Anda di halaman 1dari 7

Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No.

1/ISSN: 2355-6684 30

Perencanaan Mesin Pengiris Bawang Merah Dengan


Pengiris Vertikal ( Shallot Slicer )
Dengan Kapasitas 1kg/Menit
Wahyono Sapto Widodo 1), Hesti Istiqlaliyah 2)
1
) Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univ. Nusantara PGRI Kediri
2
) Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univ. Nusantara PGRI Kediri
wswidodo.unp@gmail.com
Abstrak - Di era Globalisasi dengan yang semakin hari semakin meningkat
persaingan teknologi yang cukup tinggi, mengharuskan kita bekerja lebih keras lagi
membuat kita harus mampu menciptakan suatu untuk memenuhi kebutuhan itu, sedangkan
inovasi disegala bidang. Dimana hal itu dapat jumlah tenaga yang di hasilkan manusia
mempermudah serta mempersingkat suatu
sangatlah terbatas, sehingga mengharuskan
pekerjaan dengan hasil yang sangat
memuaskan. Salah satunya adalah pengiris kita sebagai calon penerus anak bangsa
bawang merah. Mesin ini banyak dibutuhkan harus mampu menciptakan atau merancang
baik oleh home industri atau pun ibu rumah suatu alat guna menunjang suatu pekerjaan
tangga juga petani bawang itu sendiri untuk sehingga pekerjaan itu menjadi mudah dan
mengolah produknya. Mesin pengiris bawang memperoleh hasil yang maksimal sehingga
merah yang akan dirancang menggunakan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah
pisau pengiris vertikal, menggunakan motor satu alat yang bias kita buat adalah pengiris
listrik dengan pengerak pulley lalu bawang serba guna.
ditransmisikan menggunakan V belt dengan
Produksi dan konsumsi bawang merah
daya 1/2 hp, bahan konstruksi baja dan
stainless steel, kapasitas hopper 1 kg/proses, dan di Indonesia cukup tinggi, khususnya di kota
ketebalan irisan yang akan dihasilkan adalah 1 Kediri, yang sudah barang tentu diperlukan
mm. Pengirisan bawang merah menggunakan suatu cara penanganan maupun pengolahan
alat pengiris bawang merah dengan pengiris pasca panen dari bawang merah tersebut.
vertikal didapatkan kapasitas optimum sebesar 1 Mesin pengiris (slicer) adalah suatu
kg/menit dengan putaran pisau pengiris 560 alat yang dirancang untuk mengiris bahan
rpm pada sudut kemiringan pisau 40 adalah baku menjadi berbentuk tipis sesuai dengan
sudut yang paling baik yang menghasilkan ukuran yang diinginkan yang biasa dikenal
irisan bawang yang seragam dengan ketebalan
dengan pengirisan. Mesin ini dapat
1 mm. Berdasarkan simpulan diatas
perancangan mesin ini dapat direkomendasikan digunakan untuk mengiris segala macam
guna bertujuan pokok untuk mengembangkan bahan baku, seperti : pisang, singkong, ubi,
hasil panen bawang merah agar dapat diolah kentang, wortel, bawang merah, bawang
dengan baik sehingga memudahkan industry putih, kunyit, jahe dll.
kecil yang ada di desa-desa. Slicer berfungsi untuk meningkatkan
proses pemotongan dalam waktu yang relatif
Kata Kunci : Bawang merah, mesin singkat, sehingga para petani tidak lagi
pengiris, pisau, sudut, seragam. merasa rugi dengan hasil panennya yang
tidak dapat diolah semua pada waktunya
I. PENDAHULUAN dikarenakan hasil panennya banyak. Dan
Di dalam kemajuan zaman yang serba disamping itu, para petani tersebut dapat
modern ini setiap manusia dituntut untuk merasakan hasilnya yang lebih baik sebelum
dapat berfikir inovatif dan kreatif guna penggunaan mesin ini. (Tonton O., 2006).
menciptakan suatu alat untuk menunjang
kebutuhan manusia itu sendiri. Sebagai II. LANDASAN TEORI
tindakan yang dilakukan manusia didalam Alat pengiris bawang merah yang akan
memudahkan suatu pekerjaan yang mereka dirancang atau direncanakan untuk
lakukan dan untuk memperoleh hasil yang diproduksi di bedakan berdasarkan dua
sesuai dengan apa yang mereka rencanakan. prinsip kerja, antara lain :
Maka perencanaan mesin sangatlah di 1. Cara kerja manual, apa bila handel
butuhkan di dalamnya. Kebutuhan manusia diputar maka gaya akan diteruskan oleh
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 31

penghubung kepada poros utama


menuju ke roda pisau. Karena antara III. METODE PENELITIAN
roda pisau potong berhubungan dengan
poros utama maka roda pisau juga akan
berputar bersama-sama dengan poros
utama, dimana pada poros utama akan
digerakan dengan handel. Karena pada
piringan yang berputar, maka pisau
yang terpasang pada piringan menyayat
bawang merah yang ada ditabung
pemasukan. Hasil sayatan akan jatuh
kebak penadah.
2. Cara kerja motor, mesin ini digerakkan
oleh motor listrik pada poros motor
dipasang pulley driver, dan poros utama
terpasang pulley driven dan pulley
dihubungkan dengan sabuk V belt
sehingga bila motor dihidupkan maka
pulley driver akan berputar dan akan
memutar pulley driven. Karena kedua
pulley terpasang pada poros motor dan
poros utama juga akan ikut berputar,
dimana pada poros utama terpasang
piringan berputar maka pisau juga akan
ikut berputar. Sehingga piringan yang Gambar 1. Gambar Alur Penelitian
sudah terpasang pisau tersebut akan
menyayat bawang merah yang ada
ditabung pemasukan dan hasil sayatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
jatuh kebak penadah (Sugiantoro, Perhitungan Putaran pengiris Bawang Merah
2002). Perhitungan ini digunakan sebagai
Bahan atau alat yang digunakan pada langkah awal untuk menganalisa komponen-
mesin pengiris bawang merah yang komponen pada mesin pengiris bawang
menggunakan penggerak motor listrik merah.
diketahui penggunaan motor listrik dengan Data perencanaan.
daya maksimum 0,25 – 1,00 hp (putaran Kapasitas mesin pengiris bawang merah (Q)
1400 rpm), bahan baku dari hopper, pisau, : 1 kg/menit
dan pully terbuat dari stainless steel serta Tebal bawang merah hasil pemotongan ( )
rangka dan frame terbuat dari besi atau baja. : 1 mm
Pada mesin pengiris bawang merah, posisi Masa jenis bawang merah ( ) :
bawang merah pada waktu mengalami
proses pengirisan dilakukan secara
horizontal, masuk ke dalam ruangan Asumsi Gaya pisau perajang : 5 kg
pengirisan. Kecepatan putaran optimal dari Panjang bawang merah rata-rata : 30
pisau adalah 100 – 200 rpm. mm
Diameter bawang merah rata-rata : 7,5
mm
Jari-jari disk : 102,5 mm
Volume Bawang Merah Rata-rata
Dimana :
r = Jari-jari bawang merah rata-rata = 25
mm
= Panjang bawang merah rata-rata = 30
mm
Sehingga :
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 32

sesuai dengan daya yang dibutuhkan mesin


pengiris. Daya rencana ini dipengaruhi oleh
Jumlah Putaran Untuk Menghabiskan 1 faktor torsi dan putaran pengiris, yang dapat
Butir Bawang Merah dihitung dengan:
Torsi Pada Disk Pengiris (T)
Dimana :
F dicari dengan menggunakan
= Panjang bawang merah rata-rata = 30 percobaan untuk mengiris bawang merah
mm dibutuhkan berapa beban untuk mengiris
= Tebal bawang merah hasil bawang merah sampai terpotong :
pemotongan = 1 mm
Sehingga : ercobaan pertama bawang merah
terpotong dengan beban : 4,87 kg

ercobaan kedua bawang merah


terpotong dengan beban : 4,99 kg
Masa Satu Butir Bawang Merah
Dimana : ercobaan ketiga bawang merah
= Masa jenis bawang merah = terpotong dengan beban : 5 kg
Jadi saya mengambil rata-rata dari hasil
tersebut adalah: 5 kg
= Volume bawang merah rata-rata =
Dimana :
T = Torsi pada disk pengiris
Sehingga : F = Faktor percobaan ketiga mengiris
bawang merah = 5 kg
= r = jari-jari disk = 102,5 mm
= 183,24 g/butir Sehingga :
Jumlah Bawang Merah Untuk Kapasitas 1 T =F.r (Sularso, 1987 : 7)
kg/menit T = 5. 102,5
T = 512,5 kg.mm
Dimana :
Daya Yang Dibutuhkan Mesin Pengiris
= Kapasitas mesin pengiris bawang Bawang Merah (P)
merah = 1 kg/menit Dimana :
= Masa satu butir bawang merah = T = Torsi Pada Disk Pengiris = 512,5
183,24 g/butir kg.mm
Sehingga : = Kecepatan putaran pisau = 560 rpm
Sehingga :
(Sularso, 1987 : 7)
=
= 5.4 /butir bawang merah/menit =
Putaran Pengirisan = 0,29 KW
Maka untuk merencanakan agar Pd = 𝑓c.P (Sularso, 1987 : 7)
memenuhi kapasitas 1 kg/menit kita Pd = 1,0.0,29
memerlukan putaran pengiris sebesar: Pd = 0,29 KW
Dimana : Fc = faktor koreksi 1,0
r = Jari-jari disk = 102,5 mm Daya Motor
= Jumlah bawang merah untuk Dimana daya yang digunakan untuk
kapasitas 1 kg/menit = 5,46 menggerakkan utama adalah motor dari
Sehingga : perhitungan teoritis 0,29 KW, maka
perencanaan menggunakan motor listrik
= 102,5. 5,46 yang sudah tersedia di pasaran yang
= 560 rpm mendekati perhitungan daya teoritis, yaitu
motor listrik dengan daya ½ Hp atau 0,37
Perhitungan Daya Mesin
KW
Daya rencana pengirisan ini dicari
untuk memenuhi besar daya motor yang
Perhitungan Pulley
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 33

Perhitungan untuk menentukan diameter b. Jarak sumbu kedua poros


Pulley (dp2) pada poros pengiris sebenarnya (C)
Diameter pulley motor : 50 mm b = 2L – (Dp + dp)
Putaran motor penggerak : 1400 (Sularso, 1987 : 170)
putara/menit = 2.1321[mm] – 𝞹.(125 +
Dimana : 50)(mm)
= Putaran pertama = 2092 [mm]
= Diameter pulley motor
= Putaran kedua
= Diameter pulley yang digerakkan = 510 (mm)
Sehingga : jadi jarak sebenarnya sumbu kedua
poros (C) adalah 510 (mm)
c. Sudut kontak

=
= 125 mm
Perhitungan Sabuk-V d. Kecepatan Linier Sabuk-V
Sabuk yang digunakan untuk Dimana :
mentrasmisika putaran dari pulley motor = Jari-jari = 3,14
atau pulley 1 ke pulley 2 pada perencanaan = Diameter pulley motor =
mesin ini adalah jenis sabuk-V. pemilihan
50 mm
sabuk tersebut bertujuan untuk memperkecil
= Putaran motor penggerak
terjadinya slip pada saat mentransmisikan
daya dan putaran. Pada alat ini sabuk-V = 1400 rpm
yang digunakan adalah sabuk-V dengan Sehingga :
penampang A
Diketahui data-data perencanaan sebagai
berikut:
Diameter pulley motor (dp) = 50 mm
Jarak antara sumbu poros pada pulley yang = 3,66 (m / sec)
direncanakan (C) = 520 mm e. Koefisien Gerak
Putaran pulley penggerak = 1400 rpm
Diameter pulley II = 125 mm
Putaran pulley pengiris = 560 rpm Gambar 4.1 GambarKerja
a. Panjang sabuk yang
dibutuhkan untuk menstransmisikan
pulley driver dan pulley driven yang f. Perhitungan Gaya Pada Sabuk
digerakkan.
Diketahui:
Gaya yang terjadi pada tiap-tiap
sabuk (F1 dan F2)
Daya yang direncanakan
(Sularso, (Pd)
1987 : 170) = 0,29
Kecepatan linier sabuk-V
= 3,66 (m/det)
P=

Panjang sabuk yang dibutuhkan


adalah 1317,7 (mm), dari tabel standart
sabuk-V dipilih panjang 1321 (mm) atau 52
(inch).
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 34

F2 = Sisi kendor
F1-F2 = F1
sabuk = 0,1
F1-F2 = F1. Wi = Berat Pulley =
0,5
8,1 (Kg) = F1 . 0,98
Sehingga:
F1 = W2 = F1 + F2 + Wi
= 8,26 kg = 8,18 + 0,1 + 0,5
= 8,78 kg
F2 = F1 - 8,1 (kg) ΣMA = 8,28.30
= 8,26 - 8,1 RB.230 – 5,8 . 310 = 8,28 . 30
= 0,1 kg
g. Daya Yang Ditranmisikan
Oleh Sabuk (P1) = 8,89 kg
Po = ΣMB = 5,8.80
(Sularso, 1991 : 171)
RA . 30 – 8,28 . 260 = 5,8 . 80

11,37 + 5,8 = 8,89 + 8,28


h. Jumlah Sabuk Yang MA = 8,28 . 30 = 248,4
Digunakan MB = 248,4 – 3,1 .230
N = Daya motor / daya tiap = - 464
sabuk (Sularso, 1991 : 173) M = - 464 + 5,8.80 = 0
N = Dari perhitungan dan diagram diatas dapat
diambil momen bending yang paling besar
N = yang bekerja pada poros adalah 464 kg.mm
= 1 Sabuk Bahan Poros
0,96 = faktor koreksi Dalam batang poros, bahan yang akan
Daya Yang Ditransmisikan digunakan adalah:
Daya output motor harus dikalikan Bahan baja difinisi dingin,
faktor koreksi mengingat adanya faktor S 45 C-D
keamanan dalam perencanaan jika faktor Kekuatan tarik = 60
koreksi (Fc) diambil 1,0 maka daya rencana kg/
(Pd) adalah: Tegangan Geser Yang Diijinkan
P = 0,29 kW
Pd = P . Fc
= 0,29 . 1 Dimana:
= 0,29 kW = Kekuatan tarik = 60 kg/
Momen Puntir Rencana (T) = Faktor keamanan dari
kelelahan puntir = 6.0
= Faktor keamanan dari
kelelahan permukaan = 3.0
Sehingga:

Momen Lentur Poros


Total beban yang bekerja pada
=
poros:
Beban pisau dan poros W1 = 3,33 kg/
= 8,28 kg
Beban Pulley W2 = F1 + Diameter Poros
F2 + Wi
Dimana:
F1 = Sisi tarik sabuk
= 8,18 kg Dimana:
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 35

= Faktor kejut bentuk, X = Faktor radial = 0,56


untuk lentur = 2,0 Y = Faktor Aksial = 1,45
= Faktor kejut dan Fa = Baban Aksial = 0
lentur , untuk torsi = 1,5 Fr = Beban radial = beban
= Momen bending yang total yang bekerja pada
bantalan poros:
terbesar yang bekerja
Fr = W + WP + Wi
pada poros 464
= 4,05 + 2,46 + 0,5
kg.mm
= 7,01 kg
= Momen puntir rencana Sehingga:
= 504,39 kg/mm Pr = ( X . V . Fr) + (Y . Fa)
Sehingga: = (0,56 . 1 . 7,01) + (1,45 .
0)
= 3,92 kg
Umur Bantalan Yang Direncanakan
Direncanakan umur 2 tahun dengan
15 mm
jam kerja per hari 8 jam, bila diasumsikan 1
Kebutuhan diameter minimal tahun 365 hari kerja, maka:
poros aman H =j.T.h
digunakan. Poros yang = 8 . 2 . 365
digunakan pada mesin 15 mm. = 5840 jam
Ukuran Bantalan
Perhitungan Bantalan Dengan perhitungan beban yang ada
Poros ditumpu oleh dua buah bantalan pada bantalan serta diameter poros, maka
A dan titik B diambil dua buah bantalan tipe bantalan yang sesuai dengan ukuran
yang sama karena diameter tumpuan hampir dimensi sebagai berikut:
sama besarnya, gaya yang bekerja pada - Nomor bantalan : 6002
bantalan adalah gaya radial yang timbul - Diameter (d) : 15mm
karena putaran poros pada saat mesin - Diameter (D) : 32mm
bekerja, oleh sebab itu dipilih bantalan pola - Lebar Bantalan (B) : 9 mm
gelinding dalam satu baris untuk diameter - Jari-jari (r) : 7,5 mm
poros. Kapasitas nominal:
Gaya pada sisi tarik dan sisi kendor: - Dinamis spesifik ( c )
W = Wi . (F1 – F2) : 440 kg
= 0,5. ( 8,18 – 0,1) - Statis spesifik ( co ) : 263 kg
= 4,05 kg Faktor Kecepatan
Gaya berat poros:

Dimana:
D = Diameter poros = 15
mm
L = Panjang poros = 360
mm Faktor Umum Bantalan
M = Massa jenis =
h = .
Sehingga: =
Wp = = 43,77
= 2,46 kg Faktor Nominal Bantalan
Beban Radial Ekivalen Spesifik Lh = 500 . Fh
Pr = X . V . Fr + Y . Fa = 500 . 43,77
Dimana: = 21885 jam
V = Faktor yang bergantung Faktor Keandalan Umur Bantalan
pada bantalan yang
berputar dan cincin Dimana:
dalam yang berputar = 1
= Faktor keandalan 96 % = 0,53
Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 36

= Faktor bahan = 1 B. Hasil irisan bawang tanpa menggunakan


= Faktor kerja untuk kondisi lorong pada hooper dan pendorong
normal = 1 adalah irisan yang hancur dan lama,
Sehingga: karena tidak ada tekanan pada bawang
Ln = a1 . a2 . a3 . Lh menuju pisau.
= 0,53 . 1 . 1 . 21885 C. Sudut optimum pengirisan adalah 40o
= 11599,05 dengan waktu pengirisan selama 1
Dalam hal ini perencanaan bantalan menit untuk 1kg bahan baku.
memenuhi syarat karena:
a. Umur normal bantalan DAFTAR PUSTAKA
lebih besar dari umur yang Departemen Pertanian., 1998, Budidaya
direncanakan (21885>5840) Bawang Merah dan Bawang Putih, BIP
b. Faktor keandalan umur Jawa Barat,Lembang.
bantalan lebih besar dari umur
yang direncanakan Holowenko, A.R., 1996, Dimensi
(11599,05>5840) Permesinan, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta

V. KESIMPULAN Koswara, S., 1992, Teknologi Pengolahan


A. Hasil uji coba mesin pengiris bawang Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu,
merah dapat dilihat pada Tabel 5.1. Pustaka SinarHarapan, Jakarta.
Hasil Pengujian Mesin Pengiris Bawang
Dengan Bahan Baku/kg Kurni, Rs. And Gupta, J.K., 1982, A Text
Sumber : Analisa Data Mengunakan Slicer Book Of Machine Design, Eurasi Publishing
Manual Hause LTD, New Delhi.
Tebal
Waktu Rahmat, S., 2008, Optimasi Kapasitas
Irisan Ket.
(mnt) Pengirisan yang Baik pada Bawang merah
(m)
Irisan Besar Dengan Mesin Pengiris Bawang
3 1.67 0.0002
tipis Merah Vertikal, Fakultas Teknik Universitas
Irisan Diponogoro, Semarang.
4 1 0,001
sesuai
Irisan Spotts, M. F., 1985, Design of Machine
5 0.89 0,015
Tebal Element, Six Edition, India.

Sugiantoro., 2002, Mesin Perajang Umbi


Singkong Multiguna, Universitas
Muhammadiyah, Malang.

Sularso, Kyokasu Suga., 1997, Dasar


Perencanaan Dan Pemilihan Element
Mesin, Pradya Paramita, Paramita, Jakarta.

Tonton, O., 2006, Studi Rancang Bangun


Mesin Pengiris (Slicer) Dengan Mata Pisau
Datar Untuk Kerupuk Udang Dalam Usaha
Pengembangan Teknologi Pangan,
Universitas Pasundan, Bandung.

Wiriaatmadja, Sutedja., 2002, Pengiris dan


Pemotong, PT. Usaha Sistem Informasi Jaya
(USI), Jakarta

Gambar 2.
Hasil pengujian mesin pengiris bawang

Anda mungkin juga menyukai