• Racun dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi
makhluk hidup;
• Racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan fisiologis yang dalam dosis
• Sehingga di dalam toksikologi industri yang penting adalah menyatakan seberapa banyaknya
• Toksikologi juga mencakup studi mengenai efek-efek berbahaya yang disebabkan oleh fenomena
fisik.
(Hodgson, 2004: 3)
Klasifikasi Bahan Toksik
Berdasarkan organ targetnya: Hati, ginjal, sistem hematopoetik, dsb.
Polutan:
Sejenis bahan (zat) kimia yang terdapat di lingkungan dalam jumlah
tertentu yang sebagiannya merupakan hasil dari aktivitas manusia—
berupa gas, padatan, cairan—yang dapat mencemari lingkungan (polusi).
Sifat polutan ini dapat merusak secara sementara dan dapat merusak
dalam jangka waktu yang lama.
Kontaminan:
Zat yang hadir dalam lingkungan yang bukan tempatnya atau berada dalam tingkat
yang dapat membahayakan kesehatan (akibat adanya aktivitas manusia); zat (asing)
hadir dalam atau pada material dan mempengaruhi satu atau lebih sifat-sifat bahan.
Kontaminan dapat ditemukan di tanah, tanaman, air, udara, hewan laut, hewan
darat, dan burung.
Istilah Dalam Toksikologi Lingkungan
Toksin:
Racun atau suatu zat tunggal yang dihasilkan dari suatu organisme yang dapat bercampur dengan fisiologis normal.
Sebagian besar toksin termasuk zat eksogenus yang dihasilkan oleh suatu organisme untuk memberikan efek merugikan
terhadap organisme lain.
Venom:
Zat sekresi yang mengandung suatu campuran
zat bioaktif, yaitu enzim,
toksin, neurotransmitter, dll; senyawa organik
kompleks yang mengandung sejumlah besar
senyawa kimia yang bersifat racun, seperti
protein, enzim, polipeptida.
Venom digunakan untuk menangkap mangsa
dan sebagai suatu zat kimia pertahanan untuk
melawan predator lain.
Xenobiotik:
Senyawa kimia yang tidak dihasilkan secara alami dan secara normal dapat menjadi bagian komponen
dari sistem biologi—termasuk di dalamnya adalah pelbagai jenis kontaminan, seperti pestisida, pupuk,
logam yang bersenyawa, zat nuklir, kosmetik, obat-obatan
Farmakokinetik,
Mempelajari kinetika xenobiotik di dalam tubuh organisme, mulai dari portal entri/imisi,
absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi, dan efek/respons tubuh terhadapnya.
(Rasiska, 2013: 25-29)
Proses Toksik di Lingkungan
Fase Eksposure
Cara bagaimana lingkungan terkontaminasi oleh bahan
pencemar, termasuk kondisi sumber pencemar (racun).
Fase Kinetik
fase ketika zat racun mulai menyebar pada
medium fisik, seperti tanah, air dan udara.
Fase Dinamik
fase dimana zat racun sudah mulai berinteraksi dengan
traget serta menimbulkan efek terhadap target atau
reseptor (flora, fauna, ataupun manusia).
Parameter Fase Toksik di Lingkungan
Fase Eksposur
1. Apakah sumber racun tersebar atau tidak.
2. Kondisi sumber tercemar (static sources: industri dan pemukiman
penduduk; mobile sources: transportasi—e. mobil, motor, kereta api,
bus, kapal laut, dll.).
3. Jenis emisi (zat yang dikeluarkan).
4. Jumlah emisi—termasuk frekuensi dan luas yang tertutup oleh emisi.
Fase Kinetik
Beberapa kondisi yang dialami polutan pada fase kinetik
1. Pengikatan di dalam tanah.
2. Tingkat kelarutan di dalam air (pelarutan bahan pencemar).
3. Konversi senyawa secara fisiko-kimiawi.
4. Konversi oleh biologis.
5. Parameter iklim/cuaca (peruraian polutan oleh alam)
Fase Dinamik
Meliputi efek toksisitas [akut dan kronik] dari bahan pencemar
1. Mengenai efek toksisitasnya.
2. Penyerapan polutan oleh organisme.
3. Perpindahan polutan dalam tubuh organisme.
4. Transformasi polutan dalam tubuh organisme.
5. Pengeluaran polutan dari tubuh organisme
Absorbsi-Distribusi-Eksresi
Faktor yang
menentukan laju dan
tingkat absorbsi gas:
kelarutan dari gas
Toksikan gas lebih mudah
diaborbsi dibandingkan
aerosol/partikel karena
saluran pernapasan memiliki
mekanisme pertahanan
antara lain:
1. Saluran pernafasan
atas: lendir dan
aparatus mukosiliar,
fagositosis
Lokasi absorbsi : 2. Saluran pernafasan
bawah: fagositosis dan
Membran kapiler alveolus silia lendir
Sistem Pencernaan
Metode Absorbsi via GIT
Difusi pasif:
Lambung: terutama untuk asam
lemah, non ion, larut lipid.
Usus: basa lemah.
Transport aktif: glukosa, asam amino,
cobalt.
Endositosis: partikel besar pewarna azo
Akan tetapi
penyerapan lewat
jalur ini kecil sekali
sebab struktur ini
hanya merupakan
bagian kecil dari
permukaan kulit
Distribusi
Setelah suatu zat kimia memasuki
darah, zat kimia tersebut
didistribusikan dengan cepat ke
seluruh tubuh.
Mekanisme
transfer toksikan
dari darah ke otak
bukan melalui
pengikatan
protein, sehingga
penetrasi
toksikan ke dalam
tak bergantung
pada daya larut
lipidnya
Toxicant’s Bond & Deposit
Ekskresi urine
Ekskresi empedu
Paru –paru
Jalur lain
Eksresi Empedu
Hati merupakan organ tubuh penting untuk
ekskresi toksikan, terutama untuk senyawa
yang polaritasnya tinggi
Ekskresi toksikan
melalui paru – paru
terjadi karena difusi
sederhana lewat
membrane sel.
Jalur Lain
Ekskresi toksikan lewat air susu ibu (ASI) terjadi melalui difusi sederhana.
Karena air susu bersifat asam senyawa basa akan mencapai kadar yang
lebih tinggi dalam susu dibandingkan dalam plasma dan sebaliknya untuk
yang bersifat asam.
Senyawa lipofilik seperti DDT dan PCB juga mencapai kadar yang lebih
tinggi.
Umumnya, kadar bahan kimia didalam organ sasaran merupakan fungsi
kadar darah. Pengikatan toksikan dalam jaringan akan menambah
kadarnya, sementara barrier jaringan cenderung mengurangi kadarnya.
Oleh karena itu kadar dalam darah lebih mudah diukur, terutama pada
jangka waktu tertentu.
Kadar toksikan dalam darah sering di jadikan parameter dalam darah
meningkat. Sementara itu laju ekskresi, biotransformasi dan ditribusi ke
alat – alat tubuh dan jaringan lain juga bertambah.
Proses Transportasi Toksikan
Redrawn from Hodgson and Levi, eds. Introduction to Biochemical Toxicology, 2nd ed. Norwalk, CT: Appleton & Lange, 1994, p. 12.
For many toxicants, distribution from the blood to tissues is by simple diffusion down a concentration gradient
Proses Transportasi Toksikan
Sistem sirkulasi dan komponen aliran darah bertanggung jawab terhadap transport toksikan
ke target organ.