Anda di halaman 1dari 26

47

BAB III

INVESTOR DALAM REKSA DANA

A. Arti Investasi dan Tujuan Investor Berinvestasi

1. Arti Investasi

Istilah investasi dan penanaman modal sebenarnya tidak memiliki

perbedaan makna secara prinsipil. Dalam berbagai kepustakaan hukum ekonomi

atau hukum bisnis, terminologi investasi dapat diartikan penanaman modal yang

dilakukan secara langsung oleh investor lokal, investor asing, dan penanaman

modal yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing. Untuk yang

terakhir ini dikenal dengan istilah penanaman modal dalam bentuk portofolio

yakni pembelian efek lewat Lembaga Pasar Modal.

Untuk membuktikan bahwa apakah ada perbedaan makna antara

penanaman modal dengan investasi, berikut dikutip berbagai pengertian investasi

antara lain:

a. Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Investasi digunakan istilah investment


(investasi) yang mempunyai arti:
“penanaman modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupaun melalui ventura yang lebih
berorientasi ke risiko yang dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi
dapat pula berarti menunjuk ke suatu investasi keuangan (dimana investor
menempatkan uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk ke investasi
suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari
keberhasilan pekerjaannya.”63
b. Dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, dijelaskan istilah
Investment atau investasi, penanaman modal digunakan untuk:
“Penggunaan atau pemakaian sumber-sumber ekonomi untuk produksi
barang-barang produsen atau barang-barang konsumen. Dalam arti
semata-mata yang bercorak keuangaan, investment mungkin berarti

63
John Downes dan Jordan Elliot Goodman. Op. Cit., hal. 300

47
48

penempatan dana-dana kapital dalam suatu perusahaan selama jangka


waktu yang relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur
dengan maksimun keamanan.”64
c. Dalam Kamus Ekonomi dikemukakan, Investment (investasi) mempunyai
2 makna yakni:
“Pertama. Investasi berarti pembelian saham, obligasi, dan benda-benda
tidak bergerak, setelah dilakukan analisa akan menjamin modal yang
dilekatkan dan memberikan hasil yang memuaskan. Faktor-faktor tersebut
yang membedakan investasi dengan spekulasi. Kedua. Dalam teori
ekonomi investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk di dalamnya
benda-benda untuk dijual) dengan modal berupa uang.”65
d. Dalam Kamus Hukum Ekonomi digunakan terminologi, Investment,
penanaman modal, investasi yang berarti penanaman modal yang biasanya
dilakukan untuk jangka panjang misalnya berupa pengadaan aktiva tetap
perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan.66
e. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, investasi
berarti Pertama, penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau
proyek untuk ditanam.67
f. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal (UUPM) dikemukakan, Penanaman modal adalah segala bentuk
kegitan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun
penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia.68

Dari berbagai pengertian investasi seperti yang dikutip di atas, tampak

bahwa tidak ada perbedaan yang prinsipil antara investasi dan penanaman modal.

Makna dari investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat

digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada suatu waktu

tertentu akan mendapatkan hasil (keuntungan). Dengan kata lain dapat juga

dikatakan investasi adalah penggunaan modal untuk memperoleh tambahan

64
A. Abdurrachman. Op. Cit., hal. 340
65
Winardi. Kamus Ekonomi (Inggris-Indonesia). (Bandung: Alumni, 1982. cet ke 8), hal.
190
66
A. F Elly Erawaty dan J. S. Badudu. Kamus Hukum Ekonomi Indonesia Inggris.
(Jakarta: ELIPS, edisi pendahuluan, 1996), hal. 69
67
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 386
68
Undang-Undang Penanaman Modal, UU. No. 25 Tahun 2007, L.N. No. 67 Tahun
2007, T.L.N. No. 4724. pasal 1 angka 1
49

pendapatan baik melalui investasi yang menghasilkan barang dan jasa maupun

melalui penanaman modal tidak langsung yang menghasilkan capital gain.

Sedangkan pengertian investor dapat kita tinjau dari kutipan beberapa

pengertian investor, diantaranya:

a. Menurut Siswanto Sudomo, investor adalah individu atau unit ekonomi yang

menanamkan tabungannya dalam bentuk aset dengan harapan memperoleh

hasil atau return di masa yang akan datang.69

b. Menurut M. Irsan Nasarudin Investor adalah perorangan atau lembaga yang

menanamkan dananya dalam efek perusahaan tertentu.70

Ada beberapa prinsip yang sangat mendasar yang patut diketahui dan

dipertimbangkan ketika hendak melakukan sebuah investasi. Baik itu investasi

dalam saham, tabungan, obligasi maupun membuka usaha. Prinsip-prinsip

tersebut antara lain:

a. Keterlibatan pribadi dan modal yang diperlukan

Jika ada dua jenis investasi yg nilai investasinya sama, di mana yang pertama

menuntut tanggung jawab dan keterlibatan Anda secara penuh dan kontinyu,

sedangkan yang satunya lagi tidak, maka sangat dianjurkan untuk memilih

jebis investasi yang kedua.71

b. Tingkat pengembalian hasil

Setiap bentuk investasi yang baik selalu memberikan hasil atau keuntungan.

Biasanya dinyatakan dalam hitungan persen per tahun. Semakin tinggi tingkat

pengembalian hasil sebuah investasi maka semakin baik untuk dipilih.

69
Siswanto Sudomo, Op. Cit, hal. 5
70
M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, Op.Cit, hal. 165
71
Ali Arifin. Op. Cit., hal. 5
50

Meskipun demikian harus diperhatikan juga modal awal yang diinvestasikan.

Jika modal investasinya sama maka yang dipilh yaitu investasi yang tingkat

pengembaliannya lebih tinggi. Satu hal lagi, tidak cukup bila hanya melihat

tingginya pengembalian hasil sebuah investasi, melainkan harus juga

membandingkannya dengan pengembalian hasil dari investasi yang sejenis.72

2. Tujuan Berinvestasi

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang

sama, yaitu mendapatkan capital gain dan dividen. Capital gain adalah

keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih

antara nilai jual yang lebih tinggi.dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. 73

Apabila harga jual lebih rendah dari harga beli saham, maka investor akan

menderita kerugian atau disebut capital loss. Sedangkan dividen adalah sebagian

keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.74

Selain memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan investasi

yang berbeda, yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan

keuntungan jangka panjang. 75 Investor membeli pada pagi hari dan segera

menjual pada hari yang sama atau dalam beberapa hari berikutnya. Investor

semacam ini lebih tepat disebut spekulator atau day trader. Investor yang

sebenarnya adalah yang membeli saham untuk jangka waktu yang panjang, yaitu

untuk disimpan dan dijual setelah beberapa bulan.

72
Ibid., hal. 7
73
Pandji Anoraga. Pengantar Pasar Modal. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001). hal . 60
74
Ibid.
75
Mohamad Samsul, Op. Cit., hal. 160
51

Tujuan investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi

pada pemilihan analisis yang teknis yang berbeda. Tujuan investasi jangka pendek

lebih tepat jika menggunakan analisis teknis sedangkan untuk tujuan jangka

panjang lebih tepat menggunakan analisis fundamental.76

a. Analisis Teknis

Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang

digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari

grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan

pasar, sekuritas, atau masa depan komoditas yang akan dipilih dalam

berinvestasi.77

b. Analisis Fundamental

Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan.

Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana

operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi mili investor. Apakah

sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak, dan sebagainya.

Karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari

perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya akana

berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan juga risiko

yang harus ditanggung.78

Bermain saham memerlukan analisis dan analisis yang baik membutuhkan

informasi-informasi yang cepat dan akurat. Semakin cepat sebuah informasi maka

76
Ibid.
77
Pandji Anoraga. Op. Cit., hal 108
78
Ibid., hal. 109
52

semakin baik. Sumber-sumber informasi untuk analisis saham dapat diperoleh

dari sesame investor, berita-berita di media massa baik cetak maupun elektronik.

Para investor yang masuk ke pasar modal berasal dari bermacam-macam

kalangan masyarakat, sedemikian banyak investor bermacam-macam pula tujuan

mereka masuk bursa. Tujuan utama tentu ingin meraih keuntungan atau paling

tidak mempertahankan kekayaan mereka. Apabila ditinjau dari tujuan mereka

menjadi investor, maka dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok:79

a. Kelompok yang bertujuan memperoleh dividen

Kelompok ini memilih perusahaan-perusahaan yang sudah stabil. Keadaan

perusahaan yang sedemikian menjamin kepastian adanya keuntungan yang

relatif stabil. Dari keuntungan yang stabil ini diharapkan pula adanya dividen

yang stabil pula. Harapan utama kelompok ini adalah mendapatkan dividen

yang cukup dan terjamin setiap tahun. Bagi kelompok investor ini pembagian

dividen lebih penting daripada keinginan untuk mendapatkan kenaikan dari

harga saham. Biasanya investor tipe ini adalah orang-orang atau lembaga-

lembaga yang mengharapkan penghasilan tetap, seperti: pensiunan, pengelola

dana pensiun, dan asuransi. Karena latar belakang yang demikian, maka

investor kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan saham di Bursa.

b. Kelompok dengan tujuan berdagang

Biasanya di bursa terjadi fluktuasi harga saham. Dapat bergerak naik ataupun

bergerak turun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran.

Perubahan harga tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian kalangan

79
M. Irsan Nasarudin & Indra Surya, Op.Cit., hal. 170
53

investor untuk mengambil posisi sebagai pedagang dengan memperjualbelikan

saham-saham di bursa. Kelompok ini membeli saham dengn tujuan utamanya

untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli dengan hrga jual.

Pendapatan mereka bersumbet dari keuntungan jual beli saham tersebut.

Mereka harus kuat dalam melakukan analisa, tidak hanya atas analisa ekonomi

dan kondisi suatu perusahaan, tetapi juga pengaruh-pengaruh eksternal seperti

politik, keamanan, sosial, dan peristiwa-peristiwa tertentu yang biasanya harga

saham sangat sensitife pada hal-hal yang demikian. Mereka membeli pada saat

harga saham sangat menurun dan melepas kembali pada saat harga meningkat.

Aktivitas mereka membuat pasar bergairah. Hal ini berbeda dengan investor

yang bertujuan memperoleh dividen. Mereka yang berjiwa pedagang itu dapat

pergi secara individu atau membentuk perusahaan yang bergerak dalam

bidang perdagangan efek.

c. Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan

Kelompok ini yang terpenting buat mereka adalah keikutsertaan mereka

sebagai pemilik perusahaan dan mereka cenderung memilih saham perusahaan

yang mempunyai reputasi yang telah teruji. Dan tidak terlalu tertarik dengan

fluktuasi harga saham yang baik turun. Kelompok ini biasanya berasal dari

golongan menengah yang kehidupannya sudah mapan dan tujuan utama

mereka adalah investasi jangka panjang.

d. Kelompok Spekulator

Kelompok ini lebih tertarik kepada perusahaan-perusahaan yang baru dan

belum berkembang, tetapi diprediksi akan berkembang dengan baik. Pada


54

setiap kegiatan pasar modal spekulator mempunyai peranan untuk

meningkatkan aktivitas pasar dan meningkatkan likuiditas saham. Pada

dasarnya spekulator dalam mengambil keputusan atas pertimbangan dan

informasi-informasi dari berbagai aspek untuk memperhitungkan risiko yang

dihadapi, sehingga terhindar dari keputusan tanpa perhitungan. Dalam hal ini

memang diperlukan keberanian mengambil risiko. Kelompok ini cocok untuk

orang muda yang dinamis dan cepat tanggap terhadap setiap perkembangan

situasi.

B. Investor Domestik dan Investor Asing

Investor adalah pihak yang terpenting yang berperan di dalam kegiatan

pasar modal. Bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal

adalah keberadaan investor. Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia

adalah investor domestik dan asing, perorangan dan institusi yang mempunyai

karakteristik masing-masing. Perkembangan pasar modal tidak lepas dari

kebutuhan dan pengaruh dari investor.

Saat ini investor asing lebih aktif memainkan peranannya untuk

mengungkapkan kebutuhan dan kepentingannya, investor domestik lebih banyak

bersikap pasif mengikuti investor asing. Semua pihak yang terlibat seyogyanya

mampu mengkondisikan investor dengan informasi mengenai kebijakan dan

penerbitan peraturan perundang-undangan. Secara universal, pasar modal

bertumpu pada tiga hal yaitu pendapatan, likuditas, dan keamanan investasi.
55

Ototritas pasar modal dan para pihak yang terlibat dalam industri pasar

modal bekerja sama untuk mewujudkan ketiga hal tersebut dalam pasar modal

Indonesia, sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

1. Investor Domestik

Kehadiran investor domestik di pasar modal sangatlah diharapkan, karena

hanya dengan investor domestik yang kuat akan mendukung pasar modal yang

stabil dan tidak mudah dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu, seperti investor

asing yang dengan mudah memindahkan investasinya.

Perkembangan investor domestik di Indonesia belumlah dapat

dibanggakan, karena masih jauh dari yang diharapkan. Dapat digambarkan dengan

jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 230 juta jiwa, tetapi yang terlibat

berinvestasi di pasar modal kurang dari 1%. Dapat dibandingkan dengan Negara-

negara tetangga di kawasan ASEAN. Contoh Malaysia, dengan penduduk 20 juta

jiwa, jumlah pemodal domestiknya mencapai 7 juta orang, berarti 35%.

Bayangkan jika investor domestik Indonesia cukup 20% saja, maka sudah

menjadi kekuatan yang luar biasa.80

Hal ini harus menjadi pemikiran semua pihak agar Pasar Modal Indonesia

dapat sejajar dengan pasar modal lain. Tren di pasar modal di Negara-negara yang

sudah maju ataupun sudah berkembang memiliki kecenderungan bahwa kegiatan

industri sekuritas diarahkan kepada kegiatan bisnis yang mirip dengan perbankan

yaitu penggarapan yang sangat sensitif atas pasar ritel melalui penyediaan jasa

yang variatif dan kompetitif dan berkualitas tinggi serta ditunjang oleh jaminan

80
Ibid., hal. 167
56

keamanan investasi yang dapat dipercaya. Untuk menggarap lebih banyak

pemodal domestik, industri efek perlu mengikuti langkah yang dilakukan oleh

industri perbankan yaitu melalui perluasan jaringan bisnis (networking) dengan

inovasi-inovasi produk yang menarik agar lebih banyak investor domestik

mengalihkan investasinya ke pasar modal dengan tingkat profit yang lebih

kompetitif.81

Untuk itu perlu adanya terobosan-terobosan baru yang memungkinkan

pasar lebih cepat berkembang dengan jalan:82

a. Perlu diperoleh dukungan politik pemerintah untuk menciptakan pasar yang

fair dan efisien melalui:

1) Prioritas pengembangan pasar termasuk insentif bagi pemodal domestik.

2) Pembendahan institusi pengawas pasar modal sehingga lebih independen

dan disegani oleh pasar.

3) Penerapan aturan hukum yang lebih baik, sejajar dengan Negara maju

lainnya.

b. Mempercepat pembendahan industri perbankan. Karena kaitannya dengan

paar modal sangat besar, maka masalah rusaknya sistem perbankan akan

mempengaruhi integritas pasar.

c. Pembentukan Cooperate Governance, ini sangat vital kalau diinginkan adanya

pasar terbuka dan memberikan perlindungan pada masyarakat.

Sesuai dengan salah satu cita-cita yang sudah diikrarkan oleh pasar modal

Indonesia adalah menjadikan pasar modal Indonesia yang terbesar di kawasan

81
Putu Gede Ary Suta, Op. Cit., hal 331
82
Ibid, hal. 334
57

Asia Tenggara pada tahun 2020 nanti. Hal ini dapat tercapai dengan pengarahan

dan sosialisasi yang luas tentang pasar modal. Dengan target mengiring investor

domestik berduyun-duyun berinvestasi di pasar modal.

2. Investor Asing

Masih banyaknya persoalan politik dan ekonomi yang terjadi di Indonesia,

serta penegakan hukum yang lemah, tidak adanya jaminan keamanan (Country

Risk) yang memadai membuat banyak sekali investor asing mundur dari pasar

modal. Setiap negara yang ingin mencapai kemajuan seperti yang telah dialami

oleh negara maju harus memahami cara-cara yang telah ditempuh oleh Negara

maju. Setiap negara berkembang akan saling berlomba mendapatkan investor

internasional untuk mencapai kemajuan yang diidamkan.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh investor internasional

untuk melakukan investasi di suatu negara, yaitu pra-kondisi, adalah 83 1)

Stabilitas politik; 2) Konsistensi penegakan hukum; 3) Sistem dan prospek

ekonomi; dan 4) Keadilan sosial.

a. Stabilitas Politik

Tolak ukur stabilitas politik bagi investor internasional antara lain:84

1) Pergantian pemimpin negara tanpa gejolak berdarah.

2) Pergantian pemimpin negara sesuai masa jabatan.

3) Tidak terjadi konflik antara pemerintah dan lembaga wakil rakyat.

4) Pemilihan Umum berjalan dengan aman.

83
Mohamad Samsul, Op. Cit, hal. 5
84
Ibid
58

5) Tidak sering terjadi demonstrasi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM), organisasi buruh atau mahasiswa terhadap pemerintah atau

lembaga wakil rakyat.

Suatu negara yang mengalami gejolak berdarah setiap kali terjadi

pergantian pemimpin, mengalami pencopotan pemimpin negara sebelum waktu

jabatan habis, mengalami konflik berkepanjangan antara pemerintah dan wakil

rakyat, mengalami pemilihan umum yang kacau dan berdarah, serta mengalami

demonstrasi yang sangat sering, merupakan cermin bahwa negara tersebut tidak

stabil politiknya.85

Kelima indikator di atas dapat memberikan arah penilaian mengenai

kondisi politik suatu Negara apakah tergolong stabil ataukah labil. Apabila

investor menilai bahwa kondisi politik tidak stabil, maka rencana investasi tidak

akan jadi dilaksanakan atau akan dipindahkan ke negara lain yang memiliki

stabilitas politik lebih baik.

b. Konsistensi Penegakan Hukum

Investor internasional sebelum masuk ke suatu negara akan terlebih dahulu

mencari informasi melalui lembaga riset investasi internasional untuk mengetahui

tentang pelaksanaan hukum di negara yang akan dituju. Informasi tersebut

menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan untuk

berinvestasi di negara yang akan dituju atau tidak. Lembaga-lembaga seperti

Political and Economic Risk Consultancy (PERC) di Hongkong atau Standard

85
Ibid., hal.6
59

and Poor atau Moody’s di Amerika Serikat, adalah lembaga yang memberikan

informasi tentang situasi hukum di suatu negara.86

Beberapa indikator berikut ini mencerminkan penegakan hukum yang

tidak konsisten:87

1) Sering terjadi demonstrasi oleh LSM berlatar belakang hukum.

2) Pergantian rezim pemerintahan dibarengi dengan pergantian undang-

undang.

3) Pemerintah baru membatalkan perjanjian yang dibuat oleh pemerintah

sebelumnya.

4) Membatalkan perjanjian internasional secara sepihak karena tekanan

publik.

5) Vonis hukum berkekuatan hukum tetap selalu melalui tahapan yang

panjang dan peninjauan kembali tanpa batas waktu sehingga menjadi

berkekuatan tidak tetap atau tidak ada kepastian hukum.

6) Revisi undang-undang dilakukan dalam tempo yang singkat

Penegakan hukum yang tidak konsisten dapat dengan mudah diketahui

oleh masyarakat investor secara luas melalui jaringan media komunikasi televisi

atau internet diseluruh dunia. Masyarakat investor internasional enggan

berinvestasi dalam suatu negara yang pelaksanaan penegakan hukumnya tidak

konsisten, atau tidak pasti. Negara yang berhasil menegakkan hukum hukum

secara adil, baik bagi warga domestik maupun warga asing, perusahaan dalam

negeri maupun perusahaan patungan asing, akan menjadi pilihan utama bagi

86
Ibid.
87
Ibid.
60

investor untuk memasuki negara tersebut guna melakukan investasi baik di sektor

riil maupun keuangan.

c. Sistem dan Prospek Ekonomi

Investor internasional akan menilai sistem dan prospek ekonomi dengan

memperhatikan kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Investor

juga akan menilai berbagai sistem seperti perbankan, teknologi informasi,

komputerisasi, sistem komunikasi, tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat

pertumbuhan ekonomi, nilai rupiah terhadap valuta asing, pasar modal, pasar

berjangka, kustodian sentral, dan setelman sentral. Investor akan memberikan

perhatian khusus pada hal-hal berikut ini:

1) Risiko Valuta Asing

Nilai mata uang lokal yang selalu lemah terhadap valuta asing akan sangat

merugikan investor asing. Negara yang selalu mendevaluasi mata uangnya

mencerminkan lemahnya nilai mata uang lokal. Kekuasaan atau kelemahan nilai

mata uang lokal bisa dnegan mudah diketahui dari daftar kurs yang dapat dipantau

di seluruh dunia. Investor asing akan memasuki suatu negara dengan membawa

mata uang yang bernilai kuat dan ketika kembali pulang, juga akan menghitung

dengan nilai mata uang mereka. Investor yang berinvestasi di negara yang nilai

mata uang lokalnya lemah akan menanggung risiko yang amat besar.

2) Devisa Bebas

Investor asing lebih menyukai system devisa bebas daripada pembatasan

devisa. Dengan sistem devisa bebas investor dapat bebas memasukkan devisa ke

dalam suatu negara dan mengirim keluar devisa dari negara tersebut tanpa harus
61

meminta izin terlebih dahulu dari otoritas berwenang. Hasil investasi yang

dilakukan oleh investor asing setiap tahun dapat ditransfer ke negaranya tanpa

harus mengurus izin transfer. Indonesia termasuk negara yang menganut azas

devisa bebas, sehingga merupakan salah satu poin yang menarik investor asing.

3) Kualitas Pasar Modal

Investor ingin mengetahui kelengkapan pasar modal yang ada di suatu

Negara seperti: undang-undang pasar modal, mekanisme perdagangan, jenis efek

yang diperdagangkan kapitalisasi pasar, custodian sentral, dan setelmen sentral.

Sementara itu, beberapa indikator pasar modal modern adalah:88 (a) Mekanisme

perdagangan sudah tanpa warkat (scripless trading); (b) Terdapat Pasar Kesatu,

Pasar Kedua, Pasar Ketiga, dan Pasar Keempat; (c) Jumlah jenis saham dan

obligasi yang diperdagangkan sangat banyak dan kapitalisasi pasar sangat besar;

(d) Terdapat lembaga central custodian dan central clearing; (e) Efek yang

disimpan di central custodian sudah atas nama investor bukan atas nama

perusahaan broker (street name); (f) Tidak ada diskriminasi aturan dalam

kepemilikan saham.

Indonesia sampai saat ini memiliki karakteristik pasar modal modern,

yaitu: scriples trading, remote trading, kliring penjaminan efek Indonesia (KPEI),

custodian sentral efek (KSEI), dan lending borrowing. Scripless Trading berarti

bahwa perdagangan dilakukan tanpa penyerahan fisik saham, melainkan hanya

melalui proses pemindahbukuan rekening efek (book entry system) dari rekening

efek penjual ke rekening efek pembeli. Remote Trading adalh perdagangan efek

88
Ibid., hal. 7
62

yang dapat dilakukan dari luar gedung bursa, karena sistem perdagangan sudah

terintegrasi antara jaringan elektronik di kantor broker dan gedung Bursa Efek.

Bahkan remote trading dapat dilakukan antar kota-kota besar tempat kantor

broker berada. KPEI merupakan lembaga berbentuk Perseroan Terbatas yang

bertugas menyelesaikan transaksi Anggota Bursa dan menjamin kepastian bahwa

yang beli dapat saham dan yang jual dapat uang. KSEI juga merupakan lembaga

berbentuk Perseroan Terbatas yang bertugas menyimpan efek dan mengurus

penerimaan dividen tunai atau yang bersangkutan dengan corporate action yang

dilakukan emiten.89

4) Fasilitas hedging

Berkaitan dengan risiko investasi yang dapat terjadi di pasar modal,

sebagian investor memandang perlu untuk melakukan hedging (lindung nilai).

Bagi investor internasional hedging meliputi: kerugian perdagangan efek dan

kerugian valuta asing. Di negara-negara yang termasuk kategori negara

berkembang, fasilitas hedging diselenggarakan oleh futures market atau options

market yang memperdagangkan stock index dan valuta asing. Sementara negara

yang tidak memiliki sarana futures market atau options market lebih sulit

mengharapkan kedatangan investor internasional.90

5) Sistem Ekonomi

Negara harus menganut sistem ekonomi yang jelas, sistem ekonomi

komunis ataukah sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi komunis adalah

sistem ekonomi yang dimiliki, digerakkan, dan diatur oleh negara, sementara

89
Ibid., hal. 8
90
Ibid
63

rakyat bekerja untuk negara. Sistem ekonomi kapitalis berarti bahwa pihak swasta

berhak memiliki dan menggerakkan roda perekonomian, sedangkan negara

bertindak sebagai penguasa yang memiliki kekuatan untuk mengatur sector

swasta. Kekuasaan yang dimiliki negara untuk mengatur peran pihak swasta

bertujuan agar dapat menciptakan keadilan ekonomi guna mencapai kemakmuran

yang merata bagi seluruh rakyat.

Ketidak jelasan sistem ekonomi yang dianut akan menghambat

perkembangan ekonomi itu sendiri, karena setiap kebijakan yang diambil

pemerintah akan sering ditentang dan digoyang oleh lawan politiknya atau oleh

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagian masyarakat masih ada yang

menentang sistem kapitalis walaupun masyarakat itu sendiri adalah kapitalis. Hal

ini dapat terjadi karena masyarakat tidak dapat membedakan atara kapitalis dan

kolonialis. Latar belakang sejara bangsa Indonesia sebagai bekas jajahan Belanda,

yang telah menanamkan rasa benci mendalam terhadap kolonialis yang menganut

sistem kapitalis, telah mengakibatkan sebagian rakyat Indonesia tidak dapat

membedakan antara kolonialis dan kapitalis. Kesenjangan ekonomi antara yang

kaya dan yang miskin telah berakibat disalahkannya sistem kapitalis, padahal

kesalahan tesebut merupakan kesalahan para pemimpin negara yang tidak dapat

atau gagal menciptakan pemerataan kemakmuran. Penentangan system kapitalis

tampak dalam bentuk demonstrasi missal yang dapat diliput oleh media

elelktronika dan tersebar ke seluruh dunia. Tentu saja, kondisi ini tidak menarik
64

investor internasional untuk memasuki negara yang sebagian rakyatnya masih

menentang sistem ekonomi pasar yang sedang berlaku.91

d. Keadilan Sosial

Kesenjangan sosial anggota masyarakat yang kaya dan yang miskin sangat

berpengaruh terhadap keamanan suatu negara. Apabila jurang perbedaan antara

masyarakat yang kaya dan yang miskin terlalu jauh, maka akan timbul

kecemburuan sosial yang berujung pada kerusuhan sosial dan pada akhirnya

membuat investasi di negara tersebut menjadi tidak aman. Negara bertugas

mengurangi jurang perbedaan tersebut dan wajib berusaha memeratakan

kemakmuran dan keadilan sosial.

Investor internasional lebih senang berinvestasi di negara yang rakyatnya

mengalami kemakmuran merata, karena keamanan investasinya lebih terjamin.

Indikator ketidakadilan sosial tampak jelas di masyarakat: maraknya perampokan,

penodongan, pencurian, penipuan, perumahan kumuh semuanya mencerminkan

bahwa kondisi sosial masyarakat sangat rendah. Sensus penduduk Indonesia yang

dilakukan pada tahun 2000 menyatakan bahwa 80 persen rakyat Indonesia tidak

tamat sekolah dasar, yang mencerminkan kondisi kemiskinan masyarakat secara

luas. Tingkat pengangguran yang tinggi juga merupakan cerminan dari

kemiskinan yang sedang terjadi. Kondisi sosial yang rendah merupakan bom

waktu yang munculnya kerusuhan sosial yang lebih dashyat yang dapat

menghancurkan nilai investasi dengan seketika. Investor internasional kurang

tertarik memasuki suatu negara yang sebagian besar rakyatnya masih miskin.

91
Ibid
65

Investor lebih senang memasuki negara yang rakyatnya tidak menganggur, punya

rumah, dapat membiayai sekolah anaknya, tidak ada penodongan, tidak ada

perampokan, tidak ada pencurian, tidak ada penipuan, tidak ada kerusuhan, dan

tidak ada demonstrasi.92

C. Hal-hal yang Menyebabkan Investor Merugi dalam Reksa Dana Saham

Selain keuntungan yang dapat diberikan kepada investor dalam investasi

pada Reksa Dana Saham, juga ada beberapa risiko yang dapat mendatangkan

kerugian bagi para investor tersebut. Karena, dalam melakukan setiap investasi

akan selalu timbul risiko kerugian. Walaupun sudah melakukan strategi

diversifikasi portofolio investasi dengan cara menyebarkan risiko secara

berimbang, investasi di Reksa Dana Saham tetap menimbulkan potensi risiko

kerugian.

Risiko-risiko tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:93

1. Risiko menurunnya Nilai Aktiva Bersih/Net Asset Value (NAB/NAV) Saham.

Penurunan NAB/NAV saham dapat disebabkan oleh harga pasar dari

instrument investasi yang dimasukkan ke dalam portofolio Reksa Dana

mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal.94

Pertumbuhan kinerja NAB/NAV Reksa Dana yang meningkat terus-menerus

bukan jaminan bahwa nilai NAB Reksa Dana tidak akan mengalami

penurunan atau kerugian di kemudian hari.

92
Ibid., hal. 9
93
Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal. 21
94
Ibid., hal. 22
66

Penyebab penurunan harga harga pasar portofolio investasi Reksa Dana dapat

disebabkan oleh banyak hal, diantaranya akibat kinerja bursa yang memburuk,

terjadinya kerugian Emiten, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu,

dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.95

2. Risiko Likuiditas.

Likuiditas merupakan salah satu syarat penting dalam melakukan investasi

agar pengelolaan dana dapat dilakukan secara maksimal. Tanpa adanya

likuiditas, investor dapat mengalami kesulitan dana dalam bentuk kerugian

tunai akibat tidak dapat menjual portofolio investasinya. Pemilik Reksa Dana

yang akan menjual kembali sahamnya diharapkan dapat menerima uang

secepat mungkin. Potensi risiko likuiditas dapat terjadi apabila pemegang

saham pada salah satu Manajer Investasi tertentu melakukan penarikan dana

dalam jumlah besar pada hari dan waktu yang sama. Dengan kata lain,

Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-

besaran) atas saham Reksa Dana.

Penundaan pembayaran atau kesulitan likuiditas dapat dialami oleh pihak

Manajer Investasi dan bank pembayar apabila belum terdapat dana yang

cukup pada hari penarikan secara besar-besaran tersebut. Hal ini bisa terjadi

apabila pemegang saham Reksa Dana melakukan penjualan kembali

(redemption) kepada satu Manajer Investasi dalam jumlah yang cukup besar.96

95
Sapto Rahardjo. Panduan Investasi Reksa Dana. (Jakarta; PT Elex Media Komputindo,
2004). hal 5.
96
Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal 22
67

Situasi ini dapat terjadi bila terdapat faktor sentimen negatif yang luar biasa

sehingga mempengaruhi nasabah Reksa Dana untuk melakukan penjualan

kembali saham Reksa Dana. Faktor tersebut diantaranya berupa situasi politik

dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan

beberapa Emiten publik yang saham atau obligasi yang menjadi portofolio

Reksa Dana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi

sebagai Pengelola Reksa Dana tersebut.97

3. Risiko Pasar.

Risiko pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami

penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar

obligasi secara drastis. Keadaan ini biasa disebut dengan kondisi bearish,

yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami

penurunan harga yang sangat drastis.98 Risiko pasar yang terjadi secara tidak

langsung akan mengakibatkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang ada pada

saham Reksa Dana akan turut mengalami penurunan.99

4. Risiko Default.

Jenis risiko default ini merupakan kategori risiko yang paling fatal. Risiko

default terjadi, misalnya jika pihak Manajer Investasi membeli obligasi yang

Emitennya mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar

bunga atau pokok obligasi tersebut.100

97
Sapto Rahardjo, Op. Cit., hal. 37
98
Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal 23
99
Sapto Rahardjo, Op. Cit., hal. 39
100
Gunawan Widjaja, Op. Cit.
68

Untuk menghindari risiko default, pihak Manajer Investasi biasanya

melakukan seleksi peringkat (rating) obligasi yang layak dijadikan portofolio

investasi Reksa Dana mereka. Seleksi ini akan menghasilkan daftar jenis

obligasi yang masuk dalam peringkat “investment grade” dan layak dijadikan

portofolio Reksa Dana.101

D. Perlindungan Hukum Bagi Investor

Kepercayaan dan kredibilitas pasar merupakan hal utama yang harus

tercermin dari keberpihakan sistem hukum pasar modal pada kepentingan investor

dari perbuatan-perbuatan yang dapat menghancurkan kepercayaan investor. Selain

itu, Undang-Undang Pasar Modal memberdayakan pemegang saham minoritas

untuk tidak diabaikan kepentingan oleh siapa saja termasuk pemegang saham

mayoritas. Keberpihakan hukum kepada pemegang saham dan investor dapat

dilihat dari penegakan hukum pasar modal oleh otoritas pasar modal, yakni

Bapepam-LK di dalam menangani kasus pelanggaran dan kejahatan. Dengan

adanya penegakan hukum, kepastian hukum akan terjamin. Penegakan hukum

tidak semata-mata bermakna secara yuridis, tetapi juga mengandung maksud

pembinaan.

Menurut I Putu Gede Ary Suta, ada beberapa alasan yang mengharuskan

adanya perlindungan kepada investor yaitu:102

a. Kesenjangan pemilikan saham (equity gap).

101
Sapto Rahardjo, Op. Cit., hal. 41
102
I Putu Gede Ary Suta. Menuju Pasar Modal Modern, (Jakarta: Yayasan SadStaria
Bhakti, 2000), hal. 93-94
69

Pada umumnya, Komposisi kepemilikan saham perusahaan yang telah go

public masih belum seimbang antara pendiri (founder) dengan pemegang

saham publik. Sekitar 70% saham masih dikuasai oleh pendiri (founder)

dan 30% sisanya dimiliki oleh publik (investor). Perbedaan komposisi

kepemilikan tersebut menyebabkan investor memiliki posisi yang lemah.

Oleh karena itu, Bapepam-LK harus mengeluarkan aturan main yang

memberikan perlindungan kepada investor.

b. Akses terhadap informasi dan financial resources oleh pendiri (founder).

Hingga saat ini, posisi dewan komisaris dan direksi dari perusahaan masih

didominasi oleh pendiri (founder) yang otomatis mempunyai akses

informasi dan keuangan yang lebih cepat dan lancar dibandingkan dengan

investor.

Selain itu, terdapat perbedaan ekspektasi antara investor dan emiten,

yakni:

a. Investor menginginkan full disclosure sedangkan emiten cenderung

menerapkan disclosure yang sangat terbatas.

b. Investor menginginkan informasi yang tepat waktu, sedang emiten

mengharapkan dapat mengurangi biaya penyebaran informasi atau

penerbitan laporan.

c. Investor menginginkan data atau informasi yang rinci dan akurat,

sedangkan emiten mengharapkan dapat memberikan informasi secara

garis besar saja.


70

Perlindungan investor merupakan hal yang krusial karena pada banyak

negara ditemukan bukti adanya praktek penyalahgunaan (expropriation) atas

sumber-sumber daya perusahaan yang berlangsung secara ekstensif. Tindakan

expropriation yang dilakukan oleh pengelola perusahaan berupa manipulasi laba,

penjualan asset yang tidak fair, praktek transper pricing tidak semestinya,

penyertaan angota keluarga tidak berkualitas dalam jajaran perusahaan,

pembayaran gaji atau kompensasi yang berlebihan pada eksekutif79 dan lain-

lainnya.

Perlindungan yang dimaksudkan tidak untuk memberikan ganti rugi bagi

investor yang mengalami kerugian oleh karena misalnya terjadi penurunan harga

saham di bursa, akan tetapi lebih dikaitkan dengan pemberian informasi yang

lengkap, akurat dan up to date kepada para investor. Dengan informasi ini

diharapkan para investor dapat mengetahui keadaan perusahaan yang go public

dan keadaan pasar yang penting artinya sebagai bahan di dalam mengambil

keputusan investasi.

Penegakan hukum yang konsisten terhadap emiten yang melakukan

pelanggaran peraturan diharapkan menjadi pendorong bagi emiten untuk selalu

mematuhi ketentuan dan mempertimbangkan kehati-hatian dalam melakukan

usahanya. Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan kredibilitas pasar modal di

mata investor sekaligus merupakan tanggung jawab emiten sebagai perusahaan

publik.103

103
Bapepam, Strategi Pengembangan Pelaku Pasar Modal: Cetak Biru Pasar Modal
Indonesia 2000-2004, Bapepam, Jakarta, 2000.
71

Penegakan hukum tidak boleh terlepas dari kerangka keadilan, karena

kalau tidak penegakan hukum malah akan menjadi counter prodouctive, yang

pada gilirannya akan menjadi boomerang bagi perkembangan pasar modal

Indonesia. Bagi investor sebaiknya membekali dirinya dengan pemahaman yang

mencukupi sebelum mengambil keputusan untuk melakukan transaksi efek.

Prospectus dan laporan berkala dan insidentil menjadi pedoman bagi investor

untuk dapat melihat dan mempertimbangkan pengambilan keputusannya.

Selain itu, Bapepam-LK secara tidak langsung berupaya agar pemegang

saham mengetahui dan mempergunakan hak di dalam melindungi kepentingannya

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang Perseroan

Terbatas mendorong pemegang dan investor untuk aktif memantau perkembangan

dan kegiatan perseroan. Undang-undang Perseroan Terbatas pun memberikan

perlindungan kepada pemegang saham minoritas seperti dalam Pasal 54 ayat (1),

Pasal 55, Pasal 66 ayat (2), Pasal 67, Pasal 110 ayat (3), Pasal 117 ayat (1) huruf

b. Pemegang saham minoritas berhak untuk mendapatkan harga saham yang

sesuai dengan harga pasar jika ia tidak setuju dengan kebijakan perseroan, atau

pemegang saham independen berhak untuk ikut menentukan kebijakan perseroan

melalui Rapat Umum Pemegang Saham berkenaan dengan transaksi yang

mengandung benturan kepentingan tertentu.

Undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya memotivasi

pemegang saham untuk aktif dalam memantau, memutuskan kebijakan perseroan.

Pelanggaran keterlambatan dan kelalaian meminta persetujuan pemegang saham

diancam hukuman administratif dan denda yang cukup besar. Bapepam selalu
72

berusaha untuk menyempurnakan dan mengejar perkembangan di pasar modal

guna memberikan perlindungan kepada pemegang saham, namun begitu, pada

akhirnya sumber daya manusialah yang menjadi faktor penentu tegak tidaknya

peraturan-peraturan yang ada.

Kemampuan dan profesionalisme aparat Bapepam dalam menghadapi

white collar crime sangat menentukan efektivitas penegakan hukum di bidang

pasar modal. Koordinasi vertikal dengan sesama aparat penegak hukum maupun

koordinasi horizontal dengan para pengambil keputusan tentu perlu ditingkatkan,

sehingga dapat tercipta tekad dan persepsi yang sama dalam menghadapi berbagai

permasalahan dalam praktik. Kerja sama dengan sesama regulator adalah sesuatu

yang penting untuk terus dijaga dan ditingkatkan.

Kedewasaan dan kematangan para investor dalam melakukan aktivitas di

bidang pasar modal terus-menerus dituntut, jangan terlalu rentan terhadap rumor

dan isu yang diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, serta

semakin terlatih dalam menganalisis risiko investasi dan membaca hal-hal yang

semula tidak dapat diprediksi menjadi sesuatu yang dapat diolah dan mampu

mengambil keputusan yang tepat dan aman.

Anda mungkin juga menyukai