net/publication/303551168
CITATIONS READS
0 686
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by MS Hasibuan on 16 January 2017.
1. Introduction
Menurut alan proses pembelajaran merupakan proses untuk mendapatkan pemahaman
tentang sesuatu hal yang baru [1]. Proses ini tidak harus dilakukan dalam kondisi formal di
dalam kelas, namun dapat juga dilakukan secara non formal. Proses pembelajaran dilakukan
untuk mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan menurut bloom yakni cara seseorang yang
untuk mendapatkan pengetahuan melalui fase seperti gambar 1 dibawah ini [2]
Fase fase pada Gambar 1 dapat merubah pembelajar dari sisi cognitive, affective dan
psychomotor seperti terlihat di tabel 1
Tabel 1
Domain pembelajaran Fase
cognitive Analyze
affective Evaluate
psycomotor Create
Proses perubahan pada domain pembelajaran pada Tabel 1 memperlihatkan sisi cognitive
yang mengalami perubahan dikarenakan pembelajar sudah mampu menganalisis sesuatu
berdasarkan remember, understand, apply dan analyze. Proses ini mengubah pembelajar
menjadi memiliki pengetahuan baru.
Sedangkan domain affective perubahan melebihi dari cognitive karena sudah masuk ke ranah
attitude dari pembelajar. Perubahan yang jelas tampak dari prilaku pembelajar, hal ini
disebabkan pembelajar sudah sampai pada tahapan evaluasi. Tahapan domain pembelajar
terakhir yakni psikomotorik yang mencerminkan pembelajar bukan hanya memiliki
pengetahuan dan perubahan pada prilaku namun juga mampu berbuat sesuatu dengan bekal
yang dimilikinya. Gambar 2 dibawah ini merupakan penjabaran dari hubungan domain
pembelajaran dengan taxomony bloom.
prior Connecting
Problem knowledge learning
reward object via
Solving internet
Teaching
Method
Critical
Punishment
thingking Goal
2. Gaya Belajar
Dari keempat theory pembelajaran behaviorism, constructivism, cognitivism dan
connectivism tersebut, pointnya ada di pengajar dan pelajar. Pelajar dalam mengikuti
pelajaran ini tidak lepas dari gaya belajar yang dimiliki pelajar. Setiap pelajar memiliki
perbedaan gaya belajar yang mencerminkan cara belajar. Gaya belajar merupakan sesuatu
yang dimiliki pelajar untuk memproses informasi menjadi pengetahuan.
Setiap pelajar memiliki gaya belajar yang berbeda, hal ini disebabkan karena pelajar memiliki
latar belakang prior knowledge yang tidak sama. Prior Knowledge merupakan pengetahuan
dasar yang dimiliki oleh pelajar.
Menurut Honey et all yang menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi pelajar dalam
proses belajar mengajar (PBM). Salah satu faktor yang mempengaruhi pelajar adalah gaya
belajar. Sedangkan gaya belajar menurut definisi Dunn [7] learning style is a process on how
the learner begins to concentrate, process, and retain new and difficult information. Dari
definisi diatas dapat tarik kesimpulan bahwa gaya belajar merupakan proses pelajaran
dimulai dengan bagaimana seseorang mendapatkan informasi, mencerna informasi dan
menyimpan informasi yang sudah diproses tersebut.
Honey et all [8] menyatakan hal yang sama “Most learners are unaware of their own
learning style preference but are vaguely aware of what they feel comfortable with, and learn
more from, certain activities than others”.
a. Gaya Belajar Kolbs
Pada model gaya belajar Kolb’s [9] diperoleh berdasarkan proses learner (pelajar) dalam
mengikuti pelajaran. Didalam model pelajaran Kolb’s di identifikasikan 4 tipe pelajar, yaitu
:
1. Concrete Experience (CE)
Tipe pelajar ini mampu menjawab (merespond) dengan baik penjelasan bahan ajar
yang terkait dengan pengalamannya (experience), minatnya (interest) dan karirnya
kedepan. Pelajar yang termasuk pada tipe ini biasanya bisa menjelaskan pertanyaan
“why”. Tipe pelajar ini mempunyai karakteristik yang lebih menyenangi dalam
bidang penelitian di laboratorium, orientasi lapangan atau proses pengamatan
dilapangan.
2. Reflective Observation (RO)
Pelajar pada tipe ini memiliki kemampuan berpikir lebih mendalam dari pelajar lain.
Pelajar tersebut mampu melakukan analisis yang mendalam dari berbagai sumber
masukan. Dalam menganalisis biasanya pelajar akan menemukan berbagai masukan
atau ide untuk perkembangan lebih lanjut. Pelajar pada tipe ini lebih menyenangi
kegiatan penelitian.
3. Abstract Conceptualization (AC)
Pelajar pada tipe ini lebih mendalami konsep dari pada praktek. Pelajar ini lebih
senang dengan materi yang bersifat teoritis dan akhirnya menghasilkan konsep.
Berbeda dengan RO yang lebih kepada praktek. Pelajar ini juga umumnya
mempunyai daya ingat yang lebih dari pelajar lain. Kebanyakan ciri ciri AC ini
terdapat pada profesi dosen, guru dan politikus.
4. Active Experimentation (AE)
Pelajar tipe ini lebih menyenangi pendekatan praktek dari pada teori. Ciri berikutnya
mereka lebih menyukai kepada sebuah pendekatan pemecahan masalah (solve
problem) dan membuat keputusan berdasarkan hasil dari eksperimen yang telah
dilakukan.
Dari tinjauan tipe pelajar diatas disimpulkan bahwa Kolbs membagi pelajar berdasarkan
bagaimana seorang pelajar melakukan proses pelajaran untuk mendapatkan informasi baru.
Proses ini merupakan alami dan setiap orang pasti berbeda tergantung prior knowledge yang
dimiliki. Kemudian Kolb’s menggabungkan ke empat tipe pelajar tersebut menjadi 4 gaya
belajar berdasarkan hubungan 2 tipe yang memiliki kesinambungan. Berikut ini merupakan 4
stage cycle dari gaya belajar Kolb’s:
1. Accommodating (CE/AE)
2. Diverging (CE/RO)
Pelajar diverging ini dihasilkan dari gabungan tipe pelajar Concrete experience dan
Reflective observation. Kedua tipe pelajaran ini tergolong kepada tipe teoritis. Pada
tipe ini pelajar melihat sesuatu permasalahan dengan pandangan yang luas dari
berbagai sudut pandang. Pelajar ini memiliki sifat sensitive dan sangat teliti sebelum
mengambil tindakan. Mereka lebih banyak menggunakan feeling (perasaan).
Sehingga pelajar ini sangat baik untuk ilmu sosial dan mereka lebih tepat untuk
berkelompok.
3. Assimilating (AC/RO)
Pada tipe Assimilating ini, pendekatan yang dilakukan dengan pemikiran yang logis.
Konsep dan ide lebih diutamakan dari pada hal yang lain. Sehingga mereka lebih jelas
dalam memberikan pengertian terhadap sesuatu hal yang konsep ketimbang praktek.
Pelajar yang berada pada tipe ini lebih cocok masalah yang berkenaan dengan science
dan informasi. Mereka ini senang membaca, mengajar, dan menganalisis. Pelajar pada
tipe ini dalam mempunyai pemahaman yang lebih terhadap sesuatu. Pelajar ini dalam
melakukan PBM lebih kepada pendekatan thinking dan watching.
4. Converging (AC/AE)
Pada tipe Converging ini pelajar lebih menyukai sesuatu yang berkaitan dengan
praktek ketimbang teori. Mereka dapat memecahkan permasalahan dari pelajaran
situasi dan kondisi sebelumnya. Dalam hal ini mereka lebih mengutamakan hasil dan
proses teknisnya tanpa memikirkan kondisi sosial yang dihasilkan. Mereka pada
umumnya lebih menyenangi eksperimen dari pada teori dan rumusan ide, kemudian
mereka melakukan simulasi dan akhirnya menggunakan aplikasi. Mereka pada
umumnya dapat menjadi profesional dibidangnya. Pelajar pada tipe ini dalam
melakukan pelajaran menggunakan pendekatan thinking dan doing.
Selanjutnya Kolb’s mengungkapkan bahwa setiap manusia mempunyai gaya belajar yang
alami.
Banyak faktor yang mendasari gaya belajar ini. Kolb’s menggunakan kuisener untuk
mengidentifikasi gaya belajar seseorang yang diberi nama Experiential Learning Theory
Model (ELT). Gambar 1 dibawah ini merupakan learning cycle dari gaya belajar Kolb’s.
Concrete
Experience
Feeling
Accommodating Diverging
(feel and do) (feel and watch)
how we think
Continuum
Perception
about things
CE/AE CE/RO
Active Processing Reflective
Experimentation Observation
Doing Continuum Watching
Abstract
Conceptualisation
Thinking
Pada implementasinya model Honey dan Mumford ini menggunakan Learning Style
Questionnaire (LSQ) yang sama ELT yang dimiliki Kolb’s untuk mengkategorikan gaya
belajar seseorang. Perbedaan antara model Kolb’s dan Mumford terletak pada urutan dari
gaya belajar. Pada model Kolb’s berbentuk lingkaran dan semua dimulai dari Concrete
Experience dan berakhir di Concrete Experimentation . Sedangkan pada model Honey and
Mumford bersifat fleksibel, pelajar tidak harus memulai dari Concrete Experience. Hal ini
berdasarkan latar belakang prior knowledge setiap pelajar berbeda beda. Dibawah ini
merupakan gambar siklus dari gaya belajar Honey and Mumford.
Gambar 6 Honey and Mumford learning cycle and learning style [8]
3. Pembelajar
Pembelajar merupakan seseorang yang mengikuti proses pembelajaran untuk
mendapatkan pengetahuan. Pada umumnya menurut Piaget’ stage tabel 5
Period Age Charateristics of the stage
Sensor motor 0-2 years Merupakan perilaku
sederhana
Pre-operational 2-7 years Lebih menggunakan simbol
dan imaginasi dimulai dari
umur ini.
Concrete operational 7-11 years Anak anak lebih
menggunakan operasi pyscial
Formal Operational 11+ years Anak anak menggunakan
hipotesis dan abstrak.
Pada tabel 5 bisa dilihat perkembangan model pembelajaran mulai dari berfungsinya
sensor motor pada umur 0-2 tahun. Kemudian mengalami perkembangan pada pre
operational yakni anak anak sudah mulai belajar dari beberapa simbol. Perkembangan
selanjutnya pada concrete operational pada umur 7-11 yang senang dengan pekerjaan
fisik (psikomotorik). Selanjutnya pada umur 11 tahun keatas sudah berkembang
kemampuannya dalam sebuah hipotesis dan absrak untuk menggambarkan sesuatu.
Menurut honey and mumford di dalam [1] menyatakan bahwa gaya belajar seseorang
tidak hanya fokus pada satu gaya belajar. Hal inilah yang mendasari penelitian ini.
domain
learning cognitive affective pshycomotoric
Psikologi Pembelajaran
Behaviorism cognitivism constructivism connectivism
Gaya belajar
Pembelajar
Gambar 6.hubungan gaya belajar dengan psikologi pembelajaran
4. Reference
[1] A. Pritchard, Ways of learning, vol. 316, no. 7133. 1998.
[5] S. Downes, “Places to Go : Connectivism & Connective Knowledge,” J. Online Educ.,
vol. 5, no. 1, pp. 1–6, 2008.
[6] H. Page, “Connectivism : A Learning Theory for the Digital Age,” Int. J. Instr.
Technol. Distance Learn., vol. 2, no. 2005, pp. 1–9, 2012.
[7] R. Dunn, K. Burke, and J. Whitely, “What do you know about Learning Styles? A
guide for parents of gifted children,” Natl. Assoc. Gift. Child., no. June, pp. 8 – 30,
2000.
[9] A. Y. Kolb and D. a Kolb, “The Kolb Learning Style Inventory — Version 3 . 1 2005
Technical Specifi cations,” LSI Tech. Man., pp. 1–72, 2005.
[10] V. Marcy, “Adult learning styles: How the VARK Learning Styles Inventory can be
used to improve student learning,” Perspect. Physician Assist. Educ., vol. 12, no. 2, pp.
117–120, 2001.
[11] R. Felder and L. Silverman, “Learning and teaching styles in engineering education,”
Eng. Educ., vol. 78, no. June, pp. 674–681, 1988.