I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Pasien
1) Nama pasien : Tn H
2) Umur : 42 tahun
3) Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : indramayu
8) Tgl masuk : 4 Desember 2018
9) Tgl Pengkajian : 5 Desember 2018
10) Diagnosa Medis : Hil Sinistra
11) Ruang : Flamboyan
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada luka operasi
2. Tanda-tanda Vital :
Suhu : 36 o C
Nadi : 80 x/menit
Tekanan Darah : 156/90 mmHg
Respirasi : 20 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pengindaran
a Penglihatan
Konjungtiva kedua mata ananemis, sklera kedua mata anikterik,
reflex cahaya (+), reflex kornea (+), ptosis (-), distribusi kedua
alis merata, tajam penglihatan normal (klien dapat membaca
huruf pada koran pada jarak baca sekitar 30cm) ,strabismus (-),
lapang pandang pada kedua mata masih dalam batas normal,
tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan pada kedua mata.
b Penciuman
Fungsi penciuman baik ditandai dengan klien dapat
membedakan bau kopi dan kayu putih.
c Pendengaran
Tidak ada lesi pada kedua telinga, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran pada kedua telinga baik ditandai dengan klien
dapat menjawab seluruh pertanyaan tanpa harus diulang, tidak
ada nyri tragus, tidak ada nyeri tekan pada kedua tulang
mastoid, tidak ada massa pada kedua telinga.
d Pengecapan/Perasa
Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa manis,
asam, asin dan pahit.
e Peraba
Klien dapat merasakan sentuhan ketika tangannya dipegang,
klien dapat merasakan sensasi nyeri ketika dicubit.
2) Sistem Pernafasan
Mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi
pada hidung, polip (-), keadaan hidung bersih, sianosis (-), tidak
ada nyeri tekan pada area sinus, tidak ada lesi pada daerah leher,
tidak ada massa pada daerah leher. Bentuk dada simetris,
pergerakan dada simetris, tidak tampak pernapasan cuping hidung
dan retraksi interkosta, tidak ada kesulitan saat bernafas atau
berbicara, tidak ada nyeri tekan pada daerah dada. Pola nafas
reguler dengan bunyi nafas vesikuler.
3) Sistem Pencernaan
Keadaan bibir simetris, mukosa bibir lembab, stomatitis (-), tidak
ada gigi yang tanggal maupun berlubang, lidah berwarna merah
muda, tidak ada nyeri saat menelan, tampak striae livide dan linea
nigra pada abdomen, terdapat luka sayatan melintang di bawah
simpisis pubis ± 10 cm, tidak ada pembesaran hepar dan limpa,
bising usus 9 x / menit.
4) Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan vena jugularis, Capillary Refill Time (CRT)
kembali kurang dari 2 detik, bunyi perkusi dullness pada daerah
ICS 2 lineasternal dekstra dan sinistra, terdengar jelas bunyi
jantung S1 pada ICS 4 lineasternal sinistra dan bunyi jantung S2
pada ICS 2 lineasternal sinistra tanpa ada bunyi tambahan, irama
jantung reguler.
5) Sistem Urinaria
Tidak ada keluhan nyeri atau sulit BAK, tidak terdapat distensi pada
kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada daerah supra pubis,
terpasang cateter.
6) Sistem Endokrin
Pada saat dilakukan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tremor (-), tidak ada kretinisme, tidak ada gigantisme.
7) Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif
pada kedua tangan. ROM (range of motion) pada kedua tangan
maksimal, tidak ada atrofi otot kedua tangan, terpasang infuse
pada tangan kiri.
b) Ekstremitas Bawah
Kedua kaki dapat digerakkan dengan sedikit tahanan, tidak ada
lesi, reflek patella positif, reflek babinski negative, tidak ada
varises, tidak ada edema, homans sign (-).
Kekuatan otot :
5 5
4 4
Keterangan :
Skala 0 : Paralisis berat
Skala 1 : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya
kontraksi otot sedikit
Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi
Skala 3 : Rentang gerak lengkap / normal menentang
gravitasi
Skala 4 : Jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan
lutut, bahu dan panggul) gerakan otot penuh
sedikit tekanan
Skala 5 : Jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan
lutut, bahu
Dan panggul) gerakan otot penuh
menentang gravitasi dengan penahanan
penuh
8) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih, rambut
tumbuh merata, turgor kulit baik, kuku pendek dan bersih.
9) Sistem Persyarafan
Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
a) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman hidung baik, terbukti klien dapat
membedakan bau kopi dan kayu putih.
b) Nerfus II (Optikus)
Fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca koran pada
jarak sekitar 30 cm.
c) Nerfus III (Oculomotorius)
Reflek pupil mengecil sama besar pada saat terkena cahaya,
klien dapat menggerakkan bola matanya ke atas.
d) Nerfus IV (Tochlearis)
Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah.
e) Nerfus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan sensasi nyeri dan sentuhan.
f) Nerfus VI (Abdusen)
Klien dapat menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri.
g) Nerfus VII (Facialis)
Klien dapat menutup kedua mata, menggerakkan alis dan
dahi, klien dapat tersenyum, ada rangsangan nyeri saat
dicubit.
h) Nerfus VIII (Aksutikus)
Fungsi pendengaran baik, klien dapat menjawab pertanyaan
perawat tanpa diulang.
i) Nerfus IX (Glosofaringeal)
Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa
manis, asam, asin dan pahit.
j) Nerfus X (Vagus)
Reflek menelan baik.
k) Nerfus XI (Asesorius)
Leher dapat digerakkan ke segala arah, klien dapat
menggerakkan bahunya.
l) Nerfus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakkan dan menjulurkan lidahnya.
2) Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x/ sehari 2 hari belum BAB
Konsistensi Lembek -
Obat pencahar Tidak -
b. BAK
Frekuensi
Jumlah 4-5 x/hari Terpasang catheter
Warna ± 1200 cc ± 350 cc (6 jam)
Kuning jernih Kuning jernih
5. Aspek Psikologis
Klien merasa cemas dengan penyakitnya, apakah nanti setelah sembuh
dapat bekerja mencari nafkah seperti sebelum sakit
6. Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan dengan
lingkungan tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif terhadap dokter
dan perawat.
7. Aspek Spiritual
Klien beragama islam dan meyakini bahwa segala sesuatu terjadi pada
dirinya merupakan cobaan dari Allah SWT, sehingga klien merasa yakin
bahwa dirinya akan sembuh. Dalam kesehariannya di rumah, klien selalu
melakukan shalat 5 waktu, namun selama klien dirawat di rumah sakit,
klien merasa ada hambatan untuk menunaikan kewajiban sholatnya,
namun klien selalu berdoa agar cepat diberi kesembuhan.
E. DIAGNOSTIC TEST
1. Laboratorium
JENIS
TANGGAL HASIL NILAI NORMAL ANALISA
PEMERIKSAAN
5/12//2018 HB 12.8 13-16 Normal
Hematokrit 38 40-48 Normal
Lekosit 9.3 3.5-10 Normal
trombosit 306 150-400 Normal
Glucose sewaktu 75 60-140 Normal
2. Radiologi
Rontgen :-
USG :-
3. EKG :-
4. TERAPI :
Cara
No. Nama Obat Dosis Jam Sediaan
Pemberiaan
20
1 IVFD : RL Intravena Flabot
tts/menit
2 Cefotaxim 2 x 1gr 14.00 Intra vena Flakon
3 Tramadol 3x1 14.00 lntravena Ampul
4 Transamin 3x1 14.00 Intra vena Ampul
F. ANALISA DATA
10)
Luka insisi
melintang ± 10
cm pada Stimulasi ditangkap oleh
atas simpisis
Diteruskan ke thalamus
sebagai pusat sensorik otak
Kekuatan otot
ekstremitas bawah
kanan kiri mampu
gerak menentang
gravitasi dengan
sedikit tahanan.
Kekuatan otot :
5 5
4 4
DATA ETIOLOGI MASALAH
ke-1
Luka operasi
belum dibuka Tempat masuknya kuman
4 4
3 Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan NIC Label:Wound Care S : klien
berhubungan Keperawatan selama 1.x24 1. Monitor karakteristik luka : 1. Untuk melihat kondisi mengatakan
dengan pertahanan jam, diharapkan tidak ada warna, ukuran , drainase luka dan tanda infeksi kecemasan
tubuh primer yang tanda infeksi dengan criteria 2. Gunakan prinsip steril 2. Untuk mengurangi akan infeksi
tidak adekuat hasil: ketika melakukan agen infeksi berkurang
(integritas kulit tidak NOC Label : Wound Healing perawatan luka O : tidak
utuh) : Primary Intention 3. Instruksikan keluarga klien 3. Untuk memantau tanda ditemukan
tidak terdapat drainase untuk melihat adanya dan gejala infeksi tanda infeksi
purulen dengan skala 4- tanda dan gejala infeksi A: tujuan
5 4. Ganti dressing bila ada 4. Menjaga kebersihan tercapai total
tidak terdapat eksudat ataupun drainase luka dan mempercepat P:
peningkatan temperatur proses penyembuhan pertahankan
kulit dengan skala 4-5 luka kondisi klien
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Evaluasi
kulit di sekitar luka tidak 5. Kolaborasi pemberian 5. Untuk mencegah
kemerahan dengan antibiotik terjadinya infeksi
skala 4-5
4. Kurang Setelah Diberikan asuhan NIC Label: Teaching: individual 1. untuk mimilih strategi S: klien
pengetahuan keperawatan selama 1x24 1. Lakukan penilaian tingkat yang tepat dalam mengatakan
mengenai jam, diharapkan pengetahuan klien dan pengajaran klien, dan sudah paham
perawatan post pengetahuan klien tentang pahami isinya (misalnya pemilihan bahasa yang O : klien
operasi perawatan post op hernia pengetahuan atau akan digunakan tampak tertarik
berhubungan bertambah dengan criteria prosedur/penanganan yang dan
dengan kurangnya hasil: dianjurkan) mendengarkan
paparan informasi NOC label : Knowledge : 2. Tentukan motivasi klien 2. motivasi klien instruksi dari
ditandai dengan Infection Management untuk mepelajari informasi- merupakan hal yang perawat
verbalisasi masalah Klien mengetahui tanda informasi khusus sebagai sangat penting untuk A: tujuan
dan gejala infeksi contoh mempercayai mencapai keberhasilan tercapai penuh
Aktivitas yang beresiko kesehatan, ketidakpatuhan, dalam pengajaran P:
meningkatkan infeksi pengalaman buruk dengan pertahankan
perawatan kesehatan kondisi klien
3. Menjalin hubungan yang 3. menjalin hubungan
baik dengan klien saling percaya dengan
klien
4. Menyediakan waktu bagi 4. untuk mengetahui hal-
pasien untuk menanyakan hal yang belum
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Evaluasi
beberapa pertanyaan dan dimengerti sehingga
mendiskusikan nantinya klien dapat
permasalahannya lebih berpatisipasi
dalam tindakan
pengobatan
NIC label : Teaching : Disease
process
1. Jelaskan kepada klien 1. kekambuhan biasanya
bagaimana mencegah agar terjadi akibat kurang
penyakitnya tidak mengalami pengetahuan
kekambuhan mengenai perawatan di
rumah
2. Jelaskan pada klien hal-hal 2. untuk mendisiplinkan
yang tidak boleh dilakukan klien dan mencegah
terjadinya kekambuhan
IV. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
NO. DX
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
KEPERAWATAN
5/12/2018 15.00 1 1. Mengobservasi TTV 1. TD : 120/80 mmHg, Suhu
WIB 36,6oc, Nadi 88 kali/menit,
Respirasi 24 kali/menit.
2. Mengkaji lokasi, dan intensitas nyeri. 2. Nyeri pada abdomen bawah
atas simpisis di area luka
operasi, nyeri sedang, skala
nyeri 6 (1-10)
3. Mengobservasi reaksi non verbal dari 3. Klien tampak meringis apabila
ketidaknyamanan. berubah posisi dan ketika kaki
digerakan.
4. Memberikan pendidikan kesehatan 4. Setelah dilakukan penkes 1x30
tentang manajemen nyeri dengan teknik menit klien dapat
relaksasi distraksi yang meliputi : mendemonstrasikan kembali
Pengertian nyeri dan teknik relaksasi teknik relaksasi distraksi
distraksi
Tujuan relaksasi distraksi
Prosedur relaksasi distraksi
5. Kolaborasi : memberikan obat analgetik : 5. Reaksi hipersensitifitas/efek
tramadol 1 ampul intravena samping obat (-)
NO. DX
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
KEPERAWATAN
5/12/2018 15.30 2 1. Mengubah posisi tidur pasien tiap 2-4 jam 1. Posisi tidur pasien miring kiri-
WIB kanan tiap 2 jam.
V. CATATAN PERKEMBANGAN
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
6/12/2018 15.00 1 Subyektif :
WIB Klien mengatakan nyeri pada abdomen bawah atas simpisis/area luka
operasi berkurang
Obyektif :
Skala nyeri 4 (1-10), TD 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, R : 20 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Observasi TTV
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri.
3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi distraksi
5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi
Implementasi :
1. Mengobservasi TTV
Respon : TD : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit R : 20 x/menit
2. Mengkaji lokasi dan intensitas nyeri.
Respon : Skala nyeri 4 (1-10)
3. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi.
Respon : Klien mendemonstrasikan teknik relaksasi
4. Kolaborasi dokter untuk memberikan analgetik : tramadol 1 ampul intravena
Respon : reaksi hipersensitifitas (-)
Evaluasi :
Klien masih mengeluh nyeri, skala nyeri 4 (1-10)
Lanjutkan intervensi
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
6/12/2018 15.30 2 Subyektif :
WIB Klien mengatakan sudah mampu duduk tegak, belum mampu untuk
berjalan, luka bertambah nyeri jika menggerakan kaki.
Obyektif :
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Bantu pasien untuk bergerak secara aktif dan pasif
2. Bantu memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan oleh pasien
3. Ubah posisi tiap 2-4 jam
4. Ajarkan pasien atau keluarga untuk melakukan mobilisasi secara bertahap
.
Implementasi :
1. Mengajarkan pasien untuk belajar mika miki dari tempat tidur.
Respon : pasien mengikuti latihan yang diberikan
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
Evaluasi :
Klien belum mampu melakukan ADLs secara mandiri
Lanjutkan intervensi
Obyektif :
Klien bertanya tentang teknik Perawatan Postop yang baik dan benar
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Kaji pengetahuan pasien tentang cara Perawatan Postop yang baik dan
benar
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang teknik Perawatan Postop yang baik
dan benar
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
Implementasi :
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik Perawatan Postop yang
baik dan benar
Respon: Setelah diberikan penkes selama 1x30 menit pasien dan
keluarga dapat memahami dan mendemonstrasikan cara
Perawatan Postop yang baik dan benar
Obyektif :
Verban luka masih belum diganti
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
2. Rawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik antiseptik
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik.
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
Implementasi :
1. Memberikan injeksi antibiotik : cefotaksim 1 gr intravena
Respon : reaksi hipersensitivitas (-)
Evaluasi :
Verban luka belum diganti, area luka terasa sakit dan gatal
Lanjutkan intervensi
VI. EVALUASI
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
6/12/2018 15.00 1 Subyektif :
WIB Klien mengatakan luka masih terasa sakit jika dibawa berjalan.
Obyektif :
Skala nyeri 2 (1-10), TD 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, R : 20 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
Planning :
Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Kaji lokasi dan intensitas nyeri.
3. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
4. Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasi.
5. Kolaborasikan obat analgetik sesuai indikasi
15.30 2 Subyektif :
WIB Klien mengatakan sudah mampu berjalan dengan bantuan.
Obyektif :
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi.
1. Bantu pasien untuk bergerak secara aktif dan pasif
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
2. Bantu memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan oleh pasien
3. Ubah posisi tiap 2-4 jam
4. Ajarkan pasien atau keluarga untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.
Obyektif :
Klien menggendong dan Perawatan Postop dengan teknik Perawatan Postop
yang baik dan benar
Analisa :
Masalah teratasi
Planning :
Hentikan intervensi
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
6/12/2018 14.00 4 Subyektif :
WIB Klien mengatakan area luka luka operasi terasa gatal dan nyeri
Obyektif :
Luka jahitan masih bengkak, secret (-)
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi
1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
2. Rawat luka dengan baik dan benar dengan teknik aseptik
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti biotik