Anda di halaman 1dari 11

Lampiran 5.

Satuan Penyuluhan

SATUAN PENYULUHAN (ANEMIA GIZI BESI)

Judul : Penyuluhan Gizi tentang Pencegahan dan Penanggulangan


Anemia Gizi Besi
Sasaran : Siswi SMA
Waktu : 45 menit
Tempat : SMAN 7 Malang

I. TUJUAN
I.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 45 menit, diharapkan siswi
SMAN 7 Malang mampu memahami tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia Gizi Besi.

I.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit diharapkan siswi SMA N
7 Malang mampu :
I.2.1 Siswi dapat menjelaskan definisi anemia gizi besi dengan benar
setelah kegiatan penyuluhan.
I.2.2 Siswi dapat mengetahui akibat dari anemia
I.2.3 Siswi dapat mengetahui penyebab anemia
I.2.4 Siswi dapat mengetahui cara pencegahan anemia dengan benar
tanpa melihat buku.

II. MATERI (terlampir)


2.1 Pengertian anemia
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin
(Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok
orang menurut umur dan jenis kelamin.

2.2 Tanda-tanda anemia


Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L
(Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing, mata
berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit
konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada
muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan (Kemenkes,
2016)
2.3 Diagnosis Anemia
Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. Rematri dan WUS menderita
anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukkan nilai kurang dari 12
g/dL.

Tabel 1. Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur

Populasi Hb normal

6 bln- 59 bln 11

5-11 tahun 11,5

12-14 tahun 12

Wanita tidak 12
hamil <15 tahun

Wanita hamil 11

Laki-laki <13 13
tahun

WHO, 2011

2.4 Perbedaan Anemia dan Kurang Darah


Anemia dan darah rendah adalah 2 hal yang berbeda. Anemia
adalah kurang darah dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih
rendah daripada normal. Pengukuran kadar Hemoglobin dapat
menggunakan Hb meter. Sedangkan Hipotensi adalah tekanan darah
rendah, dimana kerja jantung yang kurang kuat memompa darah ke
seluruh tubuh (hanya 90 mmHg/60 mmHg atau kurang)

2.5 Mekanisme 5L pada Anemia

Kadar Hb menurun

Anemia

Kerusakan transport O2

Metabolisme Menurun
5L
ATP yang dihasilkan
(Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai)
menurun
Energi menurun
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah
merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan
menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh
jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan oksigen dalam
jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya
konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
2.6 Anemia Gizi Besi
Anemia Gizi Besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan
zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah
berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat
kurangnya kadar besi dalam darah.
Hal yang paling berpengaruh terhadap anemia adalah kekurangan
zat besi atau disebut anemia zat besi dengan faktor risiko utama akibat
asupan rendah besi, penyerapan besi yang buruk dari diet tinggi fitat atau
senyawa fenolik, dan periode hidup ketika persyaratan besi sangat tinggi
(yaitu pertumbuhan dan kehamilan (WHO,2008)
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai
pada anemia jenis lain, seperti :
a) Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi lidah mengkilap karena
papil lidah menghilang
b) Glositis : iritasi lidah
c) Keilos :bibir pecah-pecah
d) Koiloniki :kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya
seperti sendok
2.7 Dampak Anemia
1. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah
terkena penyakit infeksi
2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya
oksigen ke sel otot dan sel otak.
3. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja.
Gambar 1. Effect of Iron and Zinc Supplementation on Iron, Zinc and Morbidity Status
of Anemic Adolescent School Girls (10-12 years) in Tangerang District, 2004 dalam
Pedoman Pencegahan Penanggulangan Anemia pada Rematri dan WUS, Jakarta,
2016.

Dampak anemia pada rematri dan WUS akan terbawa hingga dia
menjadi ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan :
1. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak
diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.
2. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayinya.
3. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan
berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini.
4. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.

2.8 Faktor-faktor yang menyebabkan


a. Ketidakcukupan gizi
Penyebab utama anemia karena defisiensi zat besi, adalah
konsumsi gizi yang kurang dan penyerapan yang buruk dari zat
besi,Vitamin B12, Vitamin B6 , dan Vitamin C
b. Peningkatan Kebutuhan
Kebutuhan zat besi, juga mengalami peningkatan kebutuhan yang
cukup besar selama pubertas, pada remaja putri, awal menstruasi
memberikan beban ganda.
c. Malabsorbsi dan peningkatan kehilangan
Infestasi cacing, khususnya cacing tambang dan askaris,
menyebabkan kehilangan zat besi dan malabsorbsi zat besi.

Di Indonesia diperkirakan sebagian besar anemia terjadi


karenakekurangan zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan
makanan sumber zat besi khususnya sumber pangan hewani (besi
heme). Sumber utama zat besi adalah pangan hewani (besi heme),
seperti: hati, daging (sapi dan kambing), unggas (ayam, bebek, burung),
dan ikan. Zat besi dalam sumber pangan hewani (besi heme) dapat
diserap tubuh antara 20-30%.
Pangan nabati (tumbuh-tumbuhan) juga mengandung zat besi
(besi nonheme) namun jumlah zat besi yang bisa diserap oleh usus jauh
lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani. Zat besi
nonhem (pangan nabati) yang dapat diserap oleh tubuh adalah 1-10%.
Contoh pangan nabati sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau tua
(bayam, singkong, kangkung) dan kelompok kacang-kacangan (tempe,
tahu, kacang merah). Masyarakat Indonesia lebih dominan mengonsumsi
sumber zat besi yang berasal dari nabati. Hasil SurveiKonsumsi Makanan
Individu (Kemkes, 2014) menunjukkan bahwa 97,7% penduduk Indonesia
mengonsumsi beras (dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg
zat besi). Oleh karena itu, secara umum masyarakat Indonesia rentan
terhadap risiko menderita Anemia Gizi Besi (AGB).
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus, sebaiknya
mengonsumsi makanan kaya sumber vitamin C seperti jeruk dan jambu
dan menghindari konsumsi makanan yang banyak mengandung zat yang
dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus dalam jangka
panjang dan pendek seperti tanin (dalam teh hitam, kopi), kalsium, fosfor,
serat dan fitat (biji-bijian). Tanin dan fitat mengikat dan menghambat
penyerapan besi dari makanan.

2.9 Anemia pada Remaja Putri


a. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat
besi ±1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari
pada pria
b. Rematri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan
pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat untuk
meningkatkan pertumbuhannya.
c. Rematri seringkali melakukan diet yang keliru yang bertujuan untuk
menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi asupan protein
hewani yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin darah.

2.10 Pencegahan anemia

1. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi

Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola


maka bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan,
terutamasumber pangan hewani yang kaya zat besi (besi heme)
dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu
meningkatkan sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-
heme), walaupun penyerapannya lebih rendah dibanding dengan
hewani. Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya
hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran
berwarna hijau tua dan kacang-kacangan. Untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dari sumber nabati perlu mengonsumsi buah-
buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, jambu.
Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain, seperti tanin,
fosfor, serat, kalsium, dan fitat.

2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi

Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat


gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan
tersebut.Penambahan zat gizi dilakukan pada industri pangan, untuk
itu disarankan membaca label kemasan untuk mengetahui apakah
bahan makanan tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi.
Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia antara lain tepung
terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa snack. Zat besi
dan vitamin mineral lain juga dapat ditambahkan dalam makanan
yang disajikan di rumah tangga dengan bubuk tabur gizi atau dikenal
juga dengan Multiple Micronutrient Powder.

3. Suplementasi zat besi

Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak mencukupi


kebutuhan terhadap zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat
besi. Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka
waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin
secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan
zat besi di dalam tubuh

Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada rematri dan


WUS merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk
memenuhi asupan zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat
dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di
dalam tubuh.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD


dikonsumsi bersama dengan:

1. Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, mangga, jambu


biji dan lain-lain).
2. Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, unggas dan daging.

3 PROSES PENYULUHAN
Alokasi
No Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluh Sasaran
(menit)
1. Penyuluh
mengucapkan salam
kepada siswa
2. Penyuluh 1. Siswa menjawab

memperkenalkan diri salam

dan menyampaikan 2. Siswa

maksud serta tujuan mendengarkan

penyuluhan pengantar dari


3. Penyuluh memberi penyuluh
1 Pembukaan 10 motivasi kepada siswa 3. Siswa menirukan yel-
agar semangat dalam yel yang diajarkan
mengikuti penyuluhan, oleh penyuluh
seperti yel-yel 4. Siswa menerima
4. Penyuluh membagikan
lembaran pre-test
lembar soal yang
dan menjawabnya.
pertama yaitu soal
pre-test dan meminta
siswa untuk
mengerjakannya
1. Penyuluh
1. Siswa mendengarkan
menyampaikan materi
dan memahami
melalui PPT
2. Penyuluh memancing materi yang
pemahaman awal dismpaikan oleh
2 Inti 25 siswa sesuai materi di penyuluh
sela-sela penyuluhan 2. Siswa menjawab
berlangsung pertanyaan yang
3. Penyuluh melakukan
diajukan penyuluh
apersepsi terhadap
siswa
3 Penutup 10 Kesimpulan Kesimpulan
Siswa dan Penyuluh Siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
Evaluasi materi yang telah
1. Penyuluh disampaikan
memberikan lembar Evaluasi
soal yang kedua 1. Siswa menjawab
yaitu soal post-test soal post-test yang
dan meminta siswa telah disediakan
2. Siswa
untuk
berkesempatan
mengerjakannya
2. Penyuluh memberi untuk menanyakan
kesempatan kepada materi yang belum
siswa untuk di mengerti
menanyakan materi Refleksi
yang belum di Siswa memperhatikan
mengerti pesan moral yang
Refleksi disampaikan penyuluh
Penyuluh menyampaikan dari kegiatan
pesan moral dari penyuluhan yang telah
kegiatan penyuluhan dilakukan
yang telah dilakukan Tindak lanjut
Tindak lanjut Siswa diminta untuk
Penyuluh menghimbau menerapakan/merubah
supaya siswa pola makan menuju gizi
menerapakan/merubah seimbang berdasarkan
pola makan menuju gizi materi yang telah
seimbang berdasarkan diberikan
materi yang telah Penutup
diberikan Menjawab salam
Penutup penutup
Memberikan salam
penutup

4 METODE
5 Ceramah
6 Tanya jawab

7 ALAT PERAGA
2. Booklet
3. Slide Power Point
4. Laptop
5. Leaflet

8 EVALUASI
Memberikan soal pada siswi (kuesioner pengetahuan dan sikap siswi)

Anda mungkin juga menyukai