intelektual: Mahmud Sami Ramazanoglu (w. 1984), pengganti Syekh Muhammad As'ad.
Mehmed Zahid Kotku (w.1980), keturunan spiritual dari Gumushanevi bersama penggantinya
Esad Gosan (sampai sekarang masih hidup) dan Resit Erol (w. 1994). Kegiatan mengajar para
syekh ini beserta syekh lainnya secara alamiah memiliki pengaruh politik, namun cenderung
mengarah pada pengintegrasian Naqsyabandiyah ke dalam struktur Republik Turki, dan bukan
penolakan terhadap struktur tersebut. Penting dicatat bahwa beberapa pemimpin Naqsyabandiyah
hadir secara menonjol di pemakaman Presiden Turki, Turgut Ozal pada 1993.
Kaum Naqsyabandiyah dalam jumlah dan kekuatan intelektualnya, tidak dapat digambarkan
secara seragam dalam Dunia Islam sekarang ini.
Pengaruh mereka mungkin paling kuat di Turki dan wilayah Kurdistan, dan yang paling lemah
adalah di Pakistan. Pada masa pemerintahan Soviet, pengaruh Naqsyabandiyah sangat terasa
pada gerakan "Islam bawah tahan" di Kaukasus Asia Tengah. Namun, pada akhirnya
pemerintahan Soviet tidak diikuti perkembangan Naqsyabandiyah di permukaan.