1. Etiologi leukimia tidak didapat e. Sel makrofag
hubungan epidemilogik dengan 6. Organ prekusor, dari neoplasma keadaan tersebut di bawah ini : limfoma limfoblastik sel T ialah a. Sindroma Down a. Bone marrow b. Anemia Fanconi b. Thymus c. Paparan radiasi c. Kelenjar getah bening d. Paparan bahan kimia d. Lien e. Herediter e. Hati (liver) 2. Gambaran sumsum tulang 7. Penilaian salularitas sumsum tersebut di bawah ini khas pada tulang yang abnormal, bila leukimia akut ditemukan pada jaringan sumsum a. Gambaran tulang gambaran selulernya dominasi/monoton sel blas sebagai berikut yang mengalami keganasan a. 30% pada orang usia 80 tahun b. Gambaran hiperseluler sel b. 60% pada usia 30 tahun immature, intermediate, dan c. 80% pada anak usia 12 tahun sel mature d. 70% pada orang usia 60 c. Ditemukan hiperseluler tahun normoblastik e. 50% pada orang usia 40 tahun d. Banyak megakariosit 8. Pada kebanyakan kasus leukimia e. Gambaran perlemakan akut, sumsum tulang menunjukkan 3. Gambaran laboratorium yang a. Hipoplastik SST disebutkan di bawah ini b. Normoseluler SST menunjukkan prognosis jelek dari c. Hiperseluler SST leukimia limfoblstik akut d. Aplastik SST a. Morfologi sel L1 e. Hiposeluler SST b. Jumlah leukosit 80.000/mm3 9. Pada leukimia myeloid kronik c. Trombositopenia (CML) dapat terjadi hiperseluleritas d. Common all di sumsum SEBAB pada CML ini e. Hb rendah terjadi peningkatan megakariosit 4. Klasifikasi limfoma Malignum dan granulosit (A) berdasarkan jenis prekusor sel B, 10. Tujuan rehabilitasi medik adalah prekusor sel T dan limfoma semua pernyataan di bawah ini, Malignum Hodgkin, dapat dikenal KECUALI sebagai a. Mempersingkat masa a. Klasifikasi REAL perawatan b. Klasifikasi Kiel b. Pasien lebih cepat keluar dari c. Klasifikasi Lukes-Collins tempat tidur d. Klasifikasi Rapaport c. Mencegah komplikasi tirah e. Working formulation baring lama 5. Pada jaringan sumsum tulang d. Mencegah kecacatan primer normal dapat ditemukan, KECUALI e. Psikologik lebih baik a. Sel megakariosit 11. Pasien pada leukimia yang masih b. Sel mast dalam perawatan sehingga tidak c. Sel Reed-Stenberg dapat melakukan aktivitas hidup d. Sel eosinofil sehari-hari, dimasukkan dalam 17. Hambatan penggunaan tahap kecacatan kemoterapi pada penderita kanker a. Impairment terjadi akibat b. Disabilitas 1. Toksisitas pada sel normal c. Handicap 2. Tumor solid sangat berespon d. Fatique 3. Kesulitan diagnose e. Muscle weakness 4. Sel kanker tidak harus mati 12. Pasien anak dengan leukimia 100% (B) dimana kondisi tubuh yang lemah 18. Hal-hal yang berhubungan dengan sehingga tidak dapat lagi pergi ke kepekaan anti kanker sekolah, kondisi ini dimasukkan 1. Tidak peka pada sel kanker dalam kecacatan yang mempunyai growth a. Impairment factor rendah b. Disabilitas 2. Sumsum tulang mempunyai c. Handicap growth fraction rendah d. Fatique 3. Growth fraction tumor solid 13. Tanda-tanda leukimia, KECUALI rendah a. Panas, mual, muntah 4. Growth fraction kanker b. Pucat mendadak tanpa deseminated rendah (B) diketahui pasti 19. Keuntungan menggunakan obat c. Gagal ginjal, nyeri antikanker kombinasi yaitu d. Semua salah 1. Mengurangi resisten obat e. Semua benar 2. Meningkatkan daya 14. Karnofsky performance scale mematikan digunakan untuk 3. Mengurangi kerusakan sel a. Menentukan kepekaan sel normal kanker 4. Mempercepat kesembuhan (A) b. Dosis kemoterapi yang akan 20. Bilogic response modifiers bukan diberikan saja digunakan untuk obat c. Menentukan prognosa penyakit antikanker, termasuk didalamnya d. Keadaan umum pasien 1. Busulfan e. Semua salah 2. T hietepa 15. Siklus paling sulit kemoterapi 3. Cipastin memenuhi kanker apabila sel 4. Interferon alfa-2a (D) berada pada 21. Obat kanker mitotic inhibitor a. M adalah golongan yang paling b. S sering dugunakan, termasuk di c. G0 dalamnya d. G1 1. Vinblastin e. G2 2. Docetaxel 16. Strategi mencapai efek maksimum 3. Vincristine kemoterapi yaitu 4. Paclitaxel (E) 1. Pemberian dalam dosis besar 22. Obat antikanker yang digolongkan 2. Pemberian kombinasi dalam metabolit yaitu 3. Pemberian sistemik 1. Cytarabine 4. Mengoptimalisasikan jadwal 2. Fluorouracil pemberian obat (C) 3. Floxuridine 4. Methotrexate (E) 23. Nitrogen mustrad merupakan b. 1 per 100.000 antikanker pertama kali digunakan c. 2,5 per 100.000 dalam klinik, termasuk didalamnya d. 3 per 100.000 1. Cyclophospamide e. 10 per 100.000 2. Chlorambucil 29. Yang merupakan sanctuari site 3. Isofamide penyebaran sel leukimia akut 4. Carmustine (A) adalah 24. Gejala klinis suatu leukimia akut a. Testis dan SSP yang disebutkan dibawah ini b. Hati dan limfa menunjukkan prognosis jelek, yaitu c. Tulang a. Anemia d. Ginjal b. Nyeri tulang e. Paru c. Hipertrofi gingival 30. Tahap pengobatan induksi pada d. Sering panas leukimia akut bertujuan untuk e. Kejang a. Membunuh sel kanker yang 25. Dalam pengobatan leukimia, berada pada daerah sanctuary tercapainya REMISI ditandai site dengan, KECUALI b. Mencegah infeksi a. Hb normal c. Suatu tindakan suportif b. Hanya ditemukan 1-2 sel blas d. Menurunkan sel kanker dalan darah tepi sedini mungkin c. Pemeriksaan fisik normal e. Menjaga agar sel kanker tidak d. Sel blas <5% dalam sutul muncul lagi e. Ditemukan cukup megakariosit 31. Diagnosis pasti dari melofibrosis dalam sutul adalah dengan pemeriksaan 26. Insiden leukimia yang paling sering a. Darah lengkap ditemukan pada anak usia 15tahun b. Pemeriksaan sutul baik adalah aspirasi maupun biopsi a. CML c. Foto tulang belakang b. ALL d. CT scan kepala c. CLL e. Foto kepala d. AML 32. Polisitemia vera disebut juga e. JCML a. Penyakit vasques 27. Tujuan pengobatan tahap b. Polisitemia relatif maintance pada penderita kanker c. Polisitemia absolut adalah d. Polisitemia karena obat-obatan a. Menurunkan sel leukimia e. Polisitemia sekunder serendah mungkin 33. Pada polisitemia vera biasanya b. Membunuh sel kanker pada saturasi oksigen daerah sanctuary site a. Normal c. Mencegah sel kanker muncul b. Menurun kembali c. Meningkat d. Memberantas sel leukimia d. Tidak berubah dalam SSP e. Tergantung keadaan pasien e. Mencegah terjadinya infeksi 34. Terdapat berbagai macam 28. Insiden leukimia pada anak < 15 pengobatan untuk polisitemia vera, tahun adalah yang pertama dilakukan adalah a. 4,1 per 100.000 anak a. Operasi b. Kemoterapi a. Limfoma malignum non c. Lebotomi hodgkin d. Sinar radioaktif b. LM small limfositik e. Sinar gamma c. LM fotikular 35. Terjadinya DIC lebih sering pada d. LM difuse leukimia meloblastik akut jenis e. LM hodgkin a. Leukimia promieloblastik 42. Limfoma malignum large cell, b. Leukimia monoblastik imunoblastik merupakan gambaran c. Eritroleukimia khas dari d. Leukimia mielomonoblastik a. Low grade e. Leukimia eritroblastik b. Intermediate grade 36. Pengobatan kuratif dari suatu c. High grade leukimia mielositik kronik adalah d. Reaksi radang a. Operasi e. Neoplasma benibn b. Kemoterapi 43. Limfoma malignum, difuse small c. Radiasi cleaved cell merupakan d. Transplantasi sumsum keganasan dengan derajat e. Transplantasi tulang a. Low grade 37. Leukimia tidak berhubungan b. Intermediate grade dengan ledakan bom atom adalah c. High grade 1. Leukimia mieloblastik akut d. Reaksi radang 2. Leukimia limfoblastik akut e. Neoplasma jinak 3. Leukimia mieloblastik kronik 44. Mycosis fungoides merupakan 4. Leukimia limfositik kronik (D) kelainan 38. Diagnosis pasti limfoma maligna a. Radang adalah b. Infeksi jamur 1. Anamnesis c. Neoplasma jinak 2. Pemeriksaan fisik d. Limfoma maligna jenis 3. Pemeriksaan laboratorium lainnya 4. Pemeriksaan histologis (D) e. Limfoma maligna hodgkin 39. Multiple mieloma adalah 45. Pernyataan di bawah ini sesuai keganasan dari sel untuk kanker darah dan limfoid, 1. Leukosit KECUALI 2. Eosinofil a. Insidens terbanyak pada usia 3. Trombosit dewasa 4. Plasma (D) b. Mengenai darah, sumsum 40. Gejala dari suatu multiple mieloma tulang, sistem limfatik, dan lien adalah c. Penyebab terbanyak adalah 1. Nyeri tulang faktor genetik 2. Kelemahan umum d. Sering disertai splenomegali 3. Panas e. Tipe leukimia limfositik akut 4. Perdarahan (E) terbanyak pada anak 41. Bila ada pemeriksaan patologi 46. Sel leukemik yang infiltrasi ke anatomi, ditemukan sel Reed- organ tubuh dapat memberikan Stenberg dan populasi sel limfosit, gejala berupa makrofag, eosinofil, dan sel a. Anemi plasma maka secara histopatologik b. Perdarahn merupakan gambaran khas dari c. Infeksi d. Fatique 53. Kegiatan yang termasuk dalm e. Nyeri secondary prevention adalah 47. Tipe kanker darah dank limfoid a. Pendidikan kesehatan yang terbanyak didapatkan pada b. Imunisasi anak adalah c. Lingkungan dan sanitasi a. Leukimia limfosit akut d. Konsul genetika b. Leukimia mieloblastik akut e. Screening c. Leukimia limfositik kronik 54. Kegiatan yang termasuk di dalam d. Leukimia mielositik kronik tertiary prevention adalah e. Lielosis eritremik a. Rumah perawatan jompo 48. Pada kondisi pembengkakan sendi b. Pengendalian rokok pasien dengan leukimia akut, c. Konsul genetika latihan yang dianjurkan adalah d. Semua salah a. Latihan pasif ROM e. Semua benar b. Latihan aktif ROM 55. Prinsip pencegahan adalah c. Latihan bicycle a. Mencegah terjadi sakit d. Latihan jogging b. Mencegah adanya e. Latihan di hidroterapi paparan/exposure 49. Terapis yang melatih aktivitas c. Melindungi populasi yang kehidupan sehari=hari untuk rentan penyandang cacat adalah d. Mencegah transmisi a. Fisioterapis e. Semua benar b. Okupasi terapis 56. Tahap pasca patogenesis dapat c. Psikolog berlajut menjadi d. Social medik a. Sembuh e. Ortotik prostetik b. Berlangsung kronik 50. Untuk mencegah komplikasi tirah c. Cacat baring lama tindakan yang d. Mati diberikan e. Semua benar a. Latihan pernapasan 57. Penanganan penderita kanker b. Latihan lingkup gerak sendi darah biasanya terlambat, anak c. Mengatur posisi yang benar yang ditangani sudah berada pada d. A dan b benar stadium lanut. Sekitar berapa e. A + b + c benar persen ditemukan terlambat? 51. Gejala yang perlu diwaspadai a. 50% untuk kanker darah dan limfoid b. 60% adalah c. 70% 1. Muka pucat d. 80% 2. Demam sumer-sumer e. 90% 3. Nyeri tulang 58. Angka kejadian Ca pada anak 4. Pembengkakan perut (E) relatif jarang dari seluruh Ca pada 52. Penyebab kematian oleh kanker di manusia AS menempati urutan a. 1% a. Ke 1 b. 2% b. Ke 2 c. 3% c. Ke 3 d. 4% d. Ke 4 e. 5% e. Bukan salah satu di atas 59. Pencegahan penyakit kanker poliklinik UNSRAT dan dokter antara lain memberikan obat penisilin. Sang a. Konsumsi vitamin A dosen merasa baikan keesokan b. Konsumsi vitamin C harinya dan mulai bekerja kembali, c. Konsums buah dan sayur sebagai tutor, seperti biasanya. d. Semua benar Sejak 4 hari yang lalu sering e. Semua salah mengeluh hematoma (biru-biru di 60. Faktor resiko kanker adalah kulit, perdarahan kulit seperti a. Genetika/keturunan/herediter dicubit setan) tanpa didahului b. Lingkungan, infeksi trauma sekecilpun. Ia mengaku c. Bahan kimia/obat tidak pernah mimisan (epistaxis), d. Radiasi, makanan, dsb perdarahan gusi, atau petechiae e. Semua benar (bintik-bintik merah di kulit). Pada 61. Penanda CD34 ditemukan positif kunjungannya di poliklinik penyakit pada sel berikut ini dalam RSUP hari ini, sang dosen 1. Mieloblas diharuskan untuk rawat inap agar 2. Neutrofil dapat dievaluasi lebih lanjut, 3. Monoblas berhubung hasil laboratorium 4. Metamielosit (B) sebagai berikut : 62. Morfologi pada sel LLA sesuai klasifikasi FAB yang sesuai Jumlah eritrosit : 3,2 x 1012/L, Hb dengan tipe L3 adalah 9,7 g/dl, Hct 0,31 L/L. 1. Ukuran sel kecil Jumlah trombosit : 31 x 109/L, 2. Bentuk inti reguler, kromatin jumlah leukosit 36,2 x 109/L inti halus terkadang dengan diferential pada evaluasi bergerombol sediaan hapusan darah tepi 3. Anak inti samar-samar, jumlah (SHDT) : ditemukan promielosit (amount) sitoplasma sedikit, 79%, mielosit 9%, limfosit 12%. sitoplasma kurang biru (slight Morfologi eritrosit normositik- basophilia) normokrom. Evaluasi sediaan 4. Vakuolisasi sitoplasma hapus sumsum tulang ditemukan menonjol (C) hiperseluler (predominasi) dengan 63. (onko) gen yang berhubungan konfigurasi init sering berlekuk dengan penyebab LLA sel B atau lobulasi. Granulasi sitoplasma adalah berat dengan multiple Auer rod 1. TC-2, TCR-1 pada beberapa sel imature 2. C-myc tersebut. Pada pewarnaan 3. TCR-1 sitokimia sel-sel imature ini 4. Ig-H (C) menunjukkan reaksi positif kuat Kasus terhadap Sudan-Black, juga estarase spesifik positif dan Seorang dosen laki-laki 34 tahun estarase non spesifik positif suku Minahasa memiliki riwayat dengan inhibisi fluorid sedikit. status kesehatan yang prima sebelumnya. Namun sejak 2 (no 64-66) minggu yang lalu mengeluh nyeri 64. Berdasarkan morfologi dan tenggorokan hebat dan berobat di pewarnaan sitokimia sel-sel imature di atas, diagnosis yang d. Diklasifikasikan sebagai paling mungkin leukimia limfositik akut tanpa a. AML-M2 (LMA dengan diferensiasi maturasi) e. Diklasifikasikan sebagai b. AML-M3 leukimia mielositik akut tanpa c. AML-M4 diferensiasi d. AML-M5 69. Bila ada pemeriksaan sediaan e. AML-M6 hapusan darah tepi (SHDT) /blood 65. Komplikasi paling sering pada smear atau sediaan hapusan leukimia jenis ini adalah sumsum tulang/evaluasi bone a. Gangguan sistem saraf pusat marrow punction/aspirasi (BMP) b. Leukopenia berat pada kasus leukimia akut c. Kegagalan sumsum tulang ditemukan batang Auer (Auer rod) d. DIC (koagulasi intravaskuler pada sitoplasma sel blast dimana-mana) (blastosit) maka jenis leukimia e. Ascites yang paling mungkin adalah 66. Abnormalitas kromosom apa yang a. Leukimia tak berdiferensiasi paling mungkin terjadi pada b. Leukimia limfositik sel B leukimia ini c. Leukimia limfositik sel T a. T(15,17) d. Leukimia mielositik b. Inv(16) e. Limfoma malignum c. T(18,21) 70. Berikut ini adalah jenis leukimia d. T(9,11) kronik tipe limfoid e. T(9,11) a. Leukimia mielomonositik 67. Klasifikasi FAB untuk AML b. Leukimia eritrositik didasarkan pada c. Leukimia megakariositik a. Abnormalitas sitogenetik d. Leukimia sel rambut b. Sitokimia dan morfologi sel e. Leukimia promielositik blas c. Analisis imunofenotip sel blas d. Abnormlitas genetika molekular e. Gejala dan tanda klinis 68. Bila pada kasus leukimia akut ditemukan kesulitan menentukan (difernsiasi) morfologi sel blas, juga hasil sitokimia konvensional negatif, maka kesimpulan yang dapat dilakukan adalah a. Diklasifikasikan sebagai leukimia akut tanpa diferensiasi (undiffertiated acute leukimia) b. Diklasifikasikan sebagai leukimia akut tipe mieloid atau natural killer c. Diklasifikasikan sebagai leukimia akut yang memiliki 2 jenis alur sel atau 2 fenotipe