Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

D DENGAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI RUANG
PERINATOLOGY RUMAH SAKIT KOTA TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :
REKA HANDAYANI
NPM : 1830702045

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. D DENGAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI RUANG
PERINATOLOGY RUMAH SAKIT KOTA TARAKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

OLEH :
REKA HANDAYANI
NPM : 1830702045

Laporan Tugas Akhir


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan
Pada
Universitas Borneo Tarakan

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan Judul “
Asuuhan Keperawatan Pada By. D Dengan Berat Bada Lahir Rendah ( BBLR ) Di
Ruang Perinatology Rumah Sakit Kota Tarakan ” adalah karya saya dengan
arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapaun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka dibagian akhir Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis ini ditulis dengan mengikuti kaidah penulis ilmiah.

Tarakan, 7 Juni 2021

Reka handayani
NPM. 1830702045
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL Laporan Tugas Akhir : Asuhan Keperawatan Pada By. D Dengan


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di
Ruang Perinatology Rumah Sakit Kota
Tarakan.

Nama : Reka Handayani

NPM : 1830702045

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Sulidah, S.Kep.Ns., M.Kep Nurman Hidaya, S.Kep.Ns., M.Kep


NIP. 196902061999031003 NIP. 199104052019031021

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Sulidah, S.Kep.Ns., M.Kep


NIP.19690261999031003
HALAMAN PENGESAHAN

Telah di ujikan pada tanggal 16 Juli 2021


Dan disetujui untuk disusun sebagai Laporan Tugas Akhir dengan judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. D DENGAN BERAT BADAN


LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGY RUMAH SAKIT KOTA
TARAKAN

Tim penguji :

1. Alfianur, S.Kep.Ns., M.Kep (.................................)


NIP. 197908232005021004

2. Ramdya Akbar Tukan, S.Kep.Ns., M.Kep (.................................)


NIP. 198508082019032016

3. Sulidah, S.Kep. Ns., M.Kep (.................................)


NIP. 196902061999031003

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Jurusan Keperawatan


Universitas Borneo Tarakan Fakultas Ilmu Kesehatan

Sulidah S.Kep.,Ns, M. Kep Alfianur, S.Kep., Ns., M.Kep


NIP. 196902061999031003 NIP. 197908232005021004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada By. D dengan Berat Badan
Lahir Rendah yang dirawat diruang Perinatology Rumah Sakit Kota Tarakan”.
Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan. Dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini penulis mengalami hambatan dan berbagai kesulitan, namun demikian
penulis berusaha menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini berkat
bimbingan dan dorongan yang diberikan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
2. Bapak Sulidah, S.Kep.,Ns.M Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Borneo Tarakan sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan, masukan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini sekaligus menjadi penguji III yang telah memberikan
motivasi selama penulis mengikuti perkuliahan DIII Jurusan Keperawatan
Universitas Borneo Tarakan.
3. Ibu Yuni Retnowati, SST, M,Keb, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
4. Bapak Alfianur, S.Kep., Ns, M.Kep selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan, sekaligus menjadi penguji 1 yang telah
memberikan bimbingan, masukan serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Ramdya Akba Tukan, S.Kep.Ns., M.Kep selaku penguji 2 yang telah
memberikan bimbingan masukan serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Fitriya Handayani, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan yang
memberikan bimbingan, serta masukan dan juga dukungannya kepada penulis
untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Ibu Paridah, S.Kep.Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Diploma III Jurusan keperawatan.
9. Keluarga klien Bayi D yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam
memberikan informasi yang penulis butuhkan.
10. Orang tua dan saudara-saudara ku tercinta serta keluarga yang dengan penuh
kesabaran dalam memberikan dukungan baik moral maupun materi yang tak
ternilai harganya kepada penulis selama menempuh pendidikan di DIII Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan hingga
akhirnya dapat menyelesaikan program pendidikan ini. Terima kasih banyak
atas semuanya.
11. Rekan-rekan Dapartemen Keperawatan Anak yang telah bekerja sama dan
saling memberi memotivasi penulis selama proses penyelesaian laporan tugas
akhir ini. Terima kasih atas kebersamaan suka duka selama proses ini.
12. Angkatan 2018 mahasiswa Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan terkhusus untuk teman-teman Lokal C1
yang telah bersama-sama selama 3 tahun berkuliah dan mengalami senang dan
susah bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir masih belum
sempurna dan masih banyak membutuhkan perbaikan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi perawat dalam
usaha meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan.

Tarakan, 7 Juni 2021

Reka Handayani
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. D DENGAN BERAT BADAN LAHIR
RENDAH DI RUANG PERINATOLOGY
RUMAH SAKIT KOTA TARAKAN

Reka handayani

ABSTRAK

Berat badan lahir rendah merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang
anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh
janin selama dalam kandungan. BBLR masih terus menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang signifikan secara global karena mempunyai efek jangka pendek
dan jangka panjang terhadap kesehatan. Dibutuhkan perawatan yang
komprehensif bagi bayi yang dirawat dirumah sakit dengan BBLR. Kajian ini
merupakan metode tipe studi kasus dengan kasus tunggal pada By. D. Dalam
penelitian seluruh langkah proses keperawatan dapat dijalankan secara
berkesinambungan. Hasil pengkajian menunjukkan hanya gejala utama yang
ditemukan pada By. D, sedang gejala penyerta tidak semua ditemukan.
Didapatkan hasil diagnosa keperawatan pada By. D dengan diagnosa utama
berupa Risiko Infeksi yang merujuk pada kasus dan sesuai secara secara
konseptual. Penyusun rencana asuhan keperawatan disesuaikan dengan kondisi
klien dan berdasarkan ketrsediaan sarana penunjang. Seluruh rencana asuhan
dapat diimplementasikan dengan baik. Evaluasi hasil menunjukkan seluruh
masalah keperawatan dapat teratasi. Dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan
perbedaan yang bermakna antara kasus dengan teori pada setiap langkah proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi. Hal ini berarti
proses keperawatan dapat dijalankan dengan baik oleh perawat.

Kata kunci : Berat Badan Lahir Rendah, Asuhan Keperawatan.


NURSING CARE FOR CLIENT “D” WITH LOW BIRTH WEIGHT IN THE
PERINATOLOGY ROOM OF THE TARAKAN CITY HOSPITAL

Abstarct
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAGAN............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
ABSTRAK..........................................................................................................vii
ABSTARCT......................................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................ix
BAB 1. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...........................................................................................1
I.2 Tujuan Penulisan........................................................................................2
I.3 Metode Penulisan.......................................................................................3
I.4 Sistematika Penulisan................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar BBLR..................................................................................5
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada BBLR....................................13
BAB 3. LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian................................................................................................20
3.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................24
3.3 Perencanaan Keperawatan.......................................................................24
3.4 Implementasi Keperawatan......................................................................26
3.5 Evaluasi....................................................................................................37
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian................................................................................................38
4.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................39
4.3 Perencanaan Keperawatan.......................................................................41
4.4 Implementasi Keperawatan......................................................................42
4.5 Evaluasi....................................................................................................43
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................44
5.2 Saran.........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi
(Depkes R, 2014). Adapun pengertian bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram,
tanpa memandang masa gestasi. Bayi dengan BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada bayi
yang kurang cukup bulan (intrauterine growth retriction) (Wong, 2012).
Angka Kematian Bayi (AKB) menurut World Health Organization
(WHO, 2016) di beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura angka
kematian bayi sudah dibawah 10 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan di
Indonesia masih tinggi yaitu 25 kematian setiap 1.000 bayi yang lahir. Bila
dibandingkan dengan target dari target SDGs (Sustainable Development
Goals) tahun 2016 yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup maka dapat dilihat
angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi (Kemenkes RI,
2016)
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah penyebab
utama kematian bayi di Indonesia yatu 29 %, diikuti oleh asfiksia 27%
tetanus neonatorum 10 %, masalah gangguan pemberian ASI 9,5 %.
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2016).
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah mengalami kesulitan dalam
beradaptasi dan melakukan pertahanan dilingkungan luar rahim setelah
lahir, hal ini disebabkan karena belum matangnya sistem organ tubuh bayi
seperti paru-paru, ginjal, jantung, imun tubuh serta sistem pencernaan.
Sulitnya bayi berat lahir rendah beradaptasi dengan lingkungan dan
ketidakstabilan fungsi fisiologis yaitu suhu, denyut jantung dan saturasi
oksigen yang berdampak kepada bayi seperti hipotermi, denyut jantung
meningkat, frekuensi pernafasan menurun akan menyebabkan apnoe
berulang, presentase hemoglobin yang diikat oleh oksigen (SpO2)
cenderung menurun. (Bera, A., Ghosh. J., Singh, A., Hazra, Som &
Hunian, 2018)
Perawatan pada bayi berat badan lahir rendah atau bayi premature
sifatnya sangat kompleks. Bayi perlu dirawat di inkubator, biaya
perawatan yang cukup tinggi, dan membutuhkan tenaga kesehatan yang
berpengalaman. Jumlah inkubator dirumah sakit sangat terbatas
dibandingkan dengan jumlah BBLR yang dirawat. Sebuah metode
sederhana yang bermanfaat meningkatkan kelangsungan hidup bayi sesaat
maupun jangka panjang terutama BBLR dengan berat 1200-2000 gram
adalah perawatan metode kanuru (PMK) (Suradi, 2013)
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan karya tulis ini dibedakan menjadi :

1.2.1 Tujuan Umum


Tujuan umum yang di ingin dicapai pada penulisan Laporan Tugas
Akhir ini adalah memperoleh gambaran secara nyata tentang pelaksanaan
dan pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada By. D Dengan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatology Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penulisan Laporan Tugas
Akhiradalah untuk memperoleh gambaran nyata dalam :
1. Melaksanakan proses Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi keperawatan dengan By. D Dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) Di Ruang Perinatology Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
2. Membandingkan antara kesenjangan yanga ada antara teori dan penerapan
asuhan keperawatan pada klien By. D dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Ruang Perinatology Rumah Sakit Kota Tarakan.
3. Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan
proses keperawatan pada klien By. D dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Ruang Perinatology Rumah Sakit Kota Tarakan.
4. Melaksanakan pemecahan masalah pada klien By. D dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di Ruang Perinatology Rumah Sakit Kota Tarakan.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan ini Laporan Tugas Akhir ini adalah
menggunakan metodeDeskriptif tipe studi kasus dan studi literatur yaitu
metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa data, dan
menarik kesimpulan. Adapun penulis Laporan Tugas Akhir ini dengan
cara :

1. Wawancara
Melaksanakan teknik ini dengan cara langsung bertatap muka dengan klien
atau dengan keluarga klien (orang terdekat) dan mengnjurkan beberapa
pertanyaan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai keadaan klien.
2. Obeservasi
Melaksanakan pengumpula data secara langsung dengan melihat, mengamati
atau menilai untuk mendapatkan gambaran yang akurat menganai kesehatan
klien.
3. Pemeriksaan fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Auskultasi.
4. Studi Dokumentasi
Data diperoleh oleh dokumentasi yang terdapat pada catatan keperawatan klien
seperti catatan medis, terapi dari dokter ataupun langsung dari laporan
perkembangan klien.
5. Studi Kepustakaan
Menggunakan bahan-bahan yang ada kaitannya dengan Laporan Tugas Akhir
ini berupa buku-buku internet yang dapat didukung dengan teori yang ada.
1.4 Sistemika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran secara singkat dan menyeluruh dari
isi penulisan Laporan Tugas Akhir ini, maka sistematik penulisan terbagi
dalam lima bab yaitu :
Bab satu tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab dua berisi tentang tinjuan pustaka, yang terdiri dari konsep
dasar medis meliputi pengertian, etiologi, klarifikasi, manifestasi klinis,
patofisiologi, penatalaksanaan, komplikasi, pencegahan dan pemeriksaan
penunjang dari Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sementara konsep
dasar keperawatan, implementasi keperawaran dan evaluasi.
Bab tiga berisi tentang laporan kasus, yang terdiri dari pengkajian,
diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi.
Bab empat berisi tentang pembahasan yaitu membahas tentang adanya
kesenjangan antara teori dan penerapan langsung di lapangan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi.
Bab lima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
dimana kesimpulan mengacu pada tujuan penulisan, melaksanakan proses asuhan
keperawatan, membandingkan antara teori denga kesenjangan, mengidentifikasi
daktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan proses keperawatan, dan
melaksanakan pemecahan masalah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar BBLR


2.1.1 Pengertian
Menurut Saputra (2014) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah
berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gestasi atau usia kehamilan.
Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia BBLR yaitu berat badan lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi dengan catatan berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir.
Menurut Manuaba (2013) BBLR ialah kurang dari 2500 gram yaitu usia
kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya,
sekalipun cukup bulan, atau karena kombinasi keduanya.
Adapun menurut Rukiyah (2013) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2.499 gram.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa bayi
dengan berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram
pada saat lahir tanpa melihat usia gestasi atau usia kehamilan.
2.1.2 Etiologi
Menurut Nur, Arifuddin & Vovilia (2016), Susilowati, Wilar & Salendu
(2016) serta Gebregzabiherher, Haftu, Weldemariam & Gebrehiwet (2017) ada
beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan masalah BBLR yaitu :
1. Faktor ibu
1) Usia
Berdasarkan penelitian menunjukkan persentase kejadian BBLR lebih
tinggi terjadi ibu yang berumur <20 atau >35 tahun (30,0%) dibandingkan
dengan yang tidak BBLR (14,2%). Hal tersebut sesua dengan pernyataan
WHO yatu usia yang paling aman adalah 20-35 tahun pada saat usia
reproduksi, hamil dan melahirkan.

2) Parietas
Berdasarkan penelitin ibu grandemultipara (melahirkan anak empat atau
lebih) 2,4 kali lebih berisiko untuk melahirkan anak BBLR, itu dikarenakan
setiap proses kehamilan dan persalinan menyebabkan trauma fisik dan
psikis, semakin banyak trauma yang ditinggalkan akan menyebabkan
penyulit untuk kehamilan dan persalinan berikutnya.
3) Gizi kurang saat hamil
Ibu yang mengalami gizi kurang saat hamil menyebabkan persalinan
sulit/lama, persalinan sebelum waktunya (premature), serta perdarahan
setelah persalinan. Ibu yang memiliki gizi kurang saat hamil juga lebih
berisiko mengalami keguguran, bayi lahir cacat dan bayi lahir dengan berat
badan yang kurang.
4) Jarak kehamilan
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki jarak kelahiran <2 tahun
berisiko 3,231 kali lebih besar melahirkan anak BBLR di bandingkan dengan
ibu yang memilki jarak kelahiran > 2 tahun, itu dikarenakan pola hidup,
belum menggunakan alat kontrasepsi dan ibu tidak melakukan pemeriksaan
dengan rutin.
5) Pola hidup
Ibu yang terkena paparan asap rokok dan sering mengkonsumsi alkohol
dapat menyebabkan hipoksia pada janin dan menurunkan aliran darah
umbilikal sehingga pertumbuhan janin akan mengalami gangguan dan
menyebabkan anak lahir dengan BBLR.
2. Faktor kehamilan
1) Eklampsia / Pre-eklamsia.
2) Ketuban pecah dini.
3) Perdarahan antepartum
3. Faktor janin
1) Cacat bawaan (kelainan kongenital)
2) Infeksi dalam rahim.

2.1.3 Patofisiologi
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada
ibu, ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan
lahir rendah. Apabila dilihat dari faktor kehamilan, salah satu etiologinya yaitu
hamil ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari
satu, maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan
janin tunggal, yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu
harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga
mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin, salah satu etiologinya yaitu infeksi
dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi. (Manggiasih dan Jaya,
2012)
2.1.4 Klasifikasi BBLR
Menurut Cutland, Lackritz, Mallett-Moore, Bardaji, Chandrasekaran,
Lahariya, Nisar, Tapia, Pathirana, Kochhar & Munoz (2017) dalam
mengelompokkan bayi BBLR ada beberapa cara yaitu :
1. Berdasarkan harapan hidupnya :
1) Bayi dengan berat lahir 2500 – 1500 gram adalah bayi berat lahir rendah
(BBLR)
2) Bayi dengan berat lahir 1500 – 1000 gram adalah bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR)
3) Bayi dengan berat lahir <1000 gram adalah bayi berat lahir ekstrim rendah
(BBLER)
2. Berdasarkan masa gestasinya :
1) Prematuritas Murni
Bayi dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu atau biasa disebut
neonatus dengan berat normal ketika lahir. Dapat disebut BBLR jika berat
lahirnya antara 1500 gram – 2500 gram.
2) Dismaturitas
Bayi dengan berat badan lahir tidak normal atau kecil ketika dalam masa
kehamilan.

2.1.5 Manifestasi Klinis


Menurut (Lestari, 2016) manifestasi klinis pada BBLR yaitu :
1. BB < 2500 gram, TB <45 cm, Lingkar dada <30 cm, Lingkar kepala <33 cm.
2. Tanda – tanda neonatus :
1) Kulit keriput tipis, merah penuh bulu-bulu halus (laguno) pada dahi,
pelipis, telinga, dan lengan, lemak alam jaringan subkutan sedikit.
2) Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
3) Bayi premature laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan labia
mayora labia minora menonjol.
3. Tanda – tanda fisiologis
1) Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak tidur
dan malas.
2) Suhu tubuh mudah menjadi hipotermi.
2.1.6 Penyimpangan KDM BBLR.

Faktor plasenta :
Faktor janin : Faktor ibu :
Kelainan kromosom Faktor lingkungan :
Hidramnion
Penyakit,usia ibu
Infeksi janinkronik Tempat tinggal di
Plasenta previa
(inklusi sitomegali Keadaan gizi ibu daratan tinggi .
Sulutioplasenta
Gawat janin Kondisi ibu saat hamil Tekanan radiasi,
Kehamilan kembar serta terpapar zat
Keadaan sosial dan beracun.
Ketuban pecah dini ekonomi

BBLR

Komplikasi BBLR : Manifestasi klinis BBLR :


 Sindrom aspirasi  Berat badan kurng dari 2500 gram.
mekonium.  Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
 Asfiksia neomatum.  Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan
 Penyakit membrane lemak subkutan amat sedikit.
hialin  Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah,
hiperbilirunianemia. pernafasan belum teratur dan sering
mendapatkan serangan apnea.

Organ pencernaan Pertumbuhan dinding Sedikitnya lemak Sistem imun yang


imatur dada belum sempurna dibawah jaringan kulit belum matang

Peristaltik belum Kehilangan panas Penurunan daya


sempurna Vaskuler paru imatur
melalui kulit tahan tubuh

Kurangnya Peningkatan
Peningkatan
kemampuan untuk kerja nafas Risiko infeksi
kebutuhan kalori
mencerna makanan
Tidak efektifya Sistem termoregulasi
Reflek menghisap pola
yang imatur
dan menelan belum pernafasan
berkembang dengan
baik
Termoregulasi tubuh tidak
efektif
Pertumbuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

Bagan 1. Pathway BBLR (Sumber: Nelson, 2014)


2.1.7 Komplikasi
Menurut (Ida Bagus Gde Manuaba, 2015) komplikasi BBLR yaitu :
Hipotermia, Hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, Hiperbilirubinemia,
sindroma gawat nafas (asfiksia), paten suktus arteriosus, infeksi, perdarahan intra
ventikuler, apnea of prematuruty, anemia, gangguan perkembangan, gangguan
pertumbuhan, gangguan penglihatan (retionopati) gangguan pendengaran,
penyakit paru kronis, kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit,
kenaikan frekuensi kelainan bawaan.
2.1.8 Penatalaksanaan
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut
Nurafif & Hardi (2016)
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan istirahat konsumsi O2 yang cukup, bila dirawat dalam inkubator maka
suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35 dan untuk bayi dengan BB
2-2,5 Kg adalah 34. Bila tidak ada inkubator pemanasan dapat dilakukan
dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang
dibungkus dengan handuk/lampu petromak didekat tidur bayi. Bayi dalam
inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum, warna, kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya
sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi premature adalah sedikit
demi sedikit secara perlahan – lahan dan hati-hati. Pemberian makanan
dini berupa glukosa, ASI atau PASI mengurangi risiko hipoglikemia,
dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa
sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan
berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa
lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakkan menghisap
dengan menelan.
3. Mencegah infeksi
Bayi premature mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena
adanya daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibody relatif belum
terbentuk dan daya fagositosis serta reaksi terhadap rangsangan belum
baik.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada BBLR
Pada saat kelahiran bayi baruu harus menjalani pengkajian cepat
namun seksama untuk menentukan setiap masalah yang muncul dan
mengidentifikasi masalah yang menuntut perhatian yang cepat.
Pemeriksaan ini terutama ditunjukan untuk mengevaluasi kardiopulmonal
dan neurologis. Pengkajian meliput penyusunan nilai APGAR dan
evaluasi setiap anomaly congenital yang jelas atau adanya tanda gawat
neonatus (Wong, 2013).

2.2.1 Pengkajian
Merupakan data dasar klien yang komprehensif mencakup riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik hasil pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium serta informasi dari tim kesehatan serta keluarga klien, yang
meliputi :
1. Biodata :
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa,
jumlah saudara dan identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi
karena berkaitan dengan diagnosa bayi BBLR.
2. Keluhan utama :
Pada klien BBLR yang tampak yaitu BBL kurang dari 2500 gram.
3. Riwayat kesehatan sekarang :
Apa yang dirasakan klien sampai dirawat di Rumah sakit / perjalanan penyakit.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan :
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi
belakang kaki, atau sungsang.
5. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan BBLR dalam keadaan lemah, bayi terlihat
kecil, pergerakan masih kurang dan lemah, BB <2500 gram, dan tangisan
masih lemah.
2) Tanda – tanda vital
Pada umunya suhu tubuh terjadi hipotermi

3) Pemeriksaan fisik Head To Toe


(1) Kepala
Inspeksi : bentuk kepala bukit, fontanel mayor dan minor masih
cekung, sutura belum menutup dan kelihatan masih bergerak. Lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
(2) Rambut
Inspeksi lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang
dan halus kasar.
Palpasi : mudah rontok atau tidak.
(3) Mata
Inspeksi : biasanya konjungtiva dan sklera berwarna normal, lihat reflek
kedip baik atau tidak terdapat radang atau tidak dan pupil isokor. Pada
pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya.
(4) Hidung
Inspeksi : biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat sekret
berlebih dan terpasang O2
Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjolan.
(5) Mulut dan faring
Inspeksi : pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering, dan
pucat.
(6) Telinga
Inspeksi : adanya kotoran atau cairan dan bagaimana bentuk tulang
rawannya.
Palpasi : adanya respon nyeri pada daun telinga.
(7) Thorax
Inspeksi : nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam pada
lingkar dada sama dengan ata kurang dari 30 cm
Asukultasi : adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda bahaya.
(8) Abdomen
Inspeksi : lihat kesimetrisan dan adanya pembesaran abdomen
Palpasi : adanya nyeri tekan dan pembesaran abdomen

(9) Kulit dan kelamin


Inspeksi : pada kulit terlihat keriput, tipis, penuh lanungo, pada dahi,
pelipis, telinga, dan lengan, terlihat hanya sedikit lemak jaringan.
Pertumbuhan genetalian belum sempurna.
Palpasi : pada bayi laki-laki testis belum turun, sedangkan pada bayi
perempuan labia mayora lebih menonjol (labia mayora belum menutup
labia minora)
(10) Muskuloskeletal
Inspeksi : tumit terlihat mengkilap, dan telapak kaki teraba halus, tonus
otot masih lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya
lemah, tubuhnya kurang berisi ototnya lembek, dan kulitnyapun terlihat
keriput dan tipis
Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjolan.
4) Neurology atau reflek
Fungsi saraf yang belum efektif dan tangisannya lemah
Reflek morrow : kaget bila terkejut (tangan menggenggam)
Reflek menghisap : suckling
Reflek menelan swallowing : masih buruk atau kurang.
Reflek batuk yang belum sempurna.
2.2.2 Diagnosis Keperawatan
Menurut (Dermawan, 2012) Diagnosa Keperawatan adalah
pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien yang nyata
serta penyebabnya dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan
keperawatan.
Diagnosa yang muncul menurut (Wong, 2013) yaitu :
1. Ketidakefektifan pola pernafasan yang berhubungan dengan imaturitas paru
dan neuromuscular, penurunan energy dan keletihan
2. Ketidakefektifan termoregulasi yang berhubungan dengan kontrol suhu imatur
dan berkurangnya lemak tubuh subkutan.
3. Risiko infeksi yang berhubungan dengan efek pertahanan imunologik.
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (risiko) yang berhubungan
dengan ketidakmampuan mengingesti nutrien karena imaturitas.

2.2.3 Intervensi keperawatan


Intervensi keperawatan menurut (Wong, 2013) yaitu :
1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan imaturitas paru dan
neuromuscular, penurunan energy dan keletihan
Tujuan : pasien memperlihatkan paremeter oksigenasi yang adekuat
Intervensi :
1) Posisikan terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap
keatas dalam posisi “mengendus”.
Rasional : untuk mencegah penyempitan nafas.
2) Selama pergantian popok, angka bayi sedikit dibawah panggul dan jangan
menaikan kaki dan tungkai.
Rasional : karena perut akan menekan bagian dada.
3) Laksanakan program yang ditetapkan untuk terapi suplemen oksigen
(pertahankan konsentrasi O2 ruangan pada tingkat FiO2 minimal
berdasarkan pada gas darah arteri SaO2)
Rasional : untuk meningkatkan O2
4) Observasi adanya tanda gawat nafas, pernafasan cuping hidung, retraksi,
takipnea, apnea, gruting, sianosis, saturasi oksigen (SaO2 rendah)
2. Ketidakefektifan termoregulasi yang berhubungan dengan kontrol suhu imatur
dan berkurangnya lemak tubuh subkutan.
Tujuan : pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil
Intervensi :
1) Letakkan bayi dalam inkubator, penghangat, radiasi, atau pakaian hangat
dalam tempat tidur terbuka untuk mempertahankan kestabilan tubuh.
Rasional : agar bayi tidak kehilangan panas tubuh.
2) Hindari situasi bayi yang mendesprosisikan bayi pada kehilangan panas,
seperti pajanan terhadap udara dingin kekeringan, mandi, timbangan dingin
atau kasur dingin.
Rasional : untuk menstabilkan suhu tubuh bayi.
3) Pantau kadar glukosa serum
Rasional : untuk menjamin eugikemia.
4) Pantau suhu aksila bayi yang tidak stabil (gunakan probe kulit atau kontrol
suhu udara, periksa fungsi servokontrol, bila digunakan)
Rasional : untuk mengetahui kondisi
3. Resiko infeksi yang berhubungan dengan efek pertahanan imunologik
Tujuan : pasien tidak memperlihatkan tanda infeksi nosokomial
Intervensi :
1) Yakinkan semua pemberi asuhan telah mencuci tangan sebelum dan setelah
menangani bayi.
Rasional : untuk meminimalkan pajanan organisme infeksi
2) Cegah personel yang mengalami infeksi saluran nafas atau infeksi menular
untuk tidak kontak langsung dengan bayi
Rasional : bayi memiliki sistem imun yang lemah sehingga mudah tertular
penyakit.
3) Berikan antibiotik sesuai permintaan
Rasional : antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi.
4) Yakinkan asepsis dan atau sterilitas ketat pada prosedur invasif dan
peralatan seperti terapi IV perifer, tusukan lumbal dan pemasangan kateter
arteri/vena.
Rasional : sterilitas pada prosedur invasif dapat mencegah terjadinya
infeksi.
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (risiko) yang berhubungan
dengan ketidakmampuan mengingesti nutrient karena imaturitas atau sakit.
Tujuan : pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat, dengan asupan kalori untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen dan memperlihatkan pertambahan
berat badan yang bermakna.
Intervensi :
1) Kaji kesiapan untuk menyusu, terutama kemampuan untuk mengoordinasi
penelanan dan pernafasan.
Rasional : bayi berat badan lahir rendah memiliki sistem pencernaan yang
belum matang.
2) Bantu ibu memerah payudaranya
Rasional : untuk mempertahankan dan memastikan laktasi sampai bayi
dapat menyusu payudara.
3) Gunakan selang orogastrik bila bayi mudah kelelahan atau refleks,
menghisap, muntah, atau menelan lemah.
Rasional : karena pemberian susu dengan menyusu payudara sering
mengakibatkan penurunan berat badan.
2.2.4 Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharpkan (Potter & Perry, 2011)
Implementasi keperawatan menurut (Wong, 2013)
1. Mempertahankan potensi jalan nafas
2. Mempertahankan kestabilan suhu tubuh.
3. Perlindungan dari infeksi dan cidera
4. Pertahankan keadekuatan nutrisi
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai
apakah tindakan keperawatan yang dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013)
1. Ukur tanda-tanda vital dan lakukan pengkajian respirasi dengan interval waktu
berdasarkan kondisi dan kebutuhan bayi, observasi usaha respirasi bayi dan
responnya terhadap terapi, periksa fungsi peralatan, periksa hasil uji
laboratorium.
2. Ukur suhu kulit abdomen dan aksila dengan interval tertentu.
3. Observasi tingkah laku dan penampilan bayi untuk melihat adanya tanda
sepsis.
4. Kaji hidrasi, kaji dan ukur asupan cairan, observasi bayi selama pemberian
nutrisi, ukur jmlah susu formula atau asupan parenteral, timbang setiap hari.
BAB 3
LAPORAN KASUS

Bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil asuhan


keperawatan pada By. D dengan Berat Badan Lahir Rendah yang dirawat
pada tanggal 20 februari 2021 diruang Perinatology Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan. Pelaksanaan dari asuhan keperawatan ini dilakukan tahap
demi tahap yang diawali dengan pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, perencanaan keperawatan dan implementasi keperawatan,
serta evaluasi sesuai dengan tahapan tahapan dalam proses keperawatan.

3.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 maret 2021 pada klien By. D
dengan diagnosis medis Berat Badan Lahir Rendah dan diperoleh dari
data-data berikut :

3.1.1 Identitas klien


Nama klien By D berusia 24 hari, tempat tanggal lahir Tarakan 7
februari 2021 berjenis kelamin laki-laki. Klien dirawat diruang
Perinatology. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 20 februari 2021.
3.1.2 Riwayat Bayi
Bayi D merupakan bayi premature dengan berat lahir 2000 gram,
yang Gestasional Age (usia kehamilan) 32 minggu, dengan komplikasi
persalinan Chipalopelvik Disproportion (CPD) atau panggul sempit.
3.1.3 Riwayat Maternal
Umur ibu bayi adalah 33 tahun dengan kehamilan anak pertama,
dengan persalinan Sectio Caesar dengan alasan preeklamsi.
3.1.4 Pengkajian fisik neonatus
1) Refleks
Moro : Bayi terkejut apabila ada suara keras atau gerakkan tiba-tiba.
Menggenggam : Bayi dapat menggenggam ketika jari perawat menyentuh
tangan bayi.
Menghisap : Bayi reflek menghisap apabila mulut bayi disentuh.

2) Tonus / aktivitas
Aktivitas bayi untuk bergerak ada namun lemah.
3) Kepala dan leher
Fontanel anterior : Menonjol dan berukuran 0,6 cm
Sutura Sagitalis : Simetris, dan terletak ditengah-tengah tulang tengkorak
Gambaran wajah : Mata segaris dengan telinga, hidung digaris tengah, mulut
digaris tengah wajah, gambaran wajah simetris.
4) Mata
Inspeksi : sklera tidak ikterik, conjungtiva merah muda, iris berwarna merata
dan bilateral, pupil bereaksi bila ada cahaya, terdapat reflek mengedip mata.
5) THT
Telinga : Telinga normal, posisi telinga berada digaris lurus dengan mata,
pinna terbentuk baik.
Hidung : Posisi digaris tengah, bayi bernafas melalui hidung.
Palatum : Normal
6) Abdomen
Bentuk abdomen tegas, dan setelah diperkusi abdomen terasa kembung
dengan lingkar perut 30 cm.
7) Thorax
Gerakan dinding dada simetris, frekuensi nafas 51x/menit, tidak terdapat
retraksi dada. Klavikula normal.
8) Paru-paru
Auskultasi : Suara nafas di kedua sisi paru paru terdengar jernih, dan bunyi
nafas terdengar disemua lapang paru.
9) Jantung
Bunyi (NSR) : 120x/menit
Tidak ada bunyi Murmur yang menandakan bayi tersebut memliki penyakit
katup jantung. Dan tidak ada bunyi derap langkah kuda atau yang disebut
dengan gallop, yang menandakan kondisi gagal jantung.
10) Ekstremitas
Gerakan semua eksremitas lemah, ROM (pergerakkan bagian tubuh) tidak
terbatas.
Nadi perifer (tidak dilakukan pengkajian0
11) Umbilikus
Tampak tali pusar yang menonjol
Ekstremitas atas dan bawah : terdapat sepuluh jari diekstremitas atas dan
bawah. Teraba hangat pada ekstremitas atas dan bawah bayi.
Panggul bayi normal, tidak ada tanda tanda kecacatan.
12) Genetalia
Laki – laki normal.
13) Anus
Terdapat lubang anus pada bayi, dan posisinya berada ditengah dan paten.
14) Spina : Normal, tidak ada cacat lahir ketika susmsum tulang belakng bayi
gagal berkembang.
15) Kulit
Warna kulit bayi pink, dan terdapat tanda lahir di bagian paha kiri
bayi.
16) Suhu
Suhu Infant Warmer 36 derajat celcius
Suhu kulit bayi 37,4 derajat celcius.
3.1.5 Tanda – tanda vital bayi
HR : 32x/menit
Suhu : 37,4 derajat celcius
Pernapasan : 54x/menit
Antropometri
Berat badan : 2300 gram
Tinggi badan : 40 cm
Ukuran lingkaran
Lingkar kepala : 31 cm
Lingkar dada : 29 cm
Lingkar perut : 30 cm
3.1.6 Data Fokus
Data subyektif : -
Data Obyektif :
1. Berat badan bayi D dibawah batas normal.
2. Berat badan lahir 2000 gram, berat badan sekarang 2300 gram
3. Bayi terpasang moniitor
4. Bayi terpasang buble CPAP Peep 7 CmH20
5. Bayi terpasang IP D % 10 ml/jam
6. Bayi berada di infant warnmer dengan suhu 36 derajat celcius
7. Suhu bayi 37,4 derajat celcius
8. Bayi terpasang OGT
9. Bentuk abdomen tegas
10. Abdomen setelah dipalpasi teraba kembung
11. Peristaltik usus 3x/menit

3.1.7 Analisa data


1. Pengelompokkan data 1
1) Data subyektif : -
2) Data obyektif
Berat badan sekarang 2300 gram
Bayi terpasang OGT
Bayi terpasang buble CPAP Peep 7 CmH20
Bayi terpasang IP D % 10 ml/jam
3) Masalah keperawatan : Risiko infeksi
4) Penyebab : ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh.
2. Pengelompokkan Data 2
1) Data subyektif : -
2) Data obyektif
Bayi berada di infant warmer dengan suhu 36 derajat celcius
Bayi terpasang monitor
Suhu bayi 37,4 derajat celcius
3) Masalah keperawatan : Risiko termoregulasi tidak efektif
4) Penyebab : peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat
badan.
3. Pengelompokkan Data 3
1) Data subyektif : -
2) Data obyektif
Bentuk abdomen tegas
Abdomen diperkusi terdengar kembung
Peristaltik usus 3x/menit
3) Masalah keperawatan : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
4) Penyebab : Prematuritas
1.2 Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diatas, maka penulis menegakkan diagnosis
keperawatan sesuai dengan urutan prioritas :
1. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan
tubuh.
2. Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan peningkatan area
permukaan tubuh terhadap rasio berat badan
3. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan prematuritas
1.3 Perencanaan Keperawatan
3.3.1 Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan Sistem
Kekebalan Tubuh.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
risiko infeksi dapat diatasi.
Kriteria hasil :
1. Klien tidak demam
2. Tidak ada tanda – tanda infeksi (kemerahan)
3. Klien tidak merasakan nyeri
4. Tidak ada pembengkakan akibat nyeri.
Intervensi :
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik.
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum atau sesudah kontak dengan pasien
4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
5. Kolaborasi pemberian imunisasi (jika perlu)
Rasional :
1. Mengindikasi infeksi lokal
2. Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut.

3.3.2 Risiko Termoregulasi Tidak Efektif Berhubungan Dengan Peningkatan


Area Permukaan Tubuh.
Tubuh tehadap rasio berat badan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan
termoregulasi tidak efektif tidak terjadi.
Kirteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam batas normal 37,5 derajat celcius
2. Tidak ada perubahan warna kulit.
3. Bayi terhindar dari tanda dan gejala hipotermi atau hipetermi
Intervensi :
1. Memonitor suhu bayi sampai stabil
2. Memonitor dan mencatat tanda dan gejala hipotermia dan hipetermia
3. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
4. Sesuaikan suhu tubuh dan lingkungan. Kolaborasi pemberian antiperetik (jika
perlu).
Rasional : Untuk menjaga keseimbangan antara pembentukkan panas dan
kehilangan panas agar dapat mempertahankan suhu tubuh didalam batas normal.
3.3.3 Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal Berhubungan Dengan
Prematuritas.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharpakan
risiko disfungsi motilitas gastrointestinal tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1. Suara peristaltik usus dapat meningkat
2. Disfungsi abdomen dapat menurun.
Intervensi :
1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
2. Periksa pergerakkan usus.Identifikasi faktor risiko konstipasi
3. Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan atau peningkatan frekuensi
suara usus
4. Kolaborasi obat pencahar (bila perlu)
Rasional :
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui pergerakkan usus.
3. Untuk mengetahui faktor risiko konstipasi
4. Untuk mengatasi konstipasi.
1.4 Implementasi Keperawatan
3.4.1 Implementasi Keperawatan Hari Pertama Pada Tanggal 16 Maret 2021
Diagnosa 1 : Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
kekebalan tubuh. :
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
1) Pukul 08.00
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
2) Pukul 08.15
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
3) Pukul 09.30
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
4) Pukul 10.50
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
5) Pukul 12.00
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
2. Membatasi jumlah pengunjung
1) Pukul 10.00
Hasil : Keluarga dari pasien bayi d, hanya dapat berkunjung minimal 1
orang
2) Pukul 12.00
Hasil : Keluarga dari pasien bayi d, hanya dapat berkunjung minimal 1
orang
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
1) Pukul 08.00
Hasil : Sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
2) Pukul 09.00
Hasil : Sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
3) Pukul 10.25
Hasil : sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas esehatan
mencuci tangan.
4) Pukul 12.00
Hasil : sebelum ata sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tngan.
4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi.
1) Pukul 09.00
Hasil : Keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu.
Sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
2) Pukul 10.00
Hasil : Keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu.
Sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
3) Pukul 11.00
Hasil : Keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu.
Sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
Diagnosa 2 : Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan.
1. Memonitor suhu bayi sampai stabil
1) Pukul 08.00
Hasil : Temperatur suhu bayi 37,6derajat celcius.
2) Pukul 09.00
Hasil : Temperatur suhu 37,9 derajat celcius
3) Pukul 10.00
Hasil : Temperatur suhu 38,0 derajat celcius
4) Pukul 11.00
Hasil : Temperatur suhu 37,8 derajat celcius
5) Pukul 12.00
Hasil : Temperatur suhu 37,7 derajat celcius
2. Memonitor tanda dan gejala hipotermi dan hipetermi
1) Pukul 08.00
Hasil : Tidak terdapat tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi.
2) Pukul 09.45.00
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
3) Pukul 10.55
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
4) Pukul 11.30
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
5) Pukul 12.00
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
3. Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat
1) Pukul 08.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
2) Pukul 10.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
3) Pukul 12.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
Diagnosa 3 : Risiko Disfungsi motilitas berhubungan dengan prematuritas
1. Memeriksa tanda dan gejala konstipasi
1) Pukul 08.00
Hasil : setelah dipalpasi perut bayi masih teraba kembung.
2) Pukul 10.35
Hasil : setelah dipalpasi perut bayi masih teraba kembung
3) Pukul 12.00
Hasil : setelah di palpasi perut bayi masih teraba kembung.
2. Memeriksa pergerakan usus
1) Pukul 09..00
Hasil : Peristaltik usus bayi menurun dari 3x/menit menjadi 2x/menit.
2) Pukul 11.30
Hasil : Peristaltik usus bayi meningkat dari 4x/menit menjadi 5x/menit.
3. Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan atau peningkatan frekuensi
suara usus.
1) Pukul 10.30
Hasil : Pertugas kesehatan memonitor peristaltik usus bayi.
2) Pukul 12.00
Hasil : Pertugas kesehatan memonitor peristaltik usus bayi.
3.4.2 Implementasi Keperawatan Hari Kedua, Tanggal 17 Maret 2021
Diagnosa 1 : Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
kekebalan tubuh.
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
1) Pukul 08.00
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
2) Pukul 09.20
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri
3) Pukul 10.35
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
4) Pukul 11.50
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak demam, tidak ada tanda-tanda infeksi
(kemerahan), klien tidak merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat
nyeri.
2. Membatasi jumlah pengunjung
1) Pukul 10.00
Hasil : membatasi keluarga bayi D, yang dapat berkunjung minimal 1 orang.
2) Pukul 12.00
Hasil : membatasi keluarga bayi D, yang dapat berkunjung minimal 1 orang.
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
1) Pukul 08.00
Hasil : sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
2) Pukul 09.15
Hasil : sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
3) Pukul 10.00
Hasil : sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
4. Mempertahakan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi.
1) Pukul 09.00
Hasil : keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
kontak dengan pasien.
2) Pukul 10.00
Hasil : keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
kontak dengan pasien.
3) Pukul 12.00
Hasil : keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
kontak dengan pasien.
Diagnosa 2 : Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan.
1. Memonitor suhu bayi sampai stabil
1) Pukul 08.00
Hasil : tempratur suhu bayi stabil 37,5 derajat celcius, tidak ada peningkatan
atau penurunan suhu bayi.
2) Pukul 09.00
Hasil : : tempratur suhu bayi stabil 37,4 derajat celcius, tidak ada
peningkatan atau penurunan suhu bayi.
3) Pukul 10.00
Hasil : : tempratur suhu bayi stabil 37,6 derajat celcius, tidak ada
peningkatan atau penurunan suhu bayi.
4) Pukul 11.00
Hasil : : tempratur suhu bayi stabil 37,5 derajat celcius, tidak ada
peningkatan atau penurunan suhu bayi.
5) Pukul 12.00
Hasil : : tempratur suhu bayi stabil 37,3 derajat celcius, tidak ada
peningkatan atau penurunan suhu bayi.
2. Memonitor tanda dan gejala hipotermi dan hipetermi
1) Pukul 08.00
Hasil : Tidak terdapat tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi.
2) Pukul 09.58
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
3) Pukul 11.50
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
3. Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat
1) Pukul 08.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
2) Pukul 10.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
3) Pukul 12.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
Diagnosa 3 : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
prematuritas.
1. Memeriksa tanda dan gejala konstipasi
1) Pukul 08.00
Hasil : setelah di palpasi perut bayi masih teraba kembung
2) Pukul 10.00
Hasil : setelah di palpasi perut bayi masih teraba kembung
3) Pukul 12.00
Hasil : setelah di palpasi perut bayi masih teraba kembung
2. Memeriksa pergerakan usus
1) Pukul 09.00
Hasil : Peristaltik usus bayi menurun dari 3x/menit menjadi 2x/menit.
2) Pukul 11.00
Hasil : Peristaltik usus bayi 3x/menit.
3. Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan atau peningkatan frekuensi
suara usus.
1) Pukul 10.00
Hasil : Pertugas kesehatan memonitor peristaltik usus bayi.
2) Pukul 11.30
Hasil : Pertugas kesehatan memonitor peristaltik usus bayi.
3.4.2 Implementasi Keperawata Hari Ketiga, Tanggal 18 Maret 2021
Diagnosa 1 : Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
kekebalan tubuh.
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
1) Pukul 08.00
Hasil : dari hasil tersebut klien tidak demam, klien tidak ada tanda-tanda
infeksi (kemerahan), klien tidakmerasakan nyeri, tidak ada pembengkakkan
akibat nyeri.
2) Pukul 08.15
Hasil : dari hasil tersebut klien tidak demam, klien tidak ada tanda-tanda
infeksi (kemerahan), klien tidakmerasakan nyeri, tidak ada pembengkakkan
akibat nyeri.
3) Pukul 09.00
Hasil : Dari hasil tersebut, klien tidak ada tanda – tanda infeksi, seperti
nyeri, kemerahan, da pembengkakkan akibat infeksi.
4) Pukul 10.30
Hasil : dari hasil tersebut klien tidak demam, klien tidak ada tanda-tanda
infeksi (kemerahan), klien tidakmerasakan nyeri, tidak ada pembengkakkan
akibat nyeri.
2. Membatasi jumlah pengunjung
1) Pukul : 10.15
Hasil : keluarga dari pasien bayi D hanya dapat berkunjung minimal 1
orang.
2) Pukul 11.55
Hasil : keluarga dari pasien bayi D hamya dapat berkunjung minimal 1
orang.
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
1) Pukul 08.00
Hasil : sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
2) Pukul 09.15
Hasil : sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
3) Pukul 09.40
Hasil : sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
4) Pukul 10.30
Hasil : sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
5) Pukul 11.45
Hasil : sebelum atau sesudah kontak dengan pasien, petugas kesehatan
mencuci tangan
4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi.
1) Pukul 09.10
Hasil : keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
2) Pukul 10.20
Hasil : keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
3) Pukul 11.28
Hasil : keluarga pasien dan perawat mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
Diagnosa 2 : Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan.
1. Memonitor suhu bayi sampai stabil
1) Pukul 08.25
Hasil : temperatur suhu bayi 37,5 derajat celcius
2) Pukul 09.23
Hasil : temperatur suhu bayi 37,4 derajat celcius
3) Pukul 10.11
Hasil : temperatur suhu bayi 37,6 derajat celcius
4) Pukul 11.55
Hasil : temperatur suhu bayi 37,5 derajat celcius
2. Memonitor tanda dan gejala hipotermi dan hipetermi
1) Pukul 08.00
Hasil : Tidak terdapat tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi.
2) Pukul 09.00
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
3) Pukul 10.00
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
4) Pukul 11.00
Hasil : Tidak ada tanda dan gejala hipotermi dan hipertmi pada bayi
3. Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat
1) Pukul 08.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
2) Pukul 10.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
3) Pukul 12.00
Hasil : Bayi diberikan asupan nutrisi berupa ASI
Diagnosa 3 : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
prematuritas.
1. Memeriksa tanda dan gejala konstipas
1) Pukul 08.12
Hasil : setelah di palpasi, perut bayi masih teraba kembung
2) Pukul 09.00
Hasil : : setelah di palpasi, perut bayi masih teraba kembung
3) Pukul 10.00
Hasil : : setelah di palpasi, perut bayi masih teraba kembung
2. Memeriksa pergerakan usus
1) Pukul 08.00
Hasil : Peristaltik usus bayi meningkat dari 3x/menit menjadi 5x/menit.
2) Pukul 09.00
Hasil : Peristaltik usus bayi meningkat dari 3x/menit menjadi 5x/menit
3) Pukul 10.30
Hasil : Peristaltik usus bayi meningkat dari 3x/menit menjadi 4x/menit.
4) Pukul 12.00
Hasil : Peristaltik usus bayi meningkat dari 4x/menit menjadi 5x/menit.
3.5 Evaluasi
Tanggal : 16 Maret 2021
1. Diagnosis 1 : Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
kekebalan tubuh.
S:-
O: Bayi terhindar dari tanda dan gejala infeksi, bayi tidak demam, bayi tidak
meraskan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat nyeri.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.

2. Diagnosis 2 : Risiko termoregulasi tidak efektif berhubugan dengan


peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan.
S:-
O : Suhu tubuh bayi normal (37,2 derajat celcius), tidak ada perubahan warna
kulit, bayi terhindar dari tanda dan gejala hipotermi atau hipetermi.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.

3. Diagnosis 3 : Risiko disfungsi motilitas berhubungan dengan prematuritas.


S:-
O : Peristaltik usus bayi meningkat dari 3x/menit menjadi ke 6x/menit.
Disfungsi abdomen menurun.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan.

Evaluasi tanggal 17 maret 2021


1. Diagnosa 1 Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
kekebalan tubuh
S:
O : Bayi terhindar dari tanda dan gejala infeksi, bayi tidak demam, bayi tidak
merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat nyeri.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Diagnosa 2 Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan area permukaan tubuh.
S:-
O : Suhu tubuh bayi normal (37,5 derajat celcius), tidak ada perubahan warna
kulit, bayi terhindar dari tanda dan gejala hipotermi atau hipetermi.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Diagnosa 3 Risiko Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
prematuritas.
S:-
O : Peristaltik usus bayi menurun dari 3x/menit menjadi ke 2x/menit. Disfungsi
abdomen meningkat.
A : Masalah tidak teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Evaluasi 18 Maret 2021
1. Diagnosa 1 Risiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
kekebalan tubuh
S:-
O : Bayi terhindar dari tanda dan gejala infeksi, bayi tidak demam, bayi tidak
merasakan nyeri, tidak ada pembengkakan akibat nyeri.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjtkan
2. Diagnosa 2 Risiko Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan area permukaan tubuh.
S:-
O : Suhu tubuh bayi normal (37,5 derajat celcius), tidak ada perubahan warna
kulit, bayi terhindar dari tanda dan gejala hipotermi atau hipetermi.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Diagnosa 3 Risiko disfungsi motilitas berhubungan dengan prematuritas
S:-
O : Peristaltik usus bayi meningkat dari 4x/menit menjadi ke 6x/menit.
Disfungsi abdomen menurun.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

BAB 4
PEMBAHASAN

Bab ini penulis akan membahas tentang keterkaitan dan


kesenjangan antara landasan teori dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
yang diberikan klien By. D dengan Berat Badan Lahir Rendah diruang
perinatology RSKT mulai tanggal 16 maret sampai dengan 18 maret 2021
dengan pendekatan proses keperawatan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada By. D dengan
Berat Badan Lahir Rendah, penulis menemukan beberapa kesenjangan
antara landasan teori dengan tinjauan kasus. Maka dalam bab ini, penulis
membahas mulai dari tahap pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan
dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar pasien informasi yang
didapat dari klien (sumber data primer), data yang didapat dari orang lain
(sumber data sekunder), catatan kesehatan klien, informasi atau laporan
laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat atau
anggota tim kesehatan merupakan pengkajian dasar (Aningsi, 2018)
Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan, terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik dalam pengkajian yang dilakukan penulis. Karena
tidak semua tanda dan gejala yang ada dipengkajian teori terdapat pada
By.D
4.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(PPNI, 2016)
Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan maka penulis
menyusun diagnosis keperawatan pada By. D dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Penulis tidak menemukan hambatan dalam penyusunan
diagnosis. Dari 4 diagnosis keperawatan menurut (Wong, 2013), terdapat 2
diagnosis yang tidak ditemukan dikasus By.D yaitu :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan
neuromuscular, penurunan energy dan keletihan
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat (PPNI, 2016)
Pada By.D tidak ditemukan data-data yang menunjang diagnosis seperti
dispneu, gangguan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi memanjang, pola
napas, abnormal.
2. Risiko defisit nutrisi yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorsi
nutrien karena imunitas.
Risiko defisit nutrisi adalah keadaan dimana individu yang berisiko mengalami
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Doengoes,
2014)
Pada By.D tidak ditemukan data-data yang menunjang diagnosis seperti berat
badan menurun minimal 10% dibawah rentang normal, bising usus hiperaktif,
membran mukosa pucat, diare.
Berdasarkan dari hasil pengkajian pada By.D Penulis menegakkan 3
Diagnosis Keperawatan, 2 Diagnosis terdapat pada teori, 1 diagnosis tidak
terdapat pada teori, yaitu :
1) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh.
Risiko infeksi adalah berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik (PPNI, 2016)
Diagnosis keperawatan ini penulis tegakkan karena ditemukan pengkajian pada
By.D yaitu berat badan sekarang 2300 gram, bayi terpasang IP D% ml/jam,
suhu 37,4 derajat celcius.
2) Resiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan peningkatan area
permukaan tubuh terhadap rasio berat badan.
Resiko termoregulasi tidak efektif adalah berisiko mengalami kegagalan
mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (PPNI, 2016)
Diagnosis keperawatan ini penulis tegakkan karena ditemukan pengkajian pada
By.D yaitu bayi berada di infant warmer dengan suhu 35 derajat celcius, bayi
terpasang monitor, suhu bayi 37,4 derajat celcius.
3) Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan prematuritas.
Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal adalh risiko peningkatan penurunan
atau tidak efektifnya aktivitas peristaltik pada system pastrointestinal (PPNI,
2017)
Diagnosis keperawatan ini penulis tegakkan karena ditemukan pengkajian pada
By.D yaitu bayi dalam kelahiran prematur, bentuk abdomen tegas, peristaltik
usus bayi menurun 3x/menit, abdomen dipalpasi teraba kembung.
2.3 Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan langkah ketiga dalam proses
keperawatan setelah merumuskan diagnosis keperawatan. Intervensi keperawatan
yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang terdapat pada (SIKI, 2018) yang
memilki kesenjangan dengan teori dari (Wong, 2013).
Tahap ini, penulis tidak mendapatkan banyak kesulitan karena penulis
memiliki sumber yang tepat. Semua intervensi keperawatan yang dibuat oleh
penulis sesuai dengan teori yang didapat oleh penulis dari berbagai sumber yang
ada berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah diangkat dan juga telah
disesuaikan dengan keadaan klien saat itu, perencanaan meliputi pengembangan
strategi desain untuk mencegah, mengurangi, mengoreksi masalah-masalah yang
telah didefinisikan pada diagnosis keperawatan. Dan tujuan dari intervensi
berpusat pada diagnosis keperawatan yang diangkat pada kasus By. D dan hasil
yang telah ditetapkan sesuai dengan intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan dari intervensi keperawatan.
Dalam Bab ini penulis mendapatkan beberapa kesenjangan dari hasil
intervensi yang ditegakkan pada teori dengan kasus meliputi :
Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh,
terdapat 4 intervensi pada teori tetapi penulis tidak mengambil 2 intervensi dari
teori karena intervensi tidak sesuai dengan kondisi pasien, yaitu :
1) Berikan antibiotik sesuai permintaan
Intervensi tersebut tidak dilakukan karena klien tidak diberikan obat antibiotik.
2) Yakinkan asepsis dan atau sterilisasi ketat pada prosedur infasif dan peralatan
seperti terapi IV perifer, tusukan lumbal dan pemasangan kateter arteri/vena.
Intervensi tersebut tidak dilakukan karena klien tidak melakukan tindakan yang
aseptik
Risiko termoegulasi tidak efektif berhubungan dengan peningkatan area
permukaan tubuh terdapat 4 intervensi pada teori tetapi penulis tidak mengambil 2
intervensi dari teori karena intervensi tidak sesuai dengan kondisi pasien, yaitu :
1) Hindari situasi hindari bayi mendesprosisikan bayi pada kehiangan panas,
seperti pajanan terhadap udara dingin kekeringan, mandi, timbangan dingin
atau kasur dingin.
Intervensi tersebut tidak dilakukan karena klien tidak melakukan tindakan yang
aseptik
2) Pantau kadar glukosa serum.
Intervensi tersebut tidak dilakukan karena klien tidak melakukan tindakan yang
aseptik
2.4 Implementasi Keperawatan
Sebelum tindakan keperawatan diimplementasikan perawat perlu
memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan masih sesuai dengan
kondisi saat ini (here and now). Setelah tidak ada hambatan lagi maka
tindakan keperawatan bisa diimplementasikan. Saat memulai untuk
implementasi tindakan keperawatan, perawat harus membuat kontrak
dengan pasien dan akan dikerjakan terkait dengan standar tindakan yang
telah ditentukan. Sementara saat penulis melaksanakan tindakan
keperawatan, tidak ditemukan suatu masalah. Selama proses perencanaan
yang dibuat, intervensi yang dibuat oleh penulis dapat dilakukan secara
maksimal. Hambatan pada tahap implementasi asuhan keperawatan ini
adalah 24 jam tidak penuh tindakan keperawatan dilakukan, tidak
ditemukan hambatan namun ada hal yang mendukung selama pelaksanaan
tindakan keperwatan di Ruang Perinatology Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan. Bidan penjaga ruang tersebut mau bekerja sama serta percaya
dengan penulis untuk dilakukan pengkajian maupun pelaksanaan asuhan
keperawatan dan memperoleh kesempatan untuk berkolaborasi dengan tim
medis lain.

2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhri dalam proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai akhir dari seluruh keperawatan yang telah
dilakukan selama tiga hari yaitu dari tanggal 16 maret sampai 18 maret
2021. Dari hasil evaluasi akhir yang dilakukan penulis pada tanggal 16
maret 2021, maka didaptkan hasil masalah dapat teratasi dengan kriteria
hasil.
1. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh.
Hasil data antar lain, bayi terhindar dari tanda dan gejala infrksi (kemerahan), bayi
tidak demam, tidak ada pembengkakan, bayi tidak ada merasakan nyeri. Masalah
teratasi dengan kriteria hasil. Intevensi dilanjutkan
2. Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan peningkatan area
permukaan tubuh terhadap rasio berat badan. Hasil data antara lain, suhu tubuh
bayi dalam batas normal (37 derajat celcius), tidak ada perubahan warna kulit bayi
terhindar dari tanda dan gejala hipotermi dan hipetermi. Masalah teratasi.
Intervensi dilanjutkan.
3. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan prematuritas.
Hasil data antara lain, peristaltik usus bayi meningkat dari 4x/menit menjadi
6x/menit, dan disfungdi sbdomrn menurun. Masalah teratasi. Intervensi
dilanjutkan.
BAB 5
PENUTUP

Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada By. D dengan Berat


Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dilakukan beberapa kesimpulan yang
berkaitan dengan landasan teori dan tujuan yang telah ditetapkan. Penulis
juga mengemukakan saran demi perbaikan asuhan keperawatan khusunya
pada klien dengan Berat Badan Lahir Rendah BBLR

1.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada By.D dengan BBLR
selama tiga hari terhitung dari tanggal 16 maret 2021 – 18 maret 2021 di
Ruang Perinathology Rumah Sakit Kota Tarakan Provinsi Kalimantan
Utara, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis telah melakukan asuhan keperawatan melalui setiap tahap dari proses
keperawatan yang terangkai mulai dari pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi.
Penulis dapat melaksanakan setiap tahapan sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis.
2. Dengan melakukan beberapa tahapan dari proses keperawatan penulis
menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan kasus
3. Faktor pendukung dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
adalah sikap klien dan keluarga yang ramah dan kooperatif pada setiap
tindakan yang dilakukan, izin yang diberikan pihak rumah sakit serta
tersedianya fasilitas dari institusi yang menunjang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien. Sementara faktor penghambat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan adalah dikarenakan kurangnya ruang lingkup pembatas
yang memadai antara pasien kelolaan dengan pasien lainnya di dalam satu
ruangan untuk melaksanakan beberapa asuhan keperawatan.
4. Pemecahan masalah yang dilakukan pada By.D didapatkan dari pelaksanaan
tindakan keperawatan By.D yang telah dilakukan dengan baik berdasarkan
rencana yang telah disusun. Pada tahap evaluasi ditemukan dari 3 diagnosis
yang ditempat, dan tiga teratasi yaitu, risiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh, resiko termoregulasi tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan area tubuh, resiko disfungsi motilitas
berhubungan dengan prematuritas.
4.1 Saran
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada By.D dengan
penyakit BBLR, diharapkan asuhan keperawatan pasien dengan BBLR
dapat dilakukan secara menyeluruh. Penulis menyarankan kepada
pembaca yaitu :

1. Bagi klien dan keluarga


Diharapkan dapat memahami dengan benar cara pengobatan BBLR
dan komplikasinya. Sebaiknya peran keluarga diikutsertakan dalam
memberi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami ketidakpatuhan
untuk mendukung klien supaya menambah semangat. Keluarga juga harus
berperan aktif jika klien mempunyai suatu masalah
2. Saran untuk mahasiswa
Diharapkan dapat menerapkan konsep teori dan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan pada By.D dengan BBLR. Peluang untuk
mengatasi masalah seperti ini sangat terbatas oleh karena itu diharapkan
mahasiswa juga mampu membuka wawasan dan keterampilan dasar untuk
memperbaruhi ilmu tentang proses keperawatan yang dinamis.
DAFTAR PUSTAKA

Bera, A., Ghosh. J., Singh, A., Hazra, Som & Hunian (2018) http://lib.unair.ac.id
Cutland, Lackritz, Mallett-Moore, Bardaji, Chandrasekaran, Lahariya, Nisar
Tapia,Pathirana, Kochhar & Munoz (2017) Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6313/1/AL-WAHYUNI_opt_opt.pdf
Depkes Ri (2014) Laporan Kasus SMF Anak (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah.
https://iibd.com/doc/23310254/Laporan-d.scrkasus-BBLR
Dermawan (2012) KARYA TULIS ILMIAH Oleh: RISTI DYAH KURNIASA
simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2015/12.2.05.01.0035.pdf
Ida Bagus Gde Manuaba (2015) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
bayi berat lahir rendah
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1766/1/SKRIPSI%20LENGKAP.pdf
Lestari (2016) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelahiran Bayi Berat Lahir

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/9858/141101098.pd
f?sequence=1&isAllowed=y
Manggiasih & Jaya (2012) Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6313/1/AL-WAHYUNI_opt_opt.pdf
Manuaba (2013) Analisis Asuhan Keperawatan BBLR Prematur dengan
ketidakefektifan Pola Menyusui Bayi
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/625
Meirisa (2013) Memaparkan Jenis-jenis Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada
BBLR
osf.io/bdahj/download/?format=pdf
Nur, Arifuddin & Vovilia (2016) Konsep dasar Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20421/F.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Nurafif & Hardi (2016) Konsep Dasar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
http://repository.pkr.ac.id/796/15/BAB%202.pdf
Potter & Perry, (2011) Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kasus BBLR.
eprints.kertacendekia.ac.id/199/1/KTI%20HIJRAH%20.pdf
Rukiyah (2013) Analisis Asuhan Keperawatan BBLR Prematur dengan
Ketidakefektifan Pola Menyusu Bayi
Saputra (2014) Asuhan Keperawatan Anak Dengan kasus BBLR

https://id.scribd.com/presentation/456883738/ASUHANKEPERAWATA
N-ANAK-DENGAN-KASUS-BBLR-pptx
Suradi (2013) Hubungan Pengetahuan ibu tentang perawatan Metode Kanguru
Dan peningkatan Berat Badan Bayi Lahir Rendah
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/4919-Full_Text.pdf
Wong (2013) Konsep Dasar Hipotermi Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/4599/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
Wong (2014) ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN. KASUS BBLR
(BERAT BADAN LAHIR. RENDAH)
id.scribd.com/presentation/456883738/ASUHAN-KEPERAWATAN-
ANAK-DENGAN-KASUS-BBLR-pptx
World Healt Organization (2016). Angka kematian bayi. Survei Demografi dan
Kesehaan Indonesia (2016) Pencegahan dan Pengendalian BBLR di
Indonesia Systematic Review
http://respository2.unw.ac.id/1200/7/D3_040117A022_BAB%201%20-
%20Widy.pdf
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Reka Handayani
2. NPM : 1830702045
3. Tempat/Tanggal Lahir : Tarakan, 01 September 2000
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Bulungan.Dayak/Indonesia
7. Alamat : Jl. Sebengkok Waru RT 27 NO 51
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah/Ibu : Syarifuddin/Rahmawati
2. Pekerjaan : PNS/IRT
3. Alamat : Jl. Sebengkok Waru RT 27 NO 51
C. PENDIDIKAN
1. Tamat SD Negeri 030 Tarakan tahun 2012
2. Tamat SMP Negeri 7 Tarakan tahun 2015
3. Tamat SMK Kesehatan Kaltara Tarakan tahun 2018
4. Universitas Borneo Tarakan tahun 2018-Sekarang

Anda mungkin juga menyukai