BBLR. Pada tahun
2013 berdasarkan hasil pengamatan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa
presentase balita dengan usia 0-59 bulan lahir mengalami BBLR 10,25%. Presetase yang paling
tinggi terjadi di daerah Sulawesi Tengah yakni sebesar 16,8% dan yang paling rendah di
BBLR adalah kondisi seorang bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram atau
2,5 kg. WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam, yaitu BBLR (1500-2499 gram),
BBLSR (1000-1499 gram, BBLER (< 1000 gram). BBLR terjadi pada kondisi bayi premature
yang lahir kurang bulan maupun bayi yang lahir cukup bulan dan memiliki masalah pada proses
pertumbuhannya selama masa kehamilan. Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang berada
dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang terjadi akan lebih buruk bila berat bayi
9
semakin rendah dan memiliki konsekuensi atau dampak yang di timbulkan bayi dengan berat
Bayi dengan BBLR memiliki dampak yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Dampak dampak yang ditimbulkan akibat dari belum matangnya anatomi dan
fisiologi bayi yaitu bayi dapat mengalami hipotermia, sindrom gawat nafas, hipoglikemia,
perdarahan intracranial, hiperbilirubinemia, kerusakan integritas kulit dan rentan terhadap infeksi
(Pantiawati, 2019).
Apabila kejadian BBLR tidak dilakukan tindakan pencegahan maka jumlah bayi dengan
BBLR akan terus-menerus mengalami peningkatan tanda ada penurunan jumlah kejadi BBLR.
Penyebab BBLR disebabkan karena bisa dari faktor ibu, janin, plasenta maupun lingkungan.
Dilihat dari faktor ibu, bayi dengan bblr disebabkan karena ibu mengalami komplikasi
kehamilan, seperti anemia sel berat, perdarahan ante partum, hipertensi, preeklamsia berat,
eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal), usia ibu < 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, kehamilan ganda, jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek
(kurang dari 1 tahun), mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, ibu merokok, peminum alcohol
dan pecandu obat narkotik. Faktor janin meliputi kelainan kromosom, dan infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan). Faktor plasenta meliputi berat plasenta berkurang atau
berongga atau keduanya, plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasite, infark, tumor, plasenta
yang lepas. Sedangkan pada faktor lingkungan meliputi bertempat tinggal di dataran tinggi,
terkena radiasi dan terpapar zat beracun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan penyebab dari
faktor ibu, janin, plasenta dan lingkungan dapat dicegah dengan program yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah ataupun bidang kesehatan dalam masalah BBLR (Proverawati & Cahyo
Ismawati, 2020).
10
Pencegahan yang dilakukan pada kasus BBLR adalah pencegahan yang dilakukan untuk
menhindari dan mengurangi terjadi BBLR. Hal hal yang dilakukan seorang ibu untuk mencegah
janin dalam kandungannya menjadi bayi BBLR adalah dengan meningkatkan pemeriksaan
kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur
kehamilan muda, penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar ibu dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik. selain itu juga hendaknya ibu
dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat yaitu kisaran umur 20-34
tahun serta perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar ibu dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil (Pantiawati, 2019).
Penelitian terhadap bayi baru lahir menunjukkan bahwa komplikasi yang terjadi selama
kehamilan dan persalinan akan beresiko mengalami gangguan pertumbuhan dan lahir dengan
berat badan lahir rendah (Tarsikah, Diba, & Didiharto, 2020). Hal ini dapat ditimbulkan dari bayi
dengan berat badan lahir rendah adalah beresiko lebih tinggu mengalami kematian,
bayi yang tidak BBLR (Rajashree, Prashanth, & Revathy, 2015). Prevalensi gangguan
pertumuhan termasuk BBLR meningkat sejalan bertambahnya ibu yang melakukan program
hamil tidak sesuai standart yang ditetapkan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap BBLR
termasuk faktor ibu seperti status gizi, umur, paritas dan status ekonomi. Bayi dengan BBLR
memiliki peluang lebih kecil untuk bertahan hidup. Akibatnya ketika bayi bertahan hidup, bayi
akan lebih rentan terhdap penyakit hungga bayi tersebut menjadi dewasa. Dalam hal ini, masih
11
banyak bayi yang dilahirkan BBLR tersebut masuk ke Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen untuk
Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang merupakan salah satu Rumah
Sakit Umum Daerah yang berada di pimpin oleh seorang dokter. Rumah Sakit ini berfungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi para bayi sampai lansia yang mengalami masalah
kesehatan maupun mental yang disebabkan oleh penyakit, kelainan untuk diberikan pengobatan
serta konseling agar bayi sampai lansia dapat hidup sehat. Penelitian terhadap BBLR tahun 2020
menunjukkan jumlah bayi yang tahun 2017 s.d 2018 yang berada di RSUD Kanjuruhan adalah
75 bayi. Bayi yang tinggal di RSUD kanjuruhan juga memiliki masalah tumbuh kembang bayi
tersebut. Salah satu masalah tumbuh kembang yang terjadi adalah BBLR atau bayi dengan Berat
Bayi A salah satu bayi dengan BBLR yang ada di Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen.
Saat dilakukan pengkajian pengkajian didapatkan bahwa berat badan bayi 2350 gram yang
beraati bayi tersebut memiliki masalah pada berat badan atau nutrisinya. Bayi A tidak mampu
bernafas dengan spontan, kurus, kecil. Hal ini ditunjukkan dari bayi ini tidak dapat pula
mencerna susu maka dari itu bayi tersebut mengalami diare. Hasil observasi menunjukkan bayi
tampak sesak. Untuk mengatasi masalah sesak dan diare pada bayi A dilakukan intervensi
pemasangan CPAP dan terapi puasa selama 4 jam. Aktivitas ini dimasukkan ke dalam rekam
Perawat merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang dituntut untuk
tugas tersebut dilakukan melalui interaksi, tidak hanya dengan pasien, keluarga dan masyarakat
saja, tetapi juga dengan tim kesehatan lainnya (Komite Keperawatan, 2017; Utami, Agustine, &
12
Happy, 2016). Peranan yang dapat dilakukan oleh perawat diantaranya sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advokat, pendidik, coordinator, kolaborator, konsultan. Dalam hal ini perawat di
Rumah Sakit yang merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan, berperan dalam
dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah bayi dengan BBLR. Selain itu, laporan
13
ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi bidang keperawatan dan kesehatan untuk
dapat menerapkan intervensi yang telah dilakukan bagi bayi dengan BBLR.
pendidikan hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk mengemban
ilmu mengenai intervensi keperawatan pada bayi dengan BBLR. Selain itu, juga
dapat dijadikan sebagai sumber intervensi bagi pendidikan agar dapat menerapkan
intervensi yang telah dilakukan sebagai salah satu pemecahan masalah bayi dengan
BBLR. Bagi penelitian selanjutnya diharpakan dapat menjadi masukan atau ide untuk
meneliti lebih jauh terkait intervensi pengobatan yang optimal untuk bayi dengan
BBLR.
14