Abstract
Talas semir is superior commodity in Sumedang. Talas semir can be made into various
type of snacks such as chips. The best quality of Talas semir chips can be produced by using
the best cutting machine. Based on some experiment results of the cutting machine for
producing talas semir chips, the design of cutting machine was not ergonomic. The machine
was uncomfortable to be operated. This study aims to designing and creating the ergonomic
cutting machine for producing talas semir chips. This machine consists of cutter, operator seat,
product holder, axis of cutter disk, electric motor and transmission systems including belt and
pulley. Based on the experiment, the theoretical and actual machine capacity are 47 kg/jam
and 38 kg/jam, respectively. Whereas, the efficiency of this machine is 81%. By using this
machine, the best quality of talas semir chips is produced aproximately 80% and 530 watt
power is required.
Keywords: talas semir, Sumedang, cutting machine, talas semir chips
67
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
adalah 183 kg/jam [3]. Mesin pengiris umbi d) Mesin pengiris menggunakan penggerak
tipe horizontal yang digerakkkan dengan mula motor listrik 1 PK sehingga
motor listrik 0,5 HP pada putaran piringan menghasilkan irisan talas sesuai
pisau 473 rpm menghasilkan irisan dengan kebutuhan konsumen.
ketebalan 1 mm sebanyak 147 kg/jam. Umbi e) Alat yang dirancang mudah di bongkar
– umbian yang dapat dipotong memiliki pasang untuk kepentingan perawatan
diameter maksimal 75 mm akan alat.
menghasilkan irisan dengan kualitas baik
sebanyak 66,97% [4]. Beberapa penelitian Rancangan Fungsional
tersebut belum memperhatikan aspek Fungsi utama dari alat pengiris talas
kenyamanan dari operator sehingga adalah untuk mengiris talas hingga pipih
penelitian ini bertujuan melakukan rancang sesuai ukuran yang diinginkan. Untuk
bangun mesin pengiris talas yang ergonomi. memenuhi fungsi utama maka diperlukan
fungsi penunjang yaitu Hoper dan piringan
METODOLOGI PENELITIAN pisau pengiris. Pada fungsi pendorong dan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan pengarah talas diperlukan hoper pemasukkan
April 2016 sampai dengan November 2016. dan pada proses pengirisan talas diperlukan
Penelitian ini bertempat di Laboratorium Alat piringan dan pisau pengirs sehingga talas
dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi dapat teriris sesuai ukuran yang diharapkan.
Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran,
Jatinangor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Strukutural
peralatan dan kelengkapan laboratorium Hasil desain alat pengiris talas dengan
serta bengkel, antara lain sebagai berikut: motor listrik dibagi menjadi 4 bagian yaitu
a. Mesin bubut Rancangan Rangka Alat dan Dudukan Kursi
b. Mesin potong dan lipat logam Seperti pada Gambar 1. Rancangan rangka
c. Multimeter dudukan motor listrik dan piringan pengiris.
d. Clamp on meter Setelah rancangan ketiga unit alat tersebut
e. Tachometer, dll. selesai maka kemudian digabung menjadi
Sedangkan bahan dan komponen yang satu kesatuan alat dengan harapan dapat
digunakan antara lain adalah: menghasilkan irisan talas sesuai ukuran
a. Besi plat yang diinginkan.
b. Besi siku
c. Motor listrik
d. Mata pisau baja
e. Kabel listrik, dll
Penelitian ini menggunakan metode
rekayasa (engineering) yaitu melakukan
suatu kegiatan perancangan (design) yang
tidak rutin sehingga terdapat suatu kontribusi
yang baru baik dalam proses maupun bentuk.
68
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
Pd = fc × P (2)
Dimana :
Pd = Daya yang direncanakan (kW)
fc = Faktor koreksi daya
Gambar 2 Unit Transmisi dan Pisau Pengiris P = Daya nominal output motor penggerak
(kW)
Adapun bahan baku terbuat dari besi
dan khusu untuk pisau pengiris terbuat dari Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan
stainless steel adapun posisi operator tepat
Ditransmisikan, fc [5].
didepan piringan pengiris seperti yang
Daya yang akan fc
disajikan pada Gambar 2.
ditransmisikan
Daya rata-rata yang 1,2 – 2,0
Analisis Teknik Pengiris Talas
Analisis teknik yang dilakukan terhadap diperlukan
mesin pengiris talas meliputi: analisis Daya maksimum 0,8 – 1,2
kebutuhan daya penggerak, transmisi daya, yang diperlukan
pin, analisis bantalan (bearing), kekuatan Daya normal 1,0 – 1,5
rangka, dan kekuatan las. Analisis teknik (Sularso dan Suga, 1997)
bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan
dari setiap komponen mesin yang dilakukan Momen puntir (momen rencana) dapat
dengan cara perhitungan secara teoritis dan dihitung menggunakan Persamaan 3 [5].
pengamatan langsung yang terjadi di
P
lapangan. T = 9,74 × 105 nd (3)
1
Tl
P = Daya yang dibutuhkan (watt) θ = 584 (4)
N = Jumlah putaran puli (RPM) G d4
Mt = Momen puntir (Nm)
Dimana :
b) Analisis Poros = Defleksi puntiran (0)
Analsis yang dilakukan pada poros yaitu d = Diameter poros (mm)
mengenai ukuran (diameter) poros serta l = Panjang poros (mm)
kekuatan poros dalam menyalurkan daya. T = Momen Puntir (kg.mm)
Poros menerima beban puntir dan beban G = Modulus geser (8,3 x 103) (kg/mm2)
69
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
70
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
𝐹 = 𝜏𝑎 𝐴 (11) Dimana :
fn = Faktor kecepatan
Dengan : n = Putaran poros
A = Luas spi, b x t (m 2)
F = Gaya (N) Sedangkan perhitungan faktor umur untuk
𝑎 = Normal / Allowable shear stress, 25 bantalan dapat dihitung dengan Persamaan
Mpa 15 [5].
Fh = fn
C (15)
d) Analisis Bantalan Pr
Bantalan merupakan elemen mesin
Dimana :
yang dapat menumpu poros berbeban,
fh = Faktor umur
sehingga putaran atau gerakan bolak
C = Beban nominal dinamis spesifik (kg)
baliknya dapat berlangsung secara halus,
Pr = Beban ekuivalen dinamis (kg)
aman, dan panjang waktu pakainya. Bantalan
harus cukup kokoh untuk memungkinkan
Umur nominal untuk bantalan dapat dihitung
poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan menggunakan Persamaan 16.
dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi
dengan baik maka prestasi seluruh sistem
Lh = 500. fh3 (16)
akan menurun atau tak dapat bekerja dengan
semestinya [5].
e) Analisis Kekuatan Rangka
Beban yang ditopang oleh poros ketika
Rangka berfungsi sebagai penahan
proses pengupasan berlangsung merupakan
beban yang berada di atasnya dimana
gabungan dari beberapa berat antara lain
rangka tersebut akan mengalami defleksi dan
beban puli, roda gigi dan tegangan tali. Nilai
lengkungan sebagai akibat dari beban yang
beban tersebut dapat dihitung dengan
ditopangnya. Analisis rangka dihitung
menggunakan Persamaan 12 [5].
berdasarkan lendutan dan beban kritis yang
diizinkan. Beban yang dapat ditopang oleh
Fr = w1+w2+w3+ w4 (12)
baris menggunakan persamaan 17 [6].
Beban tersebut merupakan beban radial
yang bisa dihitung dengan menggunakan PL3
= (17)
Persamaan 13 [5]. 48 EI
Pr = fw x Fr (13) Dimana:
= Lendutan yang diizinkan (mm)
Dimana : P = Beban yang bekerja pada rangka (kg)
Pr = Beban radial yang ditumpu L = Panjang kolom baris (mm)
Fw = Faktor beban, nilainya sebesar 1,1-1,3 E = Modulus elastisitas rangka (kg/mm 2)
untuk kerja biasa I = Momen inersia rangka (mm 4)
Fr = Beban radial yang dibawa poros
71
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
Kemudian lendutan yang terjadi akibat Uji Kinerja Mesin Pengiris Talas
dari beban yang ditopang oleh rangka Indeks Performansi
dibandingkan dengan lendutan izin yang Indeks performansi mesin pengiris talas
dapat dihitung menggunakan Persamaan 18. ialah perbandingan antara jumlah hasil irisan
1 talas yang utuh (tidak rusak) dengan total
izin = L1 (18) keseluruhan. Adapun jumlah total hasil irisan
300 talas sebanyak 150 irisan talas, dengan
jumlah irisan talas yang patah atau tidak
e) Analisis Kekuatan Las sesuai ukuran sebanyak 30 irisan dan jumlah
Pengelasan adalah metode pengikat yang utuh sebanyak 120 irisan. Sehingga
logam dengan leburan. Terdapat dua tipe indeks performansi mesin pengiris talas
utama las yaitu las temu dan las sudut. dapat dihitung dengan menggunakan
Kekuatan las ini dapat menopang beban Persamaan 20.
rangka jika kekuatan las temu lebih besar
dari gaya yang bekerja pada rangka [6]
Pu
seperti pada Persamaan 19. PI x 100% (20)
Pt
F≤τxtxl (19) 120
PI x 100%
150
Dimana :
PI = 80 %
F = Gaya yang bekerja pada rangka (N)
τ = Tegangan izin (N/m 2)
Nilai indeks performansi mesin pengirs talas
t = Tebal bidang las (m)
yang mencapai 80 % menunjukkan bahwa
l = Panjang bidang las (m).
hasil pengirisan talas mesin tersebut sudah
cukup baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kapasitas Pengirisan
Mesin Pengiris Talas Semir Hasil
Kapasitas mesin pengiris talas
Rancangan
menunjukkan banyaknya jumlah irisan talas
Mesin pengiris talas hasil rancangan
yang dihasilkan oleh pengiris talasa per
terdiri atas beberapa bagian diantaranya
satuan waktu tertentu. Kapasitas pengirisan
pisau pengiris, kursi operator, luaran hasil
talas terbagi menjadi dua yaitu kapasitas
irisan, poros piringan pisau pengiris,motor
teoritis pengirisan dan kapasitas aktual
listrik, transmisi belt dan pulley seperti dapat
pengirisan. Perbedaan antara kapasitas
dilihat pada Gambar 3.
teoritis pengirisan dengan kapasitas aktual
Poros piringan
pisau pengiris pengirisan terletak pada waktu yang
digunakan untuk satu kali pengirisan.
Kursi
Kapasitas teoritis (Kt) merupakan
operator banyaknya talas yang dihasilkan dalam
Transmisi
belt &
setiap pengirisan dibagi dengan waktu rata-
pulley rata pada setiap pengirisan, tanpa
Motor memperhitungkan waktu yang digunakan
listrik untuk persiapan bahan dan persiapan alat.
Sedangkan kapasitas aktual (Ka) adalah
banyaknya talas yang dihasilkan dalam
setiap pengirisan dibagi dengan waktu total
Rangka mesin Luaran hasil
irisan yang digunakan untuk setiap pengirisan talas.
Gambar 3 Mesin Pengiris Talas Semir Waktu yang dibutuhkan untuk mengiris
talas dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan
72
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
73
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.8, No.2 Tahun 2017: 67 – 74 ISSN 2477-6041
[5] Sholeh M., Pratama G.H., Pratama H.Y., [6] Sularso dan Kiyokasu, Suga. 1997.
dan Apair R.Y. 2012. Rancang Bangun Dasar Perencanaan dan Perancangan
Prototype Pengiris Umbi. Koswara, S. Elemen Mesin. Cetakan
2013. Pengolahan Umbi Talas. Kesembilan.Pradnya Paramita. Jakarta.
Southeast Asian Food and Agricultural [7] Singer, F. L., Andrew, P. and Darwin, S.
Science and Technology (SEAFAST) 1995. Kekuatan Bahan (Teori
Centre Research and Community Service kokoh_strenght of Material). Edisi Ketiga.
Institution, Bogor Agricultural university. Erlangga. Jakarta.
74