Anda di halaman 1dari 3

Citra Ayu Ananda

6411418101
Kesehatan Lingkungan 2018
Tugas Toksikologi Dasar
Latihan Soal Pestisida

1. Jelaskan mengapa jumlah cholinesterase dalam tubuh dapat dijadikan indikator


seseorang mengalami keracunan pestisida?
 Jumlah cholinesterase dapat digunakan sebagai indikator diagnose kemungkinan kasus
keracunan organofosfat, dimana dilakukan pemeriksaan cholinesterase pada plasma dan darah
secara terpisah. Apabila terjadi rangsangan yang berlangsung secara terus-menerus sehingga
mengakibatkan gangguan pada tubuh, dimana rangsangan yang ditimbulkan oleh
achetylcholine dapat terhenti dengan kondisi hidrolisa menjadi choline dan asam asetat.
Apabila terdapat pestisida organofosfat atau karbamat dalam tubuh, cholinesterase akan
mengikat pestisida organofosfat serta memunculkan reaksi antara pestisida organofosfat dan
cholinesterase dalam reaksi fosforilasi yang menghasilkan phosphorylated cholinesterase.
Akibatnya, cholinesterase tidak lagi mampu untuk menghidrolisa acethylcholine sehingga
acethylcholine akan tertimbun dalam reseptor. Hal tersebut akan mengakibatkan efek suatu
rangsangan pada syarat choligeneric pada sebelum dan sesudah ganglion. ACh yang berlebihan
akan mengakibatkan tremor, inkoordinasi, kejang-kejang pada SSP. Sedangkan pada syaraf
autonomi akan menyebabkan diare dan urinasisasi.

2. Sebut dan jelaskan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah seorang pekerja
mengalami keracunan pestisida?
 Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah seorang pekerja mengalami keracunan
pestisida, antara lain :
a) Perlindungan Pekerja, dimana pada tahun 1992, Worker Protection Standart memberikan
beberapa panduan tembahan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan mengalami
dampak maupun gangguan akibat penggunaan pestisida. Panduan perlindungan pekerja
yang telah ditetapkan, antara lain :
 Membuat informasi larangan agar yang tidak berkepentingan hendaknya tidak
masuk ke dalam area yang terpapar pestisida (terutama bagi pekerja yang tidak
memakai Alat Perlindungan Diri)
 Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD)
 Pemberian informasi pada pekerja mengenai tempat-tempat yang terpapar pestisida
dan pembatasan waktu kontak
 Bagi para pekerja penyemprot pestisida, disarankan untuk tidak masuk Kembali ke
tempat yang telah disemprot
 Penyediaan air sabun dan handuk untuk pembilasan dan keadaan emergency
 Persiapan untuk keadaan darurat
 Pestisida safety training untuk para pengguna pestisida
 Membaca dengan baik labelling dan catatan tentang aplikasinya serta hygiene
personal

b) Sistem Kerja Tutup, dimana sistem ini membahas tentag pembatasan pekerja untuk
berkontak langsung dengan pestisida sehingga sumber potensi bahaya dapat diisolasi.
Kegiatan sistem kerja tertutup dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya otomatisasi
proses kerja. Adapun ketetntuan sebelum menggunakan pestisida untuk mengetahui
perlindungan dalam menggunakan pestisida, antara lain :
 Menggunakan alat pelindung diri, meliputi masker, sarung tangan, apron atau baju
pelindung, penutup kepala dan sepatu tertutup
 Menggunakan pestisida sesuai dengan takaran
 Menyemprot tidak berlawanan dengan arah angin
 Tidak makan, minum atau merokok saat menggunakan pestisida
 Membaca petunjuk pada kemasan pestisida dan mengikuti sarannya. Gunakan
campuran pestisida sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau
kurang
 Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui
luka
 Pastikan orang yang tidak terlibat dalam penyemprotan berada di tempat aman atau
jauh dari kegiatan penyemprotan pestisida
 Perhatikan konsumsi air putih. Tubuh membutuhkan 2L atau 8 gelas sehari.
Kondumsi air putih yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun melalui
keringan dan air seni akinat paparan pestisida saat bekerja.

c) Program Surveilans Kesehatan, dimana berfungsi sebagai sistem peringatan dini dari
dampak pestisida. Hal ini dilakukan karena surveilans dapat melakukan identifikasi
masalah kesehatan akibat paparan pestisida, menyatakan pola masalah terkait pestisida
dengan formulasi tertentu, menentukan penyebab timbulnya penyakit akibat paparan
pestisida (apakah karena pelanggaran instruksi label, atau kondisi instruksi pada label yang
membingungkan, tidak akurat dll). Dilakukan pula penyelidikan dalam surveilans dapat
digunakan untuk menentukan apakah sebaiknya ada perubahan yang diperlukan terkait
instruksi label, desain produk atau jenias alat pelindung diri (APD) untuk mencegah
penyakit tambahan yang terjadi. Informasi yang dikumpulkan melalui penyelidikam
surveilans dapat digunakan untuk mendeteksi apakah populasi tertentu berada pada risiko
yang lebih besar dan apakah aktivitas beresiko yang selama ini dilakukan dapat mencegah
penyakit. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan biological monitoring
yang pada umumnya hanya berupa pemantauan cholinesterase, serta dilakukan
penelusuran catatan keracunan pestisida di tempat kerja atau melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai