Anda di halaman 1dari 12

1.

Latar Belakang Revolusi industri


Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh sistem feodalisme yang
mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifunia (pertanian tertutup). Hubungan
perdagangan antara Eropa dengan dunia timur (Timur Tngah dan Asia lainnya) tertutup setelah
perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang islam abad ke 8 sampai abad ke 14.
Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali.
Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat
pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem.

Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home
industry). Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang
mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada
pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya, Gilda roti, Gilda sepatu, Gilda
senjata, dll. Sejak 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa Utara
yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan Hansa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha
perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri.

Revolusi ini ditandai dengan penyebaran pencerahan, kebeerhasilan para filsuf dan karya-
karya mereka. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi
dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Dengan adanya bahan mentah yang
melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan
yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis
abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan
pemilik kapal. Inilah awal dari perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang
kemudian memunculkan revolusi industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi
meluas juga pada dunia produksi.
2. Revolusi industri

2.1 Pengertian Revolusi Industri


Revolusi industri merupakan suatu perubahan secara cepat dibidang ekonomi yaitu dari
kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan
mentah menjadi bahan siap pakai. Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich dan Louis
Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke 19. Revolusi yang pertama terjadi di Inggris sekitar
tahun 1760.

2.2 Faktor penyebab revolusi industri


Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu
pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene
Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian
lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The
French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

 Selain faktor diatas adapun faktor-faktor lain penyebab revolusi industri :


1. Terciptanya stabilitas politik.
2. Inggris kaya bahan tambang, misalnya batu bara, bijih besi, timah, wol.
3. Penemuan baru dibidang tekhnologi mempermudah cara kerja dan meningkatkan
hasil produksi.
4. Majunya pelayaran dan perdagangan yang dapat menyediakan modal besar untuk
bidang usaha.
5. Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru
(hak paten), sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah.
6. Adanya arus urbanisasi sebagai akibat Revolusi Agraria di pedesaan.

2.3. Tahapan Revolusi Industri


 Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap, Yaitu :
1. Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannya teknik kuno, yaitu
penggunaan uap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau batu bara.
Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-18.
2. Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin bermotor
yang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini terjadi di Amerika
Serikat dan Jerman pada abad ke-19.
3. Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati berbahan bakar
atom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di Amerika Serikat dan Uni Soviet pada
abad ke-20

Revolusi Industri mendorong peningkatan penggunan mesin-mesin sehingga terjadi efisiensi


dalam produksi batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang oleh adanya pembangunan
jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem perbankan serta perkreditan.

2.4 Tahap-tahap perkembangan industri :


Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan
perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang
punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam
perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut.
1. Domestic System
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para pekerja
bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan
diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah
diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian,
majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil.
Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.
2. Manufactur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar
majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah
manufactur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian
belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan
sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih
akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang
yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
3. Factory System
Tahap factory system sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di
daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut
untuk untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko
tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya
(buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya untuk dipasarkan.

2.5 Dampak adanya revolusi industri

Revolusi industri telah menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris.
Revolusi Industri memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk Inggris antara
lain sebagai berikut.

3 Bidang Sosial
Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah urbanisasi
besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Kota-kota
besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat tinggal
yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan
majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin. Kemiskinan
berakibat langsung pada meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada minuman keras.
Dampak lain adalah pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan
kesejahteraan.

4 Bidang Ekonomi
Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang ekonomi ditandai dengan pembangunan daerah-
daerah industri dilakukan secara besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap
munculnya kota-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan
kota-kota industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri berkembang.
Perkembangan pesat dalam bidang industri ternyata tidak hanya bersifat kuantitas melainkan
juga berpengaruh terhadap kualitas barang industri yang meningkat tajam. Revolusi industri
telah banar-benar mendorong warga Inggris untuk memperbaiki segala sesuatu berhubungan
dengan hasil pekerjaan mereka.

5 Bidang Politik
Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik antara lain, (1) munculnya kaum borjuis sebab
kemajuan industri melahirkan orang-orang kaya baru yang merupakan penguasa industri. (2)
Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme. (3) Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya
mengembangkan imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah jajahan,
bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya. (4) Berkembangnya liberalisme
yang awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi
Industri. Dalam menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat berpengaruh.
Bagi Indonesia, revolusi induestri memiliki dampak tersendiri. Revolusi Industri
menimbulkan adanya imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga
kerja murah, dan pasar bagi hasil-hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep
liberalisme. Hal ini mengimbas pada negara-negara koloni, seperti juga wilayah-wilayah di Asia
yang menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk Indonesia.
Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di Indonesia (1811
– 1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di Indonesia. Kebijakan yang
diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem ekonomi uang, memberlakukan pajak
sewa tanah untuk memberi kepastian siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib,
menghapus kerja rodi, serta menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke
tangan Belanda, dibuat perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan
perdaganganbebas.

6 Dampak negatif Revolusi Industri

Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris yaitu upah buruh yang
murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan
kejahatan.
Buruh anak banyak ditemukan pada masa Revolusi Industri, walaupun sebelum masa
Revolusi Industri telah berkembang. Anak - anak dipaksa bekerja dengan gaji yang kecil dan
pendidikan yang minim. Beberapa jenis kekerasan juga terjadi di tambang batu bara dan industri
tekstil. Kejadian ini terus terjadi hingga terbentuknya undang - undang pabrik Factory Acts di tahun
1234 dan 1994 yang melarang anak dibawah 9 tahun untuk bekerja, anak dilarang bekerja pada
malam hari dan jam kerja 12 jam per hari untuk anak dibawah 18 tahun.

Tempat tinggal pada masa Revolusi Industri beraneka ragam dari kondisi rumah yang sangat
baik dan pemilik yang makmur hingga perumahan sempit di daerah perkumuhan. Rumah kumuh ini
menggunakan toilet bersama serta keadaan lingkungan yang kurang bersih. Berbagai macam
penyakit juga kerap terjadi seperti wabah kolera, cacar air.

Proses Revolusi Industri


Revolusi industry 1.0
Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850. Saat itu terjadi perubahan secara
besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta
memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi
generasi 1.0 melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin.
Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil
mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi
peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.

Pada tahun 1800-an, mesin mesin bertenaga air dan uap dikembangkan untuk membantu para
pekerja. Seiring dengan meningkatnya kemampuan produksi, bisnis juga tumbuh dari pemilik usaha
perorangan yang mengurus sendiri bisnisnya dan atau meminta bantuan tetangganya sebagai pekerja.

– Mulai: Abad ke 18

– Tanda: Pembuatan alat yang memiliki mekanika (Mesin), tenaga air dan uap

– Deskripsi: Alat alat dengan basis tenaga air dan uap mulai dikembangkan untuk membantu proses
produksi. Setelah kapasitas produksi meningkat, bisnis juga mulai berubah. Dari bisnis yang diurus
oleh satu orang atau kelompok kecil menjadi sebuah organisasi yang memiliki pimpinan, manajer, dan
pekerja yang melayani pelanggan.
Revolusi Industri 2.0

Revolusi Industri 2.0, juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi adalah sebuah fase pesatnya
industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi Industri 1.0 yang berakhir pertengahan
tahun 1800-an, diselingi oleh perlambatan dalam penemuan makro sebelum Revolusi Industri 2.0
muncul tahun 1870. Meskipun sejumlah karakteristik kejadiannya dapat ditelusuri melalui inovasi
sebelumnya di bidang manufaktur, seperti pembuatan alat mesin industri, pengembangan metode
untuk pembuatan bagian suku cadang, dan penemuan Proses Bessemer untuk menghasilkan baja,
Revolusi Industri 2.0 umumnya dimulai tahun 1870 hingga 1914, awal Perang Dunia I. Revolusi industri
generasi 2.0 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam
(combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang,
dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan.

Pada awal abad ke-2.0, listrik menjadi sumber utama kekuasaan. Penggunaan listrik lebih efektif dari
pada tenaga uap atau air karena produksi difokuskan ke satu mesin. Akhirnya mesin dirancang
dengan sumber daya mereka sendiri, membuatnya lebih portebel.
Dalam periode ini juga melihat perkembangan sejumlah program managemen yang memunginkan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manufaktur. Pembagian kerja, dimana setiap pekerja
melakukan sebagian dari pekerjaan total, meningkatkan prduktivitas. Produksi barang secara masal
menggunakan jalur perakitan menjadi hal biasa. Insinyur mekanik amerika frederick
taylor memperkenalkan pendekatan untuk mempelajari pekerjaan guna mengoptimalkan metode
pekerja dan tempat kerja Terakhir, prinsip manufaktur yang tepat waktu dan ramping semakin
memperhalus cara perusahaan manufaktur dapat meningkatkan kualitas dan output mereka.

– Mulai: Awal abad 20

– Tanda: Tenaga Listrik sebagai sumber utama

– Deskripsi: Desain mesin mengalami perubahan menyesuaikan dengan sumber tenaga baru yaitu
listrik. Mesin memiliki sumber tenaga masing – masing sehingga mesin dengan mudah dapat dipindah
– pindahkan, namun masih dikontrol oleh manusia. Dalam hal manajemen bisnis juga mengalami
perkembangan, yang memungkinkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi fasilitas industri.
Terbentuknya divisi – divisi pekerjaan dimana setiap pekerja bekerja hanya dalam bagian tertentu
dari seluruh proses pekerjaan. Sehingga konsep produksi skala besar dengan menggunakan pekerja
yang berbaris (assembly lines) untuk menyelesaikan sebuah total pekerjaan yang ada.
Revolusi Industri 3.0

Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Indusri 3.0. Proses revolusi
industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey sebagai proses pemampatan
ruang dan waktu. Ruang dan waktu seamkin terkompresi. Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0,
yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil
membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital
sekarang mengusung sisi kekinian (real time). Selain mengusung kekinian, revolusi industri 3.0
mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer. Praktik bisnis pun mau tidak mau harus
berubah agar tidak tertelan zaman. Namun, revolusi industri ketiga juga memiliki sisi yang layak
diwaspadai. Teknologi membuat pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin ketimbang
manusia. Apalagi mesin canggih memiliki kemampuan berproduksi lebih berlipat. Konsekuensinya,
pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan. Selain itu, reproduksi pun mempunyai kekuatan
luar biasa. Hanya dalam hitungan jam, banyak produk dihasilkan. Jauh sekali bila dilakukan oleh tenaga
manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir abad ke-20, penemuan dan pembuatan perangkat elektronik, seperti
transistor dan, kemudian, chip sirkuit terintegrasi, memungkinkan untuk lebih mengotomatisasi
mesin-mesin individual untuk melengkapi atau mengganti operator. Periode ini juga melahirkan
pengembangan sistem perangkat lunak untuk memanfaatkan perangkat keras elektronik. Sistem
terintegrasi, seperti perencanaan kebutuhan material, digantikan oleh alat perencanaan sumber daya
perusahaan yang memungkinkan manusia untuk merencanakan, menjadwalkan, dan melacak arus
produk melalui pabrik. Tekanan untuk mengurangi biaya menyebabkan banyak produsen
memindahkan komponen dan operasi perakitan ke negara-negara berbiaya rendah. Perpanjangan
dispersi geografis menghasilkan formalisasi konsep manajemen rantai pasokan.

– Mulai: Akhir abad 20

– Tanda: Perangkat elektronik, otomatisasi alat, komputer

Pinterest.com

– Deskripsi: Dalam tahap inilah berbagai komponen elektronika ditemukan, mulai dari transistor, IC
chips yang memungkinkan untuk mengembangkan mesin yang tidak memerlukan operator manusia.
Disini juga terjadi perkembangan perangkat lunak yang mendukung perangkat keras elektronik.
Proses bisnis juga semakin berkembang dan lebih terstruktur mulai dari tahap perencanaan oleh
manusia, jadwal dan aliran proses produksi. Disini juga mulai memperhatikan penekanan biaya
produksi, sehingga demi mengurangi biaya produksi maka konsep pemindahan pabrik ke Negara
dengan biaya rendah mulai dilakukan. Konsep distribusi dalam wilayah geografi yang lebih luas juga
dilakukan dengan membuat sebuah aturan dalam distribusi produk.

Revolusi Industri 4.0

Lalu Pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi
(disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan
incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan
matinya perusahaan-perusahaan raksasa.

Lebih dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan,
namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini
ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh
dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan
bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil. Kalau kita
perhatikan tahap revolusi dari masa ke mas timbul akibat dari manusia yang terus mencari cara
termudah untuk beraktifitas. Setiap tahap menimbulkan konsekuensi pergerakan yang semakim cepat.
Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan umat manusia

Pada abad 21, Industri 4.0 menghubungkan Internet Of Things (IOT) dengan teknik manufaktur
untuk memungkinkan sistem berbagi informasi, menganalisanya, dan menggunakannya untuk
memandu tindakan cerdas. Ini juga menggabungkan teknologi mutakhir termasuk manufaktur aditif,
robotika, kecerdasan buatan dan teknologi kognitif lainnya, material canggih, dan augmented reality,
menurut artikel “Industri 4.0 dan Ekosistem Manufaktur” oleh Deloitte University Press.
Perkembangan teknologi baru telah menjadi pendorong utama pergerakan ke Industry 4.0. Beberapa
program yang pertama kali dikembangkan pada tahap akhir abad ke-20, seperti sistem eksekusi
manufaktur, kontrol lantai toko dan manajemen siklus hidup produk, merupakan konsep
berpandangan jauh ke depan yang tidak memiliki teknologi yang dibutuhkan untuk membuat
implementasi lengkapnya menjadi mungkin. Sekarang, Industri 4.0 dapat membantu program-
program ini mencapai potensi penuh mereka.

– Mulai: Abad 21

– Tanda: Cyber Physical System, Internet of Things, Jaringan


Liputan6.com

– Deskripsi: Dengan ditemukannya Internet menjadi dasar dari terbukanya gerbang revolusi Industri
4.0. Terciptanya sebuah jaringan yang menghubungkan komunikasi antar manusia dan alat. Teknologi
internet of Things dimana memanfaatkan internet untuk membuat sistem dapat membagikan
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan yang memerlukan analisa
cerdas. Pembuatan robot, kecerdasan buatan, teknologi kognitif seperti virtual reality dan lain
sebaginya. Model bisnis juga sudah berubah dengan memanfaatkan teknologi, baik itu untuk jual –
beli, manajemen manusia maupun perusahaan.

Begitu besar dampak perkembangan peradaban manusia mengikuti revolusi industri hingga yang ke 4
ini. Bagi kalian yang ingin menjadi seorang wirausaha atau pebisnis sebaiknya jangan enggan untuk
memahami teknologi, khususnya teknologi informasi sebagai basis dari usaha kalian. Bahkan
Kemenristekdikti sudah mengarahkan perguruan tinggi untuk mulai menyesuaikan kurikulum
pendidikan dengan Revolusi industri 4.0 – semua jurusan- lho, seperti Big Data, Data Analyse,
Pemrograman, Kecerdasan Buatan, dan lain – lain!

Dampak Revolusi Industri

Revolusi industri telah menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris.
Revolusi Industri memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan ilmu
pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk Inggris antara lain
sebagai berikut :

a. Bidang Sosial Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah
urbanisasi besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik.
Kota-kota besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat
tinggal yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek
pemerasan majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin.
Kemiskinan berakibat langsung pada meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada
minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan
kurangnya jaminan kesejahteraan.
b. Bidang Ekonomi Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang ekonomi ditandai dengan
pembangunan daerah-daerah industri dilakukan secara besar-besaran. Revolusi industri juga
berpengaruh terhadap munculnya kota-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan
Birmingham. Kemunculan kota-kota industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika
industri berkembang. Perkembangan pesat dalam bidang industri ternyata tidak hanya bersifat
kuantitas melainkan juga berpengaruh terhadap kualitas barang industri yang meningkat tajam.
Revolusi industri telah banar-benar mendorong warga Inggris untuk memperbaiki segala sesuatu
berhubungan dengan hasil pekerjaan mereka.
c. Bidang Politik Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik antara lain, (1) munculnya kaum
borjuis sebab kemajuan industri melahirkan orang-orang kaya baru yang merupakan penguasa
industri. (2) Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme. (3) Munculnya imperialisme modern,
yaitu upaya mengembangkan imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari
tanah jajahan, bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya. (4) Berkembangnya
liberalisme yang awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan
Revolusi Industri. Dalam menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat
berpengaruh.

Dampak Revolusi Industri di Indonesia

Bagi Indonesia, revolusi induestri memiliki dampak tersendiri. Revolusi Industri menimbulkan adanya
imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja murah, dan pasar bagi hasil-
hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep liberalisme. Hal ini mengimbas pada negara-
negara koloni, seperti juga wilayah-wilayah di Asia yang menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk
Indonesia. Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di Indonesia (181-
1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di Indonesia. Kebijakan yang
diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem ekonomi uang, memberlakukan pajak sewa tanah
untuk memberi kepastian siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib, menghapus kerja rodi,
serta menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke tangan Belanda, dibuat
perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan perdagangan bebas.

Sumber : https://ivoox.id/revolusi-industri-dari-1-0-hingga-4-0/
https://www.zonasiswa.com/2015/07/revolusi-industri-latar-belakang-proses.html

evolusi Industri 1.0 1800 - 1900 Mesin uap, kereta api Revolusi Industri 2.0 1900 - 1960
Telpon, mobil Revolusi Industri 3.0 1960 - 2010 Internet, smartphone Revolusi Industri 4.0
2010 - Robot, artificial intelligence 4 revolusi yg rajut sejarah peradaban manusia......

Rujukan Revolusi 1.0, 2.0, 3.0, 4.0

Revolusi dapat diartikan sebagai perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat
dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat (KBBI). biasanya diawali oleh sebuah
penemuan yang berdampak besar. James Watt (1736) menemukan mesin uap, tetiba seluruh mesin
menggunakan benda asing ini dibanding tenaga binatang, menggantikan seluruh aspek berlabel
“pesawat sederhana” . Johaness Guttenberg (1436) bahkan jauh sebelumnya mengenalkan alat yang
bisa memperbanyak coretan di media 2D. Sungguh berhasil menggantikan “ahli bacem” zaman itu
hingga gulung tikar. Mesin Cetak. inilah Revolusi Industri 1.0 (RI 1.0).
Revolusi Industri 4.0 (wikipedia, 2018)

Industrie 2.0 (RI 2.0) diawali oleh duet Michael Faraday (Penemu Listrik) dan Samuel Morey (Mesin
Pembakaran Internal). keduanya berkolaborasi tidak langsung mewujudkan mesin produksi massal.
Masa inilah yang dikenal sejarah sebagai Revolusi Industri itu sendiri. Produksi skala kota pun sudah
melampaui geografis pada masa ini. korek api produksi Belanda bisa kita temukan di Indonesia.
Hingga terciptalah kota-kota industri. Bahkan industrialisasi telah memberikan “undangan” bagi
fenomena urbanisasi dan pembelaan terhadap para buruh. Birmingham City berubah menjadi Kota
Pabrik dengan langit tak kunjung cerah dan membuat mutasi genetik spesies kupu-kupu putih
menjadi hitam (Biologi XI IPA KTSP). Pada masa inilah Bapak Perencanaan Kota, Patrick Geddes,
muncul. berlatar belakang Zoologist, beliau memberikan bencmark pertama dalam merencanakan
kawasan yang humanis dimana semua makhluk dapat hidup berdampingan. Industri 2.0 banyak
memberi masukan bagi perkembangan perkotaan ke depannya. dari Frederick Le Play hingga Piagam
Athena.

Revolusi 3.0 (RI 3.0), Umat manusia tidak lagi terpaku untuk memikirkan tiga bencana terbesar
(Kelaparan, Penyakit, dan Perang-Homo Deus). karena ketiganya mampu ditekan secara significant.
Masa munculnya Nerd yang mengubah dunia. Larry Page, Sergey Brin, Warren Buffet, Bill Gates,
hingga Rising Stars Mark Zuckerberg. Namun tidak begitu halnya dengan perkembangan perkotaan
yang justru semakin menantang. Revolusi Digital adalah saat jarak bukan lagi menjadi pembatas.
Negara-negara Asia Timur menghegemoni. Komputerisasi dan Automatisasi meledak dimana-mana.
Smart City mulai berkembang sebagai pilihan kota-kota dunia.

September 2018,

Dan kita berada di permulaan Industrie 4.0 (RI 4.0). masa dimana emas lebih murah dari informasi
dalam Big data, imajinasi dan daya kreasi terakumulasi dalam Augmented Reality, sistem kerja yang
mampu berfikir dan belajar sendiri dalam Artificial Intelligence. Jaringan global dengan CyberSecurity
dan Storage Clouds yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja dalam hitungan detik. hingga E-sport
yang telah menjadi cabang olahraga baru yang diakui dan dipertontonkan dalam Asian Games Jakarta
-Palembang 2018. inilah era Teknologi Disruptif!!!

Dan Itulah Revolusi. ia “cepat” dan “menyentuh pokok-pokok” kehidupan masyarakat. hingga
berdampak pada perkembangan kota sebagai intersect layer-layer kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai