NRI : 120111029
Modul : Nyeri dan Sensasi Nyeri
Kasus 1
Ibu Martha, 45 tahun, adalah ibu rumah tangga yang mengisi waktu luangnya dengan
berjualan yakult keliling. Dua minggu yang lalu ia mengeluh bila berjalan tumit kanannya
terasa sakit. Sakit yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, tidak disertai dengan rasa kram.
Apabila ia minum obat penghilang sakit, ia merasakan sakitnya berkurang. Sakit dirasakan
lagi bila ibu ini banyak berjalan atau berjalan jauh. Sejak sakit, pendapatan ibu ini berkurang.
Kata sulit :-
Kata kunci :
Masalah dasar : ibu Martha, 45 tahun mengeluh tumit kanannya terasa sakit ketika ia banyak
berjalan atau berjalan jauh.
Pertanyaan :
1. Anamnesis
Tanyakan yang dikeluhkan sekarang? Apakah terasa nyeri pada bagian
tumitnya atau terasa di tusuk-tusuk?
Tanyakan penyakit dahulu? Apakah sebelumnya pernah terasa nyeri
sebelumnya?
Tanyakan riwayat konsumsi obat-obatan?
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan inspeksi
Apabila plantar fascitis ini telah lanjut maka penderita cara berjalannya berubah karena
telapak kaki terjadi nyeri yang hebat, sehingga beban tubuh hanya ditumpu pada ujung
telapak kaki (jinjit). Pada umumnya pasien mulai berjalan jinjit karena nyeri tumit namun
dengan berjalan (jinjit) atau dengan kaki bagian depan menyebabkan ketegangan pada
plantar fascia yang lebih menarik tumit dan bisa membuat kondisi ini semakin memburuk
Pemeriksaan palpasi
Penderita biasanya dapat menunjukkan letak rasa nyeri tersebut dirasakan. Pasien dengan
posisi tidur dan rileks dengan kaki terlentang kemudian tangan kiri kita menyanggah kaki
penderita dan tangan kanan melakukan palpasi dengan ibu jari menekan pada plantar
fascianya. Jika penderita mengalami sakit maka kemungkinan pasien ini menderita
plantar fascitis.
Nama : Arsenius Agung Angkawijaya
NRI : 120111029
Modul : Nyeri dan Sensasi Nyeri
Pemeriksaan penunjang :
Foto rongten
MRI
Bone Scan
Pada waktu kita berjalan, semua berat badan kita bertumpu pada tumit yang kemudian
tekanan ini akan disebarkan ke plantar fascia. Sehingga ligamen plantar fascia
tertarik ketika kaki melangkah. Apabila kaki berada dalam posisi baik maka tegangan
yang ada tidak menyebabkan masalah, tetapi apabila kaki berada pada posisi yang
salah atau adanya tekanan yang berlebih maka plantar fascia akan tertarik secara
berlebihan, menjadi tegang dan terasa sakit ringan yang akhirnya inflamasi (plantar
fascitis). Tegang yang berulang juga dapat menyebabkan nyeri ringan dan inflamasi
dalam ligamen. keluhan nyeri juga acap muncul setelah duduk atau berbaring lama.
Keluhan juga bisa muncul setelah kaki menapak ke lantai lagi setelah lama tidak
menapak. Seiring berjalannya waktu, rasa sakit ini bisa mereda pada siang hari.
Intensitas rasa sakit bervariasi, bisa ringan sampai berat.
Sumber bacaan : PDF dari universitas Udayana dengan judul (KOMBINASI INTERVENSI
TERAPI LATIHAN DAN ULTRASOUND (US) LEBIH BAIK DARIPADA MASASE DAN
ULTRASOUND (US) UNTUK PENURUNAN NYERI PADA KONDISI PLANTAR
FASCITIS)
Faktor risiko
Berlebihan kaki pronasi (pes planus)
Berlebihan berjalan
Tinggi lengkungan (pes cavus)
Obesitas (indeks massa tubuh lebih besar dari 30 kg per m2)
lamanya berdiri / pekerjaan berjalan (Mis, personil militer)
lifestyle (gaya hidup)
Nama : Arsenius Agung Angkawijaya
NRI : 120111029
Modul : Nyeri dan Sensasi Nyeri
sumber bacaan : PDF (Diagnosis and Treatment of Plantar Fasciitis, JAMES D. GOFF, DO,
And ROBERT CRAWFORD, MD, Summa Health System, Akron, Ohio)
5. Patofisiologi
Adanya penguluran yang berulang-ulang dari fasia plantaris atau aponeurosis akan
menyebabkan kerobekan mikroskopis jaringan yang disertai tarikan periosteum dari
tulang (calcaneus), sehingga daerah subperiosteum akan bertambah lebar dan terjadi
pembentukan jaringan fibrous yang akan memicu penumpukan kalsium
disubperiosteum, dan selanjutnya terbentuk spur.
6. Manifestasi klinis
Nyeri tumit yang tajam dengan beberapa langkah pertama di pagi hari atau
setelah istirahat/duduk lama
Selai nyeri, pasien mungkin mengeluh kekakuan pada kaki dan pembengkakan
lokal dibagian tumit
Nyeri dapat memburuk dengan berjalan bertelanjang kaki di permukaan keras
atau dengan berjalan menaiki tangga
Pada atlet, nyeri dapat sangat di perburuk oleh berlari
7. Penatalaksanaan
Farmakologi
Methylprednisolon topical
Menurunkan peradangan dengan menekan migrasi dari sel PMN dan menurunkan
permeabilitas kapiler. Obat ini dapat menyebabkan ruptur dan atropi dari lapisan lemak dari
plantar fascia.
NSAID lain
Contohnya Aspirin. Menurunkan respon peradangan dan efek sistemik yang mengawali
terjadinya peradangan selanjutnya.
Non Farmakologi
Operasi
Nama : Arsenius Agung Angkawijaya
NRI : 120111029
Modul : Nyeri dan Sensasi Nyeri
Pada penderita Plantar Fascitis tidak dapat di operasi karena dapat merusak perlekatan
MuskulusGastronemius dengan calcaneus.
Fisioterapi.
Berbagai macam intervensi yang bias diberikan untuk kasus Plantar Fascitis, salah
satunya adalah kombinasi pemberian terapi latihan dan US dengan kombinasi masase dan
US.
sumber bacaan : PDF (Diagnosis and Treatment of Plantar Fasciitis, JAMES D. GOFF, DO,
And ROBERT CRAWFORD, MD, Summa Health System, Akron, Ohio)
EDUKASI
1. Setelah bangun tidur pagi hari hendaknya duduk dengan rileks dengan kaki ditaruh di
lantai
2. Memakai sepatu bertumit rendah antara 2,5-5 cm. Kokoh dan mendukung bagian
tengah dan telapak kaki, pilih kualitas sepatu yang baik dan berkualitas untuk berjalan
dan berlari.
3. Jangan memberikan beban terlalu berat terhadap kaki
4. Pemberian kompres es pada kaki setelah melakukan aktivitas berat
5. Melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan olah raga atau aktivitas yang
berat.
https://bimaariotejo.wordpress.com/2010/04/21/plantar-fascitis/
http://www.flexfreeclinic.com/detail-artikel/plantar-fasciitis-40
9. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada plantar fasciitis yaitu dapat Menyebabkan
keadaan yang menahun yang mengganggu aktivitas rutin sehari hari,selain itu juga
dapat mengakibatkan masalah-masalah di kaki, lutut, paha atau punggung oleh karena
plantar fasciitis dapat mengubah cara berjalan (Widodo,1994).
Sumber bacaan :
http://eprints.ums.ac.id/21290/14/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf