Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, kelak mereka akan menjadi kader penerus

pembangunan di Indonesia. Pemerintah harus berupaya untuk meningkatan kualitas sumber

daya manusia sejak dini, baik dari segi kesehatan maupun kecerdasan secara sistematis dan

berkesinambungan. Tumbuh kembang anak usia sekolah serta prestasi belajar memerlukan

asupan zat gizi yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Hidayat, 1995 :

597).

Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut

pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan

sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan

menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ-organ dan

sistem tubuh anak. (Judarwanto , 2008).

Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.

Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik atau

fisiologis anak tetapi juga berdampak pada aspek psikologisnya (Supartini, 2004).

Terkait hal di atas, pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun

mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak

energi dan zat gizi dibanding usia di bawahnya. Diperlukan tambahan energi, protein,
kalsium, fluor, zat besi, sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah serta

untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajar saat di sekolah.

Dalam peningkatan konsentrasi belajar yang pada akhirnya dapat membawa dampak

meningkatkan prestasi belajarnya dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah

makan pagi atau biasa disebut dengan sarapan. Makan pagi atau sarapan mempunyai peranan

penting bagi anak sekolah usia 6-14 tahun, yaitu untuk pemenuhan gizi di pagi hari. Apabila

anak-anak terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama

daya ingat anak sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak ke arah yang lebih baik.

Sumber energi awal setiap orang harus memulai hari mereka dengan cukup energi

sebagai modal untuk melakukan aktivitas, dimana pagi hari adalah start awal. Energi yang

kita butuhkan tentunya berasal dari makanan apalagi setelah berjam-jam tidak ada asupan

sama sekali. Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat

berkonsentrasi di sekolah. Sayangnya, banyak anak yang tidak melakukan sarapan pagi,

mereka lebih memilih mengkonsumsi makanan jajanan di luar rumah atau di sekolah yang

kualitas gizinya tidak terjamin. Makanan jajanan diluar seringkali tidak memperhatikan mutu

gizi, kebersihan, dan keamanan pangan. Tidak sedikit masalah yang timbul akibat orang tua

kurang peduli terhadap makanan yang dikonsumsi anak di sekolah.

Makanan yang tidak aman dan tidak bergizi menimbulkan penyakit, seperti diare bahkan

kanker dan dapat mengakibatkan tidak tercapainya angka kecukupan gizi. Sering timbul

masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang.

Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ-organ dan sistem tubuh

anak. Lebih dari sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia menderita gizi kurang

(LIPI, 2004). Berdasarkan data FAO (2006), sekitar 854 juta orang di dunia menderita
kelaparan kronis dan 820 juta diantaranya berada di negara berkembang. Dari jumlah

tersebut, 350-450 juta atau lebih dari 50 % di antaranya adalah anak-anak, dan 13 juta

diantaranya berada di Indonesia (Unilever, PT 2007).

Maka memberikan pendidikan kesehatan kepada anak-anak untuk sarapan sebelum

berangkat sekolah adalah sangat penting. Hal ini bisa dilakukan untuk memotivasi orang tua

agar membiasakan anak dengan pola makan yang baik, memotivasi anak untuk tetap

menyukai jenis makanan yang baru, dan tidak membiasakan anak untuk jajan sembarangan.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang

pengaruh manfaat/efektifitas pendidikan kesehatan tentang pentingnya sarapan pagi pada

anak usia sekolah terhadap kualitas belajar di SD.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Manfaat/Efektifitas

Pendidikan Kesehatan Tentang Pentingnya Sarapan Pagi Pada Anak Usia Sekolah Terhadap

Kualitas Belajar Di SD?”

1.3 Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan tentang Pengaruh Manfaat/Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang

Pentingnya Sarapan Pagi Pada Anak Usia Sekolah Terhadap Kualitas Belajar Di SD

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk memberikan pedoman pendidikan kesehatan pada anak agar mengetahui

pentingnya sarapan pagi dan manfaat yang didapatkan jika melakukan sarapan pagi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Peneliti


Untuk mengetahui bagaimana pengaruh manfaat/efektifitas pendidikan kesehatan tentang

pentingnya sarapan pagi pada anak usia sekolah terhadap kualitas belajar di SD

1.4.2.2 Bagi Responden

Untuk meningkatkan kemampuan pada anak terkait pentingnya sarapan pagi serta

manfaat yang di dapatkan, diharapkan orangtua agar membiasakan anaknya untuk

sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas.

1.4.2.3 Bagi Pendidikan Kesehatan

Untuk lebih mengaplikasikan teori tentang kesehatan anak terutama tentang pentingnya

sarapan pagi pada anak usia sekolah. Dan sebagai data awal untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang pentingnya sarapan pagi pada anak usia sekolah.

Anda mungkin juga menyukai