Anda di halaman 1dari 31

TUTORIAL IN CLINIC

KLIEN DENGAN HEPATOMA

DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMMAD ALKADRIE

RUANG PENYAKIT DALAM (MINGGU KE 5)

KOTA PONTIANAK

DISUSUN OLEH:

1. AUDINA SAFITRI
2. LILY SEFTIANI
3. ULFA MUZLIYATI
4. FITRI RATNAWATI
5. SISKA PUTRI UTAMI
6. MITA WIDYA NINGRUM
7. AVELINTINA BRIGIDA C

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Tutorial In Clinic (TIC)

A. Kasus
Tn.U 57 tahun datang ke rs kota diantar oleh anak dan istrinya pada tanggal 13
Januari 2019 dengan keluhan perut membesar disertai rasa sakit sejak kurang lebih 1
bulan yang lalu. Klien juga mengeluh nyeri di bagian punggung, klien tidak mau
makan serta mengalami penurunan nafsu makan sejak 12 hari sebelum masuk rumah
sakit. BAB (-) kurang lebih 12 hari SMRS, BAK (+) seperti teh pekat, klien tampak
menggunakan pempers. Keadaan umum klien lemah. Klien tidak bisa duduk karena
perutnya yang yang keras dan besar. Klien mengatakan tidak pernah mengalami
kejadian seperti ini sebelumnya. Hasil pemeriksaan lab pada tanggal 13 Januari 2019
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Hemoglobin : 14,8 gr/dl (12.0-15.0 gr/dl)
Leukosit : 19.28 /µL (4.50 – 11.000 /µL)
Trombosit : 244 106 /µL (150.000 – 440.000 /µL)
Hematokrit : 40,7 % (35.0 – 49,0 %)
Eritrosist : 4,61 106 /µL (3.50 – 5.41 106 /µL)
Biokimia
GDS : 121 mg/dl (70-115)
Ureum : 180,0 mg/dl (10-50)
Kreatinin : 1,33 mg/dl (0,5-1,2)
SGOT : 46 U/L (3-38)
SGPT : 48 U/L (3-350
HIV : Non Reaktif
HbsAg : Reaktif
Saat pengkajian pada tanggal 14 Januari 2019 pada pukul 09.00 WIB, Klien
mengeluh perutnya membesar dan nyeri pada perut dan punggungnya kurang lebih 1
bulan SMRS
P : Nyeri saat bergerak
Q: Tertusuk-tusuk
R: Abdomen dan Punggung
S : Skala nyeri 7
T : Terus-menerus
Saat ini klien terpasang IVFD AminoFluid 12 tpm pada tangan kanan, kemudian klien
juga terpasang IVFD Threeways pada tangan kiri yang berisi cairan asering 12 tpm
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15
Tekanan Darah : 105/80 mmHg
Nadi : 68 x/menit,
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36,80C.
Terapi saat ini :
(Terapi IV)
a. Inj. Ceftriaxone 2 gr / 12 jam IV
b. Inj. Metronidazole 500 mg / 8 jam IV
c. Inj. Prosogan 30 mg/ 24 jam IV
d. Inj. Tranexamid Acid 500mg/8 jam IV
e. Inj. Vitamin K 1 amp/ 24 jam IV

(Terapi Oral)

a. Sucralfat 1 C/ 3 jam PO
b. Rebamifid 1 tab/ 8 jam PO
A. STEP 1
Apa yang dimaksud dengan Hepatoma pada kasus diatas ?
Jawaban : Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati primer yang
paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian.
B. STEP 2
1. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari kasus ini ?
2. Apa saja tanda dan gejala yang dapat terjadi pada kasus ini ?
3. Apa penatalaksanaan yang tepat untuk kasus diatas ?
4. Apa saja pemeriksaan penunjang yang tepat selain pemeriksaan lab darah pada kasus
diatas?
C. STEP 3
1. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat diangkat dari kasus ini ?
- Nyeri akut b.d agen cidera biologis
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan massa
tubuh
- Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
- Defisit perawatan diri b.d ketidakadekuatan otot
2. Apa penatalaksanaan untuk kasus diatas ?
Meskipun pendekatan multidispliner terhadap KHS dapat meningkatkan hasil reseksi dan
orthotopic liver transplantation, tetapi kebanyakan penderita tidak memenuhi persyaratan
untuk terapi operasi karena stadium tumor yang telah lanjut, derajat sirosis yang berat, atau
keduanya. Oleh karena itu, terapi non-bedah merupakan pilihan untuk pengobatan penyakit
ini.
3. Apa saja pemeriksaan penunjang yang tepat selain pemeriksaan lab darah pada kasus
diatas?
- USG
- CT – SCAN
- MRI
- Biposi
- Uji Faal hati
- Pemeriksaan darah rutin
D. STEP 4
Skema

Etiologi

HEPATOMA

Patofisiologi

Pemeriksaan Penunjang Manifestasi Klinis Penatalaksanaan

Askep
E. STEP 5
Learning objective
1. Definisi
Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati primer yang
paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Dari seluruh keganasan hati,
80-90% adalah KHS. Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini
adalah virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV).
2. Klasifikasi
Karsinoma hati primer dibedakan atas karsinoma yang berasal dari sel-sel hati (KHS),
karsinoma dari sel-sel saluran empedu (karsinoma kolangioseluler), dan campuran dari
keduanya. Karsinoma juga dapat berasal dari jaringan ikat hati seperti misalnya fibrosarkoma
hati. Secara makroskopis karsinoma hati dapat dijumpai dalam bentuk :
(i) masif yang biasanya di lobus kanan, berbatas tegas, dapat disertai nodul-nodul kecil di
sekitar masa tumor dan bisa dengan atau tanpa sirosis;
(ii) noduler, dengan nodul di seluruh hati,
(iii) difus, seluruh hati terisi sel tumor.
Secara mikroskopis, sel-sel tumor biasanya lebih kecil dari sel hati yang normal,
berbentuk poligonal dengan sitoplasma granuler. Sering ditemukan sel raksasa yang atipik.
Dalam kaitan dengan tumor ganas ini, optimisasi penanganan KHS merupakan suatu
tantangan besar bagi dokter karena frekuensi KHS yang meningkat tajam pada tahun-tahun
terakhir.
3. Etiologi
Didaerah tertentu di Afrika dan Asia Tenggara, hematoma lebh banyak
ditemukan dibandingkan dengan kanker hati metastatik dan merupakan penyebab
kematian utama. Didaerah-daerah tersebut, terdapat angka kejadian infeksi hepatitis
B yang tinggi, yang meningkatkan resiko terjadinya hepatoma.
Infeksi menahun dari hepatitis c juga meningkatkan resio terjadinya hepatoma.
Bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker) tertentu juga mengakibatkan
hepatoma. Didaerah subtropis, dimana hepatoma banyak terjadi, makanan sering
tercemar oleh bahan karsinogenik yang disebut aflatoksin yang dihasilkan oleh
sejenis jamur.
4. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis berupa rasa nyeri tumpul umumnya dirasakan oleh penderita dan
mengenai perut bagian kanan atas, diepigastrium atau pada kedua tempat epigastrium dan
hipokondrium kanan. Rasa nyeri tersebut tidak berkurang dengan pengobatan apapun juga.
Nyeri yang terjadi terus menerus sering menjadi lebih hebat bila bergerak. Nyeri terjadi
sebagai akibat pembesaran hati, peregangan glison dan rangsangan peritoneum. Terdapat
benjolan di aerah perut bagian kanan atas atau di epigastrium. Perut membesar karena adanya
asites yang disebabkan oleh sirosis atau karena adanya penyebaran karsinoma hati ke
peritoneum.
Umumnya terdapat keluhan mual dan muntah, perut terasa penuh, nafsu makan
berkurang dan berat badan menurun dengan cepat. Yang paling penting dari manifestasi
klinis sirosis adalah gejala-gejala yang berkaitan dengan terjadinya hipertensi portal yang
meliputi asites, perdarahan karena varises esofagus, dan ensefalopati.

5. Patofisiologi
Hampir semua tumor di hati berada dalam konteks kejadian cedera kronik (chronic
injury) dari sel hati, peradangan dan meningkatnya kecepatan perubahan hepatosit. Respons
regeneratif yang terjadi dan adanya fibrosis menyebabkan timbulnya sirosis, yang kemudian
diikuti oleh mutasi pada hepatosit dan berkembang menjadi karsinoma hepatoseluler. HBV
atau HCV mungkin ikut terlibat di dalam berbagai tahapan proses onkogenik ini. Misalnya,
infeksi persisten dengan virus menimbulkan inflamasi, meningkatkan perubahan sel, dan
menyebabkan sirosis. Sirosis selalu didahului oleh beberapa perubahan patologis yang
reversibel, termasuk steatosis dan inflamasi; baru kemudian timbul suatu fibrosis yang
ireversibel dan regenerasi nodul. Lesi noduler diklasifikasikan sebagai regeneratif dan
displastik atau neoplastik.(5) Nodul regeneratif merupakan parenkim hepatik yang membesar
sebagai respons terhadap nekrosis dan dikelilingi oleh septa fibrosis.
Selain proses di atas, pada waktu periode panjang yang tipikal dari infeksi (10-40
tahun), genom virus hepatitis dapat berintegrasi ke dalam kromosom hepatosit. Peristiwa ini
menyebabkan ketidakseimbangan (instability) genomik sebagai akibat dari mutasi, delisi,
translokasi, dan penyusunan kembali (rearrangements) pada berbagai tempat di mana genom
virus secara acak masuk ke dalam DNA hepatosit. Salah satu produk gen, protein x HBV
(Hbx), mengaktifkan transkripsi, dan pada periode infeksi kronik, produk ini meningkatkan
ekspresi gen pengatur pertumbuhan (growthregulating genes) yang ikut terlibat di dalam
transformasi malignan dari hepatosit.
Pathway

Virus HCV atau Alkohol


Virus HBV atau HCV
faktor host
atau faktor host
Aflatoxin

P53 bermutasi Inflamasi


Stres oksidatif Sirosis
inflamasi
P53 aktif
Nekrosis
Kemungkinan Perubahan
nekrosis status mental
Proliferasi dan mutasi gen :
kehilangan kontrol modulasi kanker
Regenerasi
pertumbuhan yang relevan
regenerasi memberikan jalur
sinyal

HEPATOSELULER KARSINOMA
6. Penatalaksanaan
Pengobatan non-bedah
Meskipun pendekatan multidispliner terhadap KHS dapat meningkatkan hasil reseksi
dan orthotopic liver transplantation, tetapi kebanyakan penderita tidak memenuhi
persyaratan untuk terapi operasi karena stadium tumor yang telah lanjut, derajat sirosis yang
berat, atau keduanya. Oleh karena itu, terapi non-bedah merupakan pilihan untuk pengobatan
penyakit ini. Beberapa alternatif pengobatan non-bedah karsinoma hati meliputi:
a. Percutaneous ethanol injection (PEI)
PEI dilakukan dengan cara menyuntikkan per kutan etanol murni (95%) ke dalam tumor
dengan panduan radiologis untuk mendapatkan efek nekrosis dari tumor.Tindakan ini
efektif untuk tumor berukuran kecil (<3 cm). PEI tidak dianjurkan. Efek PEI adalah
demam, sakit di daerah suntikan, perdarahan intrahepatik dan perdarahan peritoneal.
b. Chemoembolism
Transcatheter arterial chemoembolism dapat digunakan sebagai terapi lokal (targeted
chemoembolism) atau regional (segmental, lobar chemoembolism) tergantung dari
ukuran, jumlah dan distribusi lesi. Kemoembolisme dianggap terapi baku untuk KHS
yang tidak dapat dilakukan reseksi.
c. Kemoterapi sistemik
Pemberian terapi dengan anti-tumor ternyata dapat memperpanjang hidup penderita.
Sitostatika yang sering dipakai sampai saat ini adalah 5-fluoro uracil (5-FU). Zat ini
dapat diberikan secara sistematik atas secara lokal (intra-arteri).
d. Kemoterapi intra-arterial (transcatheter arterial chemotherapy)
Pengobatan karsinoma hati dengan sitostatika ternyata kurang memberikan manfaat
yang diharapkan. Respon parsial hanya mencapai 25% saja. Oleh karenanya diberikan
sitostatika secara intra-arterial dengan beberapa keuntungan seperti misalnya,
konsentrasi sitostatika lebih tinggi pada target (tumor), mengurangi toksisitas sistemik
dan kontak antara obat dengan tumor berlangsung lebih lama.
e. Radiasi
Terapi radiasi jarang digunakan sebagai terapi tunggal dan tidak banyak perannya sebab
karsinoma hati tidak sensitif terhadap radiasi dan sel-sel hati yang normal sangat peka
terhadap radiasi. Terapi radiasi dengan menggunakan 50 Gy untuk membunuh sel-sel
kanker hati dapat menyebabkan radiation induced hepatitis. Dosis yang diberikan
umumnya berkisar antara 30-35 Gy dan diberikan selama 3-4 minggu.
f. Tamofixen
Tamofixen digunakan pada penderitapenderita KHS dengan sirosis lanjut, tetapi tidak
meningkatkan survival. Tamofixen dapat dikombinasikan dengan etoposide dan
menunjukkan perbaikan serta memberikan toksisitas rendah dan bermanfaat sebagai
terapi paliatif.
g. Injeksi asam asetat perkutaneus
Prinsip dan cara kerja metode ini sama dengan injeksi etanol perkutan, hanya saja zat
yang disuntikkan adalah larutan asam asetat 15-50%. Pemberian pada penderita KHS
dengan tumor yang berdiameter <3 cm menunjukkan survival rate 1 tahun sebesar 93%,
2 tahun sebesar 86%, 3 tahun sebesar 83% dan 4 tahun sebesar 64%. Efek samping tidak
dijumpai.
7. Prognosis
Pada umumnya prognosis karsinoma hati adalah jelek. Tanpa pengobatan, kematian
rata-rata terjadi sesudah 6-7 bulan setelah timbul keluhan pertama. Dengan pengobatan,
hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11- 12 bulan. Bila karsinoma hati dapat dideteksi
secara dini, usaha-usaha pengobatan seperti pembedahan dapat segera dilakukan misalnya
dengan cara sub-segmenektomi, maka masa hidup penderita dapat menjadi lebih panjang
lagi. Sebaliknya, penderita karsinoma hati fase lanjut mempunyai masa hidup yang lebih
singkat. Kematian umumnya disebabkan oleh karena koma hepatik, hematemesis dan
melena, syok yang sebelumnya didahului dengan rasa sakit hebat karena pecahnya karsinoma
hati. Oleh karena itu langkah langkah terhadap pencegahan karsinoma hati haruslah
dilakukan. Pencegahan yang paling utama adalah menghindarkan infeksi terhadap HBV dan
HCV serta menghindari konsumsi alkohol untuk mencegah terjadinya sirosis.
F. STEP 6
Discovery Learning

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Anamnesis

1) Identitas Klien

Nama : Tn. U

Jenis Kelamin : Laki- laki

Usia : 58 tahun

Tanggal Masuk : 13 Januari 2019

Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2019

Diagnosa Medis : Hepatoma

Keluhan Utama : perut membesar di sertai nyeri pada perut dan


punggung

Ds :

- Klien mengatakan nyeri pada perutnya


P : Nyeri saat di bergerak
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : abdomen dan punggung
S : Skala nyeri 7
T : terus-menerus
- klien mengatakan perutnya sakit dan terasa mual
- Klien mengatakan takut dengan keadaan penyakitnya
- Do :
- Klien sesekali tampak meringis kesakitan
- TTV : TD = 80/palpasi mmHgN = 68x/menitRR = 22x/menitT = 36.8 C
- Klien tampak gelisah karena nyerinya dan sesekali memegang perutnya
- Akral klien teraba dingin
2) Riwayat Penyakit Sekarang

- klien mengatakan perutnya membesar dan sakit

- Klien mengeluh nyeri pada perut dan punggungnya

Klien juga mengatakan takut terhadap penyakitnya

3) Riwayat Penyakit Dahulu

- Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun


sebelumnya

4) Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya

2. Pemerikasaan Fisik

1) Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

Nilai GCS : E (4), V (5), M (6)

Tanda-tanda vital : TD: 80/palpasi mmhg, N:68x/m, RR: 22 x/m, dan


suhu 36,8 C

2) B1 (Breathing) : Sesak (+)

3) B2 (Blood)

CRT : <2 detik

Auskultasi Jantung : Suara S1 S2 (+)

4) B3 (Brain)

- Tingkat kesadaran compos mentis

- Kepala tidak terdapat gangguan, simeteris kiri dan kanan, tidak adanya
benjolan atau sakit kepala
- Leher: Tidak terdapat gangguan, simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan
dan kesulitan menelan.
- Wajah: Wajah klien tampak meringis
- Mata: Konjungtiva anemis (-/-), visus normal (+/+), sclera (-/-), Tidak
menggunakan alat bantu.
- Telinga: Tidak terdapat gangguan pada pendengaran, bentuk simetris, tidak
terdapat serumen.
- Hidung: Simetris kiri dan kanan, tidak terdapat polip, pernapasan cuping
hidung (+)
- Mulut dan Faring : Pembesaran tonsil (-), membrane mukosa kering ,lidah
tampak kotor, gigi tidak utuh terdapat caries pada gigi.
- Pemeriksaan fungsi serebral: Status mental baik, kooperatif saat diajak bicara
- Pemeriksaan reflex: reflek bisep : (-), reflek trisep : (-), reflek brakhioradialis
(-)
- Pemeriksaan tonus otot :
 Flaccid : (-)
 Hipotoni: (+)
 Spastik : (-)
 Rigid : (-)
- Pemeriksaan Sensor: Tidak ditemukan kelainan pada sensori
5) B4 (Bladder)
- Klien terpasang DC, keluaran urine klien bewarna kuning pekat seperti teh..
6) B5 (Bowel)
Inspeksi: bentuk simetris,tidak terdapat lesi pada abdomen.
Auskultasi : Bising usus 8 x/m
Palpasi : Nyeri tekan (+)
7) B6 (Bone)
Fraktur (-), dislokasi (-), bentuk simetris, ada oedem dan krepitus pada
ekstremitas atas dan bawah.
8) Kulit
Integritas kulit klien baik. Kulit lembab. Teraba dingin.
Hasil pemeriksaan lab pada tanggal 13 Januari 2019 menunjukan hasil sebagai
berikut:
Hemoglobin : 14,8 gr/dl (12.0-15.0 gr/dl)
Leukosit : 19.28 /µL (4.50 – 11.000 /µL)
Trombosit : 244 106 /µL (150.000 – 440.000 /µL)
Hematokrit : 40,7 % (35.0 – 49,0 %)
Eritrosist : 4,61 106 /µL (3.50 – 5.41 106 /µL)
Biokimia
GDS : 121 mg/dl (70-115)
Ureum : 180,0 mg/dl (10-50)
Kreatinin : 1,33 mg/dl (0,5-1,2)
SGOT : 46 U/L (3-38)
SGPT : 48 U/L (3-350
HIV : Non Reaktif
HbsAg : Reaktif

3. Terapi Medikasi Saat ini :


(Terapi IV)
Inj. Ceftriaxone 2 gr / 12 jam IV
Inj. Metronidazole 500 mg / 8 jam IV
Inj. Prosogan 30 mg/ 24 jam IV
Inj. Tranexamid Acid 500mg/8 jam IV
Inj. Vitamin K 1 amp/ 24 jam IV

(Terapi Oral)

a. Sucralfat 1 C/ 3 jam PO
b. Rebamifid 1 tab/ 8 jam PO
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Agen cidera biologis Nyeri akut


- klien mengatakan
perut dan
punggungnya sakit
P : Nyeri saat di
bergerak
Q : Seperti tertusuk-
tusuk
R : abdomen dan
punggung
S : Skala nyeri 7
T : terus-menerus
DO:
TTV :
TD = 105/80 mmHg
N = 68x/menit
RR = 22x/menit
T = 36,80C
- klien tampak meringis
- perut klien tampak
besar
- klien tampak
memegangi perutnya
2. DS : Penurunan massa tubuh Ketidakseimbangan nutrisi
- klien mengatakan kurang dari kebutuhan tubuh
mual jika
makanan masuk
mulutnya
- klien mengatakan
lidahnya pahit
DO :
- BB SMRS 55 kg,
BB MRS 45 kg
- Klien muntah saat
makan
- Dari mulut klien
keluar cacing
sepanjang kurang
lebih 10 cm
berwarna putih
- Perut klien
tampak membesar
dan keras
3. DS: Oedem ekstremitas Intoleransi Aktifitas
- Klien mengatakan
kaki terasa lemah
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak bedrest
ditempat tidur
- Aktifitas klien
tampak dibantu oleh
keluarga
- Kekuatan Otot:
3 3
3 3
- TTV TD : 80/palpasi
N: 68 x/m
RR : 22 x/m
T : 36,8 0C
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri akut b/d setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Mengetahui
agen cidera asuhan pengkajian nyeri tingkat nyeri yang
biologis keperawatan secara dirasakan pasien
selama 3×24 jam, komprehensif 2. Reaksi ini dapat
diharapkan nyeri 2. Observasi reaksi dijadikan data
klien berkurang. non verbal dari objektif keadaan
Dengan kriteria ketidak pasien
hasil : nyamanan 3. Teknik non
1. Mampu 3. Ajarkan teknik farmakologi :
mengontrol non farmakologi misalnya teknik
nyeri 4. Berikan relaksasi nafas
2. Melaporkan analgesic dalam
bahwa nyeri 5. Menganjurkan 4. Menurunkan nyeri
berkurang. untuk tingkatkan lewat reseptor
3. Menyatakan istirahat nyeri
rasa nyaman 5. Meningkatkan
setelah nyeri kenyamanan
berkurang
4. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
2. Ketidakseimba setelah dilakukan 1. Kaji adanya 1. Mengetahui ada
ngan nutrisi asuhan alergi makanan atau tidak alergi
kurang dari keperawatan 2. Anjurkan klien pada klien
kebutuhan selama 3×24 jam, untuk 2. Untuk tambah
tubuh b.d diharapkan nyeri meningkatkan darah klien
penurunan klien berkurang. konsumsi 3. Agar klien tidak
massa tubuh Dengan kriteria protein dan hipoglikemia
hasil : vitamin 4. Mengisi perut
- Adanya 3. Berikan klien yang
penigkatan substansi gula kosong agar
berat badan 4. Anjurkan tidak terjadi
- Tidak ada makan sedikit perlukaan
tanda tapi sering lambung
malnutrisi 5. Kolaborasi 5. Menentukan
- Menunjukkan dengan ahli gizi jumlah nutrisi
fungsi untuk yang pas untuk
pengecapan menentukan klien
menelan jumlah kalori
- Mampu dan nutrisi
mengidentifika
si kebutuhan
nutrisi
3. Intoleransi setelah dilakukan 1. Observasi tanda- 1. Mengetahui
aktivitas b.d asuhan tanda vital keadaan umum
oedem keperawatan 2. Bantu klien untuk klien
ekstremitas selama 3×24 jam, mengidentifikasi 2. Memudahkan klien
diharapkan nyeri aktivitas yang memilih aktivitas
klien berkurang. mampu dilakukan apa saja yang kira-
Dengan kriteria 3. Bantu klien untuk kira bisa klien
hasil : memilih aktivitas kerjakan
- Tanda-tanda konsisten yang 3. Memudahkan klien
vital dalam sesuai dengan memilih aktivitas
batas normal kemampuan yang bisa ia
- Mampu 4. Bantu klien untuk lakukan
melakukan mendapatkan alat 4. Memudahkan klien
aktivitas sehari- bantu seperti kursi melakukan
hari (ADLs) roda aktivitasnya
secara mandiri 5. Bantu klien atau 5. Memudahkan
- Mampu keluarga untuk membuat jadwal
berpindah mengidentifikasi aktivitas yang bisa
dengan atau kekurangan dalam dilakukan oleh
tanpa bantuan beraktivitas klien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Hari/ Implementasi Hasil Paraf


Keperawatan Waktu
1. Nyeri akut b/d Senin, 1. Melakukan 1. P : Nyeri saat
agen cidera 14 pengkajian nyeri bergerak
biologis Januari secara Q: Tertusuk-
2019 komprehensif tusuk
2. Mengobservasi R: abdomen
reaksi non verbal dan punggung
dari ketidak S : Skala nyeri
nyamanan 7
3. Mengajarkan T : terus-
klien teknik non menerus
farmakologi 2. Klien
4. Memberikan mengatakan
analgesik tidak nyaman
5. Menganjurkan dengan nyeri
untuk yang dirasakan
meningkatkan pada perut dan
istirahat punggungnya
3. Klien tampak
mengerti dan
mengikuti yang
telah diajarkan
oleh perawat
4. Injeksi
tranexamid
acid, PO
sucralfat dan
PO rebamipide
5. Klien berbaring
sampai tertidur.
2. Ketidakseimba Senin, 1. Mengkaji adanya 1. Klien
ngan nutrisi 14 alergi makanan mengatakan
kurang dari Januari 2. Menganjurkan tidak memiliki
kebutuhan 2019 klien untuk alergi pada
tubuh b.d meningkatkan makanan
penurunan konsumsi protein 2. Klien memakan
massa tubuh dan vitamin telur dan
3. Memberikan mendapatkan
substansi gula injeksi vitamin
4. Menganjurkan K
makan sedikit 3. Klien meminum
tapi sering teh manis
5. Berkolaborasi hangat
dengan ahli gizi 4. Klien
untuk mengkonsumsi
menentukan bubur lunak
jumlah kalori dan 5. Klien
nutrisi diperbolehkan
makan makanan
yang lunak
3. Intoleransi Senin, 1. Mengobservasi 1. TD: 80/palpasi
aktivitas b.d 14 tanda-tanda mmHg
oedem Januari vital N: 68x/m
ekstremitas 2019 2. Membantu klien RR: 22x/m
untuk meng T: 36.8 C
identifikasi 2. Klien mampu
aktivitas yang berbaring
mampu terlentang
dilakukan 3. Klien
3. Membantu klien mengatakan
untuk memilih mampu untuk
aktivitas miring kanan
konsisten yang 4. Klien bedrest
sesuai dengan total
kemampuan 5. Klien kurang
4. Membantu klien bergerak yang
untuk mneyebabkan
mendapatkan ekstremitas
alat bantu mengalami
seperti kursi oedem
roda
5. Membantu klien
atau keluarga
untuk meng
identifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
1. Nyeri akut b/d Selasa, 1. Melakukan 1. P : Nyeri saat
agen cidera 15 pengkajian bergerak
biologis Januari nyeri secara Q: Tertusuk-
2019 komprehensif tusuk
2. Mengobservasi R: abdomen
reaksi non dan punggung
verbal dari S : Skala nyeri
ketidak 6
nyamanan T : terus-
3. Mengajarkan menerus
klien teknik non 2. Klien
farmakologi mengatakan
4. Memberikan tidak nyaman
analgesik dengan nyeri
5. Menganjurkan yang dirasakan
untuk pada perut dan
meningkatkan punggungnya
istirahat 3. Klien tampak
mengerti dan
mengikuti yang
telah diajarkan
oleh perawat
4. Injeksi
tranexamid
acid, PO
sucralfat dan
PO rebamipide
5. Klien berbaring
sampai tertidur.

2. Ketidakseimba Selasa, 1. Mengkaji adanya 1. Klien


ngan nutrisi 15 alergi makanan mengatakan
kurang dari Januari 2. Menganjurkan tidak memiliki
kebutuhan 2019 klien untuk alergi pada
tubuh b.d meningkatkan makanan
penurunan konsumsi protein 2. Klien memakan
massa tubuh dan vitamin telur dan
3. Memberikan mendapatkan
substansi gula injeksi vitamin
4. Menganjurkan K
makan sedikit 3. Klien meminum
tapi sering teh manis
5. Berkolaborasi hangat
dengan ahli gizi 4. Klien
untuk mengkonsumsi
menentukan bubur lunak
jumlah kalori dan 5. Klien
nutrisi diperbolehkan
makan makanan
yang lunak
3. Intoleransi Selasa, 1. Mengobservasi 1. TD: 100/60
aktivitas b.d 15 tanda-tanda vital mmHg
oedem Januari 2. Membantu klien N: 96x/m
ekstremitas 2019 untuk meng RR: 20x/m
identifikasi T: 36.6 C
aktivitas yang 2. Klien mampu
mampu dilakukan berbaring
3. Membantu klien terlentang
untuk memilih 3. Klien
aktivitas mengatakan
konsisten yang mampu untuk
sesuai dengan miring kanan
kemampuan 4. Klien bedrest
4. Membantu klien total
untuk 5. Klien kurang
mendapatkan alat bergerak yang
bantu seperti mneyebabkan
kursi roda ekstremitas
5. Membantu klien mengalami
atau keluarga oedem
untuk meng
identifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
1. Nyeri akut b/d Rabu, 1. Melakukan 1. P : Nyeri saat
agen cidera 16 pengkajian nyeri bergerak
biologis Januari secara Q: Tertusuk-
2019 komprehensif tusuk
2. Mengobservasi R: abdomen
reaksi non verbal dan punggung
dari ketidak S : Skala nyeri
nyamanan 6
3. Mengajarkan T : terus-
klien teknik non menerus
farmakologi 2. Klien
4. Memberikan mengatakan
analgesik tidak nyaman
5. Menganjurkan dengan nyeri
untuk yang dirasakan
meningkatkan pada perut dan
istirahat punggungnya
3. Klien tampak
mengerti dan
mengikuti yang
telah diajarkan
oleh perawat
4. Injeksi
tranexamid
acid, PO
sucralfat dan
PO rebamipide
5. Klien berbaring
namun tidak
tidur.

2. Ketidakseimba Rabu, 1. Mengkaji adanya 1. Klien


ngan nutrisi 16 alergi makanan mengatakan
kurang dari Januari 2. Menganjurkan tidak memiliki
kebutuhan 2019 klien untuk alergi pada
tubuh b.d meningkatkan makanan
penurunan konsumsi protein 2. Klien memakan
massa tubuh dan vitamin telur dan
3. Memberikan mendapatkan
substansi gula injeksi vitamin
4. Menganjurkan K
makan sedikit 3. Klien meminum
tapi sering teh manis
5. Berkolaborasi hangat
dengan ahli gizi 4. Klien
untuk mengkonsumsi
menentukan bubur lunak
jumlah kalori dan 5. Klien
nutrisi diperbolehkan
makan makanan
yang lunak
3. Intoleransi Rabu, 1. Mengobservasi 1. TD: 90/60
aktivitas b.d 16 tanda-tanda vital mmHg
oedem Januari 2. Membantu klien N: 88x/m
ekstremitas 2019 untuk meng RR: 22x/m
identifikasi T: 36.2 C
aktivitas yang 2. Klien mampu
mampu dilakukan berbaring
3. Membantu klien terlentang
untuk memilih 3. Klien
aktivitas mengatakan
konsisten yang mampu untuk
sesuai dengan miring kanan
kemampuan 4. Klien bedrest
4. Membantu klien total
untuk 5. Klien kurang
mendapatkan alat bergerak yang
bantu seperti mneyebabkan
kursi roda ekstremitas
5. Membantu klien mengalami
atau keluarga oedem
untuk meng
identifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
EVALUASI

No Diagnosa Hari/ Evaluasi Paraf


Keperawatan Waktu
1. Nyeri akut b/d Senin, S: - klien mengatakan nyeri
agen cidera 14 - P : nyeri saat bergerak
biologis Januari -Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
2019 -R: abdomen dan punggung
-S: skala nyeri 7
-T: terus-menerus
O : keadaan umum : lemah GCS: 15
- klien tampak meringis
- Klien tampak memegang perutnya
A : nyeri akut
P : lanjutkan intervensi 1-5

2. Ketidakseimba Senin, S:
ngan nutrisi 14 - klien mengatakan mual jika
kurang dari Januari makanan masuk ke mulutnya
kebutuhan 2019 - klien mengatakan lidahnya pahit
tubuhb b.d O:
penurunan - klien muntah 2 kali saat sedang
massa tubuh makan
- klien mengeluarkan cacing
(Kurang lebih 10 cm berwarna
putih) dari mulutnya
- lidah klien tampak banyak bercak
putih
- BB SMRS 55 kg, BB MRS 45 kg
A : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
P : lanjutkan intervensi 1-5
3. Intoleransi Senin, S:
aktivitas b.d 14 - Klien mengatakan kakinya lemah
oedem Januari - Klien mengatakan kakinya terasa
ekstremitas 2019 berat saat digerakkan
O:
- klien tampak terbaring lemah
ditempat tidur
- klien tidak mampu untuk
mobilisasi
TD: 80/palpasi mmHg
N: 68x/m
RR: 22x/m
T: 36.8 C
A : intoleransi aktivitas
P : lanjut intervensi 1-5
1. Nyeri akut b/d Selasa, S: - klien mengatakan nyeri
agen cidera 15 - P : nyeri saat bergerak
biologis Januari -Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
2019 -R: abdomen dan punggung
-S: skala nyeri 6
-T: terus-menerus
O : keadaan umum : lemah, GCS: 15
- klien tampak meringis
- Klien tampak memegang perutnya
- Klien sesekali mengerang
kesakitan
A : nyeri akut
P : lanjutkan intervensi 1-5
2. Ketidakseimba Selasa, S:
ngan nutrisi 15 - klien mengatakan mual jika
kurang dari Januari makanan masuk ke mulutnya
kebutuhan 2019 - klien mengatakan lidahnya pahit
tubuhb b.d O:
penurunan - klien terlihat reflek muntah saat
massa tubuh sedang akan disuapkan makan
- klien meminum teh manis hangat,
namun tidak habis segelas
- lidah klien tampak banyak bercak
putih
- BB SMRS 55 kg, BB MRS 45 kg
A : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
P : lanjutkan intervensi 1-5
3. Intoleransi Selasa, S:
aktivitas b.d 15 - Klien mengatakan kakinya lemah
oedem Januari - Klien mengatakan kakinya terasa
ekstremitas 2019 berat saat digerakkan
O:
- klien tampak terbaring lemah
ditempat tidur
- klien tidak mampu untuk
mobilisasi
TD: 100/60 mmHg
N: 96x/m
RR: 20x/m
T: 36.6 C
A : intoleransi aktivitas
P : lanjut intervensi 1-5
1. Nyeri akut b/d Rabu, S: - klien mengatakan nyeri
agen cidera 16 - P : nyeri saat bergerak
biologis Januari -Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
2019 -R: abdomen dan punggung
-S: skala nyeri 6
-T: terus-menerus
O : keadaan umum : lemah GCS: 15
- klien tampak meringis
- Klien tampak memegang perutnya
- Klien tampak agak gelisah
menahan sakit
A : nyeri akut
P : lanjutkan intervensi 1-5
2. Ketidakseimba Rabu, S:
ngan nutrisi 16 - klien mengatakan mual jika
kurang dari Januari makanan masuk ke mulutnya
kebutuhan 2019 - klien mengatakan lidahnya pahit
tubuhb b.d O:
penurunan - klien tidak mau makan
massa tubuh - lidah klien tampak banyak bercak
putih
- BB SMRS 55 kg, BB MRS 45 kg
A : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
P : lanjutkan intervensi 1-5
3. Intoleransi Rabu, S:
aktivitas b.d 16 - Klien mengatakan kakinya lemah
oedem Januari - Klien mengatakan kakinya terasa
ekstremitas 2019 berat saat digerakkan
O:
- klien tampak terbaring lemah
ditempat tidur
- klien tidak mampu untuk
mobilisasi
TD: 90/60 mmHg
N: 88x/m
RR: 22x/m
T: 36.2 C
A : intoleransi aktivitas
P : lanjut intervensi 1-5
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Gontar A. 2006. Penatalaksanaan non bedah dari karsinoma hati. Universa
Medicina Jurnal Vol. 24 No. 1

Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA NIC-NOC edisi revisi jilid 3. Yogyakarta: MediAction Publishing

Anda mungkin juga menyukai