Anda di halaman 1dari 1

Akhirnya, Khalidiyah memastikan pula penanaman pengaruh Naqsyabandiyah secara permanen

di dunia Melayu Indonesia. Abdullah Makki mempunyai murid dari Sumatera yaitu Ismail
Minangkabawi. Setelah lama menetap di Makkah, Minangkabawi menetap di Penyengat wilayah
kepulauan Riau. Di sana, ia memperoleh kesetiaan dari keluarga pemerintahan, yang sudah mulai
diperkenalkan pada Naqsyabandiyah oleh Duta-duta pemerintah yang dikirim dari Madinah oleh
Muhammad Mazhhar. Dia juga pergi ke Melayu hingga Kedah, mempropagandakan Khalidiyah
ke mana pun ia pergi. Namun usahanya merupakan rintisan, dan digantikan oleh kegiatan dua
Khalidiyah yang tinggal di Makkah yaitu Khalil Hamdi Pasya dan Syekh Sulaiman Zuhdi.
Kenyataan bahwa kedua orang ini adalah pesaing, saling menuduh bahwa yang lainnya adalah
menyimpang dari prinsip Naqsyabandiyah, menyiratkan betapa dunia Melayu Indonesia menjadi
sumber pengikut yang kaya untuk Naqsyabandiyah. Dalam jangka panjang, Sulaiman Zuhdi
lebih berhasil dari pada pesaingya, hingga Jabal Abi Qubais di Makkah, tempat dia tinggal,
dipandang sebagai sumber seluruh Tarekat Naqsyabandiyah di Asia Tenggara. Di antara murid
ini banyak yang mendirikan Khalidiyah di berbagai tempat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi,
yang paling penting adalah Abdil Wahab Rokan (w. 1926). Beliau dikirim dari Makkah pada
tahun 1868 dengan misi untuk menyebarkan Khalidiyah di seluruh Sumatera, dari Aceh sampai
Palembang -- misi yang beliau dilaksanakan dengan sukses besar adalah dari pesantrennya di
Bab Al-Salam, Lengkat-Tinggal menetap selama tiga tahun di Johor, dan memungkinkan dia
untuk memperluas pengaruhnya lebih jauh ke Semenanjung Malaya.

Praktik Naqsyabandiyah di Dunia Melayu Indonesia sejak dini sangat berbeda dengan adanya
ritual yang disebut dengan suluk, yakni menyendiri dengan jangka waktu yang berbeda-beda dan
sebagian diiringi dengan puasa. Asal usul praktik ini sangat berbeda dengan tradisi
Naqsyabandiyah yang tidak diketahui. Putusnya hubungan dengan Makkah akibat penaklukan
Hijaz oleh kaum Wahabiyah makin menambah ciri khas bagi kaum Naqsyabandiyah di Melayu
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Artikel 12
    Artikel 12
    Dokumen1 halaman
    Artikel 12
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 13
    Artikel 13
    Dokumen1 halaman
    Artikel 13
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 18
    Artikel 18
    Dokumen1 halaman
    Artikel 18
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 19
    Artikel 19
    Dokumen1 halaman
    Artikel 19
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 14
    Artikel 14
    Dokumen1 halaman
    Artikel 14
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 12
    Artikel 12
    Dokumen1 halaman
    Artikel 12
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 19
    Artikel 19
    Dokumen1 halaman
    Artikel 19
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 15
    Artikel 15
    Dokumen1 halaman
    Artikel 15
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 10
    Artikel 10
    Dokumen1 halaman
    Artikel 10
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 13
    Artikel 13
    Dokumen1 halaman
    Artikel 13
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 09
    Artikel 09
    Dokumen1 halaman
    Artikel 09
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 12
    Artikel 12
    Dokumen1 halaman
    Artikel 12
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 17
    Artikel 17
    Dokumen1 halaman
    Artikel 17
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 16
    Artikel 16
    Dokumen1 halaman
    Artikel 16
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 07
    Artikel 07
    Dokumen1 halaman
    Artikel 07
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 14
    Artikel 14
    Dokumen1 halaman
    Artikel 14
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 06
    Artikel 06
    Dokumen1 halaman
    Artikel 06
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 05
    Artikel 05
    Dokumen1 halaman
    Artikel 05
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 03
    Artikel 03
    Dokumen1 halaman
    Artikel 03
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 08
    Artikel 08
    Dokumen1 halaman
    Artikel 08
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 04
    Artikel 04
    Dokumen1 halaman
    Artikel 04
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 01
    Artikel 01
    Dokumen1 halaman
    Artikel 01
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 01
    Artikel 01
    Dokumen1 halaman
    Artikel 01
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Artikel 02
    Artikel 02
    Dokumen1 halaman
    Artikel 02
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Tarekat 39
    Tarekat 39
    Dokumen1 halaman
    Tarekat 39
    Rumi
    Belum ada peringkat
  • Tarekat 37
    Tarekat 37
    Dokumen1 halaman
    Tarekat 37
    Rumi
    Belum ada peringkat