Anda di halaman 1dari 1

Bai'at

Untuk mengamalkan tarekat tersebut melalui tahapan-tahan seperti pertama, adanya pertemuan
guru (syeikh) dan murid, murid mengerjakan salat dua rakaat (sunnah muthalaq) lebih dahulu,
diteruskan dengan membaca surat al-Fatihah yang dihadiahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Kemudian murid duduk bersila di depan guru dan mengucapkan istighfar, lalu guru mengajarkan
lafadz Laailaha Illa Allah, dan guru mengucapkan "infahna binafhihi minka" dan dilanjutkan
dengan ayat mubaya'ah (QS Al-Fath 10). Kemudian guru mendengarkan kalimat tauhid (Laa
Ilaha Illallah) sebanyak tiga kali sampai ucapan sang murid tersebut benar dan itu dianggap
selesai. Kemudian guru berwasiat, membaiat sebagai murid, berdoa dan minum.

Kedua, tahap perjalanan. Tahapan kedua ini memerlukan proses panjang dan bertahun-tahun.
Karena murid akan menerima hakikat pengajaran, ia harus selalu berbakti, menjunjung segala
perintahnya, menjauhi segala larangannya, berjuang keras melawan hawa nafsunya dan melatih
dirinya (mujahadah-riyadhah) hingga memperoleh dari Allah seperti yang diberikan pada para
nabi dan wali.

Tarekat (thariqah) secara harfiah berarti "jalan" sama seperti syariah, sabil, shirath dan manhaj.
Yaitu jalan menuju kepada Allah guna mendapatkan ridho-Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-
Nya. Semua perkataan yang berarti jalan itu terdapat dalam Alquran, seperti QS Al-Jin:16,"
Kalau saja mereka berjalan dengan teguh di atas thariqah, maka Kami (Allah) pasti akan
melimpahkan kepada mereka air (kehidupan sejati) yang melimpah ruah".

Istilah thariqah dalam perbendaharaan kesufian, merupakan hasil makna semantik perkataan itu,
semua yang terjadi pada syariah untuk ilmu hukum Islam. Setiap ajaran esoterik/bathini
mengandung segi-segi eksklusif. Jadi, tak bisa dibuat untuk orang umum (awam). Segi-segi
eksklusif tersebut misalnya menyangkut hal-hal yang bersifat "rahasia" yang bobot
kerohaniannya berat, sehingga membuatnya sukar dimengerti. Oleh sebab itu mengamalkan
tarekat itu harus melalui guru (mursyid) dengan bai'at dan guru yang mengajarkannya harus
mendapat ijazah, talqin dan wewenang dari guru tarekat sebelumnya. Seperti terlihat pada
silsilah ulama sufi dari Rasulullah saw, sahabat, ulama sufi di dunia Islam sampai ke ulama sufi
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Artikel 12
    Artikel 12
    Dokumen1 halaman
    Artikel 12
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 13
    Artikel 13
    Dokumen1 halaman
    Artikel 13
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 19
    Artikel 19
    Dokumen1 halaman
    Artikel 19
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 19
    Artikel 19
    Dokumen1 halaman
    Artikel 19
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 14
    Artikel 14
    Dokumen1 halaman
    Artikel 14
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 12
    Artikel 12
    Dokumen1 halaman
    Artikel 12
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 11
    Artikel 11
    Dokumen1 halaman
    Artikel 11
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 16
    Artikel 16
    Dokumen1 halaman
    Artikel 16
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 12
    Artikel 12
    Dokumen1 halaman
    Artikel 12
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 14
    Artikel 14
    Dokumen1 halaman
    Artikel 14
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 10
    Artikel 10
    Dokumen1 halaman
    Artikel 10
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 13
    Artikel 13
    Dokumen1 halaman
    Artikel 13
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 18
    Artikel 18
    Dokumen1 halaman
    Artikel 18
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 17
    Artikel 17
    Dokumen1 halaman
    Artikel 17
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 06
    Artikel 06
    Dokumen1 halaman
    Artikel 06
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 15
    Artikel 15
    Dokumen1 halaman
    Artikel 15
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 08
    Artikel 08
    Dokumen1 halaman
    Artikel 08
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 07
    Artikel 07
    Dokumen1 halaman
    Artikel 07
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 04
    Artikel 04
    Dokumen1 halaman
    Artikel 04
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 09
    Artikel 09
    Dokumen1 halaman
    Artikel 09
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 05
    Artikel 05
    Dokumen1 halaman
    Artikel 05
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 01
    Artikel 01
    Dokumen1 halaman
    Artikel 01
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 03
    Artikel 03
    Dokumen1 halaman
    Artikel 03
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Tarekat 39
    Tarekat 39
    Dokumen1 halaman
    Tarekat 39
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Tarekat 37
    Tarekat 37
    Dokumen1 halaman
    Tarekat 37
    Rumi
    Belum ada peringkat