Anda di halaman 1dari 90

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


a. Latar Belakang................................................................................. 1
b. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
c. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................... 7


A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan.......................................... ......... 7
1. Pengertian ....................................................................................... 7
2. Etiologi ........................................................................................... 8
3. Patofisiologi .................................................................................... 8
4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan............................................ ..... 13
5. Manifestasi Klinis ........................................................................... 15
6. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 18
7. Penatalaksanaan .............................................................................. 19
8. Komplikasi .............................. ........................................................ 20
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 21
1. Pengkajian ...................................................................................... 21
2. Diagnosa Keprawatan yang Mungkin Muncul ............................... 26
3. Rencana Keperawatan .................................................................... 27
4. Diagnosis Keperawatan .................................................................. 35
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. .............. 79


A. Kesimpulan........................................................................................... 79
B. Saran..................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut


merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita.
Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa
kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder,
Martin, & Griffin, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol


diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan
sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15
mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (
Prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan


anak setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun
dari 532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini
terjadi hampir di 99% negara berkembang. Penyebab utama kematian ibu
adalah akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. komplikasi

1
tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2015).

Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai dari


tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 angka
kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012 (26,9%),
sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI, 2015).

Kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan erat dengan faktor risiko


terjadinya hipertensi dalam kehamilan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian Radjamuda & Montolalu tahun 2014, yaitu tentang Faktor
Risiko Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan di Poli Klinik Obs-Gin
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado salah
satunya adalah usia ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami
hipertensi yaitu pada umur kurang dari 20 tahun (56,5%), primipara (52,7%),
dan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) (55,6%)
(Radjamuda & Montolalu, 2014)

22
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan
penelitian Puspitasari dkk, tahun 2014 tentangHubungan Usia, Graviditas
dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di
Poli Rawat Jalan Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Tugurejo
Semarang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu dengan usia 35
tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan, sedangkan sebanyak
16 dari 132 (12,1%) ibu primigravida mengalami hipertensi dalam
kehamilan (Puspitasari dkk, 2015).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan


adanya penyakit hipertensi dalam kehamilandengan melakukan deteksi
dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini
merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan
yang dialami ibu hamil dengan hipertensi tersebut (Reeder dkk, 2011).
Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi adalah nyeri, perubahan perfusi jaringan, risiko cedera,
kelebihan volume cairan dan lain-lain. Rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan gejala awal hipertensi adalah
pemantauan nadi dan tekanan darah, berkolaborasi dalam memberikan
obat anti hipertensi, menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan
posisi miring kiri(Mitayani, 2011).

33
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin
terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio
plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran
prematur (Mitayani, 2011).

Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan


fungsi. Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab perawat (Asmadi, 2008).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015, Puskesmas
Andalas merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko tinggi.
Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan hipertensi
dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.

Studi pendahuluan yang penelitilakukan di Puskesmas AndalasKota


Padang pada tanggal 10 Februari 2017, yaitu penelitimelakukan
wawancara kepada salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang
KIA. Berdasarkan penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui
bahwa masih ada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak
tepat waktu dalam memeriksakan kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam
memberikan asuahan keperawatan, pengkajian yang dilakukan belum
menyeluruh, karena petugas tersebuttidak ada menjelaskan melakukan
pengkajian terhadap psikososial ibu hamil dengan hipertensi. Petugas
puskesmas tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan yang biasa
dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan
menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan
tersebut tidak ada disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan
untuk ibu hamil dengan hipertensi adalah istirahat yang cukup dan

44
melakukan tirah baring dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat
dilihat disini, bahwa peran perawat sebagai promotif, preventif dan
sebagai pemberi asuhan keperawatan belum sepenuhnya diterapkan.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada ibu hamil


dengan hipertensi

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan


hipertensi

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa pada ibu hamil dengan


hipertensi

c. Mampu mendeskripsikan pererencanaan keperawatan pada ibu


hamil dengan hipertensi

55
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan


hipertensi

f. Mampu mendeskripsikanpendokumentasian pada ibu hamil dengan


hipertensi

D. Manfaat

1. Penulis

Diharapkan dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu


pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi yang telah dipelajari.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan


ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan
hipertensi.

3. Tempat Praktek

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapakan


asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan kasus hipertensi

66
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan


1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik


≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan
2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan
kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi
sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :


a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan
20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai
12 minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.

Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada


kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
e. menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).

2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas

3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh
darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis.

Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot


arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi.
Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan
janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan remodeling
arteri spiralis.

Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-


sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis.
Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan
iskemia plasenta.

b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel


Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut
akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal
hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran
sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak
membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.

Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam


aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel
endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu,
disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan
mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester
kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih
rendah bila dibanding pada normotensif.

d. Teori adaptasi kardiovaskuler


Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.

e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya
8% anak menantu mengalami preeklampsia.

f. Teori defisiensi gizi


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan
lain-lain.
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.

Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang


timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia
terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan
produksi debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak
sel trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat,
sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan
ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh
lebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan


membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan
ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh, diantaranya
adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi
sel endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan
suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu
endotelin. Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan
endotelin (vasokonstriktor) meningkat.
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat-
tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Terjadinya
agresi trombosit akan memproduksi tromboksan (TXA2) yang
mana tromboksan tersebut merupakan suatu vasokonstriktor
kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan terjadi
perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor kuat) lebih
tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga
menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.

Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan


terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik,
dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja
vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya
penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area tempat
terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium
pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan
dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan akan
mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder,
2011).
13

4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan


14
15

5. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.
16

c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.

2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin
dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.

3) Asam urat serum


Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.

4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
17

mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga


menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran
darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin menurun
(oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.

d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil
normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam
atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan asam basa. Kadar natrium dan kalium pada
preeklampsia sama dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan
proporsi jumlah air dalam tubuh.
e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah
meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan
menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi
karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada
muka, dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan
kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
Perubahan dapat berupa :

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


18

1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan


vasogenik edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema
serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2013).

6. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ib

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


19

7. Penatalaksanaan
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya:
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior,
terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah
menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.

b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan
untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi
menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga


dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan
tirah baring.
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
20

b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.


c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah
karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil
dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga,
yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan
pertama trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu
pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan
dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang
merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan
agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah
perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran
darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera
serebrovaskular.

8. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
21

e. Perdarahan subkapsula hepar


f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan


1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan
ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada
kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan
obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
22

c) Riwayat Kesehatan Keluarga


Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.

4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).

b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg.
Nadi Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan ditemukan
nadi yang semakin cepat.
Nafas Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
Suhu Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami
eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
BB Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
23

mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan


BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam
1 bulan
Kepala Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil
dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia atau eklampsia
biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
Hidung Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan
gangguan
Bibir Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan
Leher Biasanya akan ditemukan pembesaran pada
kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
2) jantung Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi
dalam kehamilan,khususnya pada ibu yang
mengalami preeklampsia beratakan terjadi
dekompensasi jantung.
Payudara Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


24

areola menghitam dan membesar dari 3 cm


menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh
darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan
nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah
Pemeriksaan janin Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi
bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu
hami dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).

c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


25

1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.

c) Pemeriksaan fungsi hati


1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:
15-45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat
(N: < 31 u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

d) Tes kimia darah


Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


26

mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga


melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir
akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia
takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan


Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan
beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
suplai oksigen ke jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi
sensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


27

3. Rencana Keperawatan

Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola
nafas berhubungan NOC: Setelah dilakukan NIC:
dengan sindrom tindakan keperawatan, a. monitor vital sign
hipoventilasi diharapkan partisipan
menunjukkan keefektifan Tindakan keperawatan:
dalam bernafas dan dengan
Defenisi : indikator : 1) Memonitor tekanan
Inspirasi dan / atau darah, nadi, suhu, dan
ekspirasi yang tidak status pernafasan,
memberi ventilasi a. Satus Pernafasan 2) Memonitor denyut
adekuat. jantung
Kriteria hasil: 3) Memonitor suara paru-
Batasan 1) frekunsi pernapasan
paru
Karakteristik: 4) Memonitor warna kulit
normal
5) Meniai CRT
2) irama pernafasan
a) Dispnea normal
b) Fase ekspirasi 3) tidak ada dispnea b. monitor pernafasan
memanjang pada saat istirahat
c) Penggunaan otot 4) tidak Tindakan keperawatan:
ada suara
bantu pernapasan mendengkur 1) Memonitor tingkat,
d) Penurunan
irama, kedalaman, dan
kapasitas vital
kesulitan bernafas
e) Penurunan tekanan
2) Memonitor gerakan
ekspirasi
dada
f) Penurunan tekanan
3) Monitor bunyi
inspirasi
pernafasan
g) Penurunan
4) Auskultasi bunyi paru
ventilasi semenit
5) Memonitor pola nafas
h) Pola napas
6) Monitor suara nafas
abnormal
tambahan
i) takipnea
c. Pengaturan posisi

1) Poposisikanpasien untuk
mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


35

2. Ketidakefektifan NOC: Setelah dilakukan NIC:


perfusi jaringan tindakan keperawatan,
perifer berhubungan diharapkan partisipan a. Oxygen therapy (terapi
dengan kurang suplai menunjukkan keefektifan oksigen)
oksigen ke jaringan. perfusi jaringan perifer 1) Monitor kemampuan
dengan indikator : pasien dalam
Defenisi : penurunan mentoleransi kebutuhan
sirkulasi darah ke a. Perfusi jaringan oksigen saat makan
perifer yang dapat perifer 2) Monitor perubahan warna
mengganggu Kriteria hasil : kulit pasien
kesehatan 1) Pengisian kapiler jari 3) Monitor posisi pasien
normal untuk membantu
2) Pengisian kapiler jari masuknya oksigen
Batasan kakinormal 4) Memonitor penggunaan
Karakteristik: 3) Kekuatan denyut nadi oksigen saat pasien
karotisnormal beraktivitas
Edema 4) Edema perifer tidak
Nyeri ekstermitas ada b. Peripheral
Penurunan nadi sensationManagement
perifer (menajemen sensasi
Perubahan perifer)
karakteristik kulit
(misalnya warna, 1) Memonitor perbedaan
elastisitas, rambut, terhadap rasa
kelembapan, kuku, tajam,tumpul,panas atau
sensasi, dan suhu). dingin
Perubahan tekanan 2) Monitor adanya mati
darah rasa,rasa geli.
Waktu pengisian 3) Diskusikan tentang
kapiler > 3 detik adanya kehilangan
Warna tidak kembali sensasi atau perubahan
ke tungkai 1 menit sensasi
setelah tungkai 4) Minta keluarga untuk
diturunkan. memantau perubahan
warna kulit setap hari

3. Nyeri akut NOC : Setelah dilakukan NIC :


berhubungan dengan tindakan keperawatan,
agen cedera biologis diharapkan partisipan Manajemen nyeri :
mampu menangani
Defenisi : pengalaman masalah nyeri dengan 1) Lakukan pengkajian
sensori dan emosional indikator : nyeri secara
yang tidak komprehensif yang
menyenangkan yang kontrol nyeri meliputi lokasi,
muncul akibat karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan 1) mengenali kapan nyeri frekwensi, kualitas,

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


36

yang aktual atau terjadi intensitas dan faktor


potensial atau
2) menggunakan tindakan pencetus
digambarkan dalam pencegahan 2) Observasi adanya
hal kerusakan
3) mengenali gejala yang petubjuk non verbal
sedemikian rupa terkait dengan nyeri mengenai
(International 4) melaporan nyeri ketidaknyamanan
Association for the terkontrol 3) Gunakan strategi
Study of Pain ); komunikasi terapeutik
awitan yang tiba-tiba kepuasan klien untuk mengetahui
atau lambat dari
manajemen nyeri pengalaman nyeri
intensitas ringan 4) Kaji pengetahuan pasien
hingga berat dengan 1) nyeri terkontrol megenai nyeri
akhir yang dapat 2) mengambil tindakan 5) Tentukan akibat dari
diantisipasi atau untuk mengurangi pengalaman nyeri
diprediksi dan nyeri terhadap kualitas hidup
berlangsung kurang 3) mengambil tindakan seperti tidur, nafsu
dari 6 bulan untuk memberikan makan, perasaan, dll
kenyamanan 6) Gali bersama faktor
Batasan 4) informasi disediakan yang dapat menurunkan
Karakteristik: untuk mengurangi atau memperberat nyeri
a) Bukti nyeri dengan nyeri 7) Berikan informasi
menggunakan mengenai nyeri
standar daftar tanda-tanda vital 8) Ajarkan prisip-prinsip
periksa nyeri untuk manajemen nyeri
pasien yang tidak 1) tingkat 9) Ajarkan teknik
pernapasannormal nonfarmakologi seperti
dapat
2) tekanan darah teknik relaksasi, terapi
mengungkapkanny
sistoliknormal musik
a
b) Ekspresi wajah 3) tekanan darah
nyeri (mis: mata diastoliknormal
4) tekanan nadi normal
kurang bercahaya,
tampak kacau,
gerakan mata
berpencar atau
tetap pada satu
fokus, meringis)
c) Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan aktivitas
(mis: anggota
keluarga,
pemberian asuhan)

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


37

e) Perubahan pola
tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)

4. Resiko cedera dengan NOC :Setelah dilakukan NIC :


faktor resiko internal ( tindakan keperawatan,
disfungsi integrasi diharapkan resiko cedera a.Manajemen lingkungan
sensori) teratasi dengan indikator :
1) Ciptakan lingkungan yang
Defenisi : rentan Kejadian jatuh aman bagi pasien
mengalami cedera 2) Lindungi pasien dengan
fisik akibat kondisi Kriteria hasil : pegangan pada sisi/
lingkungan yang 1) Tidak ada jatuh bantalan pada sisi
berinteraksi dengan saat sendiri ruangan yang sesuai
sumber-sumber 2) Tidak ada Jatuh 3) Letakkan benda yang
adaptif dan sumber saat berjalan sering digunakan dalam
defenisi individu, 3) Tidak ada Jatuh jangkauan pasien
yang dapat saat kekamar 4) Anjurkan keluarga atau
mengganggu mandi orang terdekat tinggal
kesehatan. dengan pasien

b. Perawatan
kehamilan resiko
tinggi

1) Kaji kondisi medis


aktual yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
2) Kaji riwayat kehamilan
dan kelahiran yang
berhubungan dengan
faktor resiko
kehamilan(misalny

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


38

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


39

premature preeklampsia,
dll)
3) Kenali faktor resiko
sosio demografi yang
berhubungan dengan
kondisi
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)

4) Kaji pengetahuan klien


dalam mengidentifikasi
faktor resiko

5. NOC: Setelah dilakukan NIC:


Intoleran aktifitas tindakan keperawatan, a. terapi aktifitas
berhubungan dengan diharapkan partisipan Aktivitas keperawatan :
ketidakseimbangan menunjukkan toleransi 1) Bantu klien
antara suplai dan dalam beraktivitas dengan menngidentifikasi
kebutuhan oksigen indikator : aktivitas yang mampu
dilakukan
a. toleransi terhadap 2) Bantu klien untuk
Defenisi: aktifitas memilih aktivitas yang
ketidakcukupan energi sesuai dengan kemampuan
psikologis atau Kriteria hasil : fisik, psikologi, dan
fisiologis untuk 1) Saturasi oksigen sosial
mempertahankan atau dengan 3) Bantu untuk
menyelesaikan beraktivitasnormal mengidentifikasi dan
aktivitas keidupan 2) frekuensi nadi ketika mendapatkan sumber
sehari hari yang harus beraktivitasnormal yang diperlukan untuk
atau yang ingin 3) frekuensi pernapasan aktivitas yang
dilakukan bila beraktivitasnormal diinginkan
4) Warna kulitnormal 4) Bantu untuk
5) Tekanan darah ketika mengidentifikasi
Batasan beraktifitasnormal aktivitas yang disukai
Karakteristik: 5) Bantu pasien atau
a) Dispnea setelah b. tingkat kelelahan keluarga untuk
beraktifitas Kriteia hasil: mengidentifikasi
b) Keletihan 1) kelelahan sedang kekurangan dalam
c) Ketidaknyamana 2) Gangguan beraktivitas
n setelah konsentrasimenurun 6) Bantu pasien untuk
beraktifitas tidak ada mengembangkan
d) Respon frekwensi 3) Tingkat stres sedang motivasi diri dan
jantung abnormal

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


40

terhadap aktivitas 4) Sakit kepala tidak ada penguatan


e) Respon tekanan 5) Kualitas tidur sedang 7) Monitor respon fisik,
darah abnormal 6) Kegiatan sehari-hari emosi, sosial, dan
terhadap aktivitas normal spiritual.
7) Kualitas istirahat
normal

c. tanda – tanda vital

Kriteria hasil:
1) Tingkat
pernapasannormal
2) Irama
pernapasannormal
3) Tekanan nadinormal
4) Kedalaman
inspirasinormal

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


41

6. NOC : Setelah dilakukan NIC :


Ansietas berhubungan tindakan keperawatan,
dengan ancaman pada diharapkan partisipan a.Pengurangan kecemasan
status terkini menunjukkan tidak ada 1) gunakan pendekatan
rasa ansietas dengan yang menenangkan
indikator : 2) nyatakan dengan jelas
Definisi :Perasaan harapan terhadap
tidak nyaman atau Tingkat kecemasan prilaku pasien
kekhawatiran yang Kriteria hasil : 3) berikan informsi faktual
samar disertai respon 1) Perasaan gelisah terkait diagnosis,
autonom (sumber sedang perawatan dan
sering kai tidak 2) Tidak ada rasa cemas prognosis
spesifik) perasaan yang disampaikan 4) berikan aktivitas yang
takut yang disebabkan 3) Tidak ada peningkatan lain untuk mengurangi
oleh antisipasi tekanan darah tekanan
terhadap bahaya. 4) Tidak ada peningkatan
Perasaan ini frekuensi nadi Tidak terapi relaksasi:
merupakan isyarat ada gangguan pada
kewaspadaan yang 1) gambarkan rasionalisasi
pola tidur
memperingatkan dan manfaat relaksasi
bahaya yang akan Kontrol kecemasan diri serta jenis relaksasi
terjadi dan Kriteria hasil : yang tersedia (misalnya
memampukan 1) Dapat mengurangi musik, meditasi dan
individu melakukan penyebab kecemasan bernafas dalam)
tindakan untuk 2) Dapat mencari 2) berikan deskripsi terkait
menghadapi ancaman informasi untuk intervensi yang dipilih
mengurangi kecemasan 3) ciptakan lingkungan
3) Dapat menggunakan yang nyaman
Batasan
Karakteristik strategi koping yang 4) dorong klien untuk
mengambil posisi yang
Perilaku

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


42

efektif Nyama
a) Penurunan 4) Menggunakan teknik n
produktivitas relaksasi mengurangi 5) dapatkan prilaku yang
b) Mengekspresikan kecemasan menunjukkan terjadinya
kekhawatiran 5) Mengendalikan respon relaksasi
akibat perubahan kecemasan 6) dorong pengulangan
dalam peristiwa teknik praktek tertentu
hidup Penerimaan status secara berkala
c) Gerakan yang kesehatan: 7) evaluasi dan
tidak relevan dokumentasi respon
d) Gelisah Kriteria hasil : terhadap teknik
e) Memandang 1) Menyesuaikan relaksasi
sekilas perubahan dalam
f) Insomnia status kesehatan perawatan kehamilan
g) Kontak mata buruk 2) Mencari informasi resiko tinggi:
h) Resah tentang kesehatan
i) Menyelidik dan 3) Membuat 1) Kaji kondisi medis
tidak waspada keputusan tentang aktual yang
kesehatan berhubungan dengan
Afektif kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
a) Gelisah hipertensi, dll)
b) Kesedihan yang 2) Kaji riwayat kehamilan
mendalam dan kelahiran yang
c) Distress berhubungan dengan
d) Ketakutan faktor resiko
e) Perasaan tidak kehamilan(misalny
adekuat premature preeklampsia,
f) Fokus pada diri dll)
sendiri 3) Kenali faktor resiko
g) Peningkatan sosio demografi yang
kekhawatiran berhubungan dengan
h) Gugup kondisi
i) Nyeri dan kehamilan(misalnya
peningkatan usia kehamilan,
ketidakberdayaan kemiskinan, ketiadaan
yang persisten pemeriksaan kehamilan,
j) Perasaan takut dll)

Fisiologis 4) Kaji pengetahuan klien


dalam mengidentifikasi
a) Wajah tegang faktor resiko
b) Peningkatan 5) Berikan pendidikan
keringat kesehatan yang
c) Peningkatan membahas faktor resiko,
ketegangan pemeriksaan dan
tindakan yang biasa
dilakukan

Profesi Ners UMC Cirebon 2018


43

6) Ajarkan klien mengenai


penggunaan obat-obat
yang diresepkan
7) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan.

7. NOC :Setelah dilakukan NIC :


Defisiensi tindakan keperawatan, 1) Pendidikan
pengetahuan diharapkan partisipan Kesehatan
berhubungan dengan menunjukkan peningkatan
kurang informasi pengetahuan dengan Tindakan keperawatan:
indikator :
1) Identitafikasi faktor
Defenisi : ketiadaan 1) Pengetahuan internal maupun
atau defisiensi keselamatan diri eksternal yang dapat
informasi kogniti yang Kriteria hasil: meningkatkan atau
berkaitan dengan mengurangi motivasi untuk
topik tertentu 1) Menggambarkan untuk perilaku sehat
mengurangi risiko 2) Identifikasi (pribadi,
cedera ruang dan uang) yang
2) Menggambarkan diperlukan untuk
Batasan
perilaku yang berisiko melaksanakan program
karakteristik :
tinggi kesehatan
a) Ketidakakuratan 3) Prioritaskan kebutuhan
melakukan tes 2) Status nutrisi pasien
b) Ketidakakuratan Kriteria hasil:
melakukan 1) Status nutrisi 2) Fasilitasi
perintah 2) Asupan gizi pembelajaran
c) Kurang 3) Asupan makanan Tindakan keperawatan:
pengetahuan 4) Asupan cairan
d) Prilaku tidak 5) Energi 1) Mulai instruksi hanya
tepat 6) Berat badan setelah pasien
menunjukkan kesiapan
untuk belajar
2) Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
belajar
3) Atur informasi dalam
urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang
sesuai

3) pengurangan
kecemasan
Tindakan keperawatan:
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
44

1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan

Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015-


2017); Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions
Classification (2013).

4. DiagnosisKeperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan keluarga
yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan
sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai
dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga
(Sudiharto, 2007).

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi


rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam
keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di
didik untuk dapat menilai potensi yang di miliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan
keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan
berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina
anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan
yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).

Sedangkan menurut (Padila, 2012) tindakan perawatan terhadap keluarga


mencakup dapat berupa :
Profesi Ners UMC Cirebon 2018
45

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah


dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit :
1) Mendemontrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan


keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru.
Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang
di harapkan dan tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
37

pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti dengan


rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto, 2007).

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan


keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga
(Sudiharto, 2007).

Profesi Ners Universitas Muhamadiyah Cirebon


BAB III
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi kasus
Kunjungan ibu hamil dilakukan pada Ny. N dan Ny. M yang mengalami masalah hipertensi pada kehamilannya. Kunjungan responden
1dimulai pada tanggal 19 Mei 2017 sampai tanggal 26 Mei 2017dengan kunjungan dilakukan 1 kali dalam sehari. Sedangkan kunjungan
responden 2 dilakuakan mulai tanggal 23 Mei 2017 sampai 30 Mei 2017.
1. Pengkajian Keperawatan
Tabel 4.1
Deskripsi pengkajian pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Identitas pasien Ny. N usia 23 tahun beralamat di jalan Ikhlas VI Nomor 7 Ny. M 28 tahun beralamat di jalan Ikhlas XIV Nomor 26
Andalas, tinggal bersama suaminya yaitu Tn. D yang Andalas, pendidikan terakhir S1 dan bekerja sebagai Ibu
berusia 31 tahun bekerja sebagai buruh lepas. Pendidikan Rumah Tangga. Ny. M tinggal bersama suaminya yaitu Tn. E
terakhir Ny. N yaitu MTS dan Tn. D yaitu SMK. Usia 31 tahun pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai buruh.
Ny. N saat menikah adalah 17 tahun dan Tn. D 20 tahun, dan Usia Ny. M saat menikah adalah 17 tahun dan umur Tn. E 20
sekarang usia perkawinannya adalah 6 tahun. Ny. N sedang tahun, dan sekarang usia perkawinannya adalah 11 tahun. Ny.
hamil anak ke dua (G2 P1 A0 H1) dengan usia kehamilan 32- N sedang hamil anak ke tiga (G3 P2 A0 H2) dengan usia kehamilan
33 minggu. 19-20 minggu.
Riwayat kesehatan Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N, yaitu pada tanggal Saat dilakukan pengkajian pada pada Ny. M, yaitu pada tanggal
sekarang 19 Mei 2017, Ny. N mengeluh sering pusing, nyeri kepala, 29 Mei 2017, Ny. M mengeluh sering pusing dan akan bertambah
tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. jika banyak beraktivitas, nyeri kepala, nyeri pada ulu hati,
penglihatan berkunang-kunang, badan terasa lemah dan kurang
nafsu makan.
49

Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi Ny. M mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak
dahulu sejak dari kehamilan pertama. dari kehamilan pertama. Ny. M juga mengatakan pernah
dirawat di RST karena tensi tinggi selama 3 hari, yaitu pada
kehamilan pertama.
Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan orang tuanya ada riwayat hipertensi dan Ny. M mengatakan ayahnya ada riwayat hipertensi, dan
keluarga Ibu Ny. N sebelumnya pernah melahirkan di rumah sakit anggota keluarga lain juga ada yang menderita hipertensi,
karena riwayat hipertensi, sedangkan penyakit keturunan sedangkan penyakit keturunan yang lain seperti DM dan
yang lain seperti DM dan Jantung tidak ada. Jantung tidak ada.
Riwayat 1. Reproduksi 1. Reproduksi
Gynekologi Ny. N mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, Ny. M mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, siklusnya
siklusnya teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 3 sampai 4 teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 6 sampai 7 hari dan biasanya
hari dan biasanya Ny. N mengganti pembalut sebanyak 3 kali Ny. M mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali sehari dan warna
sehari. Warna haid merah encer, konsistensinya yaitu cair haid merah encer. Konsistensinya yaitu cair dan kadang - kadang
dan kadanga- kadang adabongkahan- bongkahan kecil. ada bongkahan - bongkahan kecil. Keluhan yang biasa Ny. M
rasakan saat haid yaitu nyeri.
2. Perkawinan
Ny. N mengatakan usia pernikahannya sudah 6 tahun dan 2. Perkawinan
ini merupakan pernikahan yang pertama. Ny. M mengatakan usia pernikahannya sudah 11 tahun dan ini
merupakan pernikahan yang pertama.
50

Riwayat Ny. N mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal Ny. M mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 31
kehamilan, 16 Juni 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu dengan Oktober 2007 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan
persalinan, dan cara operasi SC dan ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak yang pertama adalah
nifas yang lalu yang pertama adalah perempuan dengan PB 47 cm dan laki-laki dengan PB 49 cm dan BB 4 ,2 kg saat lahir dan
BB 4 ,6 kg saat lahir dan sekarang usia anak tersebut adalah sekarang usia anak tersebut adalah 10 tahun.
4,5 tahun.
Ny. M mengatakan melahirkan anak ke dua pada tanggal 17
Juli 2014 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan ditolong
oleh dokter. Jenis kelamin anak yang kedua adalah laki-laki
dengan PB 51 cm dan BB 3,9 kg saat lahir dan sekarang usia
anak tersebut adalah 3 tahun.
Data Keluarga Ny. N mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil. Ny. M mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil.

Berencana Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. N tidak mau Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. M takut hamil lagi,
hamil lagi karena takut dioperasi lagi saat melahirkan. karena Ny. M selalu mengalami hipertensi saat hamil. Rencana
Rencana KB selanjtnya Ny. N ingin mencoba metoda KB selanjtnya Ny. M ingin mencoba metoda suntik 1 kali 1
suntik 1 kali 3 bulan. bulan.
51

Riwayat Ny. N mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 29 Ny. M mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 17 Januari
Kehamilan Oktober 2016 dan Taksiran persalinannya tanggal 6 2017 dan taksiran persalinannya tanggal 24 Oktober 2017.
Sekarang Agustus 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 3 ANC pertama saat usia kehamilan 4 minggu, dan kunjungan
minggu, dan kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu ANC yaitu pada trimester 1 satu kali dengan keluhan mual
kali dengan keluhan mual muntah, pusing dan tidak nafsu muntah, pusing, tengkuk terasa berat, nyeri kepala,
makan. penglihatang kadang-kadang berkunang - kunang, badan lemah
Pada trimester II tidak pernah melakukan pemeriksaan, dan kurang nafsu makan.
keluhan sering pusing, nyeri kepala.
Ny. M mengatakan baru melakukan pemeriksaan ke RST, yaitu
Pada trimester III satu kali dengan keluhan, pusing, nyeri 4 hari sebelum kunjungan dilakukan. Hasil pemeriksaan tampak
kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. dalam buku KIA responden,yaitu protein dalam urin tidak
ditemukan. Responden telah dirujuk ke RS Siti hawa oleh RS
Saat dilakukan pengkajian pada protein dalam urin, Tentara kota Padang.
berdasarkan hasil pemeriksaan responden sebelumnya,
tampak dalam buku KIA responden protein dalam urin
tidak ditemukan.
Data Psikologis Ny. N mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang Ny. M mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karena
karena Ny. N takut untuk operasi lagi dan Ny. N tidak Ny. M takut untuk operasi jika tekanan darahnya selalu tinggi.
mempunyai kartu jaminan kesehatan, sehingga cemas Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar
dengan biaya yang akan digunakan saat melahirkan nanti. harapan, karena Ny. M merasa belum siap untuk hamil lagi
karena sudah mempnya 2 orang anak, dan Ny. N cemas akan
Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar riwayat hipertensi yang dimiliknya. Suami Ny. N mendukungan
harapan, karena Ny. N merasa belum siap untuk hamil lagi anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara ibu, janin
dan Ny. N cemas akan riwayat hipertensi yang dimiliknya. serta suami baik.
Selain itu Ny. N mengatakan sudah berusaha untuk
menggugurkan janin yang dikandungnya saat mengetahui
dirinya hamil.
52

Suami Ny. N mendukungan anaknya nanti untuk


menyusui, dan interaksi antara ibu,janin serta suami baik.
Data Spritual Ny. N mengatakan beragama islam, tetapi Ny. N mengaku Ny. M mengatakan beragama islam, ada melaksanakan sholat
sangat jarang melaksanakan sholat dan mengaji. dan mengaji. Ny. M juga mengatakan berserah diri kepada
Yang Maha Kuasa apapun yang akan terjadi kedepannya.
Data sosial Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, dan Tn. D bekerja Ny. M bekerja sebagai IRT, dan Tn. D bekerja sebagai buruh.
ekonomi sebagai buruh. Ny. N mengatakan tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan.
Aktivitas Sehari- Ny. N dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan Ny. M tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
hari mandiri, tetapi kadang- kadang membutuhkan bantuan mandiri, Ny. M membutuhkan bantuan karena merasa
yang minimum saat melakukan akivitas. badannya lemah, dan merasa pusing jika banyak beraktivitas. Ny.
M mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan minum
Ny. N mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan teratur. Ny. M juga mengatakan sangat suka makan makanan
minum teratur. Ny. N juga mengatakan sangat suka makan berminyak dan bersantan.Ny. N mengatakan memiliki pola
makanan berminyak dan bersantan, serta suka makan istirahat dan tidur yang teratur.
jeroan.

Ny. N mengatakan pola istirahat dan tidur tidak teratur,


karena memiliki pekerjaan yag tidak tetap. Kadang-kadang
harus bekerja siang dan kadang malam hari dan Ny. N
mengatakan sering begadang karena harus bekerja,
sehingga Ny. N memiliki pola tidur yang tidak teratur.
Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. N, keadaan Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. M, keadaan umum
umum baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat badan 50 Kg,
badan 61 Kg, tinggi badan 149 cm, tekanan darah 140/90 tinggi badan 156 cm, tekanan darah 140/80 mm Hg, suhu 36,8
0
mm Hg, suhu 37,2 0C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 88 C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 84 kali permenit (normal 60-
kali permenit (normal 60-100 kali permenit), pernafasan 100 kali permenit), pernafasan 20 kali permenit (normal 16-20
20 kali permenit (normal 16-20 kali permenit). kali permenit). Kepala : tampak besih, tidak ada lesi, tidak ada
Pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil kepala tampak rambut rontok dan tdak ada keringat. Mata : simetris kiri dan
besih, tidak ada lesi, tidak ada rambut rontok dan kanan, konjungtiva sub anemis pada mata kiri dan kanan, reflek
53

berkeringat. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik
subanemis pada mata kiri dan kanan, reflek cahaya positif pada mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata
pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, udema palpebra negatif.
kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak
dan kanan, udema palpebra negatif. ada. Bibir : tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, dan
Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak tampak ada karies gigi.
ada. Bibir: tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak
dan tampak ada karies gigi. bersih
Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak Leher: tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan
bersih kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis
Leher tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan tidak terlihat, iktus kordis teraba, dan perkusi jantung terdengar
kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada paru-paru
kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba,dan perkusi pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada tarikan
jantung terdengar pekak serta irama jantung teratur. dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan kanan sama,
Inspeksi pada paru-paru pergerakan dinding dada tampak perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi vesikuler saat
simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas, paru-paru di auskultasi.
fremitus kiri dan kanan sama, perkusi paru paru redup dan Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, dan pusat
terdengar bunyi vesikuler saat paru-paru di auskultasi. tampak belum meonjol, bising usus 8 kali permenit. Tidak ada
Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, nyeri saat pemeriksaan genito urinaria.
tampak ada bekas luka operasi, bising usus posistif, yaitu Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
11 kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito normal, dan keadaan emosional baik.
urinaria.
Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
normal, dan keadaan emosional baik. Pemeriksaan kulit:
turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat,
capillary refill kembali dalam dua detik, akral teraba
hangat.
54

Pemeriksaan Wajah tampak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema Wajah tampak tidak ada cloasma gravidarum, an tidak ada
Khusus (obstetri) pada wajah. Leher tampak menghitam atau mengalami edema pada wajah. Leher tampak tidak menghitam atau belum
hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola mengalami hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola
mammae sudah menghitam, papila tampak menonjol dan mammae menghitam, papila tampak menonjol dan menghitam,

menghitam, dan tidak ada teraba pembengkakan pada dan tidak ada teraba pembengkakan pada payudara.
payudara. Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada
linea alba. Pemeriksaan leopold 1, tinggi fudus uteri teraba
Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada setinggi pusat . leopold II belum bisa ditentukan bagian janin.
linea alba. Pemeriksaan leopold 1 teraba bokong janin, dan Leopold III kepala atau bokong janin belum memasuki PAP.
tinggi fudus uteri teraba di pertengahan pusat dan PX . Leopold IV kepala atau bokong janin belum memasuki PAP.
Leopold II teraba punggung janin di bagian kiri dan DJJ janin positif. Genetalia tidak ada varises. Ekstermitas
ekstermitas di bagian kanan. Leopold III kepala janin bawah tidak ada bengkak, dan tidak terdapat varises. Reflek
belum memasuki PAP. Leopold IV kepala jain belum patela positif dan anus tidak mengalami hemoroid.
memasuki PAP dan posisi tangan pemeriksa masih
menyatu. DJJ janin positif yaitu 143 kali permenit.
Genetalia tidak ada varises.
Ekstermitas bawah tampak membengkak, dan tidak
terdapat varises. Reflek patela positif. Anus tidak mengalami
hemoroid.

Data penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2017 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Mei hemoglobin
ditemukan hemoglobin 11,1 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl). 11 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl).
55

2. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.2
Deskripsi diagnosis keperawatan pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan

Diagnosa Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian
keperawatan tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. N yaitu tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. M yaitu
masalah keperawatan pertama risiko ketidakefektifan : masalah keperawatan pertama risiko ketidakefektifan
56

perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perfusi jaringan serebral berhubungan hipertensi
hipertensidengan data subjektif : Ny. N mengatakan dengan data subjektif : Ny. M mengatakan kepala terasa sakit
kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk dan pusing, Ny. M mengatakan tengkuk terasa berat, Ny. M
terasa berat, sedangkan data objektifnya : TD: 140/90 mengatakan kadang-kadang penglihatan seperti berkunang-
mmHg, Ny.N melaporkan nyeri pada kepala bagian depan. kunang, sedangkan data objektifnya : 140/100 mmHg, Ny. M
melaporkan nyeri yang dialaminya.

Diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan Diagnosa kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif :
Ny. N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N Ny. M mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. M
mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan
data objektifnya : Ny. N tampak meringis, Ny. N data objektifnya: Ny. M tampak meringis, Ny. M melaporkan
mengeluhkan nyeri yang dialaminya,TD: 140/90 mmHg, nyeri yang dialaminya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P: 21x/i
N: 94x/i, P: 20x/i.
Diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan
Diagnosa ke tiga yaitu ansietas berhubungan dengan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuha
ancaman pada status terkinidengan data subjektifnya : Ny. oksigen dengan data subjektif: Ny. M mengatakan pusing
N mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. jika banyak beraktivitas, Ny. M mengatakan badan terasa
N mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi lemah, Ny. M mengatakan kadang dibantu saat beraktivitas,
sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak cemas, Ny. N sedangkan data objektifnya: Ny. M mengeluh pusing, Ny.
menceritakan kecemasannya, TD 140/90 mmHg. M . mengeluhkan pandangannya yang kadang berkunang-
kunang, Ny. M tampak lebih banyak istirahat, pasien
tampak lemah.
Diagnosa ke empat yaitu defisiensi pengetahuan Diagnosa ke empat yaitu ansietas berhubungan dengan
berhubungan dengan kurang informasi dengan data ancaman pada status terkini dengan data subjektif Ny. M
subjektif : Ny. N mengatakan belum mengetahui hal- hal mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. M
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi.
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam Sedangkan data objektifnya : Ny. M tampak cemas, Ny. M
57

kehamilan dari petugas kesehatan, Ny. N mengatakan tidak menceritakan kecemasannya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P:
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, 20x/i
sedangkan data objektifnya : Ny. N belum mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi dalam
kehamilan. Diagnosa ke lima yaitu defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi dengan data
subjektif Ny. M mengatakan belum mengetahui hal- hal
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M mengatakan
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam
kehamilan dari petugas kesehatan. Sedangkan data
objektifnya : Ny. M belum mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M
banyak bertanya tentang masalah hipertensi dalam
kehamilan.

3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.3
Deskripsi perencanaan pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan

Perencanaan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa
keperawatan tentang risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral keperawatantentang risiko ketidakefektifan perfusi
berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi,
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar intervensi keperawatan direncanakan selama 5x kunjungan
perfusi jaringan ke serebral efektif pada Ny. Ndengan dengan tujuan agar perfusi jaringan ke serebral efektif pada
58

kriteria hasil : tekanan darah sistolik normal, tekanan darah menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri
diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak dan tirah baring dengan posisi sering miring kiri.
ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana
keperawatan yaitu : pantau tekanan darah setiap kali
kunjungan, anjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan
untuk memberikan obat hipertensi, gunakan strategi
manajemen stress, gunakan teknik relaksasi, monitor
posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen, anjurkan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut


berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny.
N mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil :
mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan
tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait
dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital
dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus,
observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan
responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai
nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi
musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV,
59

Ny. Mdengan kriteria hasil:tekanan darah sistolik normal, tekanan darah


diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak ada sakit
kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana keperawatan yaitu: pantau
tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup,
kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan obat hipertensi,
gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik relaksasi,
monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut berhubungan dengan


agen cedera biologis (iskemia) direncanakan selama 5x kunjungan
dengan tujuan agar Ny. M mampu mengontrol nyeri dengan kriteria
hasil: mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan tindakan
manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait dengan nyeri,
melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital dalam batas normal.
Rencana keperawatan yaitu : lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, dan
faktor pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai
nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi, terapi musik, menonton TV, dan lakukan pengukuran TTV.
60

Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas identitafikasi faktor internal maupun eksternal
berhubungan dengan ancaman pada status terkini yang dapat meningkatkan atau mengurangi
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N motivasi untuk perilaku
mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil :
perasaan gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang
disampaikan, tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak
ada peningkatan frekuensi nadi, dapat mengurangi
penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk
mengurangi kecemasan, menggunakan teknik
nonfarmakologi mengurangi kecemasan. Rencana
keperawatan yaitu : gunakan pendekatan yang
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap
prilaku responden, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan
rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi
yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas dalam),dorong
klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong
pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan
dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan Ny. N dengan kriteria hasil
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi
dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan
untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu :
61

Rencana keperawatan untuk diagnosa Intoleransi aktivitas


berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2 dilakukan selama 5 5x kunjungan dengan tujuan
agar suplay dan kebutuhan O2 simbang dengan kriteria hasil : saturasi
oksigen dengan beraktivitas normal, frekuensi nadi ketika beraktivitas
normal, frekuensi pernapasan bila beraktivitas normal, tekanan darah
ketika beraktifitas normal, kelelahan sedang, tingkat stres sedang, sakit
kepala tidak ada, kegiatan sehari-hari normal, kualitas istirahat normal.
Rencana tindakan keperawatan yaitu : bantu klien menngidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan, bantu responden untuk memilih
aktivitas yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial,
bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan, bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai, bantu responden atau keluarga
untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, bantu responden
untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas berhubungan dengan


status terkini dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny.
M mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil : perasaan
gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang disampaikan, tidak ada
peningkatan tekanan darah, tidak ada peningkatan frekuensi nadi, dapat
mengurangi penyebab kecemasan, dapat mencari informasi untuk
mengurangi kecemasan, menggunakan teknik nonfarmakologi
mengurangi
62

sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas
lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas
petunjuk atau pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
untuk menambah pengetahuan responden. jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas
dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala,
dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan Ny. M dengan kriteria hasil
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi
dalam kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan
untuk mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu :
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku
sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan lingkungan
yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau
pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk
menambah pengetahuan responden.

4. Implementasi Keperawatan
63

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Implementasi Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
Keperawatan diagnosis keperawatanrisiko ketidakefektifan perfusi diagnosiskeperawatan risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi
tanggal 22 Mei 2017 pukul 09.00 WIB adalah melakukan tanggal 25 Mei 2017 pukul 12.00 WIB adalahmelakukan
pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan
mengurangi makanan yang dapat menyebabkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang peningkatan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang
cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau cukup, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau
nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu nafas dalam, mengajarkan posisi untuk membantu
masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri, masuknya oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin. rutin.

Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu pengukuran
pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan istirahat yang
istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden cukup, mengevaluasi cara responden melakukan teknik
melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke
dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
pemeriksaan kehamilan secara rutin. rutin.

Pada kunjungan ke enam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.30 Pada kunjungan ke lima tanggal 27 Mei 2017 pukul 10.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat melakukan pengukuran tekanan darah saat
kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup, kunjungan,menganjurkan istirahat yang cukup,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
64

relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke


kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. secara rutin.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.00 Pada kunjungan ke tujuh tanggal 28 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke
kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. secara rutin.

Pada kunjungan ke delapan tanggal 26 Mei 2017 pukul Pada kunjungan ke delapan tanggal 29 Mei 2017 pukul
11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu 11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan,
mengevaluasi cara responden melakukan teknik mengevaluasi cara responden melakukan teknik
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri. relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis (iskemia)tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.00 WIB biologis (iskemia)tanggal 25 Mei 2017 pukul WIB adalah
adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor
kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri,
mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri,
responden megenai nyeri, memberikan informasi pada memberikan informasi pada responden mengenai
responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan teknik penyebab nyeri, mengajarkan prisip-prinsip manajemen
nafas dalam.
65

nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi


mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
66

Pada kunjugan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 09.50 mengurangi tekanan, mengajarkan dan
WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan menganjurkan teknik nafas dalam.
pengukuran tekanan darah, mengobservasi petunjuk non
verbal mengenai ketidaknyamanan, mengevaluasi
kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak
menguras emosi.

Pada kunjungan ke enam 24 Mei 2017 pukul 10.40 WIB


tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran
tekanan darah, menganjurkan responden tetap melakukan
teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan
perhatian dengan mendengarkan music tenang dan
menonton TV yang tidak menguras emosi.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul


11.10WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
melakukan pengukuran tekanan darah, menganjurkan
responden tetap melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak
menguras emosi.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada


diagnosis ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.30 WIB
adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan,
menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk
67

menonton TV, melakukan pengukuran TTV, menganjurkan kompres


hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan posisi sering miring
kiri.

Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00


WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi petunjuk non
verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi
terapeutik, mengnjurkan tetap melakukan teknik relaksasi, tetap
melakukan terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik
dan menonton TV, melakukan pengukuran TTV.

Pada kunjungan ke enam tanggal 28 Mei 2017 pukul 10.00


WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan observasi
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik
komunikasi terapeutik, mengnjurkan tetap melakukan teknik relaksasi,
tetap melakukan terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan
musik dan menonton TV, melakukan pengukuran TTV.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2 pada tanggal 25 Mei 2017 pukul
11.30 Wib adalah berdiskusi dengan responden mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai, membantu responden atau keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, membantu responden
untuk mengembangkan motivasi diri
68

memberikan leaflet untuk menambah


Pada kunjungan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.00 pengetahuan responden, menganjurkan
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu responden untuk melakukan
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik
nafas dalam, menganjurkan melakukan tindakan
mengaklihkan perhatian untuk mengurangi kecemasan
yaitu mengobrol menonton TV.

Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.50


WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik
nafas dalam, mengevaluasi kegiatan responden dalam
terapi mengalihkan perhatian, menganjurkan tetap
melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton
tv dan mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.20


WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan tetap melakukan teknik mengalihkan
perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik
untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan responden
untuk mengambil posisi yang nyaman.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada


diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasitanggal 22 mei 2017 pukul 11.00
WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan,
69

dan penguatan, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup,


menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.

Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00


WIB tindakan keperawatan tetap menganjurkan responden melakukan
aktivitas yang mampu dilakukan, menganjurkan responden untuk
istirahat yang cukup, dan tetap menganjurkan keluarga membantu
kebutuhan Ny. M.

Pada kunjungan ke enam 28 Mei 2017 pukul 20.00 WIB tindakan


keperawatan yang dilakukan yaitu menganjurkan responden
melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, dan tetap menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan Ny. M. Tindakan keperawataan yang
sudah dilakukan pada diagnosa ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkinitanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan,
menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk
mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan teknik
nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan manfaat relaksasi,
menganjurkan melakukan teknik relaksasi, mengajarkan teknik
mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan
mendengarkanmusik untuk mengurangi kecemasan,menganjurkan
klien untuk mengambil posisi yang nyaman, menganjurkan
responden untuk praktek yang telah diajarkan.

Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB


tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi
70

pemeriksaan kehamilan secara rutin. kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam,
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB menganjurkan melakukan teknik mengalihkan perhatian
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
mengenai nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk
mengambil posisi yang nyaman.
menambah pengetahuan responden, menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 10.00
rutin. WIB tindakan keperawatan yang dilakukan menganjurkan
tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan
Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 11.00 melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu tv yang tidak tenang dan mendengarkan musik untuk
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi, lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan mengambil posisi yang nyaman.
kehamilan secara rutin.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi, tanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00
WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu
hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB


tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam
71

kehamilan, penyuluhan kesehatan pada responden mengenai nutrisi


pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk
72

menambah pengetahuan responden, menganjurkan


responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi,
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Partisipan 1 Partisipan 2


Keperawatan
Evaluasi Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi
Keperawatan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi
keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke
lima dengan kriteria hasil: Responden mengatakan kepala empat dengan kriteria hasil: Responden mengatakan
kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden kepala kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden
mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, TD: 130/80 mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, penglihatan
mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan dengan kadang-kadang masih berkunang-kunang, TD: 140/80
agen cedera biologis (iskemia), evaluasi keperawatan dapat mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan dengan
teratasi pada kunjungan kelima dengan kriteria agen cedera biologis (iskemia), evaluasi keperawatan
hasil:Responden mengatakan kepalanya kadangmasih dapat teratasi pada hari empatdengan kriteria
terasa nyeri, Responden mengatakan sudah mengerti dan hasil:Responden mengatakan
73

melakukan teknik manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : kepalanya kadangmasih terasa nyeri, Responden
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, mengatakan sudah mengerti dan melakukan teknik
evaluasi keperawatan dapat teratasi pada kunjungan manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : Intoleransi aktivitas
kelima dengan kriteria hasil : responden mengatakan sudah berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
lebih tenang, reponden mengatakan sudah mampu dan kebutuhan O2, evaluasi keperawatan dapat teratasi
melakukan manajemen ansietas, TD darah responden sebagian pada kunjungan keempat dengan kriteria hasil :
menurun. Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan responden mengatakan lebih banyak istirahat, responden
berhubungan dengan kurang informasi, evaluasi mengatakan aktivitas dibantu keluarga, TD responden
keperawatan teratasi sebagian pada kunjungan keempat, menurun. Diagnosis keempat ansietas berhubungan
dengan kriteria hasil : responden mampu menjawab dengan ancaman pada status terkini, evaluasi keperawatan
pertanyaan yang diberikan, responden mengatakan akan teratasi sebagian pada kunjungan ke empat, dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke kriteria hasil : responden mengatakan sudah lebih tenang,
pelayanan kesehatan. reponden mengatakan sudah mampu melakukan
manajemen ansietas, TD darah responden menurun.
Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi
sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil :
responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan,
responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
62

B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang sejak tanggal 19 Mei
sampai tanggal 30 Mei 2017, yaitu antara responden Ny. N dan responden Ny.
M, maka pada bab pembahasan ini peneliti akan menjabarkan adanya
kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori
dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, menyusun intervensi, melakukan implementasi keperawatan
dan melakukan evaluasi keperawatan

1. Pengkajian keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada responden 1yaitu Ny. N (G2, P1,
A0, H1), usia kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan
yaitu pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. N


mengatakan sebelumnya sudah mempunyai riwayat hipertensi saat
hamil anak pertama saat usia 17 tahun dan harus mengalami operasi SC
saat melahirkan. Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan
keluarga, Ny. N mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga yaitu
ibu dari Ny. N. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. N
didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yaitu 140/90mmHg. Saat
dilakukan pengkajian psikologi, Ny. N mengatakan merasa cemas
dengan status kesehatannya sekarang dan khawatir akan operasi lagi
saat melahirkan, karena Ny. N tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.

Hasil pengkajian pada responden II yaitu Ny. M (G3, P2, A0, H2),
ditemukan keluhan yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak
aktivitas, sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan
seperti berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan,
badan tarasa lemah.

45
Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. M
mengatakan sebelumnya sudah ada riwayat hipertensi sejak kehamilan
pertama pada usia 18 tahun. Ny. M juga mengatakan ada riwayat
hipertensi pada keluarga, yaitu ayah dari Ny. M. Hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital pada Ny. M didapatkan hasil pengukuran tekanan darah
yaitu 140/100 mmHg. Saat dilakukan pengkajian psikologi, Ny. M
mengatakan merasa cemas dengan status kesehatannya sekarang.

Menurut Prawirohardjo (2013), Biasanya ibu hamil yang mengalami


hipertensi dalam kehamilan akan mengalami: sakit kepala di daerah
frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam


kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu
diantaranya adalah Primigravida, usia ibu hamil, dan riwayat hipertensi
sebelumnya.

Radjamuda & Montolalu (2014), dalam penelitiannya mengatakan


bahwa beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan
adalah usia ibu hamil, primipara dan riwayat hipertensi sebelumnya.
Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur
kurang dari 20 tahun.

Berdasarkan teori dan penelitian tentang pengkajian pada ibu hamil


dengan hipertensi dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan
Ny. M, dapat disimpulkan beberapa keluhan yang ditemukan pada saat
pengkajian sesuai. Diantaranya adalah : sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa berat.

Menurut analisa peneliti, berdasarakan pengkajian pada kedua responden,


ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya pada
responden 1 usia kehamilan trimester III, sedangkan pada responden 2
usia kehamilan trimester II. Dari keluhan kedua responden, sama-
sama merasakan nyeri kepala, tengkuk terasa berat,badan terasa lemah.
Tapi pada responden 2 di dapatkan keluhan kadang-kadang tampak
berkunang-kunang.

Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan yang


dikemukan teori diatas sesuai dengan yang dialami responden. penyebab
hipertensi dalam kehamilan yang dialami responden 1 dan responden 2
adalah usia kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun riwayat
hipertensi sebelumnya, serta riwayat keturunan.

Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada responden 1 hipertensi


terjadi pada trimester 3, sedangkan pada responden 2 hipertensi di
temukan pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein dalam
urin, berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi yang timbul
pada kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tanda-
tanda preeklampsia adalah hipertensi gestasional.

Berdasarkan keluhan yang dirasakan responden, diantaranya adalah


nyeri. menurut Prawirohardjo (2013), menyebutkan ibu hamil yang
mengalami hipertensi dapat terjadi perubahan neurologik. Perubahan
tersebut dapat berupa nyeri kepala. Nyeri kepala pada ibu hamil
hipertensi tersebut terjadi karena terjadinya kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah
penurunan suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan
nyeri.

Keluahan lain yang dirasakan responden adalah kadang-kadang


penglihatan seperti berkunang-kunang. Menurut Prawirohardjo (2013),
gangguan visus terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi karena
kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi oksigen ke organ, salah
satunya adalah pada retina, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan
penglihatan kabur.

Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab nyeri pada ulu hati yang


dirasakan responden adalah kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol
dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi
oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan aliran darah ke hati,
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati. Tetapi
didalam kasus yang dikaji, penyebab nyeri ulu hati pada responden
adalah adanya riwayat magh yang dimiliki responden, setelah
sebelumnya dirawat di rumah sakit karena naik asam lambung.

2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Ny. N, diagnosa
yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M,
diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi,nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2, ansietas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan


beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah nyeri berhubungan dengan agen cedera
biologis, risiko cedera dengan faktor risiko internal (disfungsi integrasi
sensori), intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi.

Berdasarkan teori, diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada


pasien dengan hipertensi pada kehamilan dan berdasarkan kasus yang
diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat disimpulkan hasil diagnosa
keperawatan yang didapatkan sesuai dengan teori diantaranya adalah
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi, nyeri akut, intoleransi aktivitas, ansietas, dan defisiensi
pengetahuan.

Menurut NANDA (2015), risiko ketidakefektifan perfusi jaringan


serebral adalah beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan
serebral yang mengganggu kesehatan, dengan salah satu faktor resikonya
adalah hipertensi.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut
didapatkan tekanan darah diatas normal, merasakan pusing dan nyeri
pada kepala, Sehingga diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral dapat ditegakkan.
Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan,
awitan yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai
dengan adanya bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar
periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang
prilaku nyeri dan perubahan pada parameter fisiologis.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut
merasakan pusing dan nyeri pada kepala, bukti nyeri dengan
menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan
tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan pada
tekanan darah, Sehingga diagnosa nyeri akut dapat ditegakkan.

Prawirohardjo (2013) dan Reeder (2011), juga menyebutkan akibat


adanya vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik pada ibu hamil
hipertensi, maka hal ini bisa menyebabkan penurunan pompa darah
ventrikel, sehingga hal tersebut menyebabkan penurunan curah
jantung. Akibat dari hal tersebut merupakan penurunan oksigen ke
jaringan, sehingga menyebabkan kelelahan dan tidak mampu
melakukan suatu aktivitas secara efektif.

Menurut NANDA (2015) intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan


energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas keidupan sehari hari yang harus atau yang
ingin dilakukan. Hal tersebut ditandai dengan keletihan,
ketidaknyamanan setelah beraktifitas, respon tekanan darah abnormal
terhadap aktivitas.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada
Ny. M didapatkan hasil pengkajian yaitu Ny. M merasakan pusing
setelah banyak beraktivitas, badan terasa lemah, kadang-kadang
merasakan pandangan seperti berkunang-kunang dan aktivitas
membutuhkan bantuan. Akibat adanya ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas secara efektif, maka diagnosa intoleransi aktivitas
dapat ditegakkan.

Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada


dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan
keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut
anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut
untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

Menurut NANDA (2015), ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau


kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kai
tidak spesifik) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Ibu hamil dengan
hipertensi dapat merasakan kecemasan karena peningkatan tekanan
darah dapat menyebabkan perubahan psikologis pada ibu hamil. Hal
tersebut ditandai dengan Mengekspresikan kekhawatiran akibat
perubahan dalam peristiwa hidup, gelisah, perasaan tidak adekuat,
peningkatan kekhawatiran, dan perasaan takut.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


ke dua responden tersebut dapat di ketahui adanya masalah pada
psikologis ibu hamil, yaitu perasaan tidak adekuat, peningkatan
kekhawatiran, dan perasaan takut dengan keadaannya saat ini dan
takut jika melahirkan dengan di operasi, sehingga dalam kasus ini
diagnosa keperawatan ansietas bisa ditegakkan. Reeder dkk (2011),
menyebutkan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit hipertensi dalam kehamilan dengan
melakukan deteksi dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor
risiko tersebut.

Menurut NANDA (2015), defisiensi pengetahuan adalah ketiadaan


atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Hal tersebut ditandai dengan ketidakakuratan melakukan tes,
ketidakakuratan melakukan perintah, kurang pengetahuan, prilaku
tidak tepat.

Setyawati (2015), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tingkat


pendidikan juga berpengaruh dengan hipertensi pada wanita hamil.
Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan SMP kebawah, terdapat
risiko sebesar 1,6 kali untuk hipertensi dibandingkan pada ibu dengan
tingkat pendidikan SMP keatas. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dalam upaya pencegahan, deteksi dini ataupun
pengobatan hipertensi yang mungkin terjadi. Kurangnya pengetahuan ini
membuat ibu kurang atau tidak peduli dalam pencegahan maupun
pengobatan hipertensi pada kehamilan.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian pada ke dua


responden didapatkan hasil bahwa responden belum mendapatkan
informasi tentang hipertensi dalam kehamilan dari petugas kesehatan,
serta ke dua responden tersebut tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur, sehingga dari pengkajian tersebut diagnosa defisiensi
pengetahuan dapat ditegakkan.

Berdasarkan askep teoritis yang dibahas pada halaman sebelumnya,


ada beberapa diagnosa yang tidak ditemukan pada ke dua kasus yang
diteliti, diantaranya adalah ketidak efektifan pola nafas, intoleransi
aktivitas dan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
NANDA (2015), defenisi ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi
atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat. Ketidakefektifan
pola nafas pada ibu hamil dengan hipertensi terjadi karena kerusan
vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan
hal tersebut menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga
ibu hamil akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan NANDA tahun
2015 ada beberapa batasan karakteristik yang digunakan agar kita bisa
mengangkat diagnosa tersebut. Faktor risiko pada diagnosa
ketidakefektifan pola nafas adalah : perubahan kedalaman pernapasan,
perubahan ekskursi dada, penurunan tekanan ekspirasi, peurunan
tekanan inspirasi, peneurunan pentilasi seenit, penurunan kapasitas
vital, dispnea, pernapasan cuping hidung, pernapsan bibir, ortopnea, fase
ekspirasi memanjang, takipnea, penggunaan otot aksesorius untuk
bernafas.

Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus


hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan batasan karakteristik
seperti yang dijelaskan diatas karena kerusan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik belum menyebabkan
perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan hal tersebut
menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga ibu hamil
akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko
ketidakefektifan pola nafas tidak dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015), intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan


energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan. Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan akan terjadi vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
yang menyebabkan pompa darah ventrikel kiri menurun dan terjadi
penurunan curah jantung. Jika hal tersebut terjadi maka ibu hamil akan
merasakan kelelahan saat beraktivitas karena oksigen ke jaringan tidak
adekuat sehingga hal tersebut menyebabkan intoleransi aktivitas pada
ibu hamil dengan hipertensi. Intoleransi aktivitas ditandai dengan
respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekwensi
jantung abnormal terhadap aktivitas, ketidaknyamanan saat
beraktivitas, dispnea setelah beraktifitas.

Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus


hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan manifestasi dispnea dan
frekwensi jantung yang abnormal setelah beraktivitas. Berdasarkan data
diatas diagnosa intoleransi aktivitas tidak dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015), ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


merupakan suatu keadaan yang berisiko mengalami penurunan
sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan. Pasien
dengan hipertensi pada kehamilan, terjadi kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik, sehingga hal ini
menyebabkan gangguan perfusi organ, sehingga bisa terjadi yang
mengakibatkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Penurunan
sirkulasi ke perifer ditandai dengan pengisian kapiler lebih dari 3 detik,
warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di turunkan, nyeri
ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan prestasia.
Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus
hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan pengisian kapiler
lebih dari 3 detik, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di
turunkan, nyeri ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan
prestasia karena oksigen pada ibu hamil masih cukup baik untuk
diedarkan keseluruh tubuh, apabila terjadi ketidakadekuatan suplai
oksigen ke jaringan maka akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel
diperifer yang dimanifestasikan perubahan warna kulit dan pengisian
kapiler yang melambat. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak dapat ditegakkan

UMC CIREBON
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. N dan Ny. M
didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yang muncul,
yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas
berhubungan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dan defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan


sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, rencana tindakan yang
akan dilakukan adalah : pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi
makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah,
anjurkan istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk
memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress,
menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu
masuknya oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan


sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera biologis rencana tindakan terdiri
dari: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor
pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai
nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV.

UMC CIREBON
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M, yaitu pada diagnosa intoleransi
aktivitas, intervensi yang telah disusun adalah: mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi aktivitas
yang disukai, membantu responden atau keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas, membantu responden untuk
mengembangkan motivasi diri, menganjurkan responden untuk istirahat
yang cukup, menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden
(Bulechek, dkk 2016).

Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada


diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
intervensi yang akan dilakukan diantaranya : gunakan pendekatan yang
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku
responden, anjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi
tekanan, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat
relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, meditasi dan
bernafas dalam), anjurkan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman,
dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman, dorong pengulangan
teknik praktek tertentu secara berkala, dan dokumentasikan respon
terhadap teknik relaksasi.

Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada


diagnosa defisiensi pengetahuan intervensi yang akan dilakukan
diantaranya : identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku sehat, sediakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau
pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk menambah
pengetahuan responden.

Menurut analisa peneliti salah satu intervensi untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan adalah dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan pada responden. Hal tersebut dapat meningkatkan

UMC CIREBON
pengetahuan pada responden, sehingga faktor risiko dari hiertensi
dalam kehamilan dapat di minimalisir atau bahkan dapat dicegah.

4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang telah
direncanakan pada intervensi. Pada diagnosa risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral, implementasi yang telah dilakukan adalah :
pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang
cukup, gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik
relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut adalah pengkajian


nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji
pengetahuan responden megenai nyeri, memberikan informasi pada
responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi, terapi
mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan menonton TV,
menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri, menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan untuk istirahat
dengan berbaring ke sebelah kiri, dan melakukan pengukuran TTV.

Menurut Reeder dkk (2011), terjadinya nyeri pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi disebabkan karena kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasovasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan
suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri. salah

UMC CIREBON
satu cara untuk menurunkan tekanan darah sehingga meningkatkan
oksigen ke jaringan adalah dengan pembatasan aktivitas dan tirah
baring di rumah dengan posisi sering miring kekiri.

Menurut Atoilah & Kusnadi (2013), beberapa implementasi yang dapat


dilakukan untuk menghilangkan nyeri yaitu tehnik distraksi dan relaksasi.
Teknik distraksi diantaranya adalah Bernafas lambat dan berirama,
menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, mendorong untuk
menghayal, menonton televise. Tehnik relaksasi yaitu tehnik pelemasan
otot sehingga akan mengurangi ketegangan pada otot yang akan
mengurangi rasa nyeri. Tehnik yang dilakukan berupa nafas dalam secara
teratur dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui hidung
dan dikeluarkan secara perlahan – lahan melalui mulut.

Radjamuda (2014), mengatakan dalam penelitiannya untuk menurunkan


tekanan darah pada ibu hamil adalah dengan terapi non farmakologi salah
satunya adalah dengan terapi musik. Pemberian terapi musik efektif
dalam menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang mengalami
hipertensi.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan teori dan hasil penelitian


implementasi keperawatan untuk mengurangi nyeri, dan berdasarkan
kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M dapat disimpulkan
implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori,
diantaranya dengan teknik relaksasi, yaitu teknik nafas dalam dan
teknik mengalihkan perhatian dengan melakukan beberapa kegiatan
seperti menonton tv, dan mendengarkan musik.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa intoleransi aktivitas


adalah berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan, membantu responden atau keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, membantu

UMC CIREBON
respondenuntuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan responden.

Menurut Reeder (2011), intoleransi aktivitas bisa dialami oleh ibu


hamil dengan hipertensi, hal ini disebabkan karena oksigen ke jaringan
menurun, sehingga menyebabkan ibu hamil mudah kelelahan dan tidak
mampu melakukan aktivitas secara efektif.

Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah


baik, karena Ny. M mengalami intoleransi dalam beraktivitas, maka
ibu hamil dengan hipertensi sangat dianjurkan untuk istirahat yang cukup,
menganjurkan responden untuk melakukan aktivitas yang mampu
dilakukan, dan menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ansietas adalah


menggunakan pendekatan yang menenangkan, menganjurkan
melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan, mengajarkan
dan menganjurkan teknik nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan
manfaat relaksasi, menganjurkan melakukan teknik relaksasi,
mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan
mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden
untuk mengambil posisi yang nyaman.

Reeder dkk (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah ansietas. Hal ini
terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan darah, sehingga terjadi
perubahan psikologis pada ibu hamil, dan menyebabkan kecemasan
serta perasaan khawatir pada ibu hamil tersebut. Menurut analisa peneliti,
pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah baik karena Ny.

UMC CIREBON
N dan Ny. M merasakan kecemasan dan ke khawatiran, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan teknik pengalihan perhatian, karena hal
tersebut dapat mengurangi beban pikiran yang dialami responden.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa defisiensi pengetahuan


memberikan penyuluhan kesehatan pada responden mengenai
hipertensi dalam kehamilan, memberikan penyuluhan tentang nutrisi
pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu
hami, menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin dan menghindari makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Menurut Reeder (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah defisiensi
pengetahuan. Hal ini terjadi karena beberapa dari ibu hamil dengan
hipertensi tersebut tidak mengetahui penyebab dan penanganan dari
hipertensi.

Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah


baik karena Ny. N dan Ny. M mengatakan belum mendapatkan
informasi tentang hipertensi pada kehamilan dari petugas kesehatan,
maka salah satu implementasi yang dilakukan adalah memberikan
penyuluhan tentang hipertensi pada ibu hamil serta nutrisi yang baik
bagi ibu hamil yang mengalami hipertensi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dilakukan selama 5 hari, hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian nyeri akut dan intoleransi
aktivitas dilakukan selama 4 hari. Masalah nyeri akut dan intoleransi
aktivitas tersebut sudah dapat teratasi sebagian pada hari ke dua setelah
dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi

UMC CIREBON
keperawatan dan implementasi dilanjutkan sampai hari ke empat. Hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian.

Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa ansietas


dan defisisensi pengetahuan sudah dilakukan selama 3 hari. Masalah
ansietas sudah dapat teratasi sebagian pada hari kedua, sedangkan
diagnosa defisiensi pengetahuan sudah dapat teratasi pada hari ketiga,
setelah dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada
intervensi keperawatan.

Berdasarkan teori dan penelitian ibu hamil dengan hipertensi, dan


berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat di
evaluasi berdasarkan implementasi yang dilakukan. Evaluasi tersebut
diantaranya adalah : nyeri yang dirasakan responden berkurang,
responden istirahat dengan cukup, kecemasan berkurang, dan
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan tindakan
untuk perawatan dirumah.

UMC CIREBON
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny. N dan


Ny. M dengan hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas
Andalas kota Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa:
Ny. N 23 tahun G2 P2 A0 H1 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak terasa
berat, nyeri perut, pandangan seperti berkunang-kunang. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva subanemis. Kehamilan pertama
Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan. Keluarga Ny.
N juga memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan. Pada pengkajian
psikologis Ny. N mengatakan merasa cemas, khawatir dan takut.

Ny. M 28 tahun G3 P2 A0 H2 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak terasa


berat, nyeri ulu hati, pandangan seperti berkunang-kunang, tidak nafsu
makan, serta mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/
90, konjungtiva subanemis. Kehamilan pertama Ny. M juga memiliki
riwayat hipertensi dalam kehamilan. Keluarga Ny. M juga memiliki
riwayat hipertensi yaitu ayah Ny. M. Pada pengkajian psikologis
Ny. M juga mengatakan merasa cemas, khawatir dan takut.

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit hipertensi


dalam kehamilan sebanyak 5 diagnosa. Berdasarkan kasus, diagnosa
yang muncul pada Ny. N ada 4 diagnosa yaitu risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi, dan Ny. M 5 diagnosa. Diagnosa
keperawatan yang peneliti temukan pada Ny. Madalah perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan

UMC CIREBON
63

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan


dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada masalah
keperawatan yang ditemukan. Berikut beberapa intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa kasus a) melakukan manajemen nyeri dengan
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, kompres hangat, dan
pengalihan perhatian, b) melakukan pengukuran TTV, c) menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, d) ubah posisi dengan posisi lebih
sering miring kiri, e) menganjurkan responden istirahat yang cukup, bagi
responden dan meletakkan benda yang sering digunakan dalam
jangkauan responden, f) pengurangan kecemasan, g) melakukan
penyuluhan pada ibu hamil dengan hipertensi, h) menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke
pelayanan kesehatan.

7. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang


telah disusun. Implementasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M masing-
masing dilakukan selama 6 hari. Implementasi keperawatan yang di
lakukan kepada Ny. N sama dengan Ny.M yaitu untuk diagnosa risiko
ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral yaitu melakukan pengukuran
tekanan darah, mengajarkan manajemen stress, memberikan penkes
tentang diit hipertensi pada ibu hamil, menganjurkan melakukan
pemeriksaan secara rutin. Nyeri akut tindakan yang dilakukan
diantaranya pengkajian nyeri secara komprehensif, melakukan observasi
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,mengajarkan prisip-
prinsip manajemen nyeri, menganjurkan responden untuk istirahat yang
cukup dengan posisi sering miring ke kiri, dan melakukan pengukuran
TTV. Untuk diagnosa resiko cedera implementasi yang dilakukan
diantaranya adalah dengan menganjurkan untuk menciptakan lingkungan
yang aman bagi responden, menganjurkan responden untuk banyak
istirahat dan menganjurkan keluarga untuk membantu responden dalam

UMC CIREBON
melakukan kegiatannya. Untuk diagnosa ansietas implementasi yang
telah dilakukan diantaranya adalah mengajarkan teknik relaksasi dan
pengalihan perhatian. Untuk diagnosa defisiensi pengetahuan,
implementasi yang telah dilakukan diantaranya dengan melakukan
penyuluhan tentang hipertensi dalam kehamilan serta menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke
pelayanan kesehatan.

8. Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan diagnosa risiko


ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri
kepala berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri
akut dalam bentuk SOAP yaitu Ny. N mengatakan nyeri berkurang, Ny.
N tampak mampu melakukan teknik manajemen nyeri, tekanan darah
menurun. Hasil evaluasi pada diagnosa ansietas ditemukan Ny. N
mengatakan kecemasan sudah berkurang, Ny. N mengatakan telah
melakukan manajemen ansietas, seperti melakukan teknik nafas dalam
dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada diagnose defisiensi
pengetahuan ditemukan Ny. N mengatakan telah memahami tentang
penyakit hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan akan
melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. M dengan diagnosa risiko


ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri
kepala berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri
akut dalam bentuk SOAP yaitu Ny. M mengatakan nyeri berkurang, Ny. M
tampak mampu melakukan teknik manajemen nyeri. Hasil evaluasi pada
diagnosa intoleransi aktivitas Ny. M istirahat dengan cukup, meminta
bantuan keluarga melakukan aktivitas. Hasil evaluasi pada diagnosa
ansietas ditemukan Ny. M mengatakan kecemasan sudah berkurang, Ny.
M mengatakan telah melakukan manajemen ansietas, seperti melakukan
teknik nafas dalam dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada
diagnosa defisiensi pengetahuan ditemukan Ny. M

UMC CIREBON
mengatakan telah memahami tentang penyakit hipertensi dalam
kehamilan, Ny. M mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara rutin
ke pelayanan kesehatan.

B. Saran
1. Bagi Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada semua
staf agar memberikan pelayanan kepada pasien secara optimal dan
meningkatkan mutu dalam pelayanan di puskesmas.
2. Bagi Ruang KIA
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi perawat di ruang KIA dalam melakukan asuhan keperawatan secara
profesional bagi ibu hamil dengan hipertensi.
3. Bagi instiusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya lulusan
perawat yang profesional, terampil, dan bermutu yang mampu
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik
keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara tepat dan
mengambil diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan
dan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu
memahami masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil
tindakan yang telah dilakukan dengan benar.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik pada pasien dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan.

UMC CIREBON
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar


Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC


Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian
edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang :
Dinas Kesehatan Kota Padang.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016.
Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish
Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta
Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 9 Januari
Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni
2017

Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika


Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification(NOC), 5thIndonesian
Edition , ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.


Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC

UMC CIREBON
Nursalam. 2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 11 januari
2017

Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin Rumah Sakit
Jiwa Prof. DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal ilmiah bidan.Volume
2 Nomor 1. Januari – Juni 2014.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses
tanggal 10 januari 2017

Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:


Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC
. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, &
Keluarga: Volume 1 (Edisi 18).Jakarta : EGC
Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Dalam Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif dan
R&D.Bandung: Alfabeta
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia
(Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses
tanggal 03 Juni 2017
Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: TIM
UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and
Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 03 Maret 2017
Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12 januari
2017

Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Med

UMC CIREBON

Anda mungkin juga menyukai