III - 1
Berdasarkan data realisasi pada Tahun 2011 s/d 2015
maka dapat diketahui rata-rata pertumbuhan dan komposisi
realisasi pada kurun waktu tersebut yaitu sebagaimana
digambarkan pada tabel dan grafik di bawah ini :
Rata-
rata
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian pertum
2011 2012 2013 2014 2015
buhan
(%)
1 PENDAPATAN 468.533 508.575 596.607 672.757 782.530 14,50
1.2.1 Dana bagi hasil 30.090 29.393 25.730 17.058 14.743 (12,80)
pajak / bagi hasil
bukan pajak
1.2.2 Dana alokasi umum 300.621 361.181 416.986 457.680 504.388 14,06
1.3.3 Dana bagi hasil 4.965 5.876 6.749 8.549 14.886 30,99
pajak dari provinsi
dan pemerintah
daerah lainnya ***)
1.3.4 Dana penyesuaian 75.869
dan otonomi khusus 42.194 50.661 62.749 81.775 10,90
Sumber Data : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan Dinas Pendapatan Daerah, 2011-2105
III - 2
Meskipun dari segi realisasi total pendapatan terus mengalami
peningkatan dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 akan
tetapi laju pertumbuhan dari realisasi pendapatan tersebut
cenderung menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,65
persen. Persentase laju pertumbuhan setiap tahunnya yaitu pada
Tahun 2011 sebesar 17,56 persen, Tahun 2012 turun menjadi
sebesar 8,55, Tahun 2013 naik menjadi sebesar 17,31 persen dan
menurun menjadi 12,76 persen pada Tahun 2014 dan naik 16,32
persen di Tahun 2015.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
20,00
18,00 17,56 17,31
16,00 16,32
14,00
12,76
12,00
10,00
8,00 8,55
6,00
4,00
2,00
-
2011 2012 2013 2014 2015
III - 3
Tabel 3.2. Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011
s/d Tahun 2015 Kabupaten Majene (Persen)
Sumber Data : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan Dinas Pendapatan
Daerah, 2011-2015
39,03% 54,93%
81,43%
26,31%
45,40% 60,72% 13,24%
25,61% 15,36%
9,29% 6,14%
20,00% 8,86%
19,00% 5,89%
17,18% 4,18%
26,72%
8,24% 12,46%
TAHUN
TAHUN
2011 TAHUN
2012 TAHUN
2013 TAHUN
2014
2015
PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
III - 4
Gambar 3.3. Komposisi Realisasi Rincian Dana Perimbangan
Terhadap Total Dana Perimbangan Tahun 2011 s/d
Tahun 2015 Kabupaten Majene
12,58%
11,93% 13,81%
12,49% 15,82%
7,95%
6,63%
5,01%
3,14%
2,39%
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
93,21%
84,91% 82,97% 82,17%
67,79%
14,74%
4,30% 6,13%
6,10% 11,82% 4,12%
11,05% 11,20%
0,69% 12,34%
3,27%
1,67%
0,50%
1,01%
TAHUN
TAHUN
2011 TAHUN
2012 TAHUN
2013 TAHUN
2014
2015
DANA DESA
III - 5
B. Belanja
Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan
bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib,
urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian
atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Belanja daerah digunakan untuk menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja
perangkat daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran
sesuai dengan prioritas yang ditetapkan.
Belanja daerah sejak tahun 2007 disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dimana belanja daerah
dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan
belanja yang dianggarkan yang terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
Berdasarkan data realisasi pada Tahun 2011 s/d 2015
maka dapat diketahui rata-rata pertumbuhan belanja daerah
kurun waktu tersebut, sebagaimana digambarkan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3.3. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Tahun 2011 s/d Tahun 2015 Kabupaten Majene
(Rp. Juta)
Rata-
rata
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian pertum
2011 2012 2013 2014 2015
buhan
(%)
1 TOTAL BELANJA 458.317 508.534 588.161 668.398 782.709 13,76
III - 6
Rata-
rata
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian pertum
2011 2012 2013 2014 2015
buhan
(%)
1.1.4. Belanja Bantuan 3.385 3.809 2.500 3.148 3.008 (5,20)
Sosial
1.1.5 Belanja Bagi Hasil 317 507 1.648 995 806 45,09
Kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan
Desa
1.1.6 Belanja Bantuan 14.071 11.451 14.080 15.442 35.623 28,88
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten
/Kota dan
Pemerintahan Desa
1.1.7. Belanja Tidak 1.255 786 487 552 1.159 9,22
Terduga
1.2. Belanja Langsung 175.588 200.438 256.955 280.472 321.255 12,90
1.2.1 Belanja Pegawai 15.297 18.993 26.144 43.417 36.854 20,07
1.2.2 Belanja Barang dan 52.287 69.115 99.789 104.836 116.704 15,75
Jasa
1.2.3 Belanja Modal 108.005 112.330 131.022 132.218 167.697 11,29
Sumber Data : Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, 2011 -2015
III - 7
Gambaran komposisi realisasi belanja daerah di Kabupaten
Majene pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 disajikan pada
tabel di bawah ini :
87,27% 93,42%
92,05% Belanja Tidak Terduga
84,05%
79,57%
III - 8
Gambar 3.7. Komposisi Realisasi Rincian Belanja Langsung
Terhadap Total Belanja Langsung Tahun 2011 s/d
Tahun 2015 Kabupaten Majene
61,51%
56,04%
50,99%
52,20%
47,14%
34,48% 38,84%
29,78% 37,38%
36,33%
8,71%
9,48% 15,48%
10,17%
11,47%
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
C. Pembiayaan
III - 9
Tabel 3.5. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Komponen
Pembiayaan Daerah Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Kabupaten Majene
(dalam jutaan rupiah)
1.2.3 Pembayaran
Pokok Pinjaman
III - 10
3.1.2. Neraca Daerah
III - 11
Rata-rata
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun pertum
No URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 buhan
(%)
1.3.4 Jalan , irigasi dan 338.326 375.106 430.573 489.470 572.698 15,69
jaringan
1.3.5 Aset tetap lainnya 2.930 5.635 4.118 4.675 17.885 76,67
III - 12
Rata-rata
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun pertum
No URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 buhan
(%)
III - 13
Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang,
memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada
pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah
daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi
pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa
lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan
sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban
Pemerintah Kabupaten Majene dalam kurun waktu tahun 2011-2015
memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 114,59 persen. Untuk
jumlah ekuitas dana dari tahun 2011-2015 rata-rata pertumbuhan
sebesar 8,35 persen, angka ini menunjukkan trend penurunan
dimana pada tahun 2011 laju pertumbuhan sebesar 13,41 persen
dan pada tahun 2014 minus 15,46 persen. Untuk tahun 2015
jumlah ekuitas dana naik 24,64 persen dari tahun sebelumnya
Analisis Neraca Daerah berupa analisis rasio likuiditas, dan
solvabilitas dan rasio aktivitas adalah sebagaimana tabel dibawah
ini :
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
III - 14
Trend quick rasio mempunyai pola yang sama dengan current
rasio. Meskipun mengalami penurunan pada tahun 2012-2013,
tetapi quick rasio yang meningkat pada tahun 2014 memberikan
garansi bahwa kemampuan Pemerintah Kabupaten Majene dalam
melunasi utang jangka pendeknya terus membaik.
Sumber Data : Diolah dari Data Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, 2016
III - 15
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan menyerap
anggaran belanja khususnya untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
di Kabupaten Majene dari tahun 2013 sampai tahun 2015 cukup
tinggi yaitu lebih dari 50 persen dari total belanja dan pembiayaan
pengeluaran. Hal ini disebabkan masih tingginya anggaran belanja
pegawai khususnya gaji dan tunjangan pada item belanja tidak
langsung. Meningkatnya proporsi belanja pegawai akibat
bertambahnya beberapa komponen belanja pegawai setiap tahun
merupakan salah satu penyebab tingginya anggaran tersebut dan ini
menunjukkan masih minimnya anggaran yang tersedia untuk
anggaran belanja pembangunan sehingga pemenuhan kebutuhan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat masih kurang optimal.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah,
pemerintah pusat terus menghimbau pemerintah daerah agar
persentasi belanja modal terus ditingkatkan sebesar 30 persen
dengan cara berhemat pada belanja pegawai dan belanja barang.
Belanja pegawai ditekan dengan tidak merekrut pegawai baru kecuali
guru, dokter, dan perawat. Belanja barang dihemat dengan
mengurangi perjalanan dinas yang tidak perlu.
Dalam menentukan belanja daerah terdapat tiga elemen
penting, yaitu masyarakat sebagai pemberi amanat, Pemerintah
Daerah, dan DPRD dengan peran dan fungsinya masing-masing
sebagai pelayan masyarakat. Sehingga hakekat anggaran belanja
daerah sebagai perwujudan dari amanat rakyat kepada Pemerintah
Daerah dan DPRD dalam meningkatkan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat. Rencana belanja disusun
berdasarkan pendekatan prestasi kerja (berorientasi pada hasil). Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan
alokasi anggaran. Orientasi belanja daerah diprioritaskan untuk
efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing
Perangkat Daerah (PD).
Peningkatan alokasi belanja yang direncanakan oleh setiap
pengguna anggaran harus diikuti dengan peningkatan prestasi kerja
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja
Daerah diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk
memihak kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi
penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penggunaannya, belanja
daerah harus tetap mengedepankan efisiensi dan efektivitas sesuai
III - 16
dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan
program-program strategis daerah. Penggunaan anggaran untuk
belanja barang dan jasa, berdasarkan pada patokan harga dasar
yang telah ditetapkan dalam HSPK (Harga Satuan Pokok Kegiatan).
Mengacu kepada proyeksi indikator makro ekonomi dan
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, maka strategi-strategi
kebijakan fiskal dalam tahun 2015-2021 akan tetap diarahkan
kepada hal-hal berikut:
(1) Mengoptimalkan peningkatan penerimaan daerah yang berasal
dari sumber-sumber PAD dan Dana Perimbangan;
(2) Meningkatkan efisiensi pengelolaan APBD dari sisi belanja;
(3) Meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi PAD dan Bagi Hasil Pajak yang lebih rasional
dan proporsional;
(4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta, baik
dalam pembiayaan maupun pelaksanaan pembangunan. Cara
yang terakhir ini misalnya dilakukan melalui kerjasama melalui
model kerjasama masyarakat, swasta, dan pemerintah ( public-
private patnership). Cara yang tekahir ini perlu dilakukan
mengingat kemampuan pemerintah daerah di dalam
menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi dan pembangunan
lainnya masih sangat terbatas. Untuk itu, pelibatan masyarakat
dan kelompok bisnis menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.
III - 17
daerah menjadi mutlak dicari agar ketergantungan dan resiko
dapat disebar, mengingat struktur ekonomi di RPJMD
Kabupaten Majene 2016-2021 lebih banyak didominasi oleh
sektor primer. Oleh karena itu, sudah saatnya dirancang
berbagai tindakan yang dapat menggali sumber-sumber
pendapatan daerah yang berbasis pada sektor primer dan mata
rantainya.
III - 18
persen dan tahun 2021 sebesar 2,03 persen. Sedangkan untuk
angka PDRB perkapita kabupaten Majene pada tahun 2015
diasumsikan sebesar 16.767.654 dan di targetkan pada tahun 2021
sebesar 22.775.220 atau mengalami kenaikan selama 5 tahun
sebesar 35,83 persen dengan asumsi rata –rata pertumbuhan
pertahun PDRB perkapita kabupaten Majene sebesar 5,24 persen
Defisit Riil adalah realisasi pendapatan daerah dikurangi
realisasi belanja daerah ditambah dengan pengeluaran pembiayaan
daerah. Defisit riil APBD Pemerintah Kabupaten Majene selama
kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 tersaji dalam
tabel dibawah ini :
3 Pengeluaran
Pembiayaan Daerah 9.335.508.700,00 - 1.200.000.000,00
Sumber Data : Diolah dari Data Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, 2016
III - 19
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
3 Hasil Penjualan
kekayaan daerah - - -
yang dipisahkan
4 Penerimaan
Pinjaman daerah 29.394.515,70 63.133.293,00 65.180.314,71
5 Penerimaan
Kembali pemberian - - -
pinjaman daerah
6 Penerimaan
piutang daerah - - -
7 Penerimaan
Kembali Investasi - -
Non Permanen
Lainnya
Sumber Data : Diolah dari Data Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, 2016
III - 20
daerah. Kapasitas keuangan daerah pada RPJMD Kabupaten Majene
Tahun 2016- 2021 pada dasarnya ditempatkan sejauh mana
daerah mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan
daerah. Berbagai objek penerimaan daerah dianalisis untuk
memahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini.
Kemudian dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi
pendapatan daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima)
tahun kedepan, untuk penghitungan kerangka pendanaan
pembangunan daerah.
Analisis dilakukan berdasarkan pada data dan informasi yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan daerah, antara lain:
(1) Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
(2) Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan lain-lain);
(3) Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
(4) Kebijakan dibidang keuangan negara.
Pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas
utama Kabupaten Majene dalam kurun waktu tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
B Belanja
Langsung 33.734.317.947 46.317.293.880 60.048.539.604 62.024.682.856 70.539.474.208 20,99%
1 Belanja
Operasional 33.734.317.947 46.317.293.880 60.048.539.604 62.024.682.856 70.539.474.208
Rutin 20,99%
(Program Non
Urusan)
C Pembiayaan 0,00%
Pengeluaran - 530.530.600 - - -
1 Pembayaran 0,00%
Pokok Utang 530.530.600
TOTAL (A+B+C) 244.425.909.226 280.521.278.254 309.123.878.065 323.673.478.073 379.236.916.261 11,71%
Sumber Data : Diolah dari Data Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, 2016
III - 21
Tabel di atas memperlihatkan realisasi pengeluaran wajib dan
mengikat yang terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja
Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH, Belanja Bagi Hasil, Belanja Operasional Rutin (Program
Non Urusan) dan Pembayaran Pokok Utang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 11,71 persen. Di Tahun 2015 terdapat belanja dana desa
belanja alokasi dana desa yang termasuk dalam belanja wajib dan
mengikat.
Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
pada tabel di atas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan
anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda
dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan
analisis kerangka pendanaan.
III - 22
Tabel 3.12 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2017 s/d Tahun 2021 Kabupaten Majene
Data Tahun
Dasar Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
No Uraian
(2016) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
(Rp.)
1 PENDAPATAN 868.165.324.265,30 898.542.726.511,44 975.863.481.958,03 1.053.184.237.404,62 1.130.504.992.851,21 1.207.825.748.297,80
1.1 Pendapatan Asli Daerah 58.790.168.898,89 63.511.402.201,50 71.258.511.394,34 79.005.620.587,18 86.752.729.780,02 94.499.838.972,87
1.1.4 Lain-lain PAD yang sah 34.386.448.796,28 33.906.315.158,28 40.120.577.199,19 46.334.839.240,10 52.549.101.281,01 58.763.363.321,91
1.2.2 Dana alokasi umum 518.259.515.000,00 564.319.662.614,00 602.079.614.416,00 639.839.566.218,00 677.599.518.020,00 715.359.469.822,00
1.2.3 Dana alokasi khusus 218.716.740.000,00 191.202.039.333,33 219.381.463.904,76 247.560.888.476,19 275.740.313.047,62 303.919.737.619,05
Lain-lain Pendapatan
1.3 Daerah yang Sah 58.077.670.366,41 60.591.261.054,77 64.165.765.033,97 67.740.269.013,17 71.314.772.992,36 74.889.276.971,56
III - 23
Untuk dapat mencapai angka tersebut Pemerintah Kabupaten
Majene akan terus melakukan upaya optimalisasi pendapatan
daerah melalui Intensifikasi dan Ekstensifikasi. Intensifikasi,
merupakan segala usaha dan upaya yang dilakukan dalam rangka
peningkatan penerimaan pendapatan daerah dengan
mengoptimalkan sumber daya yang sudah ada, tanpa menambah
dan memperluas objek/subjek pendapatan daerah.
Intensifikasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah bagi pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat
b. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada petugas pemungut,
c. Peningkatan mutu pelayanan kepada wajib pajak / wajib
retribusi.
d. Melakukan koordinasi dan evaluasi dengan unit kerja terkait
secara berkesinambungan,
e. Pendataan potensi demi keakuratan data subjek dan objek pajak
dan retribusi, serta uji petik terhadap pos-pos Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah yang bersangkutan.
f. Monitoring, evaluasi dan pengawasan secara intensif terhadap
pendapatan daerah, baik pajak daerah, retribusi daerah dan lain-
lain PAD yang sah.
Ekstensifikasi, merupakan segala usaha dan upaya yang
dilakukan Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan
penerimaan pendapatan daerah dengan cara pendataan ulang
terhadap berbagai obyek dan jenis-jenis pendapatan yang baru dan
penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap
berbagai Peraturan Daerah (Perda) yang sudah tidak sesuai, baik
terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan penyesuaiannya
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Selain upaya-upaya tersebut di atas Pemerintah Kabupaten
Majene juga akan terus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memperluas basis penerimaan. Tindakan yang dilakukan untuk
memperluas basis penerimaan yang dapat dipungut oleh daerah,
yang dalam perhitungan ekonomi dianggap potensial, antara lain
yaitu mengindentifikasi pembayar pajak baru/potensial dan
jumlah pembayar pajak, memperbaiki basis data objek,
memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas penerimaan dari
setiap jenis pungutan, apalagi PBB Sektor Pedesaan dan
Perkotaan sudah menjadi Pajak Daerah.
III - 24
b. Memperkuat proses pemungutan. Upaya yang dilakukan dalam
memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain mempercepat
penyusunan PERDA, mengubah tarif khususnya tarif retribusi
dan peningkatan SDM.
c. Melakukan pembinaan dan mendorong peningkatan potensi dan
kemampuan wajib pajak dan retribusi untuk dapat
melaksanakan kewajibannya.
d. Meningkatkan pengawasan. Hal ini dapat ditingkatkan yaitu
antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara berkala,
memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap
penunggak pajak.
e. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya
pemungutan. Tindakan yang dilakukan oleh Daerah yaitu antara
lain memperbaiki prosedur administrasi pajak melalui
penyederhanaan administrasi pajak, meningkatkan efisiensi
pemungutan dari setiap jenis pemungutan.
f. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang
lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
koordinasi dengan instansi terkait di daerah.
g. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak
dan Retribusi melalui pengembangan dan peningkatan kualitas
prasarana dan sarana pelayanan yang telah dimiliki, apalagi
Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang khusus menangani
telah terbentuk.
III - 25
Tabel 3.13. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Kabupaten Majene
PROYEKSI
Data Tahun Dasar Tingkat Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Uraian (2016) Pertumbuhan
2017 2018 2019 2020 2021
(Rp) (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Belanja Tidak Langsung 393.229.447.898 9,99%
421.749.538.628 448.633.180.856 475.516.823.084 502.400.465.312 529.284.107.540
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 295.706.262.798 7,18% 316.943.373.631 338.180.484.465 359.417.595.299 380.654.706.133 401.891.816.966
2 Belanja Penerimaan Anggota
dan Pimpinan DPRD serta 930.000.000 3,91% 966.377.799 1.002.755.598 1.039.133.397 1.075.511.196 1.111.888.995
Operasional KDH/WKDH
3 Belanja Bagi Hasil
56,44%
1.253.399.500 1.960.792.610 2.668.185.719 3.375.578.829 4.082.971.938 4.790.365.048
4 Belanja Dana Desa
39.907.891.000 40.905.588.275 41.903.285.550 42.900.982.825 43.898.680.100 44.896.377.375
5 Belanja Alokasi Dana Desa
55.431.894.600 60.973.406.313 64.878.469.524 68.783.532.735 72.688.595.945 76.593.659.156
B Belanja Langsung
10,78%
60.617.472.000 67.152.338.569 73.687.205.138 80.222.071.708 86.756.938.277 93.291.804.846
1 Belanja Operasional Rutin
10,78%
(Program Non Urusan) 60.617.472.000 67.152.338.569 73.687.205.138 80.222.071.708 86.756.938.277 93.291.804.846
C Pengeluaran Pembiayaan
Pembayaran Pokok Utang -
III - 26
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
III - 27
Tabel 3.14. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Majene
Proyeksi
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Dikurangi :
III - 28
Tabel 3.14. Kerangka Pendanaan Alokasi Riil Keuangan Daerah Kabupaten Majene
Alokasi
No. Jenis Dana Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1 Prioritas I 40% 167.187.398.546 40% 165.458.857.105 40% 183.162.236.346 40% 200.865.615.586 40% 218.568.994.826 40% 236.272.374.067
2 Prioritas II 36% 150.468.658.692 36% 148.912.971.395 36% 164.846.012.711 36% 180.779.054.027 36% 196.712.095.344 36% 212.645.136.660
3 Prioritas III 24% 100.312.439.128 24% 99.275.314.263 24% 109.897.341.807 24% 120.519.369.352 24% 131.141.396.896 24% 141.763.424.440
III - 29